Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1 PANCASILA

“ KETUHANAN YANG MAHA ESA “


NAMA-NAMA KELOMPOK

 Delia Febrianti
 Gilang Mighfar
 Lola Sriyuningsih
 Sultan Ridho Trinanda Arifa
 ghifary Rizkia Pratama
 Levina ismawanti
 Nurtiana
SILA PERTAMA PANCASILA

Sila pertama dalam Pancasila yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa", memiliki pengertian bahwa bangsa Indonesia
mengakui dan mempercayai adanya Tuhan yang Maha Esa, sebagai pencipta alam semesta dan pemegang
otoritas tertinggi. Dengan kata lain, simbol sila pertama Pancasila adalah Bintang ini menyiratkan bahwa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia bersandar pada nilai-nilai spiritual dan keyakinan pada Tuhan
sebagai sumber kebenaran, moralitas, dan hukum yang mengatur tata tertib sosial.
SIMBOL SILA PERTAMA PANCASILA

 simbol sila pertama pancasila adalah Bintang emas lima sudut, yang terletak di tengah perisai burung Garuda.
Simbol bintang ini kemudian melambangkan cahaya, yang dipancarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang diyakini
oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai masyarakat yang berguna.
 Bintang dengan lima sudut melambangkan jumlah kepercayaan, atau agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Warna hitam sebagai dasar menunjukkan warna alam, yang bermakna bahwa
Indonesia berada di bawah lindungan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
MENERAPKAN NILAI-NILAI SILA PERTAMA PANCASILA

Peranan dalam kehidupan sehari-hari KETUHANAN YANG MAHA ESA


1. Mengakui adanya Tuhan sebagai puncak keberadaan, dan
menghormati berbagai bentuk kepercayaan agama.
2. Menanamkan nilai-nilai toleransi terhadap keyakinan beragama
lain serta menerapkan prinsip keadilan dalam interaksi sehari-
hari.
3. Melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agama masing-
masing untuk memperkuat hubungan spiritual.
4. Menghargai dan belajar tentang keyakinan agama dan budaya
lain, untuk membangun pemahaman yang lebih baik lagi.
5. Menerapkan nilai-nilai moral dan etika dalam tindakan sehari-
hari, sebagai bentuk penghormatan pada Tuhan.
MAKNA SILA PERTAMA PANCASILA

Makna Ketuhanan Yang Maha Esa Mengakui adanya keberadaan Tuhan sebagai sumber segala kebenaran dan
moralitas, serta mengajarkan pentingnya mengamalkan nilai-nilai moral dalam hubungan dengan sesama manusia dan
alam semesta. Makna sila pertama juga Menekankan kewajiban menghormati keberagaman agama, dan kepercayaan
sebagai bagian dari persatuan.
BAGAIMANA SIH CARANYA MENERAPKAN SILA PERTAMA
PANCASILA ??

Menerapkan nilai-nilai sila pertama dalam sehari-hari Cara mengatur sila pertama dalam kehidupan masyarakat

1. Tidak malas dalam beribadah Sila pertama memberikan pengajaran serta anjuran
kepada pemeluk agama masing-masing untuk senantiasa
2. Tidak membeda-bedakan agama
mentaati norma-norma kehidupan beragama sesama
3. Bekerjasama menjaga kerukunan antar umat serta giat dalam melaksanakan ibadah yang di anut.
CONTOH PELANGGARAN SILA PERTAMA PANCASILA

1. Kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada tahun 2016. Solusinya adalah
meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan agama serta menegakkan hukum secara adil dan
transparan.
2. Kasus pelarangan mahasiswi bercadar di kampus UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2018 & . Solusinya adalah
menjunjung tinggi hak asasi mahasiswa dan mahasiswi serta mempertimbangkan berbagai aspek sebelum
membuat kebijakan.
3. Kasus gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama pada tahun 2023 Solusinya adalah
meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan agama serta menegakkan hukum secara adil dan
transparan.Solusi untuk kasus-kasus pelanggaran sila pertamaPancasila adalah meningkatkan pemahaman dan
toleransi terhadap perbedaan agama, menegakkan hukum secara adil dan transparan, serta memperkuat ideologi
Pancasila yang menegaskan adanya keyakinan terhadap Tuhan. Selain itu, warga negara Indonesia harus
mengikuti aturan negaranya, termasuk aturan yang menyangkut kebebasan beragama.
APAKAH BOLEH ATEIS DI INDONESIA?

 Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus dasar filosofis negara Indonesia, sila pertama menyebutkan Ketuhanan
Yang Maha Esa, yang mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan, yang menciptakan alam semesta
beserta isinya. Hal ini juga ditegaskan Yudi Latif dalam buku Negara Paripurna yang menyatakan bahwa kuatnya
saham keagamaan dalam fondasi kebangsaan Indonesia membuat arus besar pendiri bangsa tidak membayangkan
ruang publik hampa Tuhan. Sejak dekade 1920-an, ketika Indonesia mulai dibayangkan sebagai komunitas politik
bersama, mengatasi komunitas kultural dari ragam etnis dan agama, ide kebangsaan tidak terlepas dari
Ketuhanan (hal. 67). Lebih lanjut, prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa ini juga tertuang dalam Pasal 29 ayat (1)
UUD 1945 yang berbunyi : “ Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa “.Berdasarkan hal tersebut, maka
unsur ateisme bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa Akan tetapi, sepanjang penelusuran kami tidak
ada peraturan perundang-undangan yang secara tegas dan eksplisit melarang ataupun memberikan sanksi bagi
seorang ateis.
Artinya, secara hukum, tidak ada peraturan perundang-undangan yang tegas melarang seseorang menganut
paham ateisme. Konsekuensi hukum dari seseorang yang menganut paham ateisme adalah tidak dapat
menikmati hak-hak yang pada umumnya bisa dinikmati mereka yang menganut agama tertentu di Indonesia.
Misalnya kesulitan mengurus perkawinan, karena menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) UU Perkawinan
mengatur bahwa perkawinan sahapabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya. Selain itu, juga akan kesulitan mengurus dokumen-dokumen kependudukan seperti KTP
yang mengharuskan adanya pencantuman agama atau kepercayaan.
Berbeda halnya halnya dengan ateis yang “hanya” menganut paham ateisme, penyebar paham ateisme di
Indonesia dapat dikenakan sanksi pidana. Hal ini diatur di dalam KUHP lama yang masih berlaku pada saat
artikel ini diterbitkan dan UU 1/2023 tentang KUHP baru yang berlaku 3 tahun sejak tanggal diundangkan
yaitu tahun 2026 sebagai berikut.
‘ TERIMAKASIH ‘
JANGAN BANYAK BERTANYA
KAMI MAHASISWA BUKAN DOSEN

Anda mungkin juga menyukai