Sedikitnya ada dua cara kita dapat menghitung rencana anggaran biaya atau biasa disingkat RAB. Cara
satu dilakukan untuk menghitung cepat dan yang satunya untuk menghitung rinci perietem RAB.
Cara Pertama
Menghitung langsung satuan m2 (meter persegi) atau m3 (meter kubik)dengan harga standar satuan
harga. Cara ini memiliki kelebihan dapat dilakukan dengan cepat mudah, tidak membutuhkan banyak
waktu dan pemikiran untuk mengumpulkan data dan tanpa harus membaca gambar (praktis). Namun
kelemahannya tidak akurat dan tidak dapat diketahui kebutuhan bahan, alat dan kebutuhan pekerja
yang sebenarnya. Cara ini hanya untuk menghitung perkiraan biaya kasar.
Caranya cukup dengan mengetahui volume pekerjaan yang akan dikerjakan dan harga satuan pekerjaan
persatuan m2/m3 (meter persegi/meter kubik). Hanya dengan mengalikan volume pekerjaan dengan
harga satuan pekerjaan kebutuhan rencana anggaran biaya pekerjaan dapat diketahui.
Contoh hendak membangun rumah sederhana, ukuran rumah yang akan dibangun panjang 10 meter
dan lebar 7 meter (Luas bangunan 70 m2). Harga satuan permeter persegi rumah permanen
menggunakan bahan material kw. sedang di Kabupaten Majalengka sebesar Rp. 1.500.000. permeter
persegi. Harga persatuan m2 ini hanya sebagai contoh yang pada kondisi sebenarnya dapat bervariasi
menyesuaikan spesifikasi penggunaan bahan material dan lokasi pembangunan rumah. Jadi berapa
biaya bangunan sederhana tersebut?
Jawab : Luas bangunan 7m x 10 m = 70m2, jadi rencana anggaran biaya bangunan tersebut sebesar
70m2 x Rp.1.500.000,00 = Rp.105.000.000,00 ( Terbilang : seratus lima juta rupiah ).
Cara Kedua
Menggunakan perhitungan analisa harga satuan. Cara ini agak rumit namun hasilnya akurat. Ada
beberapa langkah yang harus dikerjakan dalam menyusun RAB yang lengkap, akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Penting saya tegaskan bahwa RAB yang dibuat harus dapat dipertangung
jawabkan. Karena Pemeriksaan oleh instansi terkait terhadap pekerjaan pemerintah dimulai dari
pemeriksaan RAB.
Jika RAB yang dibuat tidak sesuai dengan Analisa Harga Satuan dan belanja daerah yang ditetapkan
dengan Peraturan Bupati, maka boleh jadi RAB akan bermasalah. Jika Analisa harga lebih rendah akan
berdampak tidak dapat diselesaikannya pekerjaan, volume pekerjaan berkurang atau setidaknya mutu
pekerjaan tidak sesuai spek (penurunan kwalitas). Sebaliknya apabila analisa harga terlalu tinggi akan
menimbulkan masalah dugaan markup yang mungkin berakibat hukum.
Untuk dapat membuat RAB dengan benar silakan mengikuti penjelasan / panduan yang akan dijelaskan
dibawah
Mengalikan volume dengan analisa harga satuan dan menjumlah harga keseluruhan.
Baca Juga
Langkah ke: 1
Syarat pokok menyusun RAB adanya gambar teknis pekerjaan. Pada bagian ini tidak akan dijelaskan
bagaimana membuat gambar teknis. Penjelasan lebih lanjut tentang cara menggambar teknis pekerjaan
akan dibahas dalam modul tersendiri.
Pada bagian ini terbatas hanya membahas bagaimana membaca sebuah gambar teknik (bangunan)
untuk dapat menyusun RAB.
Pada gambar di atas menunjukan kolom kiri sebagai gambar utama (gambar teknis), kolom sebelah
kanan merupakan atribut atau kelengkapan gambar yang terdiri dari :
Jenis kegiatan/Prasarana
Diketahui/Disetujui
Sedangkan perhitungan RAB akan menggunakan gambar teknis yang ada pada kolom sebelah kiri.
Dengan memperhatikan secara seksama gambar Tembok Penahan Tanah (TPT) di atas, akan diperoleh
beberapa informasi (data) yang diperlukan dalam menyusun RAB. Yaitu : Bahan/Material, daftar
pekerjaan dan volume masing-masing item pekerjaan.
Untuk jelasnya mari kita memasuki tahap ke-2
Langkah Ke : 2
Dengan melihat gambar di atas kita dapat mengetahui bahan yang diperlukan selanjutnya kita perlu
menentukan spesifikasi bahan tersebut.
Perlu diingat bahwa setiap pekerjaan pasangan/konstruksi diperlukan persiapan yang meliputi
pengukuran dan pemasangan bouplank dalam gambar teknis hal ini tidak cantumkan, namun pada
prakteknya pasti diklaksanakan sehingga perlu dimasukan dalam RAB. Nah bahan material yang
dibutuhkan umumnya adalah :
Kayu 5/7
Paku 2”-5”
Kalau telah selesai menentukan spesifikasi bahan maka lanjutkan pada langkah berikutnya.
Langkah Ke: 3
Pekerjaan galian
Pekerjaan suling-suling
Langkah Ke : 4
Masing-masing item pekerjaan sebagimana langkah ke 3 di atas harus dihitung untuk memperoleh
volume pekerjaan yang akan dikerjakan. Volume diperoleh dari hasil perkalian panjang kali lebar kali
tinggi. Pada setiap gambar teknis sudah dicamtumkan ukuran panjang lebar maupun tinggi. Kita tinggal
menghitungnya untuk mengetahui volume masing-masing item pekerjaan.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas kita hitung langsung berdasarkan gambar di bawah :
Pekerjaan galian
Panjang = 16 m, Lebar 0,9 m dan tinggi = 0,5 Volume galian (PxLxT) 16 x 0,9 x 0,5= 7,2 m3
Panjang 16m, lebar atas 0,3, lebar bawah 0,9 (lebar untuk perhitungan = jumlah lebar atas dan bawah
dibagi dua = 0,6) dan tinggi 1,7 m Volume Pasangan batu (PxLxT) 16m x 0,6m x 1,7m = 16,32 m3
Terakhir kita harus menghitung pekerjaan pengurugan karena sesuai gambar ada pekerjaan pengurugan
untuk menutup bagian pasangan batu yang tidak tertutup tanah. Maka perhitungannya adalah: Panjang
= 16 m Lebar atas 0,6 m dan lebar bawah 0,2 rata-rata Lebar =0,4 m maka dapat dihitung volume
pengurugan (PXLXT) 16 x 0,4 x 1= 6,4 m3
Langkah Ke: 5
Untuk dapat menghitung RAB kita perlu mengetahui daftar harga upah maupun bahan/alat yang akan
digunakan. Menentukan harga upah bahan dan alat tidak cukup dengan mengacu kepada Satuan Harga
Barang Daerah yang ditetapkan Bupati. Karena harga satuan tersebut hanya merupakan acuan batas
harga minimal dan maksimal yang ditoleransi. Harga yang dicantumkan dalam RAB haruslah
mempertimbangkan harga berdasarkan survey lapangan.
Berikut kami berikan contoh cara menentukan harga upah, bahan dan alat sesuai survai lapangan.
Sebelumnya saya ingatkan kembali pada langkah 2 (dua) kita sudah menentukan spesifikasi
bahan/material yang dibutuhkan yaitu :
Kayu 5/7 x 2m
Paku 2”-5”
Sekarang kita tinggal melakukan survey lapangan harga barang-barang tersebut. Caranya untuk barang
industry/toko (Semen, pipa PVC dan kayu) lakukan survey harga pada dua toko atau lebih. Harga yang
paling tinggi dapat digunakan sebagai dasar harga pada RAB sepanjang tidak melebihi harga maksimal
yang ditentukan pada acuan harga satuan barang daerah. Sedangkan untuk barang yang diambil
langsung dari alam/hasil tenaga manusia (Batu belah, Pasir pasang dan bambu) ditanyakan langsung
kepada pemilik atau levelansir.
Misalkan diperoleh:
Harga satu zak semen/50 kg merek Holcim seharga Rp. 65.000,- tidak termasuk PPN. Perlu diingat
bahwa harga pada RAB harus memperhitungkan PPN 10 %. Maka harga semen yang dicantumkan pada
RAB setelah ditambah PPN adalah sebesar Rp. 65.000 + Rp. 6.500 = Rp 71.500,-
Harga piva PVC 1,5 Inc kw. rendah per batang Rp 60.000 termasuk PPN. Maka harga yang dicantumkan
pada RAB sama dengan Rp. 25.000,-
Harga batu belah 15-20 ek Bantaragung per m3 diterima di tempat seharga Rp.110.000. Terhadap
barang yang diambil langsung dari alam tidak dikenakan PPN. Namun karena atas batu dilakukan proses
lanjutan pengolahan untuk mendapatkan ukuran batu 15-20 maka terhadap belanja batu belah tersebut
perlu diperhitungkan PPN. Maka harga yang dicantumkan di RAB adalah Rp. 121.000,-
Harga pasir pasang di terima di tempat seharga Rp.130.000,- Harga tersebut di cantumkan langsung di
RAB dengan asumsi belanja pasir langsung dari tempat galian C/pengusaha galian C. Lain halnya apabila
belanja pasir di toko/ supplier bahan material, perlu ditambahkan PPN 10 %.
