Anda di halaman 1dari 2

PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

DALAM MENYIKAPI KONTROVERSI GOLPUT DI WILAYAH


MAHASISWA
Oleh : Hendi Indra Prasetya1
Demokrasi menjadi salah satu sistem politik yang paling banyak dianut oleh
negara - negara di dunia, termasuk di Indonesia. Secara sederhana demokrasi diartikan
sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pilar yang menjadi
prasyarat berjalannya sistem politik demokrasi adalah pemerintahan yang terbuka,
akuntabel dan responsive serta berkembangnya civil society dalam masyarakat, dan
adanya penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala.2
Dalam proses pemilihan umum ini, pasti ada pihak yang menyelenggarakan, jika
bersinggungan dengan demokrasi, pihak penyelenggara tersebut adalah komisi
pemilihan umum atau yang lebih dikenal dengan singkatan KPU. KPU adalah sebuah
lembaga yang terdiri dari sekumpulan orang yang independent dan bertugas dalam
menanggungjawab proses pemilihan dari tahab sebelum - saat - sampai sesudah
pemilihan. Proses sebelum pemilihan adalah langkah - langkah yang mereka kerjakan
sebelum pemilihan itu dilakukan. Misalnya memferifikasi kelayakan calon pemimpin
atau kelayakan sebuah Parpol yang mengikuti pemilihan umum, menyediakan surat
suara dan lain lain.3
Penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala menjadi prasyarat sistem
politik demokrasi, karena di dalam salah satu sarana kedaulatan rakyat terdapat
pemilihan wakil dan pemimpin untuk mampu menjalankan pemerintahan yang apa
mereka dambakan. Dalam figur - figur ketidak tahuan masyarakat ini khususnya para
mahasiswa enggan memberikan suara mereka dalam pemilihan pemimpin mereka,
kandidat - kandidat yang dicalonkan dalam pemilihan umum dalam ketidakpercayaan
masyarakat pada parpol maupun figur secara umum memicu terjadinya ranah golput dan
unsur keterpaksaan seakan dalam memberikan suara mereka.
Dalam hal tersebut ranah image KPU harus diubah sehingga mampu menekan
angka jumlah golput pada Pemilu. Salah satu sistem pemilihan yang terbaru adalah

1
Essay ini dibuat oleh Hendi Indra Prasetya mahasiswa fakultas hukum, UMY
2 sadewi widyani. “Dunia-Ku: Essay Tentang Pemilu”, http://sadewiwidyani.blogspot.com/2014/06/essay-tentang-
pemilu.html?m=1, diakses pada tanggal 18 september 2018 pukul 21.07
3 Al Kindi, “Observatory: Catatan Kecil, KPU fakultasm, Apa itu?”, http://antrhop-boy.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-

false-en-us-x-none.html?m=1, diakses pada tanggal 18 September 2018, pukul 21. 11


dengan mengenakan atau menggunakan sistem CAT pada sama halnya dengan
pelaksaanan ujian berbasis Internet atau sistem komputer pemilihan umum.4
Setiap calon pemilih bukan lagi menggunakan kertas pilihan suara atau paku
melainkan dengan menggunakan ceklis pointer serta menggunakan NIM sebagai
barkode. Setiap calon pemilih dapat mengakses biodata diri mahasisswa yang hendak
memilih atau perekaman suara tanpa menunjukan data KRS. Metode ini sangat mampu
mengefektifkan waktu serta meminimumkan angka golput dalam pemilihan
suara.khususnya mampu memahamkan kepada mahasiswa, bahwa suara mereka sangat
berharga dalam menyongsong pemimpin yang hendak membawa arah peradaban
demokrasi yang bersinergi terbuka, amanah, serta mampu menghadirkan keadilan di
dunia sistem politik.
Disisi lain, penggunaan surat suara dalam pemilihan umum mampu juga
memerlukan dana yang cukup besar untuk mencetak beberapa lembaran surat suara.
Sangat disayangkan dalam pencetakan surat suara tersebut sangat jauh diharapkan target
persenisasi suara yang terbuang kosong dilewatkan hanya oleh golput mahasiswa.
Komisi Pemilihan Umum dalam hal ini menjadi salah satu lembaga yang mampu
menyelenggarakan pemilihan umum yang bermetode terbuka, akuntabel dan responsive
mengurung suara kosong yang sangat itu disayangkan. Pemikiran -pemikiran tersebut
menjadi ranah tugas inisiatif KPU selaku lembaga yang independent dan non-partisipan
dalam menyikapi golput yang terjadi di rumah Mahasiswa ini. mandiri, jujur, adil,
kepastian hukum, tertib penyelenggara pemilu menjadi asas yang sangat untuk
diterapkan dalam penyelenggaraan pemilu.
Sebuah perubahan selalu dibarengi dengan adanya pro dan kontra. Apapun itu
yang dilaksanakan dua hal tersebut selalu berbarengan tak dapat dipisahkan satu sama
lain. Namun, ketika kita sudah memilih untuk melakukan perubahan , tentunya kita
harus siap untuk menerima konsekuensi yang ada serta meminimalisir kelemahan -
kelemahan sistem tersebut. Memilih berubah adalah sebuah keputusan yang tepat untuk
menghentikan aksi Golput yang selama ini menjadi pemenang dalam pemilu.5
Mewujudkan KPU yang independen kreatif dalam menyediakan tempat suara adalah
hal yang paling mendasar dimiliki KPU.

4 Ibid Dunia-Ku: Essay Tentang Pemilu. alenia ke 5 (dengan sedikit pengubahan isi)
5 Ibid Dunia-Ku: Essay Tentang Pemilu. alenia ke 12 ( dengan sedikit pengubahan isi)

Anda mungkin juga menyukai