Anda di halaman 1dari 82

Buku ini milik

Nama Lengkap :

Nama Panggilan :

Regu :

Nomor Gudep :

Alamat Gugus Depan :

Tempat Tinggal :

Nomor Hp :

Kontak Penting

Ayah / Ibu / Wali * :

Golongan Darah : A/B/AB/O *

Ciri Khusus

Warna Mata :
Warna Rambut :

Warna Kulit :

Ciri Lainnya :

iv
Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila

Menolong sesama hidup dan ikut serta


membangun masyarakat

Menepati Darma Pramuka

DASA DARMA PRAMUKA


1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
2. Cinta Alam dan Kasih Sayang
Sesama Manusia
3. Patriot yang Sopan dan Ksatria
4. Patuh dan Suka Bermusyawarah
5. Rela Menolong dan Tabah
6. Rajin Terampil dan Gembira
7. Hemat Cermat dan Bersahaja
8. Disiplin Berani dan Setia
9. Bertanggung Jawab dan Dapat
Dipercaya
10. Suci Dalam Pikiran Perkataan dan
Perbuatan

v
Sambutan
Ketua Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka
Assallamualaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera dan Salam Pramuka !
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberi kita limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua hingga saat ini.
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan
bagi kaum muda, guna menumbuhkan tunas
bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik,
yang sanggup bertanggung jawab dan mampu
membina serta mengisi kemerdekaan nasional.

Sebagai perwujudan hasil kerja sama antara


Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) dengan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, yaitu diterbitkannya Buku Saku
Pramuka Siaga Bencana untuk Pramuka Siaga,
Penggalang, Penegak untuk meningkatkan
pengetahuan kebencanaan dan membangun
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, yang
diselenggarakan melalui Satuan Pendidikan
Aman Bencana (SPAB) Berbasis di Gugus
Depan. Buku Saku ini merupakan langkah yang
sangat strategis untuk melakukan kegiatan
Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana yang
masif dan luas penyebarannya.

Kami menghimbau kepada adik-adik Pramuka


Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega
serta Pembina Pramuka di Gugus Depan, agar
dapat menerapkan buku saku ini saat berlatih
kepramukaan secara berkelanjutan, sehingga
kita dapat meningkatkan pengetahuan dan

i
keterampilan tentang Pengurangan Risiko
Bencana di tengah-tengah masyarakat dan
di lingkungan sekitar kita agar tercapai
ketangguhan dalam menghadapi bencana.

Terima kasih yang sebesar-besarnya


kami sampaikan kepada Badan Nasional
Penganggulangan Bencana dan kepada seluruh
tim penyusun yang telah berhasil menyusun
Buku Saku Pramuka Siaga Bencana ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan


bimbingan kepada kita semua. Aamiin

Wassalamualaikum Wr.Wb.
Salam Sejahtera, Salam Pramuka

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka


Komjen. Pol (Purn) Drs. Budi Waseso

ii
Daftar Isi
Kata Sambutan i

Bab1 1
Pengantar 2

Bab 2 5
Pengetahuan Dasar Bencana 6

Bab 3 10
Penanggulangan Bencana 11

Bab 4 51
Kerelawanan Pramuka Penegak/pandega 52

Daftar Pustaka 63

Tim Penyusun 64

Daftar Istilah Dan Singkatan 69

iii
Bab 1
Pengantar

1
Bab 1
Pengantar

Seorang Pramuka
tidak pernah
terkejut; dia tahu
apa yang harus
dilakukan ketika
sesuatu yang tak
terduga terjadi

[Baden Powell – Bapak Pandu Dunia]

Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Papua

Jawa
Bali

Secara geografis, Indonesia terletak pada


pertemuan tiga lempeng bumi yaitu lempeng
Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Selain itu,
Indonesia yang merupakan negara Maritim
dengan ribuan pulau, juga terletak pada garis
lengkung cincin api atau ring of fire yang melingkupi
sebagian besar dari wilayah Indonesia mulai
bagian barat ke timur. Rangkaian pegunungan
bagian membentang dari Sumatera hingga ke
bagian timur, yakni Nusa Tenggara Timur dan
kemudian naik ke Maluku, membentuk barisan
gunung berapi yang sangat aktif.

Buku Saku Pramuka


2 Siaga Bencana
Penegak
Kondisi di atas menyebabkan Indonesia menjadi
negara di dunia yang paling rawan terhadap
bencana alam, demikian menurut United Nations
International Strategy for Disaster Reduction
(UNISDR- Badan PBB untuk Strategi International
Pengurangan Risiko Bencana). Berbagai bencana
alam mulai gempabumi, tsunami, letusan gunung
berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan dan
kebakaran hutan, rawan terjadi di Indonesia. Oleh
karenanya, Indonesia dianggap sebagai negara
dengan risiko dan dampak bencana alam tertinggi
di dunia.

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Indonesia


perlu menetapkan kebijakan baru dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
lebih serius secara terencana, terkoordinasi,
terpadu dan berkelanjutan, yang tertuang dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa


Indonesia adalah negara dengan potensi bencana
yang sangat besar dan beragam. Berbagai macam
bencana telah terjadi di Indonesia, mulai dari
gempabumi, tsunami, letusan gunungapi hingga
banjir bandang. Maka sudah sepantasnya kita
sebagai warga negaranya untuk selalu bersiap
sedia menghadapi bencana, dan terlebih lagi kita
sebagai anggota gerakan pramuka.

Sebagaimana motto kepramukaan sedunia ‘Be


Prepared’ atau ‘Bersiap Sedia’, maka seorang
pramuka harus senantiasa siap sedia dalam
menghadapi segala keadaan kondisi yang
dihadapinya, termasuk musibah atau bencana.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
3
Motto gerakan pramuka mengandung arti
bahwa setiap anggota pramuka harus siap jiwa
dan raganya untuk menjalankan tugasnya.
Seperti tertuang dalam Tri Satya Pramuka
golongan Penegak/Pandega, untuk berjanji dan
bersungguh-sungguh menolong sesama hidup
dan ikut serta membangun masyarakat.

Pramuka Penegak/pandega adalah mereka yang


jiwanya mulai mencari identitas diri, gemar pada
kenyataan, menjunjung tinggi realitas dengan
kemauan yang kuat dan senang menyelesaikan
persoalan walaupun belum matang secara
emosional.

Pramuka penegak/pandega tangguh bencana


adalah pramuka penegak/pandega yang selalu
siap sedia menghadapi bencana. Pramuka
penegak/pandega yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang pengurangan risiko
bencana, mampu menjadi agen siaga bencana,
berjanji dan bersungguh-sungguh menolong
sesama dan ikut membangun masyarakat dan
lingkungannya.

Buku pegangan penegak/pandega tangguh


bencana ini akan memberikan wawasan,
pengetahuan dan keterampilan kepada kalian
untuk berlatih bagaimana menjadi penegak/
pandega tangguh bencana yang siap menjadi
agen siaga bencana. Sebagai agen siaga bencana,
kalian harus selalu bersiap sedia, sehingga sudah
seharusnya kalian untuk terus berlatih dan
berlatih di bawah bimbingan kakak pembina
kalian.

Sebagai informasi awal, berikut adalah lembaga–


lembaga yang bergerak di bidang penanggulangan
bencana di Indonesia.

Buku Saku Pramuka


4 Siaga Bencana
Penegak
Bab 2
Pengetahuan
Dasar
Bencana

5
Bab 2
Pengetahuan
Dasar
Bencana

Secara geologis, Indonesia terletak pada 3 (tiga)


Lempeng utama yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng
Indo-Australia dan Lempeng Pasifik atau yang
dikenal dengan zona subduksi. Akibat pertemuan
lempeng tektonik tersebut, Indonesia juga dikenal
sebagai negara yang banyak terjadi gempabumi.
Seringkali terjadi bencana ikutan (Collateral hazard)
akibat bencana gempabumi seperti tsunami,
longsor, dan likuifaksi. Beberapa bencana akibat
gempabumi yang pernah terjadi di Indonesia
berdasarkan website Data dan Informasi Bencana
Indonesia (www.dibi.bnpb.go.id) yaitu Gempabumi
dan Tsunami Aceh (2004), Gempabumi Yogyakarta
(2006), Gempabumi dan Longsor di Sumatera Barat

ERUSIA PACIFIC
PLATE PLATE

Banda Sea

10s AUSTRALIA
PLATE

Gambar 1. Tatanan
100stektonik Indonesia yang diapit
120s oleh tiga lempeng
tektonik besar.

Buku Saku Pramuka


6 Siaga Bencana
Penegak
(2009), Gempabumi Jawa Barat Bagian Selatan
(2009), Gempabumi Pidie Jaya (2016) serta
bencana yang baru-baru ini terjadi Gempabumi
di Pulau Lombok serta Gempabumi, Tsunami dan
Likuifaksi yang terjadi di Palu (2018).

Selain itu, pertemuan antar lempeng ini


menghasilkan rangkaian gunungapi aktif
dan Indonesia berada di pertemuan gugusan
cincin api (ring of fire) antara Sirkum Pasifik dan
Sirkum Mediterania. Sebanyak 127 gunungapi
atau 13 % dari jumlah gunungapi aktif di dunia
berada di wilayah Indonesia. Beberapa bencana
akibat letusan gunungapi yang pernah terjadi
di Indonesia yaitu Letusan Gunungapi Merapi
(2010, 2013, 2018), Letusan Gunungapi Sinabung
(2013, 2014, 2017), Letusan Gunungapi Kelud
(2014), Letusan Gunungapi Raung (2015), dan
yang terbaru yaitu Letusan Gunungapi Agung
(2017).

Posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa


dan berada di iklim tropis menyebabkan Indonesia
mengalami dua musim utama yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Oleh karena
itu, wilayah Indonesia sangat berpotensi terjadi
berbagai jenis bencana hidrometeorologi, seperti
banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim
(angin puting beliung), abrasi, gelombang ekstrim
serta kebakaran hutan dan lahan. Fenomena
perubahan iklim akhir-akhir ini memberikan
kontribusi terhadap peningkatan bencana
hidrometeorologi. Akibatnya, lebih dari 80%
bencana yang terjadi di Indonesia merupakan
bencana hidrometeorologis.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
7
Selain faktor alam, faktor ulah tangan manusia
juga sangat mempengaruhi terjadinya bencana
hidrometeorologis. Pembangunan yang sangat
pesat yang bersamaan dengan pertambahan
jumlah penduduk serta meningkatnya kegiatan
ekonomi selama tiga dasawarsa terakhir
mengakibatkan peningkatan alih fungsi lahan di
berbagai wilayah. Perubahan kawasan hutan, dan
lahan permukiman, perkotaan, dan pertanian,
serta peruntukan lainnya yang mengakibatkan
berkurangnya kapasitas resapan air, peningkatan
erosi lahan sedimentasi pada sumber-sumber air,
serta peningkatan kerentanan kawasan terhadap
bahaya kekeringan, banjir, dan tanah longsor,
pencemaran air, serta penurunan produktivitas
lahan.

Bencana-bencana yang terjadi tentu sangat


merugikan baik dari sisi korban jiwa, kerugian
ekonomi, kerusakan lingkungan dan jumlah
penduduk yang terpapar dari ancaman bencana.
Selain itu, dampak bencana juga mempengaruhi
kondisi psikologi masyarakat yang terdampak
bencana.

Buku Saku Pramuka


8 Siaga Bencana
Penegak
Aktualisasi

Coba kamu sebutkan yang


1 lainnya! Bencana Alam
a. … … …
b. … … …
c. … … …
d. … … …
e. … … …
f. … … … ?

Coba kamu sebutkan yang lainn-


2 ya! Bencana Non Alam
a. … … …
b. … … …
c. … … … ?

3 Coba kamu sebutkan! Bencana


Akibat Ulah Manusia
a. … … … ?
b. … … … ?

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
9
Bab 3
Penanggulangan
Bencana

10
Siklus Penanggulangan Bencana menurut UU
No. 24 Tahun 2007 terdiri atas tiga tahap, yaitu:
Pra Bencana, Saat Tanggap Darurat dan Pasca
Bencana.

Kegiatan dalam PENCEGAHAN-MITIGASI TANGGAP DARURAT PEMULIHAN


Penanggulan

KESIAPSIAGAAN
Bencana
Rencana Rencana
Operasi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
Perencanaan Rencana
Penanggulangan Rencana
Bencana Kontingensi

Tahap
Penanggulangan
SAAT TANGGAP
Bencana PRABENCANA PASCA BENCANA
DARURAT

Penyelengaraan penanggulangan bencana


dilakukan dalam 3 kondisi :
1. Pra Bencana
Pra bencana adalah saat bencana belum
terjadi. Situasi ini bisa dibagi dalam dua situasi,
yaitu :
a. Situasi tidak ada bencana
Kegiatan penanggulangan bencana yang
dilakukan adalah seperti : perencanaan
penanggulangan bencana, pencegahan,
pengurangan risiko bencana, pelatihan,
penelitian dan penetapan tata ruang.
b. Situasi saat terdapat potensi bencana.
Kegiatan penanggulangan bencana yang
dilakukan, seperti : mitigasi, peringatan dini
bencana dan kesiapsiagaan.

2. Saat tanggap darurat: saat terjadi bencana.


Saat tanggap darurat adalah saat dimana
bencana sedang terjadi. Pada kondisi
ini sedang berlangsung situasi kegawat-
daruratan kesehatan. Beberapa hal yang

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
11
harus dilakukan pada saat ini, seperti: kajian
cepat, penetapan status keadaan darurat,
penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan
kebutuhan dasar, dan perlindungan.
Penanganan darurat bencana dibagi
menjadi beberapa bidang antara lain :

a) Bidang Kesehatan:
Tugasnya: pelayanan kesehatan,
pengendalian penyakit,
penyehatan lingkungan, penyiapan
air bersih dan sanitasi yang berkualitas,
pelayanan kesehatan gizi, pengelolaan obat
bencana, penyiapan kesehatan reproduksi
dalam situasi bencana, penanganan korban
jiwa, pengelolaan informasi dibidang
kesehatan.

b) Bidang Pencarian dan Penyelamatan.


Tugasnya: mengerahkan,
mengkoordinir, serta
mengendalikan sarana dan
personil dalam pelaksanaan
operasi pencarian, penyelamatan, dan
evakuasi terhadap korban bencana secara
cepat, efisien dan efektif, pengelolaan
Informasi di bidang pencarian dan
Penyelamatan.

c) Bidang Logistik.
Tugasnya: Pengadaan barang,
sandang, pemakanan dan
peralatan, bea cukai (untuk
barang yang dibawa dari luar negri/impor),
penyimpanan/pergudangan, distribusi
logistik, keamanan logistik, pengelolaan
informasi dibidang logistik.

Buku Saku Pramuka


12 Siaga Bencana
Penegak
d) Bidang Pengungsian dan Perlindungan.
Tugasnya: Penyiapan dapur
umum, pencegahan dan
penanganan kekerasan berbasis
Gender, tempat pengungsian, keamanan,
manajemen pengungsian dan penyiapan
hunian sementara, perlindungan kelompok
rentan, pengelolaan informasi di bidang
pengungsian dan perlindungan.

e) Bidang Pendidikan
Tugasnya: Pelayanan belajar mengajar
formal dan informal, penyiapan
sekolah darurat, bimbingan dan
penyuluhan bagi anak dewasa, kerohanian,
pengelolaan informasi di bidang pendidikan.

f) Bidang Sarana dan Prasarana


Tugasnya: Pembersihan
puing-puing, penyediaan alat
transportasi, telekomunikasi
dan energi, penyediaan hunian tetap,
penyediaan air dan sanitasi, pengelolaan
informasi di bidang sarana dan prasarana.

g) Bidang Pemulihan Ekonomi


Tugasnya: Pemulihan industri
rumah tangga, perdagangan, hotel
dan restoran, jasa dan pertanian,
serta pengelolaan informasi di bidang
ekonomi.

h) Bidang Pemulihan Dini


Tugasnya: Penguatan kapasitas
pemerintah pusat/daerah untuk
koordinasi, revitalisasi fungsi

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
13
pemerintah desa/camat/kabupaten/ kota/
provinsi, pemulihan layanan publik, sarana
pendukung kepemerintahan, penguatan
kapasitas perencanaan dan pendanaan,
pengelolaan informasi di bidang pemulihan
dini.

3. Pasca bencana

Pasca bencana adalah masa setelah


terjadinya bencana. Pada masa ini dilakukan
kegiatan pemulihan dan rehabilitasi dalam
hal : sarana dan prasarana, sosial, ekonomi,
kesehatan, lingkungan.

Untuk menilai potensi atau peluang suatu


yang buruk yang berdampak pada kerugian
dan kematian, dikenal dengan istilah risiko
bencana. Melalui penilaian ini seseorang didalam
komunitasnya dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan buruk/negatif yang dapat terjadi di
suatu wilayah atau Kawasan. Untuk mengenali hal
tersebut di dalam management bencana dikenal
suatu rumus untuk menakar risiko bencana
berdasar wilayah atau Kawasan. Risiko bencana
yang muncul merupakan hasil interaksi dari
hazard (bahaya) yang bertemu dengan kerentanan
yang berbanding dengan kapasitas yang dimiliki.
Adapun rumus yang dapat digunakan :

R = H x V/C

Buku Saku Pramuka


14 Siaga Bencana
Penegak
Adapun definisi yang digunakan untuk mengukur
risiko :

R
= Risk/Risiko adalah merupakan suatu
peluang dari timbulnya akibat buruk,
atau kemungkinan kerugian dalam hal
kematian, luka-luka, kehilangan dan
kerusakan harta benda, gangguan
kegiatan mata pencaharian dan
ekonomi atau kerusakan lingkungan
yang ditimbulkan oleh interaksi
antara bahaya dan kondisi kerentanan

H
= Hazard (Bahaya), adalah gejala
alam atau kegiatan manusia yang
berpotensi untuk menimbulkan
kematian, luka-luka, kerusakan harta
benda, gangguan sosial ekonomi atau
kerusakan lingkungan.

V
= Vulnerability (Kerentanan) adalah
kondisi-kondisi yang ditentukan oleh
faktor-faktor atau proses-proses
fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan
hidup yang meningkatkan kerawanan
suatu komunitas terhadap dampak
ancaman bencana.

C
= Capacity (kapasitas) adalah kekuatan
dan potensi yang dimiliki oleh
perorangan, keluarga dan masyarakat
yang membuat mereka mampu
mencegah, mengurangi, siap-siaga,
menanggapi dengan cepat atau segera
pulih dari suatu kedaruratan dan
bencana.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
15
Risiko bencana merupakan fungsi dari bahaya,
kerentanan, dan kemampuan suatu daerah.
Rumus ini bisa membantu untuk memetakan
daerahmu terhadap potensi bencana yang ada.
Dan ini bisa memberikan manfaat untukmu
dalam memetakan risiko wilayah dirimu terhadap
bencana. Risiko bencana bisa saja dengan cara
menurunkan kerentanan dan meningkatkan
kapasitas. Jangan lupa kamu identifikasi potensi
bahaya yang ada di daerahmu.

Sekarang Coba kamu temukan :


• Bahaya apa saja yang ada di sekitar
pangkalan Gugus Depan/Sekolahmu ?
• Identifikasi kapasitas yang ada di gudep/
sekolahmu, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
• Identifikasi Kerentanan yang ada di gudep/
sekolahmu, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
• Buatlah peta potensi bencana sederhana
yang dapat menggambarkan pangkalan
Gugus Depan/Sekolahmu dengan
memperhatikan :
»» Tentukan lokasi aman di sekitar
pangkalan Gugus Depan/Sekolahmu
»» entukan jalur evakuasi yang aman yang
ada di sekitar pangkalan gugus depan/
Sekolahmu ?
»» Terapkan semua data yang ada pada peta
potensi tersebut dalam aplikasi peta
digital (open street map) dan laporkan ke
BPBD setempat.

Buku Saku Pramuka


16 Siaga Bencana
Penegak
Membangun Kesiapsiagaan
Bencana sering terjadi tanpa peringatan
sehingga kamu membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan untuk menghadapinya. Salah satu
kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi
bencana dimulai dari membangun kesiapsiagaan.
Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.

Berikut adalah benda-benda yang harus kamu


siapkan sebelum terjadi bencana dalam tas siaga:

Obat P3K
Peralatan (peluit,
Lampu sarung tangan,
senter selotip, pisau
serbaguna

pakaian,
jaket,
dan sepatu

Obat-obatan
pribadi
perlengkapan
Radio
mandi
Pakaian
dalam
Air minum & Pembalut
makanan
untuk 3-10 hari Sejumlah
uang,
Dokumen
penting

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
17
Apasih yang harus kalian
ketahui ketika terjadi
ancaman ini, disekitar kalian?

Gempabumi
Gempabumi adalah peristiwa berguncangnya
bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas
gunungapi, atau runtuhan batuan. Jenis bencana
ini bersifat merusak dan berlangsung dalam waktu
singkat. Gempabumi dapat menghancurkan
bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya dalam
sekejap.

Sampai saat ini, belum ada ahli dan institusi


yang mampu memprediksi kapan terjadinya
gempabumi. Institusi yang berwenang untuk
mengeluarkan informasi kejadian gempabumi
adalah BMKG.

Sebagai Penegak/pandega kita harus bersiap


siaga dalam menghadapi gempabumi, berikut
langkah-langkah yang bisa dipersiapkan :

Buku Saku Pramuka


18 Siaga Bencana
Penegak
Tindakan Sebelum Terjadi Gempabumi

1. Hal yang harus dilakukan sebelum terjadi


gempa

Perabot sekolah atau


rumah tangga (seperti
lemari, dan lain-lain)
diatur menempel pada
dinding (dipaku/diikat)
untuk menghindari jatuh,
roboh, & bergeser pada
saat terjadi gempa.

Atur benda yang berat sedapat mungkin berada


pada bagian bawah.

Cek kestabilan benda yang tergantung yang


dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi
(misalnya: lampu, dan lain-lain).

Matikan aliran air, gas dan listrik


apabila sedang tidak digunakan.

Simpan bahan yang mudah terbakar pada


tempat yang aman dan tidak mudah pecah,
untuk menghindari kebakaran.

Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat,


apabila terjadi gempabumi, dapat mengetahui
jalan keluar bangunan atau tempat paling aman
untuk berlindung.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
19
2. Merencanakan Siaga Gempabumi

Rencana darurat yang baik hanya berisi


beberapa rincian saja.

Tentukan jalan melarikan diri: Pastikan anda


tahu jalan yang paling aman untuk meninggalkan
rumah setelah gempa.

Tentukan tempat bertemu: Jika teman atau


anggota keluarga terpencar, tentukan dua
tempat bertemu. Pertama semestinya lokasi
yang aman dekat rumah dan tempat kedua
dapat berupa bangunan atau taman di luar desa.

Adakan latihan cara melindungi diri dari


gempabumi, seperti berlindung di bawah meja
yang kuat, jika gempabumi mereda berlari
sambil melindungi diri, dan lainnya.

Tindakan Saat Terjadi Gempabumi

Bila berada di ruangan, maka:

Lindungi kepala dan


badan dari reruntuhan
bangunan dengan tas,
papan, atau bantal atau
bersembunyi di bawah
meja, dll.

Jangan menggunakan lift atau tangga berjalan.

Hindari benda-benda yang mudah jatuh,


misalnya lemari, lampu gantung, kaca ruangan,
genting/atap rumah, dll.

Buku Saku Pramuka


20 Siaga Bencana
Penegak
Menunduk di bawah meja atau di sudut ruangan.

Berdiri jika tidak sempat


keluar rumah dan berada
di dalam rumah, pastikan
cari tempat aman seperti
berdiri sejajar dengan
kusen pintu terdekat.

Berlari keluar apabila masih bisa dilakukan.

Bila berada di luar bangunan

Hindari objek yang mudah roboh, seperti


papan reklame, tiang listrik, jembatan, gedung,
sehingga lebih baik berkumpul di lapangan
terbuka, jongkok dan lindungi kepala di lapangan
terbuka.

Periksa adanya luka. Setelah menolong diri


sendiri, kemudian bantu menolong mereka yang
terluka atau terjebak.

Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut


setelah gempa: api atau bahaya kebakaran,
kebocoran gas, kerusakan saluran listrik dan
lainnya.

Lindungi diri anda dari bahaya tidak langsung


dan sekunder. Misalnya kebakaran dan
kebocoran zat kimia berbahaya.

Bantu tetangga yang memerlukan bantuan.


Orang tua dan orang cacat mungkin perlu
bantuan tambahan.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
21
Bila berada di dalam kendaraan

Jauhi persimpangan, jembatan dan bangunan


lainnya.

Hentikan mobil, keluar,


turun, dan menjauhi
dari mobil, hindari jika
terjadi pergeseran atau
kebakaran.

Peringatan Tsunami pasca gempabumi :


Apabila kamu mendengar peringatan dini
tsunami, segera lakukan evakuasi menuju
tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan
tinggi yang masih kokoh dan kuat.

Tindakan Setelah Terjadi Gempabumi

Jangan masuk ke dalam bangunan jika


kondisinya terdapat kerusakan, gempa susulan
walaupun berkekuatan kecil dapat merobohkan
bangunan yang kondisinya sudah parah.

Periksa adanya luka. Setelah menolong diri


sendiri, bantu menolong mereka yang terluka
atau terjebak.

Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut


setelah gempa: api atau bahaya kebakaran,
kebocoran gas, kerusakan saluran listrik dan
lainnya.

Lindungi diri anda dari bahaya tidak langsung


dan sekunder. Misalnya kebakaran dan
kebocoran zat kimia berbahaya.

Buku Saku Pramuka


22 Siaga Bencana
Penegak
Bantu tetangga
yang memerlukan
bantuan. Orang tua
dan disabel mungkin
perlu bantuan
tambahan.

Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang


mungkin berbahaya, termasuk obat-obatan
yang tumpah.

Waspada dengan gempa susulan.

Tetaplah berada jauh dari bangunan. Biarkan


jalan bebas rintangan untuk mobil darurat.

Segera lapor ke pihak terkait terdekat dan


hubungi keluarga dan saudara.

Mendengarkan informasi melalui radio atau


media komunikasi lainnya untuk informasi
gempa susulan.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
23
Tsunami
Apakah yang dimaksud dengan tsunami? Secara
harfiah, tsunami berasal dari Bahasa Jepang.
Tsu berarti “pelabuhan” dan nami berarti
“gelombang”. Secara umum tsunami diartikan
sebagai gelombang laut yang besar di pelabuhan.
Jadi, secara bebas kita bisa mendeskripsikan
tsunami sebagai gelombang laut dengan periode
panjang yang ditimbulkan gangguan impulsif yang
terjadi di laut. Gangguan impulsif itu bisa berupa
gempabumi tektonik di laut, erupsi vulkanik
(meletusnya gunungapi) di laut, longsoran di laut,
atau jatuhnya meteor di laut.

