Anda di halaman 1dari 2

Menurut Arif Priambada (2012) menjelaskan bahwa hukum Archimedes adalah ketika

sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya
ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan. Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda
dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Dengan kata lain,
berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat
massa telur maka agar telur berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan
harus lebih kecil dari pada volume telur. Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan
dengan perkataan lain benda mengapung.
Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan (Anonimous,
2010): FA = p v g
Keterangan: FA = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
Berikut apabila benda tenggelam, melayang dan terapung bila dicelupkan ke zat cair:
a. Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W) lebih besar
dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (p)
b. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (W) sama dengan
gaya ke atas (FA) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang
W = FA
pb Vb g = pf Vf g
pb = pf
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku : EA = Eb
c. Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil
dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf

Ketika dalam air, benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:
Ws = wu – Fa
Keterangan:
ws berat semu (N)
wu berat sesungguhnya (N)
Fa gaya angkat keatas (N)
Gaya angkat ke atas disebut juga gaya apung. Gaya apung merupakan gaya yang dikerjakan
fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida antara
permukaan bawah dnegan permukaan atas.
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda.
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda
dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas
benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah benda
memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas benda.
Fluida yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida
yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda
memiliki kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda (h2 > h1).
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang
tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan = volume bagian benda yang
tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut,
semuanya akan mengalami hal yang sama (Priambeda, 2012).
Panji Prayogaswara (2011) memaparkan bila tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah
benda yang mengapung masing-masing p1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada balok pada
sisi atas dan bawah adalah:
F1 = p 1A
F2 = p 2A
Gaya ke atas yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1 dan F2.
Fa = ∑F
Fa = F2 – F1
Fa = p1A – p 1A
Fa = (p2A - p1)A
http://ari-irawan4.blogspot.co.id/2014/05/hukum-archimedes.html

Anda mungkin juga menyukai