Anda di halaman 1dari 5

Aisyah Aviva Rachmah 16317238

Summary Bab III PRD

Elemen Kunci dalam Analisis Rekayasa


Pada analisis rekayasa terdapat beberapa elemen kunci yang kerap digunakan oleh para
engineer, salah satunya yang cukup sering kita dengar adalah numerical value atau nilai numerik.
Kita sering diberi pertanyaan numerik seperti ‘Harga satu buah apel adalah Rp2.000,00. Harga
jeruk dua kali lipat harga apel. Berpakah harga 5 buah jeruk?’, jawaban dari pertanyaan tersebut
tentu saja hanya berupa angka. Tapi pada rekayasa, nilai numerik hanyalah salah satu elemen
yang diperlukan untuk menjawab suatu pertanyaan. Berikut merupakan lima elemen kunci dalam
analisis rekayasa, yaitu:

1. Nilai Numerik
2. Variabel
3. Unit
4. Dimensi
5. Nilai Signifikan

Menurut buku Exploring Engineering, variabel dalam rekayasa akan selalu didefinisikan
dalam hal pengukuran yang dilakukan menggunakan instrumen seperti termometer, penggaris,
dan lain sebagainya. Kita dapat melihat perbedaan penggunaan variabel dalam perhitungan
matematika dan analisis rekayasa, misalnya, pertanyaan “Seberapa panas?” dijawab
menggunakan variabel “suhu” atau “Berapa arus listriknya?” dijawab langsung menggunakan
variabel “potensial listrik” sedangkan contoh untuk analisis rekayasa misalnya adalah kecepatan.
Kecepatan tidak langsung dijawab menggunakan variabel jarak atau waktu namun harus
didefinisikan menggunakan pengukuran penggaris (jarak) dibagi pengukuran jam (waktu).

Unit atau satuan digunakan untuk mengukur dimensi yang mendasarinya. Dimensi
merupakan dasar dari kuantitas seperti massa, panjang, dan waktu. Satuan memiliki suatu sistem
yang dinamakan sistem SI atau intenational standard of units. Satuan Internasional yang paling
mendasar adalah:
 meter (m), satuan untuk panjang
 detik (s), satuan untuk waktu
 kilogram (kg), satuan untuk massa
 kelvin (K), satuan untuk suhu
 mol (mol), satuan untuk jumlah partikel zat
 ampere (A), satuan untuk arus listrik

Nilai signifikan diperlukan dalam analisis rekayasa untuk mengetahui sebenarnya ada
berapa angka yang ‘berarti’ dalam suatu perhitungan. Nilai signifikan juga berguna untuk
menghindari hasil dari perhitungan 7/3 yang jika dihitung menggunakan kalkulator akan
didapatkan hasil 2.33333333 padahal hasil sebenarnya adalah 2. Definisi dari nilai signifikan
sendiri adalah angka apapun dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0. Harus diperhatikan bahwa 0
merupakan angka signifikan kecuali pada kasus tertentu 20 memiliki satu angka signifikan,
namun 20. Memiliki dua angka signifikan. 20.000 memiliki lima angka signifikan namun 2 x 105
hanya memiliki satu angka signifikan, hal tersebut bergantung peran angka 0, untuk
menunjukkan presisi atau hanya sebagai besaran. Ada beberapa peraturan dalam nilai signifikan,
yaitu:

1. Penjumlahan atau pengurangan dari dua nilai harus memiliki nilai signifikan
berdasarkan jumlah desimal paling sedikit.
Misal, 3,564.7 + 212.935 = 3,777.635, dibulatkan menjadi 3,777.6 karena mengikuti
jumlah desimal paling dikit. Contoh lagi, 23.34 - 19.543 = 3.797, maka dibulatkan
menjadi 3.80.

2. Yang kedua, hasil dari perkalian atau pembagian harus memiliki nilai signifikan tidak
lebih dari nilai signifikan terkecil yang digunakan dalam operasi perkalian atau
pembagian.
Misal, 31.4 x 1.56 = 48.984, maka akan dibulatkan menjadi 49.0. Contoh lagi, 72.3 ÷
2.564 = 28,1981279, maka karena nilai signifikan terkecil adalah tiga maka akan
dibulatkan menjadi 28.2.
3. Untuk pembulatan angka 0, 1, 2, 3, 4, maka angka selanjutnya dianggap nol dan
untuk pembulatan angka 5, 6, 7, 8, 9, maka angka selanjutnya ditambah satu.
Misal, jika kita ingin membulatkan 278.73 menjadi empat angka signifikan maka
akan menjadi 278.7, dan jika kita ingin membulatkannya menjadi tiga angka
signifikan maka akan menjadi 279, dan seterusnya.

Metode Need-Know-How-Solve
Metode ini digunakan untuk rekayasa supaya dalam menyelesaikan masalah yang rumit
dengan sistematis atau efektif. Benarnya suatu jawaban biasanya bergantung pada ketepatan
metode dan asumsi yang digunakan. Jika metode yang digunakan dalam menyelesaikan suatu
masalah lebih sistematis maka akan sangat mungkin terhindarkannya kesalahan. Lalu, apa itu
metode need-know-how-solve?

 Need/Ditanyakan
Merupkana variabel yang akan diselesaikan yang berarti need merupakan variabel yang
ditanya dari permasalahan. Pertama-tama, baca dulu permasalah dengan teliti dan
pahami. Lalu tuliskan apa permasalahannya.

 Know/Diketahui
Merupakan informasi yang telah diketahui, baik tertulis ataupun implisit (melalui
pengetahuan anda). Tuliskan informasi-informasi yang diketahui yang dapat membantu
dalam memecahkan permasalahan.

 How/Bagaimana/Metodologi
Merupakan metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Metodologi
yang digunakan biasanya dituliskan dalam suatu persamaan, namun tidak menutup
kemungkinan sketsa atau grafik juga dapat digunakan.
 Solve/Hasil Pembasahan
Merupakan hasil dan pembahasan dari permasalahan. Gunakan variabel-variabel yang
telah ditentukan sebelumnya untuk menjawab permasalahan.

Contoh: Seorang petani ingin membeli sebidang sawah yang kemudian akan ia pagari. Dia
memiliki uang sebanyak $320,000. untuk membeli tanah tersebut. Biaya untuk pemagaran adalah
$10,000. per meter, sedangkan harga tanah sawah $100,000. per meter persegi. Berpakah luas
tanah persegi terluas yang bisa dibeli dengan modal sedemikian?

Need: Ukuran lahan yang dapat dibeli

Know: Biaya pemagaran sebesar $10,000. per meter dan harga tanah sebesar $320,000. Petani
memiliki modal sebesar $320,000. Untuk membeli sawah.

How: x

x x

x
Panjang sisi dari sawah dianggap x, maka dengan analisis matematika didapat 4x × 10,000.
+ x2 × 100,000. = 320,000.
Kemudian didapatkan 10x2 + 4x – 32 = 0 , dengan menggunakan rumus penyelesaian
persamaan kuadrat atau yang sering kita kenal dengan rumus abc, maka didapatkan x = +
1.6 dan x = -2.0.
Karena tidak mungkin luas tanah nya bernilai negatif, maka x = 1.6 atau luas sawah yang
dapat dibeli oleh sang petani adalah sebesar 2.56 meter persegi.

Pada tahap need-know-how, jangan mencoba untuk menyelesaikan permasalahan.


Biasanya yang membuat metode ini tidak berhasil adalah keinginan engineer untuk menyelesaikan
masalah pada tahap-tahap awal sehingga mengira bahwa mereka telah mengetahui jawaban dari
permasalahan padahal belum. Dalam memecahkan masalah menggunakan metode ini, lakukan
dengan sistematis, sabar dan teliti supaya kesalahan dalam pengerjaan dapat terhindarkan dan
didapatkan hasil yang optimal dan memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai