Asal Usul Desa Ciledug Lor
Asal Usul Desa Ciledug Lor
Sejarahnya ,untuk mengamankan daerah Pagedangan dari orang orang yang tidak
mau masuk islam. Ki bledug jaya meminta dikirim prajurit tangguh dari Caruban Larang
untuk melatih para pemuda dan orang dewasa penduduk Pagedangan. Setelah bantuan
pasukan datang,mereka melatih penduduk Pagedangan di suatu tempat, sehingga tempat
itu menjadi berdebu (ledug – bahasa Jawa),sampai sampai air (cai – bahasa sunda) yang
digunakan untuk mandi,mencuci dan minum bercampur ledug (debu). Akhirnya tempat
latihan itu terkenal dengan sebutan Ciledug hingga sekarang.
Setelah tersada Ki malewang membuat gubuk untuk tempat tinggal dan membuat
lahan pertanian. Daerah tersebut sangat subur, sehingga banyak orang yang datang.
Beberapa tahun kemudian datangah enam orang utusan dari kerajaan Galuh yang
mendengar adanya keberadaan raden layang kemuning untuk mengajak kembali ke
kerajaan Galuh. Tetapi, ki malewang menolah, bahkan keenam orang utusan tersebut ingin
menetap di daerah tersebut. Ketika Pangeran Walangsungsang (mbah kuwu cerbon)
mengetahui adanya sebuah pedukuhan yang masih menganut agam sanghiang, maka ia
mendatanginya bersama para pengikutnya untuk menyampaikan agama islam. Kedatangan
mbah kuwu cerbon diterima dengan baik oleh ki malewang, maka ia pun masuk agama islam
dengan tulus bersama para penduduknya, bahkan ki malewang bersama pengikutnya
mengangkat sumpah di depan mbah kuwu cerbon untuk menambah keyakinan terhadap
kesetiaan memeluk agama islam. Pada saat mengaangkat sumpah, tiba tiba langit mendung
dan petir menyambar tubuh ki malewang dan terdengar suara “Bleduuug”. Tubuh ki
malewang tetap tegar, tidak bergetar, dan tidak berubah hingga mendapat gelar “ Ki bledug
jaya”. Pada tahun 1479 Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Susuhunan di Caruban larang ,
dia memperluas keraton pakungwati dan mendirikan Masjid aging sang ciptarasa. Masjid itu
memerlukan kayu jati yang banyak, sisa kelebihan kayu tersebut dibawa ke cerbon oleh ki
bledug jaya dan membangun balai yang besar untuk tempat bermusyawarah dalam rangka
penyebaran agama islam. Bale tersebut dikenal dengan sebutan Bale Kambang Ranjang.