MODUL Calculus2010 PDF
MODUL Calculus2010 PDF
HANDOUT :
KALKULUS
DASAR
Oleh :
Tony Hartono Bagio
2010
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
KATA PENGANTAR
Kalkulus Dasar adalah salah satu mata diskusi di Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Narotama, buku ini merupakan modul untuk menunjang mata kuliah tersebut,
diharapkan buku ini menjadi buku pegangan bagi mahasiswa sebagai modul (hand out)
untuk melengkapi isi dari modul ini, saya harap para mahasiswa membaca buku-buku lain
yang sejenis, karena modul (hand out) ini sangat jauh dari sempurna.
Modul / hand out dari http://blog.uad.ac.id/aris_thobirin/files/2008/11/xxx.pdf,
xxx.pdf : terdiri dari 7 files, yakni :
• kalkulus1-diktat1.pdf = Bab 1. Pendahuluan.
• kalkulus1-diktat2.pdf = Bab 2. Fungsi dan Limit (Sub bab 2.1 s/d 2.3)
• kalkulus1-diktat2a.pdf = Bab 2. Fungsi dan Limit (Sub bab 2.4 s/d 2.7)
• kalkulus1-diktat3.pdf = Bab 3. Turunan Fungsi.
• kalkulus2-diktat1.pdf = Bab 4. Integral
• kalkulus2-diktat2.pdf = Bab 5. Integral Tertentu (Sub bab 5.1 s/d 5.2.5)
• kalkulus2-diktat3.pdf = Bab 5. Integral Tertentu (Sub bab 5.2.6)
Dari ke 7 files diatas, digabung menjadi satu, dan dapat di download langsung dari
http://tonyhartonobagio.blogspot.com/2010/11/modul-mata-kuliah.html, pilih Kalkulus
Dasar, mudah-mudahan modul/hand out ini dapat berguna bagi semua mahasiswa,
Pembagian diskusi ini dibagi dalam 14 kali pertemuan, yang terdiri dari :
I. PENDAHULUAN
• Sistem Bilangan Real
• Operasi Bilangan
• Urutan
• Pertidaksamaan
• Nilai Mutlak
II. FUNGSI dan LIMIT
• Fungsi dan Grafik
• Operasi pada Fungsi
• Pengertian Limit
III. FUNGSI dan LIMIT
• Teorema Limit
• Limit Kiri dan :Limit Kanan
• Limit Tak Hingga
• Kekontinuan Fungsi
IV. TURUNAN FUNGSI
• Pengertian Turunan Fungsi
• Turunan Fungsi Konstan dan Fungsi Pangkat
V. TURUNAN FUNGSI
i
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
ii
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
Angka Romawi diatas, merupakan jadwal pertemuan, termasuk jadwal Ujian, baik
UTS (Ujian Tengah Semester) maupun UAS (Ujian Akhir Semester), sedang jadwal tugas
tidak tercantum diatas, melainkan tergantung dari situasi.
Bila para pembaca sekalian ingin memberi tambahan, koreksi atau
penyempurnaan, penulis menghaturkan terima kasih sebelumnya, karena modul ini pasti
akan menjadi lebih bermanfaat.
Atas perhatiannya dalam membaca modul ini, penulis mengucapkan terima kasih.
iii
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Sistem Bilangan Real ................................................................................ 1
1.2 Operasi Bilangan ....................................................................................... 3
1.3 Urutan .......................................................................................................... 3
1.4 Pertidaksamaan ......................................................................................... 4
1.5 Nilai Mutlak .............................................................................................. 7
iv
KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio
4. INTEGRAL ............................................................................................................. 53
4.1 Rumus Dasar ............................................................................................. 54
4.2 Integral dengan Subsitusi ........................................................................ 55
4.3 Integral Parsial .......................................................................................... 57
4.4 Integral yang Menghasilkan Arcus Tangen dan Logaritma ............... 59
4.5 Integral Fungsi Pecah Rasional ............................................................... 62
4.5.1 Keadaan N(x) = D’(x) ....................................................................... 62
4.5.2 Keadaan derajat N(x) ≥ derajat D(x) .............................................. 62
4.5.3 Keadaan Derajat N(x) < Derajat D(x) ............................................ 63
4.6 Integral Fungsi Trigonometri .................................................................... 70
4.6.1 Rumus-rumus Sederhana ................................................................ 70
4.6.2 Bentuk ∫ R(sin x) cos x dx dan ∫ R(cos x) sin x dx ........................ 70
4.6.3 Integral dengan memperhatikan rumus-rumus ......................... 71
4.6.4 Substitusi y = tan (x/2) .................................................................... 71
4.6.5 Integral R(tan x) ................................................................................ 73
4.6.6 Rumus Reduksi untuk Integral Fungsi Trigonometri ............... 73
4.7 Integral Fungsi Irrasional ......................................................................... 74
4.7.1 Rumus yang perlu dihafal ............................................................. 74
4.7.2 Bentuk Irrasional Satu Suku .......................................................... 75
4.7.3 Satu-satunya Bentuk Irrasional ..................................................... 75
4.7.4 Subsitusi Trigonometri ................................................................... 75
v
PENDAHULUAN
1
Bilangan rasional yang dapat menjadi ukuran dengan ketelitian yang cukup
ternyata masih tidak dapat menjadi ukuran semua besaran misalnya panjang sisi
miring segitiga siku-siku berikut.
1
1
Gambar 1
Dengan menggunakan bilangan irrasional maka hal tersebut di atas tidak menjadi
masalah. Panjang sisi miring segitiga siku-siku tersebut adalah 2 . Bilangan
irrasional yang lain antara lain 3 , 5 , 3 7 , e dan π.
Sekumpulan bilangan rasional dan irrasional beserta negatifnya dan nol
bilangan-bilangan real (bilangan nyata). Himpunan semua bilangan real
dinotasikan dengan R.
Hubungan keempat himpunan N, Z, Q, dan R dapat dinyatakan dengan
N⊂Z⊂Q⊂R
dan digambarkan dengan diagram venn berikut.
Q
Z
N
Gambar 2
Masih terdapat sistem bilangan yang lebih luas dari system bilangan real
yaitu bilangan yang secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk a + b − 1 dengan
a dan b keduanya bilangan bulat, atau a + bi dengan i = − 1 . Bilangan demikian
dinamakan bilangan kompleks dan himpunan semua bilangan kompleks
dinotasikan dengan C.
2
Dalam buku ini bilangan kompleks tidak dibicarakan lebih lanjut. Jadi,
apabila dalam buku ini disebutkan suatu bilangan tanpa keterangan apapun
dimaksudkan adalah bilangan real.
1.3 Urutan
Bilangan-bilangan real bukan nol dibedakan menjadi dua himpunan terpisah
yaitu bilangan-bilangan real positif dan bilangan-bilangan real negatif. Berdasarkan
fakta ini diperkenalkan relasi urutan < (dibaca “kurang dari”) yang didefinisikan
dengan:
x < y jika dan hanya jika y – x positif.
3
Sifat-sifat urutan:
1) Trikotomi: Jika x dan y bilangan-bilangan real maka pasti berlaku salah satu di
antara yang berikut:
x < y atau x = y atau x > y.
2) Transitif: jika x < y dan y < z maka x < z.
3) Penambahan: x < y ⇔ x + z < y + z
4) Perkalian:
Jika z positif maka x < y ⇔ xz < yz
Jika z negatif maka x < y ⇔ xz > yz
Relasi urutan ≤ (dibaca “kurang dari atau sama dengan”) didefinisikan dengan:
x ≤ y jika dan hanya jika y – x positif atau nol.
1.4. Pertidaksamaan
Pertidaksamaan merupakan kalimat terbuka yang menggunakan relasi <, >, ≤
atau ≥. Penyelesaian suatu pertidaksamaan adalah semua bilangan yang memenuhi
pertidaksamaan tersebut yang biasanya merupakan interval atau gabungan interval-
interval. Mengenai interval dapat dijelaskan sebagai berikut.
Interval terbuka (a,b) adalah himpunan semua bilangan real yang lebih besar
dari a dan kurang dari b. Jadi (a,b) = {x⏐ a < x < b}. Sedangkan interval tertutup
[a,b] adalah himpunan semua bilangan real yang lebih besar atau sama dengan a dan
kurang atau sama dengan b. Jadi [a,b] = {x⏐ a ≤ x ≤ b}. Beberapa interval
ditunjukkan dalam daftar berikut.
4
Penulisan Interval Penulisan Himpunan Dalam Garis Bilangan
Contoh Pertidaksamaan
1) 2x – 7 < 4x – 2
2) –5 ≤ 2x + 6 < 4
3) x2 – x – 6 < 0
4) 3x2 – x – 2 > 0
2x − 5
5) ≤1
x−2
Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2x – 7 < 4x – 2.
Penyelesaian: 2x – 7 < 4x – 2
⇔ 2x < 4x + 5
⇔ –2x < 5
⇔ x> −5
2
5
Contoh 2
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan –5 ≤ 2x + 6 < 4.
Penyelesaian: –5 ≤ 2x + 6 < 4
⇔ –11 ≤ 2x < –2
⇔ − 11 ≤ x < –1
2
Contoh 3
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan x2 – x – 6 < 0.
Penyelesaian: x2 – x – 6 < 0
⇔ (x – 3)(x + 2) < 0 + + – – – + +
–2 3
Hp: interval (–2, 3) = {x⏐ –2 < x < 3}
Contoh 4
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 3x2 – x – 2 > 0
Penyelesaian: 3x2 – x – 2 > 0
⇔ (x – 1)(3x + 2) > 0
+ + – – – + +
−2 1
3
Contoh 5
2x − 5
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan ≤1
x−2
2x − 5
Penyelesaian: ≤1
x−2
2x − 5
⇔ –1≤0
x−2
2 x − 5 − ( x − 2)
⇔ ≤0
x−2
6
x−3
⇔ ≤0
x−2
⇔ (x – 3)(x – 2) ≤ 0 dengan syarat x ≠ 2 (mengapa?)
+ + – – – + +
2 3
Hp: interval (2, 3] = {x⏐ 2 < x ≤ 3}
⎧ x jika x ≥ 0
⎪
x =⎨
⎪⎩− x jika x < 0
Misal: 5 = 5 , − 5 = −(−5) = 5 , 0 = 0
a a
2) =
b b
3) a + b ≤ a + b (ketidaksamaan segitiga)
4) a−b ≥ a − b
7
Teorema:
1. x < a ⇔ –a < x < a
6447
a
448 6447
a
448
–a 0 a
6447
a
448 6447
a
448
–a c a
Contoh 1
Tentukan penyelesaian x < 3 .
Penyelesaian:
Nilai x yang memenuhi –3 < x < 3 merupakan penyelesaian pertidaksamaan x < 3 .
Gambarkan penyelesaian pertidaksamaan tersebut pada garis bilangan.
Contoh 2
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan x − 2 < 3.
Penyelesaian:
x − 2 < 3 ⇔ –3 < x – 2 < 3
⇔ –3 + 2 < x < 3 + 2
⇔ –1 < x < 5
Jadi, penyelesaiannya adalah x yang memenuhi –1 < x < 5. Gambarkan pada garis
bilangan penyelesaian pertidaksamaan ini.
8
Contoh 3
Tentukan penyelesaian pertidaksamaan 3 x − 5 ≥ 1.
Penyelesaian:
3 x − 5 ≥ 1 ⇔ 3x – 5 ≤ –1 atau 3x – 5 ≥ 1
⇔ 3x ≤ 4 atau 3x ≥ 6
4
⇔ x≤ atau x≥2
3
4
Jadi, penyelesaiannya adalah x yang memenuhi x ≤ atau x ≥ 2. Gambarkan pada
3
garis bilangan penyelesaian pertidaksamaan ini.
Contoh 4
Andaikan ε (epsilon) adalah bilangan positif.
ε
Tunjukkan bahwa x − 2 < ⇔ 5 x − 10 < ε .
5
Penyelesaian:
ε
x−2 < ⇔ 5x−2 <ε
5
⇔ 5 x−2 <ε
⇔ 5( x − 2) < ε
⇔ 5 x − 10 < ε
Contoh 5
Andaikan ε (epsilon) adalah bilangan positif, carilah bilangan positif δ sedemikian
sehingga x − 3 < δ ⇒ 6 x − 18 < ε
Penyelesaian:
6 x − 18 < ε ⇔ 6( x − 3) < ε
⇔ 6 x−3 <ε
⇔ 6 x − 3) < ε
ε
⇔ x−3 <
6
ε
Oleh karena itu dapat dipilih δ = .
6
9
Secara mundur dapat dilihat bahwa x − 3 < δ ⇒ 6 x − 18 < ε .
SOAL 1
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut dan gambarkan himpunan
penyelesaiannya pada garis bilangan.
10
Buktikan bahwa implikasi yang ditunjukkan adalah benar
11
FUNGSI DAN LIMIT FUNGSI
2
Definisi
Sebuah fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang
memasangkan setiap x anggota A dengan tepat satu y anggota B.
