Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Dan Ketergantungan Negara Dengan MNC

Hubungan ketergantungan Negara dengan MNC : Studi Kasus Perusahaan Rokok PT. Djarum
Terdapat 4 pola hubungan negara dengan MNC, yaitu :
1. Kerjasama.
Adanya kerjasama antara negara dengan MNC tidak lepas dari kesepakatan yang telah
dibuat oleh kedua pihak yang saling tertarik untuk mendapatkan keuntungan dan juga
manfaat dari kerjasama tersebut. Dari sudut pandang negara, kerjasama dengan MNC akan
meningkatkan pendapatan negara dengan dikenakannya pajak terhadap MNC. Pajak
tersebut dapat digunakan oleh negara untuk pembangunan negara dan kesejahteraan
masyarakat. Dari sudut pandang MNC, jika MNC bekerjasama dengan negara, maka MNC
tersebut akan disambut baik oleh masyarakat dan akan menguntungkan dan menambah
nilai jual bagi MNC tersebut.
2. Interdependensi
Interdependensi merupakan hubungan saling ketergantungan antara negara dengan MNC.
3. Independence
Independence merupakan pola hubungan kerjasama negara dengan MNC yang bebas dan
otonom. Kerjasama ini, negara tidak akan melakukan intervensi terhadap kebijakan atau
suatu permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan MNC. Negara hanya menjadi
fasilitator dan menerima keuntungan dari hasil pajak, kemudian perusahaan MNC
mengembangangkan dan mengelolanya sendiri.
4. Konfrontasi
Kerjasama negara dan MNC juga bisa mengasilkan konflik, tidak semua kerjasama negara
dan MNC menghasilkan hal yang positif.

Dengan melihat pola hubungan negara dengan MNC, dapat dilihat bahwa
Kerjasama negara Indonesia dengan PT. djarum merupakan kerjasama yang mempunyai
pola saling menguntungkan dan pola interdependensi atau saling ketergantungan. Negara
harus melakukan pembangunan nasional dan mensejahterakan rakyat, yang harus
dilakukan secara berkelajutan dan berlandaskan kemampuan nasionalnya. Pajak atau cukai
merupakan sumber penerimaan negara untuk melaksanakan pembangunan nasional,
sehingga dapat mengurangi ketergantungan pinjaman luar negeri.
Tingginya cukai rokok memberikan keuntungan bagi negara. Cukai rokok tersebut
dijadikan APBN untuk membiayai kebutuhan masyarakat, baik dalam penyediaan barang
public maupun infrastruktur public seperti dana operasional institusi negara.
Ketergantungan APBN pemerintah terhadap cukai rokok membuat industri rokok tetap
bertahan, dan diupayakan semakin besar. Jadi, secara tidak langsung industri rokok atau
PT. Djarum menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup besar.
Pada tahun 2017. PT. Djarum telah menyetorkan cukai rokok sebesar Rp. 27, 5
Triliun sepanjang tahun 2017 kepada Pemerintah Kudus. Sedangkan pembayaran
kewajiban perpajakan termasuk PPN dan PPh setoran pajak PT. Djarum mencapai Rp. 35
triliun sepanjan tahun 2017.1

1
Lidya Julita Sembiring. “Djarum Setor Cukai Rokok Rp. 27,5 Triliun di 2017”. 2017.
www.economy.okezone.com/amp/2017/19/20/1832764/djarum-setor-cukai-rokok-rp27-5-triliun-di-2017-ini-
rinciannya , diakses pada 20 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai