Anda di halaman 1dari 19

DISUSUN OLEH:

TIARA ADE IRMA (4522060078)


SRI WAHYUNI (4522060073)
STEFFI MATTIARA SIAMA (4522060082)
IRENE AUDREY AL (452206047)
JUNIATI TAMMUAN (4522060065)
IRWANA PUSPITA ADYATI (4522060087)
GAVRIELLY MARGA ROMBEALLO (4522060064)
MUH ILHAM MAPPILAWING (4522060058)
NADIA HUSNI WARIS (4520060114
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan PPTini dengan baik. PPT ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan PPT ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik darisegi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki PPT ini. Akhir kata
kami berharap semoga PPT ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ateisme ?


2. Apa jenis - jenis ateisme di indonesia ?
3. Apa klasifikasi jenis - jenis ateisme menurut bagus (2022)?
4. Apa Larangan penyebaran ateisme ?
5. Bagaimana dasar hukum ateisme tidak diperbolehkan di
indonesia ?
6. Bagaimana interprestasi sila pertama pancasila ?
7. Apa itu rasionalisme ?
8. Bagaimana perlindungan hukum terhadap penganut ateisme di
indonesia ?
PENGERTIAN ATEISME

Ateis atau Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang percaya


tidak adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan
terhadap teisme yang disertai dengan klaim. Dalam pengertian yang
paling luas, ia adalah kepercayaan bahwa tidak adanya keberadaan
dewa atau Tuhan. Istilah ateisme berasal dari bahasa Yunani ἄθεος
(átheos), yang secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada
siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan
agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan
menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik
terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk
kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan.
Pengertian lain,Ateisme atau tidak beragama di Indonesia adalah
hal yang tidak umum dan sangat jarang terjadi pada penduduk
Indonesia, terutama karena akbarnya stigma sosial yang melekat
dengan menjadi seorang ateis di Indonesia. Tidak mempunyai
undang-undang yang secara resmi melarang seseorang menjadi
ateis di Indonesia, yang hanya mengakui enam agama. Meskipun
demikian, jika dibandingkan dengan penduduk yang beragama,
seorang ateis akan terkendala dalam memenuhi kewajiban
administratif, misalnya dalam pengurusan dokumen kependudukan,
dan pernikahan. Penyebar ateis juga bisa dikenakan sanksi menurut
undang-undang pidana yang berlanjut di Indonesia.
TIGA JENIS ATIESME DI INDONESIA

1.Ateisme Terbuka (New Atheism)


2.Ateisme Spiritual (Atheism 2.0)
3.Ateisme Pragmatis (Religion
Atheism)
KLASIFIKASI JENIS-JENIS ATEISME
MENURUT BAGUS (2002)

1. Atheisme Naif
2. Atheisme Klasik
3. Atheisme Praktis dan Teoritis
4. Atheisme Materialistis dan
Positivistis
LARANGAN PENYEBARAN ATEISME
DI INDONESIA

Seorang ateis dilarang menyebarkan ateisme


diIndonesia. Penyebar ajaran ateisme dapat
dikenai sanksi pidana Pasal 156A Kitab undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) yang
menyebutkan bahwa :

Dipidana dengan pidana penjara selama-


lamanya lima tahun barang siapa dengan
sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan
atau melakukan perbuatan :
1. Yang pada pokoknya bersifat
permusuhan, penyalahgunaan atau
penodaan terhadap suatu agama
yang dianut di Indonesia
2. Dengan maksud agar supaya orang
tidak menganut agama apapun juga
yang bersendikan Ketuhanan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
DASAR HUKUM ATEISME TIDAK
DIPERBOLEHKAN DI INDONESIA

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945;


2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(Wetboek Van Strafrecht, Staatsblad
1915 No. 732);
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan;
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan.
INTERPRESTASI SILA PERTAMA
PANCASILA
Sila berarti prinsip atau asas. Dan jika kita letakkan sila “ke-
Tuhan-an Yang Maha Esa’’ ke dalam diri bangsa Indonesia, maka
adalah bangsa Indonesia berjati diri, bersaripati, dan mengandung
nilai ke-Tuhan-an, bangsa Indonesia adalah bangsa berprinsip ke-
Tuhan-an. Nilai-nilai religi terpaut erat dalam pribadi bangsa.
Setiap warga Negara harus berhasil menginterpretasi dan
menginternalisasi nilai luhur asas itu. Dan kemudian dalam setiap
segi kehidupannya, bangsa Indonesia haruslah secara praktis
berciri nilai-nilai religi. Dan menurut instruksi Pancasila tersebut,
setiap warga Negara wajib ber-Tuhan Yang Esa. Warga Negara yang
tidak mempercayai Tuhan (ateis), akan bermasalah secara hukum.
Dan apakah bentuk-bentik ini kemudian merupakan pelanggaran
terhadap hak asasi dalam memiliki “keyakinan”?
Dalam sila pertama terkandung nilai-nilai
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
saling menghormati pemeluk agama dan/
kepercayaan lain, saling mrnghormati ritual
dan ibadah agama yang berbeda dan saling
menjaga ketertiban, dan terkandung nilai
kebebasan memeluk agama dan/ kepercayaan
masing-masing.
Bahwa sila pertama menjelaskan
kepada dunia mengenai ciri jiwa
bangsa Indonesia. Bahwa setiap
warga Negara mempunyai kewajiban
dari Negara membawa nilai-nilai
luhur religious.
RASIONALISME

Rasionalisme, sebagai induk liberalisme dan juga ateisme yang


berada di bawah payung   sekularisme menghasilkan kemajuan
manusia yang spektakuler. Ini ditandai oleh kemajuan IPTEK dengan
revolusi industri di tahun 1800-an dengan hasil yang memberikan
kemudahan dan kemakmuran.

Rasio adalah unsur utama pada manusia. Menjadi rasionalis yang


mempertanyakan agama tentu sangat besar. Dalam agama apa pun,
pertanyaan terhadap ajaran-ajaran yang tidak jelas, diragukan atau
yang tidak rasional dapat muncul.   Mereka juga dapat kritis melihat
dan menilai antara ajaran agama yang ideal dan pemberlakuannya
secara realistis. Realitas buruk pemberlakuan ajaran agama oleh
umat, terutama tokoh agama, sering menjadi dasar penilaian buruk
terhadap agama, lalu agama ditinggalkan.
Efek utama dari rasionalisme-liberal adalah penggembosan
terhadap status dan peran agama. Orang berlangsung-angsur
mulai meninggalkan agama, termasuk menjadi ateis. Inilah
yang membuat gereja-gereja tidak lagi dipenuhi umat yang
beribadah, sementara di pihak lain, penganut ateisme
bertambah banyak di negara-negara Barat di abad ke-20.
Penganut ateisme berkembang sangat pesat di Eropa,
apalagi kemudian di Eropa Timur, ketika banyak negara
berideologi komunis mendukung ateisme. Penganut ateisme
juga banyak terdapat di Tiongkok karena ideologi
komunisme yang mendukungnya.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PENGANUT ATEISME DI INDONESIA
Beraga dan berkeyakinan merupakan salah satu bentuk hak yang tidak
bisa dibatasi dan telah dijamin dalam Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) jo
Pasal 29 ayat (2) konstitusi maupun pasal-pasal yang telah ditetapkan
dalam regulasi. Secara eksplisit, tidak ditemukan pengaturan terkait
kedudukan dan perlindungan hukum dalam konstitusi. Adanya hal
tersebut mengakibatkan tidak ada kepastian hukum terhadap peganut
ateisme di Indonesia. Dengan tidak adanya kepastian hukum tersebut,
penganut ateisme menjadi salah satu korban pelanggaran diskriminasi
yang justru dilakukan oleh aparat penegak hukum. Konvensi
Internasional tentang Hak Sipil dan Hak Politik yang telah diratifikasi
oleh Indonesia, dapat dijadikan rujukan oleh pemerintah untuk
mempertegas kedudukan dan perlindungan hokum bagi penganut
ateisme di Indonesia. Karena di dalam kovenan tersebut telah
menjamin hak kebebasan beragama dan berkeyakinan tidak terkecuali
menjamin kebebasan bagi kelompok ateisme.
KESIMPULAN

Atheisme merupakan sebuah pandangan, pemahaman, atau


keyakinan yang menolak bahkan tidak mengakui adanya
Tuhan di dunia manusia. Dalam hal ini pun atheisme terbagi
menjadi empat, yaitu; Atheisme Naif, Atheis Klasik,
Atheisme Praktis dan Teoritis, serta Atheisme Materialistis
dan Positivistis.

Menjadi seorang atheis pun memiliki sebab-sebab tertentu


mengapa ia menjadi atheis. Sebab-sebab tertentu bisa dari
pengalaman-pengalaman ia dalam menjalani agamanya
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ateisme
 http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Ateisme-Di-Indonesia_11
9291_p2k-unkris.html
 https://islamlib.com/agama/ateisme/tiga-jenis-ateisme-di-indones
ia
/
 https://www.academia.edu/36092926/ATHEISME_MSI_pdf
 https://www.academia.edu/12045057/Atheis_Bertentangan_denga
n_Pancasila
 http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f4545a9b77df/bolehka
h-menjadi-ateis-di-indonesia
 https://www.kompasiana.com/amp/ahmad.toxok/5529a7c5f17e611
b15d623ae/berkembangsa-kepercayaan-atheis-di-indonesia-persp
ektif-sila-pertama-pancasila
 https://www.satuharapan.com/read-detail/read/analisis-ateisme-ta
ntangan-bagi-agama-agama
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai