“Ah, tidak, tidak. Aku tak tega, Kawan. Kau sedang teraniaya.
Tak boleh memangsa lawan yang sedang teraniaya.”
Padahal dalam hati, Piton takut kalau kuman dalam kera itu
akan berpindah ke tubuhnya. Selera makan Piton hilang
seketika.
“Baiklah. Kau tenang saja, Kawan. Lain kali aku tak akan
memburumu. Meskipun kau sudah sehat kembali.”
Ular piton itu melata lebih dulu, meninggalkan kera mungil yang
banyak akal. Si Kera kini terbengong-bengong. Dalam hati ia
tertawa sambil berkelakar, “Begitu mudah menyelamatkan diri
dari ancaman ular. Tak kusangka, meski tampilannya
menyeramkan kadang ia baik juga. Pantas, sekarang ular-ular
seperti piton itu sering diburu manusia, dijadikan binatang
peliharaan. Ya, ternyata mereka memang lucu dan sedikit
dungu. Mungkin karena itulah mereka mudah dijinakkan. Ah,
terserah saja lah.”