PT 02 2010 PDF
PT 02 2010 PDF
IRIGASI
PERSYARATAN TEKNIS
BAGIAN
PEMETAAN TOPOGRAFI
PT – 02
PENGANTAR
Kriteria Perencanaan tetap tidak berubah terdiri dari 7 (tujuh) bagian atau 7(tujuh) buku
yang berisikan Kriteria Perencanaan Teknis untuk Perencanaan Irigasi (system planning),
Perencanaan Bangunan Irigasi Jaringan Utama, Sekunder, Tersier, Parameter Bangunan,
dan Standar Penggambaran.
Gambar Bangunan Irigasi tetap tidak berubah terdiri dari 2 (dua) bagian atau 2 (dua) buku
yaitu Type Bangunan Irigasi yang berisi kumpulan gambar-gambar sebagai contoh
informasi yang akan memberikan gambaran bentuk dan model bangunan dan Standar
Bangunan Irigasi yang berisi kumpulan gamba-gambar bangunan yang telah distandarisasi
serta langsung dapat digunakan.
Perubahan judul
Menggabungkan beberapa pekerjaan pemetaan yang
sejenis
Perubahan produk umumnya sudah digital
Perubahan dan penyesuaian alat ukur yang digunakan
Penggambaran tidak lagi manual
Jakarta, Desember
2007
Direktur Irigasi
DAFTAR ISI
BAGIAN PEMETAAN TOPOGRAFI
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum .......................................................................
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ...........................................
1.3 Basis Survei ...............................................................
5. TRIANGGULASI UDARA
5.1 Persiapan Trianggulasi Udara ......................................
5.2 Pemilihan Titik Model dan Pemberiann Tanda ...............
5.3 Pemindahan dan Penandaan Titik Kontrol ....................
5.4 Pembuatan Diagram Foto ...........................................
5.5 Penentuan Koordinat Fotogrametri ..............................
5.6 Perataan Blok ............................................................
1.1. Umum
Pemotretan Udara dilaksanakan dalam posisi Vertikal dimana sebelumnya
sudah terpasang Premark (Tanda Lapangan) di atas tanah untuk kontrol
Triangulasi Udara dengan ukuran dan interval jarak Premark yang sudah
ditentukan, hasil Foto Udara Stereoskopis skala 1 : 10.000 pankhromatis
hitam putih dengan pertampalan ke muka ± 60 % dan ke samping ± 30
%, kamera yang digunakan kamera metrik yang memiliki jarak fokus
yang sudah di kalibrasi antara 151 mm-152 mm, batas daerah
pemotretan udara sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh pemilik
pekerjaan dan negatif film milik Pemilik Pekerjaan.
Foto Udara Stereoskopis digunakan untuk peta Ortofoto atau peta Garis
skala 1 : 5.000 yang kegiatannya meliputi pemasangan Benchmark
(Benchmark) untuk kebutuhan Perencanaan Irigasi dengan ukuran dan
interval jarak Benchmark yang sudah ditentukan. Seluruh Benchmark dan
Premark di ukur langsung di lapangan melalui pengamatan GPS dengan
ketelitian Orde 3 (tiga), pengukuran harus terikat kepada titik tetap
kepunyaan Bakosurtanal. Tahap berikutnya pekerjaan Triangulasi Udara
memperbanyak titik kontrol minor untuk orientasi foto udara yang
dilanjutkan dengan pemrosesan ortofoto skala 1 : 5.000 dan skala 1 :
20.000.
Pelaksana pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan
perlengkapan serta bahan-bahan yang memenuhi syarat teknis.
3. PEMOTRETAN UDARA
Pemotretan Udara dilaksanakan dalam posisi vertikal yang meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Rencana Penerbangan
b. Pemasangan Premark (tanda kenal)
c. Persyaratan Teknis Kamera
d. Daerah Pemotretan dan Penerbangan
e. Mutu Film dan Negative
Ketentuan pemotretan udara harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
3.3.1. Kalibrasi
1) Setiap unit optik kamera yang akan digunakan selama survei harus
sudah dikalibrasi tanpa menggunakan filter dan tetap diuji, serta telah
disetujui oleh badan kalibrasi yang ditunjuk oleh pabrik pembuat
kamera tersebut. Sertifikat tersebut harus dianggap mempunyai masa
berlaku satu tahun, dan apabila ada kamera yang dipergunakan di
luar masa berlaku tersebut, hasil fotonya adalah menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan.
2) Sertifikat kalibrasi kamera dipegang oleh Pelaksana Pekerjaan dan
sebelum dimulainya pemotretan udara harus diserahkan kepada
pemberi pekerjaan.
3) Sertifikat tersebut memuat data-data sebagai berikut :
a. Surat tanda kalibrasi
Kamera udara yang digunakan sudah dikalibrasi dengan tanda surat
kalibrasi.
b. Informasi kalibrasi kamera udara
• Nama pelaksana dan tanggal saat kalibrasi.
• Nomer seri lensa.
• Kalibrasi panjang fokus kamera dengan toleransi akurasi 0,005 mm.
• Distorsi radial kamera udara tidak boleh melebihi 0,005 mm pada
setiap posisi diagonal dari pusat lensa ke masing-masing tepi.
Pembagian posisi dari pusat lensa disetiap tepi adalah selang 5° atau
7°.
• Kesalahan jarak antara kedua tanda tepi (fiducial mark) yang bersisian
tidak melebihi 0,010 mm.
• Kesalahan sudut antara kedua garis diagonal yang menghubungkan
kedua tanda tepi (fiducial mark) dengan pusat lensa tidak boleh
melebihi 10” busur (10 second of arc).
• Kesalahan sudut pusat autocollimation tidak boleh melebihi 10” busur
(10 second of arc).
c. Hasil Test Kamera Udara
• Kenampakan resolusi lensa sepanjang garis diagonal baik untuk posisi
radial dan tangensial mempunyai selang 5° atau 7°.
• Waktu efektif dan efisien untuk kecepatan bukaan lensa, dipasang
(diset) pada posisi nilai maksimum, menengah dan minimum.
• Informasi kedataran pelat bidang fokus.
• Keseragaman penyinaran sepanjang kedua diagonal bidang negatif
film harus merata (uniform).
3.3.2. Filter
1) Filter optik yang harus dipergunakan hanyalah filter bikinan pabrik
yang bersangkutan, atau yang memenuhi spesifikasi optik yang telah
disetujui.
2) Pemilihan filter yang cocok digunakan untuk mengatur penerangan
relatif dari bagian tengah kebagian tepi-tepi bidang titik api kamera.
Kondisi Pemotretan
1) Awan, bayangan awan tebal atau asap tidak boleh terdapat diatas titik
utama foto atau homologusnya pada foto-foto yang berdekatan.
Demikian juga tidak boleh terdapat gumpalan awan, bayangan awan
tebal atau asap menutupi lebih dari 3 % dari daerah negatif
seluruhnya. Juga tidak boleh terdapat suatu kumpulan awan,
bayangan awan tebal dan asap yang menutupi lebih dari 5 % dari
daerah negatif seluruhnya.
2) Pemotretan udara hanya diadakan dalam keadaan sedemikian rupa
sehingga penglihatan tidak secara fisik merusak intensitas warna
(tone) reproduksi di dalam negatif.
3) Pemotretan dapat diterima jika ketinggian matahari melebihi 25
derajat.
3.5.2. Exposure
1) Kecepatan shutter harus memenuhi ketentuan-ketentuan baik gerakan
citra minimal maupun aperture lensa optimal untuk kondisi-kondisi
iluminasi yang berlaku.
2) Gerakan citra biasanya tidak boleh melebihi 30 mikrometer, tetapi jika
kurang terdapatnya cahaya, gerakan citra sampai 90 mikrometer
dapat diterima.
3) Filter yang dipakai harus memberikan tone reproduksi optimal.
3.5.3. Pemrosesan Foto Udara
1) Peralatan yang dipakai pemrosesan adalah alat otomatis harus
mampu mencapai kualitas negative yang disyaratkan tanpa
menyebabkan distrorsi film.
2) Kandungan thiosulphate residual dari film yang telah diproses tidak
boleh melebihi 2,0 mikrogram mikrogram per cm².
3) Pengeringan film dilakukan tanpa mempengaruhi stabilitas
dimensinya.
4) Seluruh negatif yang diproses harus bebas dari lepuh-lepuh,
gelembung-gelembung, batasan-batasan, garis-garis lapisan, tekanan
atau tanda-tanda statis bekas-bekas jeruji, lubang-lubang kecil,
goresan-goresan ringan, coretan-coretan ringan, noda-noda dan
tanda-tanda pengeringan.
Kualitas Fotogrametris
Pemotretan yang diperoleh harus dijamin oleh Pemilik
Pekerjaan bahwa hasilnya secara fotogrametris dapat
diterima untuk pemetaan ortofoto.
Uji coba stereo model dan dimensi negative film
udara diuraikan sebagai berikut :
1) Setelah pemrosesan negative film udara pilih satu (1) stereo-model
per lima puluh (50) model dari hasil pemotretan udara yang
mempunyai daerah terbuka yang tanahnya kelihatan disetiap posisi
agar paralaks menjadi jelas.
2) Uji coba stereo-model harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Model dipasang dalam alat restitusi analog.
b. Lakukan orientasi absolut dan relatif dengan tampakan alamiah, isi
data berikut dalam formulir.
Semua informasi yang diperlukan.
Penyetelan seluruh peralatan yang dipakai.
Posisi sejumlah besar paralaks didalam stereo-model.
Mutu resolusi model dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
BAIK
Ulangan bacaan ketinggian konsisten, ketinggiannya,
garis besar bentuk detailnya jelas, kontrasnya baik.
SEDANG
Ulangan bacaan ketinggian terdapat variasi, tapi
dapat diterima sejauh untuk keperluan pemetaan,
garis besar bentuk detailnya jelas.
BURUK
Kesukaran dalam membuat bacaan ketinggian yang
konstan, kontras jelek, detailnya tidak pasti.
SANGAT BURUK
Hampir tidak mungkin membuat catatan pembacaan
ketinggian, kontras tidak jelas, keadaan tidak
memungkinkan untuk mendapatkan data yang dapat
digunakan, baik untuk pemetaan garis maupun
pemetaan ortofoto.
Posisi dari tanda-tanda yang berlebihan, goresan atau
noda.
Hal-hal yang tidak terlihat yang dapat menimbulkan
kesulitan-kesulitan selama pemrosesan peta
selanjutnya termasuk pemrosesan ortofoto.
c. Jika selama diadakannya uji coba terdapat tanda-tanda
penyelesaian yang BURUK atau SANGAT BURUK, maka semua
kerangka/frame negatif film udara dimana uji coba itu dibuat
harus diperiksa dan dibuatkan suatu laporan.
3) Uji coba dimensional mencakup hal sebagai berikut :
Pilih stereo model negatif film yang asli, ukur keempat sisi dan
diagonal negative film sampai ketelitian ± 0,01 mm untuk
menunjukkan ketepatan fiducial mark.
4) Toleransi dimensional perbedaan antara jarak yang dikalibrasi dan
yang diukur dari setiap satu sisi tidak boleh melebihi ± 0,12 mm
dan/atau diukur dari setiap dua sisi tidak boleh melebihi ± 0,20 mm.
5) Jika suatu uji coba menunjukkan salah satu indikasi sebagai berikut :
Sejumlah besar paralaks.
Perbedaan dimensional yang melebihi toleransi.
Resolusi/penyelesaian yang sangat buruk.
Keadaan menunjukkan foto udara tidak diterima
untuk pemetaan ortofoto, jika hasil uji coba foto
udara menunjukkan jumlah paralaks nol, data dimensi
masih di dalam batas toleransi, serta hasil tes resolusi
BAIK/SEDANG, maka hasil pemotretan yang telah
diuji coba tersebut dianggap dapat diterima.
Apabila ternyata hasil tes menunjukkan bahwa
resolusi jelek, maka pihak Pemilik Pekerjaan dapat
menolak atau menerimanya, hal ini tergantung dari
keadaan yang berlaku.
A B C / D-E , F–G
H / I J K / L–M-N / O
Keterangan :
A : Initial pemilik pekerjaan
B : Tahun Pelaksanaan Pemotretan
C : Nama Daerah Irigasi
D : Material yang digunakan (HP=01,PCIR=02,TC=03,HPIR=04)
E : Penggunaan produksi foto (pemetaan=PEM)
F : Arah jalur terbang (derajat)
G : Tinggi terbang pesawat diatas permukaan referensi (MSL) dalam
satuan meter
H : Provinsi daerah pemotretan
I : Nama pelaksanaan pekerjaan
J : Tanggal pemotretan udara
K : Skala foto udara
L : Nomor roll film
M : Nomor jalur terbang
O : Nomor jumlah foto dalam satu jalur
Anotasi untuk negative film setelah foto pertama
sampai sebelum foto terakhir cukup ditulis sebagai
berikut :
H / A J K / L–M-N
4.3.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau di koreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
4.4.1 Pencatatan
1) Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan hasil hitungan
dengan menggunakan software dari distribusi alat-alat merk apa saja
dalam bentuk softcopy VCD atau DVD.
2) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan ke lembar
pengamatan sementara pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut
nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-
penjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan
udara, seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tandatangan
pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan.
3) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan
kepada pihak pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang
telah diulang, yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas
sehingga bisa saling dicocokkan.
4.4.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu direduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik dan
diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan, reduksi
koordinat (x,y) termasuk juga koreksi bias ionosfer, troposfer,
kesalahan titik nol alat, dan koreksi faktor skala dimana dianggap
perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu direduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, disertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
pekerjaan, hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah dicari bilamana diperlukan dikemudian
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
4.4.3 Pemrosesan
1) Penghitungan harus dilakukan di lapangan untuk memeriksa apakah
pengamatan telah sesuai dengan standar ketepatan.
2) Untuk kontrol planimeter ini meliputi :
Pengecekan hasil penghitungan koordinat.
Pengecekan penutup koordinat tertutup.
Pengecekan azimut antara titik-titik triangulasi dan hasil pengamatan.
Penyesuaian kesalahan koordinat.
Penghitungan dari ∆x dan ∆y untuk mencek hasil planimetrik.
3) Untuk kontrol ketinggian kegiatan pemrosesan ini meliputi :
Pemeriksaan hasil hitungan dari ∑ Bacaan belakang, ∑ Bacaan muka,
∑ Perbedaan tinggi (∆h).
Perhitungan ∆h untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap (benchmark)
dan kontrol foto.
Perhitungan dari tiap loop/kring.
Perataan dari loop dengan metode Dell (atau metode lainnya), agar
memperoleh ketinggian yang tepat untuk dipakai pada perhitungan
rincik ketinggian nantinya.
4) Perhitungan blok-blok pengukuran lapangan harus disesuaikan
dengan batas-batas triangulasi udara, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kelambatan pada tahapan selanjutnya.
5) Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas, hasil
pengamatan serta hasil hitungannya segera dikirim ke kantor
pelaksana pekerjaan untuk dilakukan perhitungan akhir.
6) Penyesuaian planimetri harus dihitung mencakup seluruh titik-titik
triangulasi yang ada di lapangan.
7) Penyesuaian titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini
berarti bahwa koreksi dalam koordinat simpangan timur (easting)
sama dengan:
salah-penutup dalam simpangan timur
--------------------------------------------------- x jarak akumulasi
jumlah jarak poligon seluruhnya
Hal yang sama berlaku untuk simpangan utara.
8) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang
didaftar di bawah ini harus diserahkan kepada pihak Pemilik pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan sementara.
Urutan cara perhitungan loop atau jalur koordinat antara benchmark.
Kesalahan penutup sudut pada setiap bagian/seksi, azimut kontrol
atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan, bersama-sama
dengan jumlah titik dalam setiap seksi.
Kesalahan penutup linier ∆x, ∆y dari setiap loop atau jalur koordinat
antara titik-titik simpul dan kesalahan penutup fraksi yang dipilih
dengan jumlah titik.
Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak dipakai
lagi.
9) Setidak-tidaknya dilaksanakan perataan kuadrat terkecil asalkan
kegiatan ini tidak akan menyebabkan tertundanya proses berikutnya,
perataan lebih baik dilakukan sebelum triangulasi udara.
5. TRIANGULASI UDARA
Triangulasi udara adalah untuk menentukan koordinat (x,y,z) titik-titik
kontrol minor melalui fotogrametris yang kegiatannya meliputi persiapan,
pemilihan titik model, pemindahan titik model, pembacaan koordinat
model, proses perataan udara (block adjustment) dan pembuatan indek
model dimana alat yang digunakan harus salah satu jenis dari yang
disebutkan dibawah :
Plotter Analitik.
Comparator.
Alat Plotting Stereo Presisi atau
Soft Copy Photogrametri.
6.3.1 Geoferencing
Geoferencing adalah suatu metoda atau cara untuk menghubungkan
koordinat dari koordinat foto ke koordinat tanah, ketentuannya sebagai
berikut :
1) Menghubungkan koordinat foto udara digital ke koordinat tanah
menggunakan software PCI.
2) Pada tahapan pekerjaan ini diperlukan data kalibrasi kamera dan
koordinat titik minor dan titik kontrol hasil triangulasi udara.
3) Melakukan pengamatan pada titik kontrol minor yang ada pada foto
udara dan fidusial mark foto udara.
4) Ketelitian titik minor dan fidusial mark tidak lebih besar dari 12
micron.
Foto
udara
digital Proses
Foto udara
Geofere
yg sudah
ncing
dikoreksi
Data
kalibrasi
kamera &
AT
parameter
Foto udara
digital
skala
1:5.000 Proses
ortofoto foto
digital dgn ortofoto
software digital
Data DEM jg PCI
sudah
dirapatkan
Kemiringan Interval
0 – 2% 0,5 m
2 – 5% 1,0 m
5 – 20% 2,0 m
Lebih curam dari 20% 0,0 m
N o m o r p ila r (B M ) T R 24 2m m
4 2 .7 6 2m m
T in g gi p ila r (B M ) 3m m
9.1 Kartografi
Kartografi adalah etiket peta yang harus ada sesuai kaidah umum yang
dipenuhi sebuah peta dengan ketentuan sebagai berikut :
Simbol harus dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah kartografi
yang sudah ditetapkan.
Data dan informasi harus sesuai dengan informasi lapangan.
Penulisan nama-nama geografik jalan dan bangunan dll, harus sesuai
dengan data lapangan.
Semua detail planimetris di gambar sesuai dengan symbol yang telah
ditentukan.
Semua keterangan dalam bentuk teks dicantumkan sesuai dengan
ketentuan ukuran dan ketebalan teks yang telah ditentukan.
Pemberian symbol pada daerah cukup luas diwakili dengan beberapa
symbol dan di distribusikan merata.
Detail dalam satu lembar harus bersambung pada lembar sebelahnya.
Selain kaidah-kaidah tersebut diatas terdapat pula ketentuan-ketentuan
khusus yang digunakan sebagai berikut :
Pembagian dan penomoran lembar peta skala 1 : 5.000.
Ukuran peta (50x50)cm.
Interval kontur peta garis 0.5 m.
Jika terdapat dua atau lebih garis batas administrasi pada satu lokasi,
hanya garis batas administrasi yang paling tinggi tingkatannya yang
digambar.
Jika garis batas administrasi berimpit dengan detail bersangkutan dan
jika garis batas terletak pada sungai, saluran air, selokan, atau jalan,
garis tersebut di gambar ditengah-tengah dua garis detail yang
bersangkutan atau sesuai hasil identifikasi lapangan.
Pojok atap bangunan di gambar siku-siku kecuali bangunan yang
arsitekturnya tidak siku-siku.
Areal yang di tumbuhi semak, pepohonan heterogen, digambar
dengan symbol pohon, jika pada areal tersebut terlihat garis batas
yang tidak jelas, misalnya antara semak dan ladang, semak dan
hutan, batas tersebut tidak perlu digambar kecuali jika areal tersebut
termasuk kawasan hutan yang jelas.
9.2 Tata Letak Peta Garis Digital Skala 1 : 5.000 dan Skala 1 :
20.000
Tata letak peta garis digital skala 1 : 5.000 dan 1 : 20.000 maksudnya
adalah hubungan komponen peta yang disajikan dalam lembar peta,
ketentuannya sebagai berikut :
PEMETAAN TERESTRIS
DAFTAR ISI
PEMETAAN TERESTRIS
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum.
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.3 Basis Survey
1.1 Umum
Pemetaan teristris maksudnya adalah semua data yang diperlukan untuk
membuat peta sesuai dengan skala yang diinginkan, yang diperoleh
dengan jalan melakukan pengukuran langsung di lapangan (darat),
dimana pelaksana pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan
perlengkapan serta juga bahan-bahan yang memenuhi syarat dan
ketepatan dan standar ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan
teknis. Hasil pengecekannya, alat yang digunakan, harus dilampirkan
termasuk jenis-jenis alat dan nomor-nomor seri.
Pelaksana pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat
latihan dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai
pekerjaan yang diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang
sedang dilatih dapat digunakan asalkan mereka berada dalam
pengawasan yang sebagaimana mestinya.
Pelaksana pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas
tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin
terpenuhinya ketentuan teknis yang telah ditetapkan, bila ternyata
ketentuan teknis tidak terpenuhi menurut penilaian pihak pemilik
pekerjaan maka pelaksana pekerjaan harus menanggung biaya pekerjaan
tambahan.
4.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus di nilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan di nilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas.
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS di koreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
4.7.1 Pencatatan
1) Seluruh proses perhitungan koordinat (x,y) dalam proyeksi UTM,
tinggi (z) terhadap permukaan air laut rata-rata, azimut matahari, dan
perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat merk
apa saja yang berlaku di Indonesia.
2) Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan hasil hitungan
dengan menggunakan software dari distribualat alat merk apa saja
dalam bentuk softcopy VCD atau DVD.
3) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan ke lembar
pengamatan sementara pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut
nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-
penjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan
udara, seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tanda tangan
pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan.
4) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan
kepada pihak pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang
telah di ulang,yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas
sehingga bisa saling dicocokkan.
4.7.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu di reduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik
dan di periksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan,
reduksi koordinat (x,y) termasuk juga koreksi kesalahan titik nol alat,
dan koreksi faktor skala dimana dianggap perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu di reduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, di sertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
pekerjaan, hasil pengamatan harus di simpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah di cari bilamana diperlukan dikemudian
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
6.1 Kartografi
1) Ukuran peta (50x50) cm, garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm
dengan ukuran (10x10) mm, garis sambungan peta 10 cm, skala
peta 1 : 2.000 di buat grafis dan numeris, indek peta dengan ukuran
yang sudah ditentukan, informasi legenda sesuai dengan yang ada
di lembar peta , keterangan titik referensi harus ada disetiap
lembar peta dicantumkan dibawah legenda.
2) Semua benchmark, titik ikat horizontal bakosurtanal, dan titik tinggi
bakosurtanal yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda
yang telah ditentukan dan di lengkapi dengan elevasi (z) dan
koordinat (x,y).
3) Pada setiap interval 5 (lima) garis kontur di buat tebal dari garis
kontur lainnya dengan ketebalan ukuran yang telah ditentukan dan
ditulis angka elevasinya.
4) Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan ketentuan
Direktorat Irigasi dan sesuai dengan topografi yang ada di lapangan.
5) Penarikan kontur cukup 2.5 m untuk daerah datar dan 5 m untuk
daerah berbukit dengan ketebalan yang sudah ditetapkan serta
harus tercantum data elevasi.
6) Gambar/peta situasi skala 1 : 2.000 digambar di atas kertas
transparan stabil atau sesuai dengan keinginan pemilik pekerjaan
dengan ukuran A-1.
7) Gambar konsep (draft) lengkap Skala 1 : 2.000 dan titik pengukuran
poligon utama dan raai/voorstraal harus dilakukan di atas kertas
transparan stabil untuk di setujui pemilik pekerjaan.
8) Gambar kampung, sungai, rawa buatan alam dan manusia harus
diberi nama yang jelas dan harus diberi batas.
9) Peta ikhtisar skala 1 : 10.000 di gambar dengan cara pengecilan
peta skala 1 : 2.000 menggunakan software dari distributor merk
apa saja yang berlaku di Indonesia pada kertas transparan stabil.
10) Pada peta ikhtisar skala 1 : 10.000 harus tercantum nama kampung,
nama sungai, benchmark, jalan, jembatan, rencana bendung dan
lain-lain tampakan yang ada di daerah pengukuran dengan interval
kontur cukup tiap 12,5 m untuk daerah datar dan 25 m untuk
daerah berbukit, grid peta ikhtisar tiap 10 cm.
11) Lembar peta harus di beri nomor urut yang jelas dan teratur serta
format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh pemilik pekerjaan.
12) Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai di gambar
dengan sistem koordinat, tidak diperkenankan di gambar dengan
cara grafis.
1.1 Umum
Pengukuran rencana trase saluran ada 2 (dua)
pendekatan yaitu sistem kontur dan sistem
Intersection Point (IP), untuk efisiensi pekerjaan luas
Irigasi di bawah 10.000 ha gunakan sistem kontur
sedangkan untuk luas Irigasi di atas 10.000 ha
gunakan Sistem IP yang maksudnya adalah untuk
memberikan kepastian perencanan saluran utama dan
sekunder termasuk bangunan yang harus ada
disaluran tersebut, demikian juga dengan pengukuran
rencana saluran tersier.
Dalam hal ini diperlukan data-data situasi sepanjang
trase tersebut dengan lebar kiri-kanan trase yang
sudah ditentukan dan data-data potongan
memanjang/melintang sehingga diperlukan koordinat
(x,y) dan tinggi (z) yang memenuhi syarat dengan
ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan teknis.
Pelaksana pekerjaan harus mempekerjakan personil
yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta
cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang
diberikan sehingga dipelukan sertifikasi keahlian
termasuk manajer poyek yang mempunyai keahlian
manager proyek dipekerjakan selama masa kontrak
berlangsung.
Pelaksana pekerjaan harus dapat memberikan hasil
yang berkualitas sesuai dengan ketentuan teknis,
pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk
menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah
ditetapkan, bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi
menurut penilaian pihak pemilik pekerjaan maka
pelaksana pekerjaan harus menanggung risiko
pengulangan pengukuran.
4.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama
dari analisis ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh
perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
4.6.1 Pencatatan
1) Seluruh proses perhitungan koordinat (x,y) dalam proyeksi UTM,
tinggi (z) terhadap permukaan air laut rata-rata, azimut matahari, dan
perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat merk
apa saja yang berlaku di Indonesia.
2) Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan hasil hitungan
dengan menggunakan software dari distributor alat alat merk apa saja
dalam bentuk softcopy VCD atau DVD.
3) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan ke lembar
pengamatan sementara pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut
nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-
penjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan
udara, seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tanda tangan
pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan.
4) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan
kepada pihak pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang
telah diulang, yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas
sehingga bisa saling dicocokkan.
4.6.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu di reduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik
dan diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan,
reduksi koordinat (x,y) termasuk juga koreksi kesalahan titik nol alat,
dan koreksi faktor skala dimana dianggap perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu di reduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, disertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
pekerjaan, hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah di cari bilamana diperlukan dikemudian
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
3) Indeks kontur harus ada pada interval 10 m pada semua hal kecuali di
mana keseluruhan pemetaan harus digambarkan dengan kontur 0,5
dan 1,0 m maka indeks kontur harus ada pada interval 5 m.
4) Kriteria yang diberikan hanya merupakan panduan saja, tujuannya
adalah untuk menjaga kesamaan garis kontur pada seluruh lembar
peta (kecuali di daerah yang sangat curam/terjal), walaupun demikian
perubahan interval dalam lembar peta akan diizinkan dalam hal
adanya perubahan kecuraman menyeluruh dalam suatu daerah tetapi
tidak dalam hal perubahan kemiringan setempat.
5) Semua garis kontur harus benar sesuai dengan ketentuan dalam
penarikan interval kontur, dan sekurang-kurangnya 85% dari semua
kontur harus mempunyai harga yang sesuai dengan harga ½
(setengah) interval kontur apabila dicek berdasarkan hasil pengukuran
lapangan dengan alat ukur sipat datar yang diikatkan dari kontrol titik
tetap (benchmark) yang terdekat, semua kontur tersebut harus masuk
toleransi dengan pergeseran dalam perubahan posisi vertikalnya yang
telah diplot tidak lebih dari 0,5 milimeter atau 1/10 jarak mendatar
antara kontur tersebut dan dimana saja di dalam skala peta yang
dianggap lebih besar dapat diterima.
6) Apabila ada 2 (dua) kontur atau lebih yang berdekatan dan hampir
berimpit (misalnya batas kampung, tanggul, jalan, kelokan saluran)
kontur digambarkan dengan garis putus-putus .
7) Detail mengenai metode kontur yang digunakan harus jelas
dicantumkan pada semua lembar peta, termasuk informasi mengenai
datum (duga) titik tinggi dan sumber informasi yang dipakai.
8) Titik rincik harus digambar selambat-lambatnya sebelum
penggambaran halus garis kontur dan sebelum dilakukan interpolasi
garis kontur atau editing.
9) Titik rincik harus ditulis dengan menggunakan ukuran 1,5 mm, letak
titik rincik harus diindikasikan sampai dengan fraksi desimal, jika
bentuk detail terganggu oleh harga titik rincik maka angkanya dapat
ditulis di sebelahnya.
10) Semua garis kontur digambar dengan menggunakan ukuran 0,1 mm
kecuali untuk indeks kontur digunakan ukuran 0,3 mm, harga-harga
garis kontur dituliskan hanya pada indeks kontur setiap lima garis
kontur.
11) Harga-harga garis kontur dituliskan dengan arah dari puncak ke
lereng, secara kasar untuk pengarahan, diperlihatkan sebagai berikut
:
Benar Benar salah
29 32 28
30 31 29
indek kontur 31 30 30
0.5m kontur
1m kontur 32 29 31
Benar Benar salah
12) Garis kontur harus berhenti pada jalan-jalan raya dan sungai-sungai
besar, dalam hal ini garis kontur tidak boleh digambarkan memotong
sungai tetapi harus berhenti pada salah satu tebing sungai dan
selanjutnya bersambung pada tebing sungai yang di seberang lainnya.
N o m o r p ila r (B M ) T R 24 2m m
4 2 .7 6 2m m
T in g gi p ila r (B M ) 3m m
7.5.1 Perhitungan
Koordinat masing-masing titik potongan harus di ukur dengan system
proyeksi seperti peta dasar skala 1 : 2.000, perhitungan dilakukan
dengan metode Bowdich.
Kontrol horizontal akan mencakup :
Sudut rata-rata dan jarak rata-rata aritmatik metode stadia dan pita
ukur.
Cek penutup sudut untuk jaring-jaring tertutup (closed loop).
Cek azimut antara titik ikat atau azimut matahari.
Perataan kesalahan penutup.
Perhitungan ∆x, ∆y untuk mencek penutup planimetris.
Kontrol tinggi akan mencakup :
Cek perhitungan untuk ∑ bidikan ke belakang, ∑ bidikan ke muka, ∑
∆h.
Perhitungan ∆h untuk seksi-seksi antara dua benchmark.
Perhitungan jaring-jaring (loop).
Seluruh titik poligon harus di hitung dengan proyeksi yang sama
dengan skala 1 : 2.000.
Konsultan boleh menggunakan system yang umum di pakai di daerah
setempat dengan seizin pemilik pekerjaan.
Koordinat-koordinat sistem proyeksi tidak boleh memakai metode
grafis.
Jarak dan tinggi tempat akan dihitung dengan metoda trigonometris
dan tacheometri.
7.5.2 Penggambaran
Konsep peta dan gambar harus di buat pada kertas millimeter yang
berkualitas baik.
Titik poligon di gambar dengan titik poligon koordinat bukan dengan
metode grafik kecuali untuk titik tinggi.
Jalur poligon dan kontrol vertikal harus di gambar pada peta.
Titik tinggi harus di plot pada peta hingga sentimeter.
Lembar indeks peta di gambar berdasarkan grid peta.
Pertampalan (overlap) peta adalah 5 cm.
Garis-garis kontur diplot dengan menginterpolasikan permukaan tanah
asli sawah bukan dari tanggul sawah.
Keterangan peta (legenda) harus sesuai dengan yang digunakan
dalam Buku Petunjuk Perencanaan Peta Tersier dari Direktorat Irigasi.
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.3 Basis Survei
1.1 Umum
Pemetaan situasi sungai dilaksanakan minimal
sepanjang 2 (dua) km (satu km ke arah upstream dan
satu km ke arah downstream dari rencana bendung)
dengan skala 1 : 2.000 sedangkan pemetaan lokasi
bendung dilaksanakan minimal sepanjang 1 (satu) km
(0.5 km ke arah upstream dan 0.5 km ke arah
downstream dari rencana bendung) dengan skala 1 :
500, hal ini untuk menunjang perencanaan bendung
dan komponen lainnya.
Dalam hal ini data-data situasi sepanjang sungai dan
lokasi bendung dengan lebar kiri-kanan sungai yang
sudah ditentukan dan data-data situasi lokasi
bendung sehingga diperlukan koordinat(x,y) dan
tinggi(z) serta situasi lokasi yang memenuhi syarat
dengan ketelitian yang telah disetujui dalam
ketentuan teknis.
Pelaksana pekerjaan harus mempekerjakan personil
yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta
cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang
diberikan sehingga dipelukan sertifikasi keahlian
termasuk manajer poyek yang mempunyai keahlian
manager proyek dipekerjakan selama masa kontrak
berlangsung.
Pelaksana pekerjaan harus dapat memberikan hasil
yang berkualitas sesuai dengan ketentuan teknis,
pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk
menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah
ditetapkan, bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi
menurut penilaian pihak pemilik pekerjaan maka
pelaksana pekerjaan harus menanggung risiko
pengulangan pengukuran.
3.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
3.7.1 Pencatatan
1) Seluruh proses perhitungan koodinat (x,y) dalam proyeksi UTM, tinggi
(z) terhadap permukaan air laut rata-rata, azimut matahari, dan
perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat merk
apa saja yang berlaku di Indonesia.
2) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan di fotocopi dari rekaman
software dimasukkan ke lembar pengamatan sementara pekerjaan
berlangsung, hal ini menyangkut nama pengamat, tanggal, nomor
titik, nomor alat juga penjelasan-penjelasan lainnya seperti ketinggian
alat, temperatur dan tekanan udara, seluruh lembar data harus
disertai tanggal dan tanda tangan pengamat dan orang yang telah
melakukan pemeriksaan.
3) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan dalam
bentuk hardware dan VCD/DVD diserahkan kepada pihak pemilik
pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang telah diulang, yang
disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas sehingga bisa saling
dicocokkan.
3.7.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu direduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik dan
diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan, reduksi
koordinat (x,y) termasuk juga koreksi kesalahan titik nol alat, dan
koreksi faktor skala dimana dianggap perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu direduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, disertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
pekerjaan, hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah dicari bilamana diperlukan dikemudian
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
5.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap
besaran undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang
ada disekitar lokasi.
150
titik tetap
benchmark
20
30
400
30
20
kerangka penyangga plastik kuning
dari kayu atau kaso yellow plastic sheets
wooden supports
150
150 50 30 20 150
400
20
SKETS :
u
KH 26/1
POHON
KH 26
19.8m
KH 25/8 rumah
A B pagar
SETAPAK
JALAN
135 mm 58 mm CATATAN
95 mm 1. FP 26 A terletak di samping atap
rumah, ± 2,5 m. diatas tanah. Titik
baik untuk (x,y).
2. FP 26 B . terletak di daerah datar di
antara rumah dan pagar, dan di
172 mm tengah - tengah jalan setapak.
Daerah datar sekitar 3 meter. Titik
baik untuk (z)
SEKSI 1
No. Negatif Roll DDDD DDDDD. Tipe Kamera DDDDDDDDDDD
Nomor-nomor Exposure DDDDD.. Kamera P.D DDDDD DDDDDD
Tanggal Pemotretan DDDDDDD. Tanggal Uji Coba DDDD DDD D..
Tinggi Terbang DD DD DD DDD.. Alat Uji Coba & No. DDDDDDDD
SEKSI 2
3 4
PENYETELAN PERALATAN : 5 6
3 4
+1 2+
5 6
10
10 20 10
beton 1:2:3
20 40
Concrete
10
15 pelat marmer 12x12cm
marble plate
20
setiap penandaan azimut tertentu, harus terlihat dari titik tetap ybs
one azimuth mark to be visible from every benchmark
75
beton
concrette
ukuran dalam cm
dimention in cm
DISKRIPSI BENCHMARK
KH 42 merupakan pilar yang tetap,
dengan ukuran 1.0 x 0.2 x 0.2 meter.
Tinggi pilar dari atas permukaan tanah
kira-kira 0,23 meter
20
25
Tanah Asli
10
8
Foto Benchmark
68
15
20
Pasir
Ukuran Cm
40
ke buaymadang
KH 42 mag74°
KH 42/1
°
251 /326 m
12 KH 41
A 42 25
m
33 Pagar kayu
ke Tanah m
Merah
U U SEKOLAH
KE MARTAPURA
TT titik ikat
TT
BM tie poin
BM
50 50
m m
daerah yang di ukur
bertampalan 100m daerah dalam garis
surveyed areas to overlap by 100m putus-putus dan 50 m
di luarnya harus diukur
area within packed line
including 50 m outside to
be surveyed
perbesaran terhadap
skala peta (kurang lebih)
enlargement to mapping scale
(approx)
titik ikat
tie point
ng
3.80 a
pu
m
4.12 b a ta
ka
s
c S .9
2.48 4.20 b
4.20
jalan
road sungai
river/stream
sawah
c rice field d
Gambar 10 Lokasi Titik-titik Tinggi
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
RUN 4
A
10
DESA R UN
C
13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
RUN 5
RUN 6A
RUN 6 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
KOTA
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
RUN 7
BLOCK NAME
SELECTED AERIAL PHOTOGRAPHY DIAGRAM
Gambar 11 Contoh Ikhtisar dari Diagram Foto Udara yang Telah Diseleksi
(49) (50) (51) (52) (53) (54) (55) (56) (57) (58)
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
RUN 4
01
69004 71
311050
43040 63040 83000 103040 123040 143040 163040 183040 203040 223040 243040
131050 151050 171050 191050 211050 231050 251050 271050 291050 18001 7 ) 331050
13 A
70
( 10
00
U N
4
13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 R 33
01(74)
RUN 5 (64) (65) (66) (67) (68) (69) (70) (71) (72) (73) 73
97
00
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
4
(102) (103) (104) (105) (106) (107) (108) (109) (110) (111) (112)
RUN 7
70
( 1
0
UN
04
RUN 5 13
(64)
15
(65)
17
(66)
19
(67)
21
(68)
23
(69)
25
(70)
27
(71)
29
(72)
31 R
(73)
33
01(74)
73
97
00
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
4
(102) (103) (104) (105) (106) (107) (108) (109) (110) (111) (112)
RUN 7
JALUR :
ALAT :
ATAU 00 02
PROYEK : 100251
LEMBAR : 0.0
P
salah benar
wrong right
10 cm
lembar. Karena peta yang dibuat adalah merupakan
satu seri peta.
10 cm 10 cm
300 320
h. Ketebalan penarikan garis harus tetap, sehingga garis
325
315
betul-betul hitam. Hal ini penting sebab garis yang 310 310
320
35 315
bersinggungan.
0
30
salah benar
wrong right
j. Penggambaran arah aliran air sungai :
- Bila sungai digambar dengan 2 garis, maka simbol
aliran air yang berupa anak panah diletakkan di
antara kedua garis.
salah benar
- Bila sungai digambar 1 garis simbol anak panah
wrong right
100 100
k. Penyebaran simbol pada tata guna tanah harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
bertumpukan dengan simbol lainnya. 75
75
salah benar
wrong right
530.500
531.000
531.500
532.000
532.500
20
9 8 0 .0 0 0 9 8 0 .0 0 0
10 m m
9 7 9 .5 0 0 10 m m 9 7 9 .5 0 0
T R IG (w )
9 7 9 .0 0 0 9 7 9 .0 0 0
. B M (w )
20 20
9 7 8 .5 0 0 9 7 8 .5 0 0
)
(w
E
AM
N
ER
IV V IL L A G E N A M E (w )
R
9 7 8 .0 0 0 9 7 8 .0 0 0
9 7 7 .5 0 0 9 7 7 .5 0 0
530.000
530.500
531.000
531.500
532.000
532.500
20
P e tu n ju k S ka la
L embar 1 :5 0 0 0
P E TA IN D E X K E TE R A NG A N N AM A P RO YEK
20
CATATAN :
1. Citra ortofoto, tinggi titik rincikan dan kontur tidak dimasukkan dalam contoh
ini agar lebih jelas.
2. Huruf (W) menunjukkan bahwa nama satu identifikasi ditulis dalam suatu
bentuk citra stensil (ialah : putih di atas bayangan positif atau peta ortofoto),
kecuali apabila detail positifnya menggunakan warna pucat di mana tulisan
huruf harus tampak hitam.
3. Lihat bag. 8.4 untuk hal-hal yang terserah kepada pihak Pelaksana
Pekerjaan.
527.500
525.000
522.500
520.000
C D E F
20
980.000 980.000
977.500 977.500
975.000 975.000
20 20
972.500 972.500
970.000 970.000
530.000
527.500
525.000
522.500
520.000
20
P ETA INDEX
U
NAMA P ROYEK
10 K ETERANGAN
S kala
1:20000 O rthophoto Map
W ith 5 m
20
CATATAN :
1. Citra ortofoto dan kontur tidak dimasukkan dalam contoh ini agar terlihat
lebih jelas.
2. Catatan harus menjelaskan bahwa peta ortofoto skala 1 : 20.000 ini berasal
dari peta ortofoto skala 1 : 5.000