Anda di halaman 1dari 4

PERSAMAAN HIDUP BERAGAMA

a. Setiap manusia bebas menentukan sendiri agama yang akan dianutnya.

b. Agama yang dianut mendasari hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dan
hubungan manusiadengan manusia;

c. Agama memberi arah kpd umatNya mengenai sikap dan perilaku dlm hidup sehari-hari; dan

d. Kebebasan beragama dilindungi UUD 1945 sesuai pasal 29 ayat 1-2.

a. Ditinjau dari kepribadian pancasila

Pancasila sebagai falsapah negara dan bangsa Indonesia menerima bermacam-macam agama untuk
tumbuh subur dibumi indonesia. kepribadian menghendaki kerukunan dalam setiap hidup dan
kehidupan seluruh bangsa termasuk dalam hidup beragama, ini berarti bahwa adanya perpecahan
dan pertentangan tidak sesuai dengan pancasila dan harus dihindari oleh setiap warga negara
republik indonesia.

A. FUNGSI IDIOLOGI PANCASILA


Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam Jiwa Pancasila.
b.   Kepribadian bangsa
 memberi corak yang khas kepada bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
c. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
Pancasila sebagai sumber hukum yang me ngatur segala hukum yang berlaku di Indonesia.
Setiap hukum tidak boleh bertentangan dengan Pancasila
d.  Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa
Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat
e. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
yaitu untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
f. Pancasila sebagai Satu-Satunya Asas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara :
Pancasila hrs dilaks scr murni dan konsekuen.
g. Pancasila sebagai Moral Pembangunan
Sbg kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari pembangunan.

MASALAH-MASALAH KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA

1. Semua agama tidak menghendaki adanya pemaksaan dalam hal beragama.

2. Kemerdekaan beragama dilindungi oleh pasal 29 UUD 1945.

3. Kemerdekaan beragama sesuai dengan kepribadian Pancasila.

4. Memelihara suasana kegotong-royongan dan kekeluargaan.


FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA PERMASALAHAN KEBEBASAN BERAGAMA

1. Fanatisme.
Fanatisme adalah sikap menonjolkan agamanya sendiri dengan kecenderungan menghina
agama lain dan mengurangi hak hidupnya.

2. Takhayul.

Takhayul adl kepercayaan yang terlalu besar akan benda atau acara tertentu, dengan demikian
mendapat bantuan dari Tuhan. Dalam hal ini orang lebih percaya akan benda atau acara tertentu
akan Tuhan sendiri. Takhayul merajalela dikalangan penganut agama primitif yaitu animisme.

3. Fatalisme.

Fatalisme adl sikap mudah menyerah pada nasib atau takdir. Nasib dianggap sebagai sesuatu yang
telah ditakdirkan oleh Tuhan. Akibatnya manusia tidak mau berusaha menghadapi penderitaan dan
tantangan hidup, melainkan menghibur diri dengan acara-acara keagamaan sambil menanti surga.
Orang fatalis mempunyai pandangan tentang Tuhan yang picik dan paham yang tidak realistis
tentang dunia.

1. Penyuluhan dan Penerangan

a. Pidato / ceramah / khotbah

b. Pemasangan slogan-slogan / spanduk-2 yang bersifat himbauan.

2. Pendidikan.

a. Mencantumkan mata pelajaran kerukunan hidup beragama dalam kurikulum sekolah.

b. Mengadakan penataran-penataran, kursus-kursus, seminar-seminar.

c. Komunikasi

d. Tauladan

UPAYA PENINGKATAN HIDUP BERAGAMA

Persuasif

Tehnik persuasif digunakan untuk menumbuhkan kesadaran seluruh anggota agar ikut serta secara
aktif dalam setiap usaha pembinaan kerukunan hidup beragama

Simulatif

Tehnik simulatif dipergunakan untk pertumbuhan kegairahan & kesungguhan dalam menjalankan
agamanya

Sugestif.
Tehnik sugestif dipergunakan untuk memberikan saran atau pendapat serta nasehat

KARATERISTIK DAN NILAI PANCASILA BUTIR 1 DAN 3

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Mengandung pengakuan atas keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya. Oleh
karenanya, sebagai manusia yang beriman, yaitu meyakini adanya Tuhan yang diwujudkan dalam
ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.

3. Persatuan Indonesia

Merupakan perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang mengatasi paham perseorangan,
golongan, suku bangsa, dan mendahulukan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga tidak terpecah-
belah oleh sebab apa pun.

BUTIR2 SILA 1 DAN 3

Pengamalan Sila I :

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang


Maha Esa.

2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.

3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk


agama penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan keper cayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia Tuhan Yang Maha Esa.

6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

Pengamalan Sila III:


1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan ke selamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepen tingan pribadi dan
golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,


dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan persatuan dan kesatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal


Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

UNSUR KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Kerukunan hidup umat beragama juga mengandung tiga unsur penting:

1. Kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang atau kelompok lain;

2. Kesediaan memberikan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya;

3. Kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana kesahduan yang


dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran agamanya.

CARA PEMECAHAN MASALAH YANG TIMBUL DARI KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERIBADAH

Tiga model penanganan:

1. Penanganan berbasis kekuatan.

2. Penanganan berbasis hak.

3. Penanganan berbasis kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai