Manusia purba atau prehistoric people merupakan jenis manusia yang hidup
pada zaman praaksara, dimana pada zaman tersebut manusia belum mengenal
tulisan. Para peneliti meyakini bahwa manusia purba sudah mendiami bumi sekitar
4 juta tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan jejak manusia purba yang
ditemukan para ahli di berbagai benua, yakni Benua Afrika, Asia, Eropa, Australia,
dan Amerika. Benua Afrika diyakini para peneliti sebagai tempat awal munculnya
manusia purba. Hal tersebut dikarenakan temuan fosil-fosil manusia purba di Benua
Afrika lebih banyak daripada benua yang lainnya.
Selain itu, melalui tinjauan genetika atau garis keturunan, paleoantropolog
dan antropolog sepakat bahwa kemunculan awal manusia dimulai dari Benua
Afrika. Kemunculan tersebut diawali dengan kelompok kecil yang kemungkinan
hanya berjumlah sekitar ratusan orang yang kemudian digolongkan ke dalam genus
Homo sapiens (manusia modern) (Hapsari, 2017:137). Data genetika juga
1
Dea Arum Puspitasari 06, Racha Ariesta Nurfanda Lubis 21, Reynaldi Arya Putra Kusuma 22, Siti
Hotijah 28, Merupakan siswa-siswi Kelas X IPS 5 , Angkatan 42 Tahun 2019/2020
2
Guru Pembina Sejarah Peminatan Kelas X IPS 5
memberikan petunjuk bahwa kelompok tersebut mulai meninggalkan Benua Afrika
yang kemudian menggantikan semua jenis manusia purba terdahulu dan menjadi
cikal bakal manusia modern saat ini (Hapsari, 2017:138). Berdasarkan informasi-
informasi tersebut kami membuat artikel penelitian sejarah dengan judul “ Asal-
Usul Manusia Purba Di Benua Afrika Pada Tahun 4.000.000-70.000.” Dengan
memfokuskan kajian pada sejarah persebaran manusia purba di Benua Afrika dan
jenis-jenis serta ciri manusia purba di Benua Afrika.
METODE PENELITIAN
Pada tahun 1924, Raymon Dart guru besar anatomi dari Universitas
Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan, menemukan fosil manusia purba
berupa pecahan tengkorak dan rahang bagian bawah manusia di sebuah
pertambangan kapur di Taung, Tanjung Harapan (Botswana), Afrika Selatan
(Hapsari, 2017:141). Fosil tersebut kemudian diidentifikasi dan dinamakan sebagai
manusia purba jenis Australopithecus africanus yang berarti kera dari Afrika
Selatan. Manusia purba yang masih sangat menyerupai kera ini diperkirakan hidup
sekitar 2-3 juta tahun yang lalu.
Ciri-ciri Australopithecus africanus yaitu memiliki tengkorak yang relatif
tipis, muka lebih besar daripada tengkorak, dahi sangat landai (sedikit menurun
atau agak miring) dengan penonjolan kening yang jelas terlihat, volume otak sekitar
450-600 cc, tinggi badan sekitar 150 cm dan berat badan sekitar 50 kg, serta dapat
berdiri dengan tegak, namun gaya berjalannya mungkin bergoyang ke samping
dengan langkah pendek dan berat. Menurut para paleoantropolog, dengan berjalan
dan berdiri tegak, spesies Australopithecus memberikan fungsi kepada tangannya
untuk dapat menggerakkan benda. Salah satu contohnya seperti melempari hewan-
hewan predator yang mengancam hidup manusia purba.
Australipithecus Africanus hidup di tempat terbuka seperti padang rumput
atau di hutan-hutan lembab Afrika. Mereka masih hidup secara nomaden
(berpindah pindah atau tidak menetap). Fosil ini memakan tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan, tetapi seiring dengan perkembangannya manusia purba tersebut
mulai memakan daging (Kusumaningsih, 2016:online). Melalui analisis kimia pada
gigi fosil tersebut dapat disimpulkan jika Australopithecus africanus
mencampurkan daging ke dalam makanan yang mereka konsumsi, tetapi dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak. Sehingga peneliti berpendapat bahwa
Australopithecus africanus merupakan spesies yang mengumpulkan daging hewan
daripada memburu hewan.
Australopithecus afarensis
Australopithecus robustus
Homo rudolfensis
Ciri-ciri Homo rudolfensis antara lain, memiliki rahang dan gigi geraham
lebih besar dari jenis Homo habilis, memiliki ukuran tubuh yang besar dan berbadan
tegap, mempunyai otak yang besar dengan volume otak rata-rata 751 cc,
mempunyai bentuk wajah yang relatif datar, panjang dan sedikit menonjol (Dorey,
2018:online). Menurut para peneliti spesies ini diperkirakan mampu untuk berjalan
dan berdiri tegak.
Cara hidup manusia purba Homo rudolfensis yaitu, memakan makanan yang
keras. Hal ini diketahui dengan struktur geraham yang besar dan kuat.
Kemungkinan mereka masih memakan tumbuhan (nabati), namun mereka juga
memakan daging. Manusia purba jenis ini hidup dengan nomaden atau berpindah-
pindah tempat tinggal dengan tujuan untuk memperluas daerah pencarian makanan.
Homo ergaster
Homo ergaster pertama kali ditemukan oleh Richard Leakey di Afrika timur
dan selatan tepatnya di situs East Lake Turkana, Koobi Fora, Kenya. Homo ergaster
berasal dari bahasa Latin yang berarti "manusia pekerja". Nama tersebut digunakan
karena berbagai peralatan manusia purba seperti kapak genggam dan parang,
ditemukan didekat fosil Homo ergaster. Fosil diperkirakan berusia 1,9 hingga 1,4
juta tahun yang lalu. Beberapa paleoantropolog menganggap Homo ergaster bagian
dari jenis Homo erectus. Hal itu dikarenakan Homo ergaster dan Homo erectus
memiliki ciri-ciri fisik yang sama.
Manusia purba jenis ini juga memiliki beberapa ciri, yakni, kapasitas otak
dsekitar 800–1200 cc, wajah berukuran kecil, rahang lebih pendek sehingga
menghasilkan bentuk wajah yang lebih datar dan pendek, tinggi tubuh sekitar 160-
190 cm, memiliki hidung yang menonjol serta memiliki tulang hidung yang mirip
dengan manusia modern. Karakteristik yang dimiliki Homo ergaster mirip seperti
manusia zaman sekarang, namun kekuatan gigi dan struktur alat pengunyah lebih
lemah.
Alat-alat yang dihasilkan Homo ergaster lebih maju dari spesies yang
sebelumnya. Hasil budaya dari Homo ergaster yaitu kapak genggam, alat serpih,
parang, dan alat lainnya yang terbuat dari tulang dan batu. Peralatan ini digunakan
untuk berburu, memotong daging hewan buruan, mengikis atau memotong kulit
binatang dan kayu. Selain itu peralatan tersebut membantu mengolah makanan dari
bahan nabati (tumbuhan) terutama umbi tanaman yang keras. Berdasarkan
peninggalan tersebut, spesies ini mampu membuat alat dan digunakan sesuai fungsi
masing-masing.
Homo habilis
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN