Anda di halaman 1dari 21

Toyota Kijang

Toyota Kijang

Toyota Kijang (Kerjasama Indonesia-


Jepang)[butuh rujukan] adalah model
kendaraan niaga yang kemudian
bertransformasi menjadi mobil
keluarga buatan yang diproduksi
oleh Toyota Motor Corporation dari
Informasi Jepang, dan merupakan kendaraan
paling populer untuk
Produsen Toyota Astra Motor, Indonesia kelas minibus di Indonesia. Toyota
Kuozui Motors, Taiwan Kijang hadir di Indonesia sejak
tahun 1977 dan saat ini merupakan
Juga disebut Innova/Revo/Tamaraw (Filipina) salah satu model Toyota yang sukses
Zace (di Taiwan dan Vietnam) secara komersial hingga saat ini,
Innova/Unser (di Malaysia) sehingga berbagai varian dan
Qualis/Innova (di India) generasi mobil ini dapat ditemukan
Stallion/Condor (di Afrika)
dengan mudah di seluruh pelosok
Indonesia.
Masa produksi 1977-saat ini Kesuksesan Toyota Kijang telah
berdampak dengan munculnya mobil-
Penyalur daya mobil sejenis yang meniru konsep
dari Toyota Kijang (terutama dari segi
Transmisi Manual 4 percepatan nama hewan), misalnya Isuzu
Manual 5 percepatan Panther dan Mitsubishi Kuda yang
Otomatis 4 percepatan
memiliki kap mesin, serta Daihatsu
Zebra yang tidak memiliki kap mesin.
Otomatis 6 percepatan
Selain di Indonesia, sebelum
hadirnya "Innova", Toyota Kijang
memiliki versi internasional dalam
berbagai nama dengan bentuk yang sama, seperti di Malaysia dengan nama Toyota Unser,
Filipina dengan nama Toyota Tamarraw dan Revo, Taiwan dan Vietnam dengan nama Toyota
Zace, India dengan nama Toyota Qualis, serta Afrika Selatan dengan nama Toyota Stallion dan
Toyota Condor.
Versi Afrika Selatan (Stallion) dan Filipina (Tamaraw) juga telah muncul sejak 1977 dengan
kode KF-10. Versi Taiwan dan Vietnam (Zace) serta India (Qualis) telah muncul dengan kode
KF-50. Sejak 1997, beberapa versi internasional tersebut telah berganti nama, seperti Revo
(Filipina), Zace Surf (Taiwan dan Vietnam), Condor (Afrika Selatan), serta di Malaysia dijual
dengan nama Unser.
Daftar isi
1 Generasi Pertama (1977-1982)
2 Generasi Kedua (1982 - 1987)
4 Generasi Ketiga ( 1986 – 1996 )
4 Generasi Keempat (1997-2003)
4.1 Generasi kelima (2004-2015)
4.1.1 Konsep Produksi
4.1.2 Penyempurnaan Produksi
4.1.2.1 Mesin dengan VVT-i
4.1.2.2 Mesin Diesel D4D
4.1.2.3 Immobilizer
4.1.2. 4 Belt
4.1.2.5 Pedal Gas Elektronik
4.2 Generasi keenam (2015-sekarang)
4.2.2
4.2.1Fitur
4.2.1.1Mesin
4.2.2.1 4.2.1.2Sistem Immobilizer
4.2.2.2 4.2.1.3Keamanan
4.2.2.3 4.2.1.4Vehicle Stability Control
4.2.2.4 4.2.1.5Hill Assist Control
4.2.2.5 4.2.1.6Single Belt
4.2.2.6 4.2.1.7Telescopic Steering Wheel
4.2.2.7 4.2.1.8Pedal Gas Elektronik
4.2.2.8 4.2.1.9Ultrasonic Parking Sensor
4.2.2.9 4.2.1.10Shark Fin Antenna

4.3 4.3Total penjualan


4.3 4.4Ekspor
4.4 4.5Lihat pula
4.5 4.6Referensi
4.6 4.7Pranala luar

Generasi Pertama (1977-1982)


Model Toyota KF10 di Filipina yang menggunakan nama "Tamaraw"

Informasi

Juga disebut Toyota Kijang Buaya


 Toyota Tamaraw

 Stallion

Masa produksi 1977-1982

Model untuk tahun 1977-1982

Perakitan Jakarta, Indonesia

Bodi & rangka

Bentuk kerangka Pikap 2 pintu (1977)

MPV 4 atau 5 pintu (1980)

Penyalur daya

Mesin/Enjin 1.2 L (1,166 cc) 3K bensin

Transmisi transmisi manual 4 percepatan

Kronologi

Penerus Toyota Kijang KF 20


Toyota Kijang diluncurkan pada Pekan Raya Jakarta 1977 dengan disaksikan oleh Presiden RI,
Soeharto, dan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, yang mana pada saat itu terdapat keraguan
dari para perancangnya tentang apakah Toyota Kijang dapat diterima oleh pasar Indonesia.
Keraguan tersebut disebabkan karena Mitsubishi Colt merupakan jenis kendaraan yang
mendominasi pasar mobil minibus di Indonesia pada saat itu. Toyota Kijang menerapkan
konsep pick up dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki "Kijang Buaya" karena
model buka-tutup kap mesin depan pada hidung mobil (bonnet) yang mirip dengan mulut buaya
apabila kap mesin depan sedang dibuka. Kijang generasi perdana ini diproduksi sejak 1977
hingga 1982.
Pada awal peluncurannya, total produksi Toyota Kijang hanya berjumlah 1.168 unit. Kemudian,
perlahan-lahan, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit pada tahun 1978. Jumlah produksi
Toyota Kijang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kehadiran Toyota Kijang sebagai kendaraan
multifungsi/serbaguna yang mudah perawatannya membuat permintaan terus meningkat.
Toyota Kijang lahir sebagai kendaraan dengan konsep Basic Utility Vehicle. Toyota Kijang
cocok sebagai kendaraan dengan konsep serba guna dan mudah untuk dirawat. Kehadiran
Toyota Kijang sejalan dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia untuk menerapkan
konsep pembangunan ekonomi melalui pengembangan motorisasi dan otomotif di Indonesia,
khususnya melalui konsep Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS).
Model Toyota Kijang KF10 nyaris berbentuk mirip dengan kotak buah yang ditempeli dengan 4
buah roda dan jendela yang ditutupi dengan kain terpal pada sisi-sisi pinggirnya. Rancangan
awal kendaraan ini sangat sederhana. Toyota Kijang ini memiliki pintu yang seolah-olah
ditempelkan begitu saja dengan badannya, dengan engsel pintu yang mirip engsel pintu rumah
yang berbunyi mendecit bila dibuka. Terlebih lagi, pada saat itu, pintu mobil tidak dilengkapi
kunci maupun alarm sebagai sistem keamanannya, meski pada generasi selanjutnya yang
sudah dimodifikasi dilengkapi dengan kunci pintu serta engkol pintu yang masih mirip pintu
rumah serta kaca pada pintu mobil.
Posisi pengemudi pada Toyota KF10 terletak terlalu menengah dengan tongkat perseneling
untuk transmisi mesin yang sulit dijangkau. Mesin yang digunakan adalah mesin Toyota
Corolla pada zamannya dengan tipe 3K berkapasitas 1200 cc dengan transmisi 4 percepatan.
Setelah sukses dengan model bak terbuka (pick up), maka pada tahun 1980, Toyota Kijang
mulai dimodifikasi menjadi mobil penumpang, terutama yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan karoseri mobil sebagaimana halnya mobil-mobil niaga pada masa itu, yang mana
rancangan bodi tidak ditangani oleh pabriknya secara langsung. Sebagai contoh, mobil ini
digunakan sebagai angkutan umum di Palembang dan Balikpapan. Selain itu, Toyota KF10 juga
memiliki beberapa versi internasional seperti Tamaraw di Filipina dan Stallion di Afrika Selatan.

Generasi Kedua (1982 – 1987 )


