1
pengambilan keputusan strategis yang bertujuan untuk
Fase analisis persyaratan
menyampaikan informasi untuk keperluan analisis.
Salah satu konsep yang dapat digunakan untuk
menangani model data warehouse adalah konsep OLAP
(Online Analytical Processing). OLAP merupakan kunci Fase analisis modeling
dari pengetahuan bisnis (Business Inteligence), yang
digunakan untuk menganalisisis data dan informasi yang
pada akhirnya akan menjadi dasar basis Decision
Support System (DSS) dan Expert Information System Fase desain modeling
(EIS). Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan melalui
OLAP antara lain seperti: melakukan query, meminta
laporan, mendukung analisis statistik, analisis interaktif, Fase konstruksi
serta membangun aplikasi multimedia. (Zaky dan Imam,
2014: 18). Gambar 3.1 Langkah Model Rapid Application
OLAP merupakan proses komputer yang memungkinkan Development (RAD)
pengguna dapat dengan mudah dan selektif memilih dan Keterangan :
melihat data dari sudut pandang yang berbeda-beda. Fase analisis persyaratan.
Data pada OLAP disimpan dalam basis data Fase ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi layanan,
multidimensi. Jika pada basis data relasional terdiri dari batasan, dan obyektifitas dari sistem dari pengumpulan
dua dimensi, maka pada basis data multidimensi terdiri data yang dilakukan terhadap perusahaan. Selain itu
dari banyak dimensi yang dapat dipisahkan oleh OLAP analisis persyaratan juga bertujuan untuk mendefinisikan
menjadi beberapa sub-atribute. persyaratan user dan sistem. Hasil akhir dari analisis
Ditambah dengan metode Nine Step Kimball, yaitu persyaratan yaitu spesifikasi awal dari persyaratan user
Metodologi yang digunakan untuk menghasilkan laporan dan sistem.
OLAP yang baik dari semantic data warehouse yaitu
dengan penerapan metodologi sembilan langkah atau Fase analisis modeling.
tahap (Nine-Step Methodology Kimball) (Ambara, dkk, Tujuan dari fase analisis modeling adalah menganalisis
2016:3). semua kegiatan dalam arsitektur sistem secara
Metodologi yang digunakan untuk menghasilkan laporan keseluruhan dengan melibatkan identifikasi dan
OLAP yang baik dari semantic data warehouse yaitu deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang
dengan penerapan metodologi sembilan langkah atau mendasar dan hubungan-hubungannya. Selain itu,
tahap (Nine-Step Methodology Kimball) yang analisis modeling juga bertujuan untuk meningkatkan
diimplementasikan pada penelitian. pemahaman terhadap permasalahan tanpa
Metode perancangan Data Warehouse menurut Kimball mempertimbangkan solusi teknis. Hasil akhir dari
yang digunakan meliputi 9 tahap yang dikenal dengan analisis modeling yaitu diagram model logis dari sistem
Nine-step Methodology, Kesembilan tahap itu yaitu : yang sedang berjalan, diantaranya use case diagrams,
1.Pemilihan Proses (Choosing the process) class diagram, dan sequence diagrams.
2.Pemilihan Grain (Choosing the grain) Fase desain modeling.
3.Identifikasi dan penyesuaian dimensi (Identifying and
Tujuan dari fase desain modeling yaitu melakukan
conforming the dimensions)
perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah
4.Pemilihan Fakta (Choosing the facts)
dilakukan sebelumnya. Tahap analisis dan desain
5.Penyimpanan pre-calculation di tabel fakta (Storing mengalami perulangan hingga diperoleh rancangan
pre-calculations in the fact table)
sistem yang benar-benar memenuhi kebutuhan. Selain
6.Memastikan tabel dimensi (Rounding out the
itu, fase 3 ini juga bertujuan untuk memberikan
dimension tables)
spesifikasi yang jelas dan lengkap kepada programmer
7.Pemilihan durasi database (Choosing the duration of
dan teknisi. Hasil akhir dari fase ini yaitu basis data,
the database) antarmuka, dan spesifikasi desain.
8.Melacak perubahan dari dimensi secara perlahan
(Tracking slowly changing dimensions) Fase konstruksi.
9.Penentuan prioritas dan model query (Deciding the Tujuan dari fase konstruksi adalah untuk menunjukkan
query priorities and the query modes platform, hardware dan software yang digunakan serta
batasan dalam implementasi, serta menguji performansi
3. Metode Penelitian prototipe perangkat lunak yang telah dibangun agar
Sistem informasi dikembangkan dengan menggunakan dapat diketahui apakah prototipe tersebut telah sesuai
model Rapid Application Development (RAD) dengan dengan spesifikasi analisis dan perancangan yang telah
langkah kerja sebagai berikut: diidentifikasi sebelumnya. Hasil akhir dari fase
konstruksi adalah platform, hardware dan software yang
digunakan, serta daftar batasan implementasi, dan
rencana pengujian
2
4. Hasil Dan Pembahasan
Tahap implementasi sistem merupakan proses yang Form Master Barang
dilakukan setelah tahap perancangan sistem selesai Form master barang berfungsi untuk menambahkan,
dilaksanakan. memperbarui atau menghapus data barang.
Form Login
Form login ini akan muncul pertama kali saat aplikasi
sistem data warehouse dalam persediaan sparepart
dijalankan yang berfungsi untuk validasi jenis user.
3
Form Master User
Form master user berfungsi untuk menambahkan, Form Transaksi Pemakaian
memperbarui atau menghapus data user. Form transaksi pemakaian berfungsi untuk
menambahkan, memperbarui atau menghapus data
transaksi pemakaian.
Gambar 4.7 Form Master User Gambar 4.10 Form Transaksi Pemakaian
Gambar 4.9 Form Transaksi Pembelian Gambar 4.12 Form Laporan Daftar Sparepart
4
Form Laporan Pembelian Sparepart Form Laporan Pemakaian Sparepart
Form laporan pembelian sparepart berfungsi untuk Form laporan pemakaian sparepart berfungsi untuk
menampilkan laporan dari pembelian sparepart. menampilkan laporan dari pemakaian sparepart.
5
Daftar Pustaka
[1] Abdillah, Gunawan, dkk. 2016. Penerapan Data Mining
Pemakaian Air Pelanggan Untuk Menentukan Klasifikasi
Potensi Pemakaian Air Pelanggan Baru di PDAM Tirta
Raharja Menggunakan Algoritma K-Means.
[2] Alandari, Firman. 2013. Peran Sistem Informasi
Manajemen Berbasis Komputer Dalam Meningkatkan
Pelayanan Publik Di Lingkungan Kantor Bupati Kabupaten
Berau.
[3] Ambara, Made Pradnyana, dkk. 2016. Desain Sistem
Semantic Data Warehouse dengan Metode Ontology dan
Rule Based Untuk Mengolah Data Akademik Universitas
XYZ di Bali.
[4] Firman, Astria, dkk. 2016. Sistem Informasi Perpustakaan
Online Berbasis Web.
[5] Haryati, Siska, dkk. 2015. Implementasi Data Mining
Untuk Memprediksi Masa Studi Mahasiswa Menggunakan
Algoritma C4.5 (Studi Kasus : Universitas Dehasen
Bengkulu).
Gambar 4.15 Form Laporan Kartu Stok [6] Husni, Zaky Nur dan Imam Mukhlash. 2014. Implementasi
Business Intelligence Pada Manajemen Report Bank XYZ.
Form Laporan Grafik Pemakaian Sparepart [7] Kanedi, Indra, dkk. 2013. Tata Kelola Perpustakaan
Form laporan grafik pemakaian sparepart berfungsi Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0
untuk menampilkan laporan grafik pemakaian (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 3
sparepart per nama barang. Seluma).
[8] Novita, Rice dan Muhammad Asep Subandri. 2015.
Rancang Bangun E-Journal Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Riau.
[9] Parsiyono, dkk. 2015. Perancangan Data Warehouse
Akademik di Sekolah Tinggi Agama Buddha Semarang.
[10] Pramadhani, Aline Embun dan Tedy Setiadi. 2014.
Penerapan Data Mining Untuk Klasifikasi Prediksi Penyakit
ISPA Dengan Algoritma Decision Tree (ID3).
[11] Pramita, Aulia. 2016. Perancangan Data Warehouse pada
Perpustakaan Yayasan Lentera Insan.
[12] Prayitno, Agus dan Yulia Safitri. 2015. Pemanfaatan Sistem
Informasi Perpustakaan Digital Berbasis Website Untuk
Para Penulis.
[13] Zuliyanto dan Amir Hamzah. 2014. Sistem Informasi
Lokasi Wisata Candi di Daerah Istimewa Yogyakarta
Berbasis Geographic Information System (GIS).
Gambar 4.16 Form Laporan Grafik Pemakaian
Sparepart
Biodata Penulis
5. Kesimpulan
Billy Hanfrans, S.Kom., memperoleh gelar Sarjana
Berdasarkan uraian-uraian maupun pembahasan dari
Komputer (S.Kom.), Program Studi Sistem Informasi
penjelasan yang telah dikemukakan, adapun kesimpulan-
Universitas Prima Indonesia Medan, lulus tahun 2017.
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari uraian tentang implementasi data warehouse
dalam persediaan data sparepart pada PT. Sumatra
Sarana Sekar Sakti yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, penulis dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut :
2. Data – data historis tidak tersia – siakan, melainkan
diolah menjadi informasi penting.
3. Meminimalisir terjadinya kesalahan dalam
perhitungan.
4. Mempermudah staf dalam memperoleh informasi
dalam membantu pengambilan keputusan dalam
persediaan sparepart..