Modul Apbl
Modul Apbl
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan karunian-nyalah penulis dapat menyelesaikan draft modul ajar Agen
Penyakit Berbasis Lingkungan dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran
pada program studi ilmu kesehatan masyarakat universitas jambi.
Selama penulisan modul ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dan
masukannya kepada penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan draft modul ini,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang membangun dari
semua pihak dalam rangka menyempurnakan draft modul ini. Akhir kata penulis
berharap akhirnya modul ajar Agen Penyakit Berbasis Lingkungan ini dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi kita semua.
Bentuk/Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, Diskusi/ Presentase
1. Stadium Telur
Menurut Herms (2006), telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk ellips atau oval
memanjang, berwarna hitam, berukuran 0,5 – 0,8mm, dan tidak memiliki alat
pelampung. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur-telurnya satu persatu pada
permukaan air, biasanya pada tepi air di tempat-tempat penampungan air bersih
dan sedikit diatas permukaan air. Nyamuk Aedes aegypti betina dapat
menghasilkan hingga 100 telur apabila telah menghisap darah manusia. Telur pada
tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan. Telur-telur ini kemudian
akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 1-2 hari terendam air (Herms, 2006).
2. Stadium Larva (Jentik)
Menurut Herms (2006), larva nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri khas memiliki
1. Survei Nyamuk
Survei nyamuk dilakukan dengan cara penangkapan nyamuk dengan umpan orang di dalam dan
di luar rumah, masing-masing selama 20 menit per rumah dan penangkapan nyamuk yang
hinggap di dinding dalam rumah yang sama. Penangkapan nyamuk biasanya dilakukan dengan
menggunakan aspirator.
Indeks nyamuk yang digunakan:
a. Biting/Landing Rate =
Untuk mengetahui gambaran kepadatan populasi nyamuk penular secara lebih tepat,
telur-telur pada padel tersebut dikumpulkan dan dihitung jumlahnya. Kepadatan
populasi nyamuk berdasarkan jumlah telur pada padel:
telur
=.......telur / ovitrap
Cara Penularan
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu
manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor
yang kurang berperan. Nyamuk Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat
menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di
kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period)
sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya.
Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya (transsovarian
transmission), namun perannya dalam penularan virus tidak penting. Sekali virus dapat
masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan menularkan
virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh manusia, virus memerlukan masa tunas 4-6
hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari
manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang
sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam
timbul (Depkes RI, 2004).
Riwayat Alamiah Penyakit
1. Fase Suseptibel (rentan)
Fase suseptibel dari demam berdarah dengue menurut Gurbler et al, dalam Sumantri
(2008) adalah pada saat nyamuk Aedes aegypti yang tidak infektif kemudian menjadi
infektif setelah menggigit manusia yang sakit atau dalam 10 keadaan viremia (masa virus
bereplikasi cepat dalam tubuh manusia). Nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap
virus dengue menjadi penular sepanjang hidupnya. Ketika menggigit manusia nyamuk
mensekresikan kelenjar saliva melalui proboscis terlebih dahulu agar darah yang akan
dihisap tidak membeku. Bersama sekresi saliva inilah virus dengue dipindahkan dari
nyamuk antar manusia. Disini keadaannya manusia masih dikatakan sehat meskipun
sudah rentan akan virus dengue, sedangkan nyamuk telah terinfeksi dan siap menjadi
penular DBD.
2. Fase Subklinis (asismtomatis)
Fase subklinis dari demam berdarah dengue adalah setelah virus dengue masuk bersama
air liur nyamuk ke dalam tubuh, virus tersebut kemudian memperbanyak diri dan
menginfeksi sel-sel darah putih serta kelenjar getah bening untuk kemudian masuk ke
dalam sistem sirkulasi darah. Virus ini berada di dalam darah hanya selama 3 hari sejak
ditularkan oleh nyamuk (Lestari, 2007). Pada fase subklinis ini, jumlah trombosit masih
normal selama 3 hari pertama (Rena, 2009).