Harga yang diperoleh berdasarkan harga diterima ditempat (lokasi) satu batang bambu Rp. 10.000,
harga tersebut adalah harga yang dicantumkan di RAB. Karena bambu merupakan barang yang diambil
langsung dari alam tidak dikenakan PPN. Catatan apabila barang tidak termasuk harga pengiriman maka
biaya pengangkutan harus diperhitungkan.
Kayu 5/7 panjang 2 meter harga terbaru misalnya Rp. 15.000, karena dalam RAB dicantumkan satuan
harganya dalam m3, maka perlu melakukan konversi dari batang ke meter kubik.
Caranya:
Hitung volume per batang kayu (tebal x lebar x panjang) yaitu 0,05 x 0,07 x 2,00 = 0,007 m3
Selanjutnya diperoleh jumlah batang per meter kubik yaitu dengan membagi 1m3 : 0,007 m3 hasilnya
sama dengan 142,86 batang dibulatkan menjadi 143 batang.
Maka harga satu m3 kayu 5/7 sama dengan 143 batang dikali harga perbatang (Rp. 15.000,-) yaitu Rp
2.145.000,- adalah harga yang dicantumkan pada RAB
Paku biasa 2”-5” diperoleh harga hasil survey lapangan Rp. 15.000
Kayu papan 3/20 panjang 2 meter harga terbaru Rp. 30.000, untuk menghitung harga permeter kubik
sama seperi pada perhitungan seperti dijelaskan pada hurup (f). diperoleh harga permeter kubik sama
dengan Rp. 2.520.000,-
Selanjutnya perlu diketahui pula harga upah yang berlaku di daerah setempat silakan lakukan survey
harga untuk upah :
Jika pekerjaan membutuhkan alat yang harus disewa misalkan pada pekerjaan pengaspalan jalan ada
sewa alat berupa stoom maka perlu melakukan survey hara sewa alat.
Langkah Ke : 6
Pada langkah sebelum kita telah membahas spesifikasi bahan/material (langkah-2), menentukan rincian
daftar pekerjaan (langkah-3), menghitung volume tiap item pekerjaan (langkah-4) dan mengetahui
harga terbaru upah dan bahan (langkah-5).
Pada langkah ke-6, kita akan menghitung analisa harga satuan per item pekerjaan berdasarkan data
yang telah berhasil dikumpulkan dari langkah sebelumnya. Data tersebut dapat kita gambarkan sebagai
berikut :
A Bahan / Material
B Upah
1. Mandor oh 90.000 ?
3. Tukang oh 85.000 ?
4. Pekerja oh 75.000 ?
C Item Pekerjaan
4. Pekerjaan suling-suling m2 ? 16
Pada Hurup A bahan / Material dan hurup B Upah, pada kolom volume seluruhnya diberi tanda ? karena
kita belum mengetahui berapa volume yang dibutuhkan, langkah sebelumnya kita baru berhasil
menentukan spesifikasi bahan/material dan harga bahan dan upah.
Sebaliknya pada Hurup C item pekerjaan, kita sudah ketahui volume yang harus dikerjakan, namun
belum diketahui harga per satuan pekerjaan sehingga pada kolom harga masih tanda Tanya (?).
Pada langkah ke-6 ini kita akan menghitung analisa harga satuan per item pekerjaan. Perhitungan ini
harus mengacu kepada analisa belanja dan harga satuan barang yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah dalam bentuk Peraturan Bupati yang ditetapkan setiap tahun. Dalam contoh berikut ini
menggunakan analisa yang berlaku di Kabupaten Majalengka.
Mari kita hitung analisa harga per item pekerjaan. Untuk melakukan perhitungan ini kita harus mengacu
pada analisa pekerjaan dan harga satuan barang daerah yang ditetapkan dalam Peraturan
Bupati/Walikota. Daftar analisa harga satuan daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2016 kami sertakan
dalam CD silakan membukannya.
Kita lanjutkan !
Perhatikan pada kolom (1) s/d kolom (4) terdapat dalam analisa pekerjaan dan tidak boleh dirubah.
Sedangkan kolom (5) Harga satuan kita masukan harga ril terbaru di lapangan namun tidak boleh
melebihi ketentuan batas maksimal harga yang ditetapkan dalam harga satuan barang daerah. Kolom (6)
merupakan perkalian dari kolom (3) Koefisien dengan kolom (5) harga satuan sehingga diperoleh jumlah
harga.
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
a Bahan Material
b Tenaga Kerja
Pekerja 0.1000 oh 75.000 7.500
Jml.Rp: 61.130
Pekerjaan galian
Tabel analisa seperti di bawah ini, kolom (5) diisi dengan harga upah berdasarka hasil survey.Pada
pekerjaan galian hanya perlu menghitung upah pekerja dan mandor karna pada pekerjaan galian tanah
tidak membutuhkan material.
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
B Tenaga Kerja
Jml.Rp: 58.500
Kebutuhan bahan material dan pekerja sebagaimana pada analisa pekerjaan B003 (menggali tanah biasa
sedalam 1m). Maka perhitungan analisanya seperti ditunjukan pada tabel berikut:
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
campuran 1 PC:5 PP
A Bahan Material
B Tenaga Kerja
Jml.Rp: 489.410
Pekerjaan Suling-suling
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
Pemasangan suling-suling
A Bahan Material
Jml.Rp: 9.375
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
camp 1PC:5PP
A Bahan Material
B Tenaga Kerja
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
A Bahan Material
B Tenaga Kerja
Jml.Rp: 30.048
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
biasa sedalam 1 m
B Tenaga Kerja
Jml.Rp: 19.497
Akhirnya kita sampai kepada kesimpulan analisa harga satuan per item pekerjaan digambarkan
sebagaimana tabel dibawah ini. Dan angka harga satuan yang dicetak tebal pada kolom (5) HARGA
SATUAN merupakan hasil perhitungan analisa per pekerjaan Nomor (1-7).
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
1 2 3 4 5 6
Untuk mengetahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan dalam pembuatan TPT seperti yang
ditunjukan pada gambar teknis pada langkah-1, maka tinggal mengalikan volume tiap item pekerjaan
pada langkah 4 dengan harga analisa. Hasilnya sebagaimana pada langkah berikutnya.
Langkah Ke : 7
Mengalikan volume dengan analisa harga satuan dan menjumlah harga secara keseluruhan
Pada langkah ke tujuh ini kita tinggal mengalikan volume item pekerjaan dengan analisa harga satuan
serta menjumlahkan harga keseluruhan dan total biaya yang dibutuhkan akan diketahui.
Tabel dibawah merupakan RAB berdasarkan item pekerjaan. Dan kitapun sudah mengetahui besaran
biaya yang dibutuhkan baik peritem pekerjaan maupun biaya keseluruhan.
Jadi keseluruhan biaya yang diperlukan untuk membangun satu unit TPT sepanjang 16 m seperti
ditunjukan dalam gambar teknis pada langkah-1 adalah sebesar Rp.9.246.973. terbilang (Sembilan juta
dua ratus empat puluh enam juta sembilan ratus tujuh puluh tiga rupiah)
SATUAN
RP. JUMLAH
HARGA
Rp.
1 2 3 4 5 6
Tanah (TPT) 16 m1
JUMLAH 9.246.973
Selanjutnya kita masih harus menyusun data yang sudah kita kerjakan pada langkah 1-7 kedalam format
baku RAB. Sebagaimana diatur dalam Permendagri 113 Tahun 2014. Karena tulisan ini sudah terlalu
besar dengan banyaknya tabel. Lanjutanya terpaksa saya pisahkan pada tulisan lain.
ARTIKEL TERKAIT
Terima kasih,
Sangat bermanfaat.
Baarokallahu lak
BalasHapus
BalasHapus
Linknya gk da Pak ?
BalasHapus
Pak. Kita kalo kita survey harga barang perlu dimasukan tidak tambahan keuntungan 10%. Dan biaya
transportasi pengiriman dan pembongkaran barang di masukan tidak. Tks
BalasHapus
Balasan
Maaf saya baru balas, pada belanja barang /alat jangan menambahkan keuntungan karena, prinsip
pekerjaan adalah swakelola desa yaitu oleh TPK. Harga barang diterima ditempat alias sampai lokasi
pekerjaan tidak ada biaya transport. Kalau barang harus diambil sendiri atau harus diangkut lagi untuk
sampai lokasi boleh memasukan tranportasi pada RAB, sedangkan ongkos muat bongkar masukan HOK
saja.
