PROPOSAL SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana
ekonomi pada program studi akuntansi
Oleh:
1600414
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama revolusi industri 4.0
dimana teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Seperti yang telah
diketahui banyak orang bahwa zaman sekarang segala sesuatunya telah
menggunakan teknologi yang canggih, mulai dari sektor industri hingga
perdagangan sudah menggunakan teknologi yang canggih. Banyak yang
mengatakan bahwa di era revolusi industri 4.0 ini menguntungkan berbagai pihak,
tetapi tidak sedikit pula yang menganggap ini merugikan.
1
sendiri merupakan kondisi dimana bisnis harus terus berinovasi sejalan dengan
perkembangan, sehingga bisnis tidak hanya dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan sekarang melainkan kebutuhan dimasa yang akan datang. Adanya
fenomena disrupsi membuat paradigma bisnis pun bergeser dari penekanan owning
menjadi sharing (kolaborasi). Contohnya terjadi pada bisnis sektor ritel yang
berpindah pada e-commerce yang menawarkan kemudahan dalam jual beli.
2
memang persaingan di sektor ritel ini semakin ketat, sehingga jika toko-toko ritel
ini tidak berinovasi tetap saja akan ditinggal oleh konsumen.
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, dapat dirumuskan
pernyataan masalah sebagai berikut : “Adanya era revolusi Industri 4.0 yang
melahirkan teknologi yang semakin canggih pada sektor indusri dan
perdagangan menimbulkan banyaknya e-commerce yang memudahkan para
pebisnis untuk memulai bisnisnya dengan cara online (bisnis online). Tapi ada
nya e-commerce ini berdampak juga pada kinerja dibeberapa perusahaan sektor
ritel yang menurun”. Selanjutnya berdasarkan pernyataan tersebut, dirumuskan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan sebelum dan setelah lahirnya era revolusi
industri 4.0 tersebut terhadap kinerja perusahaan sektor ritel
berdasarkan Data Envelopment Analysis ?
2. Apakah sektor ritel mengikuti arus di era revolusi industri 4.0 dengan
memanfaatkan system teknologi yang ada ?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis adanya dampak dari era revolusi industri 4.0
terhadap kinerja perusahaan sektor ritel.
2. Untuk mengetahui apakah sektor ritel memanfaatkan system teknologi
di era revolusi industri.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
c. Bantuan teknis yang meliputi kemampuan sistem bantuan untuk
mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi
informasi secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan
memecahkan masalah mendesak dalam waktu singkat.
d. Keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan sistem
fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan
tugas seefektif mungkin.
Revolusi industri 4.0 dikenal dengan revolusi digital karena
terjadi proliferasi komputer danotomatisasi pencatatan disemua
bidang, karena otomatisasi dan konektivitas disebuah bidang
akanmembuat perubahan secara signifikan di dunia industri dan
persaingan kerja menjadi tidak linier.Salah satu karakteristik dari
revolusi industri 4.0 menerapkan pengaplikasikan kecerdasanbuatan
atau artificiall intellegent.
6
psikologis, termasuk kebutuhan untuk aktivasi, berinteraksi untuk
menghasilkan gaya hidup dan pola penggunaan media yang berbeda.
Teori Uses and Gratifications memusatkan perhatian pada
kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan
kebutuhan (Rosyad, 2018).
2.1.5 Efisiensi
a. Konsep efisiensi
Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel
pada tahun 1957 yang merupakan tindak lanjut dari model yang
diajukan oleh Debreu dan Koopmans tahun 1951.Farrel (1957:11)
menyatakan bahwa “Efisiensi sebuah perusahaan terdiri dari dua
komponen, yaitu efisiensi teknis (technical efficiency) dan efisiensi
alokatif (allocative efficiency). Efisiensi teknis menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk mencapai output semaksimal
mungkin dari sejumlah input. Sedangkan efisiensi alokatif
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input
dengan proporsi seoptimal mungkin pada tingkat harga input
tertentu. Kedua komponen ini kemudian dikombinasikan untuk
menghasilkan ukuran efisiensi total atau efisiensi ekonomis
(economic efficiency)”(Saifi, 2015).
