Anda di halaman 1dari 61

PETUNJUK TEKNIS

BANTUAN PENCIPTAAN WIRAUSAHA


BARU MELALUI PEMBERDAYAAN
TENAGA KERJA MANDIRI

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
TAHUN 2019
PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja
Mandiri yang dilaksanakan melalui bantuan pemerintah diperlukan buku petunjuk
teknis.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan mengoptimalkan


potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang masih dapat
dikembangkan sebagai peluang peningkatan pendapatan, aksebilitas masyarakat
dan peningkatan perekonomian lokal.

Agar dapat pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
arahan kebijakan nasional yang telah ditetapkan, maka diperlukan petunjuk teknis
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksana program di daerah maupun
stakeholders yang memiliki kepentingan terhadap kegiatan tersebut.

Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan bantuan pemerintah


untuk penciptaan wirausaha baru tenaga kerja mandiri tahun 2019, yang
menjelaskan tatacara seleksi peserta, pelaksanaan pembekalan, pengadaan
bantuan sarana usaha, pencairan bantuan, pelaporan, monitoring dan tatacara
evaluasi.

Dengan diterbitkannya petunjuk teknis ini diharapkan bantuan pemerintah untuk


penciptaan wirausaha baru tenaga kerja mandiri tahun 2019 dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien dan menghasilkan output sebagimana diharapkan serta
tertib administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja,

Ir. Maruli A Hasoloan, MA.,Ph.D.


Nip. 19590608 198603 1 001

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ................................................................................................... 4
C. Maksud dan Tujuan........................................................................................ 5
D. Ruang Lingkup ................................................................................................ 5
E. Sasaran ............................................................................................................ 6
F. Pemberi Bantuan ........................................................................................... 6
G. Penerima Bantuan ......................................................................................... 6
H. Bentuk Bantuan .............................................................................................. 6
I. Sumber Anggaran.......................................................................................... 7
J. Pengertian ....................................................................................................... 7
BAB II MEKANISME USULAN BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA
BARU TENAGA KERJA MANDIRI ................................................................................ 12
A. Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja
Mandiri Pada Lembaga Pemerintah ......................................................... 12
B. Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja
Mandiri Pada Lembaga Non Pemerintah ................................................. 19
BAB III MEKANISME PENCAIRAN DANA BANTUAN PEMERINTAH ............................... 27
A. Mekanisme Pencairan Anggaran ............................................................... 27
B. Pengelolaan Administrasi Keuangan ........................................................ 27
C. Mekanisme Pengujian Dan Pembayaran Bantuan Pemerintah ............. 31
BAB IV PENGENDALIAN ................................................................................. 35
A. Monitoring Dan Evaluasi ................................................................................ 35
B. Pengawasan .................................................................................... 35
C. Pelaporan .................................................................................... 36
BAB V PENUTUP ................................................................................. 39
LAMPIRAN

ii
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN
KESEMPATAN KERJA
NOMOR KEP. /PPTKPKK/I/2019

TENTANG

BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU


MELALUI PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA MANDIRI
TAHUN 2019

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA


DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan


Menteri Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 2018 tentang
Pedoman Bantuan Pemerintah Bidang Ketenagakerjaan,
Kepala Satuan Kerja Unit Eselon I Meyusun Petunjuk
Teknis Bantuan Pemerintah sesuai dengan Tugas dan
Fungsinya;
b. bahwa kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
dilaksanakan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun 2019 pada Direktorat
Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja,
Direktorat Jenderal Binapenta dan PKK, Kementerian
Ketenagakerjaan RI;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Pemerintah untuk Penciptaan Wirausaha Baru
Melalui Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri Tahun 2019.
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);

iii
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
UndangUndang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi UndangUndang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5657);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013, tentang
Perluasan Kesempatan Kerja (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5413);
7. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015,
tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
19);
8. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia, sebagaimana di ubah dengan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2018, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2015,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan RI (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 622);
10. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014,
tentang Pembentukan dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019;

11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik


Indonesia Nomor 34 Tahun 2015, tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara dan
Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


PMK-173/PMK.05/2016 Perubahan PMK-
168/PMK.05/2015, tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga;
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun
2018, tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah
Bidang Ketenagakerjaan.

Memperhatikan: Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan


Anggaran (DIPA) Ditjen Binapenta dan PKK Tahun 2019, Nomor
: SP DIPA- 026.04.1.451139/2019 Tanggal 5 Desember 2018;

iv
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan
Wirausaha Baru Melalui Pemberdayaan Tenaga Kerja
Mandiri Tahun 2019 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagimana dimaksud dalam Diktum


KESATU merupakan Acuan dalam pelaksanaan Bantuan
Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru Melalui
Tenaga Kerja Mandiri Tahun 2019 kepada Pemerintah
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Lembaga Non
Pemerintah dan Masyarakat.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan

v
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B, Sustainable
livelihood) merupakan strategi ketiga yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan tingkat
kemiskinan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat kurang
mampu sehingga taraf hidup mereka dapat terus meningkat dan
berkelanjutan. Pengembangan penghidupan masyarakat miskin ini
dilakukan melalui pemenuhan kelima aset penghidupan yaitu: (a)
sumber daya manusia, (b) keuangan, (c) sarana dan prasarana, (d)
sumber daya alam, dan (e) kohesi sosial. Pendekatan dalam P2B ini
diarahkan pada fasilitasi masyarakat miskin untuk mengenali potensi
diri, lingkungan, hingga mereka memiliki penghidupan yang layak. Dari
kelima aset tersebut, aspek sosial, manusia, dan keuangan menjadi titik
berat dalam pengembangan program ini. Hasil akhir yang diharapkan
dalam program ini adalah (i) peningkatan kemampuan masyarakat
miskin dalam mengisi kesempatan kerja yang tersedia, (ii) tumbuhnya
kewirausahaan masyarakat miskin dengan memanfaatkan potensi
sumberdaya lokal yang ada.

Dimulai dari tahun 2015, kegiatan Pengembangan Tenaga Kerja


Rentan/Penganggur merupakan salah satu kegiatan di bawah payung
P2B dalam upaya menanggulangi kemiskinan yang dilakukan oleh
Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen
Binapenta dan PKK). Masih banyaknya masyarakat yang tergolong
tenaga kerja rentan seperti penganggur/buruh tani, korban PHK, TKI
purna dan istri nelayan yang berada di tengah siklus kemiskinan,
berpendidikan rendah, dan memiliki upah yang rendah.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
1
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Pengembangan tenaga kerja rentan merupakan salah satu upaya


untuk memutus siklus kemiskinan dengan cara memberikan bantuan
akses terhadap pengembangan tenaga kerja yang berkualitas
sehingga diharapkan setiap masyarakat miskin dan rentan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendapatkan
pekerjaan atau sebagai tenaga kerja mandiri. Kegiatan ini diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan, mempengaruhi satu sama lain
untuk mendorong dampak kolektif tenaga kerja sehingga pada
akhirnya dapat membantu mereka untuk keluar dari kemiskinan.

Kegiatan pengembangan tenaga kerja rentan/penganggur


dilaksanakan dengan mensinergikan Kegiatan Wirausaha Baru melalui
Tenaga Kerja Mandiri dengan Pendampingan Kewirausahaan. Hal
tersebut ini dimaksudkan untuk membentuk Tenaga Kerja Mandiri
sebagai bagian pelaksanaan program penciptaan lapangan
kerja/lapangan usaha bagi angkatan kerja muda khususnya
penganggur atau setengah penganggur untuk dibina dan
dikembangkan menjadi kader-kader wirausaha baru atau pengusaha
pemula yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan melalui penguatan
aspek pendampingan pemberdayaan oleh fasilitator/pendamping
kewirausahaan.

Pendampingan secara intensif kepada peserta pengembangan


keterampilan dan wirausaha tenaga kerja muda merupakan salah
satu unsur penting dalam pengelolaan kegiatan pengembangan
penghidupan berkelanjutan khususnya dalam pengembangan tenaga
kerja rentan. Pendampingan ini dilakukan oleh pendamping dalam
mengatasi dinamika persoalan terkait ketenagakerjaan khususnya
kesempatan kerja melalui kewirausahaan. Dengan demikian, peran
pendamping menjadi sangat penting selain mengawal kegiatan juga
dalam membantu masyarakat miskin untuk mengidentifikasi aset-aset
yang mereka miliki serta memetakan pemenuhan kebutuhannya.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
2
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Pendamping juga sangat berperan dalam mengubah mental dan


cara pandang masyarakat miskin dalam menghadapi persoalannya,
memperluas jaringan dan meningkatkan kemitrann dengan berbagai
stakeholder terkait, serta membantu masyarakat miskin dalam
melakukan promosi dan negosiasi.

Dari tahun ke tahun Ditjen Binapenta & PKK konsisten melaksanakan


kegiatan wirausaha baru melalui Tenaga Kerja Mandiri dengan pola
pendampingan di Provinsi, Kabupaten dan Kota yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan program pengembangan tenaga kerja
rentan. Kegiatan ini didampingi tenaga pendamping Tenaga Kerja
Mandiri yang berfungsi untuk mendorong wirausaha Tenaga Kerja
Mandiri ini dalam membangun, menjalankan, dan memperluas
usahanya sehingga diharapkan dapat berkesimbungan dan
menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

Kegiatan ini diharapkan akan menciptakan kader-kader wirausaha


muda atau pengusaha pemula yang berkualitas, produktif dan beretos
kerja tinggi, sehingga upaya perluasan kesempatan kerja melalui
kegiatan Tenaga Kerja Mandiri dengan pola Pendampingan
Kewirausahaan berjalan dan berkembang dalam masyarakat secara
mandiri dan berkelanjutan.

