Anda di halaman 1dari 4

3 Kunci Mendapatkan seberat apapun yang kita hadapi, ketika kita bersorak-

sorai bagi Tuhan, maka masalah itupun dapat diruntuhkan.


Kekuatan Di Masa Sukar Bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati! (Ef 5:19)

2. Beria-ria di dalam Allah (Hab 3:18b) .” 1Pet 4:12-13


.6Habakuk hidup pada jaman dimana bangsa Israel ditindas
oleh musuh-musuhnya. Bukan hal yang mudah baginya
Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa penderitaan
untuk dapat terus mempertahankan imannya. Masa-masa
adalah bagian dari proses hidup kita, dan kita akan
yang sukar dimana musuh senantiasa menindas, membuat
menerima bagian yang telah Tuhan sediakan bagi kita, jika
semua aspek kehidupannya terpengaruh. Ladang yang
kita bertahan sampai pada akhirnya. Oleh karena itu Rasul
biasanya menjadi tempat yang mendatangkan penghasilan
Paulus menasehatkan agar kita bersukacita di dalam
dan merupakan tempat tumpuan bagi penghidupannya
apapun yang kita alami, supaya kita bisa terus bertahan
tidak lagi membuahkan hasil. Ternak yang menjadi harta
sampai pada akhirnya.
kekayaannya terhalau dari kurungannya. Tidak ada lagi
“Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di
simpanan baginya. Sedangkan dia mempunyai kebutuhan
hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.” Maz 68:4
yang harus terus dipenuhi.

3. Berharap kepada Tuhan (Hab 3:19a)


Bukankah hal-hal ini juga yang banyak dialami oleh umat
“TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya
Tuhan? Keadaan krisis global yang sedang terjadi
hatiku percaya.” Maz 28:7a
belakangan ini menimbulkan dampak yang sangat besar.
Begitu banyak terjadi pengurangan tenaga kerja di seluruh
Tempatkan harapan kita kepada Tuhan, jadikan Tuhan
bagian dunia ini. Tidak terkecuali di Indonesia, makin
kekuatan hidup kita. Ketika kita menghadapai suatu
banyak pengangguran terjadi dimana-mana. Pekerjaan
masalah, janganlah kita mengandalkan kekuatan dan
atau bisnis yang masih berjalan-pun tidak menjadi
kemampuan sendiri. Gantungkan harapan kita kepada
semakin mudah. Semakin banyak tekanan dalam
Tuhan. Serahkan apa yang menjadi masalah kita kepada
kehidupan kita. Tetapi apakah kita menyerah dengan
Tuhan. Minta kekuatan dariNya, maka Dia akan
keadaan seperti itu?
memberikan kekuatan sehingga kita sanggup melalui
setiap problema..” 1 Kor 10:13
Mari kita belajar dari nabi Habakuk, bagaimana dia
mendapatkan kekuatan dia masa-masa yang sukar.
Ketiga point di atas akan memberikan kita kekuatan yang
luar biasa dalam menghadapi masa-masa yang sukar saat
Berikut 3 kunci mendapatkan kekuatan di masa sukar
ini. Kita akan melihat pertolongan Tuhan dalam perjalanan
hidup kita.
:1. Bersorak-sorak di dalam Tuhan (Hab 3:18a)
Ketika bangsa Israel selesai mengelilingi kota Yerikho
“.” Yes 43:2
pada hari ke tujuh, mereka bersorak-sorai. Setelah itu kita
melihat bahwa tembok Yerikho diruntuhkan.
“Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku
Tembok sebesar tembok Yerikho dapat diruntuhkan
berjejak di bukit-bukitku.” Hab 3:19b
dengan kuasa dari sorak sorai. Demikian juga masalah
KEKUATAN DARI SEBUAH KOMITMEN
On 8 Dec, 2011 By Kuncoro Adi 0 Comments

KEKUATAN DARI SEBUAH KOMITMEN

Komitmen secara sederhana bisa berarti: tekad (keterikatan) yang kuat kepada sesuatu! Komitmen itu penting. Komitmen
dibutuhkan dalam semua bidang kehidupan. Misalnya :
(a) Dalam pekerjaan
Orang yang berkomitmen dalam pekerjaannya akan melakukan hal yang terbaik untuk menyelesaikan tugas yang diembannya.
Orang yang bekerja dengan komitmen akan menghasilkan yang terbaik yang bisa dihasilkannya.

(b) Dalam Perkawinan


Pasangan suami-istri yang berkomitmen menjaga perkawinannya tetap langgeng, akan berusaha keras untuk saling membahagiakan
pasangannya.
Pasangan yang berkomitmen akan menghindari peluang sekecil apapun untuk berselingkuh.

(c) Dalam pelayanan


Pelayan Tuhan yang berkomitmen akan melayani dengan sepenuh hati (main musik, jadi WL, khotbah, usher dsb).
Pelayanannya akan sungguh-sungguh dan tidak main-main (hanya sekedar menjalankan tugas).

Sayangnya, sekarang ini orang cenderung menganggap remeh komitmen. Sebuah penelitian di tahun 1990 di Amerika
mengungkapkan fakta menyedihkan itu (dikutip dari ”The Frog in the Kettle” oleh George Barna ):
(1) Angka perceraian meningkat : separo dari pernikahan baru berakhir dengan perceraian

(2) Orang dewasa merasa bahwa mereka memiliki lebih sedikit teman dibandingkan beberapa puluh tahun lalu.

(3) Loyalitas konsumen terhadap merk tertentu (misalnya, Rinso, viva, honda dsb) cenderung terus menurun.

(4) Keinginan seseorang untuk bergabung kepada organisasi – baik gereja, partai politik,serikat pekerja terus menurun.

(5) Orang dewasa yang bersedia berkorban (menjalani wajib militer) berjuang untuk negara menurun prosentasenya.

(6) Banyak orang tua sekarang ini agaknya kurang gigih untuk tetap mempertahankan pernikahan (sekalipun kurang bahagia), demi
kepentingan anak, dibandingkan 20 tahun silam.

TUHAN MENCARI MEREKA YANG BERKOMITMEN


Tuhan Yesus ternyata sangat menginginkan komitmen dari mereka yang bersedia mengikutinya. Ada beberapa hal menarik dari
bacaan alkitab di atas :

1.Komitmen itu lebih dari sekedar keterlibatan – Maz.63:5


Orang pertama yang berkeinginan mengikuti Yesus ini nampaknya cukup bersemangat (ayat 57). Ia ingin terlibat dengan
rombongan pelayanan Tuhan Yesus.
Tapi ketika Yesus mengungkapkan resiko mengikut Dia :”Serigala memiliki lobang, tapi Anak manusia tidak memiliki tempat
untuk meletakkan kepalanya”, si orang ini mundur teratur!
Ada banyak orang senang terlibat, tapi hanya sedikit yang mau berkomitmen. Misalnya :
(a) Banyak orang mau melayani, tapi kalau ditunjuk jadi pengurus gereja (majelis, bendahara,seksi konsumsi) biasanya menolak.
Ini artinya mau terlibat tapi nggak mau berkomitmen.

(b) orang senang usul ini-itu untuk perkembangan gereja. Tapi waktu diminta untuk merealisasikan usulnya, ia menolak.
Ini juga hanya mau terlibat tapi nggak mau berkomitmen.

Lalu apa bedanya antara terlibat dan berkomitmen ?


(1) Terlibat : mau ikut tapi hanya dipermukaan saja! Kalau ada resiko nggak mau nerusin ikut.
(2) Berkomitmen : mau terlibat sampai sedalam-dalamnya. Mau menanggung resiko dari keterlibatannya!
Nah, tentu bobot dari ke dua sikap itu sangat berbeda. Orang yang berkomitmen selalu lebih sunguh-sungguh dari yang hanya
sekedar terlibat.
Tuhan mau kita tidak hanya menjadi orang kristen yang terlibat dalam gereja, tapi menjadi orang kristen yang berkomitmen bagi
gereja.
Maju-mundurnya gereja, jatuh-bangunnya gereja adalah tanggung jawab kita juga!

2.Komitmen itu harus memilih – Yos.24:15


Komitmen itu berarti harus memilih. Harus memprioritaskan mana yang lebih penting bagi diri kita.
Orang kedua yang dipangil Tuhan Yesus menolak panggilan Yesus dengan dalih mau mengubur bapanya dulu (ayat 59).
Ini sebenarnya adalah penolakan. Menurut para ahli tafsir, sebenarnya bapak si orang ini masih hidup! Jadi masih nunggu terlalu
lama untuk menguburnya!
Dari sini terlihat dimana komitmen orang ini. Ternyata ia memilih untuk lebih berkomitmen kepada bapaknya, ketimbang kepada
Tuhan Yesus.
Pertanyaannya : Pada siapa anda berkomitmen ?
(a) Pada Yesus atau mamon (harta) ?
(b) Pada keluarga atau pada pekerjaan ?
(c) Pada istri sah atau istri simpanan (kalau ada) ?
(d) Pada Tuhan (beribadah) atau jalan-jalan pada hari minggu?

Pilihan anda akan menunjukkan kepada siapa/apa anda berkomitmen!

3.Komitmen itu harus fokus – Ibr.12:2


Orang ketiga yang dipanggil Yesus menjawab bahwa ia akan berpamitan kepada keluarganya dulu.
Ini bukan sekedar masalah pamit sebagaimana kita pahami saat ini.
Pada waktu itu acara pamitan (perpisahan) itu harus dilakukan dengan sebuah pesta yang cukup besar.
Jadi membutuhkan waktu beberapa hari dan biaya yang tidak sedikit.
Disini, si orang ketiga ini gagal menentukan fokus hidupnya.
Ia hanya memikirkan masalah seremonial (upacara) perpisahan dibanding segera mengikut Yesus!
Apakah fokus hidup anda ?
(a) Menyembah Tuhan atau hanya bersenang-senang ?
(b) Masuk sorga atau menikmati dunia ?
(c) Melayani atau dilayani ?
(d) Memberi atau menerima ?

4. Komitmen itu harus habis-habisan


Komitmen itu harus “all out” = habis-habisan. Kalau setengah-setengah , itu namanya bukan komitmen!
Atlet yang berkomitmen akan berjuang habis-habisan di lapangan, kalau perlu mempertaruhkan nyawanya.
Orang kristen harus habis-habisan untuk Tuhan Yesus. Berani menyerahkan semua miliknya untuk kemuliaan Tuhan :
(a) Harta, waktu, tenaga, ide.
(b) Diri pribadi (harga diri,kehormatan, ego)

Hanya orang yang berani habis-habisan untuk Tuhan, yang layak menjadi murid Tuhan Yesus yang sejati!

Kesimpulannya : Kualitas kekristenan seseorang bisa diukur dari komitmennya kepada Tuhan Yesus. Seorang murid sejati mau
berkomitmen kepada Yesus dan bukan sekedar mau terlibat dengan Yesus!

Anda mungkin juga menyukai