Efisiensi merupakan indikator penting dalam mengukur
kinerja keseluruhan dari aktivitas suatu perusahaan. Efisiensi sering
diartikan bagaimana suatu perusahaan dapat berproduksi dengan
biaya serendah mungkin, tetapi tidak sekedar itu efisiensi juga
menyangkut pengelolaan hubungan input dan output yaitu
bagaimana mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia
secara optimal untuk dapat menghasilkan output yang maksimal.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang lebih
tinggi jika dengan jumlah input tertentu dapat menghasilkan jumlah
output lebih banyak atau pada jumlah output tertentu bisa
menggunakan input lebih sedikit (Abidin, 2007).
7
Perusahaan agar efisien dapat dilakukan dengan
mamaksimumkan output dengan input yang sudah ditetapkan atau
meminimumkan input dengan output yang sudah ditetapkan. Pilihan
perusahaan terhadap suatu diantara dua hal tersebut ditentukan oleh
reaksi pasar yang ada (Hartono, 2008).
b. Kinerja
Istilah kinerja digunakan untuk mengukur hasil yang telah
dicapai sehubungan dengan kegiatan atau aktivitas perusahaan,
apakah kinerja perusahaan telah baik atau perlu adanya evaluasi-
evaluasi kebelakang mengenai hasil yang dicapai (Sofyan &
Masalah, 2013).
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah kinerja sering
digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu maupun kelompok (Abdullah, 2014).
8
Toko ritel membeli produk (kulakan) dalam jum-lah besar
dari grosir atau pemasok atau pihak perantara lain untuk
kemudian dijual kembali kepada konsumen secara eceran.
2. Menyediakan ragam pilihan produk
Toko ritel melakukan penyimpanan stok barang dalam
berbagai jenis kategori dan ragam untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen yang berbeda-beda.
3. Memberikan layanan tambahan
Toko ritel tidak hanya sekadar melakukan penjualan kepada
konsumen, tetapi juga memberikan layanan tambahan
seperti cicilan pembayaran, garansi produk, layanan
antargratis, dan sebagainya. Hal ini dilakukan toko untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen dan menciptakan
loyalitas terhadap toko.
9
maupun regresiberganda. Menurut Hadaddkk (2003:11) “Skor
efisiensi untuk setiap unit adalah relatif, tergantung pada tingkat
efisiensi dari unit-unit lainnya di dalam sample. Setiap unit dalam
sample dianggap memiliki tingkat efisiensi yang tidak negatif, dan
nilainya antara 0 hingga 1, dimana satumenunjukkan efisiensi yang
sempurna. Kemudian unit-unit yang memiliki nilai satu ini
digunakan dalam membuat envelope untuk frontier efisiensi. Unit-
unit lainnya yang ada di dalam envelope menunjukkan tingkat
inefisiensi”(Saifi, 2015).
b. Model DEA
Terdapat dua model dari DEA yang dikenalkan oleh Cooper
yaitu model CCR atau sering disebut dengan Constant Return to
Scale dan model BCC atau sering disebut dengan Variable Return to
Scale. Model CCR/VRS mengasumsikan bahwa rasio antara
penambahan input dan output adalah sama (constant return to scale).
Asumsi tersebut mengartikan bahwa setiap ada penambahan input
sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga.
Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap
perusahaan beroperasi pada skala optimal.
Perkembangan lebih lanjut, model BCC/VRS dikembangkan
oleh Banker, Charnes, dan Cooper (BCC) pada tahun 1984 yang
merupakan pengembangan model CCR. Model ini berasumsi bahwa
perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal.
Asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara
penambahaninputdan outputtidak sama (variable return to scale).
Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan
output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar dari
xkali.
Hasil perhitungan DEA dengan pendekatan VRS disebut
juga dengan Efisiensi Tekhnik (Technical Efficiency). Dari kedua
model pendekatan itu dapat diformulasikan perhitungan kinerja
efisiensi skala atau Scale Efficiency (SE).
10
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang terkait dengan judul
yang penulis angkat menjadi sebuah penelitian:
1. Andi Fuji Rahman
Penelitian ini membahas mengenai penjualan ritel setelah adanya
pengaruh teknologi informasi. Dengan adanya teknologi semua
kegiatan menjadi lebih mudah, tak terkecuali dalam kegiatan bisnis.
Setelah adanya teknologi berbelanja bisa dilakukan dengan hanya
duduk dan mengutak-ngatik gadget dari mulai bertransaksi hingga
dilakukannya pembayaran. Pada penelitian ini juga dikatakan bahwa
tahun 2017 penjualan online hampir setengahnya dari penjualan
langsung.
Dan dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa penjualan secara
online secara signifikan mengalami perkembangan yang pesat. Selain
itu perpindahan konsumen dari penjualan konvensional secara ritel ke
online, yang membuat mereka mengalami performa usaha dengan
kondisi yang sulit hingga akhirnya tutup namun ada beberapa
perusahaan walaupun tidak melakukan penjualan secara online
perusahaannya masih tetap bertahan.
2. Lisa Lindawati (2018)
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa digital sudah memangkas
keuntungan bisnis konvensional. Namun, bagi bisnis sosial, efisiensi
bermakna positif karena bukan keuntungan tujuannya. Dengan kata
lain, media digital membuat logika bisnis sosial menjadi kelaziman
yang mudah diterima. Kedua, kehadiran media digital mendorong
berkembangnya storytelling marketing. Jika bisnis komersial harus
menggali ceritanya, bisnis sosial selalu hadir membawa cerita.
3. Banu Prasetyo dan Umi Trisyanti (2018)
Penelitian mengenai era revolusi industri 4.0 ini menunjukan bahwa
globalisasi itu tidak hanya berdampak pada bidang teknologi saja.
Tetapi juga bidang lainnya, seperti hukum, ekonomi, dan sosial.
11
4. Dewi Irmawati (2013)
Peneliti pada penelitian ini mengharapkan dengan adanya teknologi
bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya salah satunya pada bidang
ekonomi. Selain itu Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal
meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah
dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce) untuk
memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik
maupun digital.
Dan bisa dilihat bahwa pada tahun 2011 teknologi sudah mempengaruhi
berbagai hal salah satunya pada bidang ekonomi.
5. Tri Joko Utomo (2010)
Dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa ketidakseimbangan
terjadi pada persaingan ritel modern dan ritel tradisional. Hal tersebut
diakibatkan dimana peritel modern dengan modal yang begitu luar biasa
sehingga bisa berkembang lebih pesat dari peritel tradisional. Selain itu
ritel modern slalu memikirkan lokasi yang strategi, dapat menekan
harga jualnya sesuai keinginan peritel serta pemanfaatan teknologi yang
dilakukan peritel modern. Berbeda dengan peritel tradional yang tidak
memikirkan hal-hal tersebut.
6. Heri Pratikto, Iis Sugianto (2011)
Penelitian ini menganalisis kinerja efisien pada bank yang ada, data
yang diambil menggunakan purposive sampling. Metode yang
digunakan pada analisis ini yaitu melalui pendekatan Data
Envelopment Analysis (DEA) dengan variable inputnya berupa
simpanan, aktiva tetap, dan biaya tenaga kerja dan variable outputnya
berupa pembiayaan dan pendapatan operasional. Dan hasil yang
didapat menunjukkan bahwa: (1) kondisi variabel input dan output
memiliki pertumbuhan cenderung meningkat, (2) kinerja efisiensi
perbankan syariah dalam kondisi baik, (3) tidak terdapat perbedaan
yang signifikan kinerja efisiensi antara sebelum dan sesudah krisis
global, baik dengan model CRS maupun VRS, (4) terdapat perbedaan
12
kinerja efisiensi sebelum dan sesudah krisis global menurut model
skala.
7. Afifatur Rohimah (2018)
Pada penelitian ini peneliti menganalisis dampak dari era digital
terhadap gugurnya pasar ritel tradisional. Hasil dari penelitian ini yaitu
memang benar bahwa di era digital ini berdampak pada sector ritel dan
tidak hanya pada peritel tradisional saja bahkan peritel modern juga
terkena dampak dari era digital ini. Selain itu di era digital ini orang-
orang lebih memilih aktivitas berbelanja online daripada berbelanja
tradisional. Dampak lainnya yaitu dengan adanya era digital jatuhnya
pasar-pasar tradisional dan mulai terkikis hingga diprediksi bahwa
pasar tradisional akan mengalami penutupan.
8. Salwis, Fitria Ayu Lestari Niu
Hasil dari penelitian ini yaitu adanya perbedaan yang signifikan setelah
dan sebelum adanya menerapkan E-commerce pada harga saham.
9. BanuPrasetyo dan Umi Trisyanti (2018)
Hasil studi menunjukkan Industri 4.0 memiliki empat belas aspek.
Ditinjau dari aspeknya, aspek bisnis dan teknologi menjadi fokus riset
para peneliti. Ditinjau dari bidang industri penerapannya, sebagian
besar riset dilakukan di bidang manufaktur. Ditinjau dari jumlahnya,
riset terkait Industri 4.0 mengalami tren kenaikan yang signifikan.
METODE &
NO PENELITI/JUDUL/JURNAL VARIABEL HASIL
PENELITIAN
13
Jurnal STEI Ekonomi, Vol. perpindahan
26 No. 2 konsumen dari
Alat Ukur
manual
Kolerasi penjualan secara
ritel ke online,
yang membuat
Variabel Independen mereka
mengalami
Teknologi Informasi
performa usaha
yang kondisi
sulit bahkan
Variabel Dependen
akhirnya tutup.
Business Process Ada beberapa
Penjualan Ritel perusahaan
walaupun tidak
melakukan
penjualan secara
online namun
bertahan
2. Lisa Lindawati /Kekuatan Metode Bagi bisnis
Cerita dalam Bisnis Sosial/ konvensional, konsep
Kualitatif, deskriptif
Volume 7 Nomor 2 tahun ini sekaligus
2018 memangkas keuntungan
mereka. Namun, bagi
bisnis sosial, efisiensi
bermakna positif karena
bukan keuntungan
tujuannya. Dengan kata
lain, media digital
membuat logika bisnis
sosial menjadi
kelaziman yang mudah
14
diterima. Kedua,
kehadiran media digital
mendorong
berkembangnya
storytelling marketing.
Jika bisnis komersial
harus menggali
ceritanya, bisnis sosial
selalu hadir membawa
cerita.
15
Salah satu jenis
implementasi
teknologi dalam
hal
meningkatkan
persaingan
bisnis dan
penjualan
produk-produk
adalah dengan
menggunakan
electronic
commerce (e-
commerce)
untuk
memasarkan
berbagai macam
produk atau
jasa, baik dalam
bentuk fisik
maupun digital.
5. Tri Joko Metode Persaingan
Utomo/LINGKUNGAN bisnis ritel dapat
pendekatan sistem
BISNIS DAN dilihat dari
PERSAINGAN BISNIS berbagai segi,
RITEL/Fokus Ekonomi Vol. yaitu persaingan
Alat Ukur
5 No. 1 Juni 2010 : 70 - 80 antara ritel
Structure-Conduct- modern dan
Performance tradisional,
persaingan antar
sesama ritel
modern,
16
Variabel Independen persaingan antar
sesama ritel
Lingkungan Bisnis
tradisional, dan
persaingan antar
supplier.
Variabel Dependen
Bisnis ritel
17
Ritel Konvensional/KANAL pasar ritel
(JURNAL ILMU modern menjadi
Alat Ukur
KOMUNIKASI), 6 (2), Maret dampak dari era
2018 - digital
komunikasi
Di era digital,
Variabel Independen orang cenderung
menghabiskan
Era Digitalisasi Media
aktivitas belanja
Pemasaran Online
online dari
Variabel Dependen melakukan
kegiatan belanja
Pasar Ritel
konvensional.
Dampaknya
adalah jatuhnya
pasar pasar
konvensional,
kejayaan pasar
konvensional
secara bertahap
mulai terkikis
dan diprediksi
akan mengalami
penutupan masif
di masa depan
8. Salwis, Fitria Ayu Lestari Metode PT. Matahari
Niu/ Analisis Harga Saham Departement
kuantitatif
Perusahaan Ritel Di Bursa Store Tbk
Efek Indonesia Yang terdapat
Menerapkan E- perbedaan
Alat Ukur
Commerce/Journal Economic negatif
signifikan
18
and Business of Islam Vol.3 Paired Samples T-Test terhadap harga
No.1 saham sebelum
dan setelah
Variabel Independen menerapkan E-
commerce
E-commerce
PT. Sumber
Alfaria Trijaya
Tbk
Variabel Dependen
menunjukkan
Harga Saham bahwa terdapat
Perusahaan Ritel perbedaan
negatif tidak
signifikan
terhadap harga
saham sebelum
dan setelah
menerapkan E-
commerce
PT. Mitra
Adiperkasa Tbk
menunjukkan
bahwa terdapat
perbedaan
positif
signifikan
terhadap harga
saham sebelum
dan setelah
menerapkan E-
commerce
19
9. BanuPrasetyo dan Umi metode deskriptif dan Hasil studi
Trisyanti /REVOLUSI konseptual menunjukkan Industri
INDUSTRI 4.0 DAN 4.0 memiliki empat
TANTANGAN belas aspek. Ditinjau
PERUBAHAN dari aspeknya, aspek
SOSIAL/2018 bisnis dan teknologi
menjadi fokus riset para
peneliti. Ditinjau dari
bidang industri
penerapannya, sebagian
besar riset dilakukan di
bidang manufaktur.
Ditinjau dari
jumlahnya, riset terkait
Industri 4.0 mengalami
tren kenaikan yang
signifikan.
20
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas yang telah diuraikan, maka
penulis merumuskan hipotesis penelitan sebagai berikut:
H0 : Era revolusi industri 4.0 tidak mempengaruhi kinerja efisiensi
sector ritel
H1 : Terdapat perbedaan kinerja efisiensi sector ritel sebelum dan
sesudah era revolusi industri 4.0 berdasarkan DEA model CRS
H2 : Terdapat perbedaan kinerja efisiensi sector ritel sebelum dan
sesudah era revolusi industri 4.0 berdasarkan DEA model CRS
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
Sugiyono (2007, hlm. 9) penelitian evaluasi dapat dinyatakan
sebagai evaluasi, tetapi dalam hal lain juga dapat dinyatakan sebagai
penelitian. Sebagai evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari proses
pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian,
kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
Evaluasi sebagai penelitian berarti berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
Penelitian evaluasi ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi suatu kinerja
yang nantinya akan digunakan sebagai evaluasi untuk kedepannya. Disini
dilakukan evaluasi terhadap sector ritel dilihat dari sebelum dan sesudah era
revolusi industri 4.0.
Sugiyono (2007, hlm. 11) penelitian komparatif adalah suatu
penelitian yang bersifat membandingkan. Di sini variabelnya masih sama
dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu,
atau dalam waktu yang berbeda. Metode komparatif dalam penelitian ini
dilakukan dengan membandingkan efisiensi dari kinerja sector ritel sebelum
dan sesudah era revolusi industri 4.0 terjadi.
23
a. Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penjualan, biaya tenaga kerja dan biaya operasional.
b. Variabel output yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendapatan dan hutang usaha.
24
a. Penjualan
Penjualan ritel adalah data hasil penghitungan jumlah keseluruhan
penjualan barang secara eceran (ritel) dalam suatu periode. Penjualan
ritel berupaya mengukur permintaan konsumen akan produk-produk
yang telah diproduksi, sekaligus mengetahui kuat-lemahnya detak
ekonomi, serta memproyeksikan apakah ke depan akan berekspansi atau
berkontraksi.
b. Biaya tenaga kerja
Merupakan suatu biaya yang akan dikeluarkan untuk membayar para
karyawan maupun pegawai yang bekerja pada suatu perusahaan
tertentu.
c. Biaya operasional
Beban operasional dalam perusahaan ritel terdiri atas beban penjualan
dan beban administrasi umum.
d. Pendapatan
Pendapatan perusahaan ritel berasal dari hasil penjualan barang
dagangan kepada masyarakat.
e. Utang Usaha
Merupakan hutang kepada seseorang atau perusahaan atas barang dan
jasa yang sudah diterima tetapi belum dibayar. Hutang usaha berkaitan
dengan pembelian barang atau jasa secara kredit.
25
Dimana :
Hs : Efisiensi
Ui : Bobot Output i
∑𝒎
𝒊=𝟏 𝑼𝒊𝒀𝒊𝒔
≤ 𝟏; 𝒓 = 𝟏, … . , 𝑵
∑𝒏𝒊=𝟏 𝑽𝒊𝑺𝒊𝒔
Dimana: Ui dan Vj ≥ 0
Dimana n menunjukkan jumlah sektor ritel dalam sampel.
Pertidaksamaan pertama menunjukkan adanya rasio efisiensi perusahaan
tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua berbobot positif. Angka
rasio akan bervariasi antara 0 sampai 1 atau 100%. Sebaliknya jika
mendekati 0 menunjukkan efisiensi sektor ritel yang semakin rendah atau
terjadi inefisiensi. Analisis efisiensi dalam penelitian ini menggunakan dua
model, yakni model Constant Return to Scale (CRS) disebut juga Efisiensi
Keseluruhan (Overall Efficiensy) dan model Variabel Return to Scale
(VRS) disebut juga dengan Efisiensi Tekhnik (Technical Efficiency). Dari
kedua model pendekatan itu diformulasikan perhitungan kinerja efisiensi
skala atau Scale Efficiency (SE),dengan mengunakan persamaan sebagai
berikut:
SE = OE / TE
26
Dimana:
SE = Scale Efficiency
OE = Overall Efficiency (model CRS)
TE = Technical Efficiency (model VRS)
Ketika hasil perhitungan DMU efisien menurut model VRS tapi
inefisiensi menurut model CRS, hal ini berarti bahwa DMU tersebut
memiliki inefisiensi skala.
3.7 Uji T
Selanjutnya, untuk menguji hipotesis digunakan pengukuran Uji t
yaitu menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata
(independent sample t-test). Untuk melihat perbedaan nilai efisiensi. Uji
beda digunakan untuk menguji nilai tengah atau rata-rata dari satu atau
beberapa kelompok sampel. Uji t digunakan jika standar deviasi populasi
tidak diketahui dan sampelnya kecil (n < 30).
Uji beda independent sample T test digunakan untuk
membandingkan dua kelompok mean dari dua sampel yang berbeda
(independent). Prinsipnya ingin megetahui apakah adaperbedaan mean
antara dua populasi dan membandingkan dua mean sampel. Tujuan dari uji
hipotesis berupa uji beda independent t test pada penelitian ini adalah untuk
memverifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis, dan menentukan apakah
menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat pada bab sebelumnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi, J., Universitas, P., Kuala, S., & Abdullah, S. (2014). Pengaruh
kompetensi dan motivasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah
pada pemerintah daerah kabupaten pidie jaya. 3(1), 133–139.
Pratikto, H., & Sugianto, I. (2011). Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum dan
Sesudah. Ekonomi Bisnis, 16(2).
Revolusi, P., Pada, I., & Untuk, K. (2019). Pengaruh revolusi industri 4.0 pada
kewirausahaan untuk kemandirian ekonomi. 226–232.
Utami, N. S. (2018). Analisa kinerja sektor ritel indonesia. Ecopreneur, 1(1), 43–
48.
28
Glienmourinsie, D. (2016). Industri Nasional Harus Siap Hadapi Era Industri 4.0.
https://ekbis.sindonews.com/read/1141743/34/industri-nasional-harus-
siap-hadapi-era-industri-40-1474630359, Diakses pada 9 Maret 2017.
Michael Adiwijaya, 2010, 8 Jurus Mengelola Bisnis Ritel Ala Indonesia, PT. Elex
29