Hapus
Balas
Balasan
Terhadap barang yang kena PPN, apabila harga yang ditetapkan toko sudah termasuk PPN 10 % maka
hanya membayar harga DPP nya saja. Contoh harga suatu barang termasuk PPN Rp. 1.000.000. maka
yang dibayar ke toko dengan perhitungan 100/110X 1 juta = 909.100 rupiah (dibulatkan), sedangkan
potongan PPN oleh bendahara 1jt-909.900= 91.900 rupiah (dibulatkan).
Kalau harga toko 1 jt belum termasuk PPN maka harga dengan PPN-nya menjadi 1,1 jt, yang satu juta
pembayaran ke toko sedangkan yang 100 rb merupakan potongan PPN oleh bendahara untuk
disetorkan sebagai pajak negara.
Hapus
Jadi yg di buat di RAB nya yg pakai PPN atau belum masuk PPN
Hapus
Hapus
Balas
BalasHapus
BalasHapus
1 pc : 3 pp
1 pc : 4 pp
1 pc : 5 pp
Itu kan udh pasti beda2 koefisennya pak. Mohon bantuannya pak.
BalasHapus
Gima cra mencari koefisien semen dan pasir nya pak misalkan:
a.1 pc : 5 pp
b.1 pc : 4 pp
c.1 pc : 3 pp
BalasHapus
Kita tidak perlu menghitung koefisien tinggal menggunakan Analiasa Harga Satuan pekerjaan (AHS). Di
daerah tiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Bupati, silakan anda minta ke setda bagian
pengendalian program atau Dinas Pekerjaan Umum. Anda dapat menggunakan AHS yang kami sediakan
pada blog ini silakan klik link ini
format-lengkap-administrasi-desa.blogspot.co.id/2016/10/analisa-harga-satuan-lengkap-format-
word.html.
Hanya untuk harga satuan tentunya tiap tahun dan tiap daerah akan berbeda, koefisien tetap sama.
Atau dapat menggunakan AHS SNI (Standar Nasional)
BalasHapus
Balasan
Pak bila kita gunakan jasa perencanaan untuk fisik kegiatan desa berapa persen upah yg akan di bayar
desa untuk perencanaan..mohon konfirmasinya
Hapus
Jika mau menggunakan jasa perencanaan/konsultan pihak ketiga, biasanya mereka sudah punya tarip
sendiri apalagi yang sudah memiliki sertifikasi. Silahkan negosiasikan masalah besaran belanja jasanya.
Sebagai patokan antara 2% sampai 10%, tergantung tingkat kesulitan dan besaran belanja pekerjaan.
Makin besar RAB tentunya prosentasenya makin kecil. Untuk lebih amannya silahkan merujuk/
berpatokan Standar Belanja Daerah masing tiap tahun ditetapkan dengan Peraturan
Bupati/walikota.Termasuk besaran maksimal belanja jasa konsutan/konstruksi ada didalamnya.
Hapus
Balas
Sangat membantu
BalasHapus
BalasHapus
Karena tidak disebutkan spesipikasi adukannya, saya anggap pekerjaan (Pasangan batu dengan spesi
adukan 1:5 atau 1bagian semen 5 bagian pasir). Maka kebutuhan bhn-nya untuk 60 m3 yaitu :
Batu 60 x 1,2 m3 = 72m3, Semen 60 x 136kg = 8160 kg (163zak), pasir pasang 60 x 0,544=32,64 m3.
untuk jelasnya dapat dilihat di Analisa Harga Satuan format excel/word (Analisa pekerjaan C003) dapat
didownload dikonten blog ini, silahkan.
BalasHapus
Admin....
BalasHapus
sangat bermanfaat sekali bagi saya,, Link Downloadnya kok belum ada pak?????
BalasHapus
BalasHapus
BalasHapus
Sangat membantu
BalasHapus
BERMANFAAT.
hasanborneo79@gmail.com
BalasHapus
Balasan
Tidak saat ini, tapi segera saya kirim saya masih belum update link downloadnya.
Hapus
Balas
BalasHapus
Sangat membantu.
1. Untuk analisa pek.bouplank, koefisien kayu 5/7 dan papan 3/20 apa tidak terbalik balik?
Semen koefisien 1,3600 dgn satuan zak. Dikonversi mnjadi 136 dgn satuan kg ?
Terimakasih.
BalasHapus
Balasan
Terimakasih koreksinya untuk bahan update. No. 2 maksudnya 1,36 x 1 zak (50kg) = 68 Kg semen untuk
setiap 1 m kubik pas batu terpasang.
Hapus
Balas
Posting Lebih BaruPosting Lama
Postingan Populer
Post Unggulan
Label