DI INDONESIA
MARSUDI UTOYO
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda, Jl. Suka Bangun II, Km. 6,5 Palembang
Abstract
Criminal sanctions against the perpetrators of the crime of blasphemy under Article
156, 156a, 157 providing for the offense against religion and public order, in Section
175-177 regulating the violation of religious gatherings, and in Article 178-
181dinamakan Leichenfrevel Grabdelikte and respect for the ceremony kegamaan
against those who died (the corpse).The factors that make development of a cult group
in Indonesia is, Because seeking the guidance of Allah by way of penance and
contemplation. Because there are people who praised excessively, cult, is considered
sacred. In the end money, or anything pornographic. Lack of attention to the religious
leaders of his people. Grand design of foreign parties to destroy the Muslim creed
Indonesia. Someone Personal popularity. Problems of Economics. Not evenly spread of
propaganda. Education and Information Flows.
Tindak Pidana Penistaan Agama oleh Kelompok Aliran di Indonesia (Marsudi Utoyo) 15
untuk mengubah atau keyakinan, serta perbuatannya. Disamping itu, untuk
kebebasan secara pribadi atau bersama- mengimbangi kebebasan tersebut manusia
sama dengan orang-orang lain, untuk memiliki kemampuan untuk bertanggung
menjalankan agama atau keyakinannya jawab atas semua yang dilakukannya. Oleh
dalam pengajaran, praktek, ibdah dan karena itu, maka manusia sebagai mahluk
ketaatan”. yang senantiasa hidup bersama dengan
Dan menurut Undang-undang Nomor sesama, memerlukan perangkat patokan-
39 Tahun 1999 Pasal 22 ayat 1 dan 2 patokan, agar supaya tidak terjadi
berbunyi : (1). Setiap orang bebas memeluk pertentangan kepentingan sebagai akibat
agamanya masing-masing dan untuk dari pendapat yang berbeda-beda mengenai
beribadat menurut agamanya dan keteraturan tersebut (Soerjono Soekanto,
kepercayaannya itu; (2). Negara menjamin 2002: 1). Patokan-patokan tersebut, tidak
kemerdekaan setiap orang memeluk lain merupakan pedoman untuk berperilaku
agamanya masing-masing dan untuk secara pantas, yang sebenarnya merupakan
beribadat menurut agama dan suatu pandangan menilai yang sekaligus
kepercayaanya it (Yustisia, 2006: 44). merupakan suatu harapan. Dalam
Agama mengisyaratkan bahwa etika kelanggengan hidup bersama sebagai
dan tata susila, terutama dalam urusan mahluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa
rumah tangga, perkawinan dan ada mahluk lain di dunia ini.
kewarisanpun sudah ditentukan untuk Patokan-patokan untuk berperilaku
mengantisipasi hal-hal yang menjadi pantas tersebut, kemudian dikenal dengan
persoalan dikemudian hari. Dilarangnya sebutan norma atau kaedah. Norma atau
perkawinan antar agama karena bertujuan kaedah tersebut mungkin timbul dari
untuk melindungi hak asasi manusia dan pandangan-pandangan mengenai apa yang
etika dalam urusan hidup dan kehidupan dianggap baik atau dianggap buruk, yang
beragama yang berguna untuk kepastian lazimnya disebut nilai. Norma atau kaidah
hukum bagi pemeluknya. Dengan agama tersebut, untuk selanjutnya mengatur diri
orang akan tahun sistem hukum mana yang pribadi manusia, itulah yang menjadi tujuan
digunakan jika terjadi permasahan atau hukum, sehingga tugas hukum tidak lain
sengketa terhadap harta mereka. Dengan daripada mencapai suatu keserasian antara
agama juga hak-hak asasi manusia kepastian hukum dengan kesebandingan
terlindungi dan dihormati. hukum yang tentunya bertujuan untuk
Bahwa manusia sebagai subjek menghormati hak-hak orang lain (Soerjono
hukum sejak dilahirkan di dunia ini Soekanto, 2002: 1).
dianugrahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal Hukum merupakan suatu gejala yang
budi dan nurani, kegunaan karunia berupa universal, dalam arti bahwa hukum itu di
akal budi dan nurani dapat memberikan seluruh bangsa dan negara akan selalu ada
kemampuan kepada manusia tersebut untuk dan diperlukan, namun hukum itu memiliki
membedakan mana yang baik dan yang ciri karakteristik yang berbeda dari satu
buruk, yang akan membimbing dan bangsa kepada bangsa lain. Hukum pada
mengarahkan sikap dan perilaku dalam dasarnya tidak selalu benar, hanya hukum
menjalani kehidupannya. Manusia ingin yang memonopoli kebenaran, hukum itu
diikat dan ikatan itu dibuatnya sendiri dapat juga salah. Disini ketidak patuhan
namun pada waktu yang sama ia berusaha seseorang kepada hukum perlu didengar dan
melepaskan diri dari ikatan yang dibuatnya dihargai, sebagai suatu usaha untuk
sendiri itu, manakala dirasakan tidak cocok pengkoreksian pada waktu penerapan untuk
(lagi) (Satjipto Raharjo2007: 7). pengkoreksian adanya sesuatu yang salah
Dengan akal budi dan nurani itu, pada hukum tersebut. Terjadilah benturan-
maka manusia memiliki kebebasan untuk benturan antara pembuat hukum (rule
memutuskan sendiri perilaku atau making) dan mematahkan / mengoreksi
Tindak Pidana Penistaan Agama oleh Kelompok Aliran di Indonesia (Marsudi Utoyo) 17
(Sriwijaya Post. http://www. sripoku. Dalam penjelasan pasal demi pasal
com/view/21929/mui_serahkan_aki_ke_pol tentang Pasal 4 ini dikatakan : “cara
isi). mengeluarkan perasaan atau melakukan
Masih banyak lagi aliran-aliran yang perbuatan” dapat dilakukan dengan lisan,
dilarang, tetapi masih saja melaksanakan tulisan ataupun perbuatan lain. Huruf a:
kegiatannya seperti, Aliran Ahmadiyah, tindak pidana yang dimaksudkan di sini
Aliran Al Haq, Aliranal Qiyadah, Aliran Al ialah semata-mata (pada pokoknya)
Quran Hijau, Aliran Al Quran Suci, Aliran ditunjukkan kepada niat untuk memusuhi
Bumi Segandu, Aliran Hidup Dibalik atau menghina. Dengan demikian maka
Hidup, Aliran Ingkar Sunah, Aliran Isa uraian-uraian tertulis maupun lisan yang
Bugis, Aliran Islam Jammah, Aliran Islam dilakukan secara objective, zakelijk dan
Liberal, Aliran Islam Sejati, Aliran ilmiah mengenai sesuatu agama, yang
Jami’iyyah Islamiyah, Aliran LDII, Aliran disertai dengan usaha untuk menghindari
NII, Aliran Pimpinan Juhata, Aliran adanya kata-kata atau susunan kata-kata
Salamullah, Aliran Sayuti, Aliran Musadeq yang bersifat permusuhan atau penghinaan,
Taubat dan lain-lain termasuk kelompok bukanlah tindak pidana menurut pasal ini,
aliran-aliran didaerah Gorontalo, Serang, huruf b; orang yang melakukan tindak
Padang http://selamatkan pidana tersebut di sini, disamping
bangsa.blogspot.com/2007/12/aliran-aliran mengganngu ketentraman orang beragama,
sesat. di akses tanggal 10 Oktober 2011. pada dasarnya menghianati sila pertama dari
negara secara total, dan oleh karenanya
adalah pada temannya, bahwa perbuatannya
II. PEMBAHASAN itu dipidanakan sepantasnya.
Tindak pidana ini mirip dengan apa
A. Pengertian Penistaan Agama yang dinamakan blasphemy atau
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa godslastering, yang berarti penghinaan
Indonesia, Penistaan berarti nista; terhadap Allah.
menghinakan; merendahkan (derajat dsb)
(Departemen Pendidikan Nasional, 2005: B. Macam-macam Kelompok Aliran
784). Penetapan Presiden No.1 1965 pada Sesat Yang Ada Di
Pasal 4 mengatakan : pada Kitab Undang- Pengamatan penulis melalui buku-
undang Hukum Pidana diadakan Pasal baru buku pustaka dapat diambil beberapa nama-
sebagai berikut: Pasal 156a. Dipidanakan nama aliran yang dianggap sesat
dengan pidana penjara selama-lamanya lima berdasarkan keputusan MUI (Majelis
tahun barang siapa dengan sengaja di muka Ulama Indonesia) antara lain (Hartono
umum mengeluarkan perasaan atau Ahmad Jaiz, 38-157) :
melakukan perbuatan: 1. Ajaran Isa Bugis
a. Yang pokoknya bersifat permusuhan, 2. Gerakan Darul Arqam
penyalahgunaan atau penodaan terhadap 3. Gerakan Lembaga Kerasulan
suatu agama yang dianut di Indonesia. 4. NII Ma’had Al-Zaytun
b. Dengan maksud agar supaya orang tidak 5. Gerakan Ahmadiyah
menganut agama apapun juga, yang 6. Baha’i, Aliran sesat sempalan Syi’ah
bersendikan ketuhanan yang maha esa. 7. LDII (lembaga dakwah Islam
Dari penjelasan umum dari Penetapan Indonesia)
Presiden ini dapat dilihat bahwa 8. Aliran Lia Aminuddin ajaran agama
dimaksudkan melindungi ketentraman Salamullah
orang beragama terhadap penodaan/ 9. Ahmad Moshaddeq
penghinaan agama atau ajaran-ajaran tidak 10. Inkar Sunnah
memeluk agama. 11. Mahesa Kurung (Hartono Ahmad Jaiz,
330).
Tindak Pidana Penistaan Agama oleh Kelompok Aliran di Indonesia (Marsudi Utoyo) 19
dengan sengaja dimuka umum 3. apa yang harus dilakukan terhadap
mengeluarkan perasaan atau melakukan seseorang yang ditemukan telah
perbuatan: melakukan tindak pidana.
a. yang pada pokoknya bersifat Hal ini kemudian secara singkat
permusuhan, penyalah-gunaan atau dinyatakan sebagai persoalan pokok dalam
penodaan terhadap suatu agama yang hukum pidana (crime), orang yang
dianut di Indonesia; melanggar/pelaku berkaitan dengan
b. dengan maksud agar supaya orang tidak kesalahan (guilt), dan sanksinya
menganut agama apapun juga, yang (punishment).
bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Fungsi hukum pidana dikenal ada dua
Esa.” yaitu fungsi yang umum dan fungsi yang
khusus. Fungsi hukum pidana yang umum
D. Sanksi pidana terhadap pelaku tindak karena ia termasuk bagian dari keseluruhan
pidana penistaan agama lapangan hukum, maka fungsi pidana juga
Pengertian hukum pidana, di sama dengan fungsi hukum pada hukumnya
antaranya dapat dipahami sebagai hukum yaitu mengatur hidup kemasyarakatan atau
yang memuat aturan - aturan hukum yang menyelenggarakan tata dalam masyarakat.
mengikatkan kepada perbuatan – perbuatan Hukum pidana tidak mengatur masyarakat
yang memenuhi syarat tertentu suatu akibat begitu saja, akan tetapi mengaturnya secara
yang berupa pidana. Atas dasar pengertian patut dan bermanfaat (zweckmassig).
ini, maka dalam Kitab Undang-undang Ini sejalan dengan anggapan bahwa hukum
Hukum Pidana berisi dua hal pokok yaitu: dapat digunakan sebagai sarana untuk
1. Pelukisan perbuatan – perbuatan orang menuju ke kebijakan dalam bidang
yang diancam pidana, artinya memuat ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Di sini
syarat-syarat yang harus dipenuhi yang hukum diharapkan mampu ikut
memungkinkan pengadilan dapat menciptakan masyarakat yang tata tentrem
menjatuhkan pidana. Jadi di sini seolah- kerta raharja.
olah negara menyatakan kepada umum Adapun fungsi hukum pidana
dan juga para penegak hukum perbuatan- (Sunaryo dan Ajen Dinawati, 2009: 10).
perbuatan apa yang dilarang dan siapa yang khusus adalah untuk melindungi
yang dapat dipidana kepentingan hukum terhadap perbuatan
2. Menetapkan dan mengumumkan reaksi yang hendak memperkosanya dengan
apa yang akan diterima oleh orang yang sanksi yang berupa pidana yang bersifat
melakukan perbuatan yang dilarang itu. lebih tajam dibandingkan dengan sanksi lain
Termasuk tindakan yang bertujuan yang terdapat dalam bidang hukum lainnya.
untuk melindungi masyarakat dari Kepentingan–kepentingan hukum ini
perbuatan yang merugikannya (Wirjono mungkin berasal dari perseorangan, suatu
Prodjodikoro, 2000: 50). badan, atau kolektiva seperti masyarakat,
Selanjutnya dapat dikemukakan negara, dan sebagainya. Sanksi yang tajam
adanya persoalan dalam hukum pidana. Ada itu dapat mengenai harta benda,
tiga persoalan yang mendasar dalam hukum kehormatan,badan dan kadang-kadang
pidana (Three basic problem of subtance in nyawa seseorang yang memperkosa
the criminal law ) yaitu: kepentingan – kepentingan hukum itu.
1. perbuatan apa yang harus dinyatakan Dengan demikian dapat dikatakan hukum
sebagai tindak pidana, pidana itu memberi aturan-aturan untuk
2. penentuan apa yang harus dibuat menanggulangi perbuatan jahat. Di sini
sebelum seseorang ditemukan hukum pidana mempunyai pengaruh
melakukan suatu perbuatan sebagai preventif terhadap terjadinya pelanggaran-
tindak pidana, pelanggaran norma hukum. Pengaruh ini
tidak hanya ada apabila sanksi pidana itu
Tindak Pidana Penistaan Agama oleh Kelompok Aliran di Indonesia (Marsudi Utoyo) 21
Pasal 156 Tindak pidana yang bersangkutan/
Barang siapa di muka umum berhubungan dengan agama dapat
menyatakan perasaan permusuhan, mempunyai pengertian yang sangat luas,
kebencian atau penghinaan terhadap suatu yang dapat dimasukan di dalamnya adalah
atau beberapa golongan rakyat indonesia, delik-delik kesusilaan, dan delik-delik pada
diancam dengan ancaman pidana penjara umumnya yang dikaitkan dengan agama
paling lama empat tahun atau pidana denda (LPHN,1973:28-30), Namun di sini akan
paling banyak empat ribu lima ratus membatasi Pasal 175 s/d 181, dan Pasal 503
rupiah. ke 2 KUHP.
Perkataan golongan dalam pasal ini Pasal 175
dan pasal berikutnya berarti tiap-tiap Barang siapa dengan kekerasan atau
bagian dari rakyat Indonesia yang berbeda ancaman kekerasan merintangi pertemuan
dengan suatu atau beberapa bagian lainnya keagamaan yang bersifat umum dan
karena ras, negeri asal, agama, tempat dijinkan, atau upacara keagamaan yang
asal, keturunan, kebangsaan, atau kedudu diijinkan,atau upacara penguburan
kan menurut hukum tata negara. jenazah, diancam dengan pidana penjara
Pasal 156a paling lambat satu tahun empat bulan.
Dipidana dengan pidana penjara Pasal 176
selama-lamanya lima tahun barang siapa Barang siapa dengan sengaja
dengan sengaja di muka umum menggangu pertemuan keagamaan yang
mengeluarkan perasaan atau melakukan bersifat umum dan dijinkan, atau upacara
perbuatan : keagamaan yang dijinkan atau upacara
a. yang pada pokoknya bersifat penguburan jenazah dengan menimbulkan
permusuhan, penyalahgunaan atau kekacauan atau suara gaduh, diancam
penodaan terhadap suatu agama yang di dengan pidana penjara paling lama satu
anut di Indonesia; bulan dua minggu atau pidan denda paling
b. dengan maksud agar supaya orang banyak seribu delapan ratus rupiah.
tidak menganut agama apapun juga, Pasal 177
yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Diancam dengan pidana penjara
Esa. paling lama empat bulan dua minggu atau
Pasal 157 pidana denda paling banyak seribu delapan
(1). Barang siapa menyiarkan, ratus rupiah:
mempertunjukan, atau menempelkan tulisan 1. barang siapa menertawakan seorang
atau lukisan di muka umum,yang isinya petugas agama dalam menjalankan
mengandung pernyataan perasaan tugas yang dijinkan;
permusuhan, kebencian atau penhinaan di 2. barang siapa menhina benda-benda
antara atau terhadap golongan-golongan untuk keperluan ibadat di tempat atau
rakyat indonesia,dengan maksud supaya pada waktu ibadat dilakukan.
isinya diketahui atau lebih diketahuioleh Pasal 178
umum, diancam dengan pidana penjara Barang siapa dengan sengaja
paling lama dua tahun enam bulan atau merintangi atau menghalang-halangi jalan
pidana denda paling banyak empat ribu masuk atau pengangkutan mayat ke
lima ratus rupiah. kuburan yang dijinkan, diancam dengan
(2) jika yang bersalah melaku kan penjara paling lama satu bulan dua minggu
kejahatan tersebut pada waktu menjalankan atau pidana paling banyak seribu delapan
pencariannya dan pada saat itu belum ratus rupiah.
lewat lima tahun sejak pemidanaannya Pasal 179
menjadi tetap karena kejahatan semacam Barang siapa dengan sengaja
itu juga yang bersangkutan dapat dilarang menodai kuburan atau dengan sengaja dan
menjalankan pencarian tersebut. melawan hukum menghancurkan atau
Tindak Pidana Penistaan Agama oleh Kelompok Aliran di Indonesia (Marsudi Utoyo) 23
pemerintah Kolonial Belanda, dan pernah ketenteraman orang-orang yang beragama.
dimanfaatkan untuk mematahkan kaum Ketenteraman ini erat kaitannya dengan rasa
pergerakan nasional, seperti : Bung Karno, keagamaan, jadi teori yang dapat digunakan
dan kawan-kawannya. adalah Gefuhlsschultz Theori, yang
Tindak pidana yang ditentukan dalam menghendaki perlindungan terhadap rasa
Pasal 156 KUHP mempunyai obyek keagamaan. Penempatan dan penjelasan
golongan penduduk yang salah satu yang demikian ini menimbulkan
pembedaannya berdasarkan agama. Dengan konsekuensi mengenai pemidanaannya baru
demikian pernyataan perasaan permusuhan, dapat dipertimbangkan apabila pernyataan
kebencian, atau penghinaan terhadap yang dibuat mengganggu ke tenteraman
golongan ini merupakan tindak pidana. Hal orang-orang beragama dan membahayakan
ini dimaksudkan untuk memelihara ketertiban umum. Sebaliknya apabila
perdamaian di antara golongan agama yang ketenteraman orang beragama dan
berbeda-beda, sehingga ketertiban umum kepentingan/ketertiban umum tidak
dapat tercapai dengan tidak terganggunya terganggu, maka orang yang bersangkutan
perdamaian tersebut. Ketentuan ini tidak dapat dipidana.
sepadan dengan letak Pasal 156 yang Melihat perumusan Pasal 156a
merupakan Kejahatan terhadap Ketertiban sebetulnya ingin memidana mereka yang (di
Umum, selain itu, apabila dihubungkan muka umum) mengeluarkan perasaan (atau
dengan teori tindak pidana terhadap agama melakukan perbuatan) yang bersifat
termasuk dalam Friedensschutz Theorie, permusuhan, penyalahgunaan atau
karena teori ini memandang ketertiban penodaan terhadap sesuatu agama yang
/ketenteraman umum sebagai kepentingan dianut di Indonesia. Hal ini memungkinkan
hukum yang harus dilindungi. pemidanaan secara langsung pernyata an
Pasal 156a KUHP (dalam Penjelasan perasaan tersebut yang ditujukan terhadap
Pasal 4 UU Nomer 1/PNPS/1965) agama. Jadi konsekuensinya menyangkut pe
menjelaskan bahwa tindak pidana pada midanaan perbuatan tersebut tanpa
huruf a semata-mata (pada pokoknya) dihubungkan dengan persoalan apakah
ditujukan pada niat untuk memusuhi atau pernyataan demikian itu dapat mengganggu
menghina. Dengan demikian maka uraian- ketenteraman orang beragama dan karena
uraian tertulis yang dilakukan secara itu membahayakan/mengganggu ketertiban
obyektif dan ilmiah mengenai sesuatu umum.
agama yang disertai dengan usaha untuk Dalam agama menurut pengertian
menghindari adanya kata-kata atau susunan umum terdapat komponen emosi
kata-kata yang bersifat bermusuhan atau keagamaan, sistem keyakinan/keimanan,
penghinaan, bukanlah tindak pidana. sistem ritual/peribadatan, dan para
Sedangkan huruf b dijelaskan bahwa orang pemeluknya (umat beragama), yang itu
yang melakukan tindak pidana tersebut di semua merupakan satu kesatuan, utamanya
samping menggganggu ketenteraman orang komponen emosi keagamaan memberi
yang beragama, pada dasarnya mengkianati landasan pada ketiga komponen lainnya,
sila pertama dari dasar negara secara total, karena tanpa emosi keagamaan tidak
dan oleh karena itu sudah pada tempatnya mungkin akan meyakini suatu pandangan
perbuatan nya dipidana. atau kepercayaan agama, dan manifestasi
Penempatan Pasal 156a sebagai dari emosi keagamaan yang menyakini
bagian dari Bab V KUHP dapat suatu kepercayaan tersebut dilaksanakanlah
dikualifikasikan sebagai Tindak Pidana ritual keagamaan (ibadat) tertentu. Orang-
terhadap Ketertiban Umum. Sedangkan orang yang meyakini suatu kepercayaan
Penjelasan pasal tersebut (dalam UU Nomor agama dan melakukan ritual keagamaan
1/PNPS/1965) dimaksudkan sebagai yang sama mengaku satu umat yang
peratuan hukum untuk melindungi didasari suatu emosi keagamaan.
Tindak Pidana Penistaan Agama oleh Kelompok Aliran di Indonesia (Marsudi Utoyo) 25
diancam dengan hukuman yang berat, tetapi Kumpulan Lengkap Perundangan Hak
juga diberikan pemahaman akan agama, Asasi Manusia, Yogyakarta, Pustaka
pendidikan yang berhubungan dengan Yustisia, 2006.
agama dan kepercayaan agar tidak L.J. Van Apeldoren, Pengantar Ilmu
menyimpang setelah keluar dari lembaga Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta,
pemasyarakatan. Dalam memberikan sanski 1981.
pidana hendaknya juga diberikan efek jera Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum
kepada orang yang mengaku sebagai ketua, Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 1996.
dan memberikan pembinaan kepada Moelyanto, Azaz Hukum Pidana, Bina
pengikut-pengikutnya dan orang-orang yang Aksara, Jakarta,1987.
menjad anggota kelompok aliran teralrang Satjipto Raharjo, “Biarkan Hukum Mengalir
tersebut. Catatan Kritis tentang Pergulatan
Manusia dan Hukum”, Jakarta :
Penerbit Kompas, 2007.
DAFTAR PUSTAKA Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum,
E.Y. Kanter. SR. Sianturi, Azaz-azaz Jakarta : CV. Rajawali. 2002.
Hukum Pidana Indonesia dan Wirjono Prodjodikoro, Azas-azas Hukum
Penerapannya, Penerbit Alumni Pidana di Indonesia, PT. Eresco,
AHM-PT HM, Jakarta, 1982. Jakarta, 1999.
H.A.K. Moch. Anwar (Dading), Hukum
pidana bagian khusus (KUHP buku
II), Penerbit Alumni, Bandung, 1986.