SKRIPSI
Oleh:
RESTIANA
NIM. 1415005
FAKULTAS SYARI’AH
TA 2018/2019
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Esa”. Maka oleh sebab itu seluruh hukum yang dibuat oleh negara atau
hukum Tuhan, bahkan lebih dari itu, setiap tertib hukum yang dibuat,
suatu agama tertentu, akan tetapi Indonesia merupakan negara kesatuan yang
1
Asep saepudin Jahar Dkk, Hukum Keluarga, Pidana dan Bisnis Kajian Perundang-
undangan Indonesia, Fikih dan Hukum Internasional, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2013), hal 191-192
pendukung dan penganut agama tidak tampak tercakup di dalamnya, karena
agama adalah urusan hati setiap manusia dan tidak bisa diintervensi siapapun.
ada dianut di Indonesia, bukanlah suatu hak asasi manusia yang harus
dihormati dan dilindungi, karena itu adalah perbuatan menista suatu agama
atau penodaan agama. Penodaan ajaran agama ialah suatu hal/kegiatan yang
2
Harmoni Jurnal Multikultural dan Multireligius, Agama dan Budaya dalam Dinamika
Kehidupan Masyarakat, (Jakarta: Redaksi dan Tata Usaha, 2011), Volume X, Nomor 4, hal 749
3
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Eresco,1986),
hal 6
menghasut publik untuk membenci penganut agama lain; menghormati
melakukan perbuatan.
4
Badri Khaeruman, Hukum Islam dan Perubahan Sosial,(Bandung, CV Pustaka Setia,
2010), hal 308
5
Lihat KUHP Pasal 156 a
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan
permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman.”
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah
selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui
batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat
menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah
kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu
mereka kerjakan.”
pokok, pada akhir-akhir ini bertambah banyak dan telah berkembang ke arah
selalu mudah. Hal ini tampak dari kesulitan dalam menentukan batas-batas
yang mengusik ajaran sakral dalam satu agama. Sebagai contoh adalah
Basuki Tjahaja Purnama atau disapa Ahok resmi dijadikan tersangka kasus
Agama Islam, video sambutan Ahok tersebut menjadi viral dan tersebar di
media sosial kemudian memicu reaksi keras berbagai pihak. Setelah melewati
dakwaan pasal 156a tentang penodaan agama dan pasal 156 KUHP sebagai
antara lain: (1) Lia Aminudin, atau Lia Eden yang mengaku sebagai Imam
6
Asep saepudin Jahar Dkk, Hukum Kelurga, Pidana dan Bisnis..., hal 194
Langit Makin Mendung karena pengambaran Allah, Nabi Muhammad dan
Jibril.7
Istilah yang biasa digunakan disebut sabb ad-din. Penghinaan itu meliputi
Hadist, serta berpaling atau tidak mempercayai dari ketentuan yang ada
keduanya. Perbuatan ini bagi seorang muslim merupakan bagian dari perilaku
7
https:www.bbc.com/indonesia/trensosial-38001552, artikel diakses pada tangal 17
Januari 2019 pukul 12.00
8
http://www.masjidagungtransstudiobandung.com/2016/1/20/pandangan-Islam-penodaan-
agama/,artikel dikses pada tanggal 17 Januari 2019, pukul 11.05
B. Rumusan Masalah
D. Penjelasan Judul
E. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.9 Jadi dalam hal ini
9
Mestika Zed, Metodologi Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004), hal 3
berkenaan dengan penelitian ini, kemudian mencatat dan mengolah ya
yang dibahas.
yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
ini.
3. Analisa Data
sebagai berikut:
suatu masalah yang berkaitan erat dengan pokok masalah secara satu
persatu dari yang khusus kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum.10
10
Sutriso Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), hal 36
11
Sutriso Hadi, Metodologi Research…, hal 45
c. Metode komparatif, yaitu metode berpikir dengan membandingkan suatu
masalah dengan sudut pandang yang satu dengan sudut pandang yang
F. Tinjauan Kepustakaan
sebelumnya. Sejauh pengamatan penulis memang telah ada karya tulis yang
yang penulis kaji, dalam skripsi tersebut yang dikaji adalah tinjauan
yuridis pasal 156 a KUHP dan tinjauan hukum Islam terhadap penodaan
G. Sistematika Penulisan
secara sistematika dan berurutan antara bagian yang satu dengan yang lain
merupakan suatu hubungan yang erat, maka penulis dalam hal ini membuat
12
Winarno, Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1975), hal 153
BAB I adalah uraian yang berfungsi sebagai pengantar dalam
memahami pembahasan bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari tujuh sub
bab yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
penodaan agama, penodaan agama dalam hukum positif dan penodaan agama
BAB III membahas tentang hasil penelitian yaitu terdiri dari bentuk-
LANDASAN TEORI
penistaan agama merupakan suatu bentuk yang melanggar hukum yang telah
diatur dalam agama itu sendiri. Akan tetapi jika manusia itu melanggar atau
menentang agama yang telah diyakini ataupun menghina agama yang lain,
maka itu juga merupakan suatu bentuk penodaan atau penghinaan agama.13
156a KUHP adalah penghinaan, kiranya hal ini tidak berlebihan melihat
yang sering disebut penodaan agama; demation yang berarti penistaan agama;
dan hate speech berarti pernyataan kebencian.16 Penodaan juga sama dengan
13
https:/www.kompasiana.om/habibur_rohman27/5891e353109773d91456d74c/penodaan
-agama dalam-sudut-pandang-undang-undang-dan-perspektif-islam, diakses pada tanggal 05 Maret
2019 pada pukul 10:58 Wib
14
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesai,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal 785
15
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar…, hal 402
16
Asep Saepudin jahar, dkk, Hukum keluarga, Pidana dan Bisnis, (Jakarta: Kencana,
2013) Cet 1 hal 2015
penistaan, perkataan “menista” berasal dari kata “nista”. Sebagian pakar
berarti tidak, dan gama berarti kacau. Jadi agama berarti tidak kacau atau
tertatur. Dengan demikian agama adalah aturan yang mengatur manusia agar
Inggris, agama disebut religion; dalam bahasa Belanda disebut religie berasal
Jadi religion atau religie dapat diartikan sebagai aturan hidup yang mengikat
agama adalah Din yang secara etimologis memiliki arti: balasan atau pahala,
membawa kewajiban yang jika tidak dilaksanakan akan menjadi hutang yang
akan membawa balasan baik kepada yang taat, dan memberi balasan buruk
17
Laden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1997) Hal 11
18
http://alialsudaer.blogspot.com/2017/04/makalah-pengertian-agama-dan-islam.html,
diakses pada tanggal 27 Februari pada pukul 21:30 Wib
Manusia merasa berhajat akan pertolongan dengan cara menjaga dan
tersebut.19
kebahagiaan batin yang paling sempurna dan juga perasaan takut dan
ngeri. Meskipun perhatian tertuju kepada adanya suatu dunia yang tidak
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa agama adalah
ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung
dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke
generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi
tersebut tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib
tersebut. Jadi yang dimaksud dengan penodaan agama secara umum adalah
19
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal 13
20
Jalaludin, Psikologi Agama... hal 317
penentangan hal-hal yang dianggap suci atau yang tidak boleh diserang (tabu)
a. Setiap orang
a. Setiap orang
a. Setiap orang
c. Menyebarkan informasi
d. Menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan individu atau kelompok
masyarakat
1. Setiap orang
dan budaya. Sehingga terciptanya kerukunan antar umat beragama serta tidak
Undang-undang Dasar negara kita yaitu Pasal 28 (e) ayat 1 dan 2 UUD 1945.
disebutkan “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
21
Randy A Adare, Delik Penodaan Agama Di Tinjau Dari Sudut Pandang Hukum
Pidana Di Indonesia, Jurnal Lex Et Societatis Vol 1 No 1, Januari 2013, hal 91-92
22
Randy A Adare, Delik Penodaan Agama..., hal 91-92
Indonesia secara tegas mengkonsepsikan diri sebagai negara kesatuan yang
Indonesia merupakan suatu bangsa yang multi etnis, multi religius dengan
sebagai delik agama. Istilah delik agama itu sendiri sebenarnya mengandung
ibadah (pasal 177 angka 2); menimbulkan gaduh di dekat tempati badah yang
23
Dian Andriasari, Kritik Terhadap Penerapan Pasal 156a KUHP Ditinjau dari
Perspektif Kehidupan Demokrasi Di Indonesia, Vol 3 No 2, Desember 2017, hal 276
24
Adami H Cahzawi, Hukum Pidana Positif Penghinaan, (Surabaya: PMN, 2009), hal
237
Delik yang dapat dikategorikan sebagai delik terhadap agama yaitu
Pasal 156 KUHP yang mengatur hukuman pidana penjara paling lama empat
menjadi pidana jika dirasakan sebagai perbuatan yang betentangan dengan tata
hukum yang berlaku. Menurut Moeljatno yang dikutip dari jurnal Nazar
perbuatan yang sifat melawan hukumnya baru diketahui setelah ada aturan
yang menjelaskannya.26
terhadap Ketertiban Umum. Disini tidak ada tindak pidana yang secara
25
Kurnia Dewi Anggraeny, Penafsiran Tindak Pidana Peodaan Agama Dalam Perspektif
Hukum, Vol 2, No. 1 Juni 2017, Jurnal Era Hukum hal 278
26
Nazar Nurdin, Delik Penodaan Agama Islam di Indonesia, International Journal Ihya‟
„Ulum Al-Din Vol 19 No.1 2017, hal 135-36
spesifik mengatur tindak pidana terhadap agama. Pasal 156a merupakan
dijelaskan bahwa pasal 156a tidak berasal dari Wetboek van Strafrecht
melakukan perbuatan:
Esa.
27
Randy A Adare, Delik Penodaan Agama..., hal 93
mengamankan Negara dan masyarakat, cita-cita revolusi dan pembangunan
ini.
sebagai ajaran-ajaran pokok oleh para ulama dari agama yang bersangkutan.
enam agama yang diakui pemerintah (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha
kehadirannya.28
adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai causa prima negara Pancasila.
Yang Maha Esa. karena itu kalau ada orang yang mengejek dan penodaan
28
https://diktis.kemenag.go.id/acis/ancon06/makalah/Makalah%20Rumadi.doc, diakses
pada tanggal 13 Maret 2019 pada pukul 10:33 Wib
Tuhan yang disembah tidak dapat dibiarkan tanpa pemidanaan.Atas dasar itu,
dengan melihat Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai titik sentral dari
a. Unsur-unsur Objektif
1) Mengeluarkan perasaan;
dan penodaan.
4) Di muka umum
a. Unsur-unsur objektif
2) Di muka umum.
yang dari perbuatan itu dinilai umum oleh penganut agama yang
bersangkutan adalah sebagai memusuhi agama tertentu. Misalnya,
berbedaan dengan sesuatu atau beberapa bahagian dari penduduk itu lantaran
dan ilmiah mengenai sesuatu agama yang disertai dengan usaha untuk
sila pertama dari dasar negara secara total, dan oleh karena itu sudah pada
29
Adnani, Penodaan Agama: Studi Komparatif Hukum Islam dan Hukum Pidana Di
Indonesia, Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan, , Vol 4 No 1 2017, hal 8-9
30
Marsudi Utoyo, Tindak Pidana Penistaan Agama Oleh Kelompok Aliran Indonesia,
Jurnal Pranata Hukum, Vol 7 No 1, januari 2017, hal
langsung pernyataan perasaan tersebut yang ditujukan terhadap agama.Jadi
2. Bedasarkan Undang-undang
31
Marsudi Utoyo, Tindak Pidana Penistaan..., hal 24
menunjukkan bahwa Penetapan Presiden tersebut selalu menempatkan Dekrit
Presiden sebagai sumber hukum padahal MPRS dan DPRS sudah terbentuk.32
ajaran agama dan kejahatan agama. Mengenai bentuk tindakan yang pertama
tersebut dibuat secara khusus dan bertahap. Pemberian sanksi tersebut lebih
pernyataan larangan dan pembubaran (pasal 2). Sanski pidana baru diterapkan
Pasal 1
agama itu, penafsiran dan kegiatan mana yang menyimpang dari pokok-pokok
Pasal 2
Dalam Negeri.
(2) Apabila pelanggaran tersebut dalam ayat 1 dilakukan oleh organisasi atau
sebagai organisasi atau aliran terlarang, satu dan lain setelah Presiden
Pasal 3
dan aliran itu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun.
Pasal 4
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa
perbuatan:
b. Dengan maksud supaya tidak menganut agama apa pun juga yang
agama.
ini dibuat dalam penjelasan dikemukakan bahwa aturan ini didasarkan karena:
34
Pipin Syarifin, Hukum Pidana Di Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000) hal
185-186
b. Kemanusian yang adil dan beradab;
c. Persatuan Indonesia;
d. Kerakyatan;
e. Keadilan sosial.
aturan pidana yang telah ada. Dengan Penetapan Presiden ini tidaklah
ini diundangkan.35
dengan pasal 156a yang diatur dalam pasal 4. Yang satu lagi mengatur
tersendiri suatu perumusan delik yang diatur dalam pasal 1s/d 3. Dalam
perumusan pasal 2 bahwa di situ terselip campuran sanksi pidana dan sanksi
memuat ketentuan hukum pidana yang merujuk kepada tindak pidana agama
yang dimuat dalam Pasal 27 ayat (3). Di samping itu, ada norma-norma lain
terhadap agama, misalnya dalam kode etik profesi, yang selanjutnya dapat
RUU tentang Perlindungan Agama tersebut harus baik dan benar serta dapat
37
Zahratul Idami, Perlindungan Hukum Oleh Negara Kepada Pemeluk Agama Di
Indonesia Dan Perbandingannya Dengan Ketentuan Dalam Islam, Kanun Jurnal Ilmu Hukum,
Vol 18 No 1, April 2016, hal
diharapkan dapat mengurangi atau bahkan meniadakan kekerasan atas nama
undang No. 1/PNPS/Tahun 1965 yang dijadikan sumber dalam putusan dalam
ini berlaku secara khusus, yakni hanya untuk tindak pidana penodaan agama
yang bekaitan dengan informasi dan transaksi elektronika, atau bisa dikatakan
hanya untuk tindak pidana penodaan agama yang dilakukan di dunia maya
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
38
Zahratul Idami, Perlindungan Hukum Oleh Negara..., hal 79
39
Muhammad Andri Fauzzan Lubis, Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Penistaan Agama Melalui Jejaring Sosial Dikaitkan Dengan Undang-undang No
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, 2013 hal 8
Perbuatan yang dilarang dalam pasal 28 ayat 2 UU ITE ialah dengan
SARA akibat informasi negatif yang bersifat provokatif. Isu SARA dalam
pandangan masyarakat merupakan isu yang cukup sensitif. Oleh karena itu,
pasal ini diatur dalam delik formil, dan bukan delik materil.
berbunyi:
ayat (1) atau (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
Pemilihan Umum
Umum Presiden dan Wakil Presiden Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
agama merupakan suatu istilah dari bahasa Indonesia. Istilah penodaan ini
40
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_2003.htm
Istilah-istilah yang bisa dipakaikan dengan arti penodaan adalah
dampak kemurtadanya.41
Dalam hal ini ada dua macam kemurtadan. Pertama, orang murtad
yaitu orang-orang yang secara sadar mengaku keluar dari agama Islam.
Hukuman bagi mereka secara umum adalah hukuman mati. Namun demikian,
hukuman mati dapat diberikan kepada orang murtad yang: (a) menjadi
muslim atas kesadaran sendiri; (b) melakukan sholat lima waktu; (c) setelah
Kedua, orang yang dihukum murtad yaitu orang-orang yang tidak mengaku
Tuhan umat lain sebenarnya bisa dilihat dari Al-Qur‟an surat al-An‟am ayat
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah
selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui
batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat
41
Muhammad Dahri, Tindak Pidana Penodaan Agama di Indonesia, AT-TAFAHUM:
Journal of Islamic Law, Vol 1 No. 2 Juli-Desember 2017, hal 6-62
42
Yulkarnain Harahap dan Supriyadi, Aliran Sesat Dalam Perspektif Hukum Pidana
Islam Dan Hukum Pidana Nasional, Jurnal Mimbar Hukum, Vol 20 No 3, Oktober 2008, hal 519
menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah
kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu
mereka kerjakan.”
menodai agama. Allah melarang terhadap Rasul-Nya dan orang yang beriman
dari agama Islam secara total. Allah Ta‟ala berfirman dalam surat At-Taubah
menjulurkan lidah, memonyongkan bibir, dan isyarat dengan tangan saat al-
Islam, tidak menghina, atau menggugat sesuatu darinya. Karena itu, tidak
penghinaan, olok-olok atau ejekan. Setiap apa yang mereka olok-olok atau
salah satu akidah Islam dari akidah Kaum Muslim, dan jika celaan tersebut
murtad.
artinya keluar dari jalan yang pertama kita lalui. Makna kata ini serupa
dengan irtidad, namun riddah disini dikhususkan dalam makna kafir. Dengan
keyakinan akan adanya Allah serta Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-
ibadah khusus seperti shalat, zakat, puasa dan haji juga termasuk tindakan
“al-riddah”.45
45
A Rahman I. Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-hukum Allah, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002), hal 347
46
Rina Septiani, Tindak Pidana Penistaan Agama Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Positif Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum dan Pemikiran, Vol 17 No 1 Januari-Juni 2017, hal 20-21
seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari
agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.”
dan haji.
4. Mencela dan menghina Nabi, begitu pula mencela salah satu di antara para
Nabi.
5. Mencela agama, mencela al-Qur‟an dan sunah, tidak berhukum dengan al-
Sunah.47
Adapun jika sejak awal ia adalah orang kafir asli, maka tindakannya
dirinya sebagai gembong kekafiran dan pemimpin orang kafir. Di antara dalil
al-Qur‟an yang menegaskan hal ini adalah Firman Allah dalam surat At-
Dalam ayat ini, Allah menyebut orang kafir yang mencerca dan
bukan sekedar kafir biasa, namun gembong orang-orang kafir. Tentang hal
dan mencerca agama Islam nscaya ia menjadi pokok dan pemimpin dalam
47
Sulaiman bin Ahmad bin Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq,
diterjemahkan oleh Abdul Majid, dkk, (Jakarta: Beirut Publishing, 2014), hal 616
kekafiran, sehingga berdasarkan ayat ini termasuk jajaran pemimpin orang-
orang kafir.”48
Hukuman bagi orang yang murtad menurut hukum pidana Islam yaitu
hadist yaitu:
،ّ الأجْ هس ححى ٌقحم قَضاء هللا ٔسسٕن:ٔعٍ يعا ر بٍْ جبم سضً هللا عُّ فً سجم أسْهًثى جٕٓد
. كاٌ قذ اسْححٍْب قبْم رنك: ٔفً سٔاٌة أل بً دأد.ٍّْ يحفق عه.فأيشبّ فقحم
Dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhu tentang seorang laki-laki yang
masuk Islam lalu murtad menjadi seorang Yahudi, beliau berkata, “aku tidak
akan duduk sampai dia dibunuh, ini adalah keputusan Allah dan Rasul-Nya.
“maka dia pun dibunuh”.(Mutaffaq Alaih).49
Dan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan, “sebelumnya dia telah diminta
bertaubat”
murtad adalah ijma‟. Ulama berbeda pendapat, apakah orang yang murtad itu
harus diminta untuk bertaubat dahulu atau tidak. Jumhur berpendapat wajib
diminta untuk bertaubat terlebih dahulu karena Nabi Saw menyuruh Mu‟adz
untuk menyeru orang murtad tersebut masuk Islam terlebih dahulu sebelum
membunuhnya. Ada juga yang bependapat bahwa tidak wajib meminta taubat
48
https://psq.or.id/artikel/wawasan-l-qur‟an-tentang-pelecehan-terhadap-nabi-muhammad-
saw/, artikel ini diakses pada hari Selasa tanggal 09 April 2019 pada pukul 20:05 Wib
49
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus Salam Syarah Bulughul Maram
jilid 3, diterjemahan oleh Ali Nur Medan, dkk, (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2012), hal 304
50
Imam Al-Hafidz ibnu Hajar Al-„Asqalany, Bulughul Maram Five in One, ditejemahkan
oleh Luthfi Arif, dkk, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2012), cet 1, hal 710
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata,”Rasulullah shalallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,” barangsiapa yang mengganti agamanya
(murtad), maka bunuhlah dia.” (HR. Bukhari).51
Dalil ini adalah dalil atas wajibnya membunuh orang yang mengganti
agamanya sebagaimana yang telah diterangkan diatas. Dan hokum ini berlaku
umum bagi laki-laki dan perempuan. Adapun hukum yang berlaku untuk laki-
laki itu merupakan ijma‟ para ulama sementara hukum yang berlaku untuk
murtad termasuk dalam salah satu tindak kejahatan yang dikenai ancaman
syarat dan rukun dari pelaksanaan hudud tersebut. Adapun rukun dari murtad
tersebut adalah: pertama, tindakan itu keluar dari agama Islam dengan melalui
salah satu cara sebagaimana disebutkan diatas. Kedua, keluar dari agama
Islam itu dilakukan dengan sengaja dan penuh kesadaran serta mengetahui
bahwa tindakannya itu dilarang agama dengan ancaman hukuman dunia dan
akhirat .
pindahnya non muslim dari satu agama ke agama lain tidak disebut murtad
dalam hal ini menurut yang disepakati oleh ulama, karena kekafiran itu
51
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus Salam..., hal 305
2. Pelaku tindakan murtad itu adalah seseorang yang telah dewasa dan
berakal sehat. Murtad yang dilakukan oleh anak-anak atau orang gila tidak
،ًٓكاَث نّ أو ٔنذ ج ْشحى انُبً صهى هللا عهٍّ ٔسهى ٔجقع فٍّْ فٍ ُْٓاْا فال ج ُْح
ْ ٔعٍ ابٍ عباس أٌ أ ْعًى
ْ
فبهغ رنك سسٕل هللا صهى هللا عهٍّْ ٔسهى،فٍبطُٓا ٔاجكأ عهٍْٓا فقحهٓا ّفهًا كاٌ رات نٍْهة أخز ْانًعْٕال فجعه
. سٔاِ أبٕ دأد ٔسٔاجّ ثقات. أال ا ْشٓذْٔ ا أٌ ديٓا ْذس:فقال
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata,” Ada seorang laki-laki buta
yang memiliki hamba sahaya perempuan yang melahirkan anaknya. Hamba
tadi mencela dan menghina Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan orang
laki-laki itupun mengingatkannya tapi hamba tadi tidak mau mendengarnya.