Toyota Kijang KF20
Informasi

Produsen Toyota

Juga disebut Toyota KF20

Masa produksi 1982-1987

Model untuk tahun 1982-1987

Perakitan Jakarta, Indonesia

Bodi & rangka

Kelas MPV,Pick Up

Bentuk kerangka Pikap 2 pintu

MPV 4 atau 5 pintu

Tata letak Mesin Depan Penggerak Roda Belakang

Penyalur daya

Mesin/Enjin 1.3 L (1,290 cc) I4 4K bensin

1.5 L (1,486 cc) I4 5K bensin (1985-1986)


Transmisi Transmisi manual 4 percepatan

Kronologi

Pendahulu Toyota Kijang KF10

Kijang KF20 Pick Up

Toyota Kijang KF20 mulai dijual pada 1982. Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibanding
model KF10, namun memiliki beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan
kapasitas silinder mesin sebanyak 100 cc menjadi 1300 cc, kemudian kapastias silinder
dinaikkan kembali sebanyak 200 cc menjadi 1500 cc.[1]
Walaupun mobil ini disebut-sebut memiliki banyak perubahan, namun masih memiliki bentuk
yang tidak jauh berbeda dengan model KF10. Lampu mobil masih bulat di samping depan
kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA pada bagian depan. Garis pada
bonnet juga masih simpel dan curam. Meski bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan
penuh hingga bagian tepi hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya.
Toyota Kijang KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan yang diambil dari sebuah serial kartun
bertokoh Doyok pada harian Pos Kota) sehingga dikenal juga sebagai Kijang Doyok. Pintu lebih
manis dengan dilengkapi kaca serta engselnya tidak lagi mirip engsel pintu rumah dan
dilengkapi kunci. Dengan mesin 4K berkapasitas 1300 cc, Toyota Kijang masih
mempertahankan transmisi 4 percepatan dan suspensi double wishbone dengan pegas daun
pada bagian depan dan pegas daun under axle yang ditempatkan di bawah gardan pada bagian
belakang mobil.
Perjalanan mobil ini juga diiringi perkembangan baru seperti halnya disempurnakannya
transmisi dan diferential sekaligus menambah booster rem pada tahun 1983. Toyota juga
dikenal dalam perencanaan produknya sampai 5 tahun berikutnya yang dapat dilihat melalui
pengembangan mobil ini. Pada tahun 1984 mengadakan perubahan pada gril dan bumper,
termasuk pemakaian lampu kotak. Lampu sein yang pada produksi awal masih terletak di
bumper depan, kini naik ke grill mengapit tulisan TOYOTA.[2]
Sampai dengan 1983, permintaan terhadap model ini tetap tinggi, hingga akhirnya Toyota
melakukan perubahan pada mesin yang kemudian memakai tipe 5K dengan kapasitas 1500 cc,
namun tetap menghemat penggunaan bahan bakar.[3][2] Toyota Kijang KF20 juga menghadirkan
dua tipe minibus yang dikerjakan oleh perusahaan karoseri yang ditunjuk Astra, yaitu:
 Toyota Kijang Family: minibus 3 pintu (2 di depan dan 1 di samping kiri) dengan imbuhan
bagasi di bagian belakang yang sejatinya sebuah bukaan pada tempat plat nomor. Pada
tipe ini, semua kursi menghadap ke depan, dan dapat memuat 7 penumpang.
 Toyota Kijang Commando: minibus 4 pintu (dengan pintu paling belakang tipe ambulan
yang terbagi dua membuka ke kedua sisi), dengan kursi paling belakang saling berhadapan.
Mobil ini dapat memuat 8 penumpang. Tipe tersebut berlanjut hingga Kijang KF42.

Generasi Ketiga (1986-1996)


Toyota Kijang KF42 dan KF50

Toyota Kijang KF52

Informasi

Produsen Toyota

Masa produksi 1987-1997

Model untuk tahun 1987-1997

Perakitan Jakarta, Indonesia

Bodi & rangka

Kelas MPV, Pick Up

Bentuk kerangka Pikap 2 pintu

MPV 4 atau 5 pintu

Penyalur daya
Mesin/Enjin 1.5 L (1,486 cc) I4 5K bensin (1986-1996)

1.8 L (1,781 cc) I4 7K bensin (1996-1997)

Transmisi Manual 5 percepatan

Otomatis 4 percepatan

Dimensi

Jarak sumbu roda 2500 mm (98,4 in)[4]

Panjang 4425 mm (174,2 in) [4]

Lebar 1620 mm (63,8 in) [4]

Tinggi 1880 mm (74,0 in) [4]

Berat kosong 1470 kg (3241 lb) [4]

Kijang KF50 Pick Up

Toyota Kijang SSX (KF42)


Model Toyota Kijang generasi berikutnya dilempar ke pasaran dengan kode produksi KF42.
Toyota Kijang generasi ini bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih
modern. Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di Indonesia meski tidak
lagi diproduksi.
Pada generasi ini, konsep Kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan
penumpang sekalipun banyak Kijang generasi sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan
penumpang. Pada generasi ini juga masih terdapat varian pick up, meski tidak lagi menjadi
konsep utama Toyota Kijang seperti generasi sebelumnya. Di zaman/masa ini, bisa dikatakan
sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang, terutama sebelum banyak mobil
penumpang Built Up impor meramaikan pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi
Toyota atas model-model kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya
seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra di mana Kijang menjadi pilihan kuat konsumen saat
itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Super Kijang dan Grand
Extra dengan memiliki life cycle cukup panjang (lebih dari satu dekade) dibandingkan generasi
sebelumnya.
Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu yang kaku
mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body diperkenalkan untuk menekan penggunaan
dempul dalam proses pembuatannya hingga 2–5 kg dempul per mobil. Mesin pada awal
generasi ini masih memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi
yakni 63 hp dari sebelumnya 61 hp. Transmisi menghadirkan 5 percepatan, dan 4 percepatan,
yang sebelumnya hanya memakai 4 percepatan.
Pada generasi ketiga ini, Toyota Kijang memiliki varian yang cukup luas. Varian Commando,
dan Ranger. varian Commando sebagai ciri Toyota kijang ini memiliki '4 pintu' dengan plihan:
 Commando LSX (Kf50: 5 speed, Rem cakram depan).
 Commando SSX (KF40: 5 speed, Rem cakram depan).
 Commando LX (KF50: 4 speed).
 Commando SX (KF40: 4 speed).
Ada pula Varian "Ranger" yang memiliki ciri memiliki '3 pintu' dengan kode sasis 'KF40', dan
memiliki sistem percepatan 5speed (SSX), serta menggunakan sistem penghenti laju rem
cakram pada bagian depan. Varian 3 pintu ini sangat jarang ditemukan, karena diproduksi
hanya selama 3 tahun, antara 1987 sampai 1990 .
Peluncuran logo baru Toyota pada November 1989, yang menjadi ciri khas mobil Toyota sampai
saat ini. Selanjutnya pada tahun 1991, Super Kijang mengalami perubahan pada sistem kemudi
'Rack & pinion' agar sistem kemudi lebih ringan, dan penyempurnaan pada Axle 3 kople untuk
mengurangi getaran. Serta penambahan power steering. Super Kijang tersedia sampai Juni
1993.
Setelah Agustus 1992, Toyota memasuki generasi perbaikan bodi mobil yang disebut sebagai
Toyota Original Body. Sebuah proses pembuatan bodi mobil dengan mesin press dan metode
las titik. Sampai saat ini, bisa dikatakan satu-satunya Kijang yang bebas dempul. Pada masa ini
terjadi perubahan letak tangki bensin yang awalnya berada di bawah bemper belakang menjadi
di tengah samping kiri, sedangkan posisi ban serep yang semula diletakan di tengah samping
kiri dipindah menjadi di bawah bemper belakang.
Sementara untuk versi Deluxe (Toyota Kijang G) terdapat perubahan khususnya pada lampu
depan, grill, dan ditambahkan power steering pada kemudi yang meringankan pengemudi. versi
Grand Extra (sebagai Varian Tertinggi) memiliki ciri penamaan LGX (Long Grand Extra) SGX
(Short Grand Extra) terdapat penambahan tachometer, penambahan fender, Power Window,
Velg Alloy bermerek Enkei, dan AC double blower.
Pada bulan April 1995 terdapat penambahan variasi mesin yaitu tipe 7K berkapasitas 1800 cc
(naik 300 cc) yang lebih bertenaga, serta diberhentikan produksinya varian mesin 5k pada tahun
yang sama juga.
Selain itu, Toyota Kijang generasi ketiga juga menyediakan banyak rentang varian seperti: LX,
LSX, LGX (untuk sasis panjang) SX, SSX, SGX (untuk sasis pendek), khusus LX, SX (Kijang
Standar) dan pick up transmisi menggunakan 4 percepatan dan
menggunakan dashboard konvensional ala Super Kijang, serta penghenti laju rem tromol.
Selain tipe-tipe tersebut diatas juga terdapat beberapa tipe buatan karoseri lokal, yaitu Rover
(berubah menjadi RoverAce setelah mendapat keberatan dari produsen mobil Rover, Inggris),
Jantan (Roda Nada Karya), dan Toyota Kencana. Raider dan Jantan kebanyakan menggunakan
sasis panjang, Rover sasis pendek, dan Toyota Kencana mempunyai atap yang lebih tinggi
dibanding Kijang biasanya.
Sampai saat ini, Toyota Kijang ketiga (baik seri Super dan Grand Extra) masih banyak di
pasaran mobil di Indonesia dan masih dihargai mahal.

Generasi Keempat (1997-2003)


Toyota Kijang Kapsul

Informasi

Produsen Toyota

Masa produksi 1997-2005

Model untuk tahun 1997-2005

Perakitan Jakarta, Indonesia

Bodi & rangka

Bentuk kerangka Pikap 2 pintu


MPV 5 pintu

Penyalur daya

Mesin/Enjin 1.8 L (1,781 cc) I4 7K-C bensin OHV (tipe

Krista, LGX, SGX, SGX, SSX 1997-1999, tipe

LX, SX 1997-2005, tipe Pickup 1997-2007)

1.8 L (1,781 cc) I4 7K-E bensin SOHC (tipe

Krista 2000-2002, tipe LGX, LSX, SGX, SSX

2000-2005)

2.0 L (1,998 cc) I4 1RZ-E bensin SOHC (tipe

Krista, LGX 2000-2005)

2.4 L (2,446 cc) I4 2L diesel (tipe Krista, LGX,

LSX, LX, Pickup 1997-2005, tipe SGX 1997-

2000, tipe SSX 1997-2002)

59 kW (79 hp; 80 PS) (1.8 L, 7K)


Daya keluar
62 kW (83 hp; 84 PS) (1.8 L, 7K-E)

71 kW (95 hp; 97 PS) (2.0 L, 1RZ-E)

61 kW (82 hp; 83 PS) (2.4 L, 2L)

Transmisi manual 5 percepatan

otomatis 4 percepatan

Kronologi

Penerus Toyota Kijang Innova

Toyota Kijang LGX 2000-2002 (facelift)


Toyota Kijang LSX (KF82)

Toyota Kijang LGX 2003 (facelift)

