Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN MINUMAN KERAS SECARA GRATIS

PADA PENGUNJUNG BERAKHIR PENISTAAN AGAMA

Muhamad Ridho T., Fransiska Tri Y., Putri Widiawati, dan Anisa Putri F.R.
Kelompok 5, Kelas P6E, dan Fakultas Vokasi

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dalam usaha mencapai tujuan nasional masih banyak yang mempunyai pandangan berbeda atau
persepsi berbeda. Untuk itu telah dirumuskan pandangan nasional yang komprehensif dan integral yang
dikenal dengan wawasan nusantara. Sehingga, adanya pemahaman konsep wawasan nusantara menjadi
melembaga pada semua komponen masyarakat Indonesia untuk menciptakan rasa nasionalisme kepada
bangsa kita yang kaya akan segala potensi dan berusaha untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan
serta untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia. Setiap upaya implementasi wawasan nusantara
untuk memperhatikan prinsip-prinsip utama yang terkandung dalam prinsip utama dibidang politik, sosial
budaya, ekonomi, dan pertahanan dan keamanan yang bertujuan untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara.

KONTEKS PENELITIAN
Kebebasan beragama di Indonesia merupakan prioritas pertama untuk dihormati dan tegakkan.
Kebebasan beragama merupakan kebebasan beribadah menurut agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Namun, adanya kebebasan beragama yang tidak terbatas dapat menimbulkan sikap arogansi dan mandang
agama lainnya rendah. Sehingga, dalam beragama perlu adanya etika dan tata susila dengan tujuan untuk
melindungi dan menghormati hak-hak asasi manusia (HAM). Untuk mengimbangi kebebasan beragama
tersebut, manusia perlu memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas semua perbuatannya.
Manusia sebagai makhluk yang senantiasa hidup bersama, sehingga memerlukan pedoman untuk
berperilaku dengan baik. Pedoman tersebut dapat dikenal sebagai norma. Norma tersebut bertujuan untuk
mengatur diri pribadi manusia, sehingga dapat menciptakan keserasian antara kepastian hukum dengan
tujuan untuk menghormat hak-hak orang lain.

TEMUAN MASALAH
● Apakah penistaan agama termasuk pelanggaran yang bertentangan dengan implementasi
wawasan nusantara?
● Apakah penistaan agama dapat menjadi pemicu runtuhnya persatuan bangsa?
● Apakah masyarakat Indonesia setuju jika pemerintah melakukan program sosialisasi mengenai
wawasan nusantara?

TUJUAN PENELITIAN
● Untuk menganalisis apakah penistaan agama termasuk pelanggaran yang bertentangan dengan
implementasi wawasan nusantara.
● Untuk menganalisis apakah penistaan agama dapat menjadi pemicu runtuhnya persatuan bangsa.
● Untuk menganalisis apakah masyarakat Indonesia setuju jika pemerintah melakukan program
sosialisasi mengenai wawasan nusantara.

METODE
Penelitian tentang wawasan nusantara dengan isu atau kasus penistaan agama menggunakan
metode penelitian normatif. Metode penelitian hukum normatif dapat dimaknai sebagai penelitian yang
berada dalam tataran norma, kaidah, asas-asas, teori, filosofi, dan aturan hukum dengan tujuan untuk
mencari solusi atau jawaban atas permasalahan tersebut. Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan
membahas konsep penistaan agama yang dapat melanggar implementasi wawasan nusantara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data yang kami lakukan :


Jenis Data
Dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data yang kami lakukan menggunakan data primer. Data primer
yang kami gunakan dalam penelitian tersebut yaitu dengan menggunakan kuesioner yang kami bagikan
kepada mahasiswa/i baik di Universitas Brawijaya maupun universitas lain.

Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini dengan cara membagikan kuesioner
(angket). Kuesioner yang kami buat disajikan dua pilihan yaitu setuju dan tidak setuju.

Pada gambar diagram diatas didapatkan hasil 80% yang setuju dan 20% yang tidak setuju terkait kasus
penistaan agama yang termasuk kedalam wawasan nusantara.

Pada gambar diagram diatas didapatkan hasil 50% yang setuju dan 50% yang tidak setuju terkait dengan
implementasi atau penerapan wawasan nusantara yang sudah tertanam dengan baik di seluruh masyarakat
Indonesia.
Pada gambar diagram diatas didapatkan hasil 100% yang setuju terkait dengan adanya program sosialisasi
yang dilakukan pemerintah untuk mengenalkan wawasan nusantara kepada masyarakat agar kasus
tersebut tidak terulang kembali.

Dari hasil analisis data yang kami dapatkan dapat dikatakan bahwa penistaan dapat diartikan
menghinakan dan merendahkan. Dalam Penetapan Presiden No.1 1965 pada Pasal 4 mengatakan bahwa
dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yaitu adanya Pasal 156A yang
berbunyi “Dipidanakan dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di
muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan,
penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia dengan maksud agar
supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Penjelasan umum dari Penetapan Presiden dapat dilihat bahwa dimaksudkan melindungi ketentraman
orang beragama terhadap penodaan/ penghinaan agama atau ajaran-ajaran tidak memeluk agama. Dalam
penjelasan pasal demi pasal tentang Pasal 4 ini dikatakan : “cara mengeluarkan perasaan atau melakukan
perbuatan dapat dilakukan dengan baik bentuk lisan, tulisan maupun perbuatan lain”. Tindak pidana yang
dimaksudkan disini adalah semata-mata (pada pokoknya) ditunjukkan kepada niat untuk memusuhi atau
menghina. Dengan demikian maka uraian-uraian tertulis maupun lisan yang dilakukan secara objective,
zakelijk dan ilmiah mengenai sesuatu agama, yang disertai dengan usaha untuk menghindari adanya kata-
kata atau susunan kata-kata yang bersifat permusuhan atau penghinaan, bukanlah tindak pidana menurut
pasal ini, “orang yang melakukan tindak pidana tersebut di sini, di samping mengganggu ketentraman
orang beragama, pada dasarnya menghianati sila pertama dari negara secara total, dan oleh karenanya
adalah pada temannya, bahwa perbuatannya itu dipidanakan sepantasnya.” Tindak pidana ini mirip
dengan apa yang dinamakan blasphemy atau godslastering, yang berarti penghinaan terhadap Allah.

Berdasarkan kasus-kasus yang dimuat dalam detik.com tentang dugaan penistaan agama yang
dilakukan oleh holywings terkait promosi minuman keras yang menggunakan tokoh agama menimbulkan
masalah penistaan agama. Kasus ini terdapat perilaku yang tidak menerapkan wawasan nusantara yaitu
dengan mempromosikan minuman keras (miras) secara gratis pada pengunjung yang memiliki nama
Muhammad dan Maria. Hal tersebut menimbulkan konflik yang mengarah pada perpecahan dalam
kehidupan bermasyarakat. Tersangka yang terlibat dalam kasus penistaan agama ini terjerat pasal 14 ayat
1 dan UU No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, khususnya pasal menyiarkan berita atau
pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan masyarakat, pasal 156 atau
pasal 156a KUHP yang pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu
agama. Dan juga pasal 28 ayat 2 UU ITE tentang menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat terbentuk berdasarkan
atas suku, ras, agama, atau golongan.

PENUTUP
Dapat disimpulkan dalam hasil dan pembahasan yang telah kami paparkan, secara umum
penistaan agama bukan hanya tindakan merusak kesucian agama itu sendiri, tetapi juga termasuk
perbuatan yang dapat menghina tokoh agama dan merusak simbol agama. Penistaan agama dapat berupa
tindakan yang merendahkan, menghina, melecehkan, menyebutkan atau melakukan suatu ajaran agama
tertentu yang tidak sesuai dengan ajaran agama tersebut. Sehingga, untuk menjerat pelaku penistaan
agama di Indonesia, ada beberapa ketentuan yang dapat digunakan seperti : KUHP, Undang-Undang
No.1/PNPS/1963 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan Agama.

DAFTAR RUJUKAN

Muhammad Hatta, Zulfan, Husni. (2021, Mei 21). KEJAHATAN PENISTAAN AGAMA DAN
KONSEKUENSI HUKUMNYA, 348.

Marsudi Utoyo. (2012, Januari 1). TINDAK PIDANA PENISTAAN AGAMA OLEH KELOMPOK ALIRAN
DI INDONESIA, 15-18.

Iskandar Ramis. (2020, Juni 20). Implementasi wawasan nusantara menghadapi perkembangan geopolitik
negara-negara di Asia Pasifik, 1.

Anda mungkin juga menyukai