A disebut domain (daerah asal) fungsi f dan B disebut kodomain (daerah kawan).
Sedangkan himpunan semua anggota B yang mempunyai pasangan disebut range
(daerah hasil).
f
A B
Contoh 1
Untuk f(x) = x2 – 2x, carilah dan sederhanakan:
a. f(4)
b. f(4 + h)
c. f(4 + h) – f(4)
f (4 + h) − f (4)
d. dengan h ≠ 0.
h
Penyelesaian:
Contoh 2
Untuk f(x) = x2 – 2x dengan daerah asal {–1, 0, 1, 2, 3}, carilah daerah hasil fungsi f.
Penyelesaian:
Contoh 3
1
a. Daerah asal f(x) = adalah {x ∈ R⏐ x ≠ 3}.
x−3
b. Daerah asal g(t) = 9 − t 2 adalah {t ∈ R⏐ 9 – t2 ≥ 0}.
Apabila daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan himpunan
bilangan real, kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya
pada suatu bidang koordinat, dan grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y = f(x).
Contoh 4
Buatlah sketsa grafik dari: (a) f(x) = x2 – 4
1
(b) g(x) =
x
(c) h(x) = ⏐x⏐
Penyelesaian:
Contoh 5
Jika f(x) = x2 – 2x dan g(x) = x – 1, tentukan f + g, f – g, fg, f/g dan f 3. Selanjutnya
gambarlah sketsa grafiknya.
Penyelesaian:
Jika f dan g dua fungsi dengan daerah asal g merupakan daerah hasil f maka
komposisi g o f memenuhi
(g o f)(x) = g (f(x))
Contoh 6
Jika f(x) = x2 – 2x dan g(x) = x – 1, tentukan g o f dan f o g. Selanjutnya gambarlah
sketsa grafiknya.
Penyelesaian:
(g o f)(x) = g (f(x))
= g (x2 – 2x)
= x2 – 2x – 1
(f o g)(x) = f (g(x))
= f (x – 1)
= (x – 1)2 – 2(x – 1)
= x2 – 2x + 1 – 2x + 2
= x2 – 4x + 3
Gambar grrafik dibiarkan untuk latihan.
Gambar 2.2
Berdasarkan informasi pada tabel dan pada grafik menunjukkan bahwa f(x) mendekati
3 apabila x mendekati 1. Secara matematis hal tersebut dituliskan dengan
x3 −1
lim =3
x →1 x − 1
dan ini dibaca “limit (x3 – 1)/ (x – 1) untuk x mendekati 1 adalah 3.”
Dalam contoh ini kita menghubungkan limit dengan perilaku fungsi dekat dengan 1,
bukannya di 1.
Contoh 1
sin x
Dengan menggunakan beberapa nilai pendekatan x tentukan lim
x →0 x
x sin x
y=
x
1 0,84147
0,5 0,95885
0,1 0,99833
0,01 0,99998
↓ ↓
0 ?
↑ ↑
–0,01 0,99998
–0,1 0,99833
–0,5 0,95885
–1 0,84147
sin x
Jadi, lim = 1.
x →0 x
Ingat kembali mengenai nila mutlak. Jika ε adalah sembarang bilangan positif,
maka jarak f(x) ke bilangan L kurang dari ε dapat dinyatakan dalam bentuk:
f ( x) − L < ε
dan ini ekuivalen dengan
L – ε < f(x) < L + ε
yang menunjukkan bahwa f(x) terletak pada interval terbuka (L – ε, L + ε) seperti
terlihat pada gambar 2.3 (a).
Selanjutnya misalkan δ adalah suatu bilangan positif dan x cukup dekat dengan c
sehingga jarak x ke c kurang dari δ, tetapi x ≠ c maka
0 < x−c < δ
dan ini ekuivalen dengan
c–δ<x<c+δ
yang berarti x terletak dalam interval terbuka (c – δ, c + δ) dan dapat digambarkan
seperti terlihat pada gambar 2.3 (b).
L+ε
L–ε
x c–δ c c+δ x
(a) (b)
Gambar 2.3
Gambar-gambar dalam Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 diharapkan dapat memudahkan
kita untuk memahami definisi formal dari limit sebagai berikut.
Definisi
jika dan hanya jika untuk setiap bilangan ε > 0 (betapapun kecilnya), terdapat
bilangan δ > 0 sedemikian sehingga apabila 0 < x − c < δ berlaku f ( x) − L < ε.
Gambar 2.4
Contoh 2
Buktikan bahwa lim(3 x − 7) = 5
x→4
Analisis pendahuluan:
Misalkan ε > 0 sembarang, kita harus dapat menemukan bilangan δ > 0 sedemikian
sehingga apabila 0 < x − 4 < δ berlaku (3x − 7) − 5 < ε.
⇔ 3( x − 4) < ε
⇔ 3 x−4 <ε
ε
⇔ x−4 <
3
Bukti:
ε
Ambil sembarang bilangan ε > 0. Kita pilih δ > 0, yaitu δ = . Apabila 0 < x − 4 < δ
3
maka berlaku (3 x − 7) − 5 = 3 x − 12
= 3( x − 4)
= 3 x−4
=3 x−4
ε
< 3δ = 3. = ε.
3
Jadi, terbukti lim(3 x − 7) = 5 .
x→4
Contoh 3
2 x 2 − 3x − 2
Buktikan bahwa lim =5
x →2 x−2
Analisis pendahuluan:
Misalkan ε > 0 sembarang, kita harus dapat menemukan bilangan δ > 0 sedemikian
2 x 2 − 3x − 2
sehingga apabila 0 < x − 2 < δ berlaku − 5 < ε.
x−2
2 x 2 − 3x − 2 (2 x + 1)( x − 2)
Perhatikan −5 < ε ⇔ −5 < ε
x−2 x−2
⇔ (2 x + 1) − 5 < ε
⇔ 2( x − 2) < ε
⇔ 2 x−2 <ε
ε
⇔ x−2 <
2
ε ε
Oleh karena itu dapat dipilih δ = atau yang lebih kecil dari .
2 2
Fungsi dan Limit Fungsi 21
Bukti:
ε
Ambil sembarang ε > 0 dipilih δ = sehingga 0 < x − 2 < δ berlaku
2
2 x 2 − 3x − 2 (2 x + 1)( x − 2)
−5 = −5
x−2 x−2
= (2 x + 1) − 5
= 2( x − 2)
= 2 x−2
= x−2
ε
<δ= <ε
2
2 x 2 − 3x − 2
Berarti terbukti bahwa lim = 5.
x→2 x−2
Contoh 4
Analisis Pendahuluan:
Untuk setiap ε > 0, akan dicari bilangan δ > 0 sedemikian sehingga apabila
0 < ⏐x – c⏐ < δ berlaku ⏐(mx + b) – (mc + b)⏐ < ε.
Perhatikan:
⏐(mx + b) – (mc + b)⏐ < ε ⇔ ⏐mx – mc⏐ < ε
⇔ ⏐m⏐⏐x – c⏐ < ε
ε
⇔ ⏐x – c⏐ < asalkan m ≠ 0
m
ε
Dapat dipilih δ = .
m
Bukti:
Untuk m = 0, bukti cukup jelas.
ε
Misal m ≠ 0. Untuk setiap ε > 0 dipilih δ = . Oleh karenanya jika 0 < ⏐x – c⏐ < δ
m
maka berlaku ⏐(mx + b) – (mc + b)⏐ = ⏐(mx + b) – (mc + b)⏐
= ⏐mx – mc⏐
Fungsi dan Limit Fungsi 22
= ⏐m⏐⏐x – c⏐
ε
< ⏐m⏐ = ε.
m
Analisis Pendahuluan
Akan dicari bilangan δ > 0 sedemikian sehingga apabila 0 < ⏐x – c⏐ < δ berlaku
x − c < ε untuk setiap ε > 0.
Perhatikan:
( x − c )( x + c )
x− c =
x+ c
x−c
=
x+ c
x−c
=
x+ c
x−c
≤
c
Dapat dipilih δ = ε c
Bukti:
Ambil sembarang ε > 0 dipilih δ = ε c . Oleh karenanya jika 0 < ⏐x – c⏐ < δ maka
x−c ε c
berlaku x− c ≤ < < ε.
c c
Teorema 2.4.1
Misalkan n bilangan bulat positif, k konstanta, serta f dan g fungsi-fungsi yang
mempunyai limit di c, maka:
1) lim k = k
x →c
2) lim x = c
x →c
3) lim kf ( x) = k lim f ( x)
x →c x →c
Dengan menggunakan teorema ini maka penentuan nilai limit suatu fungsi akan
menjadi lebih mudah.
Contoh 6
Carilah lim 5 x 2
x→ 3
Contoh 7
Carilah lim (5 x 2 − 20)
x →3
5 x 2 − 20
Carilah lim
x →3 x
lim 5 x 2 − 20
5 x 2 − 20
Penyelesaian: lim = x →3 teorema 2.2.1 7)
x →3 x lim x
x →3
lim 5 x 2 − 20
x →3
= teorema 2.2.1 2) dan 9)
3
25
= dari contoh 7.
3
5
=
3
a0 + a1 x + a 2 x 2 + ... + a n x n
polinom disebut fungsi rasional, .
b0 + b1 x + b2 x 2 + ... + bm x m
Teorema 2.4.2
Dengan adanya teorma 2.4.2 maka penentuan nilai limit fungsi polinom atau fungsi
rasional menjadi sangat mudah, tentunya asalkan syarat perlu pada teorema tersebut
untuk fungsi rasional dipenuhi.
Contoh 10
7 x 5 − 10 x 4 − 13 x + 6
Tentukan lim
x→2 3x 2 − 6 x − 8
7 x 5 − 10 x 4 − 13 x + 6 7(2) 5 − 10(2) 4 − 13(2) + 6 44 11
Penyelesaian: lim = = =− .
x→2 2
3x − 6 x − 8 2
3(2) − 6(2) − 8 −8 2
Contoh 11
x 3 + 3x + 7 x 3 + 3x + 7
Tentukan lim = lim
x →1 x 2 − 2x + 1 x →1 ( x − 1) 2
Penyelesaian:
Teorema 2.4.2 tidak dapat digunakan karena nilai penyebut di x = 1 adalah nol
dan teorema 2.4.1 bagian 7) juga tidak dapat dugunakan karena limit penyebut nol.
Tetapi, karena limit pembilang 11, maka selama x mendekati 1 terjadi pembagian
bilangan yang dekat 11 dengan bilangan positif dekat 0. Hasilnya adalah sebuah
bilangan positif yang besar dan dapat dibuat besar sekehendak kita dengan
membiarkan x cukup dekat dengan 1. Dalam hal ini dikatakan limitnya tidak ada.
Contoh seperti ini akan diuraikan lebih lanjut pada bagian lain.
Contoh 12
x 2 + 3x − 10
Tentukan lim
x→2 x2 + x − 6
Penyelesaian:
Sebelum mencoba mengambil limitnya terlebih dahulu diadakan
penyederhanaan pecahan dengan faktorisasi.
x 2 + 3x − 10 ( x − 2)( x + 5)
lim = lim
x→2 x + x−6
2 x → 2 ( x − 2)( x + 3)
x+5
= lim
x →2 x+3
7
=
5
Bukti:
Diberikan bilangan ε > 0
Karena lim f ( x) = L, berarti terdapat bilangan δ1 > 0 sedemikian hingga
x→ c
0 < ⏐x – c⏐ < δ1 ⇒ ⏐f(x) – L⏐ < ε ⇔ L – ε < f(x) < L + ε.
Karena lim h( x) = L, berarti terdapat bilangan δ2 > 0 sedemikian hingga
x→ c
0 < ⏐x – c⏐ < δ2 ⇒ ⏐h(x) – L⏐ < ε ⇔ L – ε < h(x) < L + ε
Dipilih δ = min{δ1, δ2}
Apabila 0 < ⏐x – c⏐ < δ maka berlaku
L – ε < f(x) ≤ g(x) ≤ h(x) < L + ε
⇒ L – ε < g(x) < L + ε
⇔ ⏐g(x) – L⏐ < ε
Terbukti lim g ( x) = L.
x→ c
Contoh 13
x2 sin x
Dapat diselidiki bahwa 1 – ≤ ≤ 1 untuk semua x yang mendekati tetapi
6 x
sin x
tidak 0. Tunjukkan bahwa lim = 1.
x →0 x
Fungsi dan Limit Fungsi 27
Penyelesaian:
x2 sin x x2
Misalkan f(x) = 1 – , g(x) = , dan h(x) = 1, maka lim f ( x) = lim1 − =1
6 x x→0 x →0 6
dan lim h( x) = 1, sehingga diperoleh
x→0
x2 sin x
lim1 − ≤ lim ≤ lim1
x →0 6 x →0 x x →0
sin x
⇔ 1 ≤ lim ≤1
x →0 x
sin x
Berdasarkan teorema 2.4.3 maka dapat disimpulkan lim = 1.
x →0 x
SOAL 2
1. Untuk fungsi f(x) = 3x3 + x, hitunglah masing-masing nilai
a. f(1) c. f( 12 )
1
b. f(–6) d. f( )
x
t
2. Untuk fungsi g(t) = , hitunglah masing-masing nilai
1+ t2
a. f(1) c. f( 14 )
1
b. f(9) d. f( )
x4
3. Gambarlah grafik fungsi
⎧− x 2 + 4 , x ≤1 ⎧x 2 − 1 , x≤0
⎪ ⎪
a. f ( x) = ⎨ b. g ( x) = ⎨ 1 , 0< x<2
⎪ 3x , x >1 ⎪ x +1 , x≥2
⎩ ⎩
2
4. Jika f(x) = x2 + x dan g(x) = , tentukan:
x+3
a. (f + g)(2) d. (f / g)(1)
b. (f – g)(2) e. (g o f)(1)
c. (f g)(1) f. (f o g)(1)
2
5. Jika f(x) = x 2 − 1 dan g(x) = , tentukan:
x
7. lim (2 x − 4) = −8
x → −2
x 2 − 25
8. lim = 10
x →5 x − 5
x 2 + 5x − 6
9. lim =7
x →1 x −1
10. lim 2 x = 2
x→2
Untuk soal-soal berikut (no. 13 s.d. 20), tentukan nilai limit fungsi berikut
13. lim(7 x − 4)
x →3
14. lim (2 x 3 − 5 x)
x → −1
3x 4 − 8
16. lim 3
x → − 2 x + 24
u 2 − 2u
17. lim
u→ 2 u 2 − 4
t 2 + 7t + 7
18. lim
t → −1 t 2 − 4t − 5
( y − 1)( y 2 + 2 y − 3)
20. lim
y →1 y2 − 2y +1
Definisi
Limit f(x) untuk x mendekati c dari kiri adalah L, ditulis
lim f ( x) = L
x →c −
jika untuk setiap bilangan ε > 0 (betapapun kecilnya), terdapat bilangan δ > 0
sedemikian sehingga apabila 0 < c – x < δ , maka berlaku f ( x) − L < ε.
jika untuk setiap bilangan ε > 0 (betapapun kecilnya), terdapat bilangan δ > 0
sedemikian sehingga apabila 0 < x – c < δ , maka berlaku f ( x) − L < ε.
Teorema 2.5.1
Contoh 14
⎧2 − x , x ≥1
⎪
f(x) = ⎨
⎪ x2 , x <1
⎩
Tentukan lim− f ( x) , lim+ f ( x) , dan lim f ( x) , selanjutnya gambarkan grafik
x →1 x →1 x→1
fungsi f.
Penyelesaian:
lim f ( x) = lim x 2 = 1
x →1− x →1
lim f ( x) = lim 2 − x = 1
x →1+ x →1
fungsi f.
Penyelesaian:
lim− g ( x) = lim x 2 = 1
x →1 x →1
lim g ( x) = lim 3 − x = 2
x →1+ x →1
Contoh 16
1
Carilah lim jika ada.
x→0 x2
Penyelesaian:
untuk menunjukkan nilai f(x) menjadi semakin besar ketika x semakin mendekati c.
Limit jenis serupa, untuk fungsi yang menjadi negatif tak berhingga ketika x
mendekati c dituliskan dengan
lim f ( x) = – ∞
x→c
Contoh 17
⎛ 1 ⎞
lim⎜ − 2 ⎟ = – ∞
x →0
⎝ x ⎠
Hal ini juga dapat diberlakukan untuk limit kiri dan limit kanan
lim f ( x) = ∞ lim f ( x) = ∞
x →c − x →c +
lim f ( x) = – ∞ lim f ( x) = – ∞
x →c − x →c +
Sebuah garis x = c disebut asimtot tegak kurfa y = f(x) jika paling sedikit salah satu
dari pernyataan berikut benar:
lim f ( x) = ∞ lim f ( x) = ∞ lim f ( x) = ∞
x→c x →c − x →c +
1
Sebagai contoh, sumbu Y atau x = 0 merupakan asimtot tegak kurva y = karena
x2
1
lim = ∞.
x→0 x2
Penyelesaian:
lim− sin x
sin x x → (π2 )
lim− tan x = lim− = =∞
x → (π2 ) x → (π2 ) cos x lim− cos x
x → (π2 )
lim+ sin x
sin x x → (π2 )
lim+ tan x = lim+ = =–∞
x → (π2 ) x → (π2 ) cos x lim+ cos x
x → (π2 )
Definisi
Misalkan f : A → R suatu fungsi, maka
a. Fungsi f dikatakan kontinu di c ∈ A jika lim f ( x) = f (c)
x →c
1) lim f ( x) ada
x→c
Penyelesaian:
x2 − 4 ( x − 2)( x + 2)
1) lim f ( x) = lim = lim = lim( x + 2) = 4 (ada)
x→ 2 x→2 x − 2 x→2 x−2 x→2
2) f(2) = 1 (ada)
3) Karena lim f ( x) ≠ f(2) maka f tidak kontinu di x = 2.
x→ 2
x2 − 4
2. f(x) =
x−2
Apakah f kontinu di x = 2?
Gambarkan grafik fungsi f.
Penyelesaian:
x2 − 4 ( x − 2)( x + 2)
1) lim f ( x) = lim = lim = lim( x + 2) = 4 (ada)
x→ 2 x→2 x−2 x → 2 x−2 x→2
⎧ x2 − 4
⎪ , x≠2
⎪ x−2
3. f(x) = ⎨
⎪ 4 , x=2
⎪
⎩
Apakah f kontinu di x = 2?
Gambarkan grafik fungsi f.
2) f(2) = 4 (ada)
3) Karena lim f ( x) = f(2) maka f kontinu di x = 2.
x→ 2
⎧2 − x , x ≥1
⎪
4. f(x) = ⎨
⎪ x2 , x <1
⎩
Apakah f kontinu di x = 1?
Gambarkan grafik fungsi f.
Penyelesaian:
1) lim− f ( x) = lim x 2 = 1
x →1 x →1
lim f ( x) = lim 2 − x = 1
x →1+ x →1
2) f(1) = 2 – 1 = 1 (ada)
3) Karena lim f ( x) = f(1), maka f kontinu di x = 1.
x→1
⎧3 − x , x ≥1
⎪
5. g(x) = ⎨
⎪ x2 , x <1
⎩
Apakah g kontinu di x = 1?
Gambarkan grafik fungsi g.
Penyelesaian:
1) lim− g ( x) = lim x 2 = 1
x →1 x →1
lim g ( x) = lim 3 − x = 2
x →1+ x →1
Teorema 2.7.1
1. Fungsi polinom (fungsi suku banyak) kontinu pada R.
2. Jika fungsi-fungsi f dan g keduanya kontinu di c dan k sembarang konstanta
maka fungsi f + g, f – g, kf , f /g (asal lim g ( x) ≠ 0) juga kontinu di c.
x→c
SOAL 2
1. Tentukan limit (sepihak) berikut:
x
a. lim−
x →0 x
x
b. lim+
x →0 x
⎧ x, x<0
⎪
⎪⎪
c. f ( x) = ⎨ x 2 , 0 ≤ x ≤1,
⎪
⎪
⎪⎩2 − x, x >1
lim f ( x) , lim+ f ( x) , lim− f ( x) , dan lim+ f ( x)
x →0 − x →0 x →1 x →1
⎧ x, x<0
⎪
⎪⎪
3. f(x) = ⎨ x 2 , 0 ≤ x ≤1
⎪
⎪
⎪⎩2 − x, x >1
a. Apakah f kontinu di 0?
b. Apakah f kontinu di 1?
⎧ x2 , x<0
⎪
⎪⎪
4. g ( x) = ⎨− x, 0 ≤ x ≤1
⎪
⎪
⎪⎩ x, x >1
a. Apakah g kontinu di 0?
b. Apakah g kontinu di 1?
Definisi
Turunan fungsi f adalah fungsi f ’ yang nilainya di c adalah
f ( c + h ) − f (c )
f ’ (c) = lim
h →0 h
asalkan limit ini ada.
Contoh 1
Jika f(x) = 3x2 + 2x +4, maka turunan f di x = 2 adalah
f (2 + h) − f (2)
f ’ (2) = lim
h →0 h
3(2 + h) 2 + 2(2 + h) + 4 − (3. 2 2 + 2. 2 + 4)
= lim
h →0 h
3( 4 + 4h + h ) + 4 + 2h + 4 − (12 + 4 + 4)
2
= lim
h →0 h
12h + 3 h + 2h
2
= lim
h →0 h
h(12 + 3 h + 2)
= lim
h →0 h
= lim(12 + 3h + 2)
h →0
= 14
dy
Jika y = f(x) turunan y atau turunan f dinotasikan dengan y ’, atau , atau f ’ (x), atau
dx
df ( x)
dx
Turunan Fungsi 38
Contoh 2
Jika f(x) = 3x2 + 2x +4, maka turunan f di sembarang x adalah
f ( x + h) − f ( x )
f ’ (x) = lim
h →0 h
3( x + h) 2 + 2( x + h) + 4 − (3 x 2 + 2 x + 4)
= lim
h →0 h
3( x + 2 xh + h ) + 2 x + 2h + 4 − (3x 2 + 2 x + 4)
2 2
= lim
h →0 h
6 xh + 3 h + 2h
2
= lim
h →0 h
h(6 x + 3 h + 2)
= lim
h →0 h
= lim(6 x + 3h + 2)
h →0
= 6x + 2
f ( x + h) − f ( x )
Bukti: f ’(x) = lim
h →0 h
k −k
= lim
h →0 h
=0
f ( x + h) − f ( x )
Bukti: f ’(x) = lim
h →0 h
( x + h) − x
= lim
h→0 h
h
= lim
h →0 h
= 1.
3. Jika f(x) = xn dengan n bilangan bulat positif, untuk setiap x, maka f ’(x) = nxn–1.
f ( x + h) − f ( x )
Bukti: f ’(x) = lim
h →0 h
( x + h) − x n
n
= lim
h →0 h
Turunan Fungsi 39
n(n − 1) n − 2 2
x n + nx n −1 h + x h + ... + nxh n −1 + h n − x n
= lim 2
h →0 h
⎛ n(n − 1) n − 2 ⎞
h⎜ nx n −1 + x h + ... + nxh n − 2 + h n −1 ⎟
= lim ⎝
2 ⎠
h →0 h
⎛ n(n − 1) n − 2 ⎞
= lim⎜ nx n −1 + x h + ... + nxh n − 2 + h n −1 ⎟
h →0
⎝ 2 ⎠
= lim nx n −1
h →0
= nx n −1
Contoh 3
Jika f(x) = x5, maka turunan f adalah f ’(x) = 5x4
2. Jika y = u + v maka y ’ = u ’ + v ’
3. Jika y = u – v maka y ’ = u ’ – v ’
4. Jika y = u v maka y ’ = u ’ v + u v ’
u u ' v − uv '
5. Jika y = maka y ’ =
v v2
Contoh 4
4. Jika f(x) = (3x5 + 2x)(4x + 7), maka f ’(x) = (15x4 + 2) (4x + 7) + (3x5 + 2x)4
Turunan Fungsi 40
6. Jika f(x) = x p dengan p bilangan bulat negatif maka f(x) = x –n dengan – n = p,
1 u
sehingga f(x) = n
. Dengan menggunakan turunan y = diperoleh
x v
0. x n − 1. nx n −1
f ’(x) =
(x n )2
− nx n −1
=
x 2n
= − nx n −1 x −2 n
= − nx − n −1
= px p −1
Aturan Rantai
Misalkan y = f(u) dan u = g(x) menentukan fungsi komposisi yang dirumuskan
dengan y = f(g(x)) = (f o g)(x). Jika g terdiferensialkan di x dan f terdiferensialkan di
u = g(x) maka y = (f o g)(x) terdiferensialkan di x dan
y ’ = (f o g) ’ (x)
= f ’(g(x)) g’(x)
atau
dy dy du
=
dx du dx
Penyelesaian:
du
Misalkan u = 3x4 + 7x – 8 → =12x3 + 7
dx
dy
y = u9 → = 9u8.
du
dy dy du
= = 9u8(12x3 + 7)
dx du dx
= 9(3x4 + 7x – 8)8(12x3 + 7)
Contoh 6
dy
1. Tentukan dari fungsí yang dirumuskan dengan y – 2x3 – 8 = 0
dx
Penyelesaian:
Apabila kedua ruas y – 2x3 – 8 = 0 diturunkan terhadap x, maka diperoleh:
Turunan Fungsi 42
dy dy
– 6x2 = 0 ⇔ = 6x2
dx dx
dy
2. Tentukan dari fungsí yang dirumuskan dengan 2x3y – 7y – x2 + 1 = 0
dx
Penyelesaian:
Apabila kedua ruas 2x3y – 7y – x2 + 1 = 0 diturunkan terhadap x, maka diperoleh:
dy dy
6x2y + 2x3 –7 – 2x = 0
dx dx
dy
⇔ (2x3 – 7) = 2x – 6x2y
dx
dy 2x − 6x 2 y
⇔ =
dx 2x3 − 7
Contoh 7
Jika f(x) = 3x4 + 7x – 8, tentukan f ’’(x).
Penyelesaian:
f ’(x) = 12x3 + 7
untuk mencari f ’’(x) kita turunkan f ’(x):
d
f ’’(x) = (12 x 3 + 7)
dx
= 36x2
Contoh 8
Turunan Fungsi 43
Penyelesaian:
⎛d ⎞ ⎛d ⎞
f ’(x) = ⎜ (3 x 5 + 2 x) ⎟ (4x + 7) + (3x5 + 2x) ⎜ (4 x + 7) ⎟
⎝ dx ⎠ ⎝ dx ⎠
= (15x4 + 2) (4x + 7) + (3x5 + 2x)4
d
f ’’(x) = [(15x4 + 2) (4x + 7) + (3x5 + 2x)4]
dx
d d
= [(15x4 + 2) (4x + 7)] + [(3x5 + 2x)4]
dx dx
⎛d ⎞ ⎛d ⎞
= ⎜ (15 x 4 + 2) ⎟(4 x + 7) + (15 x 4 + 2)⎜ (4 x + 7) ⎟ +
⎝ dx ⎠ ⎝ dx ⎠
⎛d ⎞ ⎛d ⎞
⎜ (3 x + 2 x) ⎟4 + (3 x + 2 x)⎜ 4 ⎟
5 5
⎝ dx ⎠ ⎝ dx ⎠
= 60x3(4x + 7) + (15x4 + 2) 4 + (15x4 + 2) 4 + (3x5 + 2x).0
= 60x3(4x + 7) + (15x4 + 2) 4 + (15x4 + 2) 4
⎧ Fungsi Rasional
Fungsi Aljabar ⎨
⎩ Fungsi Irrasional
Fungsi
⎧ Fungsi Trigonometri
⎪ Fungsi Siklometri
⎪⎪
Fungsi Transenden⎨ Fungsi Logaritma
⎪ Fungsi Eksponensial
⎪
⎪⎩ Fungsi Hiperbolik
Turunan Fungsi 44
Contoh 9
n
Tentukan turunan y = x dengan n bilangan bulat positif
dx
Penyelesaian: y = n
x ⇔ x = y n sehingga = ny n–1
dy
dy
dx
=
1
dx
=
ny
1
n −1
1
= y 1− n =
n
1
n
( x)
n
1− n
=
n
( )
1 1n
x
1− n
=
1 1n −1
n
x
dy
Contoh 10
Tentukan turunan y = x3 + 4x
( )
1
Penyelesaian: y = x 3 + 4x = x3 + 4x 2
3x 2 + 4
=
2 x3 + 4x
Turunan Fungsi 45
Jadi, jika f(x) = cos x, maka f ’(x) = – sin x
Analog:
1− x2
dx
= cos y
dy
dy 1
= cos y = 1 − x 2
dx cos y
1
=
1− x2
Jadi, 1
jika y = arc sin x, maka y ’ =
1− x2
Turunan Fungsi 46
Analog:
1
jika y = arc cos x, maka y ’ = –
1− x2
1
jika y = arc tg x, maka y ’ =
1+ x2
1
jika y = arc ctg x, maka y ’ = –
1+ x2
1
jika y = arc sec x, maka y ’ =
x x2 −1
1
jika y = arc cosec x, maka y ’ = –
x x2 −1
Turunan Fungsi 47
x
⎛ h ⎞h
ln⎜1 + ⎟
= lim ⎝
x⎠
h →0 x
x
⎛ h ⎞h
lim ln⎜1 + ⎟
=
h→0
⎝ x⎠
lim x
h →0
x
⎛ h ⎞h
Mengingat (1) lim ln f ( x) = ln lim f ( x) dan (2) lim ⎜1 + ⎟ = e
h→0 h→0 h →0
⎝ x⎠
Sehingga diperoleh:
x
⎛ h ⎞h
lim ln⎜1 + ⎟
f ’(x) =
h→0
⎝ x⎠
lim x
h →0
x
⎛ h ⎞h
ln lim ⎜1 + ⎟
=
h →0
⎝ x⎠
lim x
h →0
ln e
=
x
1
=
x
Jadi, 1
jika f(x) = ln x, maka f ’(x) =
x
Turunan Fungsi 49
3.8.7 Turunan Fungsi Hiperbolik
Definisi
e x − e−x 1 e x + e−x
sinh x = coth x = = x
2 tanh x e − e−x
e x + e−x 1 2
cosh x = sech x = = x
2 cosh x e + e −x
sinh x e x − e−x 1 2
tanh x = = x csch x = = x
cosh x e + e −x sinh x e − e−x
Jika f(x) = sinh x, maka dengan menggunakan turunan fungsi eksponensial diperoleh
d ⎛ e x − e−x ⎞
f ' ( x) = ⎜ ⎟⎟
dx ⎜⎝ 2 ⎠
e x − ( −e − x )
=
2
e + e−x
x
=
2
= cosh x.
Turunan Fungsi 50
dy dy dt dy dy 1
Diperoleh = atau =
dx dt dx dx dt dx
dt
sehingga dy dy dt
=
dx dx dt
SOAL
dy
Carilah untuk yang berikut
dx
1
1. y = (3x4 + 2x2 + x)(x2 + 7) 5. y =
4 x − 3x + 9
2
x −1
2. y = (x3 + 3x2)(4x2 + 2) 6. y =
x +1
1 2 x 2 − 3x + 1
3. y = 7. y =
3x 2 + 1 2x + 1
2
4. y =
5x − 1
2
dy
Dengan aturan rantai tentukan untuk yang berikut
dx
8. y = (2 – 9x)15
⎛ 3x − 1 ⎞
9. y = (5x2 + 2x – 8)5 15. y = sin ⎜ ⎟
⎝ 2x + 5 ⎠
1 ⎛ x2 −1⎞
10. y = 16. y = cos ⎜⎜ ⎟⎟
(4 x − 3x + 9) 9
2
⎝ x + 4 ⎠
11. y = sin (3x2 + 11x) 17. 4
y = arcsin (3x – 11x)
12. y = cos (3x4 – 11x) 18. y = arctg (3x4 – 11x)8
13. y = sin3 x 19. y = ln (5x2 + 2x – 8)
⎛ x −1⎞
4
Turunan Fungsi 51
dy
Tentukan untuk fungís parameter berikut
dx
31. y = 2 – 9t 34. x = ln (2t – 9)
x = sin t y = (t2 + 7)3
Turunan Fungsi 52
Integral
INTEGRAL
4
Definisi 4.0.1
Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan
D jika
F ’(x) = f(x)
untuk setiap x ∈ D.
Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan ∫ f ( x) dx dan f (x) dinamakan integran.
d
dx ∫
Jadi f ( x) dx = f (x).
Contoh 1
sin x, sin x + 5, sin x – 7 adalah fungsi-fungsi integral tak tentu dari cos x pada
seluruh garis real, sebab derivatif mereka sama dengan cos x untuk semua x.
Sifat 4.0.2:
Misalkan f dan g mempunyai anti turunan dan k suatu konstanta, maka
1. ∫ kf ( x) dx = k ∫ f ( x) dx
2. ∫ [ f ( x) + g ( x)] dx = ∫ f ( x) dx + ∫ g ( x) dx
Teorema 4.0.3
Jika F dan G keduanya integral tak tentu dari f pada interval I, maka F(x) dan G(x)
berselisih suatu konstanta pada I
Akibat 4.0.4
Jika F suatu fungsi integral tak tentu dari f , maka
∫ f ( x) dx = F(x) + C.
dengan C konstanta sembarang.
1 n +1 1
1. ∫x dx = x + C , n ≠ –1 11. ∫1+ x = arc tan x + C
n
dx
n +1 2
1
2. ∫ x dx = ln x + C ,x≠0 = – arc cot x + C
1
3. ∫e dx = e x + C 12. ∫ dx = arc sin x + C
x
1− x2
1 x
4. ∫a dx = a +C ,a≠1 = – arc cos x + C
x
ln a
a>0
1
5. ∫ sin x dx = – cos x + C 13. ∫x x 2 −1
dx = arc sec x + C
7. ∫ sec x dx = tan x + C
2
14. ∫ sinh x dx = cosh x + C
8. ∫ csc x dx = – cot x + C
2
15. ∫ cosh x dx = sinh x + C
SOAL
Tentukan:
1. ∫ ( x − 2) 2 dx
2x 2 + x + 1
2. ∫ x 3 dx
1+ x
3. ∫ x
dx
4. ∫ (sin x − x ) dx
5. ∫ 2 x dx
Teorema 4.2.1
Jika u = g(x) yang didefinisikan pada interval I mempunyai invers x = g –1(u) dan
fungsi-fungsi g dan g –1 keduanya mempunyai derivatif yang kontinu pada
intervalnya masing-masing, dan f kontinu pada interval di mana g –1 didefinisikan,
maka
∫ f {g ( x)} g ' ( x) dx = ∫ f (u ) du
Contoh 2
Tentukan ∫ (2 x + 5) 2006 dx
Penyelesaian:
du
Substitusikan u = 2x + 5 → =2
dx
du = 2 dx
1
∫ (2 x + 5) ∫2 (2 x + 5) 2006 2 dx
2006
maka dx =
1 2006
2∫
= u du
1 1
= u 2007 + C
2 2007
1
= (2 x + 5) 2007 + C
4014
Contoh 3
∫ x (3x + 5) 2006 dx
2
Tentukan
Penyelesaian:
du
Substitusikan u = 3x2 + 5 → = 6x
dx
du = 6x dx
1
∫ x (3x + 5) 2006 dx ∫6 (3x 2 + 5) 2006 6 x dx
2
maka =
1 2006
6∫
= u du
1 1
= u 2007 + C
6 2007
1
= (3x 2 + 5) 2007 + C
12042
Contoh 4
1
Tentukan ∫ cos x dx
2
Penyelesaian:
1 du 1 1
Substitusikan u = x → = ⇔ du = dx
2 dx 2 2
1 1
maka ∫ 2 cos 2 x dx = 2∫ cos u du
2
= 2 sin u + C
1
= 2 sin x +C
2
SOAL
Tentukan:
1
1. ∫ 3( x − 2) 9 dx 6. ∫ dx
4 − x2
dx
∫ x (5 x + 2) 9 dx ∫ 4 + ( x + 1)
2
2. 7. 2
8
3. ∫ ( x + 3) 4
dx 8. ∫x 2 x 2 − 1 dx
1
4. ∫ x ln x dx 9. ∫ e sin x cos x dx
sin(ln x)
5. ∫ dx 10. ∫ e 4 x dx
x
dv
v = g(x) → = g ' ( x) → dv = g ' ( x) dx → dv = v ' dx
dx
d (uv)
uv = f(x) g(x) → = f ' ( x) g ( x) + f ( x) g ' ( x)
dx
d (uv) = v du + u dv
⇔
∫ u dv = uv – ∫ v du
Contoh 5
Tentukan ∫xe
x
dx
Penyelesaian:
Misalkan u=x → du = dx
dv = e x dx → v = ∫ e x dx = e x
sehingga ∫xe dx = x e x − ∫ e x dx
x
= x e x − ∫ e x dx
= x e
x
− e x
+ C
Contoh 6
∫x
2
Tentukan e x dx
Penyelesaian:
Misalkan u = x2 → du = 2x dx
dv = e x dx → v = ∫ e x dx = e x
∫x e x dx = x 2 e x − ∫ e x 2 xdx
2
sehingga
= x 2 e x −2∫ xe x dx
= x 2 e x − 2( x e x − e x ) + C
= x 2e x − 2x e x + e x + C
Contoh 7
Tentukan ∫ x cos x dx 5.
Penyelesaian:
Misalkan u=x → du = dx
dv = cos x dx → v = ∫ cos x dx = sin x
Contoh 8
Tentukan ∫ e x cos x dx
Penyelesaian:
Misalkan u = ex → du = e x dx
dv = cos x dx → v = ∫ cos x dx = sin x
= e x sin x − ∫ e x sin x dx
misal u = e x → du = e x dx
dv = sin x dx → v = ∫ sin x dx
= − cos x
{
= e x sin x − e x (− cos x) − ∫ − cos x e x dx }
= e x sin x + e x cos x − ∫ cos x e x dx
2∫e x
cos x dx = e x sin x + e x cos x
1 x 1
∫e cos x dx = e sin x + e x cos x + C
x
2 2
SOAL
Tentukan:
1. ∫ x sin x dx 6. ∫ e x sin x dx
2. ∫ x sin 2 x dx 7. ∫ arcsin x dx
3. ∫ ln x dx 8. ∫ arctan dx
4. ∫ x e dx −x
9. ∫ x ln x
2
dx
ln ln x
∫x e − x dx ∫
2
5. 10. dx
x
1
Selanjutnya akan dicari ∫x 2
+ 2bx + c
dx
Jika f(x) = x2 + 2bx + c dengan D = 4b2 – 4c < 0, maka f(x) definit positif dan
selalu dapat dibawa ke bentuk
f(x) = (x + b)2 + p2
dengan p2 = c – b2 > 0
1 1
sehingga ∫x 2
+ 2bx + c
dx = ∫ ( x + b) 2
+ p2
dx dan dengan menggunakan (4.4.1)
dapat diperoleh
1 1 x+b
∫x 2
+ 2bx + c
dx = arctan
p p
+ C (4.4.2)
dengan p = c − b2
Contoh 9
1
Tentukan ∫3 + x2
dx
Penyelesaian:
1 1 x
Dengan menggunakan rumus (4.4.1) diperoleh ∫ 3+ x 2
dx =
3
arc tan
3
+C
Contoh 10
1
Tentukan ∫x +9
2
dx
Penyelesaian:
1 1 x
Dengan menggunakan rumus (4.4.1) diperoleh ∫ 3+ x 2
dx = = arc tan + C
3 3
Contoh 11
1
Tentukan ∫ dx
x + 2x + 5
2
Penyelesaian:
b=1
c=5
p= 5 − 12 = 4 = 2
1 1 x +1
Dengan rumus (4.4.2) diperoleh ∫ x + 2x + 5
2
dx = arc tan
2 2
+C
1
Selanjutnya ingat: ∫ x dx = ln x +C
g ' ( x)
∫ g ( x)
dx = ln g (x) +C (4.4.3)
Contoh 11
2x + 2
Tentukan ∫ dx
x + 2x + 4
2
Penyelesaian:
2x + 2
Dengan rumus (4.4.3) diperoleh ∫ x + 2x + 4
2
dx = ln x 2 + 2 x + 4 + C
Contoh 12
x+5
Tentukan ∫ dx
x + 6 x + 13
2
Penyelesaian:
x+5 1
( 2 x + 6) + 2
∫ ∫
2
dx = dx
x + 6 x + 13
2
x 2 + 6 x + 13
( 2 x + 6)
1
2
∫ ∫
2
= dx + dx
x + 6 x + 13
2
x + 6 x + 13
2
1 1
= ln x 2 + 6 x + 13 + 2 ∫ dx
2 ( x + 3) 2 + 4
1 1 x+3
= ln x 2 + 6 x + 13 + 2 . arc tan +C
2 2 2
1 x+3
= ln x 2 + 6 x + 13 + arc tan +C
2 2
SOAL
Tentukan:
x+5 3x + 2
1. ∫ 2 dx 5. ∫ dx
x + 10 x + 13 x + 4x + 7
2
x2 + 5 5x + 1
2. ∫ x 3 + 15 x − 1
dx 6. ∫ x + 6 x + 13
2
dx
sin x 4x + 1
3. ∫ tan x dx = ∫
cos x
dx 7. ∫ x − 6 x + 13
2
dx
5 3x − 2
4. ∫ x + 4x + 7
2
dx 8. ∫ x − 4x + 7
2
dx
Pn(x) = ao + a1x + a2x2 + a3x3 + ...+ anxn dengan an ≠ 0 dinamakan polinomial (fungsí
suku banyak) berderajat n.
Fungsi konstan Po(x) = ao dapat dipandang sebagai polinomial berderajat nol.
N ( x)
Fungsi pecah rasional adalah fungsi berbentuk dengan N(x) dan D(x) polinomial-
D( x)
polinomial.
Uraian mengenai integral fungsi pecah rasional dapat diperinci untuk beberapa kasus
sebagai berikut.
dan ini sudah dibahas pada bagian 4.4 sehingga tidak perlu diulang.
Contoh 13
x3 ⎧ x ⎫
1. ∫ x2 +1
dx = ∫ ⎨⎩ x − x 2 ⎬ dx = ...
+ 1⎭
x 4 − 19 x 2 − 48 x + 60 ⎧ 2 6x + 8 ⎫
2. ∫ x 2 + 6 x + 13
dx = ∫ ⎨x − 6x + 4 + 2
⎩
⎬ dx = ...
x + 6 x + 13 ⎭
Kepada pembaca dipersilakan untuk melanjutkan penyelesaian kedua contoh
dalam contoh 13 di atas.
Dengan demikian yang perlu dipelajari lebih lanjut adalah keadaan dimana
derajat N(x) < derajat D(x) dan N(x) ≠ D’(x)
pecahan parsialnya.
Contoh 14
6x 2 + 6
dapat dipecah menjadi pecahan-pecahan parsial berikut
x3 + 4x 2 + x − 6
6x 2 + 6 1 10 15
= − +
x + 4x + x − 6 x − 1 x + 2 x + 3
3 2
Jadi
6x 2 + 6 1 10 15
∫ x3 + 4x 2 + x − 6
dx = ∫ x −1
dx − ∫
x+2
dx + ∫
x+3
dx
1 1 1
= ∫ x −1
dx − 10∫
x+2
dx + 15∫
x+3
dx
= ln x − 1 − 10 ln x + 2 + 15 ln x + 3 + C
N ( x)
Menurut keadaan faktor-faktor D(x), dalam memisahkan menjadi pecahan-
D( x)
pecahan parsialnya dapat dibedakan menjadi 4 keadaan, yaitu:
a. Semua faktor D(x) linear dan berlainan
b. Semua faktor D(x) linear tetapi ada yang sama (berulang)
c. D(x) mempunyai faktor kuadrat dan semua faktor kuadratnya berlainan
d. D(x) mempunyai faktor kuadrat yang sama.
Contoh 15
6x 2 + 6
Pisahkan 3 atas pecahan-pecahan parsialnya.
x + 4x 2 + x − 6
Penyelesaian:
x3 + 4x 2 + x − 6 = 0 ⇔ (x – 1) (x + 2) (x + 3) = 0
Dibentuk
6x 2 + 6 A B C
= + + (2)
x + 4x + x − 6 x − 1 x + 2 x + 3
3 2
sehingga
6x 2 + 6 1 10 15
∫ x3 + 4x 2 + x − 6
dx = ∫ x −1
dx − ∫
x+2
dx + ∫
x+3
dx
= ln x − 1 − 10 ln x + 2 + 15 ln x + 3 + C
1
Pada bagian ini dijumpai bentuk ∫ x−a
dx
Contoh 16
x
Pisahkan atas pecahan-pecahan parsialnya.
( x − 2)( x + 1) 3
Penyelesaian:
Dibentuk
x A B C D
= + + + (4)
( x − 2)( x + 1) 3
x − 2 x + 1 ( x + 1) 2
( x + 1) 3
x = A( x + 1) 3 + B ( x − 2)( x + 1) 2 + C ( x − 2)( x + 1) + D( x − 2)
untuk x = –1 ⎯→ –1 = –3D
untuk x = 2 ⎯→ 2 = 27A
untuk x = 0 ⎯→ 0 = A – 2B – 2C – 2D
untuk x = 1 ⎯→ 1 = 8A – 4B – 2C – D
x
Selanjutnya dapat dicari integral ∫ ( x − 2)( x + 1) 3
dx
x 2
− 272 − 276 1
∫ ( x − 2)( x + 1) 3 dx = ∫ x − 2 dx + ∫ x + 1 dx + ∫ ( x + 1) 2 dx + ∫ ( x + 1) 3 dx
27 3
= ...
1 1
Pada bagian ini dijumpai bentuk ∫ x−a
dx dan ∫ ( x − a) n
dx n = 2, 3, ...
Misal D(x) = (x – p) (x – q) 2 {(x – a)2 + b2}{(x – c)2 + d2} maka perlu dibentuk
N ( x) A B C Dx + E Fx + G
= + + + + (5)
D( x) x − p x − q ( x − q) 2
( x − a) + b
2 2
( x − c) 2 + d 2
Contoh 17
3x
Pisahkan atas pecahan-pecahan parsialnya.
x −1
3
Penyelesaian:
3x 3x
=
x − 1 ( x − 1)( x 2 + x + 1)
3
3x A Bx + C
Dibentuk = + 2
x −1 x −1 x + x +1
3
3x = A( x 2 + x + 1) + ( Bx + C )( x − 1)
untuk x = 1 ⎯→ 3 = 3A
untuk x = 0 ⎯→ 0=A–C
untuk x = –1 ⎯→ –3 = A + 2B – 2C
Setelah dicari nilai-nilai A, B, dan C diperoleh A = 1 , B = −1 , dan C = 1 , sehingga
Thobirin, Kalkulus Integral 66
Integral
3x 1 − x +1
= + 2
x −1 x −1 x + x +1
3
3x 1 − x +1
Jadi ∫ 3 dx = ∫ dx + ∫ 2 dx
x −1 x −1 x + x +1
= ...
= ...
1 1
Pada bagian ini dijumpai bentuk ∫ x−a
dx , ∫ ( x − a) n
dx n = 2, 3, ... , dan
AX + B
∫ ( x − a) 2 + b 2
dx
Misal D(x) = (x – p) (x – q) 2 {(x – a)2 + b2}{(x – c)2 + d2}3 maka perlu dibentuk
N ( x) A B C Dx + E Fx + G Hx + J
= + + + + +
D( x) x − p x − q ( x − q) 2
( x − a) + b
2 2
( x − c) + d
2 2
{( x − c) 2 + d 2 }2
Kx + L
+
{( x − c ) 2 + d 2 } 3
Contoh 18
3x 3 − 2 x 2 + 5 x − 1
Pisahkan atas pecahan-pecahan parsialnya.
( x − 2)( x 2 + 1) 2
Penyelesaian:
Dengan cara seperti yang telah diberikan sebelumnya didapatkan
3x 3 − 2 x 2 + 5 x − 1 1 x −1 x
= − 2 − 2
( x − 2)( x + 1)
2 2
x − 2 x + 1 ( x + 1) 2
3x 3 − 2 x 2 + 5x − 1 1 x −1 x
Jadi ∫
( x − 2)( x 2 + 1) 2
dx = ∫ x − 2 dx − ∫ x 2
+1
dx − ∫ 2
( x + 1) 2
dx
AX + B
Pada bagian ini dapat muncul bentuk ∫ {( x − a ) 2 + b 2 }n
dx , n = 2, 3, ... , dan
N ( x)
Dalam mencari ∫ D( x) dx kita dihadapkan kepada empat jenis integral yang
berbentuk:
1
(1) ∫ x−a
dx
1
(2) ∫ ( x − a) n
dx n = 2, 3, ...
AX + B
(3) ∫ ( x − a) 2 + b 2
dx
AX + B
(4) ∫ {( x − a) 2 + b 2 }n
dx , n = 2, 3, ...
Tiga bentuk yang pertama telah dapat diselesaikan menggunakan teori-teori yang
sudah diberikan. Adapun integral bentuk keempat dapat diselesaikan dengan
substitusi y = x – a sebagai berikut.
AX + B Ay + aA + B
∫ {( x − a ) 2 + b 2 }n
dx = ∫ { y 2 + b 2 }n
dy
A d( y 2 + b2 ) aA + B
= ∫
2 {y + b }
2 2 n
+∫
{ y 2 + b 2 }n
dy
Integral untuk suku pertama pada ruas terakhir bukan masalah karena berbentuk
du
∫u n
, n = 2, 3, ... Sedangkan integral pada suku keduanya dapat diubah menjadi
aA + B aA + B dy
∫ {y + b }
2 2 n
dy =
b 2n ∫ ⎧⎪ ⎛ y ⎞ 2 ⎫⎪
n
⎨1 + ⎜ ⎟ ⎬
⎪⎩ ⎝ b ⎠ ⎪⎭
aA + B dt y
2 n −1 ∫
= dengan t =
b {1 + t 2 }n b
dt
Untuk menghitung integral ∫ {1 + t }
2 n
dapat digunakan rumus reduksi berikut
dt t 2n − 3 dt
∫ {1 + t } 2 n
= 2 n −1
(2n − 2)(1 + t )
+ ∫
2n − 2 {1 + t 2 }n −1
Contoh 19
x+3
Selesaikan ∫ (x 2
+ 4 x + 13) 2
dx .
Penyelesaian:
x+3 1
( 2 x + 4) + 1
∫ ( x 2 + 4 x + 13) 2 dx = ∫ (x
2
dx
2
+ 4 x + 13) 2
2x + 4 1
= 1
2 ∫ (x 2
+ 4 x + 13) 2
dx + ∫ 2
( x + 4 x + 13) 2
dx
d ( x 2 + 4 x + 13) 1
= 1
2 ∫ ( x 2 + 4 x + 13) 2 + ∫ {( x + 2) 2 + 9}2 dx
d ( x 2 + 4 x + 13) 1
= 1
2 ∫ ( x 2 + 4 x + 13) 2 + ∫ {( x + 2) 2 + 9}2 dx
1 1
= − 12 +∫
{ }
dx
x + 4 x + 13 9[( x + 2) / 3] + 1
2 2 2
1 1
= − 12 + 811 ∫
{ }
dx
x + 4 x + 13 [( x + 2) / 3]2 + 1
2 2
1 x+2 1
Untuk 1
81 ∫ {[( x + 2) / 3] 2
+1 }
2
dx substitusikan t =
3
, dt = dx sehingga
3
1 1
1
81 ∫ {[( x + 2) / 3] 2
+1 } 2
dx = 1
27 ∫ {t 2
+ 1}
2
dt
1 ⎛ t 2.2 − 3 1 ⎞
= ⎜⎜ + ∫
27 ⎝ (2.2 − 2)(1 + t ) 2.2 − 2 t + 1 ⎠
2
dt ⎟⎟
{ }
1 ⎛ t 1 1 ⎞
= ⎜⎜ + ∫ 2 dt ⎟⎟
27 ⎝ 2(1 + t ) 2 t + 1 ⎠ { }
1 ⎛ t 1 ⎞
= ⎜⎜ + arctan t ⎟⎟
27 ⎝ 2(1 + t ) 2 ⎠
Thobirin, Kalkulus Integral 69
Integral
1 ⎛ x+2 1 x + 2⎞
= ⎜ + arctan ⎟
⎜
27 ⎝ 3.2(1 + 3 ) 2
x+2
3 ⎟⎠
1 ⎛ x+2 1 x + 2⎞
= ⎜⎜ + arctan ⎟
27 ⎝ 6 + 2( x + 2) 2 3 ⎟⎠
1 x+2 1 x+2
= + arctan
27 2 x + 10 54 3
x+3 1 1
Jadi ∫ (x 2
+ 4 x + 13) 2
dx = − 12 2
x + 4 x + 13
+ 811 ∫
{
[( x + 2) / 3]2 + 1
2
dx
}
1 1 x+2 1 x+2
= − 12 + + arctan + C.
x + 4 x + 13
2
27 2 x + 10 54 3
LATIHAN
x x
1. ∫x 2
+ 3x − 4
dx 4. ∫ (x 2
− 1) 2 ( x 2 + 1)
dx
x+3 2 x 4 − 2 x 3 + 3x 2 − 2
2. ∫ dx 5. ∫ dx
( x − 1) 2 ( x + 4) x2 − x
x 4x3 + x 2 + 1
3. ∫ 2 dx 6. ∫ dx
( x + 1) 2 ( x 2 − 2) 3
= ∫ R( y ) dy
= – ∫ R(t ) dt
Dengan mengingat rumus cos2 x + sin2 x = 1, maka:
∫ R(sin x, cos ∫ R( y, 1 − y
2 2
x) cos x dx = ) dy
Contoh 20
1. ∫ (2 cos 2 x − sin x + 7) cos x dx
2. ∫ sin 3 x dx
Contoh 21
Carilah
1. ∫ sin 3 x sin 2 x dx
2. ∫ sin 3x cos 2 x dx
3. ∫ cos 3x cos 2 x dx
∫ sin x dx
2
4.
∫ sin x dx
4
5.
∫ R(sin x, cos x) dx dapat dibawa menjadi integral fungsi rasional dalam y dengan
2
y = tan 12 x → x = 2 arc tan y → dx = dy
1+ y2
Selanjutnya perhatikan
1+ y2 y
1
2 x
sin x = sin(2. 12 x)
y 1 2y
= 2 sin 12 x cos 12 x = 2 =
1+ y 2
1+ y 2 1+ y2
2y
Jadi sin x = .
1+ y2
Dengan menggunakan rumus cos x = cos(2. 12 x) diperoleh
1− y2
cos x =
1+ y2
2y
tan x =
1− y2
1− y2
cot x =
2y
Contoh 22
dx dx
Carilah: 1. ∫ 1 + sin x 2. ∫ sin x + cos x
dx
3. ∫ 1 + cos x 4. ∫ csc x dx
Contoh 23
dx
Carilah: 1. ∫ tan x dx 2. ∫ 1 + tan x
∫ sin x dx = − ∫ (1 − y 2 ) n dy
2 n +1
dengan y = cos x
∫ cos x dx = ∫ (1 − t 2 ) n dt
2 n +1
dengan t = sin x
n n
− cos x sin n −1 x n − 1
∫ sin x dx = + ∫ sin n − 2 x dx
n
n n
tan n −1 x
∫ tan x dx = + ∫ tan n − 2 x dx
n
n −1
− cot n −1 x
∫ cot x dx = − ∫ cot n − 2 x dx
n
n −1
sin x sec n −1 x n − 2
∫ sec x dx = n − 1 + n − 1 ∫ sec x dx
n n−2
− cos x csc n −1 x n − 2
∫ csc x dx = +
n −1 ∫
csc n − 2 x dx
n
n −1
Bukti rumus-rumus di atas tidak diberikan dalam tulisan ini.
LATIHAN
a x
2) ∫x x −a2 2
dx = arc sec
a
+C
1
3) ∫ x +a
2 2
dx = ln x + x 2 + a 2 + C
1
4) ∫ x −a
2 2
dx = ln x + x 2 − a 2 + C
x a2 x
∫ a − x dx = a −x + arcsin + C
2 2 2 2
5)
2 2 a
x 2 a2
6) ∫ x 2 + a 2 dx =
2
x + a2 +
2
ln x + x 2 + a 2 + C
x 2 a2
∫ x 2 − a 2 dx =
− + ln x + x 2 − a 2 + C
2
7) x a
2 2
Dua rumus pertama mudah dibawa ke bentuk rumus integral dasar dengan
x
substitusi y = . Sedangkan rumus-rumus yang lain dapat dibuktikan dengan
a
menggunakan metode yang akan diterangkan pada bagian 4.7.4.
Contoh 24
3
x
∫1+ x
dx diambil substitusi y = 6 x , sehingga x = y 6 dan dx = 6 y 5 dy
Contoh 25
1
∫ ( x − 3) x − 6x + 2
2
dx diambil substitusi x 2 − 6 x + 2 = x + y , sehingga
− ( y 2 − 2) 1 y2 + 6y + 2
x= dan dx = − dy . Selanjutnya dapat diselesaikan seperti
2( y + 3) 2 ( y + 3) 2
integral raasional
a2 + x2 x = a tan θ dx = a sec2θ dθ
Contoh 26
x a2 x
1. Buktikan ∫ a 2 − x 2 dx =
2
a2 − x2 +
2
arcsin + C
a
1
2. Gunakan substitusi x = a sin θ untuk menentukan ∫ 9 − x2
dx
1
3. Carilah ∫ ( x − 3) x 2 − 6x + 2
dx
LATIHAN 4.7
1
1. ∫x 2
1− x2
dx
x
2. ∫ 1− x2
dx
1
3. ∫ ( x − 2) x 2 − 4x + 1
dx
1
4. ∫ ( x − 2) x 2 − 4x + 8
dx
Definisi 5.1.1
Partisi P pada interval [a,b] adalah suatu subset berhingga P = {x0, x1, x2, …, xn} dari
[a,b] dengan a = x0 < x1 < x2 < … < xn = b.
Jika P = {x0, x1, x2, …, xn} partisi pada [a,b] maka Norm P, ditulis P , didefinisikan
a = x0 x1 x2 … xn = b.
Contoh 1:
Pada interval [–3, 3], suatu partisi P = {–3, – 1 12 , – 12 , 1
3 , 2, 3}mempunyai norm:
P = max{– 1 12 – (–3), – 12 – (– 1 12 ), 13 – (– 12 ), 2 – 1
3 , 3 – 2}
= max{ 32 , 1, 5
6 , 5
3 , 1}
5
= 3 .
Jika f fungsi yang didefinisikan pada [a,b], P = {x0, x1, x2, …, xn} suatu partisi pada
n
[a,b], wi ∈ [xi-1, xi], dan Δxi = xi – xi-1, maka ∑ f (w )Δx
i =1
i i disebut Jumlah Riemann f pada
[a,b].
y = f(x)
w1 w2 w3 w4 wi wn
x0 = a x1 x2 x3 x4 xi-1 xi xn-1 b = xn-1
w1 = –2 ⎯→ f(w1) = 3 Δx1 = 3
2 ⎯→ f(w1).Δx1 = 9
2
w3 = 0 ⎯→ f(w3) = –1 Δx3 = 5
6 ⎯→ f(w3).Δx3 = – 56
w4 = 1 12 ⎯→ f(w4) = 5
4 Δx4 = 5
3 ⎯→ f(w4).Δx4 = 25
12
w5 = 2 23 ⎯→ f(w5) = 55
9 Δx5 = 1 ⎯→ f(w5).Δx5 = 55
9
Jumlah Riemann fungsi f tersebut pada interval [–3, 3] bersesuaian dengan partisi P di atas
5
100
adalah ∑ f ( wi )Δxi = .
i =1 9
Definisi 5.1.2
n
1. Jika f fungsi yang terdefinisi pada [a,b] maka: lim
P →0
∑ f ( w )Δx
i =1
i i = L jika dan hanya jika
untuk setiap bilangan positif ε terdapat bilangan positif δ sehingga untuk setiap partisi
n
P = {x0, x1, x2, …, xn} pada [a,b] dengan P < δ, berlaku ∑ f (w )Δx
i =1
i i − L < ε.
n
2. Jika f fungsi yang terdefinisi pada [a,b] dan lim
P →0
∑ f (w )Δx
i =1
i i ini ada, maka limit tersebut
∫ f ( x)dx = lim
P →0
∑ f (w )Δx
i =1
i i secara geometris menyatakan luas daerah di bawah kurva
a
Contoh 3:
3
Jika f(x) = x + 3, tentukan ∫ ( x + 3) dx .
−2
Penyelesaian: f(x) = x + 3
Y
Buat partisi pada [–2, 3] dengan menggunakan n
interval bagian yang sama panjang. Jadi panjang
5
setiap interval bagian adalah Δx = .
n
Dalam setiap interval bagian [xi-1,xi] partisi
tersebut diambil wi = xi. 3
n
Akan dicari nilai lim
P →0
∑ f (w )Δx
i =1
i i .
-3 -2 -1 0 1 2 3 X
x0 = –2
5
x1 = –2 + Δx = –2 +
n
5
x2 = –2 + 2Δx = –2 + 2( )
n
5
x3 = –2 + 3Δx = –2 + 3( )
n
.
:
5
xi = –2 + i.Δx = –2 + i( )
n
.
:
5
xn = –2 + n.Δx = –2 + n( ) = 3
n
5 5i
Karena untuk setiap i = 1, 2, 3, …, n dipilih wi = xi maka wi = –2 + i( )= –2 + , sehingga
n n
n n
⎛ 5i ⎞ 5
∑
i =1
f ( wi )Δxi = ∑ ⎜⎝1 + n ⎟⎠ n
i =1
5 n ⎛ 5i ⎞
= ∑ ⎜1 + n ⎟⎠
n i =1 ⎝
5 n 5 n 5i
= ∑ n∑
n i =1
1 +
i =1 n
5 n 25 n
= ∑ n2 ∑
n i =1
1 +
i =1
i
5 25
= (n) + 2 { 12 n(n + 1)}
n n
25 ⎛ 1 ⎞
=5+ ⎜1 + ⎟
2 ⎝ n⎠
n
⎛ 25 ⎛ 1 ⎞ ⎞
lim ∑ f (w )Δx i i = lim⎜⎜ 5 + ⎜1 + ⎟ ⎟⎟
2 ⎝ n ⎠⎠
P →0
i =1
n→∞
⎝
1
= 17 2
3
Jadi ∫ ( x + 3) dx = 17
−2
1
2 .
Contoh 4:
b
Tentukan ∫ dx .
a
Penyelesaian:
Dalam hal ini f(x) = 1 untuk setiap x ∈ [a,b]. Ambil sembarang partisi P = {x0, x1, x2, …, xn}
pada [a,b] dan sembarang titik wi ∈ [xi-1, xi], i = 1, 2, 3, …, n, maka
∑ f (w )Δx
i =1
i i = ∑1.Δx
i =1
i dan Δxi = xi – xi-1
n
= ∑ (x
i =1
i − xi −1 )
b
Dengan demikian ∫ dx = b – a.
a
Bukti:
Ambil sembarang partisi P = {x0, x1, x2, …, xn} pada [a,b]. Karena F’(x) = f(x) untuk setiap
x ∈ [a,b] maka F’(x) = f(x) untuk setiap x ∈ [xi-1, xi], i = 1, 2, 3, …, n. Berdasarkan teorema
nilai rata-rata maka terdapat wi ∈ [xi-1, xi] sehingga
F(xi) – F (xi-1) = F’(wi) (xi – xi-1)
= f(wi) (xi – xi-1) i = 1, 2, 3, …, n
Diperoleh:
n n
∑
i =1
f ( wi )Δxi = ∑ f (w )( x
i =1
i i − xi −1 )
n
= ∑{F ( x ) − F ( x
i =1
i i −1 )}
b
Jadi ∫ f ( x)dx
a
= F(b) – F(a)
Contoh 5
∫ ( x + 3) dx = [ ]
3
3
1
2 x 2 + 3x −2
= { 12 (3) 2 + 3(3)} − { 12 (−2) 2 + 3(−2)} = 17 12 .
−2
Contoh 6
Tentukan integral berikut.
2
∫ x dx
3
1.
−2
π
2. ∫π sin x dx
−
Teorema 5.1.4
b c b
Jika f integrable pada [a,b] dan c ∈ (a,b) maka ∫ f ( x)dx = ∫ f ( x)dx + ∫ f ( x)dx
a a c
Teorema 5.1.5
b b
1. ∫ kf ( x) dx = k ∫ f ( x) dx k konstanta
a a
b b b
2. ∫ { f ( x) + g ( x)} dx = ∫ f ( x) dx + ∫ g ( x) dx
a a a
b
3. Jika f(x) ≥ 0 untuk setiap x ∈ [a,b] maka ∫ f ( x)dx
a
≥ 0.
b b
4. Jika f(x) ≤ g(x) untuk setiap x ∈ [a,b] maka ∫ f ( x)dx ≤ ∫ g ( x)dx
a a
menyatakan luas daerah di antara kurva y = f (x ) dan sumbu X serta dibatasi oleh garis-garis
x = a dan x = b. Jadi
b
A = ∫ f ( x) dx
a
Contoh 7
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva y = x + 3, sumbu X, garis x = –2 dan
garis x = 3.
Penyelesaian:
[ ]
3
A = ∫ ( x + 3) dx =
3
1
2 x 2 + 3x −2
= { 12 (3) 2 + 3(3)} − { 12 (−2) 2 + 3(−2)} = 17 12 .
−2
Contoh 8
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva y = x 3 , sumbu X, garis x = –2 dan garis
x = 2.
Penyelesaian:
y = f (x)
y = g (x)
a b X
Selanjutnya jika suatu daerah dibatasi oleh dua kurva y = f (x) dan y = g (x) serta
garis-garis x = a dan x = b seperti gambar di atas, maka luas daerahnya adalah sebagai berikut
b
A = ∫ { f ( x) − g ( x)} dx
a
b
Contoh 9
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva y = x 4 dan y = 2 x − x 2 .
Penyelesaian:
Menentukan batas-batas dicari dengan menentukan akar-akar persamaan x 4 = 2 x − x 2
yang dapat kita temukan akar-akarnya adalah x = 0 dan x = 1.
y = x4
y = 2x − x 2
X
0
1
⎡ 1 ⎤
1
1 1 1 7
sehingga luasnya adalah A = ∫ (2 x − x − x ) dx = ⎢ x 2 − x 3 − x 5 ⎥ = 1 − − = .
2 4
0 ⎣ 3 5 ⎦0 3 5 15
d
x = ϕ(y)
x = ψ ( y)
0 X
Contoh 10
Tentukan luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva y 2 = 4 x dan 4 x − 3 y = 4 .
Penyelesaian:
Y
4x − 3y = 4
y 2 = 4x
X
0
y = f(x)
f(wi)
0 a xi −1 wi xi b X
Jika daerah yang dibatasi kurva y = f(x), sumbu X, garis-garis x = a dan x = b diputar
mengelilingi sumbu X sebagai sumbu putar, maka volume benda putar yang terjadi dapat dicari
sebagai berikut.
Dibuat partisi P = {x0, x1, x2, …, xn} pada [a,b]. Untuk setiap i = 1, 2, …, n dipilih satu
titik wi ∈ [xi-1, xi], selanjutnya dibuat persegi panjang dengan panjang f(wi) dan lebar
Δxi = xi – xi-1. Jika persegi panjang ini diputar terhadap sumbu X, maka diperoleh silinder
hampiran dengan volume
ΔVi = π { f ( wi )} Δxi
2
f(xi)
Δxi
i =1 i =1
b
= π ∫ { f ( x)} dx
2
Jadi
b
V X = π ∫ { f ( x)} dx
2
Selanjutnya apabila daerah yang dibatasi oleh dibatasi oleh dua kurva y = f ( x) dan
y = g (x) serta garis-garis x = a dan x = b seperti gambar di bawah ini diputar mengelilingi
sumbu X sebagai sumbu putar, maka volume benda yang terjadi adalah
[ ]
b
V X = π ∫ { f ( x)} − {g ( x)} dx
2 2
Y
y = f(x)
y = g(x)
a b
0 X
Dengan cara sama, jika daerah yang dibatasi kurva x = ϕ(y), sumbu Y, garis-garis y = c
dan y = d diputar mengelilingi sumbu Y sebagai sumbu putar, maka volume benda putar yang
terjadi adalah.
d
VY = π ∫ {ϕ ( y )} dy
2
Demikian pula apabila daerah yang dibatasi oleh dua kurva x = ψ ( y ) dan x = ϕ ( y )
serta garis-garis y = c dan y = d diputar mengelilingi sumbu Y sebagai sumbu putar, maka
volume benda yang terjadi adalah
[ ]
d
VY = π ∫ {ψ ( y )} − {ϕ ( y )} dy
2 2
Contoh 11
Tentukan volume benda putar yang terjadi apabila daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva
y= x
X
0 4
{ }
4
⎡1 ⎤
4 4
2
VX = π ∫ x dx = π ∫ x dx = π ⎢ x 2 ⎥ = 8π
0 0 ⎣2 ⎦0
Contoh 12
Tentukan volume benda putar yang terjadi apabila daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva
y = x 3 , sumbu Y dan garis x = 3 diputar mengelilingi sumbu Y.
Penyelesaian:
Y
Karena y = x 3 maka x = 3 y , sehingga
3
⎡ 3 5 ⎤ 93 9
{ }
x=3 y 3
2
3 2
VY = π ∫ 3 y dy = π ∫ y dy = π ⎢ y 3 ⎥ =
3
π
0 0 ⎢⎣ 5 ⎥⎦ 5
X
0
[{ 8x } − {x } ] [ ]
2
⎡ 1 ⎤
2 2
2 2 2 48
VX = π ∫ dx = π ∫ 8 x − x dx = π ⎢4 x 2 − x 5 ⎥ = π
4
0 0 ⎣ 5 ⎦0 5
Tentukan pula apabila daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu Y.
= π ( r22 − r12 ) h
= π ( r2 + r1 )( r2 − r1 )h
r2 + r1
dengan r = dan Δr = r2 − r1
2
Misalkan diketahui daerah dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu X serta garis-garis x = a
dan x = b. Apabila daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu Y sebagai sumbu putarnya,
maka volume benda putar yang terjadi dapat dicari sebagai berikut.
Dibuat partisi P = {x0, x1, x2, …, xn} pada [a,b]. Untuk setiap i = 1, 2, …, n dipilih satu
xi + xi −1
titik wi = ∈ [xi-1, xi], selanjutnya dibuat persegi panjang dengan panjang f(wi) dan
2
dan lebar Δxi = xi – xi-1. Jika persegi panjang ini diputar terhadap sumbu Y, maka diperoleh
tabung hampiran dengan volume
ΔVi = 2π wi f ( wi ) Δxi
Akibatnya diperoleh jumlahan Riemann
n n
∑ ΔVi = ∑ 2π wi f ( wi ) Δxi
i =1 i =1
b
Jadi VY = 2π ∫ x f ( x)dx
a
Selanjutnya apabila daerah yang dibatasi oleh dibatasi oleh dua kurva y = f (x) dan
y = g (x) serta garis-garis x = a dan x = b seperti gambar di bawah ini diputar mengelilingi
sumbu Y sebagai sumbu putar, maka volume benda yang terjadi adalah
b
VY = 2π ∫ x[ f ( x) − g ( x)]dx
a
Y
y = f(x)
y = g(x)
a Δxi b
0 X
Dengan cara sama, misalkan diketahui daerah dibatasi oleh kurva x = ψ(x), sumbu Y
serta garis-garis y = c dan y = d. Apabila daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu X sebagai
sumbu putarnya, maka volume benda putar yang terjadi adalah
d
Y V X = 2π ∫ yψ ( y )dy
c
y = ψ ( x)
0 X
Demikian pula apabila daerah yang dibatasi oleh dua kurva x = ψ ( y ) dan x = ϕ ( y )
serta garis-garis y = c dan y = d seperti gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu X
sebagai sumbu putar, maka volume benda yang terjadi adalah
d
V X = 2π ∫ y[ψ ( y ) − ϕ ( y )]dy
c
d
x = ϕ(y)
x = ψ ( y)
0 X
Contoh 14
Tentukan volume benda putar yang terjadi apabila daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva
1
y= , sumbu X, dan garis x = 1 diputar mengelilingi sumbu Y.
x
Penyelesaian:
4
4
1 4 1
⎡2 3 ⎤ 28
VY = 2π ∫ x dx = 2π ∫ x dx = 2π ⎢ x 2 ⎥ = π
2
1 x 1 ⎢⎣ 3 ⎥⎦ 1 3
Contoh 15
r
Diketahui suatu daerah tertutup dibatasi oleh kurva garis y = x , sumbu X, dan garis x = t.
t
Dalam hal ini r > 0 dan t > 0 . Jika daerah tersebut diputar mengelilingi sumbu X, tentukan
volume benda yang terjadi dengan dua cara.
Penyelesaian:
Cara I
Dengan metode cincin
2
⎧r ⎫
t
V X = π ∫ ⎨ x ⎬ dx Y
0 ⎩t ⎭
r2 t 2
t 2 ∫0
=π x dx
r r
t
y= x
⎡1 3 ⎤
2 t
r
=π ⎢⎣ 3 x ⎥⎦
t2 0
1 X
= π r 2t 0 t
3
Cara II
r t
Dengan metode kulit tabung. Karena y = x , maka x = y
t r
r
t Y
V X = 2π ∫ y (t − y )dy
0 r
r
1
= 2π t ∫ ( y − y 2 )dy
0 r r t
x= y
r r x=t
⎡1 1 ⎤
= 2π t ⎢ y 2 − y 3 ⎥
⎣2 3r ⎦ 0 t − rt y
X
⎡1 1 ⎤ 0 t
= 2π t ⎢ r 2 − r 2 ⎥
⎣2 3 ⎦
1
= π r 2t
3
Pada bagian ke i, panjang busur Qi-1Qi , yaitu Δsi dapat didekati oleh Δwi . Dengan Pythagoras
kita peroleh
Selanjutnya berdasarkan Teorema Nilai Rata-rata pada Derivatif tentu terdapat t ∈ (t i −1 , t i ) dan
tˆ ∈ (t i −1 , t i ) demikian sehingga
f (t i ) − f (t i −1 ) = f ' (t i )(t i − t i −1 )
Jadi
b
L=∫ [ f ' (t )]2 + [g ' (t )]2 dt
a
atau
2 2
⎛ dx ⎞ ⎛ dy ⎞
b
L=∫ ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟ dt
a ⎝ dt ⎠ ⎝ dt ⎠
0 0
Contoh 17
Menggunakan integral hitunglah panjang ruas garis yang menghubungkan titik P(0, 1) dan
Q(5, 13).
Thobirin, Kalkulus Integral 95
Integral Tertentu
Penyelesaian:
12 dy 12
Persamaan ruas garis PQ adalah y = x + 1 , sehingga = . Oleh karena itu
5 dx 5
2 5
⎛ 12 ⎞ ⎡13 ⎤
5 5
13
L=∫ 1 + ⎜ ⎟ dx = ∫ dx = ⎢ x ⎥ = 13
0 ⎝5⎠ 0 5 ⎣ 5 ⎦0
Contoh 18
3
Menggunakan integral hitunglah panjang kurva y = x dari (1, 1) dan (4, 8).
2
Penyelesaian:
3 1
dy 3 2
y = x , maka
2
= x . Oleh karenanya
dx 2
2 ⎡ 3 4
⎤ ⎛ 3 3
⎞
4 ⎛3 1
⎞ 4
9 8 ⎛ 9 ⎞ 8 ⎜ 13 2 ⎟
L = ∫ 1+ ⎜ x ⎟ dx = ∫ 1 + x dx = ⎢ ⎜1 + x ⎟ ⎥ = ⎜10 −
2
⎜2
2
⎟
2
⎟ ≈ 7,63
⎝ ⎠ 4 ⎢ 27 ⎝ 4 ⎠ ⎥ 27 ⎜ 8 ⎟
⎣ ⎦1
1 1
⎝ ⎠
Diferensial Panjang Busur
Misalkan f suatu fungsi yang dapat didiferensialkan pada [a, b]. Untuk setiap x ∈ (a, b)
didefinisikan s(x) sebagai
x
s ( x) = ∫ 1 + [ f ' (u )]2 du
a
maka s(x) adalah panjang kurva y = f(u) dari titik (a, f(a)) ke titik (x, f(x)), sehingga
2
ds ⎛ dy ⎞
s ' ( x) = = 1 + [ f ' ( x)]2 = 1 + ⎜ ⎟
dx ⎝ dx ⎠
Y
• (x, f(x))
s ( x)
(a, f(a))
•
0 a x X
Thobirin, Kalkulus Integral 96
Integral Tertentu
Oleh karenanya diferensial panjang kurva ds dapat ditulis sebagai
2
⎛ dy ⎞
ds = 1 + ⎜ ⎟ dx
⎝ dx ⎠
Selanjutnya hal ini dapat ditulis dalam bentuk-bentuk
2
⎛ dx ⎞
2 2
⎛ dx ⎞ ⎛ dy ⎞
ds = 1 + ⎜⎜ ⎟⎟ dy atau ds = ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟ dt
⎝ dy ⎠ ⎝ dt ⎠ ⎝ dt ⎠
Untuk keperluan mengingat, dapat pula ditulis dalam bentuk:
(ds ) 2 = (dx) 2 + (dy ) 2
⎛r +r ⎞
A = 2π ⎜ 1 2 ⎟ l
⎝ 2 ⎠
Apabila sebuah kurva pada suatu bidang diputar mengelilingi sebuah garis pada bidang
itu, maka hasilnya berupa permukaan benda putar dengan luas permukaan dapat dicari sebagai
berikut.
bagian ke i dan yi ordinat sebuah titik pada bagian ini. Apabila kurva itu diputar mengelilingi
sumbu X, maka ia akan membentuk suatu permukaan dan bagian Δsi ini akan membentuk
permukaan bagian. Luas permukaan bagian ini dapat dihampiri oleh luas kerucut terpancung,
yaitu 2π yi Δsi .
Apabila kita jumlahkan luas-luas ini dan kemudian mengambil limitnya dengan membuat
P → 0 , kita akan memperoleh hasil yang kita definisikan sebagai luas permukaan benda
putar tersebut. Jadi luasnya adalah
n **
A = lim
P →0
∑ 2π yi Δsi = ∫ 2π y ds
i =1 *
Dengan menggunakan rumus A tersebut di atas, kita harus memberi arti yang tepat pada y, ds,
dan batas-batas pengintegralan * dan **.
Misalkan apabila permukaan itu terbentuk oleh kurva y = f ( x) , a ≤ x ≤ b, yang diputar
mengelilingi sumbu X, maka kita peroleh untuk luasnya:
** b
A = ∫ 2π y ds = 2π ∫ f ( x) 1 + [ f ' ( x)]2 dx
* a
Contoh 19
0 ⎝2 x ⎠ 0 ⎢⎣ 4 3 ⎥⎦ 0 6
Apabila persamaan kurva yang bersangkutan diketahui dalam bentuk persamaan
parameter x = f(t), y = g(t), a ≤ t ≤ b, maka rumus untuk luas permukaan menjadi:
** b
A = ∫ 2π y ds = 2π ∫ g (t ) [ f ' (t )]2 + [ g ' (t )]2 dt
* a
Contoh 20
Tentukan luas permukaan benda yang terbentuk apabila suatu busur dari sikloid
x = a (t − sin t ), y = a (1 − cos t ), 0 ≤ t ≤ 2π diputar mengelilingi sumbu X.
Penyelesaian:
0 2 X
2π
= 2π a 2 ∫ (1 − cos t ) 2 − 2 cos t dt
0
2π 3
= 2π a 2
2 ∫ (1 − cos t ) dt
2
0 ⎝ 2 ⎠⎦ ⎝ 2 ⎠
⎛t⎞ 1 ⎛t⎞
Dengan substitusi u = cos⎜ ⎟ maka du = − sin ⎜ ⎟dt
⎝2⎠ 2 ⎝ 2⎠
Untuk t = 0 →u=1
Untuk t = 2π → u = –1
−1 −1
⎡ 1 ⎤ 64
Jadi A = −16π a ∫ (1 − u )du = −16π a ⎢u − u 3 ⎥ =
2 2
π a22
1 ⎣ 3 ⎦1 3
Contoh 21
Jadi
b
W = ∫ F ( x) dx
a
Contoh 23
Sebuah tangki berbentuk kerucut lingkaran tegak penuh dengan air. Apabila tinggi tangki 10
kaki dan jari-jari lingkaran atasnya 4 kaki,
a. tentukan kerja untuk memompa air sehingga sampai tepi tangki
b. tentukan kerja untuk memompa air sehingga mencapai 10 kaki di atas tepi tangki.
Y
Y
(4, 10)
10 – y
4 10 – y
10
y
Δy Δy
y y
y= 4
10
x
X X
Thobirin, Kalkulus Integral102
Integral Tertentu
Penyelesaian:
a. Letakkan tangki dalam system koordinat seperti tampak dlam gambar. Buatlah sketsa
yang berdimensi tiga dan juga sketsa penampang dimensi dua. Misalkan air dimasukkan ke
dalam kerucut-kerucut terpancung (horizontal),
Air ini harus diangkat sehingga mencapai tepi tangki. Perhatikan sebuah kerucut terpancung ke
i dengan tinggi Δy yang berjarak y dari puncak kerucut (puncak kerucut berada di bawah),
2
4 ⎛4 ⎞
memiliki jari-jari y , maka ia mempunyai volume hampiran ΔV = π ⎜ y ⎟ Δy dan
10 ⎝ 10 ⎠
2
⎛4 ⎞
beratnya (gaya berat) F = δ π ⎜ y ⎟ Δy , dengan δ = 62,4 adalah kepadatan air dalam satuan
⎝ 10 ⎠
pon/kaki kubik. Gaya yang diperlukan untuk mengangkat air tersebut adalah sama dengan
beratnya dan harus diangkat sejauh 10 – y. Jadi kerja ΔW adalah
2
⎛4 ⎞
ΔW = δ π ⎜ y ⎟ Δy (10 − y )
⎝ 10 ⎠
Karenanya, apabila dijumlahkan kemudian dicari limitnya diperoleh
10
4 10 4 ⎡10 3 1 4 ⎤
W =δπ ∫
25 0
(10 y 2 − y 3 ) dy = δ π
25 ⎢⎣ 3
y − y ⎥ ≈ 26,138
4 ⎦0
Jadi kerja untuk memompa air sehingga sampai ke tepi tangki adalah 26,138 kaki pond.
Jadi kerja untuk memompa air sehingga sampai ke tepi tangki adalah 130,690 kaki pond.
m1 d1 d2 m2
Suatu model amtematis yang baik diperoleh apabila papan tersebut kita letakkan pada
suatu system bandmil yang titik asalnya kita impitkan dengan titik penyangga papan, maka
koordinat x1 dari massa m1 adalah x1 = –d1 dan dari massa m2 adalah x2 = –d2. Jadi syarat
keseimbangan adalah
x1 m1 + x2 m2 = 0
m1 m2
x1 0 x1
Hasil kali massa m dan jarak berarah dari suatu titik tertentu dinamakan momen
partikel (benda) terhadap titik tersebut. Momen ini mengukur kecenderungan massa yang
menghasilkan suatu putaran pada titik tersebut. Syarat supaya dua massa pada sebuah garis
berimbang adalah jumlah momen-momen terhadap titik itu sama dengan nol.
Keadaan tersebut dapat diperluas untuk sejumlah n benda (partikel). Jumlah momen M
(terhadap titik asal) suatu system yang terdiri atas n massa, yaitu m1, m2, …, mn yang berbeda
pada x1, x2, …, xn pada sumbu X adalah jumlah momen masing-masing massa, yaitu
n
M = x1 m1 + x2 m2 + … + xn mn = ∑ xi mi
i =1
Syarat keseimbangan di titik asal adalah M = 0. Tentunya titik asal tedak selalu menjadi titik
seimbang system tersebut, kecuali dalam hal khusus. Akan tetapi pasti terdapat titik seimbang
dalam suatu system tersebut. Misalkan x merupakan koordinat titik seimbang system pada
sumbu X, maka momen terhadap titik tersebut harus nol. Jadi berlaku
Titik dengan koordinat x dinamakan pusat massa, titik ini adalah titik seimbang. Perhatikan
bahwa x diperoleh sebagai hasil bagi momen system terhadap titik asal dan jumlah massa.
ΔM ≈ x δ ( x) Δx , diperoleh
b b
m = ∫ δ ( x) dx dan M = ∫ x δ ( x) dx
a a
M
∫ xδ ( x) dx
x= = a
b
m
∫ δ ( x) dx
a
Contoh 24
Kepadatan δ(x) sepotong kawat di sebuah titik yang terletak x cm dari salah satu ujungnya
adalah δ(x) = 3x2 g/cm. Tentukan pusat massa kawat antara x = 0 dan x = 10.
0 10
Dengan memperhatika δ(x) jelas bahwa kawat dibagian x = 10 lebih berat dari pada di bagian
x = 0, sehingga pusat massanya akan lebih dekat ke x = 10. Secara pasti bahwa pusat massanya
adalah
10
∫ x 3x [x]
2
dx 3 4 10
x= 0
= 4 0
= 7,5
10
∫ 3x
2
dx [x ]3 10
0
m1
mn • (x1, y1)
• (xn, yn) m2
• (x2, y2)
m4
• (x4, y4) m3
• (x3, y3)
M
∑ xi mi M
∑ yi mi
i =1 i =1
x= Y = n
dan y= X = n
m m
∑ mi ∑ mi
i =1 i =1
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah menentukan pusat massa lamina, yaitu
sepotong lempeng tipis yang rata.
Misalkan lamina ini homogen, yang berarti kepadatan δ adalah konstan. Untuk suatu
lempeng homogen yang berbentuk persegi panjang, pusat massanya terletak pada perpotongan
kedua diagonalnya.
L
d
sebagai lamina hampiran Li . Tentu pusat massa lamina Li berada di garis x = xi , tepatnya
⎛ f ( xi ) + g ( xi ) ⎞
berada pada koordinat ⎜ xi , ⎟ . Oleh karena itu momen Li terhadap sumbu Y
⎝ 2 ⎠
adalah
M Y ( Li ) = xi mi
= xi δ Ai
= xi δ [ f ( xi ) − g ( xi )] Δxi
Kita peroleh jumlahan
n n
∑ M Y ( Li ) = δ ∑ xi [ f ( xi ) − g ( xi )] Δxi
i =1 i =1
n
= δ lim
P →0
∑ xi [ f ( xi ) − g ( xi )] Δxi
i =1
b
= δ ∫ x [ f ( x) − g ( x)] dx
a
Jadi
b
M Y ( L) = δ ∫ x [ f ( x) − g ( x)] dx
a
f ( xi ) + g ( xi )
M X ( Li ) = mi
2
f ( xi ) + g ( xi )
= δ Ai
2
f ( xi ) + g ( xi )
= δ [ f ( xi ) − g ( xi )] Δxi
2
δ n
=
2
lim
P →0
∑ [{ f ( xi )}2 − {g ( xi )}2 ] Δxi
i =1
δ b
2∫
= [{ f ( x)} 2
− {g ( x)}2 ] dx
a
Jadi
δ b
2∫
M X ( L) = [{ f ( x)} 2
− {g ( x)}2 ] dx
a
Oleh karena itu diperoleh koordinat pusat massa lamina L adalah ( x , y ) dengan
b b
δ ∫ x [ f ( x) − g ( x)] dx ∫ x [ f ( x) − g ( x)] dx
M ( L)
x= Y = a
b
= a
b
m( L )
δ ∫ [ f ( x) − g ( x)] dx ∫ [ f ( x) − g ( x)] dx
a a
δ b
1 b
2∫ ∫ [{ f ( x)}
[{ f ( x)} 2
− {g ( x)} ] dx 2 2
− {g ( x)}2 ] dx
M X ( L) 2
y= = a
b
= a
b
m( L )
δ ∫ [ f ( x) − g ( x)] dx ∫ [ f ( x) − g ( x)] dx
a a
0 ⎣⎢ 5 5 ⎦⎥
0
5
δ
[{ x } − {x } ] δ ⎡1
1
1
2 3 2 1 ⎤ 5
b. M X ( L) = ∫ dx = ⎢ x − x 7 ⎥ = δ
2
2 0 2 ⎣2 7 ⎦ 0 28
1
1 ⎡2 3 1 4 ⎤ 5
c. m( L) = δ ∫ [ x − x ] dx = δ ⎢ x 2 − x ⎥ = δ
3
0 ⎢⎣ 3 4 ⎥⎦ 12
0
1 5
δ δ
M Y ( L) 5 12 M X ( L) 28 3
d. x = = = dan y = = =
m( L) 5 m( L ) 5
δ 25 δ 7
12 12
⎛ 12 3 ⎞
Jadi koordinat pusat massa lamina L adalah ( x , y ) = ⎜ , ⎟
⎝ 25 7 ⎠