Setelah bertahan dengan rancangan generasi ketiga, Kijang meluncurkan model berikutnya
dengan perubahan pada eksterior dan interiornya menjadi lebih aerodinamis pada tahun 1997.
Model ini akrab dipanggil "Kijang Kapsul". Total varian awalnya mencapai 18 model dengan
pilihan sasis (panjang/pendek) dan mesin yang berbeda (bensin/diesel).
Mulai Kijang generasi keempat ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau sebelumnya Toyota
Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi
ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat
seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Pada Kijang
yang dikenal sebagai Kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin
bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi sebelumnya dan Mesin diesel 2400cc (tipe 2L) tanpa
turbo milik Toyota HiAce yang membuat persaingan dengan Isuzu Panther untuk mobil keluarga
bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran Indonesia.
Pada Kijang versi tahun 1997 - 1999, mesin bensin masih menggunakan karburator, barulah
pada tahun 2000, tersedia mesin bensin dengan sistem injeksi elektronik, Electronic Fuel
Injection (EFI). Ada dua pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu 7K-E dengan kapasitas 1800cc
bertenaga 80 hp dan 1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc bertenaga 100 hp yang diambil
Dari Toyota Hilux. Meskipun mesin 1RZ-E secara teknologi lebih canggih jika dibandingkan
dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin 2000cc ini kurang laku di pasaran Indonesia karena
konsumsi bahan bakarnya yang dinilai lebih boros dibandingkan dengan tipe 7K-E. Kijang
2000cc ini hanya terdapat pada tipe SGX, LGX, dan Krista. Untuk tipe LX, SX, dan pick-up
keluaran 1997 - 1999, masih menggunakan transmisi manual 4 percepatan, sedangkan model
lainnya menggunakan transmisi manual 5 percepatan.
Perubahan mesin ini dinamai New Kijang EFI dengan mengubah desain lampu menjadi "lampu
kristal" yang menghilangkan lampu kabut built-in yang terdapat pada tipe LGX/SGX
sebelumnya. Lampu model ini juga terdapat pada lampu belakang, desain bumper baru, dan
juga desain velg roda yang berbeda serta seatbelt (sabuk keselamatan) pada jok penumpang
bagian tengah (varian SSX/LSX dan SGX/LGX). Selebihnya hampir sama dengan sebelumnya.
Opsi velg alloy racing 15" bermerek Enkei tersedia untuk varian LSX dan SSX. Facelift terakhir
mengubah bentuk lampu depan, lampu belakang diberi hiasan ala Toyota Land Cruiser, bumper
desain baru, kelir interior baru, desain setir baru serta menghilangnya varian Diesel tipe sasis
pendek dan varian mesin 1800cc untuk tipe Krista.
Pada versi Kijang Kapsul selain terdapat varian SX, SSX, SGX (sasis pendek) LX, LSX, LGX
(sasis panjang) dan pick up, ada juga varian Krista (berbasis varian LGX) dengan tambahan
over fender, warna body two tone dan interior lebih mewah dari LGX/SGX serta Rangga
(berbasis varian SSX) dengan tambahan over fender, warna body two tone dan ban serep ala
jip yang dipasang menempel pada pintu belakang. Krista menggunakan sasis panjang,
sedangkan Rangga menggunakan sasis Pendek. Pada generasi ini tipe karoseri RoverAce
(umumnya berbasis sasis pendek) dan Jantan Raider (umumnya berbasis sasis panjang) juga
masih diproduksi beberapa unit. Diproduksi juga Kijang dengan penggerak empat roda (4x4)
dengan basis LGX untuk pasar Afrika (Toyota Condor, 2000-2005). Model ini mengadopsi fitur
yang jauh lebih lengkap, bahkan airbag pengemudi dan AC climate control pun telah tersedia.
Mesinnya sama dengan pasar lain, namun khusus pasar Afrika ditawarkan mesin diesel
3000cc 5L pada varian 4x4.
Pada generasi keempat inilah Kijang mulai diekspor ke manca negara dengan berbagai nama,
kecuali untuk Brunei Darussalam yang tetap menggunakan nama Kijang,
yaitu Malaysia dan Singapura (Toyota Unser), Filipina (Toyota Revo), Taiwan (Toyota Zace
surf),Vietnam (Toyota Zace) dan Afrika Selatan (Toyota Condor 4x4)
Setelah Toyota Kijang Kapsul Minibus digantikan oleh Toyota Kijang Innova pada bulan
September 2004,[5] Toyota Kijang Kapsul Pickup 1.800cc masih diproduksi hingga awal tahun
2007,[6][7] dan Toyota Hilux Single Cabin 2.0 VVT-i diluncurkan sebagai penerus Toyota Kijang
Kapsul Pickup 1.800cc untuk memenuhi standar emisi Euro 2.[8]

Generasi kelima (2004-2015)

Generasi kelima
Informasi

Produsen Toyota

Juga disebut Toyota Kijang Innova

Masa produksi September 2004-Oktober 2015

Model untuk tahun 2005-2015

Perakitan Karawang, Indonesia

Bodi & rangka

Bentuk kerangka MPV 5 pintu

Platform IMV

Mobil terkait Toyota Fortuner

Toyota Hilux

Penyalur daya

Mesin/Enjin 2.0 L (1,998 cc) I4 1TR-FE bensin DOHC


2.7 L (2,694 cc) I4 2TR-FE bensin DOHC

2.5 L (2,494 cc) I4 2KD-FTV turbodiesel

Transmisi manual 5 percepatan

otomatis 4 percepatan
Kijang Innova facelift pertama (Agustus 2008-22 Juli 2011)

Kijang Innova facelift kedua (22 Juli 2011-19 Agustus 2013)

Kijang Innova facelift ketiga (19 Agustus 2013-23 November 2015)

Artikel utama: Toyota Innova

Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dipasarkan dengan nama "Kijang Innova".
Selain di Indonesia, model ini juga dipasarkan ke pasar luar negeri dengan nama "Innova"
(tanpa "Kijang"). Model ini telah mengalami perubahan yang cukup drastis dibandingkan dengan
model dari generasi sebelumnya. Jika pada awal konsep Kijang generasi pertama adalah Basic
Utility Vehicle atau kendaraan kelas bawah, maka Kijang Innova lebih dikategorikan sebagai
kendaraan kelas menengah. Bentuk model fisiknya jauh lebih modern dan futuristik, terutama di
bagian depan kendaraan, di mana tidak lagi menonjolkan bentuk lekukan tajam seperti pada
model-model sebelumnya.
Konsep Produksi
Model ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor pada tahun 2004, yang dipasarkan dengan
konsep mobil keluarga jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini, dengan bentuk bodi yang
lebih aerodinamis beserta kenyamanan setaraf dengan sedan mewah. Posisi pengendaraan
lebih akurat, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang lebih user friendly. Generasi
ini menerapkan Mesin VVT-i 2000 cc dengan jenis 1TR-FE berkatup 16 DOHC dengan tenaga
yang jauh lebih besar daripada Kijang bensin generasi sebelumnya, yaitu sebesar 136 hp,
sedangkan untuk varian dieselnya menerapkan mesin diesel 2500 cc berkode 2KD-FTV dengan
turbocharger dan sistem penyaring solar Common Rail Direct Injection,memiliki tenaga sebesar
102 hp, menggantikan jenis K/RZ Dan L pada generasi sebelumnya. Kijang generasi ini
dirancang dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan merupakan penerapan dari teknologi
pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent dan dilengkapi oleh mesin
membujur dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel System).
Penyempurnaan Produksi
Menggunakan Suspensi Independen Double Wishbone dengan per keong pada bagian depan
(Coil Spring) dan 4-link Lateral Rod Rigid Axle pada bagian belakangnya, Kijang generasi ini
dapat meredam guncangan lebih nyaman. Chasis masih menggunakan Ladder Bar namun
beban suspensi dapat didistribusikan secara merata keseluruh bagian badan mobil
sehingga Body Roll dan tingkat Pitching semakin kecil atau sudut geometri suspensi lebih
handal ketimbang kijang generasi sebelumnya karena titik jatuh suspensi yang lebih akurat
berbanding antara panjang dan lebar mobil.
Penyempurnaan lain terdapat dibagian kemudi. Pengendara dapat lebih akurat mengarahkan
kemudi disetiap tikungan. Stabilitas arah kemudi lebih handal karena menggunakan
model Rack-and-Pinion dengan Engine Speed Sensing Power Steering sehingga mobil mudah
dikendalikan dalam kecepatan 120 km/jam pada tikungan S maupun belokan memutar 270
derajat sekalipun. Kijang generasi ini mengusung dua jenis transmisi, baik yang
menggunakan transmisi otomatis maupun transmisi manual. Beberapa teknologi pada Kijang
Innova yang tidak ditemui pada generasi sebelumnya menurut klaim Toyota Astra Motor adalah:
Mesin dengan VVT-i
VVT-i atau Variable Valve Timing Intelligent berupa controller yang dipasang
dibagian chamshaft intake yang bertugas untuk mengatur Timing Chamshaft Intake dan
menyesuaikan terhadap perubahan kondisi mesin. Berbagai sensor mesin lainnya (suhu, rem,
gas, dan lain-lain) bertugas memberikan informasi kepada ECU (Engine Control unit) agar dapat
melakukan pengukuran konsumsi jumlah bahan bakar dengan udara yang
diperlukan Injector dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dari proses tersebut. Dengan
penerapan metode ini, dapat menghasilkan proses pembakaran yang relatif lebih efisien.
Kondisi tersebut dimungkinkan karena proses konsumsi bahan bakar dikerjakan dengan lebih
sempurna, sesuai dengan kebutuhan mesin, dan pada akhirnya menghasilkan sisa emisi gas
buang yang lebih rendah.
Mesin Diesel D4D
D4D atau juga disebut Direct Four Stroke Turbo Commonrail Injection . Mesin ini menggunakan
sistem injeksi Commonrail di mana bahan bakar solar akan dihisap oleh pompa bahan bakar
melalui saringan bahan bakar (fuel filter) agar dapat menghasilkan kualitas bahan bakar solar
dengan tingkat emisi gas buang yang sangat rendah. Bahan bakar ditekan pada jalur sebelum
injektor Piezo dengan tekanan tinggi sebelum ECU memerintahkan untuk diinjeksikan ke dalam
ruang bakar. Sistem commonrail akan mengatur laju tekanan bakan bakar secara elektronik,
baik dari sisi banyaknya maupun waktu penyemprotan bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan
melalui injektor berlubang 6 dengan diameter 0.14 mm. Pada mesin ini terdapat ECU 32
bit yang berfungsi sebagai sensor utama mesin. Keunggulan mesin ini adalah akselerasi &
performa yang optimal, beserta tingkat getaran & suara mesin yang lebih halus yang dapat
dihasilkan beserta dengan tingkatan jumlah emisi gas buang yang lebih rendah.
Immobilizer
Mobil ini dilengkapi dengan Theft Deterrent System yang biasa disebut Engine Immobilizer
System. Fitur ini mencegah mesin hidup apabila kode ID kunci tidak sesuai dengan yang
terdapat di ECU. Sistem ini menggunakan Chip Transponder pada setiap anak kuncinya. Di
mana coil yang dipasang pada setiap rumah kunci, amplifier dan Transfonder Key ECU, akan
menolak menyalakan mesin apabila kode ID yang didapatkan tidak sesuai dengan kode ID yang
terdapat pada kuncinya. Sebagai contoh apabila mobil dipaksa untuk dibuka dengan kunci palsu
atau kunci T.
Single Belt
Penggunaan Single Belt mengurangi panjang dimensi mesin, bobot mesin, jumlah komponen
dan beban kerja mesin dibandingkan dengan 3 belt (AC, power steering dan altenator) pada
generasi sebelumnya.
Pedal Gas Elektronik
Sistem pedal gas (Electronics Throtle Control System ETCS-i) membuat generasi ini dilengkapi
sensor pedal gas yang dapat mengubah setiap gerak mekanik menjadi sinyal elektrik untuk
dikirim ke ECU, di mana ECU akan menghitung setiap pembukaan throttle valve lewat motor
penggeraknya yang terletak di throttle body agar lebih optimal untuk setiap kondisi jalan.
Bila terjadi malafungsi pada salah satu sensor, ECU akan memerintahkan throttle body bekerja
pada mode limp (minimal) agar mobil tetap bisa dijalankan.
Sensor Ultrasonik
Sensor ini digunakan untuk memudahkan pengendara saat parkir, sensor ini terletak di bumper
belakang yang akan memberikan peringatan kepada pengendara apabila mendekati benda atau
rintangan dengan radius deteksi berjarak 150 cm dan tinggi antara 22–82 cm.

Generasi keenam (2015-sekarang)

Generasi keenam

Tampak depan Toyota Kijang Innova generasi kedua

Informasi

Produsen Toyota

Juga disebut Toyota Kijang Innova

Masa produksi November 2015-sekarang

Model untuk tahun 2016-sekarang


Perakitan Karawang, Indonesia

Bodi & rangka

Kelas Compact MPV

Bentuk kerangka MPV 5 pintu

Platform IMV

Mobil terkait Toyota Fortuner

Toyota Hilux

Penyalur daya

Mesin/Enjin 2.0 L (1,998 cc) I4 1TR-FE Dual VVT-I bensin

DOHC

2.4 L (2,394cc) I4 2GD-FTV turbodiesel

Transmisi manual 5 percepatan

otomatis 6 percepatan

Tampak belakang Toyota Kijang Innova generasi kedua

Artikel utama: Toyota Innova

All New Kijang Innova diluncurkan pada tanggal 23 November 2015 di Hotel Fairmont, Jakarta.
Kijang generasi keenam ini dipasarkan dengan 3 varian utama, yaitu G sebagai varian paling
murah, V sebagai varian menengah, dan Q sebagai varian tertinggi. Ketiga varian tersebut
memiliki 2 pilihan mesin, yaitu mesin bensin 2.000cc berkode 1TR-FE dengan teknologi Dual
VVT-i dan mesin diesel 2.400cc berkode 2GD-FTV dengan intercooler dan VNT. Ada pula
varian Venturer, yang merupakan versi sport dari Kijang generasi ini. Dan warna merah yang
tidak bisa Anda temukan di Kijang biasa.
Fitur

Mesin
 Mesin dengan 1TR-FE Dual VVT-i
 Mesin dengan 2GD-FTV Turbodiesel
Sistem Immobilizer
Mobil ini dilengkapi dengan Theft Different System yang biasa disebut Engine Immobilizer
System untuk tipe V hingga Venturer. Fitur ini mencegah mesin hidup apabila kode ID kunci
tidak sesuai dengan yang terdapat di ECU. Sistem ini menggunakan Chip Transponder pada
setiap anak kuncinya. Di mana coil yang dipasang pada setiap rumah kunci, amplifier dan
Transfonder Key ECU, akan menolak menyalakan mesin apabila kode ID yang didapatkan tidak
sesuai dengan kode ID yang terdapat pada kuncinya. Sebagai contoh apabila mobil dipaksa
untuk dibuka dengan kunci palsu atau kunci T.
Keamanan
 ABS
ABS atau antilock braking system, mencegah roda mengunci saat pengereman, bahkan pada
pengereman ekstrem sekalipun.

 EBD
EBD adalah Electronic braking distribution. Dimana perangkat komputer akan membagi beban
pengereman yang bervariasi tergantung kebutuhan tiap roda.

Vehicle Stability Control


Teknologi komputer yang membantu untuk menstabilkan kendali mobil jika terjadi understeer
atau oversteer dengan cara mengerem roda secara individual hingga mobil dapat dikendalikan
(Hanya Pada Tipe Q dan Venturer Diesel).
Hill Assist Control
Teknologi yang menahan mobil di jalan menanjak selama beberapa detik, sembari kaki
pengemudi berpindah dari pedal rem ke pedal gas (Hanya Untuk Tipe Q dan Venturer Diesel).
Single Belt
Penggunaan Single Belt mengurangi panjang dimensi mesin, bobot mesin, jumlah komponen
dan beban kerja mesin dibandingkan dengan 3 belt (AC, power steering dan altenator) pada
generasi sebelumnya.
Telescopic Steering Wheel
Pengaturan setir yang bisa diatur jauh-dekatnya sesuai postur badan pengemudi (Semua Tipe).

Pedal Gas Elektronik


Sistem pedal gas (Electronics Throtle Control System ETCS-i) membuat generasi ini dilengkapi
sensor pedal gas yang dapat mengubah setiap gerak mekanik menjadi sinyal elektrik untuk
dikirim ke ECU, di mana ECU akan menghitung setiap pembukaan throttle valve lewat motor
penggeraknya yang terletak di throttle body agar lebih optimal untuk setiap kondisi jalan.
Bila terjadi malafungsi pada salah satu sensor, ECU akan memerintahkan throttle body bekerja
pada mode limp (minimal) agar mobil tetap bisa dijalankan.
Ultrasonic Parking Sensor
Sensor ini digunakan untuk memudahkan pengedara saat parkir ditempat , sensor ini
terletakkan pada bumper belakang yang akan memberikan peringatan kepada pengendara
apabila mendekati benda atau rintangan dengan radius deteksi berjarak 150 cm dan tinggi
antara 22–82 cm. pada
Shark Fin Antenna
Antenna radio yang terpasang di atap mobil yang berbentuk seperti sirip hiu untuk membantu
aerodinamika.

Total penjualan
 Generasi I: 26.806 unit
 Generasi II: 84.068 unit
 Generasi III: 509.687 unit
 Generasi IV: 430.674 unit
 Generasi V: 302.186 unit
 Generasi VI: -

Ekspor
Kijang Generasi IV yang diluncurkan pada tahun 1997 diekspor secara utuh (completely built-
up/CBU) ke Brunei Darussalam, Pasifik Selatan, Papua Nugini, dan Timor Timur, serta secara
terurai (completely knocked-down/CKD) ke Afrika Selatan, Malaysia, Filipina, dan Taiwan.
Nama-nama Kijang versi ini di luar negeri: Unser (Malaysia &
Singapura), Zace (Taiwan), Tamaraw/Revo (Filipina), Qualis (India),
dan Condor di Afrika Selatan.
Mesin dan Kijang CKD tersebut diekspor ke Filipina dan Vietnam. Mesin Kijang 7K CKD
diekspor ke Jepang dan blok silinder 5K diekspor ke Jepang. Total nilai ekspor Toyota Kijang
mencapai 715.000.000 dolar AS.
Kijang Innova diekspor ke negara-negara ASEAN lainnya, India, Timur Tengah, Oseania secara
CBU maupun CKD namun tanpa menggunakan nama "Kijang".

Lihat pula
 Isuzu Panther
 Mitsubishi Kuda

Referensi
1. ^ Hidayat, Arief (1985-11-11). "Corona EX-Saloon '86". Mobil & Motor (dalam bahasa
Indonesia). Vol. XV no. 10. PT Inscore Indonesia. hlm. 27. ISSN 0047-7591.
2. ^ a b Hidayat, p. 30
3. ^ B.J., Zulkifli (1984-01-01). "Loncatan Kijang" [Kijang climbs]. Motor80 (dalam bahasa
Indonesian). Vol. IV no. 1. PT Blora Mulya. hlm. 58.
4. ^ a b c d e Toyota Qualis FS B4 [2000-2002] Specifications, Toyota Qualis India.
5. ^ "Toyota.co.id » Cars". 2004-12-06. Archived from the original on 2004-12-06. Diakses
tanggal 2017-10-18.
6. ^ "Toyota.co.id » Cars". 2007-01-15. Archived from the original on 2007-01-15. Diakses
tanggal 2017-10-18.
7. ^ "Toyota.co.id » Cars". 2006-12-15. Archived from the original on 2006-12-15. Diakses
tanggal 2017-10-18.
8. ^ "Toyota.co.id » Cars". 2007-01-23. Archived from the original on 2007-01-23. Diakses
tanggal 2017-10-18.

Anda mungkin juga menyukai