Dan ketika malam tiba laki-laki itu mengambil cangkul (sekop) dan
menusukkannya di perut hamba tersebut dan membunuhnya. Hal ini sampai
kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam lalu bersabda, “Ingat, saksikanlah
oleh kalian semua bahwa darah wanita ini halal.” (HR. Abu Dawud dan
semua rawinya tsiqat)53
Riddah atau murtad terjadi melalui salah satu dibawah ini yaitu sebagai
berikut:
jelas dengan dalil yang pasti dilarang oleh Allah dalam al-Qur‟an atau
52
Amir Syarifuddin, Garis-garis besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003) hal 317-318
53
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus Salam...,hal 308
dengan dalil bahwa yang demikian tidak haram. Murtad dalam
2. Melalui ucapan, baik ucapan yang jelas menyatakan keluar dari Islam atau
ucapan bahwa Tuhan itu lebih dari satu atau ucapan lain yang tidak biasa
seperti Allah, percaya tidak ada hari kiamat, percaya bahwa tidak ada alam
ghaib seperti malaikat, percaya bahwa Allah mempunyai anak dan istri,
mempercayai bahwa Allah sudah tidak lagi berkuasa dan lain kepercayaan
tentang hal-hal apa saja yang membuat seseorang murtad baik berupa
meyakini apa saja yang telah dilarang secara qath‟i dan mengingkari perkara
54
Amir Syarifuddin, Garis-garis..., hal 316-317
mengucapkan sesuatu yang tidak mengandung makna lain (ta‟wil) bahwa hal
tersebut adalah kekufuran, misalnya mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah;
(d) melakukan perbuatan yang tidak ada kemungkinan (ta‟wil) lain bahwa
perbuatan tersebut adalah kekufuran, seperti orang yang sujud di depan patung
atau beribadah di gereja dengan cara-cara Nasrani. Upaya ini untuk menjaga
dasar) dari Azzara. Asal arti al-„azru adalah cegahan. Dari makna inilah kata
55
Zahratul Idami, Perlindungan Hukum Oleh Negara..., hal 88
Ta‟zir secara etimologi berarti menolak atau mencegah. Hukuman
berkaitan dengn pelanggaran terhadap hak Allah dan hak hamba yang tidak
perbuatan maksiat yang tidak dihukum dengan hukuman hadd atau kafarat.
ditentukan penguasa.56
Secara umum, tindak pidana ta‟zir terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut:57
1. Tindak pidana hudud dan tidak pidana qisas yang syubhat, atau tidak
56
Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah),
(Bandung: Pustaka Setia, 2013), hal 593
57
Asadulloh Al Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2009), hal 55
palsu, tidak melaksanakan amanah, makan babi, mengurangi
juga harus dijatuhkan hukuman ta‟zir agar dia segera meninggalkannya.58 Ada
Ketiga, orang yang mendapat ta‟zir tetap harus bertanggung jawab atas barang
yang dirusaknya.
harus dikerjakan, maka hal itu bagaikan membunuh orang yang murtad, orang
yang memerangi islam, dan pemberontak. Hukuman ta‟zir seperti ini tidak
dapat ditentukan dengan jelas, bahkan puncaknya bisa berupa hukuman mati.
Sebagai contoh, orang yang tidak dapat berhenti dari mencuri harta benda
hukuman ta‟zir tidak boleh sampai kebatas hudud yang sudah ditentukan.
58
Syaikh Abdullah Abdurrahman Alu Basam, Syarah Hadits Hukum Bukhari Muslim,
diterjemahkan oleh Arif Wahyudi, dkk, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2009) hal 1106
Menurut pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,” Terkadang
kepadanya, „wahai orang yang zhalim, wahai orang yang melampaui batas dan
hal ini boleh disampaikan di satu majlis. Dia berkata lagi,” Hukuman ta‟zir
boleh berupa harta, boleh dengan merusaknya atau menyitanya. Ini berlaku
menurut dasar hukum yang dijadikan acuan oleh Imam Ahmad, karena dia
tidak ditentang oleh para muridnya bahwa hukum-hukum dalam harta benda
pernyataan kepada apa yang biasanya dilakukan oleh para penguasa yang
zhalim.59
dera, penjara dan penyitaan harta benda, maka dera yang dimaksud di dalam
hukuman ta‟zir ini ialah hanya boleh dilakukan sebanyak sepuluh kali
cambukan dan tidak boleh melebihi hukuman had. Jika misalnya seseorang
Jarimah ta‟zir apabila dilihat dari hak yang dilanggar dibagi menjadi
59
Syaikh Abdullah Abdurrahman Alu Basam, Syarah Hadits Hukum…,hal 1111
1. Jarimah ta‟zir yang menyinggung hak Allah, yaitu semua perbuatan
hadist, pelaku tersebut dapat dijerat dengan hukuman ta‟zir. Sanksi hukum ini
dirasa pantas dan wajar terhadap pelaku penodaan agama. Karena hakim akan
menimbang segala perbuatan dan akibat yang telah ditimbulkan oleh pelaku,
untuk memutuskan sanksi hukum apa yang akan dijeratkan pada mereka, yang
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut:
sewaktu dia melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar di udara dan
lenyap sewaktu baru saja ada di atas kepalanya. Hal ini terjadi sewaktu
kawasan Senen, Jakarta Pusat pada 1974. Peristiwa ajaib kedua pada
malam 27 Oktober 1995, pada masa itu, dia telah merasakan kehadiran
60
Ahmad Jazuli, Penyelesaian Konflik Penodaan Agama Dalam Perspekti Hukum Pidana
Di Indonesia (Conflict Accomplishment of Blasphemy in Indonesia`S Criminal Law Perspective),
Jurnal Penelitian Hukum, Volume 17, Nomor 3, September 2017, hal 330
pemimpin rohaninya, Habib al-Huda yang kemudian mengaku dirinya
secara terus menerus sejak 1997 hingga kini. Selama dalam proses
masyarakat atas perintah Jibril. Proses penyucian itu menurut Lia sangat
berat dan tak pernah berhenti hingga kemudian Tuhan memberinya nama
meramalkan kiamat. Lia juga telah mengarang lagu, drama dan juga buku
Takdir” yang ditulis dalam waktu 29 jam. Pada tahun 1998, Lia menyebut
membawa keamanan dan keadilan di dunia. Selain itu, Lia juga menyebut
61
Muhammad Yusuf Gunawan, Kajian Yuridis Terhadap Penodaan Agama Dikaitkan
Dengan KUHP Jo Undang-Undang No. 01/PNPS/Tahun 1965 Tentang Pencegahan
Penyalahgunaan atau Penodaan Agama, Skripsi Fakultas Hukum UNPAS, hal 42
dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus. Lia juga
Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini mendapat kurang lebih 100
penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para
pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar.
menganggap MUI berlaku tidak adil dan telah menghakimi mereka dengan
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir tetapi juga
Gautama, Yesus Kristus, dan Kwan Im, Dewi pembawa rahmat yang
dipercaya orang Kong Hu Cu, akan muncul kembali di dunia sejak 2003,
62
Muhammad Yusuf Gunawan, Kajian Yuridis Terhadap Penodaan Agama…, hal 42
kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa setiap agama
adalah benar.63
ini dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta
b. Kasus HB Jassin
dunia sastra yaitu adanya cerpen Langit Makin Mendung karya Ki Panji
Secara umum bahwa didalam agama Islam, figur Tuhan dan Nabi
63
Muhammad Yusuf Gunawan, Kajian Yuridis Terhadap Penodaan Agama…, hal 43
64
Muhammad Yusuf Gunawan, Kajian Yuridis Terhadap Penodaan Agama..., hal 43
65
Arum Wahyuningtias, Upaya HB. Jassin Dalam Penyelesaian Polemik Heboh Sastra
Cerpen “Langit Makin Mendung” Karya Kipanjikusmin Di Majalah Sastra Tahun 1968-1970,
Avatara, E-Journal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2, Juli 2015, hal 237
akan menimbulkan suatu persepsi yang salah karena Tuhan yang
Islam hal tersebut tidak diperbolehkan karena akan mengarah dalam hal
diampuni.66
tahun. Dengan barang bukti berupa naskah asli dari cerpen Langit Makin
perkara.67
66
Arum Wahyuningtias, Upaya HB. Jassin Dalam Penyelesaian Polemik Heboh Sastra
Cerpen..., hal 238
67
HB. Jassin Dijatuhi Hukuman Penjara Bersyarat 1 Tahun Dengan Masa Percobaan 2
Tahun. Jakarta. Kompas 29 Oktober 1970.
berpidato saat melakukan kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kepulauan
Seribu. Ahok datang untuk meninjau program pemberdayaan budi daya ikan
Kerapu. Menurutnya, program itu akan tetap dilanjutkan meski dia nanti tak
terpilih lagi menjadi gubernur di pilgub Februari 2017, sehingga warga tak
dilanjutkan.
surat al Maidah ayat 51 dan mengatakan untuk jangan mau di bohongi, maka
Qur‟an dan Ulama. Pada tanggal 4 November 2016 umat Islam menggelar
aksi yang disebut dengan “Aksi Bela Islam 411 ” Ahok pun di jadikan
tuntutan yang berdasarkan pada Pasal 156 dan 156a KUHP mengenai kasus
Basuki Tjahaja Purnama di vonis oleh hakim berdasarkan pasal 156 a KUHP
dengan putusan 2 Tahun penjara, putusan ini lebih berat dibandingkan dengan
68
https://www.google.co.id/amp/s/www.idntimes.com/news/indonesia/amp/gregorius-
pranandito/perjalanan-kasus-ahok-bermula-dari-pidato-hingga-akhirnya-di-penjara, diakses pada
tanggal 17 Agustus 2019 pada pukul 11:40 wib
69
Muhammad Yusuf Gunawan, Kajian Yuridis Terhadap Penodaan Agama…, hal 44
3. Penodaan Terhadap Simbol-simbol Agama
oleh Meliana Wanita asal Tanjung Balai, Sumatera Utara. Wanita ini dijatuhi
tahun itu terbukti bersalah menistakan agama sebagaimana diatur dalam pasal
tahun 6 bulan.70
Tajul Muluk. Ia adalah penganut Syiah yang berasal dari Madura, ia membuka
sekolah Syiah dan menyebutnya “aliran sesat”. Pada bulan April 2007, ribuan
Pasal 156a KUHP dan perbuatan tidak menyenangkan sesuai Pasal 335 KUHP
dengan ancaman lima tahun penjara. Pada kasus ini ketua Majelis hakim
Penodaan Agama
ini merupakan hal yang buruk karena agama mengajarkan nilai-nilai luhur, di
mana agama ikut bertanggung jawab atas moral dan perbuatan pelakunya.
Indonesia dengan Pancasila dan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar
alasan yang utama (causa prima), tidak memiliki suatu pembelaan (afweer)
71
Muhammad Yusuf Gunawan, Kajian Yuridis Terhadap Penodaan Agama…, hal 47
atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Penodaan terhadap agama memiliki
Negeri Belanda pada tahun 1932 yang terkenal dengan nama Lex Donner oleh
166, tampaknya menjadi model dan ilham bagi Negeri Belanda, yang tidak
suasana politik hukum pada tahun 1950-1966. Masa tersebut merupakan masa
pembangunan hukum nasional yang berada dalam dua pilihan kebijakan yaitu
pembangunan hukum nasional. Hal tersebut terlihat dengan adanya dua sub
periode dengan dasar konstitusi berbeda, yaitu sub periode 1950- 1959 di
bawah arahan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 dan sub periode 1959-
1966 dibawah arahan UUD 1945. UU No. 1/PNPS/1965 sendiri lahir dalam
72
Kurnia Dewi Anggraeny, Penafsiran Tindak Pidana Peodaan Agama Dalam Perspektif
Hukum, Vol 2, No. 1 Juni 2017, hal 267
73
Ismuhadi, Analisa Pidana Hukum dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan
Agama di Indonesia, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Sumtera Utara, hal 20
sub periode 1959-1966 yang berada di bawah arahan UUD 1945. Hanya saja
ancaman revolusi.
74
Hwian Christianto, Arti Penting UU No. 1/PNPS/1965 Bagi Kebebasan Beragama,
Jurnal Yudisial, Vol 6 No. 1 April 2013, hal 3
agama, sehingga perlu kewaspadaan nasional dengan mengeluarkan
undang-undang ini.75
rule of law, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Pasal-pasal tersebut
156 a KUHP ini merupakan tindak pidana yang berada dalam bab V tentang
sebagai berikut:
agama
dan diijinkan
diijinkan
dibolehkan.
perbuatan berwujud fisik (terhadap sarana dan prasarana suatu agama) yang
dari perbuatan itu dinilai oleh umum penganut agama yang bersangkutan
76
Tolib Setiady, Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hal 154.
adalah sebagai memusuhi agama tertentu. Misalnya, merusak gereja, merusak
Pada umumnya, orang masuk masjid yang dengan sengaja tanpa melepas
sepatu, dinilai sebagai menodai masjid, karena masjid adalah tempat suci
untuk beribadah umat Islam, maka oleh umat Islam orang itu dinilai telah
pemahaman norma hukum pidana dalam pasal 156 a KUHP dilakukan secara
pidana yang dimuat dalam pasal 156 a KUHP adalah tidak bertentangan
77
Muhammad Dahri, Tindak Pidana Penodaan Agama Di Indonesia: Tinjauan
Pengaturan Perundang Undangan Dan Konsep Hukum Islam, AT-TAFAHUM Journal Of Islamic
Law, Vol. 1 No. 2 Juli-Desember 2017, hal 63
78
M. Fawwazul Haqie, Tindak Pidana Penodaan Agama Melalui Jejaring Sosial Ditinjau
dalam Huklum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam, Skripsi Fakultas Hukum Pidana Islam
UIN Syarif Hidayatullah, hal 24
Jika setelah diadakan tindakan-tindakan sebagaimana tersebut di atas,
untuk tidak memeluk agama yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.
lain, terhadap suatu agama. Dalam bahasa Arab kata “penodaan” diartikan
79
Muhammad Dahri, Tindak Pidana Penodaan Agama…, hal 61
menghina, meremehkan agama, serta menghina Allah dan Rasul-rasulNya.
dengan tanpa paksaan yang dilakukan secara serius ataupun gurauan terhadap
Bentuk penodaan agama dalam hukum Islam dilihat dari tiga unsur,
a. Perbuatan
dan membunuh sebagai perbuatan yang dibolehkan dan bukan atas dasar
ta‟wil.
b. Perkataan
bahwa Allah bukanlah Tuhan; Allah itu tidak Esa; Allah memiliki
tandingan, pasangan dan anak; Malaikat dan Nabi tidak ada; Al-Qur‟an
80
Nazar Nurdin, Delik Penodaan Agama Islam di Indonesia, International Journal Ihya‟
„Ulum al-Din, Vol 19 No.1 2017, hal 150
itu berisi kebohongan; hari kiamat tidak pernah terjadi; syariat Islam
dan riba sebagai sesuatu yang dibolehkan sehingga halal dilakukan. Dan
jahat dan sesat dapat menjadi murtad adalah dapat terjadi melalui
keyakinan, seperti meyakini bahwa alam ini telah ada sebelum adanya
Allah, Allah ada setelah adanya alam, antara khalik dan makhluk dapat
dalam firman Allah dalam surat al-An‟am ayat 108 yang berbunyi:
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah
selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui
batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat
menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah
kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu
mereka kerjakan.”
akan memaki melebihi dari makian umat Islam terhadap mereka. 82 Ayat ini
tuntunan agama guna memelihara kesucian agama dan guna menciptakan rasa
menyebabkan kufur atau secara yakin menghina dan menentang baik dengan
ucapan atau perbuatan, barang siapa yang tidak mengakui para utusan Allah,
sesuatu yang telah dinyatakan halal secara ijma‟) seseorang yang tidak
yang secara ijma‟ tidak dianggap wajib) sebagai suatu kewajiban, seseorang
berniat akan melakukan kekufuran, maka semua itu bisa menjadi kafir,
perbuatan yang bisa berakibat pelakunya dianggap kafir adalah apa yang
82
Abdul Halim Hasan, Tafsir Al-Ahkam, (Jakarta: Kencana, 2011), hal 411
83
Muhammad Dahri, Tindak Pidana Penodaan Agama…, hal 61
84
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal 607
diniatkan dalam rangka menghina agama secara terang-terangan atau secara
ketempat yang kotor (menjijikan) dan seperti sujud kepada berhala atau
matahari.85
telah disepakati oleh para ulama. Oleh karena itu, siapa saja yang berani
“Dan apabila Dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, Maka
ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh azab yang
menghinakan.”
tentang ayat Allah, seluruh ayat-ayat Allah dijadikan sebagai bahan olokan
dan hinaan. Orang-orang pendusta yang penuh dengan dosa seperti itu akan
memperoleh azab yang menghinakan. Dalam ayat lain dijelaskan dalam surat
85
Adnani, Penodaan Agama: Studi Komparatif Hukum Islam..., hal 10
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 9 yang
berbunyi:
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar”
65 yang berbunyi:
yang sama dengan menodai agama tersebut dalam Surah at-Taubah ayat 66
yang berbunyi:
Penistaan dalam agama Islam Secara syariat ialah sikap keluar dari
agama Islam dengan kekufuran baik berupa niat, ucapan, maupun perbuatan
yang telah disepekati, sujud kepada makhluk, dan ragu-ragu dalam kekufuran.
C. Analisa penulis
bagi umat pemeluk agama yang bersangkutan, sehingga unsur hal ini
memenuhi unsur yang ada dalam ketentuan Pasal 156 a KUHP yang terdiri
umum.
Dalam kasus penistaan agama ini kita kembali kepada Pancasila dan
konstitusi karena jutaan rakyat Indonesia tersakiti oleh pelaku penista agama.
Negara, dimana sila pertama berbunyi: “Ketuhanan Yang Maha Esa” artinya
seseorang akan tetap dibatasi oleh kebebasan orang lain. Kebebasan yang
agama.
disebut dari tiga unsur yaitu dari perkataan, perbuatan dan dari niat yang jahat
dan sesat yang menghina Allah, menghina Rasul dan menghina ajaran Islam.
yang mencela Allah, menghina Rasul dan menghina agama bisa dikatakan
penodaan agama dihukum apabila tidak mau diberi peringatan keras dan
pasal 29 ayat (2) UUD 1945 dengan konsep Islam seperti dalam Al-Quran
surah Al-Baqarah ayat 256 yaitu memberikan kebebasan bagi manusia rakyat
Demikian pula dalam UU No.1 PNPS Tahun 1965 dan KUHP 156 a sejalan
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
yaitu terdiri dari penodaan terhadap Tuhan dan Nabi, penodaan terhadap kitab
dilihat dari unsur-unsurnya adalah perkataan, perbuatan dan dari niat yang
jahat dan sesat yang menghina Allah, menghina Rasul dan menghina ajaran
Allah, menghina Rasul dan menghina agama bisa di katakan murtad, maka
pelaku penodaan agama dihukum apabila tidak mau diberi peringatan keras
dan membubarkan alirannya, dan sanksi yang diberikan hukuman penjara
pasal 29 ayat (2) UUD 1945 dengan konsep Islam seperti dalam al-Qur‟an
surah Al-Baqarah ayat 256 yaitu memberikan kebebasan bagi manusia rakyat
Demikian pula dalam UU No.1 PNPS Tahun 1965 dan KUHP 156 a sejalan
B. Saran
yang baru yang berorientasi kepada ide dasar pancasila yang nilai moral,
dan menjadi preventif agar tidak terulang kembali kesalahan yang sama.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Adare, Randy A. 2013. Delik Penodaan Agama Di Tinjau Dari Sudut Pandang
Hukum Pidana Di Indonesia. Jurnal Lex Et Societatis Vol. 1 No. 1
Adnani. 2017. Penodaan Agama: Studi Komparatif Hukum Islam dan Hukum
Pidana Di Indonesia. Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan Vol.
4 No. 19
Al-„Asqalany, Imam Al-Hafidz ibnu Hajar. 2012. Bulughul Maram Five in One,
ditejemahkan oleh Luthfi Arif, dkk. Jakarta: PT. Mizan Publika, 2012.
cet 1
Al-Faifi, Sulaiman bin Ahmad bin Yahya. 2014. Ringkasan Fiqih Sunnah Sayyid
Sabiq, diterjemahkan oleh Abdul Majid, dkk. Jakarta: Beirut Publishing
Andriasari, Dian. 2017. Kritik Terhadap Penerapan Pasal 156a KUHP Ditinjau
dari Perspektif Kehidupan Demokrasi Di Indonesia Vol 3 No 2
Harahap, Yulkarnain dan Supriyadi. 2008. Aliran Sesat Dalam Perspektif Hukum
Pidana Islam Dan Hukum Pidana Nasional. Jurnal Mimbar Hukum Vol.
20 No. 3
Harmoni Jurnal Multikultural dan Multireligius. 2011. Agama dan Budaya dalam
Dinamika Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Redaksi dan Tata Usaha
Jahar, Asep saepudin, Dkk. 2013. Hukum Keluarga, Pidana dan Bisnis Kajian
Perundang-undangan Indonesia, Fikih dan Hukum Internasional.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Utoyo, Marsudi. 2017. Tindak Pidana Penistaan Agama Oleh Kelompok Aliran
Indonesia. Jurnal Pranata Hukum, Vol. 7 No. 1
WEBSITE
http://alialsudaer.blogspot.com/2017/04/makalah-pengertian-agama-dan-
islam.html, diakses pada tanggal 27 Februari pada pukul 21:30 Wib
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_2003.htm
http://www.masjidagungtransstudiobandung.com/2016/1/20/pandangan-Islam-
penodaan-agama/,artikel dikses pada tanggal 17 Januari 2019, pukul 11.05
https://diktis.kemenag.go.id/acis/ancon06/makalah/Makalah%20Rumadi.d
oc, diakses pada tanggal 13 Maret 2019 pada pukul 10:33 Wib
https://psq.or.id/artikel/wawasan-l-qur‟an-tentang-pelecehan-terhadap-
nabi-muhammad-saw/, artikel ini diakses pada hari Selasa tanggal 09 April 2019
pada pukul 20:05 Wib
https://www.google.co.id/amp/s/m,liputan6.com/amp/3626152/perjalanan-
kasus-penodaan-agama-karena-volume-azan-hingga-jatuh-vonis-18-bulan-
penjara, diakses pada tanggal 16 Agustus 2019 pada pukul 12:20 Wib
https://www.google.co.id/amp/s/www.idntimes.com/news/indonesia/amp/
gregorius-pranandito/perjalanan-kasus-ahok-bermula-dari-pidato-hingga-
akhirnya-di-penjara, diakses pada tanggal 17 Agustus 2019 pada pukul 11:40 wib
https:/www.kompasiana.om/habibur_rohman27/5891e353109773d91456d
74c/penodaan-agama dalam-sudut-pandang-undang-undang-dan-perspektif-islam,
diakses pada tanggal 05 Maret 2019 pada pukul 10:58 Wib