1. Sejarah Toyota
Sakichi Toyoda lahir pada bulan Februari 1867 di Shizuoka, Jepang. Pria
ini dikenal sebagai penemu sejak berusia belasan tahun. Toyoda mengabdikan
hidupnya mempelajari dan mengembangkan perakitan tekstil. Dalam usia 30
tahun Toyoda menyelesaikan mesin tenun. Ini kemudian mengantarnya
mendirikan cikal bakal perakitan Toyota, yakni Toyoda Automatic Loom Works,
Ltd. pada November 1926.
Di sini hak paten mesin tekstil otomatisnya kemudian dijual kepada Platt
Brothers & Co, Ltd. dari Inggris, Britania Raya. Hasil penjualan paten ini,
dijadikan modal pengembangan divisi otomotif. Mulai tahun 1933, ketika Toyoda
membangun divisi otomotif, tim yang kemudian banyak dikendalikan oleh
anaknya Kiichiro Toyoda, tiada henti menghasilkan inovasi-inovasi terdepan di
zamannya. Mesin Tipe A berhasil dirampungkan pada 1934. Setahun kemudian
mesin ini dicangkokkan prototipe pertama mobil penumpang mereka, A1. Divisi
otomotif Toyoda juga menghasilkan truk model G1.
1
seperti nama industri tekstil. Pengambilan nama Toyota dalam bahasa Jepang
terwakili dalam 8 karakter, dan delapan adalah angka keberuntungan bagi
kalangan masyarakat Jepang. Alasan lain yang dianggap masuk akal adalah
industri otomotif merupakan bisnis gaya hidup dan bahkan penyebutan sebuah
nama (dan seperti apa kedengarannya), menjadi sisi yang begitu penting. Karena
nama Toyoda dianggap terlalu kaku di dalam bisnis yang dinamis sehingga
diubah menjadi Toyota yang dirasa lebih baik. Tak ayal, tahun 1937 merupakan
era penting kelahiran Toyota Motor Co, Ltd. cikal bakal raksasa Toyota Motor
Corp (TMC) sekarang.
2
2 . Sejarah Toyota Astra Motor
3
PT. Toyota-Astra Motor sebagai agen penjualan, importir dan distributor
produk Toyota di Indonesia. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan
ini adalah Astra International 51 % sedangkan TMC 49%
3. Jaringan Distribusi
4
5. Struktur Organisasi
6. Milestone
5
7. Penghargaan
PT Toyota Astra Motor telah berdiri selama 40 tahun lebih. Selama kurun
waktu tersebut PT Toyota Astra Motor sangat mengutamakann inovasi dan
berpegang teguh pada 3 unsur penting perusahaan yaitu, mengutamakan produk,
SDM, dan pelayanan (services).
Toyota dalam hal budaya kerjanya banyak diadopsi dari Jepang. Kebiasaan
di Jepang bahwa atasan dan staff dalam satu ruangan bersama-sama sehingga
atasan dapat memantau langsung bawahannya. Selain itu sikap disiplin menjadi
mutlak dilakukan dalam perusahaan ini.
Johnny selaku presiden direktur PT Toyota Astra Motor di Indonesia
mengatakan bahwa produk Toyota selalu mengupayakan produk yang berkualitas
dan berteknologi terbaik dengan mengutamakan unsur lokal dalam setiap
produknya. Sedangkan untuk sumber daya manusianya, Johnny menerapkan nilai-
nilai Toyota way, yaitu selalu memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, serta menghargai setiap individu dengan menerapkan standar global
bagi seluruh keluarga besar Toyota.
6
Setiap stakeholder organisasi Toyota diharapkan untuk mengetahui dan
menerapkan serangkaian prinsip umum (The Toyota Way) yang telah membuat
nama Toyota identik dengan kualitas dan inovasi. Ada lima nilai inti yang
mengekspresikan keyakinan dan nilai-nilai bersama oleh Toyota Group. Setiap
anggota organisasi diharapkan untuk menggunakan nilai-nilai ini dalam pekerjaan
mereka sehari-hari dan hubungan dengan orang lain.
Toyota merangkum nilai-nilai dan pedoman perilaku dengan lima prinsip
berikut:
1. Challenge (Tantangan).
7
4. Menyadari bahwa terus menerus memecahkan akar permasalahan
yang mendorong pembelajaran organisasi.
Seperti dijelaskan oleh pengamat eksternal dari Toyota, prinsip-prinsip
Toyota Way adalah:
1. Mendasarkan keputusan manajemen Anda berdasarkan filosofi jangka
panjang, bahkan dengan mengorbankan tujuan jangka pendek
2. Buat aliran proses kontinu untuk mengangkat permasalahan ke
permukaan
3. Gunakan "tarik" untuk menghindari produksi berlebih
4. Tingkat keluar beban kerja
5. Membangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah, untuk
mendapatkan kualitas yang baik sejak pertama
6. Tugas standar merupakan dasar untuk perbaikan berkesinambungan
dan pemberdayaan karyawan
7. Gunakan pengendalian visual sehingga tidak ada masalah yang
tersembunyi
8. Gunakan hanya teknologi handal yang benar-benar teruji untuk
membantu orang dan proses Anda
9. Kembangkan pemimpin yang benar-benar memahami pekerjaannya,
menjiwai filosofi, dan mengajarkannya kepada orang lain
10. Kembangkan orang luar biasa dan tim yang mengikuti filosofi
perusahaan Anda
11. Hormati jaringan mitra dan pemasok Anda dengan memberi
tantangan dan membantu mereka meningkatkan
12. Pergi dan lihat sendiri benar-benar memahami situasi (genchi
genbutsu)
13. Membuat keputusan perlahan-lahan melalui konsensus,
pertimbangkan semua pilihan dengan seksama; melaksanakan
keputusan cepat
14.Menjadi suatu organisasi pembelajar melalui refleksi diri tanpa dan
perbaikan terus-menerus
8
Toyota Way melibatkan pembelajaran organisasi dari kesalahannya,
menentukan akar penyebab dari permasalahan, menyediakan tindakan
penanggulangan yang efektif, memberdayakan karyawan untuk
mengimplementasikan tindakan tersebut, dan mempunyai proses untuk
mentransfer pengetahuan baru kepada orang yang tepat. Prinsip yang utama
adalah bagaimana mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengembangkan
tindakan penanggulangan.
Toyota Way menjadi suatu organisasi pembelajar melalui refleksi diri
tanpa kompromi (hansei) dan peningkatan berkesinambungan (kaizen). Kaizen,
pada intinya merupakan sebuah pembelajaran sikap dan pola pikir dari semua
pemimpin dan karyawan, sebuah sikap dari refleksi diri sendiri bahkan kritik pada
diri sendiri, sebuah keinginan yang membara untuk berkembang. Sedangkan
Hansei, yang berarti refleksi diri, tanggung jawab, dan pembelajaran organisasi.
Tabel 1.1 Analisis Budaya Organisasi Perusahaan
Indikator Contoh Pelaksanaan pada Perusahaan
Artifacts - Logo perusahaan mempresentasikan tulisan TOYOTA.
- Logo dengan 3 lingkaran lonjong yang berarti customer,
komitmen, dan teknologi tanpa batas.
- Motto: Moving Forward
Values - Toyota Way
- Toyota Production System
- Astra Green Company
- Environment, Healthy, and Safety
- Astra Management Systems
Assumptions - Genchi Genbutsu
- Kaizen
- Teamwork
- Respect
Bila ditelaah logo Toyota ingin berbicara bahwa Toyota ingin selalu maju
“Toyota moving forward” dimana senantiasa merancang produk yang fokus akan
kebutuhan customer dengan teknologi yang terbaru. Sekarang Toyota sudah
9
menjadi basis produksi mobil terbesar di dunia, dengan perbaikan terus menerus
(kaizen) dan langsung blusukan ke tempat terjadi problem (Genchi Genbutsu)
membuat arah kebijakan perusahaan relatif dapat lebih tepat dibanding lainnya.
Toyota Way dan Toyota Production System sudah menjadi role model bagi
perusahaan manufaktur di dunia, dengan konsep pabrik yang ramping (lean) dan
meminimasi biaya dan sumber daya yang tidak perlu (zero defect) dengan filosofi-
filosofinya sangat efektif dilakukan.
Budaya kerja di Toyota juga didukung oleh Astra sebagai perusahaan
dengan kapitalisasi tersbesar dan sistem manajemen yang relatif lebih teratur dan
transparan serta mengutamakan kerjasama. Budaya kerja Toyota dipengaruhi
budaya Jepang dan budaya kerja Astra membentuk budaya kerja yang saling
mendukung dan respect antar karyawan.
10
Setelah melihat profil buadaya organisasi perusahaan Toyota, sudah tentu
terlintas dalam pikiran kita perbandingan antara perusahaan jepang dan
perusahaan Indonesia dalam hal budaya organisasinya.
Pada Toyota Jepang, pada dasarnya tiap pemimpin dipilih berdasarkan
kemampuan dan memahami pekerjaan yang akan dipimpinnya, sehingga para
pemimpin/manajer di Toyota Jepang benar-benar dapat mengarahkan para
bawahannya dengan baik.
Tetapi di Indonesia pemimpin/manajer yang dipilih kurang mampu
mengarahkan bawahannya. Seperti salah satu budaya genchi genbutsu, tidak
semua pegawai akan melihat masalah secara detail dan menyeluruh.
Pada Toyota Astra Motor Indonesia juga masih banyak indikasi karyawan
yang mempunyai komitmen yang kurang terhadap perusahaan dan cenderung
”cuek” dan tidak terlalu peduli terhadap profit perusahaan, karena kebanyakan
pekerja di Indonesia bekerja hanya untuk uang. Dimana ada uang lebih, disitulah
para pekerja akan bekerja lebih giat. Dimana ada iming-imingan uang, disitulah
para pekerja akan berebut untuk menjadi posisi yang paling tinggi demi
mendapatkan uang yang lebih banyak.
Selain itu, di Jepang sangatlah menjunjung tinggi dua prioritas, yaitu
mendahulukan kualitas dan mendahulukan keselamatan kerja. Budaya prioritas
kualitas dan keselamatan kerja inilah yang dijunjung tinggi oleh perusahaan di
Jepang.
Sedikit berbeda dengan di Indonesia, hanya faktor kualitas saja yang jauh
lebih diutamakan, sedangkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja kurang
diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dengan belum optimalnya pemakaian Alat
Pelindung Diri pada para operator dan pekerja, yang dapat disebabkan pemberian
pengetahuan oleh perusahaan pada pekerja juga sangat kurang, sehingga banyak
pekerja yang ”menyepelekan” penggunaan alat-alat keselamatan kerja.
11
D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
12
yang memiliki skill komunikasi yang baik serta memiliki kemampuan
untuk mengarahkan bawahannya. Para pemimpin harus mampu
memberikan contoh bagaimana penerapan budaya organisasi Toyota
yang benar, apabila pemipinnya sudah bekerja sesuai dengan budaya
organisasi Toyota, maka pekerja Toyota dapat mencontoh bagaimana
seharusnya bekerja sesuai budaya organisasi Toyota yang tercermin
dari apa yang telah pemimpinnya lakukan.
4. Membuat acara-acara rutinitas
Perusahaan daapat mengadakan kegiatan-kegiatan untuk memperkuat
teamwork dan untuk mensosialisasikan budaya organisasi nya.
Kegiatan yang dilakukan dapat berupa kegiatan refrehing diluar jam
kerja, agar suasana lebih santai seperti outbond, camping, seminar, dan
rekreasi kantor.
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
Pihak manajemen PT Toyota Astra Indonesia harus selalu meninjau
kembali kinerja karyawannya. Penilaian ini sangat penting dilakukan
agar dapat diketahui sejauh mana tingkat optimalisasi penerapan
budaya organisasi oleh karyawan. Penghargaan (reward) juga dapat
diberikan sebagai bentuk motivasi kepada karyawan agar terus dapat
meningkatkan kinerjanya.
6. Koordinasi dan kontrol
Koordinasi perlu dilakukan agar tiap-tiap divisi bisa bekerja secara
sinergis, jangan sampai ada divisi yang tidak mau bekerjasama untuk
menerapkan budaya organisasi yang dibuat. Kontrol dan pemantauan
secara berkelanjutan juga penting untuk dilakukan agar segala proses
penerapan budaya organisasi dapat berjalan secara optimal.
E. PEMECAHAN MASALAH
Menggantikan budaya lama dengan yang baru jika itu memang lebih baik
terhadap kegiatan perusahaan. Meskipun untuk mengubah buadaya yang ada
cukup sulit, namun hal tersebut dapat ditempuh dengann cara perlahan dan tidak
harus mengubah budaya yang ada secara keseluruhan melainkan memeperbaiki
13
pada bagian-bagian yang diperlukan saja. Hal ini berkenaan dengan proses
pembudayaan yang memakan waktu yang cukup lama dalam pembentukannya.
F. KESIMPULAN
14
Walaupun demikian penerapan budaya organisasi yang diadaptasi dari
Toyota Jepang ini, ternyata masih belum maksimal penerapannya di Toyota Astra
Motor. Masih terdapat perbedaan dalam realisasinya jika dibandingkan dengan
Toyota Jepang, diantaranya pekerja di Toyota Indonesia masih banyak yang tidak
jujur serta tidak mau mengakui kesalahan dan introspeksi diri, hanya berorientasi
pada uang sehingga mengabaikan kualitas, pemimpin/manajer kurang mampu
mengarahkan bawahannya, karyawan masih cenderung kurang berkomitmen dan
cuek, serta di Toyota Indonesia masih belum memprioritaskan kualitas dan
keselamatan kerja.
G. SARAN
Perusahaan yang bertahan di masa depan adalah perusahaan yang
memiliki budaya organisasi yang kuat. Peranan pemimpin sangat diperlukan
dalam mengelola kepuasan karyawan terhadap kinerja perusahaan.
Perusahaan juga harus menjunjung tinggi dua prioritas, yaitu
mendahulukan kualitas dan mendahulukan keselamatan kerja akan mendorong
loyalitas antara karyawan dan pihak manajemen.
Alternatif Kegiatan Untuk memperkuat Budaya Organisasi suatu
perusahaan diperlukan poin-poin sebagai berikut :
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Koordinasi dan kontrol
15
DAFTAR PUSTAKA
http://jmusic-link.blogspot.co.id/2011/02/budaya-organisasi-toyota-astra.html
https://dokumen.tips/documents/perilaku-organisasi-tugas-makalah-budaya-
organisasi-toyota-astra2.html
16