Tindakan sebelum terjadi tsunami

Hindari bertempat tinggal di daerah tepi


pantai yang landai kurang dari 10 meter dari
permukaan laut. Berdasarkan penelitian,
daerah ini merupakan daerah yang mengalami
kerusakan terparah akibat bencana Tsunami,
badai dan angin ribut.

Disarankan untuk menanam tanaman yang


mampu menahan gelombang seperti bakau,
palem, ketapang, waru, beringin atau jenis
lainnya

Buku Saku Pramuka


24 Siaga Bencana
Penegak
Ikuti tata guna lahan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah setempat

Buat bangunan
bertingkat dengan ruang
aman di bagian atas

Ketahui tanda-tanda sebelum tsunami


terjadi, terutama setelah gempabumi
(intensitas gempabumi lama dan terasa kuat,
air laut surut, bunyi gemuruh dari tegah
lautan) dan tanda-tanda alam lainnya. Pada
beberapa kasus yang terjadi di Indonesia air
laut tidak surut, untuk daerah pesisir jika
gempa yang dirasa kuat dan atau gempa
dirasa lemah namun cukup lama segera
melakukan evakuasi.

Mengetahui tingkat kerawanan tempat


tinggal akan bahaya tsunami dan jalur
evakuasi tercepat ke dataran yang lebih
tinggi.

Sistem peringatan dini tsunami adalah sebuah


sistem yang dirancang untuk mendeteksi
tsunami kemudian memberikan peringatan
untuk mencegah jatuhnya korban. Sistem ini
umumnya terdiri dari dua bagian penting yaitu
jaringan sensor untuk mendeteksi tsunami
serta infrastruktur jaringan komunikasi untuk
memberikan peringatan dini adanya bahaya
tsunami kepada wilayah yang diancam bahaya
agar proses evakuasi dapat dilakukan secepat
mungkin. Sumber: (BMKG)

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
25
Tindakan saat terjadi tsunami

Segera berlari mencari tempat yang lebih tinggi

Hindari jalan melewati jembatan, disarankan


untuk melakukan evakuasi dengan berjalan
kaki.

Jika telah sampai di daerah tinggi bertahanlah


disana karena gelombang tsunami yang kedua
dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang
pertama serta dengarkan informasi dari
pihak yang berwenang melalui radio atau alat
komunikasi lainnya.

Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan


aman oleh pihak berwenang.

Hindari jalan
melewati
jembatan,
disarankan
untuk
melakukan
evakuasi dengan
berjalan kaki.

Apabila kamu berada di kapal atau perahu yang


tengah berlayar upayakan untuk tetap berlayar
dan menghindari wilayah pelabuhan.

Jika kamu melakukan evakuasi dengan


menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan,
segera tinggalkan dan kunci kendaraan serta
melanjutkan dengan berjalan kaki.

Buku Saku Pramuka


26 Siaga Bencana
Penegak
Tindakan setelah terjadi tsunami

Hindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan


laporkan jika menemukan kerusakan kepada
pihak terkait.

Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali


setelah dinyatakan aman.

Jauhi reruntuhan bangunan.

Laporkan diri ke lembaga pemerintah, lembaga


adat atau lembaga keagamaan.

Memeriksa luka-luka. Memberi bantuan P3K


untuk diri sendiri dan kemudian membantu
orang lain sampai mendapat bantuan.

Membantu tetangga yang memerlukan


bantuan khusus: bayi, lansia, orang dengan
kebutuhan khusus dan orang lain yang
membutuhkan bantuan.

Upayakan penampungan sendiri kalau


memungkinkan. Ajaklah sesama warga untuk
melakukan kegiatan yang positif. Misalnya
mengubur jenazah, mengumpulkan benda-
benda yang dapat digunakan kembali,
sembahyang bersama, dan lain sebagainya.
Tindakan ini akan dapat menolong kita untuk
segera bangkit, dan membangun kembali
kehidupan.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
27
Mendengarkan radio
dan televisi lokal yang
memberitakan informasi BERITA

dan instruksi. Otoritas


lokal akan menyediakan
jalan keluar yang sesuai
dengan situasi terakhir.

Aktualisasi
Belajar tali temali dan terapkan pada
pembuatan tandu, tenda, dan pioniring
lainnya.

Latihan membuat laporan singkat tentang


kondisi diri pasca tsunami.

Pada saat latihan rutin pramuka bersama


pembina dan teman-teman melakukan
simulasi evakuasi, dengan tahapan 20 detik
gempa, 20 menit untuk menyelamatkan diri
menuju lokasi aman.

Jika di sekolah dan lingkunganmu belum


ada rambu-rambu evakuasi, buatlah sebagai
bukti ujian Syarat Pramuka Garuda untuk
membuat hasta karya.

Buku Saku Pramuka


28 Siaga Bencana
Penegak
Erupsi Gunungapi
Bahaya erupsi gunungapi memiliki beberapa
ancaman yang membahayakan masyarakat dan
anak sekolah di sekitarnya seperti awan panas,
aliran lava, gas beracun, lontaran material (pijar),
hujan abu dan lahar letusan. Pramuka penggalang
harus mengetahui status ancaman bahaya erupsi
gunungapi dari level normal, siaga, waspada, dan
awas.
Tingkat
Status
(level) Istilah Aktivitas gunung api berdasarkan
dalam pengamatan hasil visual kegempaan dan
bahasa gejala vulkanik, tidak ada kelainan.

IV Tingkatan yang menunjukkan jelang letusan


utama, letusan awal mulai terjadi berupa abu
Awas atau asap. Berdasarkan analisis data
pengamatan, segera akan diikuti letusan
utama.

Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan


III
visual atau pemeriksaan kawah, kegempaan
Siaga dan metode lain saling mendukung.
Berdasarkan analisis. perubahan kegiatan
cenderung diikuti letusan.

II
Peningkatan kegiatan berupa kelainan yang
Waspada tampak secara visual atau hasil pemeriksaan
kawah, dan gejala vulkanik lain.

I Aktivitas gunungapi, berdasarkan


Normal pengamatan hasil visual, kegempaan, dan
gejala vulkanik lain tidak memperlihatkan
adanya kelainan.

Sumber: Buku saku Tanggap Tangkas, Tangguh menghadapi Bencana, BNPB, ed.2017

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
29
Tindakan sebelum terjadi erupsi gunungapi

Perhatikan arahan dari PVMBG dan


perkembangan aktivitas gunungapi
disekitarmu.

Siapkan masker dan kacamata


pelindung untuk mengatasi
debu vulkanik.

Ketahui arah rambu evakuasi dan jalur


evakuasi serta shelter yang telah disiapkan
oleh pihak berwenang.

Siapkan dukungan logistik, antara lain Tas


Siaga (makanan siap saji, lampu senter dan
baterai cadangan, uang tunai yang cukup
serta obat-obatan khusus sesuai pemakai).

Tindakan saat terjadi erupsi gunungapi

Segera meninggalkan lokasi yang


direkomendasikan oleh pihak yang berwajib
untuk dikosongkan.

Tidak berada di lembah atau daerah aliran


sungai.

Buku Saku Pramuka


30 Siaga Bencana
Penegak
Hindari tempat terbuka langsung serta
lindungi diri dari abu letusan gunungapi.

Gunakan kacamata pelindung dan masker


atau kain basah untuk menutup mulut dan
hidung.

Jangan menggunakan lensa kontak.

Kenakan pakaian tertutup


yang melindungi tubuh
seperti, baju lengan
panjang, celana panjang,
dan topi.

Tindakan setelah terjadi erupsi gunungapi

Hindari berkendara ke daerah yang terkena


hujan abu vulkanik sebab bisa merusak
mesin kendaraan.

Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik


karena beratnya bisa merobohkan dan
merusak atap rumah atau bangunan.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
31
Waspadai wilayah aliran sungai yang
berpotensi terlanda bahaya lahar pada
musim hujan.

Segera lapor ke posko terdekat dan hubungi


keluarga dan saudara.

Aktualisasi

Bersama sanggamu cobalah lewati rute


evakuasi yang telah ditentukan, catat berapa
lama waktu yang diperlukan untuk sampai
ke tempat aman (shelter) jangan lupa buat
peta perjalanan.

Catat lokasi rambu evakuasi yang ada,


apakah sudah tepat rambu yang dipasang
dan mudah terlihat oleh warga ketika
melakukan proses evakuasi.

Buku Saku Pramuka


32 Siaga Bencana
Penegak
Banjir
Banjir merupakan peristiwa meluapnya air
yang menggenangi permukaan tanah, yang
ketinggiannya melebihi batas normal. Banjir
dapat terjadi karena curah hujan yang berlebih
melampaui batas tampung sungai sehingga
menggenangi daerah sekitarnya.