Sebagai program khusus dalam rangka pengembangan tenaga kerja


rentan untuk pengembangan penghidupan berkelanjutan (P2B,
sustainable livelihood), maka diperlukan petunjuk teknis dalam
melaksanakan kegiatan Wirausaha Baru melalui Tenaga Kerja Mandiri
dengan pola Pendampingan. Hal ini untuk memandu pelaksanaan
kegiatan agar terlaksana secara baik dan benar sebagai acuan bagi
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
3
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013, tentang Perluasan


Kesempatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5413);

7. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, tentang Perubahan Keempat


Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;

8. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015, tentang Kementerian


Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 19);

9. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014, tentang Pembentukan dan


Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
4
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun


2018, tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 750);

11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun


2015, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara dan
Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-173/PMK.05/2016 Perubahan


PMK-168/PMK.05/2016, tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 2018 tentang


Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah bidang Ketenagakerjaan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
a. Menyamakan persepsi dalam pelaksanaan Penyaluran Bantuan
Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri Tahun 2019.

b. Mempermudah dan mengefektifkan pelaksanaan Penyaluran


Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri
Tahun 2019.
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan Penyaluran Bantuan Penciptaan
Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri Tahun 2019, baik pada
Lembaga Pemerintah, Lembaga non Pemerintah dan Kelompok
Masyarakat yang meliputi pelaksanaan kegiatan di lapangan maupun
pertanggungjawaban administrasi secara baik dan benar sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi kebijakan penyaluran bantuan,


tatacara identifikasi jenis kegiatan, tatacara pelaksanaan kegiatan dan
tatacara monitoring/evaluasi kegiatan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
5
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

E. SASARAN

Sasaran buku petunjuk teknis Penyaluran Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru


Melalui Tenaga Kerja Mandiri Tahun 2019 ini adalah:
1. Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah;
2. Instansi teknis terkait;
3. Pemangku kepentingan lainnya (stakeholder).

F. PEMBERI BANTUAN

Pemberi Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri


adalah Kementerian Ketenagakerjaan cq. Direktorat Pengembangan dan
Perluasan Kesempatan Kerja Ditjen Binapenta dan PKK yang dilaksanakan
oleh Subdit Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri.

G. PENERIMA BANTUAN

Penerima Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri


adalah Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah, yang dipandang
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

H. BENTUK BANTUAN
Bentuk bantuan adalah bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan
Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dalam bentuk uang yang diberikan
kepada Lembaga Pemerintah atau Lembaga Non Pemerintah.
Para penerima Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja
Mandiri bertugas untuk melaksanakan:
1. Pembekalan Kewirausahaan
Memberikan pengetahuan dan ketrampilan teknis kepada para peserta
Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja Mandiri.
Pengetahuan meliputi hal-hal yang bersifat manajerial seperti
kewirausahaan, manajemen produksi, keuangan, manajemen pemasaran,
model usaha secara berkelompok, pembentukan kelembagaan usaha, dll.
Sementara itu, ketrampilan teknis berupa teori dan praktek sesuai dengan
teknis kegiatan / usaha yang akan dilaksanakan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
6
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2. Pemberian Sarana Usaha


Bantuan sarana usaha berupa peralatan pendukung usaha yang
diberikan kepada peserta Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru Melalui
Tenaga Kerja Mandiri baik perorangan maupun kelompok.

I. SUMBER ANGGARAN

Sumber anggaran Bantuan Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Tenaga Kerja


Mandiri berasal dari APBN melalui DIPA Satker Direktorat Pengembangan dan
Perluasan Kesempatan Kerja Tahun Anggaran 2019.

J. PENGERTIAN
Pengertian dan istilah yang terdapat dalam buku petunjuk teknis ini adalah
sebagai berikut:
1. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat;
2. Tenaga Kerja Rentan adalah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),
calon pekerja migran yang gagal berangkat, pekerja migran purna,
atau pekerja migran bermasalah;
3. Tenaga Kerja Mandiri adalah orang yang bekerja diluar hubungan kerja;
4. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang untuk mengembangkan usahanya guna memperoleh
penghasilan yang lebih baik;
5. Pendampingan usaha adalah kegiatan membantu, mengarahkan,
mendukung terhadap individu/kelompok masyarakat dalam
merencanakan, merumuskan dan melaksanakan usaha sehingga
dapat berkembang secara produktif dan optimal;
6. Pendamping adalah masyarakat yang direkrut dan telah mendapat
pembekalan sebagai pendamping kelompok usaha Tenaga Kerja
Mandiri sehingga mempunyai kemampuan di bidang pendampingan
kewirausahaan yang bertugas membimbing dan memfasilitasi peserta
kegiatan serta menyeleksi peserta kegiatan yang berhak mendapatkan
bantuan pengembangan usaha dalam bentuk Kewirausahaan;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
7
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

7. Pembekalan kewirausahaan adalah proses transfer pengetahuan, sikap,


perilaku dan ketrampilan teknis tentang kewirausahaan;
8. Bantuan Sarana Usaha adalah bantuan berupa alat dan/atau bahan
atau bibit atau benih yang diberikan oleh pemerintah dan/atau
pemangku kepentingan lainnya kepada peserta kegiatan
Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri sebagai upaya untuk menunjang
tumbuhnya wirausaha baru.

9. Penganggur adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja,


sedang mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja;

10. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja
normal (kurang dari 35 jam seminggu);

11. Korban PHK adalah tenaga kerja yang mengalami pemutusan


hubungan kerja paling lama satu tahun dan masih mencari pekerjaan;

12. Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah Pekerja Migran Indonesia
yang bekerja diluar negeri sebagai PMI dan telah kembali ke daerah
asal paling lama 3 (tiga)tahun;

13. Keluarga PMI adalah suami , istri, anak, atau orang tua termasuk
hubungan karena putusan dan/atau penetapan pengadilan, baik yang
berada di indonesia maupun yang tinggal bersama PMI di Luar Negeri;

14. PMI Gagal Berangkat adalah masyarakat yang pernah direncanakan


untuk bekerja di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia tetapi
tidak jadi berangkat, dibuktikan dengan passport;
15. Seleksi adalah proses penyaringan peserta pemberdayaan;
16. Petugas seleksi Bantuan Pemerintah melalui lembaga pemerintah
adalah Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara yang ditunjuk melalui
surat perintah tugas untuk melaksanakan seleksi calon peserta
pemberdayaan TKM;
17. Petugas seleksi Bantuan Pemerintah melalui Lembaga Non Pemerintah
adalah Pengurus/Anggota Lembaga Non Pemerintah yang ditunjuk
melalui surat perintah tugas untuk melaksanakan seleksi calon peserta
pemberdayaan TKM;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
8
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

18. Narasumber adalah pejabat struktural/Fungsional Pengantar Kerja pada


Kementerian Ketenagakerjaan yang bertugas menyampaikan materi
kebijakan pemerintah dan motivasi kewirausahaan kepada peserta
Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri;
19. Instruktur Pembekalan adalah profesional yang menyampaikan materi
pengetahuan dan keterampilan teknis kepada para peserta
Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri;
20. Pembekalan adalah petemuan tatap muka antara
narasumber/Instruktur dengan peserta pemberdayaan selama 3 (tiga)
hari, dengan jumlah 24 (dua puluh empat) jam pelajaran (JP) sebagai
proses transfer pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan teknis
tentang Kebijakan Pemerintah dalam Pemberdayaan Tenaga Kerja
Mandiri, Motivasi Wirausaha Sukses, Teori dan Praktek Produksi, Cara
Mengelola Keuangan Bantuan, dan Cara Memasarkan Hasil Produksi;

21. Jam pelajaran (JP) adalah satuan waktu lamanya pembekalan, yaitu
satu JP setara dengan 60 menit;

22. Penanggung Jawab Kegiatan adalah orang yang ditunjuk bertanggung


jawab atas pelaksanaan Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan
Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri di Lembaga Pemerintah dan
Lembaga non Pemerintah yang terdapat dalam perjanjian kerjasama;

23. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah orang yang ditunjuk


menandatangani berkas pengadaaan barang/jasa dalam rangka
pelaksanaan Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru
Tenaga Kerja Mandiri di Lembaga Pemerintah dan Lembaga non
Pemerintah;

24. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa adalah orang yang ditunjuk


menyelenggarakan pengadaan barang/jasa dalam pelaksanaan
Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja
Mandiri di Lembaga Pemerintah dan Lembaga non Pemerintah;

25. Anggota adalah orang yang membantu Penanggungjawab Kegiatan


atas pelaksanaan Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
9
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Baru Tenaga Kerja Mandiri di Lembaga Pemerintah dan Lembaga non


Pemerintah;

26. Calon Wirausaha Baru adalah para tenaga kerja yang direkrut dari
korban PHK, purna PMI, keluarga PMI, masyarakat penganggur,
setengah penganggur, penyandang disabilitas, orang tua pekerja anak,
masyarakat miskin, disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan Tenaga Kerja
Mandiri yang memenuhi kriteria pekerja serta yang terdaftar sebagai
pekerja Tenaga Kerja Mandiri;

27. Ketua Kelompok adalah seorang yang dipilih dari 20 (dua puluh) orang
untuk memimpin anggota kelompok dalam pelaksanaan Bantuan
Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri,
satu kelompok terdiri dari 20 (dua puluh) orang;

28. Identifikasi Potensi Tenaga Kerja Mandiri adalah upaya menggali dan
menghimpun informasi mengenai potensi sumber daya lokal dari calon
penerima kegiatan Tenaga Kerja Mandiri dalam rangka menetapkan
kelompok dan jenis kegiatan Tenaga Kerja Mandiri yang tepat
berdasarkan kriteria. Identifikasi dilakukan oleh personil yang ditunjuk
oleh pejabat berwenang yang ditetapkan dengan surat keputusan atau
surat perintah tugas, dan selanjutnya petugas identifikasi melaporkan
hasil identifikasi kepada penanggungjawab kegiatan;

29. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak termasuk kriteria


bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga
pemerintah dan non pemerintah;

30. Lembaga Pemohon adalah organisasi kemasyarakatan dan Lembaga


Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah yang berbadan hukum;

31. Proposal adalah dokumen berisi rancangan kegiatan yang diusulkan


oleh Lembaga Pemohon kepada Direktur Jenderal Pembinaan
Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Kemnaker RI;

32. Lembaga Penerima Bantuan adalah Lembaga Pemerintah/Lembaga


Non Pemerintah yang telah memenuhi persyaratan dan lulus verifikasi
untuk mendapatkan program pengembangan dan perluasan
kesempatan kerja;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
10
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

33. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah


Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
pengelolaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga bersangkutan;

34. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah


pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;

35. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini
Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah
yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga dan
memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran;

36. Kementerian/Lembaga/Lembaga Pemerintah/Instansi (K/L/D/I) adalah


satuan kerja (satker) yang membidangi ketenagakerjaan di daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota;

37. Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian tertulis antara KPA atau PPK
dengan penanggung jawab kegiatan penerima bantuan;

38. Rencana Anggaran Biaya selanjutnya disebut RAB adalah perhitungan


perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh pemohon bantuan, yang
dapat dipertanggungjawabkan;

39. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA


adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai
acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);

40. Lembaga Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota adalah instansi


pemerintah daerah Provinsi/kabupaten/kota yang bertanggungjawab
di bidang ketenagakerjaan;

41. Direktur adalah Pejabat Eselon II yang bertanggungjawab pada


Direktorat Pengembangan Dan Perluasan Kesempatan Kerja;

42. Direktur Jenderal adalah Pejabat Eselon I yang bertanggungjawab


pada Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
11
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB II. MEKANISME USULAN


BANTUAN PEMERINTAH
UNTUK PENCIPTAAN
WIRAUSAHA BARU TENAGA
KERJA MANDIRI
Untuk mengefektifkan pelaksanaan kegiatan Penciptaan Wirausaha Baru
Tenaga Kerja Mandiri sesuai dengan tahapannya, maka perlu diuraikan
secara lebih teknis dan terperinci dalam pelaksanaannya, sebagai berikut:
A. BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRA USAHA BARU TENAGA
KERJA MANDIRI PADA LEMBAGA PEMERINTAH

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah awal sebelum pelaksanaan


kegiatan tenaga kerja mandiri dimulai. Perencanaan harus disusun
secara sistematis serta menjadi acuan dalam pelaksanaan
kegiatan tenaga kerja mandiri. Rencana pelaksanaan kegiatan
(renlakgiat) disusun sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan (umum, dasar hukum, maksud dan

tujuan, serta ruang lingkup);

b. Bab II Sasaran kegiatan (sasaran kualitatif dan sasaran


kuantitatif);

c. Bab III Pembagian tugas dan tanggungjawab personil


kegiatan tenaga kerja mandiri;

d. Bab IV Rencana Anggaran Biaya (RAB);

e. Bab V Dukungan anggaran;

f. Bab VI Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
12
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2. Persiapan
2.1 Identifikasi Lokasi dan Jenis Usaha yang akan dilaksanakan.
2.1.1 Identifikasi Lokasi
2.1.1.1 Tujuan identifikasi adalah menghimpun data dan
informasi mengenai potensi sumber daya dari calon
penerima kegiatan tenaga kerja mandiri berdasarkan
usulan masyarakat.
2.1.1.2 Lembaga Pemerintah yang membidangi
ketenagakerjaan menyiapkan personil yang akan
mendampingi petugas dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk melaksanakan identifikasi
dengan dibekali surat perintah tugas dan
kelengkapan administrasi lainnya.
2.1.1.3 Personil yang ditunjuk untuk melaksanakan identifikasi
harus juga mempersiapkan instrumen yang dapat
menggambarkan keadaan lokasi kegiatan berupa
kuesioner (Lampiran 2).
2.1.1.4 Dalam teknis pelaksanaannya petugas yang ditunjuk
langsung melakukan identifikasi ke lokasi dengan
uraian kegiatan sebagai berikut:
1. Observasi lapangan;
2. Menghimpun data yang dibutuhkan dalam
identifikasi;
3. Menggali informasi dari tokoh dan elemen
masyarakat;
4. Melakukan pencatatan;
5. Melakukan analisa data identifikasi;
6. Membuat laporan hasil identifikasi;
7. Melaporkan hasil identifikasi kepada
penanggungjawab kegiatan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
13
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2.1.2 Pemilihan dan Penetapan Lokasi


2.1.2.1 Pemilihan dan penetapan lokasi harus berdasarkan
hasil identifikasi pemerintah pusat dan daerah.
2.1.2.2 Apabila ada beberapa calon penerima, tetapi
alokasi kegiatan yang terbatas, maka harus disusun
berdasarkan skala prioritas sesuai kriteria yang
ditentukan, kemudian ditetapkan dengan Surat
Keputusan yang ditandatangani oleh
Penanggungjawab Kegiatan.
2.1.2.3 Kriteria pemilihan dan penetapan lokasi dilakukan
sebagai berikut:
1. Jumlah penerima manfaat;
2. Memiliki minat, bakat dan kemampuan untuk
bekerja mandiri melalui kelompok usaha Bersama;
3. Masyarakat dari Provinsi/Kabupaten/Kota dimana
bantuan disalurkan, dibuktikan dengan identitas
diri (KTP/KK/SIM/Surat Keterangan Domisili);
4. Membuat surat pernyataan kesanggupan untuk
mengikuti kegiatan sesuai dengan ketentuan;
5. Dukungan sumber daya alam maupun sumber
daya manusia.

2.2 Penetapan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan


Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
tentang penetapan Lembaga Pemerintah penerima
kegiatan tenaga kerja mandiri.

2.3 Penandatanganan Nota Kesepahaman antara KPA atau PPK


Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja
dengan Lembaga Pemerintah.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
14
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2.4 Lembaga Pemerintah yang telah ditunjuk untuk


melaksanakan kegiatan tenaga kerja mandiri segera
menyiapkan dan menyampaikan usulan pengelola kegiatan
ditandatangani oleh kepala Lembaga Pemerintah meliputi:
2.4.1 Penanggungjawab Kegiatan;
2.4.2 Bendahara Pembantu Pengeluaran (Daerah);
2.4.3 Anggota Pelaksana.

2.5 Seleksi Peserta


2.5.1 Tujuan seleksi adalah menghimpun data dan informasi
masyarakat yang sesuai dengan kriteria peserta
Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri.
2.5.2 Lembaga Pemerintah menyiapkan personil yang akan
melaksanakan kegiatan seleksi dengan dibekali surat
perintah tugas dan kelengkapan administrasi lainnya.
2.5.3 Personil yang ditugaskan untuk melaksanakan seleksi harus
mempersiapkan instrumen yang dapat menggambarkan
keadaan calon peserta penerima kegiatan, yaitu berupa
kuesioner (Lampiran 1).
2.5.4 Dalam teknis pelaksanaannya petugas yang ditunjuk
langsung melakukan seleksi peserta ke lokasi dengan
uraian kegiatan sebagai berikut:
2.5.4.1 Bertemu dengan masyarakat calon peserta
2.5.4.2 Menghimpun data yang dibutuhkan dalam seleksi
dengan cara wawancara;
2.5.4.3 Melakukan pencatatan;
2.5.4.4 Melakukan analisa data seleksi;
2.5.4.5 Membuat laporan hasil seleksi;
2.5.4.6 Melaporkan hasil seleksi kepada penanggungjawab
kegiatan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
15
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2.6 Syarat Peserta :


2.6.1 Diprioritaskan sudah memiliki surat keterangan telah
mengikuti pelatihan sesuai dengan jenis usaha;
2.6.2 Memiliki KTP/SIM/Surat keterangan domisili;
2.6.3 Penganggur/setengah penganggur;
2.6.4 Memiliki minat & bakat kewirausahaan.

2.7 Penetapan Jenis Kegiatan


2.7.1 Penetapan jenis kegiatan harus sesuai dengan potensi
daerah dan memiliki kemanfaatan yang besar bagi
masyarakat khususnya dalam melakukan aktivitas sosial-
ekonomi.
2.7.2 Penetapan jenis kegiatan tenaga kerja mandiri ditetapkan
dengan Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
Kepala Lembaga Pemerintah setempat yang
membidangi ketenagakerjaan. Pemilihan dan penetapan
jenis kegiatan usaha, ditetapkan dan diputuskan oleh
pelaksana kegiatan di daerah berdasarkan hasil identifkasi
yang cermat dan matang.
2.7.3 Usaha yang dikembangkan harus memperhatikan: pasar,
potensi yang bisa dikembangkan, kebutuhan modal,
ramah lingkungan dan juga berbasis komoditas unggulan
daerah. Oleh karena itu hasil identifikasi potensi dan
peluang pasar merupakan salah satu informasi atau
rujukan yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan
dalam menentukan jenis kegiatan usaha masyarakat,
sehingga ketetapan dan keputusan setiap jenis kegiatan
usaha telah mempertimbangkan segala aspek.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
16
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

2.7.4 Jenis usaha yang dikembangkan, meliputi sektor:


a) Maritim, antara lain : pengelolaan hasil laut seperti
budidaya ikan, pengolahan ikan, rumput laut dan
garam, dan kegiatan sejenis lainnya;
b) Bidang usaha jasa, antara lain : salon, bengkel,
menjahit, bordir, perdagangan dan pencucian
kendaraan, dan kegiatan sejenis lainnya;
c) Bidang usaha Industri kreatif, antara lain : anyaman,
ukiran, souvenir, sablon, fashion, kuliner, batako, bata
ringan dan paving block,dan kegiatan sejenis lainnya;
d) Bidang usaha Pertanian, Peternakan dan Perikanan
antara lain : budidaya, pengolahan hasil pertanian,
peternakan, perikanan darat, pengolahan pakan dan
sarana produksi, pembuatan pupuk organik dan
kegiatan sejenis lainnya.

2.8 Pembiayaan
2.8.1 Pengajuan anggaran harus sesuai dengan peraturan dan
syarat yang telah ditetapkan.
2.8.2 Agar kegiatan yang telah ditetapkan dapat terlaksana
sesuai jadwal, maka bendahara pengeluaran pembantu
(daerah) harus memproses dan menyediakan
pembiayaan yang diperlukan sesuai dengan RAB.
2.8.3 Dalam melaksanakan pekerjaan persiapan pengajuan
kebutuhan keuangan dan pertanggungjawabannya,
bendahara pengeluaran pembantu dibantu Anggota
Pelaksana.
2.8.4 Setiap biaya yang dikeluarkan harus dipertanggung
jawabkan secara administrasi sesuai ketentuan yang
berlaku.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
17
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

3. Tahapan Pelaksanaan Pembekalan Penciptaan Wirausaha Baru


Tenaga Kerja Mandiri
Pelaksana kegiatan pembekalan Penciptaan Wirausaha Baru
Tenaga Kerja Mandiri adalah Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan. Kegiatan
pembekalan Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri
dilakukan sebagai berikut:
a) Materi Pembekalan
Materi pembekalan pada kegiatan tenaga kerja mandiri terdiri
dari :
1) Materi Kebijakan Pemerintah dalam Pemberdayaan Tenaga
Kerja Mandiri;
2) Materi Motivasi Wirausaha Sukses;
3) Materi Teori dan Praktek Produksi;
4) Materi Cara Mengelola Keuangan Usaha;
5) Materi Cara Memasarkan Hasil Produksi.

b) Narasumber

Narasumber pembekalan pada kegiatan Penciptaan


Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri adalah Pejabat Struktural
atau Pejabat Fungsional Pengantar Kerja pada Kementerian
Ketenagakerjaan. Narasumber akan menyampaikan materi
tentang Kebijakan Pemerintah dalam Pemberdayaan Tenaga
Kerja Mandiri dan materi Motivasi Wirausaha Sukses.

c) Instruktur Pembekalan

Instruktur Pembekalan adalah Profesional atau Pimpinan


Lembaga Non Pemerintah atau Pegawai pada Lembaga
Pemerintah teknis yang sesuai dengan jenis kegiatan.

d) Penyusunan jadual pembekalan


Pembagian jam pelajaran pembekalan pada kegiatan tenaga
kerja mandiri adalah sebagai berikut:

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
18
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

1) Materi Kebijakan Pemerintah dalam Pemberdayaan Tenaga


Kerja Mandiri 2 JP;
2) Materi Motivasi Wirausaha Sukses 2JP;
3) Materi Teori dan Praktek Produksi 12 JP;
4) Materi Cara Mengelola Keuangan Usaha 4 JP;
5) Materi Cara Memasarkan Hasil Produksi 4 JP.

e) Jangka Waktu pembekalan

Jangka waktu pembekalan adalah 3 (tiga) hari kalender


dengan mengacu pada RAB dan jadwal materi yang telah
ditetapkan.

f) Keterbatasan SDM Pelaksana Kegiatan

Apabila Lembaga Pemerintah kabupaten/kota tidak memiliki


sumber daya manusia yang mencukupi, maka pelaksana
kegiatan tenaga kerja mandiri dapat dialihkan ke Lembaga
Pemerintah Provinsi yang bertanggungjawab dibidang
ketenagakerjaan.

g) Permohonan Narasumber

Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah mengajukan


surat permohonan narasumber yang ditujukan kepada Direktur
Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Ditjen
Binapenta dan PKK, Kementerian Ketenagakerjaan.

B. BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA


KERJA MANDIRI PADA LEMBAGA NON PEMERINTAH

1. Asas Pelaksanaan

Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha


Baru Tenaga Kerja Mandiri didasarkan pada komitmen
peningkatan mutu, perluasan kesempatan kerja untuk
penganggur dan setengah penganggur, optimalisasi sumber

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
19
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

daya lokal sebagai peningkatan pendapatan, aksesabilitas


masyarakat dan peningkatan perekonomian lokal secara efektif
dan efisien. Oleh karenanya harus memiliki asas yang harus
menjadi pegangan dalam pelaksanaan bantuan.

Adapun asas pelaksanaan Bantuan Pemerintah Untuk Penciptaan


Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri meliputi:

a. Efisien, berarti harus diusahakan dengan menggunakan dana


dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan
sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan
dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan
sasaran dengan kualitas yang maksimum;
b. Efektif, berarti sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang
telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya;
c. Transparan, dilaksanakan secara terbuka baik pada
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan;
d. Akuntabel, berarti sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
terkait sehingga dapat dipertanggungjawabkan;
e. Manfaat, dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk
mendukung kegiatan pelatihan kerja.

2. Pengajuan Proposal
Lembaga pemohon dapat mengajukan proposal secara
langsung atau melalui pos dengan alamat :
“Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan dan Perluasan
Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan R.I., Jalan
Jenderal Gatot Subroto Kav 51, Lantai 4A, Jakarta Selatan, kode
pos 12950, Telp (021) 52901142, Fax (021) 52900925, email:
subdittkm@gmail.com
Permohonan proposal lembaga non pemerintah agar
ditembuskan kepada Lembaga Pemerintah Kabupaten/Kota.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
20
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

3. Batas Akhir Pemasukan Proposal


Proposal yang dikirim oleh lembaga pemohon sudah diterima di
Kementerian Ketenagakerjaan paling lambat 30 April 2019.

4. Persyaratan

Lembaga non pemerintah yang mendapat alokasi kegiatan


Tenaga Kerja Mandiri harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki akte pendirian/berbadan hukum yang disahkan oleh
kemenkumham yang masih berlaku;
b. Memiliki Kartu Nomor Wajib Pajak (NPWP) atas nama
Lembaga pemohon;
c. Berkedudukan dalam wilayah Kab/Kota yang sama;
d. Memiliki kantor sekretariat tetap dan surat domisili;
e. Memiliki Profil dan struktur organisasi lembaga pemohon;
f. Mengajukan Surat permohonan Bantuan Pemerintah Untuk
Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri yang
ditujukan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Kementerian
Ketenagakerjaan RI;
g. Memberikan gambaran visi dan misi lembaga terkait dengan
pengembangan SDM yang mencerminkan pentingnya
program bantuan tenaga kerja mandiri yang akan
dikembangkan oleh lembaga pemohon yang dituangkan
dalam proposal;
h. Rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan Tenaga Kerja
Mandiri yang dituangkan dalam proposal;
i. Surat usulan Tim Pelaksana Kegiatan;
j. Foto copy KTP pimpinan lembaga pemohon, bendahara dan
anggota pelaksana disertai nomor HP;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
21
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

5. Penilaian Kelayakan Proposal


Penilaian kelayakan proposal dilakukan oleh Tim Penilai yang
dibentuk oleh Direktur. Tim penilai bertugas untuk melakukan
penilaian berdasarkan dari persyaratan yang diajukan lembaga
pemohon serta hasil verifikasi lapangan. Dalam melaksanakan
verifikasi lapangan, Tim Verifikasi dapat bekerjasama dengan
Lembaga Pemerintah Provinsi/Kab/Kota yang membidangi
ketenagakerjaan.

6. Mekanisme dan Penetapan Bantuan


Jika lembaga pemohon memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam buku petunjuk teknis ini maka akan ditetapkan
melalui surat keputusan untuk mendapatkan bantuan Tenaga
Kerja Mandiri.
Mekanisme penetapan bantuan :

a. Pengajuan proposal beserta persyaratannya oleh Lembaga


pemohon;
b. Seleksi proposal dilakukan oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh
Direktur. Format seleksi proposal seperti pada Lampiran 4;
c. Tinjauan lokasi kegiatan oleh Tim Verifikasi yang dibentuk oleh
Direktur. Format verifikasi lokasi kegiatan seperti pada
Lampiran 5;
d. KPA atau PPK menerbitkan Surat Keputusan Lembaga
penerima bantuan;
e. Pemberitahuan dan bimbingan serta panduan teknis detail
kegiatan Tenaga Kerja Mandiri disampaikan kepada lembaga
penerima bantuan pada saat rapat koordinasi;
f. Penandatanganan perjanjian kerjasama antara PPK dengan
lembaga penerima bantuan yang telah ditetapkan dalam
Surat Keputusan;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
22
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

g. Penerima bantuan melaksanakan kegiatan sesuai dengan


perjanjian kerjasama sebagaimana diatur dalam petunjuk
teknis ini;
h. Lembaga melaporkan hasil pelaksanaan bantuan kepada
PPK, kemudian PPK melaporkan kepada KPA dan Dirjen;
i. Monitoring dan Evaluasi (Monev) bantuan.

Mekanisme dan Penetapan Bantuan


Pengajuan
Proposal

Penilaian
Dokumen

Penetapan Pelaksanaan Monitoring dan


Verifikasi Penerima Evaluasi
Bantuan

Pelaporan
(lap.paripurna)

7. Jangka Waktu Pelaksanaan Pembekalan


Jangka waktu pembekalan adalah 3 (tiga) hari kalender dengan
mengacu pada RAB dan jadwal materi yang telah ditetapkan.

8. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja


1) Merencanakan dan menganggarkan Bantuan
Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga
Kerja Mandiri melalui DIPA Direktorat Pengembangan dan
Perluasan Kesempatan Kerja;
2) Merancang pelaksanaan bantuan kegiatan dengan
membuat Petunjuk Teknis Pelaksanaan;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
23
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

3) Membentuk tim seleksi proposal calon penerima bantuan;


4) Menetapkan Surat Keputusan penerima bantuan Tenaga
Kerja Mandiri;
5) Membuat dan menandatangani Perjanjian Kerjasama
bantuan pemerintah dengan penerima bantuan;
6) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan
Tenaga Kerja Mandiri;
7) Melakukan pencairan dana bantuan;
8) Verifikasi terhadap laporan yang disampaikan oleh
penerima bantuan;
9) Melaporkan hasil kegiatan kepada Direktorat Jenderal
Binapenta dan PKK tentang pelaksanaan bantuan
Tenaga Kerja Mandiri.
b. Lembaga Pemerintah
1) Dapat diminta melakukan pendampingan verifikasi
lapangan oleh tim seleksi pusat;
2) Bersama Kementerian Ketenagakerjaan melakukan
pembinaan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh penerima bantuan;
c. Lembaga Non Pemerintah Penerima Bantuan
1) Menandatangani perjanjian kerja sama bantuan
pemerintah dengan KPA atau PPK;
2) Menyiapkan pelaksanaan Bantuan Pemerintah Untuk
Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri yang
meliputi:
a) Melakukan koordinasi Lembaga Pemerintah dengan
instansi terkait sesuai dengan jenis kegiatan;
b) Bersama instansi teknis terkait melaksanakan survey
lokasi untuk mendata potensi sumber daya lokal;
c) Menentukan jenis usaha yang akan dikembangkan
pada lembaga tersebut;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
24
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

3) Pimpinan lembaga penerima bantuan membentuk dan


menetapkan Tim Pelaksana Kegiatan;
4) Tim Pelaksana Kegiatan berjumlah 3 (tiga) orang terdiri
dari Ketua, Bendahara dan Anggota;
5) Tim Pelaksana Kegiatan mengusulkan Rencana Umum
Kegiatan (RUK) kepada PPK;
6) Tim Pelaksana Kegiatan bertugas dan bertanggungjawab
dalam hal menguji tagihan dan melaksanakan
pembayaran.

9. Tugas dan Tanggung Jawab

KPA

PPK PIMPINAN LEMBAGA

PERJANJIAN TIM PELAKSANA KEGIATAN


KERJASAMA

TIM PELAKSANA KEGIATAN

Ketua

Bendahara

Anggota

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
25
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Alur pelaksanaan program Bantuan Tenaga Kerja Mandiri


digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019
26
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB III. MEKANISME PENCAIRAN


DANA BANTUAN
PEMERINTAH
Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak termasuk kriteria bantuan
sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok
masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah. Ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini mengatur mengenai pengalokasian, pencairan,
penyaluran dan pertanggungjawaban Anggaran Bantuan Pemerintah yang
tidak termasuk dalam kriteria Bantuan Sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersumber dari APBN.

Dalam implementasinya pertanggungjawaban bantuan pemerintah


mengacu pada peraturan kementerian keuangan nomor 168/PMK.05/2015
dan 173/PMK.05/2016 sebagai upaya dalam memperbaiki mekanisme dan
menyederhanakan pertanggung jawaban anggaran bantuan pemerintah.

A. MEKANISME PENCAIRAN ANGGARAN

Pelaksanaan mekanisme pencairan dana bantuan pemerintah


dilakukan melalui pola transfer, yang diawali dengan persiapan
administrasi secara baik dan benar meliputi kegiatan identifikasi Calon
Penerima Bantuan (CPB), penetapan kelompok penerima manfaat,
pembukaan rekening di daerah baik untuk lembaga pemerintah atau
lembaga non pemerintah serta penyusunan rencana usulan kegiatan
kelompok serta pembuatan dan penandatanganan naskah perjanjian
kerjasama.

B. PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN


a. Kegiatan yang bersumber dari dana luncuran menggunakan
Rekening Bank BNI, dimana pembukaan rekening tabungan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 27
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

dilakukan oleh Pusat, atas nama kegiatan di masing-masing


Lembaga Pemerintah. (contoh : DIT PPKK TKM KAB KLATEN).
b. Terkait Kegiatan yang bersumber dari dana luncuran menggunakan
NPWP Bendahara Pengeluaran Sekretariat Ditjen Binapenta, dengan
nomor NPWP: 00.215.772.5-063.000 a/n Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Ditjen Binapenta.
c. Seluruh dokumen pertanggungjawaban asli kegiatan Bantuan
Pemerintah Untuk Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri
dari Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja
Ditjen Binapenta dan PKK, menjadi tanggung jawab sepenuhnya
dari Lembaga Pemerintah/Non Pemerintah yang bersangkutan.

Dalam mekanisme ini dilaksanakan melalui 6 (enam) tahapan


administrasi sebagai berikut:
1. Penetapan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen
Binapenta dan PKK) tentang penetapan lokasi kegiatan Tenaga
Kerja Mandiri.
2. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara KPA atau PPK
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja
dengan Penanggungjawab Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri di
Provinsi/Kabupaten/Kota untuk lembaga pemerintah atau
lembaga non pemerintah.
a. Lembaga Pemerintah dalam hal ini Lembaga Pemerintah
Tenaga Kerja di Provinsi/Kabupaten/Kota yang mendapat
alokasi kegiatan Tenaga Kerja Mandiri segera menyiapkan dan
menyampaikan dokumen usulan pengelola kegiatan
ditandatangani oleh Kepala Lembaga Pemerintah meliputi :
1) Penanggungjawab Kegiatan
2) Bendahara pengeluaran pembantu (BPP)
3) Anggota pelaksana

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 28
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

b. Lembaga non pemerintah yang mendapat alokasi kegiatan


Tenaga Kerja Mandiri segera menyiapkan dan menyampaikan
usulan tim pelaksana kegiatan yang terdiri dari :
1) Penanggung jawab kegiatan
2) Bendahara
3) Anggota

3. Pembukaan Rekening Kegiatan


Pembukaan rekening kegiatan dilakukan oleh Pusat melalui bank
BNI. Adapun syarat dan prosedur pembukaan rekening dan aktifasi
rekening adalah sebagai berikut :
3.1 Lembaga Pemerintah dan Lembaga non pemerintah
mengajukan usulan tim pelaksana kegiatan sesuai dengan
form yang tersedia.
3.2 Mengisi Daftar Isian Pembukaan Rekening sesuai lampiran.
3.3 Setelah rekening di terbitkan segera melakukan aktifasi
rekening kecabang Bank BNI terdekat untuk melakukan
penandatanganan spesimen yang dilakukan oleh
Penanggungjawab kegiatan dan Bendahara Pengeluaran
Pembantu (untuk lembaga pemerintah/Lembaga Non
Pemerintah.
3.4 Saat Penandatanganan Spesimen membawa KTP dan NPWP.

4. Penyusunan dan Pengusulan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Hal-hal mendasar dalam rangka penyusunan RUK antara lain:
4.1 RUK adalah rencana usulan kegiatan yang disusun dalam
bentuk tabel dan didalamnya mencantumkan mengenai
uraian pekerjaan atau daftar pembelanjaan dalam kegiatan
bantuan pemerintah yang berisi (Lampiran 3):
1) volume/jumlah satuan;
2) jenis dan spesifikasi barang;
3) harga satuan;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 29
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

4) jumlah dana;
5) sumber pendanaan kegiatan; dan
6) metode pelaksanaan kegiatan.
4.2 Uraian pekerjaan dan daftar pembelanjaan dalam RUK
mengacu pada rincian kegiatan masing-masing kegiatan
sebagaimana dalam Pedoman Teknis.
4.3 RUK disusun berdasarkan RAB yang telah mendapatkan
persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.
4.4 Revisi dan penyesuaian Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dapat
dilakukan apabila terdapat perubahan atau penyesuaian
kegiatan di lapangan untuk mengakomodir adanya tambah
kurang pekerjaan, dengan syarat bahwa revisi RUK ini
dilaporkan serta mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK pusat).
4.5 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) beserta revisinya nantinya
menjadi lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari naskah perjanjian kerjasama pemanfaatan
dana bantuan pemerintah.
4.6 Keseluruhan realisasi pembelanjaan sebagaimana tercantum
dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) beserta revisinya
sebagai pertanggungjawaban penerima bantuan dalam
memanfaatkan dana bantuan yang diterimanya, untuk itu
keseluruhan pembelanjaan harus disertai dengan bukti
pertanggungjawaban.

5. Mekanisme pencairan bantuan sarana usaha dilakukan melalui


proses pengadaan di daerah. Dana yang ditransfer langsung
melalui rekening Lembaga Pemerintah/lembaga/kelompok
masyarakat.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 30
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

C. MEKANISME PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN BANTUAN PEMERINTAH


Pengujian dan pembayaran bantuan pemerintah melalui Lembaga
Pemerintah/lembaga/kelompok masyarakat dilakukan dalam bentuk
Pembayaran Langsung (LS) dengan satu tahap pembayaran ke
Bendahara Pengeluaran Pembantu, sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
perubahan atas peraturan Menteri keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang mekanisme pelaksanaan anggaran bantuan pemerintah pada
pasal 40 ayat (4) yaitu “ Pencairan dana bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah yang di tetapkan oleh PA dalam
bentuk uang yang diberikan kepada kelompok masyarakat dan
lembaga pemerintah atau non pemerintah dapat dilakukan sekaligus
atau bertahap berdasarkan surat keputusan dan perjanjian kerjasama
antara penerima bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan
pemerintah yang di tetapkan oleh PA dan PPK”.
Dalam hal ini bantuan pemerintah yang diberikan kepada lembaga
pemerintah, lembaga non pemerintah dan kelompok masyarakat
dilakukan sekaligus, mengingat waktu pelaksanaan kegiatan cukup
singkat yaitu 3 (tiga) Hari kalender dan mempertimbangkan efektivitas
pelaksanaan kegiatan.
Adapun mekanisme pengujian dan pembayaran bantuan pemerintah
melalui Lembaga Pemerintah/lembaga/kelompok masyarakat sebagai
berikut :
1. Tahapan Proses Pengujian Dan Penelitian Kebenaran Dokumen
Sebagai Berikut:
a. Pejabat Penguji dan Penandatanganan SPM melakukan
pengujian terhadap dokumen SPP berserta pendukung.
1) Menguji kebenaran angka atas beban APBN;
2) Kesesuaian penandatangan SPP;
3) Kesesuaian RUK;
4) Kesedian Pagu Anggaran;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 31
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

5) Kebenaran Perhitungan Tagihan serta Kewajiban di bidang


perpajakan;
6) Menolak dan mengembalikan dokumen apabila tidak
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan.
b. PPK melakukan pengujian terhadap usulan tagihan
pembayaran dengan tahapan sebagai nberikut;
1) Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah
disediakan;
2) Kelengkapan dokumen tagihan;
3) Kebenaran perhitungan tagihan;
4) Kebenaran data pihak yang berhak menerima
pembayaran;
5) Ketepatan jangka waktu penyelesaian RUK;
6) Menolak dan mengembalikan dokumen apabila tidak
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
7) Memastikan telah terpenuhinya kepastian tagihan
pembayaran.
2. Pembayaran Langsung (Ls) Kepada Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 adalah
salah satu upaya kementerian keuangan dalam memperbaiki
mekanisme dan menyederhanakan pertanggung jawaban
bantuan pemerintah. Dengan perbaikan mekanisme berupa
percepatan pelaksanaan kegiatan dan penyederhanaan
pertanggungjawaban keuangan bantuan pemerintah diharapkan
dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan
meningkatkan produktifitas kerja. Secara Ringkas Mekanisme
pembayaran sekaligus kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu
daerah dengan lampiran sebagai berikut:
a. Melampirkan Fotocopy Perjanjian Kerjasama (PKS);

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 32
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

b. SK Tim Pelaksana Lembaga Pemerintah/Lembaga Non


Pemerintah;
c. SK Penetapan Lokasi;
d. Surat pertanggungjawaban mutlak (SPTJM);
e. Rancangan Umum Kegiatan (RUK) keseluruhan kegiatan;
f. Kuitansi bukti penerimaan uang;
g. Surat Permohonan Transfer Dana Bantuan Pemerintah.

Khusus untuk Lembaga Non Pemerintah pemohon harus


melampirkan persyaratan tambahan sebagai berikut:
1) Surat permohonan bantuan Tenaga Kerja Mandiri dari
lembaga pemohon yang ditujukan kepada Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan;
2) Memberikan gambaran visi dan misi lembaga terkait dengan
pengembangan SDM yang mencerminkan pentingnya
program pelatihan yang akan dikembangkan oleh lembaga
pemohon;
3) Profil dan struktur organisasi lembaga pemohon, pengelola
kegiatan dan pengelola keuangan;
4) Usulan pilihan usaha Tenaga Kerja Mandiri sesuai program
yang diajukan;
5) Rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan Tenaga Kerja Mandiri
dengan memperhatikan ketentuan masa pelaksanaan
pekerjaan dalam juknis ini;
6) Mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan secara
berkesinambungan;
7) Surat usulan Unit Pengelola Keuangan yang ditandatangani
oleh pimpinan lembaga pemohon;
8) Foto copy ijin atau surat keterangan dari Instansi yang terkait
dengan kelembagaan lembaga pemohon;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 33
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

9) Foto copy surat keterangan domisili dari kelurahan/desa


setempat yang masih berlaku atau yang telah dilegalisir tahun
2019 oleh kepala kelurahan/desa;
10) Foto Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) lembaga
pemohon;
11) Foto copy KTP pimpinan lembaga pemohon, anggota unit
pengelola keuangan disertai nomor telepon dan HP;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 34
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB IV. PENGENDALIAN


Pengendalian dilakukan untuk menjamin keberlangsungan dan efektivitas
kegiatan Tenaga Kerja Mandiri. Pengendalian dilakukan secara bertahap
dan berjenjang disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap tahapan
pelaksanaan kegiatan. Secara garis besar, pengendalian dikelompokkan ke
dalam tiga bagian yaitu Monitoring dan Evaluasi, Pengawasan dan
Pelaporan.

A. MONITORING DAN EVALUASI


Dalam rangka mengetahui hasil pelaksanaan Tenaga Kerja Mandiri
harus dilakukan pemantauan. Hal ini sangat penting guna mengetahui
keberhasilan dan kendala, agar diketahui lebih awal bagaimana solusi
dan pemecahan masalah lebih lanjut.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Lembaga
Pemerintah ketenagakerjaan provinsi/kabupaten/kota dan Direktorat
Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja sebagai
penanggungjawab pelaksanaan program.

B. PENGAWASAN
1. Pengawas Internal
Pengawasan pelaksanaan kegiatan Tenaga Kerja Mandiri dilakukan
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan R.I. yang
dananya bersumber dari APBN.
Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Tenaga Kerja Mandiri
dilakukan dengan cara:
a. Pengawasan fungsional, pengawasan tersebut dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal yang berada langsung di bawah Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia;
b. Pengawasan dan pengendalian oleh atasan langsung
(pengawasan melekat). Pengawasan tersebut disesuaikaan
dengan hierarki organisasi;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 35
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

c. Pengawasan terhadap pengelolaan kegiatan Tenaga Kerja


Mandiri harus dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan
penyelewengan yang berakibat merugikan keuangan Negara;
d. Pengawasan yang berkesinambungan dapat dilakukan secara
langsung dan terus menerus dengan mengadakan peninjauan ke
lapangan dan secara tidak langsung melalui monitoring evaluasi,
pencermatan terhadap laporan yang ada dan atau informasi lain
yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Pengawas External
Pengawasan eksternal dilakukan oleh:
a. BPK
b. BPKP
c. Masyarakat

C. PELAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan terdiri dari :
1. Berita Acara Serah Terima (BAST) Kegiatan

2. Softcopy By name By addres peserta kegiatan

3. Softcopy dokumentasi (foto&video) kegiatan

4. Softcopy PDF laporan paripurna kegiatan

Laporan pelaksanaan kegiatan di upload melalui aplikasi

http://sipenta.kemnaker.go.id/

Sistem pelaporan dilakukan secara periodik/berkala dan insidensil yang


memuat tentang perkembangan usaha kelompok dan keuangan serta
dilaporkan secara berjenjang mulai dari tahap awal sampai akhir
kegiatan sebagai bahan pengendalian dan pengawasan.
Adapun jenis pelaporan fisik adalah:

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 36
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

1. Laporan untuk Kantor Staf Presiden (KSP)


a. Data peserta kegiatan Tenaga Kerja Mandiri meliputi nama
peserta, jenis kelamin, pendidikan, usia,alamat, nomor identitas
(KTP).
b. Data lokasi (desa/kelurahan dan kecamatan) dan jenis kegiatan.
c. Data tersebut disampaikan pada awal pelaksanaan kegiatan
kepada Ditjen Binapenta dan PKK Cq. Direktorat Pengembangan
dan Perluasan Kesempatan Kerja melalui email:
subdittkm@gmail.com, sebagai bahan laporan kepada Kantor
Staf Presiden (KSP).
2. Laporan Paripurna & Berita Acara Serah Terima Kegiatan Tenaga
Kerja Mandiri
a. Penanggungjawab kegiatan berkewajiban membuat laporan
paripurna setelah pelaksanaan kegiatan Tenaga Kerja Mandiri
selesai. Laporan tersebut ditandatangani oleh Kepala Lembaga
Pemerintah dan disampaikan kepada Kementerian
Ketenagakerjaan RI, Direktorat Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja,
dengan alamat Jl. Jend.l Gatot Subroto Kav. 51 Lantai IV Blok A,
Jakarta Selatan.
b. Laporan paripurna, harus dibuat secara detail, sehingga
laporan paripurna yang dibuat memberikan gambaran yang
jelas. Format pelaporan kegiatan seperti pada Lampiran 6.
Pelaksanaan kegiatan Tenaga Kerja Mandiri harus
didokumentasikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Photo yang memperlihatkan kegiatan pembekalan sebanyak
3 (tiga) posisi;
2) Photo pada kegiatan praktek sebanyak 3 (tiga) posisi;
3) Photo pada saat kelompok sedang menerima bantuan
sarana;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 37
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

4) Photo-photo tersebut (angka 1 s/d 3) dicetak 3 kali dengan


ukuran 4R dan disampaikan juga dalam bentuk softcopy
(flashdisc).
c. Laporan paripurna disampaikan kepada Dirjen Binapenta dan
PKK Cq. Direktorat PPKK selambat-lambatnya satu minggu
setelah pekerjaan selesai.
d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Berita acara serah terima pekerjaan ditandatangani oleh
Penanggungjawab Kegiatan sebagai pihak yang menyerahkan
hasil pekerjaan kegiatan Tenaga Kerja Mandiri sebagai
pelaksanaan kegiatan dan Desa/Kelurahan sebagai pihak yang
menerima hasil kegiatan di atas materai senilai Rp. 6.000,- .
Format BAST seperti pada Lampiran 8.

3. Pengembalian Sisa Anggaran Kegiatan


Jika terdapat sisa anggaran kegiatan di masing-masing rekening,
maka masing-masing Lembaga Pemerintah/lembaga/kelompok
masyarakat wajib melakukan pengembalian ke kas Negara.
Pengembalian ke kas Negara dilakukan dengan cara
menginformasikan kepada Bendahara Pusat jumlah dana yang
akan di kembalikan, jenis belanja, dan nama kegiatan. Bendahara
Pengeluaran Pusat akan menerbitkan bukti setor ke kas Negara
yang telah di input melalui aplikasi SIMPONI. Bukti ini nantinya akan
di serahkan kepada masing-masing Lembaga Pemerintah/
lembaga/kelompok masyarakat untuk selanjutnya di setorkan ke
Bank.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 38
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BAB V. PENUTUP
Dengan tersusun nya Petunjuk Teknis ini kiranya dapat menjadi acuan bagi
semua pihak baik pelaksana ataupun pihak-pihak lain baik langsung
maupun tidak langsung terkait dengan kegiatan Direktorat Pengembangan
dan perluasan Kesempatan kerja Ditjen Binapenta dan PKK dalam
melaksanakan program Tenaga Kerja Mandiri Tahun 2019.

Keberhasilan kegiatan sangat dipengaruhi oleh adanya konsistensi,


keseriusan dan kejujuran dari masing-masing pelaksana kegiatan dan pelaku-
pelaku terkait. Oleh karena itu kepada Lembaga Pemerintah, Lembaga non
Pemerintah dan Kelompok Masyarakat, serta peserta agar melaksanakan
kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis, sehingga tujuan untuk menciptakan
lapangan kerja atau lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan
benar-benar tercapai serta memberikan hasil yang maksimal.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 39
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 1 :
Identifikasi Potensi Ekonomi

A. RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
No. HP :

B. POTENSI EKONOMI

No. Pertanyaan Jawaban


1 Apakah produk utama (barang/jasa) yang
dihasilkan desa ini (termasuk bahan mentah)?
Sebutkan 5 produk barang/jasa yang paling
utama.
2 5 bahan utama untuk menghasilkan produk tersebut

3 Asal Bahan Baku Produksi 1.Dari dalam Desa 2. Dari luar Desa

4 Ketersedian Bahan Produksi di Desa 1.Musiman 2. Selalu Ada


5 Apa saja kendala utama untuk memperoleh
bahan produksi tersebut

6 Apakah ada potensi produk lain (barang/jasa)


yang dapat diproduksi di desa ini?

C. PROGRAM PEMBANGUNAN
Program Pembangunan di Kab/Kota ini selama 2 tahun terakhir (khususnya dalam kredit mikro,
penciptaan lapangan kerja dan pelatihan keterampilan, serta pertanian dan industri)

No. Nama program Bidang program Penerima program Siapa yang


Hanya mencakup menjalankan program?
penerima langsung

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 40
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 2 :

Daftar Seleksi Peserta

No DIISI DENGAN HURUF CETAK


Pemerintah Lembaga Pemerintah
1 :
Tenaga Kerja Prov/Kab/Kota
2 Tanggal Pendaftaran :
Nomor Induk Kependudukan :
3 Keterangan Umum
Nama Lengkap :
Tempat/Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telp HP :
Kode Pos :
Status :
4 PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Tertinggi :
Jurusan :
Keterampilan :
5 Bahasa Asing yang Dikuasai : 1. Mandarin
2. Inggris
3. Belanda
4. jerman
5. Lainya ...........
6 Pengalaman Kerja :
Jabatan : a.
b.
Uraian Tugas : a.
b.
Lama Kerja : a.
b.
Pemberi/Pengguna : a.
b.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 41
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 3

KOP LEMBAGA PEMERINTAH

RENCANA USULAN KERJA

Kabupaten , 19 Juni 2019


Kepada Yth:
Kuasa Pengguna Anggaran
Direktorat Pengembangan dan
Perluasan Kesempatan Kerja

Sesuai dengan SPMK. 2958/PPTKPKK-PPKK/VI/2019 Tanggal 16 Juni 2019


tentang pelaksanaan kegiatan Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri
Paket 1, dengan ini kami mengajukan permohonan pencairan dana sebesar
Rp.92,000,000 sesuai rencana usulan kerja (RUK) dengan rekapitulasi kegiatan
sebagai berikut

Biaya
Akun Kegiatan
(Rupiah)
1 2 3
521211 Belanja bahan
- ATK & Komputer Supply
- Pengadaan Bahan
526312 Belanja barang lainnya Untuk Di serahkan Kepada Masyarakat
- Kesehatan
- Konsumsi Pembekalan
- Transportasi Peserta Pembekalan
- Bahan Praktek

Jumlah 92,000,000

MENGETAHUI/MENYETUJUI
Pejabat Pembuat komitmen
Lembaga Pemerintah Tenaga Kerja dan Transmigrasi

XXXXXXX
NIP. XXXXXXXXXXX

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 42
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 4

LEMBAR SELEKSI PROPOSAL


KEGIATAN PENDAYAGUNAAN INSTITUSI LOKAL DALAM RANGKA PENCIPTAAN TENAGA
KERJA MANDIRI TAHUN 2019

NO ID :
NAMA LEMBAGA :
PIMPINAN LEMBAGA :
PROVINSI : KABUPATEN :
NO. KONTAK : TELP. HP. :

CHECK LIST
NO DOKUMEN
ADA TIDAK ADA
1. Surat yang ditujukan/tembusan kepada DIRJEN BINAPENTA
2. Perihal (tuliskan):
3. Jenis Kegiatan (tuliskan):
4. Akte Pendirian a.n. Lembaga
5. NPWP a.n. Lembaga
6. Rekening Bank a.n. Lembaga
7. Rekomendasi Lembaga Pemerintah Setempat
8. Keterangan domisili
 KOPERASI  YAYASAN
9. Jenis Lembaga  PONPES  LSM
Lainnya:........................................................

Catatan:
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
Pemeriksa,

__________________________________

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 43
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 5
FORM VERIFIKASI LOKASI
KEGIATAN PENDAYAGUNAAN INSTITUSI LOKAL
DALAM RANGKA PENCIPTAAN TENAGA KERJA MANDIRI
TAHUN 2019

NAMA LEMBAGA :
PIMPINAN LEMBAGA :
ALAMAT :
NO. KONTAK :

CHECK LIST
NO DOKUMEN TIDAK
ADA
ADA
1. Asli Akte Notaris a.n. Lembaga
2. Asli NPWP a.n. Lembaga
3. Asli Rekening Bank a.n. Lembaga
4. Papan Nama Lembaga
5. Struktur Organisasi/ Kepengurusan
6. Sarana dan Prasarana Lembaga
7. Dokumentasi Pengalaman Kegiatan
8. Peserta

Rekomendasi:
________________________________________________________________________

TIM VERIFIKASI PENANGGUNGJAWAB LEMBAGA

................................. .................................

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 44
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 6a

CONTOH : KERANGKA LAPORAN PARIPURNA

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI :
BAB. I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
b. DASAR HUKUM
c. TUJUAN DAN SASARAN
d. RUANG LINGKUP KEGIATAN

BAB. II PELAKSANAAN KEGIATAN


A. PERSIAPAN
B. PELAKSANAAN
C. PENGENDALIAN

BAB. III ASPEK KETENAGAKERJAAN


A. PENYERAPAN TENAGA KERJA
B. HASIL KEGIATAN
BAB. IV REALISASI ANGGARAN
BAB. V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN
BAB. VI KESIMPULAN
BAB. VII PENUTUP
LAMPIRAN - LAMPIRAN :

1. Surat Keputusan Pelaksana Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri.


2. Surat Keputusan Penetapan Lokasi dan Jenis Kegiatan Tenaga
Kerja Mandiri.
3. Surat Keputusan Peserta Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri.
4. Berita acara serah terima, hasil pekerjaan Tenaga Kerja Mandiri.
(antar Penanggungjawab kepada unsur Pemerintah Daerah
setempat)
5. Dokumentasi (photo) proses dan hasil pelaksana kegiatan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 45
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 6b

FORMAT PELAPORAN KEGIATAN


PENDAYAGUNAAN INSTITUSI LOKAL DALAM RANGKA
PENCIPTAAN TENAGA KERJA MANDIRI
TAHUN 2019

I. HALAMAN COVER
II. RINGKASAN
III. KATA PENGANTAR
IV. DAFTAR ISI
V. ISI DAN FORMAT LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. MAKSUD DAN TUJUAN
C. SASARAN
D. MANFAAT
BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. NILAI MORAL DAN KEBIJAKAN
B. PROFIL FASILITAS DAN SARANA
C. STRUKTUR ORGANISASI
D. PROFIL TENAGA PENDAMPING
E. PROFIL PESERTA
F. PENGALAMAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BAB III ANALISA POTENSI WILAYAH
A. SELAYANG PANDANG
B. POTENSI EKONOMI
C. ANALISA PELUANG USAHA
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN
A. SOSIALISASI, PENDAFTARAN DAN SELEKSI PESERTA
B. PEMANGGILAN PESERTA
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
D. LAPORAN KEUANGAN
E. RENCANA TINDAK LANJUT
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Copy Rekening Lembaga
2. Copy NPWP Lembaga
3. Nota dan Kwitansi ATK
4. Nota dan Kwitansi Penggandaan Bahan
5. Nota dan Kwitansi Rapat Persiapan
6. Nota dan Kwitansi Konsumsi Pembekalan
7. Kwitansi Honor Penyusunan Laporan Akhir
8. Kwitansi Honor Panitia
9. Kwitansi Honor Instruktur

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 46
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

10. Kwitansi Uang Saku Peserta


11. Kwitansi Transport Pengarah
12. Kwitansi Transport Peserta
13. Nota dan Faktur Pembelian Barang Bantuan Sarana Usaha
14. Berita Acara Serah Terima Barang ke Lembaga
15. Tanda Terima Bantuan Sarana Usaha
16. Pajak Konsumsi
17. Pajak Honor Instruktur
18. Pajak Pengadaan Barang Bantuan Sarana Usaha
19. Dokumentasi

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 47
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 7
Contoh RAB Kegiatan Penciptaan Wirausaha Baru Tenaga Kerja Mandiri 2019 :
RENCANA ANGGARAN BIAYA
KELUARAN (OUTPUT) TAHUN 2019

Harga
Kode Akun/detail Vol Sat Jumlah
satuan

526312 Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki


Karakteristik Bantuan Pemerintah 70,000,000
> BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA 8,050,000
- alat tulis kantor 1 PKT 100,000 100,000

- komputer supply 1 PKT 100,000 100,000

- penggandaan bahan 1 PKT 100,000 100,000

- publikasi dan dokumentasi 1 PKT 100,000 100,000

- pelaporan 1 PKT 100,000 100,000

- konsumsi rapat teknis dan koordinasi [7 ORG x 1 KL x 1 PKT] 7 OK 50,000 350,000

- konsumsi pembekalan [24 ORG x 3 HR x 1 PKT] 72 OH 50,000 3,600,000

- persiapan, adm, surat menyurat 1 PKT 100,000 100,000

- konsumsi rekrutmen dan seleksi [30 ORG x 1 PKT] 30 OK 50,000 1,500,000

- Bahan praktek 1 PKT 2,000,000 2,000,000

> PERJALANAN 8,100,000


- transport penyelenggara [4 ORG x 2 TRP x 1 PKT] 8 OT 100,000 800,000

- transport acara pembukaan & penutupan [1 ORG x 2 TRP x 1 PKT] 2 OT 100,000 200,000

- transport narasumber Pusat di daerah [1 ORG x 1 TRP x 1 PKT] 1 OT 100,000 100,000

- transport rekrutmen dan seleksi [2 ORG x 2 TRP x 1 PKT] 4 OT 100,000 400,000

- transport peserta pembekalan [20 ORG x 3 TRP x 1 PKT] 60 OT 100,000 6,000,000

- transport monitoring dan pembinaan [2 ORG x 3 TRP x 1 PKT] 6 OT 100,000 600,000

> HONOR 13,850,000


- honor instruktur [1 ORG x 20 JPL x 1 PKT] 20 JP 300,000 6,000,000

- honor narasumber [1 ORG x 4 JPL x 1 PKT] 4 JP 900,000 3,600,000

- honor penanggungjawab kegiatan [1 ORG x 1 KEG x 1 PKT] 1 OP 350,000 350,000

- honor bendahara [1 ORG x 1 KEG x 1 PKT]] 1 OP 300,000 300,000

- honor anggota [2 ORG x 1 KEG x 1 PKT]] 2 OP 300,000 600,000

- uang saku peserta pembekalan [20 ORG x 3 HR x 1 PKT] 60 OT 50,000 3,000,000

> SARANA USAHA 40,000,000

- bantuan sarana usaha [20 ORG x 1 PKT] 20 OK 2,000,000 40,000,000

Jakarta, Januari 2019

Direktur Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Rahmawati Yaunidar, SE, MM


NIP. 19590125 198503 2 001

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 48
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 8

<KOP SURAT>
BERITA ACARA SERAH TERIMA
(1)
NOMOR: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pada hari ini . . . . . . . . . . . (2) tanggal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 3) bulan . . . . . . . . . . . .. . . . . . . (4) tahun . . . . . . . .


.(5) yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
Jabatan : Penanggungjawab Kegiatan
Nama Satker : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7)
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
2. Nama : Sopyan, SE, M.AP
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Satker : Direktorat Pengembangan Dan Perluasan Kesempatan Kerja
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa:
a. Padatkarya Infrastruktur
b. Padatkarya Produktif
c. Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri
d. Terapan Teknologi Tepat Guna. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8)
sesuai dengan Surat Keputusan Nomor . . . .. (9) dan Perjanjian Kerja Sama nomor . . . . . . . (10).
2. PIHAK KESATU telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( . . . . . . .) (11)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( . . . . . . . ) (12)
c. Jumlah total sisa dana : . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . ( . . . . . . . ) (13)
3 . PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana Bantuan:
a. Padatkarya Infrastruktur …. paket
b. Padatkarya Produktif …. paket
c. Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri …. paket
d. Terapan Teknologi Tepat Guna….. paket. (14)
sebesar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( . . .. . . .) (15) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK
KESATU berupa:
a. Padatkarya Infrastruktur …. paket
b. Padatkarya Produktif …. paket
c. Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri …. paket
d. Terapan Teknologi Tepat Guna….. paket. (16)
dengan nilai ....................... (17).
5. PIHAK KESATU telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar .................... (18) sebagaimana
Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir. * )
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh Para Pihak pada hari
ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Materai 6.000,-
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(19) Sopyan, SE, M.AP
NIP.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(20) NIP. 19760712 200604 1 002

*) angka 5 dicoret apabila tidak terdapat sisa dana.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 49
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

PETUNJUK PENGISIAN
BERITA ACARA SERAH TERIMA BANTUAN

NO URAIAN I S I
(1) Diisi dengan nomor Berita Acara Serah Terima (BAST)
(2) Diisi dengan hari pembuatan BAST
(3) Diisi dengan tanggal pembuatan BAST
(4) Diisi dengan bulan pembuatan BAST
(5) Diisi dengan tahun pembuatan BAST
(6) Diisi dengan nama Penanggungjawab Kegiatan
(7) Diisi dengan nama Satker penerima bantuan
(8) Diisi dengan nama pekerjaan yang dilaksanakan penerima bantuan
(9) Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Keputusan penetapan pemberian bantuan
(10) Diisi dengan nomor dan tanggal Perjanjian Kerja Sama pemberian bantuan
(11) Diisi dengan jumlah angka dan huruf total dana bantuan yang diterima
(12) Diisi dengan jumlah angka dan huruf total dana bantuan yang telah dipergunakan
(13) Diisi dengan jumlah angka dan huruf total dana bantuan yang tidak dipergunakan
(14) Diisi dengan nama pekerjaan yang dilaksanakan penerima bantuan
(15) Diisi dengan jumlah angka dan huruf total dana bantuan yang telah dipergunakan
(16) Diisi dengan nama pekerjaan yang dilaksanakan penerima bantuan
(17) Diisi dengan jumlah angka dan huruf total dana bantuan yang telah di pergunakan

(18) Diisi dengan jumlah angka dan huruf total dana bantuan yang tidak dipergunakan (jumlah
sama seperti angka 13)
(19) Diisi dengan nama Penanggungjawab Kegiatan
(20) Diisi dengan NIP Penanggungjawab Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 50
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Lampiran 9

CONTOH KEGIATAN TENAGA KERJA MANDIRI

CONTOH KERAJINNAN UKIRAN BAMBU

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 51
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

PEMBUATAN KERUPUK PASIR

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 52
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BUDIDAYA BELUT

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 53
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

PEMBUATAN BATAKO

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 54
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
DITJEN BINAPENTA DAN PKK
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU TENAGA KERJA MANDIRI 2019 55

Anda mungkin juga menyukai