Anda di halaman 1dari 8

1.

Anak umur 6 bulan, sudah diberikan domin rektal tapi tidak ada perubahan kemudian
dokter memberikan injeksi paracetamol. Menurut anda rasionalkah pemberiannya ?
Jawab :
Pada kasus ini sebelum kita memberikan suatu obatnya ada baiknya kita memperhatikan
kerasionalan obat, di mana untuk paracetamol infus (intravena) harus berdasarkan kriteria
tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis selain itu diberikan pada pasien
yang tidak dapat menerima dosis oral. Penggunaan parasetamol intravena pada pasien
anak dikategorikan rasional apabila memenuhi semua kriteria rasionalitas yang
ditetapkan. Parasetamol intravena tidak memenuhi salah satu kriteria rasionalitas yang
ditetapkan maka akan dikategorikan tidak rasional. Jadi penggunaan paracetamol
intravena rasional digunakan asalkan sudah melalui beberapa pertimbangan yaitu jika
pasien tersebut tidak bisa menerima dosis oral atau jika diharapkan mencapai onset aksi
yang cepat dan harus memperhatikan dosisnya, meskipun parasetamol termasuk obat
dengan indeks terapi yang lebar namun ketidaktepatan dalam pembagian dosis akan
berpotensi terjadinya subterapetik atau juga overdosis. Pembagian sediaan seharusnya
dihitung secara pasti dalam konsentrasi (mg/ml) dan pemberian intravena dapat
menggunakan alat seperti syring pump ataupun burette infusion set, di mana dosis untuk
bayi dan anak kecil harus tepat diukur menggunakan syringe.

Sumber :
 Dita, Nururiyanie., Lukman, Hakim., dan Agung Endro Nugroho., 2017, Evaluasi
Penggunaan Parasetamol Intravena Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rsud Mas
Amsyar Kasongan Kalimantan Tengah. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

 Peacock, W.., Breitmeyer, J.B., Pan, C., Smith, W.B., dan Royal, M.A., 2011. A
Randomized Study of the Efficacy and Safety of Intravenous Acetaminophen
Compared to Oral Acetaminophen for the Treatment of Fever: Iv acetaminophen for
the treatment of fever. Academic Emergency Medicine, 18: 360–366.

2. Masih kasus yang sama bagaimana jika diberikan injeksi dexametason pada anak usia 6
bulan lalu demamnya turun. Menurut anda rasionalkah penggunaan injeksi dexametason
untuk demam pada anak dan mengapa pula demamnya dapat turun ?
Jawab :
Berdasarkan penelitian Aulakh et al., 2008, pemberian kortikosteroid pada anak harus
didasarkan pada indikasi yang jelas. Dexametason diberikan jika demamnya disebabkan
oleh meningitis sebagai antiinflamasi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada selaput otak (Dipiro et al., 2008) itupun menurut American Academy of
Pediatrics pemberian deksametason dipertimbangkan pada bayi dan anak usia 2 bulan,
karena hanya dapat diberikan apabila meningitis terjadi akibat H. Influenzae. Selain itu
setelah mendapatkan deksametason pasien neonatus dan bayi usia kurang dari 6 minggu
sebaiknya dilakukan pemeriksaan fungsi lumbar secara berulang setiap 24 – 48 jam untuk
memastikan sterilitas cairan serebrospinal (Dipiro et al., 2008). Sedangkan jika dilihat
pada kasus ini, anak tersebut hanya demam biasa sehingga tidak rasional diberikan
dexametason karena penggunaan kortikosteroid seperti deksametason yang tidak sesuai
dengan indikasi yang jelas dapat menyebabkan muculnya efek samping. Efek samping
biasa lebih parah terjadi pada pasien yang menerima kostikosteroid sistemik. Efek
samping deksametason yang terjadi jangka pendek yaitu intoleransi pada saluran cerna,
insomnia, kelelahan, retensi cairan dan natrium, penundaan penyembuhan luka dan
meningkatnya resiko infeksi. Selain efek samping jangka pendek, terdapat pula efek
samping jangka panjang penggunaan deksametason yaitu menekan pertumbuhan,
pankreatitis, dan perforasi usus. Kemudian demam turun pada saat diberikan
dexametason karena memiliki efek antipiretik pada tingkat makrofag dengan
menghambat produksi IL‑1 yang dengan sendirinya akan menurunkan demam dan pada
tingkat hipotalamus dengan menghambat sintesis prostaglandin.

Sumber :
 Aulakh, R and Surijit Singh. (2008). Srategies for Minimizing Corticosteroid
Toxicity: A Review. Indian Journal of Pediatrics, 75.1067-1073.

 Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C. Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey, L. M.
., Gary C. Y., Barbara G. W. (Ed.). (2008). Pharmacotherapy A Pathophysiologic
Approach 17th Edition. United State of America: McGraw-Hill.

3. Kenapa Pasien yang habis kemoterapi tidah boleh langsung baring?


Jawab:

Contoh pada obat alendronate diminum dengan cara berdiri atau duduk tegak dan setelah
diminum jangan berbaring atau tetap dalam posisi selama 30 menit. Ini akan membantu
obat mencapai lambung lebih cepat dan mencegah iritasi pada esophagus. (Tjay, 2007)

Sumber :
Tjay, T. H., & Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya, Edisi keenam, Jakarta, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
4. Alasan Kenapa Tidak Boleh diganti dari obat Branded Depakote ke generik atau obat lain
yang sama kandungannya?
Jawab:
Tidak boleh melakukan penggantian ataupun penambahan atau pengurangan obat karena
harus sesuai dengan jenis epilepsinya, di mana kebanyakan obat epilepsi jika akan
dihentikan tidak dapat sembarangan harus dilakukan tapering off atau diturunkan
perlahan sampai akhirnya dihentikan pemakaiannya.

Menurut PP No. 72 1998 pasal 61 ayat 3: “Dalam rangka pelayanan kesehatan,


penggantian penyerahan sediaan farmasi yang berupa obat berdasarkan resep dokter
dengan padanannya berupa obat generik, dapat dilakukan dengan persetujuan dokter
yang mengeluarkan resep dan dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan ekonomi
penerima pelayanan kesehatan

Sumber :
 https://www.alodokter.com//komunitas//topic/obat-epilepsi-2
 Peraturan Pemerintah republik Indonesia No. 72 Tahun 1998 Tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

5. Obat yang memilki t1/2 nya panjang terus lupa minum obatnya. Bagaimana
solusinya?
Jawab:
Berapa lama kerja obat bergantung dari waktu paruh obat, baik waktu paruh pendek
maupun panjang. Dimana waktu paruh merupakan pedoman yang penting untuk
menentukan interval dosis obat. Untuk obat-obat dengan waktu paruh panjang seperti
digoksin (36 jam) yang diberikan sekali sehari. Jika sebuah obat dengan waktu paruh
panjang diberikan 2 kali atau lebih dalam sehari, maka akan terjadi penimbunan obat
di dalam tubuh yang mungkin dapat menimbulkan toksisitas dari suatu obat. Tetapi
jika anda melewatkan satu dosis (lupa meminumnya dalam sehari), maka lewatkan
saja dan melanjutkan jadwal normal (Gilbert et al, 2002).

Sumber :
Gilbert, A., Libby, R., dan Lliyd S. (2002). I’ve missed a dose; what should I do?, Quality
use of medicines and pharmacy research centre, University of south Australia, Adelaide.
Australian Prescriber 25(1).
6. Cara pakai Seretide, Handihealer dan Inhaler pada Anak?
Jawab:
 Seretide
 Seretide Diskus®

1. Tempatkan jempol pada alur dan buka dengan cara mendorong alur ke
kanan hingga terdengar bunyi klik*
2. Geser tuas ke kanan sampai bunyi klik*
3. Memegang diskus dengan posisi horizontal
4. Tariklah nafas dan hembuskan jauh dari mouthpiece diskus
5. Tempatkan diskus di mulut antara gigi dan bibir
6. Tarik napas mantap dan mendalam*
7. Lepaskan mouthpiece diskus dari mulut dan tahan nafas yang dalam
selama 5-10 detik.
8. Hembuskan dan bernapaslah perlahan-lahan
9. Tempatkan jempol pada alur dan geser kembali ke arah kiri sampai
terdengar bunyi klik
Keterangan : * = “critical step”

Sumber :
Lorensia, A., Doddy, D, Q., Bella, L, K., dan Astri, H. (2016). Studi Kelengkapan
Penjelasan Cara Penggunaan Sediaan Controller Inhaler (Kombinasi Kortikosteroid
dengan Beta-2 Agonis) Jenis Diskus® dan Turbuhaler® oleh Apoteker di Apotek.
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 137-146.

 Seretide Evohaler®

1. Lepaskan penutup corong dan periksa corong di dalam dan luar untuk melihat
bahwa itu bersih dan bebas dari benda-benda.
2. Kocok inhaler 4 atau 5 kali untuk memastikan itu setiap benda yang terlepas
akan dihilangkan dan isi inhaler tercampur rata.
3. Jika inhaler itu baru atau belum digunakan satu atau dua minggu, arahkan
mouthpiece menjauh dari Anda dan lepaskan dua isapan di udara
4. Pegang inhaler tegak dengan ibu jari Anda di sandaran, di bawah mouthpiece.
Hembuskan nafas
5. Tempatkan corong di mulut Anda antara gigi dan tutup bibir Anda dengan kuat
di sekitarnya, jangan menggigit
6. Tarik napas melalui mulut Anda. Sehabis mulai bernafas, tekan dengan kuat ke
bawah di bagian atas tabung untuk melepaskan embusan obat. Lakukan ini saat
masih bernapas dalam dengan mantap dan dalam.
7. Tahan napas, ambil inhaler dari mulut dan jarimu dari mulut atas inhaler.
Lanjutkan memegang napas beberapa detik, atau selama itu nyaman
Sumber:
(https://gskpro.com/content/dam/global/hcpportal/en_IE/Images/Seretide/IE_SPC_0008_
15_Seretide_LP_GSKDC-PT-IRL-2016-9119_D2%20Hi_Res%20for%20Print.pdf)

 Handihealer

1. Buka penutup dengan menekan tombol pelubang kapsul sampai penutup terbuka
2. Buka mouthpiece dengan menariknya ke atas
3. Keluarkan kapsul dari blister dan letakkan pada tempat pengisian kapsul
4. Tutup mouthpiece sampai terdengar bunyi “klik” dan biarkan penutup terbuka
5. Posisikan perangkat dengan posisi mouthpiece berada di atas
6. Tekan tombol pelubang kapsul satu kali kemudian lepaskan
7. Hembuskan nafas
8. Hindari menghembuskan nafas ke dalam mouthpiece
9. Posisikan perangkat pada mulut
10. Tutup bibir dengan rapat mengelilingi mouthpiece
11. Posisikan kepala pada posisi tegak
12. Inhalasi dengan pelan dan dalam sehingga kapsul akan bergetar
13. Teruskan inhalasi sampai selama yang disanggupi
14. Ketika menahan nafas, keluarkan inhaler dari mulut
15. Ekshalasi dengan pelan jauh dari mouthpiece
16. Ulangi langkah 7-15 untuk mengosongkan kapsul sampai bersih

Sumber :
Lorensia, A., Doddy, D,Q., Yessica, C, W, T. (2019). Profil Kelengkapan Informasi oleh
Apoteker Tentang Cara Penggunaan Sediaan Handihaler® yang Mengandung Tiotropium
Bromida di Apotek Wilayah Surabaya Timur. Jurnal Sains dan Kesehatan. 2(1).
 Inhaler untuk anak
 Metered Dose Inhalers (MDI) dengan Spacer dan Mouthpiece

1. Lepaskan tutup dari spacer dan inhaler dosis terukur (MDI).


2. Kocok inhaler selama 3-5 detik.
3. Jika inhaler itu baru, belum digunakan untuk sementara waktu, atau sudah
dijatuhkan, perlu dipoles. Semprotkan 4 kali ke prime. Ini tidak dihitung
sebagai dosis obat.
4. Hubungkan inhaler dan spacer.
5. Berdiri atau duduk tegak.
6. Hembuskan napas, masukkan corong di sela-sela gigi dan tutup rapat
dengan bibir Anda.
7. Tekan MDI sekali untuk menyemprotkannya ke spacer.
8. Tarik napas perlahan & dalam melalui mulut Anda. ANDA HARUS
MENDENGAR PELUIS.
9. Jika Anda mendengar peluit, Anda bernapas terlalu cepat.
10. Tahan napas selama 10 detik. Bernapaslah dengan normal.
11. Tunggu 1 menit dan ulangi langkah 2-9 untuk setiap isapan yang ditentukan.
12. Lepaskan MDI dari pengatur jarak. Pasang kembali tutup pada MDI Anda
setelah selesai.
13. Jika Anda menggunakan steroid inhalasi, bilas mulut Anda atau gosok gigi
setelah digunakan.

 Metered Dose Inhalers (MDI) dengan Spacer dan Facemask (*Facemask harus
digunakan dengan anak-anak di bawah usia 7 tahun.)
1. Lepaskan tutup dari spacer dan inhaler dosis terukur (MDI).
2. Kocok MDI selama 2-3 detik.
3. Jika inhaler itu baru, belum digunakan untuk sementara waktu, atau sudah
dijatuhkan, perlu dipoles. Semprotkan 4 kali ke prime. Ini tidak dihitung
sebagai dosis obat.
4. Hubungkan MDI ke spacer. Pasang Facemask ke corong spacer.
5. Berdiri atau duduk tegak.
6. Tempatkan topeng di atas hidung dan mulut anak untuk membuat segel
yang rapat.
7. Minta anak bernafas.
8. Tekan bagian atas MDI sehingga semprotan ke spacer. Hanya tekan satu
kali.
9. Minta anak Anda bernapas masuk dan keluar selama 10 detik.
10. Tunggu 1 menit dan ulangi langkah 2-9 untuk setiap isapan yang
ditentukan.
11. Hapus MDI dari pengatur jarak. Pasang kembali tutup pada MDI Anda
setelah selesai.
12. Jika anak Anda menggunakan steroid inhalasi, cuci muka dan bilas mulut
atau sikat gigi setiap kali selesai digunakan.

Sumber :
(https://www.childrenscolorado.org/globalassets/departments/breathing/mdi-inhaler-
english.pdf)

AHMAD ANGGARA SADEWA


N014192074
KELAS B

Anda mungkin juga menyukai