Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

(INDUSTRY 4.0)

OLEH

LA ODE YAIMAN JAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK.

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
yang berjudul “Industry 4.0” dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen
Saya sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai instrospeksi
untuk lebih baik kedepannya. Akhir kata saya berharap agar tugas ini bermanfaat bagi semua
pembaca

Ambonr, 23 November 2019

Penulis

La Ode Yaiman Jaya


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi global pada titik puncak perubahan besar yang sebanding besarnya dengan
munculnya revolusi industri pertama atau perkembangan produksi atau bahkan penemuan
microcip. Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otonomisasi hampir disemua bidang.
Sementara itu, kepemilikan seperangkat pintar diberbagai bagian dunia mengarah pada tingkat
keterkaitan satu sama lain yang tak terbayangkan sebelumnya. Diantara berbagai tantangan
yang dihadapi dunia saat ini, mungkin yang paling besar adalah bagaimana membentuk
Revolusi Industri keempat (disebut juga sebagai industri 4.0) yang dimulai pada permulaan
abad ini.

Saat ini kita berada di ambang revolusi teknologi yang secara fundametal dan mengubah cara
kita hidup bekerja, dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Kita belum tahu persis apa yang
akan terjadi dimasa depan, tetapi ada satu hal yang jelas; dunia harus merespon terhadap
perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan politik global, mulai dari sektor publik dan swasta, sampai akademisi dan tentunya
masyarakat sipil. Sektor manufaktur nasional harus siap menuju perubahan besar dalam
mengahadapi revolusi industri keempat ini. Konsekuensinya, pendekatan dan kemampuan baru
diperlukan untuk membangun sistem produksi yang inovatif dan berkelanjutan.

Revolusi ini akan mentransformasi proses manufaktur yang sinkron dengan kecepatan
perubahan karena kebutuhan pelanggan yang memberikan gambaran bahwa proses produksi
akan lebih fleskibel tanpa menghabiskan lebih banyak waktu. Pada 20 tahun lalu, ragam produk
didesain dan dirancang di Eropa atau Amerika Serikat untuk selanjutnya dikirim ke Asia untuk
proses manufaktur masal yang murah. Para pelaku manufaktur Asia berada jauh dibelakang
rantasi pasokan. Tapi saat ini, berbagai perusahaan manufaktur yang dipimpin oleh Tiongkok
mengelola desain dan manufaktur secara mandiri. Singapura dan Malaysia memiliki teknologi
yang maju dan memimpin dunia di banyak segmen. Kekuatan utama negara-negara tersebut
terletak pada integrasi teknologi mikro diberbagai produk, contoh utamanya adalah fotonik.

Sementara Vietnam dan Indonesia adalah negara yang kaya dengan tenaga kerja berupah
rendah yang harus mengakhiri model lama pembangunan yaitu upah rendah dan inovasi rendah.
Proses transisi yang dilakukan Vietnam dan Indonesia akan berlangsung baik apabila
pemerintah kedua negara ini memiliki beragam kebijakan yang diperlukan untuk manufaktur
yang berkualitas. Tak hanya itu, persaingan degan beberapa negara ASEAN lainnya yang
semakin meningkat akan memotivasi kedua negara ini untuk beralih ke manufaktur baru, iklim
uang bisnis, sumber investasi yang beragam dan rantai pasokan yang besar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah Peranan Sistem Informasi Manajemen Secara Umum?


2. Apakah Industry 4.0?
3. Apakah Dampak Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Pada Era Industri 4.0?
4. Bagaimana Kesiapan Menghadapi Revolusi Industri 4.0?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui peranan Sistem Informasi Manajemen secara umum.


2. Mengetahui Industry 4.0.
3. Mengetahui Dampak penggunaan Sistem Informasi Manajemen pada era industry 4.0.
4. Kesiapan Menghadapi Revolusi Industri 4.0.
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Industri

Industri adalah bidang yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja (bahasa
inggris ; industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengelolaan hasil-hasil bumi, dan
distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai
selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan
bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan
tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya
dan politik.

Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang berdasar komersial yang meggunakan
keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang (manufaktur) tetapi juga
dalam bentuk pelayanan (jasa). Tujuan pembangunan industri adalah menciptakan dan
memperluas lapangan pekerjaan, memperkokoh struktur ekonomi nasional, mengurangi
ketergantungan pada barang-barang impor, menghasilkan dan menghemat devisa negara

2.2. Sejarah Revolusi Industri

Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otonomisasi degan


teknologi cyber. Ini merupakan tren otonomisasi dan pertukaran data dalam teknologi
manufakur. Ini termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan dan
komputasi kognitif. Istilah “Industri 4.0” diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada
oktober 2012, Working Group On Industry 4.0 memaparkan rekomenasi pelaksanaan industri
4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja industri 4.0 diakui sebagai
bapak pendiri dan perintis industri 4.0. Industri 4.0 bertujuan untuk menigkatkan produktivitas
pabrikan dengan mengurangi waktu pemasaran dan menekan biaya keseluruhan. Munculnya
industri 4.0 dilandasi oleh banyaknya tantangan yang dihadapi pelaku manufaktur seiring
tuntutan ekonomi dunia yang semakin kompetitif.

Tantangan ini hanya dapat diatasi ketika sistem produksi secara real time (seketika)
dengan dunia siber, yang didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
Dibawah pengertian apa itu industri 4.0, banyak teknologi fisik dan digital yang digabungkan
melalui analitik, kecerdasan buatan, teknologi kognitif, dan Internet of Things (IoT) untuk
menciptakan perusahaan digital yang saling terkait dan mampu menghasilkan keputusan yang
lebih tepat. Perusahaan digital dapat berkomunikasi, meganalisis, dan menggunakan data untuk
mendorong tindakan cerdas di dunia fisik. Singkatnya, revolusi ini menanamkan teknologi yag
cerdas dan terhubung tidak hanya di dalam perusahaan, tetapi juga kehidupan sehari-hari kita

2.3. Sistem Informasi Manajemen Secara Umum

Informasi merupakan fakta, kejadian, statistik atau bentuk data lainnya yang dapat dipahami
dan mempunyai arti, bernilai atau bermanfaat bagi seseorang untuk keperluan atau pekerjaan
tertentu. Data pada umumnya harus diolah terlenbih dahulu sehingga menjadi informasi yang
dapat dipahami dan bermanfaat atau lebih bermanfaat. Sistem informasi merupakan suatu
sistem yang menerima data dan input lainnya dan memeprosesnya menjadi informasi sebagai
output. Suatu sistem informasi mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menyebarkan
informasi untuk suatu tujuan tertentu.
Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan (terintegrasi), yang
mengumpulkan (mendapatkan), menyimpan, memproses, dan menyebarkan informasi untuk
menunjang pengambilan keputisan dan tujuan lain, baik orang maupun organisasi.

A. Komponen sistem informasi :


1.Infrastruktur (teknologi informasi)
2.SDM
3.Prosedur
4.Secara teori, sistem informasi dapat berupa lembaran kertas
5.Sistem informasi yang berbasis komputer (Computer-Based Information System/CBIS)

Adapun peranan dan fungsi utama dari sistem informasi adalah:


1. Mendukung Operasi Bisnis .
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi
menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika
tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem Informasi untuk dapat
mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi
kritis/penting.
2. Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.
Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan
menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer
mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya.
Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih
cepat, dan lebih bermakna.
3. Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan
dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar.
Penjelasan lebih mendalam mengenai fungsi utama sistem informasi dalam suatu organisasi
akan dijelaskan pada bagian klasifikasi sistem informasi di bawah ini:

B. Klasifikasi Sistem Informasi


Pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-
silang (cross-functional) sistem informasi yang menjalankan berbagai fungsi.

1.Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis


Sistem Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam
kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses
transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas
kantor secara efisien.

2.Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.


Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem
informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM adalah meniadakan
pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang tidak efektif. Konsep SIM
sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena Menekankan pada
orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang
bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur
penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai
suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri. Secara garis besar
SIM terdiri dari 3 macam yakni:

a. Information Reporting Systems


Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerial end users
untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi
informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction processing
systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi (1)
berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian.
Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap
minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
b. Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dariinformation reporting systems dan
transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem informasi berbasis komputer
yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses
pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja
elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk
peramalan penjualan atau keuntungan.
c. Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi
strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer
adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor
kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. Jadi EIS harus
mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’brien, 2000).
3.Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari
sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika
perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa
(1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman dari
perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan tawar-menawar dari
konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Kelima faktor tersebut merupakan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun upaya peamsaran yang mengarah kepada
competitive advantage strategies.

Peran Strategis Untuk Sistem Informasi


Sistem informasi manajemen (SIM) dapat menolong perusahaan untuk (1) meningkatkan
efisiensi operasional, (2) memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan (3) membangun
sumbersumber informasi strategis.
1. Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi
lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi
keunggulan biaya (low-cost leadership).
Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat
menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan
meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki
persaingan pasar.
Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok
dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
2. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik
dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat
memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran
(switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya.
Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi
yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen
perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan
segan utnuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
3. Membangun sumber-sumber informasi strategis.
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti
memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi,
menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis
(strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi
bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan
operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan.

2.4 Dampak yang terjadi dalam penggunaan sistem informasi manajemen di era industri
4.0

Sistem Informasi manajemen di era industri 4.0 memiliki banyak manfaat. Dan ada juga
dampak sistem informasi manajemen dari segi ekonomi yaitu ; disparitas yang timbul pada
pasar tenaga kerja akibat dari perusahaan-perusahaan yang menjadi capital intensive, lebih
mengedepankan modal mesin dan perkembangan teknologi daripada tenaga kerja manusia.
Industri yang saat ini terancam adalah lembaga keuangan. Pada beberapa tahun lalu, beberapa
lembaga keuangan sudah mulai melakukan pengurangan tenaga kerja. Penggurangan tersebut
dikarenakan peran pekerja front office Bank mulai tidak lagi seperti dahulu yang selalu
mengatasi masalah yang dialami oleh nasabah, tetapi kini hal ini tidak lagi berlaku. Disebabkan
ada ranasab lebih menyukai melakukan aktivitas perbankan melalui ATM (Anjungan Tunai
Mandiri) maupun melalui mobile banking maupun internet banking.

Perubahan dari labour-intensive menjadi otomisasi dalam memperburuk kesenjangan antara


pegembalian modal dan upah tenaga kerja. Hal ini menyebabkan upah tenaga kerja diposisi
yang sama bahkan terus menurun akibat transformasi teknoogi. Ekonomi digital yang
mengendalikan masyarakat pastinya mempengaruhi perilaku publik yang tadinya masyarakat
belanja di toko ritel sekarang belanja di online. Dan kompetisi yang tidak sehat harus
diwaspadai. Contoh bila satu platform yang melakukan monopoli, dikhawatirkan akan tidak
adanya check and balance.
Dampak positifnya adalah bagi para pekerja yang merindukan suasana rumah saat
industri 4.0 ini diidamkan banyak pekerja, mereka bisa bekerja di rumah. Terpenting mereka
bisa terhubung dengan yang namanya internet. Orang yang bekerja dirumah cukup
berkoordinasi via telepon maupun via email dengan atasan mereka atau dengan perusahaan
yang memberikan mereka pekerjaan. Setelah itu pekerja dapat mengerjakan pekerjaannya
dimanapun ia berada.
Revolusi industri 4.0 memang menjadi ancaman bagi beberapa industri serta bagi
beberapa pekerja. Namun akan menjadi keuntungan jika industri dan pekerja bisa
mengikutinya. Karna itu akan sangat menguntungkan para karyawan. Bekerja tanpa harus
dengan fisik tetapi semua bisa dilakukan dengan pikiran dan tenaga yang dituangkan dalam
sistem computer
2.5 Dampak Dunia Digital dan Revolusi Industri Keempat

• Ancaman:

Secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1 – 1,5 miliar pekerjaan sepanjang
tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard,
Futurist); Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan
bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini (U.S. Department of Labor report).

• Peluang:

Era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan
baru pada tahun 2025. Terdapat potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik
ton dari tiga industri: elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar) dan otomotif (540 miliar)
dari tahun 2015-2025 (World Economic Forum).

2.6 Pengembangan Skill Industri 4.0

• Complex Problem Solving


Kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya di
dalam dunia nyata.
• Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan
dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence
• Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical thinking, dan monitoring self and the
others
• System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan pertimbangan
cost-benefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan
dijalankan
• Cognitive Abilities
Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive Flexibility, Creativity, Logical Reasoning,
Problem Sensitivity, Mathematical Reasoning, dan Visualization

2.7 Strategi Menghadapi Industri 4.0

1. Komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital skills

2. Selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru, Learn by doing!

3. Menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah
peningkatan digital skill

4. Dilakukanny kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk


mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan

5. Menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukan materi terkait human-digital


skills

BAB III KESIMPULAN

Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik.
Stilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi
kognitif. Pendidikan masyarakat perlu mulai di adaptasikan untuk memenuhi kebutuhan
keahlian pada era industri 4.0. setelah itu indonesia dapat menggunakan teknologi IoT dan
sebagainya untuk mengoptimalkan rantai pasokan dan pemghasil. Inilah hakikat dari industri
4.0, harap tidak dipolitisir dan disesatkan agar bener-benar bermanfaat
.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Revolusi Industri, [online],( http://id.m.wikipedia.org/wiki/industri diakses


tanggal 23 November 2019 )

Jurnal, Manufaktur [online],( http://www.pengertianku.net.html diakses Tanggal 23


November 2019)

Mengenal sistem informasi manajemen dan manfaatnya

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-sistem-informasi-manajemen-dan-
manfaatnya. Diakses tanggal 23 November 2019

Kohler, D, & Weisz, J.D. (2016). Industry 4.0: the challenges of the transforming
manufacturing. Germany: BPIFrance.

Hartono, Jogiyanto. 2006. Analisis dan Desain Sistem informasi Pendekatan


Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi offset: Yogyakarta.

Atmosudirdjo. 2012. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : STIA-Lembaga


Administrasi Niaga Press

Anda mungkin juga menyukai