Laporan Praktikum Tapura - Aod2 PDF
Laporan Praktikum Tapura - Aod2 PDF
Disusun oleh :
Tapura Purba
218421917
Halaman
2
Analisa Hasil Praktikum. .................................................................................................. 49
4.1. Kesimpulan dan Saran. ................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 55
3
I
Optimasi numerik merupakan suatu alat bantu (tools) yang diperlukan untuk
menciptakan desain (produk) yang optimal. Dalam mempelajari optimasi desain,
penting akan pemahaman perbedaan analisis dan desain. Analisis merupakan proses
untuk menentukan respon suatu system/konstruksi terhadap lingkungannya. Contoh :
Perhitungan kekuatan bahan suatu konstruksi terhadap beban yang bekerja padanya.
Desain merupakan proses mendefinisikan suatu sistem. Contoh : Mendefinisikan
bentuk, dimensi dan lokasi suatu rangka/bagian yang diperlukan untuk mendukung
beban yang bekerja pada sutu sistem. Analysis merupakan bagian permasalahan dari
proses desain. Optimization dapat digunakan baik pada tahapan desain ataupun
analisis. Sebenarnya, optimasi merupakan proses mencari/menemukan maksimum atau
minimum beberapa parameter desain (fungsi objektif) dengan mempertimbangkan
beberapa keterbatasan (fungsi kendala). Agar suatu desain dapat diterima, desain harus
memenuhi persyaratan spesifik tertentu yang diperlukan yang disebut dengan kendala.
Steps of Design
• Define functional requirements.
• Conceptual design- Limited analysis -
• Preliminary design- Analysis with idealized models -
• Detailed design- Accurate analysis tools -
• Testing and verification
• Iteration between various steps is often requited
Steps of Design Optimization
• Step 1, Project/problem statement : Adalah perumusan masalah atau kasus
yang akandioptimasi
• Step 2, Data and information collection : pengumpulan data dari kasus baik
berupa dimensi,material, maupun tujuan yang akan dicapai.
• Step 3, Identification/definition of design variables : identifikasi variabel dari
design,variabel yang dipakai adalah parameter yang akan
diformulasikan untuk mendapatkanrumusan dari optimasi yang dilakukan.
• Step 4, Identification of a criterion to be optimized : identifikasi kriteria dari
design yangakan dioptimasi.
• Step 5, Identification of constraints : identifikasi kendala atau batasan masalah
yangmenjadi acuan dalam melakukan optimasi.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memvalidasi hasil perhitungan secara
manual dan secara FEM (Finite Element Method), lalu divalidasi dengan simulasi
solidworks simulation dan dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan
mengunakan alat uji coba STR 8 (Pin Joint Frame Work).
5
1.4.2 Kasus Elemen Beam
Beam elemen struktural yang utamanya memikul beban lateral. Beban-
beban yang bekerja pada beam akan menghasilkan gaya reaksi pada titik
tumpu/perletakan beam. Beban-beban yang bekerja juga akan menghasilkan
gaya geser dan momen lentur pada beam, Efek total dari semua gaya yang
bekerja pada beam menghasilkan gaya geser dan momen lentur pada beam,
menimbulkan gaya dalam berupa tarikan dan tekanan, dan menimbulkan
lendutan pada beam. Beam dapat berbeda-beda berdasarkan jenis perletakan,
profil (bentuk potongan melintang), panjang, dan jenis materialnya.
Beam identik dengan bangunan atau elemen struktural teknik sipil, padahal
setiap struktur seperti rangka mobil, komponen pesawat terbang, rangka mesin,
dan lainnya mekanis atau sistem struktural lainnya menggunakan struktur beam
yang dirancang dan dianalisis dengan cara yang sama yaitu untuk memikul
beban lateral.
6
Jarak u’ , v’ u,v
Perpindahan
𝑢𝑖 ′ 𝑐 𝑠 0 0 𝑢𝑖
𝑣𝑖 ′ −𝑠 𝑐 0 0 𝑣𝑖
=[ ][ ]
𝑢𝑗 ′ 0 0 𝑐 𝑠 𝑢𝑗
[𝑣𝑗 ′] 0 0 −𝑠 𝑐 𝑣𝑗
𝑐 2 𝑐𝑠 −𝑐 2 −𝑐𝑠
𝐸𝐴 𝑠 2 −𝑐𝑠 −𝑠 2 ]
𝑘= [ 𝑐𝑠
2
𝐿 −𝑐 −𝑐𝑠 𝑐 2 𝑐𝑠
−𝑐𝑠 −𝑠 2 𝑐𝑠 𝑠 2
7
𝑢𝑖
𝐸 𝑣𝑖
𝜎 = [−𝑐 −𝑠 𝑐 𝑠] [𝑢 ]
𝐿 𝑗
𝑣𝑗
Elemen batang tarik tekan (beam /pin-jointed bar) dapat dianggap sebagai
pegas linier, kedua titik ujungnya merupakan titik nodal yang dapat menerima
gaya ( f )dan perpindahan / displacement (u ) dalam arah sumbunya.
Keterangan :
Perhitungan Formula
Hubungan regangan 𝑑𝑢
=
perpindahan 𝑑𝑥
Hubungan tegangan –
= 𝐸.
regangan
8
𝐹 = .𝐴
Hubungan gaya – 𝐹 = 𝐸 . .𝐴
tegangan 𝐸. 𝐴
𝐹= = 𝑘
𝐿
Perhitungan tegangan 𝐸.
= 𝐸. =
𝐿
dan regangan dari data
𝑢𝑗 − 𝑢𝑖
yang tersedia = =
𝐿 𝐿
Kekakuan batang tarik 𝐸. 𝐴
𝑘=
tekan / beam 𝐿
Matrik kekakuan
elemen batang tarik
tekan / beam
atau
Persamaan 𝐾. 𝑢 = 𝐹
karakteristik batang
tarik tekan / beam
9
sebagainya. Dengan demikian, di masa depan FEM akan menjadi solusi yang
terintegrasi dalam proses pengembangan produk, meningkatkan penyebaran data
analisis dan data sumber, serta menurunkan ketergantungan pada pengujian.
10
II
12
2. Perhitungan gaya reaksi pada masing masing tumpuan.
13
4. Perhitungan tegangan yang terjadi pada titik C dan D
14
5. Perhitungan defleksi maskimum dan sudut defleksi di titik CD.
15
2.3.2. Perhitungan dengan FEM (Finite Element Method)
1. Pembagian elemen
16
2. Penentuan matriks kekauan lokal.
17
• Kg2.
• Kg3.
18
• Kondisi batas.
• Reduksi persamaan.
19
9. Perhitungan tegangan pada titik C dan D.
L1
L2
L3
20
4. Buat bentukan struktur. (Model Line dan Solid).
Rubah
bentukan
sturktur
sesuai
dengan soal.
21
5. Buat bentukan struktur. (Model Surface).
Setelah membuat
model, Gunakan
menu Surface
Extrude untuk
membuat panjang
surface.
Buat menjadi
tiga bagian.
Dengan L1
350, L2 135,
L3 350 mm
Buat 3 bentukan yang sama namun dengan panjang yang berbeda.
22
6. Buat New Study pada Solidwork Simulation.
1. Klik New
Study.
2. Pilih jenis
pembebanan
statis.
Jenis
pembebanan
.
23
8. Deskripsikan jenis model pada struktur.
• Model Line.
Untuk Model
Line :
Untuk Model
1. Klik Solid :
Definition.
1. Pilih Treat
2. Pilih beam. as Solid.
24
Tampilan
Model Line.
• Model Solid.
Klik treat as
solid untuk
membuat
model solid.
Tampilan
Model Solid.
25
• Model Surface.
Model Surface :
1. Pilih shell
manager.
2. Blok semua bagian
yang ingin dirubah ke
model surface.
3. Pilih thick dan
arah penebalan.
4. Masukan ketebalan
Tampilan Model
Surface.
26
9. Tentukan jenis tumpuan.
• Tumpuan Fix.
Klik.
Lokasi tumpuan.
Pilih Immovable
dan tentukan letak
tumpuan.
• Tumpuan Geser.
Klik.
27
Pilih used
geometry untuk
tumpuan geser.
Pilih arah
gaya Lokasi tumpuan.
tumpuan.
10. Masukkan Besaran Gaya.
Klik.
Pilih
lokasi
Besaran
gaya.
Gaya.
28
11. Pengaturan mesh. (Besaran Mesh 10,5,3 mm).
Klik.
Blok bagian
yang akan
dibagi mesh.
29
Klik.
POSTPROCESSING PHASE
12. Run Sutdy.
13. Save.
14. Lihat hasil dan validasikan hasil perhitungan sebelumnya.
30
2.3.4. Uji Coba Praktikum.
a. Melakukan uji mengunakan alat
1. Mempersiapkan alat uji STR 8 (Pin Join Frame Work).
- Cek semua part, diameter batang, strain gauge, dll.
- Cek koneksi listrik apakah sudah benar dan aman.
- Check semua komponen alat apakah sudah benar-benar aman dan
kencang.
2. Mempersiapkan batang.
- Cek dan pilih batang yang akan digunakan. Ukuran panjang batang
tertera di tabel.
- Perhatikan panjang yang dibutuhkan. Dan gunakan panjang pada tabel
kolom Effective Length.
Gunakan 2 buah batang no 1,2, dan 1 buah batang no 14
- Tempatkan batang yang sudah ada strain gauge pada area kerja
- Pasang batang pada konstruksi dengan mengunakan pemegang joint
halves, lalu kencangkan securing nut terhadap securing bolt.
31
- Pasang pin beban, dan pastikan belum mempunyai beban.
- Set zero pada Digital Force Display
3. Berikan beban secara berkala dengan kelipatan 100, dimulai dari angka
beban 0-500 N. Lihat besaran beban pada Digital Force Display.
32
- 0 kan Digital Strain Display disaat beban 0, dan sesuai kan nilai yang
didapat dari masing-masing pembebanan.
33
III
34
Tegangan pada titik C dan D
35
Sudut defleksi titik A dan B
SUDUT DEFLEKSI
Satuan
Titik A Titik B
0,005 0,005 Deg
36
Tegangan.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks
39,59 Mpa
Defleksi
maksimu
m.
37
Mesh 5 mm.
Gaya
Reaksi
masing-
masing
tumpuan
dan
GAYA REAKSI MASING MASING
momen.
Notasi TUMPUAN. Satuan
Tumpuan A Tumpuan B
FY 250 (Keatas) 250 (Keatas) N
FX 0 0 N
MOMEN
Satuan
Titik C Titik D
87,5 87,5 Nm
Diagram
Momen.
Tegangan.
38
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks
39,59 Mpa
Defleksi
maksimu
m.
Mesh 3 mm.
Gaya
Reaksi
masing-
masing
tumpuan
dan
momen. GAYA REAKSI MASING MASING
Notasi TUMPUAN. Satuan
Tumpuan A Tumpuan B
FY 250 (Keatas) 250 (Keatas) N
FX 0 0 N
MOMEN
Satuan
Titik C Titik D
87,5 87,5 Nm
39
Diagram
Momen.
Tegangan.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks
39,59 Mpa
Defleksi
maksimum
.
40
Analisis dengan Solidwork Simulation. (Model Solid).
Mesh 10 mm.
Tegangan.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks
39,88 Mpa
Defleksi
maksimum.
41
Mesh 5 mm.
Tegangan
titik.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks.
41,16 Mpa
Defleksi
maksimum.
42
Sudut
Defleksi.
Mesh 3 mm.
Tegangan
titik.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks.
48,90 Mpa
Defleksi
maksimum
.
43
Sudut
Defleksi.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks
39,91 Mpa
Defleksi
maksimum
.
44
Sudut
Defleksi.
Mesh 5 mm.
Tegangan.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks
38,45 Mpa
Defleksi
maksimum
.
45
Sudut
Defleksi.
Mesh 3 mm.
Tegangan.
TEGANGAN MASKSIMUM
Satuan
Titik Maks
39,91 Mpa
Defleksi
maksimum.
46
Sudut
Defleksi.
47
Strain.
Gauge number(ᵋ)
0 17,5 35 52,5 70 87,5
1 0 -0,00012 -0,00022 -0,00033 -0,00044 -0,00054
2 0 -8,1E-05 -0,00015 -0,00023 -0,0003 -0,00037
3 0 -8,1E-05 -0,00015 -0,00022 -0,00026 -0,00037
4 0 -1,4E-05 -2,5E-05 -3,9E-05 -5,4E-05 -6,7E-05
5 0 -1,4E-05 -2,4E-05 -3,7E-05 -5,1E-05 -6,3E-05
6 0 0,000026 0,000047 0,000072 0,000093 0,000113
7 0 0,000026 0,000051 0,000075 0,000099 0,00012
8 0 0,000055 0,000101 0,000153 0,000201 0,000245
9 0 0,000055 0,000104 0,000156 0,000206 0,000252
Rumus Tegangan = Strain x Modulus Elasttisitas.
Tegangan(N/mm^2)
Gauge number(ᵋ)
0 17,5 35 52,5 70 87,5
1 0 -8,211 -14,904 -22,701 -30,222 -37,122
2 0 -5,589 -10,212 -15,594 -20,769 -25,53
3 0 -5,589 -10,074 -15,456 -17,871 -25,323
4 0 -0,966 -1,725 -2,691 -3,726 -4,623
5 0 -0,966 -1,656 -2,553 -3,519 -4,347
6 0 1,794 3,243 4,968 6,417 7,797
7 0 1,794 3,519 5,175 6,831 8,28
8 0 3,795 6,969 10,557 13,869 16,905
9 0 3,795 7,176 10,764 14,214 17,388
E 69000 N/mm^2
48
Analisa Hasil Praktikum.
1. Perbandingan Perhitungan manual, FEM dan SOLIDWORKS
SIMULATION.
Setelah melaksanakan Praktium AOD2 di lab CAD DE selama 2 hari ,
maka penulis mendapatkan data dati praktikum ini sebagai berikut :
Gaya pada
Momen Tegangan Defleksi Sudut
PROSES tumpuan
Maks Maks Maks Defleksi
Titik A Titik B
SOLIDWORKS
250 N 250 N 87,5 Nm 40,755 Mpa 1,4517 mm 0.00485
SIMULATION
39,9816
RATA RATA 250 N 250 N 87,5 N 1,4805 mm 0,00495
Mpa
50
2. Perbandingan Perhitungan manual, FEM dan SOLIDWORKS
SIMULATION dengan Alat Uji STR8
Setelah melaksanakan Praktium AOD2 di lab CAD DE selama 2 hari ,
maka penulis mendapatkan data dari praktikum ini sebagai berikut :
• Tegangan Maksimum.
Tegangan(N/mm^2)
Gauge number(ᵋ)
1 -37,122
• Kesimpulan :
- Tegangan, dari hasil perbandingan anatar ketiga metode sebelumnya
dengan acuan rata-rata dengan alat uji ukur STR8 terdapat
perbandingan yang signifikan sebesar 3,653 Mpa. Hal ini kemungkinan
disebabkan kondisi alat uji, kondisi operator, kondisi elemen uji, serta
51
banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengujian namun secara garis
besar perbedaan yang dihasilkan masih masuk toleransi jika hanya
dibandingkan dengan satu metode saja. Toleransi penyimpangan dilihat
dari metoda perhitungan yang dilakukan sebelunya penulis
menentukan ±4 N. Jadi kesimpulannya antara percobaan dan
perhitungan dinilai cukup berhasil.
- Gaya reaksi tumpuan A dan B, dari hasil pengukuran deviasi yang
dihasilkan sebesar 1,5 N. hal ini masih masuk kedalam toleransi
penyimpangan yang dihasilkan sehingga masih dianggap berhasil.
- Untuk alat uji STR8 hanya sebagai pembanding apakah dari 3 metoda
sebelumnya dapat disimpulakan berhasil atau tidaknya. Setelah diamati
dengan perbedaan yang tidak terlalu signifikan maka diputuskan hasil
yang diambil untuk dijadikan parameter adalah hasil rata-rata dari
keempat metoda.
Gaya pada
tumpuan Momen Tegangan Defleksi Sudut
PROSES
Maks Maks Maks Defleksi
Titik A Titik B
MANUAL 250 N 250 N 87,5 Nm 39,595 Mpa 1,495 mm 0.005
52
IV
• Kesimpulan
Dengan melihat hasil praktikum di atas, maka dapat diketahui hasil
perhitungan dari masing – masing metoda. Dari hasil di atas juga dapat di lihat
bahwa pada setiap metoda tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh. Hal ini
dikarenakan baik menggunakan metoda apapun seperti metoda di atas setiap
perhitungannya mengacu kepada lingkaran Mohr.
➢ Perhitungan manual (gaya-gaya dan tegangan) dapat diselesaikan dengan
menggunakan MathCAD dengan urutan prosedur tertentu dan menggunakan
fitur aritmatika saja
➢ Perhitungan dengan Finite Element Method dapat diselesaikan dengan
menggunakan MathCAD dengan urutan prosedur tertentu dan menggunakan
fitur matrik dan tabel
➢ Pada perhitungan dengan Finite Element Method diperlukan penguasaan
konsep matriks dan transformasinya
➢ Perhitungan dengan Finite Element Method dapat diselesaikan dengan
menggunakan software CAE Solidworks Simulation dengan urutan prosedur
tertentu
➢ Terdapat penyimpangan apabila dibandingkan dengan hasil perhitungan
Solidworks Simulation.Ini disebabkan oleh kualitas meshing dan ketelitian
data yang diinput pada penentuan kondisi batas
➢ Pengaruh luar seperti kualitas mesh dan deformasin saat terjadinya gaya
yang besar mengakibatkan terjadinya penyimpangan. Semakin kecil kita
membagi meshing maka hasil analisis akan semakin mendekati presisi.
➢ Dari hasil praktik maka data yang dapat dijadikan parameter hasil yaitu :
Momen Tegangan Sudut
Defleksi Maks
Gaya pada tumpuan Maks Maks Defleksi
Titik A Titik B
249,625 N 249,625 N 87,5 Nm 39,26 Mpa 1.4517 mm 0.00485
• Saran
Untuk pengujian mengunakan alat uji coba STR 8 , sebaiknya yang
melakukan uji coba harus benar-benar meminimalkan faktor faktor yang akan
mempengaruhi hasil pengujian.
54
DAFTAR PUSTAKA
55