Sebagai perlawanan, tubuh akan membentuk antibodi, selanjutnya akan terbentuk
kompleks virus-antibodi dengan virus yang berfungsi sebagai antigennya. Kompleks
antigen-antibodi ini akan melepaskan zat-zat yang merusak sel-sel pembuluh darah, yang
disebut dengan proses autoimun. Proses tersebut menyebabkan permeabilitas kapiler
meningkat yang salah satunya ditunjukkan dengan melebarnya pori-pori pembuluh
darah kapiler. Hal tersebut akan mengakibatkan bocornya sel-sel darah, antara lain
trombosit dan eritrosit (Widoyono, 2008).
Virus telah masuk pada tubuh manusia, namun belum menunjukkan tanda maupun
Depkes RI. 2005. Buku Pencegahan Dan Pemberantasan DBD; Subdit Arbovirosis, Dit
PPBB, Ditjen PP&PL. Jakarta.
Depkes RI. 2004. Buku Modul Entomologi, Subdit. Pengendalian Vektor. Jakarta.
Depkes RI. 2003. Buku Pencegahan Dan Penanggulangan Demam Dengue dan Demam
Berdarah Dengue (Terjemahan WHO Regional Publication SEARO No.29). Jakarta.
Kemenkes. 2010. Permenkes nomor : 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian
Vektor. Jakarta.
Rencana Strategis 2005-2009. 2005. Program Pencegahan dan Pemberantasan Demam
Berdarah Dengue. Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Kemenkes RI.
Achmadi, U.F. 2010. Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah. Buletin Jendela
Epidemiologi. 2 Agustus. Jakarta
Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles merupakan nyamuk malaria. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles,
namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan ”vektor” secara alami.
Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar parasit
malaria (plasmodium falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan
Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor
bagi cacing jantung anjing dirofilaria immitis.
Nyamuk Anopheles dikenal sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan penyakit
malaria. Nyamuk malaria banyak terdapat di rawa-rawa, saluran-saluran air, dan
permukaan air yang terekspos sinar matahari. Ia bertelur di permukaan air. Nyamuk ini
hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut. Sering hinggap di dinding rumah
atau kandang. Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya
berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari.
Banyak jenis nyamuk Anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria. Ada Anopheles
sundaicus yang banyak terdapat di air payau, seperti di Kepulauan Seribu. Nyamuk ini
berkembang biak di lingkungan yang banyak ditumbuhi ganggang. Ia akan meletakkan
telurnya di ganggang hijau yang banyak reniknya, sehingga begitu menetas, jentiknya
langsung mendapat makanan renik yang hidup di antara ganggang tersebut. Ada lagi
Anopheles maculatus dan Anopheles balabacensis yang banyak terdapat di perbukitan dan
bertelur di mata air, di air rembesan atau di sungai yang tak deras airnya. Nyamuk
Anopheles aconitus banyak hidup di daerah pesawahan atau saluran-saluran air yang ada
rumputnya. Menurut Soeroto ada sekitar 70 jenis nyamuk ini. Penyakit malaria yang
ditimbulkan pun jenisnya bermacam-macam, tergantung jenis parasitnya (malaria
falsiparum, vivak, ovale, dan malariae). Selain itu, nyamuk Anopheles bisa juga
menyebabkan penyakit kaki gajah.
Ciri-ciri nyamuk Anopheles: sangat dipengaruhi kelembapan, dan suhu, menggigit pada
malam hari, jarak terbang 0,5-3 km, umur di laboratorium dewasanya 3-5 minggu. Ciri-ciri
jentik nyamuk Anopheles: Bentuk siphon seperti tanduk, jentik nyamuk mansonia
menempel pada akar tumbuhan air, bagian toraks terdapat stoot spine.
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup yang termasuk dalam metamorfosa
sempurna, yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage/fase pupa. Lama siklus
hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misal : suhu, adanya zat kimia/biologisdi tempat
hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah:
2. Larva
Larva terbagi dalam 4 instar dengan posisi larva saat istirahat adalah sejajar dengan
permukaan perairan karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan).
Lama hidup kurang lebih 7 hari. Makanan untuk mempertahankan hidup dengan
memakan algae, bakteri dan mikroorganisme lainnya yang berada disekitarnya.
3. Pupa (kepompong)
Bentuk seperti koma dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal terbelah sebagai
tempat keluar nyamuk dewasa.
Nyamuk Anopheles di seluruh dunia kurang lebih 2000 spesies, yang ada di Indonesia
berjumlah lebih dari 80 spesies, namun tidak semua jenis spesies Anopheles berperan
penting dalam penularan. Di Indonesia telah ditemukan sejumlah 24 spesies Anopheles
yang dapat menularkan malaria. Semua vektor tersebut hidup sesuai dengan kondisi
ekologi setempat. Berikut beberapa jenis vektor Anopheles yang predominan di Nusa
Tenggara Timur (Gunawan,2000):
1. Anopheles aconitus
Anopheles aconitus pertama kali di temukan oleh Donitz pada tahun 1902. Tempat
perindukan vektor Anopheles aconitus terutama di daerah persawahan dan saluran irigasi.
Persawahan yang berteras merupakan tempat yang baik untuk perkembangan nyamuk
ini. Vektor jenis Anopheles aconitus betina paling sering menghisap darah ternak
dibandingkan darah manusia. Perkembangan vektor jenis ini sangat erat hubungannya
dengan lingkungan dimana kandang ternak yang ditempatkan satu atap dengan rumah
penduduk. Nyamuk ini suka hinggap di daerah- daerah yang lembap seperti pinggir parit,
tebing sungai, dekat air yang selalu basah dan lembab. Vektor Anopheles aconitus biasanya
aktif mengigit pada waktu malam hari, hampir 80 persen dijumpai di luar rumah
penduduk antara pukul 18.00 - 22.00. Nyamuk jenis ini hanya mencari darah di dalam
rumah penduduk dan langsung keluar.
2. Anopheles sundaicus
Ciri morfologi palpi gelang pucat, urat sayap dengan noda gelap, percabangan urat sayap 5
dengan noda pucat, kaki bertitik (bercak bercak). Pada vektor jenis ini umurnya lebih
sering menghisap darah manusia dari pada darah binatang. Nyamuk ini aktif menggigit
sepanjang malam tetapi paling sering antara pukul 22.00 - 01.00 dini hari. Pada waktu
malam hari nyamuk masuk ke dalam rumah untuk mencari darah, hinggap di dinding baik
sebelum maupun sesudah menghisap darah.
Vektor Anopheles sundaicus biasanya berkembang biak di air payau dengan kadar garam
optimum antara 12 -18 persen. Biasanya penyebaran jentik di tempat-tempat tertutup
seperti di antara tanaman air yang mengapung, sampah dan rumput - rumput di pinggir
sungai atau parit.
3. Anopheles maculatus
Menurut Hiswani 2005, vektor Anopheles maculatus pertama kali ditemukan oleh
Theobaldt pada tahun 1901. Vektor Anopheles maculatus betina lebih sering menghisap
darah binatang daripada darah manusia. Vektor jenis ini aktif mencari darah pada malam
hari antara pukul 21.00 hingga 03.00. Nyamuk ini berkembang biak di daerah
pegunungan. Tempat perindukan yang spesifik vektor ini di sungai yang kecil dengan air
jernih, mata air yang mendapat sinar matahari langsung, kolam dengan air jernih. Densitas
tinggi pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan vektor jenis ini agak berkurang
karena tempat perindukan hanyut terbawa banjir.
4. Anopheles barbirostris
Anopheles barbirostris pertama kali diidentifikasi oleh Van Der Wulp pada tahun 1884. Ciri
ciri palpi tanpa gelang pucat, palpi dan proboscis dengan bulu yang kasar, kosta, dengan
noda gelap kurang dari 4, kaki tidak bertitik, bagian bawah abdomen tidak terdapat bulu
bersisik putih. Di Sumatera dan Jawa jenis nyamuk ini jarang menggigit orang tetapi lebih
sering menggigit binatang, sedangkan daerah sulawesi, NTT, dan Timor Leste lebih sering
menggigit manusia daripada binatang. Jenis nyamuk ini biasanya mencari darah pada
waktu malam hingga dini hari berkisar antara pukul 23.00 - 05.00. Frekuensi mencari
darah tiap tiga hari sekali. Pada siang hari nyamuk jenis ini hanya sedikit yang dapat
ditangkap, di dalam rumah penduduk, karena tempat istirahat nyamuk ini adalah di alam
terbuka, paling sering hinggap pada pohon-pohon dan tanaman disekitar rumah. Tempat
perindukan vektor ini biasanya di sawah-sawah dengan saluran irigasinya, kolam, dan
rawa-rawa (Hiswani, 2004).
6. Anopheles subpictus
Habitat ini menyukai kumpulan air yang permanen / sementara, celah tanah bekas kaki
binatang, tambak ikan dan bekas galian pantai (pantai utara pulau jawa). Bersifat
atropofolik > zoolik menggigit waktu malam di dalam mupun luar rumah. Jenis nyamuk
yang satu ini lebih menyukai darah ternak ketimbang darah manusia. Nyamuk ini aktif
sepanjang malam dan beristirahat di dinding rumah. Jentik nyamuk ini sering dijumpai
bersama jentik Anopheles sundaicus, namun lebih toleran terhadap salinitas yang rendah
mendekati tawar (Achmadi, 2005). Nyamuk ini dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang bebeda beda kadar garamnya sehingga Anopheles subpictus dapat
ditemukan bersama Anopheles sundaicus atau spesies lain yang berkembang biak di air
tawar. Terbukti sebagai vektor malaria di Sulawesi Selatan tahun 1940 – 1941, Sulawesi
Tenggara 1942, Cirebon 1952, Banyuwangi dan Flores Barat 1979.
7. Anopheles flavirostris
Anopheles flavirostris pernah ditemukan positif mengandung sporozoit di Malili (Sulawesi
Selatan tahun 1949). Nyamuk ini berkembang biak dengan baik di air jernih yang mengalir
lambat dan kena sinar matahari, seperti sungai dan terutama mata air dan apabila bagian
tepinya berumput. Nyamuk ini bersifat zoofilik
8. Anopheles barbumbrosus
Habitat di pinggir sungai yang terlindung dengan air yang mengalir lambat dekat hutan di
dataran tinggi. Perilaku menggigit bionomiknya belum banyak di pelajari antropofilik.
Pernah di temukan positif mengandung sporozoid di Malili, Sulawesi Selatan (1949). Data
yang dapat menerangkan tata hidup nyamuk ini belum diketahui dengan baik.
Penyakit Malaria
Nyamuk sangat berperan terhadap penularan penyakit-penyakit tular vector diantaranya
adalah malaria. Khususnya nyamuk Anopheles sp. ada sekitar 400 spesies diseluruh dunia
dan hanya 69 spesies merupakan vektor malaria dalam kondisi alamiah. Pada infeksi
dengan spesies parasit malaria tertentu sebagian besar tidak dapat dijelaskan meskipun
ini tentu saja berhubungan dengan proses biokimia dalam tubuh nyamuk dan kebutuhan
nutrisional. Frekuensi pencarian makanan pada manusia adalah suatu relevansi khusus.
Faktor lain adalah rata-rata lama hidup dari populasi lokal dari suatu spesies Anopheles sp.
densitasnya dalam hubungannya dengan manusia.
Penyebaran nyamuk dapat berlangsung dengan 2 cara yaitu cara aktif yang ditentukan
oleh kekuatan terbang dan cara pasif dengan perantara angin. Pada kecepatan angin 11-14
meter per detik atau 25- 31 mil per jam akan menghambat terbang nyamuk (Santoso,
2008). Penularan malaria dipengaruhi oleh faktor parasit (Plasmodium), faktor manusia
(Host), faktor nyamuk Anopheles (vektor) dan faktor lingkungan baik lingkungan fisik,
kimia maupun biologi di sekitar habitat perkembangbiakan nyamuk dan musuh alami.
Nyamuk Anopheles sangat banyak macamnya dan berbeda-beda jenisnya antara daerah
MODUL 4
Pengendalian vektor Malaria
Identifikasi Vektor
Tikus merupakan binatang pengerat yang sudah menjadi musuh masyarakat
karena sebagai faktor penyakitdan identik dengan image kotor. Selain itu tikus
sering merusak property rumah kita karena sifat pengeratnya dan menjadi
musuh para petani karena sering merusak tanaman/sawah mereka. Berbagai
tindakan sering kita lakukan untukmembasmi tikus ini seperti dengan jebakan,
lem ataupundengan racun. Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo
rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family muridae ini
merupakan family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya
reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous
beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia. Tikus adalah
mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling
dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang
ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatuorganisme model
yang penting dalam biologi.
Kingdom Animalia
Filum Chordata
Sub Filum Vetebrata
Kelas Mammalia
Sub Kelas Theria
Ordo Rodentia
Sub Ordo Myomorpha
Famili Muridae
Sub Famili Murinae
Genus Bandicota, Rattus, Mus
Klasifikasi
Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia (hewan menyusui).
Biologi
Anggota Muridae ini dominan disebagian kawasan didunia. Potensi
reproduksi tikus dan mencit sangat tinggi dan ciri yang menarik adalah gigi
serinya beradaptasi untuk mengerat (mengerat + menggigit benda-benda yang
keras).
Gigi seri ini terdapat pada rahang atas dan bawah, masing-masing
sepasang. Gigi seri ini secara tepat akan tumbuh memanjang sehingga
merupakan alat potong yang sangat efektif. Tidak mempunyai taring dan
graham (premolar). Karakteristik lainnya adalah cara berjalannya dan perilaku
hidupnya. Semua rodensia komensal berjalan dengan telapak kakinya.
Beberapa jenis Rodensia adalah Rattus norvegicus (tikus got), Rattus rattus
diardi (tikus rumah), Mus musculus (mencit).
Dalam tubuh tikus, terdapat beberapa hewan lain (parasit) yang ada di
dalam tubuh (endoparasit) dan diluar/menempel di tubuh (ektoparasit) yang
merupakan penular atau penyebab banyak sekali jenis penyakit. Endoparasit
tikus antara lain cacing, virus, jamur, protozoa, bakteri, dan rickettsia yang
mempunyai tempat hidup di bati dan ginjal tikus. Sedangkan ektoparasit tikus
meliputi: pinjal (fleas) : Xenopsylla cheopsis, Stivalus cognatus; kutu (lice) :
Polyp/ax spinulosa, Hoplopleura pasifica; larva tungau (chigger) ; tungau
(mite);dan caplak(ticks).
Jenis-jenis Tikus
1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor
1. R. norvegicus
Menggali lubang, berenang dan menyelam, menggigit benda-benda
keras seperti kayu bangunan, aluminium dsb. Hidup dalam rumah, toko
makanan dan gudang, diluar rumah, gudang bawah tanah, dok dan saluran
dalam tanah/riol/got.
2. R. ratus diardii
Sangat pandai memanjat, biasanya disebut sebagai pemanjat
yang ulung, menggigit benda-benda yang keras. Hidup dilobang pohon,
tanaman yang menjalar. Hidup dalam rumah tergantung pada cuaca.
3. M. musculus
Termasuk rondensia pemanjat, kadang-kadang menggali lobang,
2. Memanjat
R. komensal adalah pemanjat yang ulung. Tikus atap atau tikus
rumah yang bentuk tubuhnya lebih kecil dan langsing lebih
beradaptasi untuk memanjat dibandingkan dengan tikus riol/got.
Namun demikian kedua spesies tersebut dapat memanjat kayu
dan bangunan yang permukaannya kasar. Tikus riol/got dap
memanjat pipa baik di dalam maupun di luar.
4. Menggerogoti
Tikus menggerogoti bahan bangunan/kayu, lembaran
almunium maupun campuran pasir, kapur dan semen yang
mutunya rendah.
3. Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan,
tikus dalam aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan
maupun membuat jalan misalnya lubang dinding.
4. Borrow
Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar
beradanya tikus seperti dinding, lantai, perabotan dan lain-lain.
5. Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh
tikus atau urinnya.
6. Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar.
7. Ditemukannya bangkai tikus baru atau lama di tempat yang diamati.
rodensia yang hidup di dekat tempat hidup atau kegiatan manusia ini perlu
lebih diperhatikan dalam penularan penyakit.
Tikus dan mencit, penyakit bersumber rodensia yang disebabkan oleh
berbagai agen penyakit seperti virus, rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing
dapat ditularkan kepada manusia secara langsung. sedangkan secara tidak
langsung dapat melalui feses, urin dan ludah, melalui gigitan vektor
ektoparasit tikus dan mencit (kutu, pinjal, caplak, tungau). Disamping itu kecoa
juga merupakan vektor penularan penyakit yang cukup penting yang sering
hidup di sekitar kita.
Data dari International Leptospirosis Society (ILS) menyebutkan bahwa
Indonesia dinyatakan sebagai negara insiden leptospirosis tingkat tiga di dunia
untuk mortalitas dengan kisaran kasus kematian antara 2,5%-16,45% atau
rata-rata 7,1%. Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang melaporkan
kasus suspek leptospirosis di Indonesia. Sejak tahun 2010 jumlah kasus
leptospirosis di Jawa Tengah mengalami peningkatan tercatat pada tahun
2010 ditemukan 133 kasus dan CFR 10,9% (14 orang). Kemudian pada tahun
2011 jumlah kasus meningkat menjadi 184 kasus dengan CFR 17,74 % (33
orang). Sampai dengan triwulan III tahun 2012 ini, di Jawa Tengah sudah
ditemukan 118 kasus dengan angka CFR 16,95% (20 orang). Dalam kurun
waktu tersebut Kota Semarang selalu menduduki peringkat tertinggi untuk
kasus dan angka kematian akibat leptospirosis. Pada tahun 2012, kasus
leptospirosis di Kota Semarang sebesar 81 kasus dengan angka kematian (CFR)
17, 28 % (14orang). Kecamatan Gunungpati adalah satu dari 16 kecamatan di
Kota Semarang yang menjadi daerah fokus leptospirosis karena sepanjang
1. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri
leptospira berbentuk spiral yang menyerang mamalia dan dapat hidup
di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan
dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Bakteri ini dapat
menyerang siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda
maupun hewan lain yang mengalami infeksi leptospirosis. Bakteri ini
masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata,
hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh
urine hewan terinfeksi leptospira.Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
Gejala Klinis
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melalui :
Pengobatan
Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira
mudah mati dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti
Penicillin dan turunannya (Amoxylline) Streptomycine, Tetracycline,
Erithtromycine.Bila terjadi komplikasi, angka lematian dapat mencapai
20%, segera berobat ke dokter terdekat.
b. Pengobatan
Plague pada manusia dan kucing dapat diobati dengan
Streptomycin, Tetracyclin, Doxycyclin, Gentamycin. Streptomycyn
dosis tinggi terbukti lebih efektif mengobati plague.Penicilin tidak
efektif untuk penyakit plague.Diazepam diberikan untuk
mengurangi rasa lelah.Heparin biasanya diberikan apabila
terdapat gejala pembekuan darah.
5. Salmonellisis
Salmonellisis merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri
salmonella yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus
yang terinfeksi bakteri ini akan dapat menyebabkan kematian pada
manusia dan salmonellisis dapat tersebar dengan melalui kontaminasi
feses. Gejalanya antara lain adalah gastroenteritis, diare, mual,
muntah dan juga demam yang diikuti oleh dehidrasi.
6. Murine typhus
Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleh
Rickettsian typhi atau R. mooseri yang dapat ditularkan melalui gigitan
pinjal tikus. Gejalanya antara lain adalah kedinginan, sakit kepala,
demam, prostration dan nyeri di seluruh tubuh. Ada juga bintil-bintil
merah yang timbul di hari kelima hingga keenam.
7. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf
pusat dan memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air
dan karena inilah rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus
menyebarkan penyakit ini melalui gigitan. Gejala awal dari rabies
tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah dan tidak nyaman.
Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi antara lain adalah rasa gatal di
area sekitar luka, panas dan juga nyeri yang lalu bisa saja diikuti
dengan sakit kepala, kesulitan menelan, demam dan juga kejang.
1. Tamper Resistant
Merupakan tempat racun padat yang yang dapat
melindungi dari pengaruh lingkungan.
a. Kotak umpan ber-kunci (Tamper Resistant)
dipergunakan untuk pengumpanan di dalam ruangan
umum dan ruangan terbuka.
b. Tempatkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap
Kotak umpan berkunci.
c. Penempatan Tamper Resistant diletakkan jauh dari jangkauan anak-
anak.
d. Setiap tempat racun umpan harus diberi nomor
seri/pengenal/No. penempatan untuk memudahkan
monitoring dan pencatatan.
2. Racun Minum
Racun minuman merupakan pilihan terbaik dalam pengendalian tikus
,jika ketersediaan makanan di lokasi pemasangan banyak. Aplikasi