Lalu benarkah manusia berasal dari kera? Pertanyaan tersebut sering muncul saat
belajar sejarah manusia purba yang mengacu pada teori evolusi Darwin. Padahal
sebenarnya, teori evolusi tidak menjelaskan secara langsung mengenai hubungan
manusia dengan kera. Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup di
dunia bahkan manusia berasal dari nenek moyang yang sama. Kemudian seiring
berjalannya waktu percabangan spesies terjadi karena beberapa faktor seperti
kondisi geografis. Dalam prosesnya, manusia kemudian berevolusi dan memiliki
ciri khas masing-masing sesuai keadaan geografis yang mereka tinggali.
Sejarah tentang manusia purba dimulai dari dugaan bahwa manusia purba telah melakukan
pergerakan dari Afrika Tengah ke Afrika Selatan sejak 60.000-50.000 tahun SM. Di tahun
50.000 hingga 45.000 SM manusia purba mulai menyebar luas ke Arab, India, dan Indonesia.
Dari sini, mereka kemudian mencapai Australia, Jepang, Cina, Alaska, hingga Amerika
Utara.
Perkembangan kehidupan manusia purba terhalang oleh mencairnya suhu di bumi atau sering
disebut sebagai Zaman Es yang berlangsung sekitar tahun 45.000-40.000 tahun SM.
Persebaran manusia purba kemudian berlanjut sampai ke Kazakhstan dan Mongolia pada
35.000-30.000 SM. Sejak saat itu, manusia purba dari Kazakhstan (Kaukasoid) menyebar ke
Eropa. Penyebaran terus terjadi hingga pada 20.000-10.000 SM manusia purba menduduki
wilayah Afrika Selatan. Pergerakan manusia purba terus terjadi hingga menguasai seluruh
daratan bumi pada tahun 10.000 SM.
1. Ardipithecus Ramidus
Pertama kali ditemukan di Ethiopia, Afrika Timur oleh Yohannes Haile Selassie di tahun
1994, manusia purba Ardipithecus Ramidus diperkirakan hidup sekitar 4.4 juta tahun yang
lalu dan sering dipanggil “Ardi”. Fosil bagian tubuhnya yang tersisa berupa tengkorak, gigi,
tulang panggul, tangan, dan kaki yang berjumlah 35 bagian.
2. Australopithecus Africanus
Manusia purba jenis ini diperkirakan hidup sekitar 3,3 hingga 2,1 juta tahun yang lalu.
Berawal dari ditemukannya fosil pada tahun 1924 oleh anak-anak di daerah Taung, dekat
Vryburg, Afrika Selatan yang kemudian diteliti oleh Prof. Raymond Dart dan diberi
nama Australopithecus Africanus. Manusia purba jenis ini memiliki kombinasi fisik manusia
dan fisik kera. Lengannya panjang dan lekukan wajahnya kuat. Selain itu, bagian tulang
panggul, tulang paha, bahu, tangan, dan tulang kakinya