Selain disebabkan faktor alami, banjir juga terjadi


karena ulah manusia. Contoh, penggundulan
hutan, alih fungsi lahan, membuang sampah di
sungai dan mendirikan rumah di bantaran sungai.
Kejadian banjir sangat bersifat lokal. Satu daerah
bisa terlanda banjir dan daerah lainnya dapat
tidak mengalaminya.
Tindakan sebelum terjadi banjir

Sebelum terjadi bencana kita harus sudah


bisa memilih dan menentukan beberapa
lokasi yang bisa kita jadikan sebagai tempat
penampungan jika terjadi bencana.

Melatih diri dan anggota keluarga terhadap


hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi
bencana banjir, seperti latihan berenang.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
33
Mendiskusikan dan menyepakati tempat
dimana anggota keluarga akan berkumpul
usai banjir.

Mempersiapkan tas siaga bencana yang


berisi keperluan yang dibutuhkan.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk


mengurangi risiko banjir:
• Buat sumur resapan bila memungkinkan.
• Tanam lebih banyak pohon besar.
• Membentuk forum komunitas peduli
lingkungan sebagai wadah koordinasi
antisipasi banjir.
• Membangun atau menetapkan lokasi
dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
• Membangun sistem peringatan dini
banjir.
• Menjaga kebersihan saluran air dan
limbah.
• Memindahkan tempat hunian ke daerah
bebas banjir atau tinggikan bangunan
rumah hingga batas ketinggian banjir jika
memungkinkan.
• Mendukung upaya pembuatan kanal
atau saluran dan bangunan.

Buku Saku Pramuka


34 Siaga Bencana
Penegak
Tindakan Saat Terjadi Banjir

Pada saat terjadi bencana banjir, warga


yang berada di daerah rawan bencana
banjir memantau perkembangan cuaca, bila
hujan terus terjadi tidak henti-hentinya,
dihimbau waspada dan berhati-hati untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pada saat dan setelah bencana terjadi,


berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan
untuk mengatasi masalah kesehatan para
korban yang terkena bencana.

Ketika melihat air datang, jauhi daerah banjir


dengan berlari secepat mungkin ke tempat
yang lebih tinggi.

Apabila kamu terjebak dalam rumah atau


bangunan, raih benda yang bisa mengapung
sebisanya.

Hati-hati dengan
listrik. Matikan
peralatan listrik/
sumber listrik.

Selamatkan barang-barang berharga dan


dokumen penting sehingga tidak rusak atau
hilang terbawa banjir.

Pantau kondisi ketinggian air setiap saat


sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan
selanjutnya.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
35
Tindakan Sesudah Terjadinya Banjir

Membersihkan tempat tinggal dan


lingkungan rumah.

Terlibat dalam kegiatan pemberian kaporit


digalian sumur.

Terlibat dalam perbaikan jamban dan


Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL).

Menjaga sistem pembuangan limbah dan air


kotor agar tetap bekerja pada saat terjadi
banjir.

Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.

Menghindari wilayah yang berbahaya kecuali


dinyatakan aman oleh pihak yang berwajib
misalnya banguan yang rusak atau pohon
yang miring.

Memeriksa dan menolong diri sendiri,


kemudian menolong orang lain yang
memerlukan bantuan.

Mencari anggota keluarga.

Jika keadaan sudah aman, masuk rumah


dengan hati-hati, jangan menyalakan listrik
kecuali telah dinyatakan aman.

Buku Saku Pramuka


36 Siaga Bencana
Penegak
Membersihkan lumpur di rumah dan di
lingkungan.

Periksa persediaan makanan dan air minum.


Jangan minum air dari sumur terbuka karena
sudah terkontaminasi. Makanan yang telah
terkena air banjir harus dibuang karena tidak
baik untuk kesehatan.

Aktualisasi

Secara rutin bersama sanggamu dan teman-


teman di Gudepmu, buatlah kegiatan
gerebek sampah baik di lingkungan
pangkalan Gudepmu, rumah dan atau
lingkungan di sekitarmu.

Bersama pembinamu, berlatihlah mengepak


(packing) barang-barang agar kedap air.

Pada acara perkemahan, jangan lupa untuk


senantiasa menanam pohon untuk reboisasi
atau penghijauan.

Sesuai dengan tugas dari kakak


pembina, buatlah peta sederhana yang
menggambarkan lokasi rawan banjir di
daerah sekitar.

Berlatihlah tali temali, mendirikan tenda


dan memasak.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
37
Tanah Longsor
Bencana tanah longsor seringkali dipicu karena
kombinasi dari curah hujan yang tinggi, lereng
terjal, tanah yang kurang padat serta tebal,
terjadinya pengikisan, berkurangnya tutupan
vegetasi, dan getaran. Bencana longsor biasanya
terjadi begitu cepat sehingga menyebabkan
terbatasnya waktu untuk melakukan evakuasi
mandiri. Material longsor menimbun apa saja
yang berada di jalur longsoran.

Tindakan Sebelum Terjadi Longsor

Sebelum terjadi bencana kita harus sudah


bisa memilih dan menentukan beberapa
lokasi yang bisa kita jadikan sebagai tempat
penampungan jika terjadi bencana.

Melatih diri dan anggota keluarga terkait


hal-hal yang perlu dilakukan apabila terjadi
bencana longsor.

Mendiskusikan dengan semua anggota


keluarga tempat di mana anggota keluarga
akan berkumpul usai bencana terjadi.

Buku Saku Pramuka


38 Siaga Bencana
Penegak
Mempersiapkan tas siaga bencana yang
berisi keperluan yang dibutuhkan.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk


mengurangi risiko longsor :
• Pembuatan sistem peringatan dini
• Membuat sistem pemantauan ancaman
• Membuat sistem penyebaran peringatan
ancaman
• Pembuatan rencana evakuasi
• Membuat tempat dan sarana evakuasi
• Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
• Pelatihan, geladi dan simulasi atau uji coba
• Memasang rambu evakuasi dan peringatan
dini

Segera menutup retakan tanah dengan


material kedap (seperti tanah lempung), agar
air hujan tidak meresap masuk ke dalam
lereng.

Menjauh dari lereng yang rentan pada saat


hujan.

Segera membuat saluran bawah permukaan


(dengan pipa/ bambu) untuk menguras air
yang telah meresap ke dalam lereng.

Jangan melakukan penggalian tanah di bawah


lereng terjal. Hal ini akan menyebabkan
daya dukung tanah melemah dan berpotensi
terjadi longsor.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
39
Tindakan Saat Terjadi Longsor

• Segera keluar dari daerah longsoran atau


aliran reruntuhan/puing ke area yang lebih
stabil.
• Hindari daerah longsoran, dimana longsor
susulan dapat terjadi.
• Menuju tempat evakuasi aman yang telah
disepakati.
• Dengarkan siaran radio lokal atau televisi
untuk informasi keadaan terkini.
• Waspada akan adanya banjir atau aliran
reruntuhan setelah longsor.

Tindakan Saat Terjadi Longsor

Hindarilah wilayah longsor di sekitarmu


karena kondisi tanah biasanya masih labil.

Apabila hujan turun setelah longsor terjadi,


kamu harus antisipasi longsor susulan.

Lakukan bantuan evakuasi korban yang


tertimbun di sekitarmu secara hati-hati
dengan dipandu oleh orang dewasa.

Jika memungkinkan lakukan bantuan


evakuasi penduduk yang tertinggal di daerah
bahaya ke tempat penampungan yang aman
dengan didampingi oleh orang dewasa.

Carilah sumber air bersih dengan hati-hati


yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhanmu dengan pengawasan orang
dewasa.

Buku Saku Pramuka


40 Siaga Bencana
Penegak
Segera hubungi pihak terkait seperti kepala
desa atau camat sehingga kejadian bencana
dapat ditangani dengan segera.

Aktualisasi

Buatlah permainan atau lagu untuk


senantiasa waspada terhadap bahaya tanah
longsor!

Buatlah peta panorama yang menunjukkan


daerah rawan longsor di sekitarmu sesuai
arahan dari kakak Pembina!

Ketika berkemah jangan lupa melihat daerah


sekitar, dan membawa tanaman untuk di
tanam di lokasi perkemahan.

Berlatihlah pioniring, PPPK, dan mendirikan


tenda serta memasak.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
41
Puting Beliung
Adalah angin yang berputar dengan kecepatan
lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis
lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.
Jenis bencana ini menjadi bagian dari proses
pertumbuhan awan hujan cumulus nimbus yang
terbentuk akibat pemanasan intensif. Ancaman
puting beliung sulit diprediksi karena merupakan
fenomena atmosfer skala lokal. Beberapa akibat
bencana puting beliung adalah kerusakan rumah
dan pohon tumbang. Orang awam menyebut
angin puting beliung adalah angin Lesus, di daerah
Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih ada
sebutan lainnya.

Tindakan sebelum terjadi angin puting beliung

Kenalilah tanda – tanda akan munculnya


puting beliung, udara yang terasa panas
hingga menyebabkan gerah.

Di langit ada pertumbuhan awan atau awan


putih yang membentuk gerombolan berlapis-
lapis.

Buku Saku Pramuka


42 Siaga Bencana
Penegak
Di antara banyaknya awan tersebut, ada
salah satu jenis awan yang memiliki batas
tepi dengan warna abu-abu yang sangat
jelas. Awan tersebut tampak menjulang
tinggi yang jika dilihat akan berbentuk mirip
dengan bunga kubis.

Awan berubah warna


secara tiba-tiba dari
warna putih menjadi
warna hitam pekat
layaknya awan
cumulusnimbus.

Ketika angin kencang akan datang, ranting


pohon serta daun bergoyang tertiup angin.

Masyarakat harus selalu waspada terutama


pada periode durasi pembentukan awan
hingga fase awan punah. Hal ini biasanya
berlangsung sekitar 1 jam.

Tindakan saat terjadi angin puting beliung

Jika sedang berada di dalam ruangan

Tutup jendela dan pintu lalu kunci.

Matikan semua aliran


listrik dan peralatan
elektronik. Jangan
lupa, cabut juga
regulator tabung
gas untuk mencegah
kebakaran.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
43
Menjauh dari sudut ruangan, pintu, jendela,
dan dinding terluar bangunan. Anda bisa
berlindung di tempat aman seperti di tengah
ruangan.

Jika sedang berada di dalam kendaraan

Segera hentikan laju kendaraan lalu cari


tempat perlindungan yang terdekat di sana.

Jika sedang berada di luar ruangan

Jangan tiarap di atas tanah.

Segera masuk ke dalam rumah atau


bangunan yang sekiranya kokoh.

Hindari berlindung di dekat tiang listrik,


papan reklame, jembatan, dan jalan layang.

Waspada terhadap benda-benda yang


diterbangkan oleh angin, karena dapat
menyebabkan cedera parah hingga kematian.

Buku Saku Pramuka


44 Siaga Bencana
Penegak
Tindakan setelah terjadi angin puting beliung

Lihat sekelilingmu, apakah puting beliung


sudah benar-benar pergi/ hilang. Cek kondisi
dirimu, apakah baik – baik saja atau ada yang
terluka.

Laporkan segera kepada yang berwenang


jika ada kerusakan yang berhubungan
dengan listrik, gas, dan kerusakan lainnya.

Tetap waspada dan pantau terus


perkembangan situasi terkini terkait adanya
potensi angin puting beliung susulan melalui
informasi yang ada di media massa atau
petugas yang berwenang.

Aktualisasi

Pada saat latihan pramuka, diskusikan


dengan rekan satu sanggamu tanda – tanda
akan terjadinya puting beliung di sekitar
rumahmu.

Tanam dan rawatlah pohon di rumahmu,


dan bersama sanggamu tanamlah pohon
di lingkungan sekolah dengan baik hingga
tumbuh besar, sekaligus sebagai wujud
pembuktian ujian SKK Berkebun / Perawat
Tanaman.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
45
Kekeringan
Keadaan ketersediaan air yang jauh di bawah
kebutuhan yang diperlukan untuk pertanian,
kegiatan ekonomi, dan lingkungan. Kekeringan
alamiah jika curah hujan di bawah normal dalam
jangka waktu tertentu, biasanya satu musim
atau lebih bisa berakibat pada kekurangan air
untuk beberapa sektor kegiatan, kelompok atau
lingkungan.

Tindakan sebelum terjadi kekeringan

Menjaga sumber/mata air.

Menggunakan air dengan bijak.

Tidak merusak hutan/kawasan cagar alam.

Tanamlah air dengan membuat biopori.

Lakukan reboisasi dan penghijauan kembali


dengan tetumbuhan penyimpan air.

Membuat bak
penampung air
hujan

Buku Saku Pramuka


46 Siaga Bencana
Penegak
Tindakan saat terjadi kekeringan

Mengatur jadwal penggunaan air yang masih


ada.

Hemat air sebisa mungkin, cari alternatif


pengganti air.

Membuat alat penampung air/destilasi/


penyulingan air.

Simak informasi terkini


dari radio, media online
BERITA

dan sumber informasi


resmi pemerintah.

Tindakan sesudah terjadi kekeringan

Hemat menggunakan air sampai persediaan air


normal.

Menyiapkan bak penampung air dan merawat


alat penampung air.

Memeriksa korban atau kerusakan akibat


bencana kekeringan.

Reboisasi dan penghijauan.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
47
Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah
keadaan lahan dan hutan yang terbakar oleh api
sehingga mengakibatkan kerusakan dan kerugian
bagi manusia, tumbuhan dan hewan. Karhutla
dapat mengakibatkan kabut asap yang dapat
mengganggu aktivitas ekonomi, transportasi,
pendidikan dan lainnya.

Tindakan sebelum terjadi kekeringan

Memastikan peralatan pencegah karhutla


tersedia dan siap digunakan.

Pangkas cabang-
cabang pohon
yang mati dan
kering.

Persiapkan tas siaga bencana.

Buku Saku Pramuka


48 Siaga Bencana
Penegak
Bagi yang berkemah, segera matikan api
dan bara setelah tidak digunakan.

Menjaga ekosistem dengan terus merawat


pepohonan dan tidak membakar secara
sembarangan, jika harus membakar pastikan
pembakaran dipantau dan dilakukan secara
tepat.

Tindakan saat terjadi kebakaran hutan dan


lahan

Amankan dokumen penting.

Pastikan semua teman dan keluarga tidak


berada di daerah hutan dan lahan yang
terbakar.

XX X X
Membuat sekat bakar untuk mencegah
kebakaran tidak menjalar ke pemukiman.

Mengikuti instruksi dari pihak


berwenang.

Tidak mendekati area kebakaran.

Mengenakan masker untuk mengurangi


dampak polusi udara.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
49
Tindakan setelah terjadi kebakaran hutan
dan lahan

Memastikan kebakaran telah bisa


dipadamkan dan dinyatakan aman.

Melakukan reboisasi atau penghijauan


kembali.

Aktualisasi
Bersama teman-teman satu sangga
membuat permainan tentang bahaya kabut
asap.

Buku Saku Pramuka


50 Siaga Bencana
Penegak
Bab 4
Kerelawanan
Pramuka
Penegak/pandega

51
BAB 4
Kerelawanan Pramuka
Penegak/pandega
Pramuka Penegak/Pandega adalah mereka yang
siap membaktikan dirinya demi sesama, bangsa
dan negaranya. Hal ini sesuai dengan konsep
pembinaan pramuka penegak/pandega yakni
Bina Diri, Bina Satuan dan Bina Masyarakat. Adik
harus terus membina diri sebagai bekal untuk
membina satuan dan masyarakat, terutama
mereka yang menjadi korban bencana.

Adik-adik penegak/pandega harus terus


berlatih dan membina diri kalian, dengan terus
berkegiatan pramuka sesuai kredonya dari, oleh
dan untuk pramuka penegak/pandega. Sebagai
agen siaga bencana, adik juga perlu berlatih
untuk menumbuhkembangkan jiwa kerelawanan
dengan berbagai aksi atau kegiatan bersama
sangga, ambalan atau gudepmu. Berikut beberapa
kegiatan yang bisa dilakukan:
1. Penjelajahan dengan mengenali bahaya
di sekitarmu dilanjutkan dengan simulasi
evakuasi sehingga kalian akan memahami
dan mengetahui proses evakuasi yang baik.

2. Berkemah dengan mengelola lingkungan


perkemahan dengan baik, sebagai simulasi
pengungsian dengan habituasi di dapur
umum, mengelola kelas darurat dan
pendampingan psikososial (trauma healing).

3. Belajar mengenali tanda tanda alam sebagai


bagian dari peringatan dini (early warning
system) sehingga kalian dapat merespon

Buku Saku Pramuka


52 Siaga Bencana
Penegak
dengan tepat dan cepat jika akan terjadi
bencana.
4. Bersama anggota gudep yang lain, kalian bisa
menyelenggarakan bumbung kemanusiaan
(donasi uang dan barang), dan mengelolanya
berdasarkan konsep social entrepreneurship
(kewirausahaan sosial).

5. Memahami adaptasi perubahan iklim sebagai


dasar dari bakti lingkungan dan masyarakat,
sehingga terbentuk pola hidup yang ramah
lingkungan.

6. Berlatih melakukan kajian risiko pada lokasi


yang biasa adik gunakan untuk berkegiatan
pramuka.

7. Membentuk sangga kerja peduli bencana,


lingkungan dan kemanusiaan untuk
menyusun kegiatan-kegiatan ataupun
merespon kejadian bencana atau hal lainnya
yang berhubungan.

Selain itu sebagai agen siaga bencana di sekolah,


adik perlu berlatih mengaplikasikan satuan
pendidikan aman bencana di sekolah kalian
dengan pendampingan kakak pembina. Kalian
bisa melakukannya dengan 10 tahapan berikut
ini:
1. Persiapan dan koordinasi dengan pihak
sekolah mengenai program satuan
pendidikan aman bencana.

2. Melakukan pengkajian dan penilaian mandiri


mengenai sekolahmu.

3. Pelatihan untuk guru, tenaga kependidikan


lainnya, serta komite sekolah.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
53
4. Pelatihan untuk peserta didik. Adik-adik bisa
terlibat dalam kegiatan satuan pendidikan
aman bencana belajar dengan teman sebaya.

5. Pengkajian risiko bersama. Pada tahap


ini kamu dan seluruh komunitas sekolah
melakukan dengan bersama-sama bagaimana
melakukan pengkajian risiko di sekolahmu.

6. Menyusun rencana aksi dan pembentukan


tim siaga bencana sekolah.

7. Penyusunan prosedur tetap untuk tahap pra,


saat, paska bencana.

8. Melakukan simulasi teratur sebanyak 2 kali


setahun.

9. Melakukan penilaian mandiri dan


pengawasan secara rutin.

10. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan


memutakhirkan rencana aksi.

Buku Saku Pramuka


54 Siaga Bencana
Penegak
Kesepuluh tahap itu bisa adik diskusikan dengan
guru atau Pembina, agar kamu dan sekolahmu bisa
terlibat dalam kegiatan satuan pendidikan aman
bencana. Kamu juga bisa mengkolaborasikan
kegiatan yang ada di pramuka dengan kegiatan
satuan pendidikan aman bencana. Kegiatannya
pasti seru, mari kita mulai sekarang. Untuk
informasi lebih lengkap mengenai satuan aman
pendidikan bencana adik bisa mengunjungi
tautan berikut : http://spab.kemdikbud.go.id

Prinsip-prinsip relawan sesuai UU PB No. 24


Tahun 2007
1. Cepat dan tepat
2. Prioritas
3. Koordinasi dan keterpaduan
4. Berdaya guna dan berhasil guna
5. Transparansi dan akuntabilitas
6. Kemitraan
7. Pemberdayaan
8. Tidak membeda-bedakan suku, ras, dan
agama
9. Tidak untuk kepentingan partai politik

PANCA DARMA RELAWAN


PENANGULANGAN BENCANA
1. Mandiri
2. Profesional
3. Solidaritas
4. Sinergi
5. Akuntabel

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
55
Guna meningkatkan kompetensi dan
keterampilan dalam hal penanggulangan
bencana, sebagai anggota pramuka golongan
penegak/pandega adik dapat bergabung
dengan Satuan Karya Pramuka (SAKA) yang
memiliki Krida yang terkait kesiapsiagaan
bencana, antara lain :

1 Satuan Karya Bhayangkara

Krida Pencegahan dan Penanggulangan


Bencana

1 SKK Pencegahan Kebakaran

2 SKK Pemadam Kebakaran

SKK Rehabilitasi Korban


3
Kebakaran

SKK Pengenalan Kerawanan


4
Kebakaran

5 SKK Penyelamatan

2 Satuan Karya Wanabakti

Krida Reksa Wana dengan SKK


terkait kebencanaan :

SKK Pengendalian Kebakaran


Hutan dan Lahan

Buku Saku Pramuka


56 Siaga Bencana
Penegak
3 Satuan Karya Wirakartika

Krida Penanggulangan Bencana SKK terkait


kebencanaan :

1 SKK Manajemen
Penanggulangan Bencana

2 SKK PPGD

SKK Pengetahuan Komunikasi


3
Radio

4 Satuan Karya Bahari

Krida Reksa Bahari dan Krida Wisata Bahari


dengan SKK terkait kebencanaan :

1 SKK Penyelamatan di Pantai

2 SKK Renang

3 SKK Menyelam

4 SKK Dayung

5 SKK SAR di Laut

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
57
5 Saka Bakti Husada terdiri dari 6 (enam)
krida yaitu:

1 Krida Bina Lingkungan Sehat

2 Krida Pengendalian Penyakit

3 Krida Bina Gizi

4 Krida Bina Obat

Krida Bina PHBS (Perilaku


5
Hidup Bersih dan Sehat)

6 Satuan Karya Widya Budaya Bakti:

Krida Fotografi SKK Fotografi

Selain di SAKA, adik juga dapat bergabung


dengan unit-unit kegiatan yang dibentuk oleh
Kwartir yang memang bertujuan sebagai Unit
Kesiapsiagaan Bencana seperti Pramuka Peduli,
Brigade Penolong, Unit Bantu Pertolongan
Pramuka, Scout Rescue atau unit lain yang ada
di wilayah Kwartir adik-adik berada. Adik-adik
juga harus sering mengikuti atau berpartisipasi
pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
organisasi lain, seperti pencinta alam, komunitas
relawan dan lainnya. Hal itu sangat berguna
untuk menambah wawasan pengetahuan dan
membangun jejaring dengan sesama relawan.

Buku Saku Pramuka


58 Siaga Bencana
Penegak
Aktualisasi
Buatlah program latihan rutin dan reguler
Ambalan, untuk mengolah sampah menjadi
barang atau sesuatu yang bermanfaat
untuk Gudep dan lingkungan sekitar.

Buatlah perencanaan berkemah dan


pengembaraan sesuai dengan SKU
Penegak, dengan mempelajari dan
mendalami hal hal sebagai berikut;
a. Berlatihlah mengepak (packing) barang-
barang agar kedap air.
b. Menanam pohon untuk reboisasi atau
penghijauan.
c. Buatlah peta sederhana yang
menggambarkan lokasi rawan bencana
di daerah sekitar.
d. Pelajari simpul dan ikatan untuk latihan
pioniring, mendirikan tenda dan
memasak untuk banyak orang, sebagai
bekal membantu petugas di posko
pengungsian jika dibutuhkan.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
59
PENTING
• Silahkan tulis daftar kontak darurat
di daerahmu
BNPB...........................................................................
BPBD Provinsi ........................................................
BPBD Kabupaten ..................................................
BPPN (BASARNAS) Kantor/Pos SAR …........
Polres .........................................................................
Polsek ........................................................................
PMI .............................................................................
Kwarnas Pramuka ................................................
Kawarda ...................................................................
Kwarcab ...................................................................
BMKG .......................................................................
PVMBG ....................................................................
• Daftar Rambu Ancaman Bencana
• Daftar Singkatan
• Hasil Rekap Evaluasi Aktualisasi

Buku Saku Pramuka


60 Siaga Bencana
Penegak
LEMBAR EVALUASI AKTUALISASI

Paraf
Hal. Kegiatan Keterangan
Pembina
Menyebutkan jenis
9 bencana alam & non
alam lainnya
• Membuat
identifikasi peta
16 lapangan untuk
mengenali bahaya di
sekitar
• Membuat peta
perjalanan dari
rumah-sekolah
untuk mengenali
ancaman bahaya
• Dalam kegiatan
penjelajahan
mendata ancaman
bahaya yang
dijumpai
• Melakukan
penjelajahan
dan melakukan
identifikasi
mengenai
kerentanan dan
kapasitas di lokasi
perkemahan,
sekolah dan di dalam
rumah
• Forum/ diskusi
penggalang untuk
menentukan lokasi
titik kumpul di
pangkalan gudep
• Melakukan
pembiasaan gerakan
melindungi kepala,
merunduk dan
praktek latihan
evakuasi

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
61
• Membuat hasta
karya rambu/tanda
titik kumpul
Membuat Games,
siap dan siaga
menghadapi
berbagai bahaya/
bencana
• Ujian SKU terkait
32 simpul, ikatan, dan
pioniring
• Simulasi evakuasi
dikemas dalam
kegiatan
pendadakan
• Praktek membuat
peta perjalanan rute
evakuasi bencana
gunungapi
• Mengenali kondisi
lingkungan
rawan longsor
melalui kegiatan
41
penjelajahan,
pengamatan dan
membuat peta
panorama
• Berbagai kegiatan
bhakti masyarakat
dan lingkungan
• Latihan/ Praktek
tali temali, PPPK,
pertendaan dan
memasak
• Praktek
mengumpulkan
informasi dan
menyampaikan
berita dengan baik

Buku Saku Pramuka


62 Siaga Bencana
Penegak
Daftar Pustaka
Amri, A. (2017). Pendidikan Tangguh Bencana.
Jakarta: Sekretariat Nasional Satuan Aman
Pendidikan Bencana.

BNPB. (2017). Buku Saku Tanggap Tangkas


Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta: Pusat
Data, Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.

Drs. Djuharis Rasul, M. (2009). Modul Ajar


Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami
Bahan Pengayaan Bagi guru SMA/MA/SMK/
MAK. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan
Nasional.

Panjastuti, S. R., Praptono, Wihdiyanto, A.,


Suharwoto, G., Nurwin, Khalid, F., et al.
(2015). Roadmap Sekolah/Madrasah Aman
Bencana. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Biro Perencanaan dan Kerjasama
Luar Negeri Sekretariat Jendral Kemendikbud.

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
63
Tim Penyusun
PENGARAH
B. Wisnu Widjaja
Deputi Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan,
BNPB

Didik Suhardi, Ph.D


Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

GKR Mangkubumi
Wakil ketua Kwartir Nasional Pengabdian
Masyarakat

PENANGGUNG JAWAB
Raditya Jati
Direktur Pengurangan Risiko Bencana, BNPB

Dr. Sanusi, M.Pd.


Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus,
Kemendikbud

Prof. Suyatno
Wakil Ketua Kwartir Nasional
Pembinaan Pramuka Dewasa

PENULIS
Bambang Sasongko
Widhya Sukma
Suyatno
Prana Jaya
Aditya Wisaksono
Septembri Yanti
Adi Pamungkas
Rangga Wisnu
Mohd. Robi Amri

Buku Saku Pramuka


64 Siaga Bencana
Penegak
Aminingrum
Elfina Rozita
Lilis S Muttmainnah
Yudhi Widiastomo
Faisal Khalid
Kori Sundari
Yusra Tebe
Wina Natalia
Sunaring Kurniandaru
Muhammad Andrianto
Mariana Pardede
Marlon Lukman
Surya Rahman Muhammad
Agus Widianto
Andi Ikhsan Ambas
Rahmat Subiyakto
Rina Suryani Oktari
Nia Astuti

Kontributor
Kurnia Bhakti, Rahmat Habsyi, Rd. M. Iqbal,
Zamzam Muzaki, Jaliman Latuconsina, Meliza
Rafdiana, Tasril Mulyadi, Syaefudin

DESAIN & LAYOUT


Box Breaker

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
65
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB)
Lembaga pemerintah non
departemen yang mempunyai
tugas membantu Presiden Republik
Indonesia dalam; mengkoordinasikan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
penanganan bencana dan kedaruratan secara
terpadu; serta melaksanakan penanganan
bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum,
pada saat, dan setelah terjadi bencana
yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan,
penanganan darurat dan pemulihan.

Badan Penanggulangan Bencana


Daerah (BPBD)
Lembaga pemerintah non-
departemen yang melaksanakan
tugas penanggulangan bencana di daerah baik
provinsi maupun kabupaten/ kota dengan
berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan
oleh BNPB.

Badan Nasional Pencarian dan


Pertolongan (BNPP/Basarnas)
Lembaga pemerintah BNPP/
Basarnas yang bertugas
melaksanakan tugas di bidang pencarian
dan pertolongan (Search And Rescue/ SAR).
Sebelumnya BNPP bernama Badan SAR
Nasional (Basarnas).

Badan Meteorologi Klimatologi


dan Geofisika (BMKG)
BMKG sebelumnya bernama
Badan Meteorologi dan

Buku Saku Pramuka


66 Siaga Bencana
Penegak
Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga
pemerintah non departemen yang
mempunyai tugas melaksanakan tugas
di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika. BMKG berwenang mengeluarkan
dan mencabut peringatan dini bahaya
tsunami, perkiraan cuaca ekstrim dan
gempabumi.

Pusat Vulakanologi dan


Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG)
Salah satu unit di lingkungan Badan
Geologi Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral bertugas melaksanakan perumusan
kebijaksanaan, standardisasi, bimbingan teknis
dan evaluasi bidang vulkanologi dan mitigasi
bencana alam geologi. Lembaga ini bertujuan
pengelolaan informasi potensi kegunungapian
dan pengelolaan mitigasi bencana alam
geologi, sedangkan misi yang diemban adalah
meminimalkan korban jiwa manusia dan
kerugian harta benda dari bencana geologi

Balai Penyelidikan dan


Pengembangan Teknologi
Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
Salah satu unit di lingkungan Badan
Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral yang bertugas melakukan penelitian,
penyelidikan,

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
67
pengembangan metode teknologi dan
instrumentasi, pengelolaan sarana dan
prasarana laboratorium kebencanaan geologi
serta mitigasi dan penyelidikan kegunungapian.

Palang Merah Indonesia (PMI)


Organisasi netral dan
independen di Indonesia yang aktivitasnya
di bidang sosial kemanusiaan. Dalam
melaksanakan seluruh kegiatannya, PMI
selalu memegang teguh tujuh prinsip palang
merah dan bulan sabit merah internasional
yaitu kemanusiaan, kesukarelaan, kenetralan,
kesamaan, kemandirian, kesatuan, dan
kesemestaan.

Taruna Siaga Bencana (TAGANA)


Suatu organisasi sosial yang bergerak
dalam bidang penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial
yang berbasiskan masyarakat. Pembentukan
TAGANA merupakan suatu upaya untuk
memberdayakan dan mendayagunakan
generasi muda dalam berbagai aspek
penanggulangan bencana, khususnya yang
berbasis masyarakat. TAGANA berada
dibawah pembinaan Kementerian/Dinas
Sosial.

Pramuka Peduli
Adalah wadah yang dibentuk oleh
Kwartir Gerakan Pramuka untuk
mengelola kegiatan kepedulian
pramuka dalam menghadapi situasi yang tidak
menguntungkan bagi sebagian masyarakat
Indonesia.

Buku Saku Pramuka


68 Siaga Bencana
Penegak
Daftar Istilah Dan Singkatan
Apar : Alat Pemadam Api Ringan
BMKG : Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika
BNPB : Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
BPPTKG : Balai Penyelidikan dan
Pengembangan Teknologi
Kebencanaan Geologi
BPBD : Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
BASARNAS : Badan SAR Nasional
atau sebelumnya dikenal
dengan BNPP atau Badan
Pencarian dan Penyelamatan
Nasional.
Cumulusnimbus : Awan yang berkumpul dan
berpotensi menurunkan
hujan
Destilasi : Proses Penyulingan Air
Drainase : Saluran/Selokan Air
Gudep : Gugus Depan
Hidrometerologi : Cabang meteorologi yang
berhubungan dengan
penggunaannya dalam
hidrologi, misalnya dengan
masalah banjir, hidroelektrik,
irigasi, dan masalah sumber
tenaga air
Hiking : Kegiatan penjelajahan
anggota Pramuka di alam
terbuka
Kemdikbud : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
KRB : Kawasan Rawan Bencana
Kwarnas : Kwartir Nasional

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
69
Likuifaksi : Fenomena dimana
tanah kehilangan banyak
kekuatan (strength)
dan kekakuannya (stiffness)
untuk waktu yang singkat
namun meskipun demikian
likuifaksi menjadi penyebab
dari banyaknya kerusakan,
kematian, dan kerugian
ekonomi yang besar.

Lubang Resapan : Metode resapan air

Biopori yang ditujukan untuk
mengatasi banjir dengan
cara meningkatkan daya
resap air pada tanah.
Menemukenali : Menemukan dan mengenali
benda benda disekitar kita?
PMI : Palang Merah Indonesia
PRB : Pengurangan Risiko
Bencana
Pionering : Salah satu teknik pramuka
dalam penggunaan
peralatan tongkat dan tali
yang dirangkai menjadi
sebuah model suatu objek
Pramuka Peduli : Kegiatan pramuka dalam
pengabdian masyarakat
yang meliputi bidang
kemanusiaan,
penanggulangan bencana
dan lingkungan hidup
PVMBG : Pusat Vulkanologi Mitigasi
Bencana Geologi
Mitigasi : Merupakan suatu upaya
mengurangi risiko bencana
melalui peningkatan
kesadarandan kemampuan
(disebut mitigasi struktural

Buku Saku Pramuka


70 Siaga Bencana
Penegak
dan pembangunan
fisik (mitigasi struktural).
merupakan langkah kedua
dalam memanagemen risiko
bencana jika pencegahan
sudah tidak dapat dilakukan
Pencegahan : Suatu usaha untuk
menghilangkan risiko
bencana. merupakan
langkah pertama dalam
mengelola risiko bencana
dapat berupa kegiatan
implementasi tata ruang
dan tata wilayah sesuai
dengan analisis risiko
bencana di daerah
Kesiapsiagaan : Serangkaian kegiatan untuk
mengantisipasi potensi
bencana melalui perencaan,
pengorganisasian
sumberdaya, latihan
dan pelatihan, evaluasi dan
usaha perbaikan. Dilakukan
ketika risiko sudah
diterima oleh masyarakat
dan memerlukan hidup
harmonis dengan risiko.
Kesiapsiagaan dilakukan
untuk mengantisipasi
residual risiko
yang merupakan tindakan
terakhir dalam
memanagemen risiko.
Sekatbakar : Teknik memadamkan api
tanpa air
SKK : Syarat Kecakapan Khusus
SKU : Syarat Kecakapan Umum
SPAB : Satuan Pendidikan Aman
Bencana

Buku Saku Pramuka


Siaga Bencana
Penegak
71
Seismik : Getaran akibat gempa bumi
Tagana : Taruna Siaga Bencana
TKK : Tanda Kecakapan Khusus
TKU : Tanda Kecakapan Umum
Vegetasi : Sekolompok tumbuhan yang
hidup dalam suatu tempat
tertentu
Abu Vulkanik : Abu yang keluar saat
gunungapi terjadi meletus/
erupsi

Buku Saku Pramuka


72 Siaga Bencana
Penegak
Buku Ini disusun bersama:

Kementerian Pendidikan &


Kebudayaan Republik
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai