Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah, oktober 2014

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN


BAHAN BAKU KAYU CEMPAKA PADA INDUSTRI MEBEL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ
(Studi Kasus Pada UD. Batu Zaman)

Universitas Sam Ratulangi, Jln. Kampus Unsrat Bahu, Manado


Email : mutiarasimbar@yahoo.com

Mutiara Simbar1
Theodora M. Katiandagho2
Tommy F. Lolowang2
Jenny Baroleh2

ABSTRAK
Mutiara Simbar. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka Pada
Industri Mebel Dengan Menggunakan Metode EOQ (Studi Kasus padaUD Batu Zaman), dibawah
bimbingan Theodora M. Katiandagho sebagai Ketua, Tommy Lolowang dan Jenny Baroleh
sebagai Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volume bahan baku kayu cempaka optimal yang
dibutuhkan oleh UD. Batu Zaman untuk periode tahun 2013, menganalisis total biaya persediaan
bahan baku kayu cempaka yang harus dikeluarkan UD. Batu Zaman untuk peroide tahun 2013,
menganalisis kapan akan dilakukan pemesanan kembali (reorder point) bahan baku kayu cempaka
oleh UD. Batu Zaman untuk periode tahun 2013, menganalisis jumlah persediaan pengaman (safety
stock) kayu cempaka yang harus disediakan oleh UD. Batu Zaman untuk periode tahun 2013,
menganalisis pengendalian persediaan bahan baku kayu Cempaka pada industri mebel dengan
menggunakan metode EOQ (Studi Kasus padaUD Batu Zaman).
Pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan April 2014 – September 2014.Data yang
diperoleh adalah data primer dan data sekunder.Data primer merupakan data yang langsung
dikumpulkan dari perusahaan, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersusun
dalam bentuk dokumen tertulis yang diperoleh dari perusahaan, literature terdahulu maupun dari
internet.Metode analisis yang digunakan adalah metode “Economic Order Quantity” yaitu untuk
mengetahuikuantitas pemesanan atau pembelian optimal dengan tujuan meminimalkan biaya
persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku kayu Cempaka yang optimal
menurut metode Economic Order Quantity selama periode tahun 2013 untuk setiap kali pesan lebih
besar daripada yang dilakukan perusahaan. Pembelian bahan baku optimal yang harus dilakukan
perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar 4,448 m³ dengan frekuensi pemesanan yang harus
dilakukan adalah sebanyak 2 kali. Kuantitas persediaan pengaman (Safety Stock) yang harus
tersedia digudang adalah sebesar 0,24 m³ dan titik pemesanan kembali (Re Order Point) menurut
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

Economic Order Quantity yaitu pada saat persediaan digudang tinggal 0,603 m³. Total biaya
persediaan untuk proses produksi yang dikeluarkan UD. Batu Zaman menurut metode Economic
Order Quantity lebih kecil dibandingkan total biaya persediaan yang dilakukan oleh perusahaaan.

Kata Kunci : Persediaan, Bahan Baku, economic Order Quantity.

ABSTRACT
Mutiara Simbar. Analysis of “Cempaka” Raw Material Inventory Control In Wood
Furniture Industry Using EOQMethod (Case Studies at “UD. Batu Zaman”), Under the guidance
of Theodora M. Katiandagho as a Chairman, Tommy Lolowang and Jenny Baroleh as Members.

The objective of this research are, a)analyze the optimum volume of raw materials required by
“UD. Batu zaman” for 2013period, b)analyze the total cost of raw material supply cempaka to be
incurred by UD. Batu Zaman for 2013period, c)analyzetime to re-ordering of raw materials
cempaka by UD. Batu Zaman for 2013period, d)analyze the amount of safety stock cempaka timber
must be provided by UD. Batu Zaman per period in 2013, and e)analyze the inventory control of
raw materials Cempaka wood in the furniture industry by using EOQ (Case Studies at UD. Batu
zaman).
Data was collected from April 2014 - September 2014, The data obtained were primary data
and secondary data, Primary data were data collected directly from the company . Secondary data
were data that has been arranged in the form of written documents obtained from the company ,
previous literature as well as from the Internet. Analysis data based on " Economic Order Quantity
" to determine the optimal order quantity it’s purchases for with the aim of minimizing inventory
costs consist of the cost of ordering and storage costs.
The results of the study showed that the purchase of raw materials according to the method of
optimal Cempaka Economic Order Quantity during the period of 2013 for one ordering is larger
than what the company had done. Optimal raw material purchasing to do the company in 2013
amounted to 4,448 m³ with frequency ordering to do is as much as 2 times, The quantity of safety
stock that should be available in warehouse is of 0.24 m³ and a reorder point according to the
Economic Order Quantity when 0.603 m³ of wood was available in warehouse inventory. The total
cost of inventory to the production process issued by UD. Batu Zaman according to the Economic
Order Quantity is less than the total cost of supplies done by company .

Key Words : Inventory, Material, Economic Order Quantity.


Jurnal Ilmiah, oktober 2014

PENDAHULUAN perusahaan harus menentukan jumlah bahan


Latar Belakang bakuyang optimal dengan maksud agar jumlah
Di Sulawesi Utara kontribusi sektor pembelian dapat mencapai biaya persediaan
kehutanan terhadap kondisi perekonomian minimum (Asrori, 2010).
cukup memegang peranan yang penting, Economic Order Quantityyaitu suatu
dimana sampai dengan tahun 2009 sektor pendekatan matematik yang menentukan
kehutanan masih memberikan kontribusi jumlah barang yang harus dipesan untuk
ekonomi Sulawesi Utara dengan PDRB sebesar memenuhi permintaan yang diproyeksikan,
0,27%. Setelah tahun 2009 sektor kehutanan dengan biaya persediaan yang diminimalkan
melalui produksi kayunya tidak lagi (Fahmi, 2012).
memberikan kontribusi terhadap perekonomian UD.Batu Zaman terletak di Jalan
Provinsi Sulawesi Utara. Perkembangan PDRB Kembang No.41, Sario Kota Baru, Manado.UD
sektor kehutanan lima tahun terakhir sampai Batu Zaman merupakan perusahaan yang
dengan tahun 2011 terlihat semakin menurun, bergerak dibidang industri kayu. Perusahaan ini
dimana pada tahun 2007 dengan distribusi berdiri pada tahun 1968, bahan baku yang
persentase PDRB sebesar 0,29%, pada tahun digunakan perusahaan ini adalah Kayu, dari
2008 sebesar 0,28%, tahun 2009 sebesar bahan baku tersebut maka perusahaan bisa
0,27%, tahun 2010 sebesar 0,24% dan pada menghasilkan berbagai jenis produk barang
tahun 2011 sebesar 0,22%. (Dinas Kehutanan industri mebel seperti meja, kursi, lemari,
Provinsi Sulawesi Utara, 2014). tempat tidur, dan merupakan kebutuhan primer
Bahan baku (Raw Material) merupakan yang dikonsumsi masyarakat terutama dalam
prioritas utama dan sangat vital bagi suatu rumah tangga, perkantoran, hotel, dan kos-
industri dalam proses produksinya. Hal ini kosan. Perusahaan ini mempunyai 3 orang
menjadikan banyak perusahaan melakukan tenaga kerja, dengan jam kerja mulai jam 8 pagi
berbagai metode untuk mengelola persediaan sampai jam 5 sore. Upah untuk 1 orang tenaga
bahan baku. Untuk melaksanakan pengadaan kerja sebesar Rp. 2.000.000 per bulan. Bahan
bahan bakuyang diperlukan dalam proses baku Kayu diperoleh dari Tumpaan, kabupaten
produksi, perusahaan perlu mengadakan Minahasa Selatan. Untuk masing-masing harga
pembeliaan bahan baku. Prosedur dan cara dari bahan baku bervariasi. Harga dari barang
pembelian bahan baku yang baik dan sesuai jadi atau produk-produk yang dihasilkan
dengan kondisi perusahaan akan sangat perusahaan berbeda-beda mulai dari harga Rp.
menunjang kegiatan produksi. Maka dari itu 950.000 sampai dengan harga Rp. 2.500.000.
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

Bahan baku kayu yang digunakan UD dari segi jumlah. Agar proses produksi dapat
Batu Zaman ada beberapa macam, yaitu Kayu berlangsung secara berkesinambungan, maka
Cempaka, Kayu Linggua dan Kayu Nantu industri harus dapat memperkirakan seberapa
(Nyatoh). Dari ketiga jenis kayu yang besar kebutuhan bahan baku kayu yang
digunakan, kayu Cempaka merupakan kayu diperlukan di masa yang akan datang.
yang paling banyak digunakan, dikarenakan
1.2 Rumusan Masalah
harga bahan baku kayu cempaka lebih murah
Berdasarkan uraian di atas maka yang
dibandingkan dengan harga kayu yang lainnya.
menjadi rumusan masalah dalam persediaan
Selain murah, kualitas dari kayu cempaka juga
bahan baku kayu pada UD. Batu Zaman,
bagus dan sering digunakan oleh industri-
adalah:
industri furniture ataupun dalam pembuatan
1. Berapa volume kayu cempaka optimal
rumah panggung.
yang dibutuhkan oleh UD. Batu Zaman
Selama ini UD Batu Zaman dalam
per periode tahun 2013 ?
kebijaksanaan pengadaan bahan baku hanya
2. Berapa besar total biaya persediaan bahan
berdasarkan pada pengalaman atau data-data
baku kayu cempaka yang harus
dari masa lalu, jadi belum menerapkan
dikeluarkan oleh UD. Batu Zaman per
manajemen atau analisis dengan menggunakan
periode tahun 2013 ?
metode Economic Order Quantity dalam
3. Kapankah waktu yang tepat untuk
penanganan masalah pengendalian persediaan
melakukan pemesanan kembali (reorder
yang terjadi pada perusahaan UD Batu Zaman.
point) bahan baku kayu cempaka oleh
Untuk itu berdasarkan latar belakang maka
UD. Batu Zaman per periode tahun 2013?
peneliti ingin membantu perusahaan dalam
4. Berapa besar persediaan pengaman
penanganan masalah pengendalian persediaan
(safety stock) yang ideal yang harus
bahan bakunya dengan menggunakan
disediakan oleh UD. Batu Zaman per
pendekatan metode Economic Order Quantity.
periode tahun 2013 ?
Menyikapi kondisi ini industri perkayuan
1.3 Tujuan Penelitian
harus memiliki strategi yang tepat dalam
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
menjaga kelanjutan proses produksinya di
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan.
berikut :
Industri perkayuan harus dapat
1. Untuk menganalisis volume bahan baku
mempertahankan kondisi dimana bahan baku
kayu cempaka optimal yang dibutuhkan
kayu tetap dalam kondisi yang stabil khususnya
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

oleh UD. Batu Zaman per periode tahun 3. Bagi perusahaan, diharapkan dengan
2013. adanya penelitian ini dapat:
2. Untuk menganalisis total biaya a. Sebagai masukan perusahaan terkait
persediaan bahan baku kayu cempaka dengan peningkatan kinerja
yang harus dikeluarkan UD. Batu Zaman perusahaan.
per peroide tahun 2013. b. Menjadi bahan pertimbangan bagi
3. Untuk menganalisis kapan akan perusahaan dalam hal pengambilan
dilakukan pemesanan kembali (reorder keputusan yang berhubungan dengan
point) bahan baku kayu cempaka oleh proses persediaan.
UD. Batu Zaman per periode tahun 2013. 4. Bagi pembaca, dapat menjadi sumber
4. Untuk menganalisis jumlah persediaan informasi dan masukan yang dapat
pengaman (safety stock) kayu cempaka digunakan dalam penelitian selanjutnya.
yang harus disediakan oleh UD. Batu
METODOLOGI PENELITIAN
Zaman per periode tahun 2013.
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di jalan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari
Kembang, Sario Kota Baru, mulai dari bulan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
April 2014 – September 2014.
1. Bagi penulis, diharapkan dapat:
a. Memenuhi salah satu syarat untuk 3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan data
menyelesaikan studi pada Universitas Jenis dan pengumpulan data yang
Sam Ratulangi Fakultas Pertanian digunakan dalam penelitian ini adalah data
Jurusan Sosial Ekonomi Program primer dan data sekunder.Data primer
Studi Agribisnis. merupakan data yang langsung dikumpulkan
b. Meningkatkan pengetahuan mengenai dari perusahaan, sedangkan data sekunder
sistem persediaan. merupakan data yang telah tersusun dalam
2. Bagi akademik, diharapkan dapat bentuk dokumen tertulis yang diperoleh dari
mengetahui prinsip dasar persediaan yang perusahaan, literature terdahulu maupun dari
meliputi alur kegiatan, mulai dari internet.
perencanaan, proses pengadaan dan
3.3 Konsepsi Pengukuran Variabel
pengawasan atau pengendalian proses
Variabel-variabel yang digunakan dalam
pemesanan serta ketepatan waktu
penelitian ini adalah :
penerimaan.
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

1. Volume kebutuhan bahan Quantity) yaitu dengan adanya kebutuhan tetap,


baku(m³/3bulan). untuk mengetahui jumlah pembelian pesanan
2. Biaya pemesanan bahan baku (Rp/m³), yang ekonomis.Perhitungan EOQ adalah
adalah biaya yang dikeluarkan sebagai berikut:
sehubungan dengan pemesanan bahan
EOQ = √
baku, antara lain :
a. Biaya telepon Dimana:

b. Biaya transportasi dan EOQ = Kuantitas pembelian optimal (m³).

pembongkaran D = kuantitas Penggunaan per periode

c. Biaya administrasi (m³/tahun).

3. Biaya penyimpanan (Rp/m³), adalah S = biaya per pesanan (Rp/m³).

biaya yang dikeluarkan sehubungan H = biaya penyimpanan per unit per

dengan penyimpana bahan baku, antara periode (Rp/m³/tahun).

lain :
2. Safety Stock (Persediaan Pengaman)
a. Biaya pemeliharaan
Asrori (2010) mengemukakan bahwa
b. Biaya kerusakan
penentuan jumlah persediaan pengamandapat
4. Waktu tunggu dalam satuan hari, adalah
dilakukan dengan membandingkan pemakaian
lamanya waktu antara mulai
bahan baku kemudian dicari berapa standar
dilakukannya pemesanan bahan baku
deviasinya, dengan rumus sebagai berikut:
sampai kedatangan bahan baku yang
dipesan diterima digudang persediaan. Standar Deviasi = √

Dimana:
3.4 Metode Analisis Data n : Banyaknya periode pemesanan bahan baku.
Metode analisis data yang digunakan X: Jumlah penggunaan bahan baku
dalam penelitian ini adalah : sesungguhnya tiap periode (m³/tahun).
1. Economic order Quantity : Rata – rata penggunaan bahan baku (m³).
Model ini mengidentifikasi kuantitas
Untuk mengetahui berapa banyak safety
pemesanan atau pembelian optimal dengan stock (persediaan pengaman) digunakan rumus
tujuan meminimalkan biaya persediaan yang sebagai berikut :
terdiri dari biaya pemesanan dan biaya Safety Stock = SdxZ

penyimpanan.Handoko, 2000 mengemukakan Dimana:

bahwa metode EOQ (Economic Order Sd = Standar Deviasi


Jurnal Ilmiah, oktober 2014

Z = Faktor keamanan dibentuk atas dasar H = Biaya penyimpanan per unit


kemampuan perusahaan. (Rp/m³/tahun).
5. Penentuan Persediaan Maksimum
3. Reorder Point (Titik Pemesanan
(Maximum Inventory)
Kembali)
Persediaan maksimum diperlukan oleh
Reoder point adalah saat atau waktu
perusahaan agar kuantitas persediaan yang ada
tertentu perusahaan harus mengadakan
di gudang tidak berlebihan sehingga tidak
pemesanan bahan dasar kembali, sehingga
terjadi pemborosan modal kerja (Rumincap,
datangnya pesanan tersebut tepat dengan
2010). Adapun untuk mengetahui besarnya
habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya
persediaan maksimum dapat digunakan rumus:
dengan metode EOQ (Gitosudarmo, 2002
Maximum Inventory = Safety Stock + EOQ
dalam Ruauw, 2011). Perhitungan ROP adalah
Dimana:
sebagai berikut:
Safety Stock = Persediaan pengaman.
ROP = Safety Stock + (Lead Time x Q)
EOQ = Kuantitas pembelian optimal.
Dimana:
ROP = Titik pemesanan kembali HASIL DAN PEMBAHASAN
Lead time= Waktu tunggu (Hari) UD. Batu Zaman merupakan salah satu
Safety stock= Persediaan pengaman (m³) usaha atau perusahaan yang berbentuk industri
Q = Penggunaan bahan baku rata-rata per rumah tangga dengan berbahan baku kayu.
hari (m³/hari). Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Max
Mumu pada tahun 1968 dan keluar surat ijin
4. Perhitungan Total Biaya Persediaan
perdagangan pada tahun 1974. Perusahaan ini
Bahan Baku (TIC)
mempunyai 4 orang pekerja ditambah Bapak
Untuk mengetahui total biaya
Max sebagai pemilik, dengan jam kerja setiap
persediaanbahan baku minimal yang diperlukan
hari mulai jam 07.00-17.00, dengan upah
perusahaandengan menggunakan perhitungan
tenaga kerja Rp. 2.000.000/orang setiap
EOQ. Perhitungan TIC adalah sebagai berikut:
bulan.Perusahaan ini memproduksi berbagai
TIC = √
macam alat rumah tangga, perkantoran, dan
Dimana:
lain-lain, seperti meja, kursi, lemari dan tempat
D = Kuantitas Penggunaan per periode
tidur. Untuk produksi meja ada berbagai
(m³/tahun).
macam jenis seperti meja tulis, meja makan,
S = Biaya per pesanan (Rp/tahun).
dan meja kerja/kantor,dan untuk produk lemari
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

juga ada berbagai macam jenis seperti lemari bulan Desember meningkat dikarenakan
arsip (kantor), lemari katalog, dan lemari permintaan meningkat pada waktu itu karena
pakaian. perayaan natal. Penggunaan bahan baku tahun
Analisis Persediaan Bahan Baku Menurut 2013 sebanyak 9,35 m³.Frekuensi pembelian
metode EOQ selama tahun 2013 sebanyak 4 kali,karena
1. Pembelian Bahan Baku setiap tiga bulan sekali perusahaan membeli
Perusahaan melakukan pembelian bahan bahan baku. Untuk pembelian rata-rata Kayu
baku 1 (satu) kali per 3 (tiga) bulan, dengan Cempaka selama tahun 2013 adalah sebesar
alasan sebagai persediaan dalam proses 2,3375 m³.
produksi dan untuk mengantisipasi adanya 2. Biaya Pemesanan
kelangkaan bahan baku serta kenaikan harga Biaya pemesanan yaitu biaya yang
bahan baku. dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya
Berikut ini tabel jumlah Pembelian dan pemesanan bahan baku dari supplier. Biaya
penggunaan bahan baku tahun 2013 pada UD. pemesanan setiap kali dilakukan pemesanan
Batu Zaman : terdiri dari biaya telepon, biaya transportasi dan
pembongkaran, dan biaya administrasi.
Tabel 1. Data Pembelian dan Penggunaan
Tabel 2.Biaya pemesanan Bahan
Bahan Baku Kayu Cempaka UD
Baku Kayu UD. Batu
Batu Zaman tahun 2013
Zaman tahun 2013

N Pembelian Penggunaan +/- NO Jenis Biaya (Rp)


BULAN
O (m³) (m³)
2,45 -0,05 1 Biaya telepon 50.000
1 Januari-Maret 2,40
2 April-Juni 2,25 2,15 +0,10 2 Biaya transportasi dan 800.000
3 Juli-September 2,15 2,25 -0,10
pembongkaran
4 Oktober- 2,45 2,50 -0,05
Desember 3 Biaya administrasi 10.000
Jumlah 9,25 9,35 -0,1
Jumlah 860.000
Rata-rata 2,3125 2,3375 0,01
Untuk biaya yang dikeluarkan
Sumber : UD. Batu Zaman.
perusahaan pada setiap kali pemesanan adalah
Ket : +/- (kelebihan/kekurangan)
sebesar Rp. 215.000.
Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
3. Biaya Penyimpanan
penggunaan bahan baku Kayu Cempaka lebih
Biaya penyimpanan adalah biaya –
besar dari pada pembelian bahan baku tahun
biaya yang dikeluarkan karena perusahaan
2013. Penggunaan bahan baku Kayu Cempaka
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

melakukan penyimpanan dalam persediaan Tabel 4. Penggunaan Bahan Baku kayu


Cempaka, Harga per unit, Total
bahan baku dalam jangka waktu tertentu.
Biaya Penggunaan, Biaya
Biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh Pemesanan dan Biaya
Penyimpanan per periode tahun
UD.Batu Zaman yaitu biaya pemeliharaan
2013
dan biaya kerusakan. URAIAN 2013
Kuantitas (m³) 9,35
Harga (Rp/m³) 4.000.000

Tabel 3. Biaya Penyimpanan Per Biaya Total (Rp) 37.400.000


Unit Bahan Baku Kayu Biaya Pemesanan (setiap kali pesan) 215.000
Cempaka UD. Batu (Rp)
Zaman pada tahun 2013. Biaya Penyimpanan (Rp/m³) 203.208,5

NO Jenis biaya (Rp)


Dari tabel 4 dapat dihitung kuantitas
1 Biaya 400.000
pembelian optimal.
Pemeliharaan
2 Biaya 1.500.000 EOQ = √

kerusakan Dimana:
Jumlah 1.900.000 EOQ = Kuantitas pemesanan optimal (m³).
Rp/m³ 203.208,5 D = kuantitas Penggunaan per periode
Terlihat pada tabel 3 bahwa terdapat dua (m³/tahun).
jenis biaya penyimpanan, yaitu biaya S = biaya per pesanan (Rp/m³).
pemeliharaan dan biaya kerusakan.Untuk biaya H = biaya penyimpanan per unit per
penyimpanan per unit yang dikeluarkan periode (Rp/m³/tahun).
UD.Batu Zaman adalah sesbesar Rp. 203.208,5. Sehingga jumlah pembelian bahan
baku Kayu Cempaka yang optimal setiap kali
Analisis Data
pesan pada tahun 2013 sebesar 4,448 m³,
1. Perhitugan EOQ
dengan frekuensi pembelian bahan baku yang
Jumlah penggunaan bahan baku Kayu
diperlukan UD Batu Zaman adalah sebanyak
Cempaka, harga bahan baku Kayu Cempaka per
2 kali.
m³, besarnya biaya pemesanan setiap kali
2. Penentuan Persediaan Pengaman
melakukan pemesanan dan besarnya biaya
(Safety Stock)
penyimpanan per unit (m³) pada UD Batu
Zaman periode tahun 2013 dapat dilihat pada Safety stock atau persediaan pengaman
tabel 4. adalah persediaan untuk mengantisipasi unsur
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

ketidakpastian permintaan dan penyediaan. (Safety Stock) optimal yang harus tersedia di
Apabila, persediaan pengaman tidak mampu gudang adalah sebesar 0,24 m³.
mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan
3. Penentuan Pemesanan Kembali
terjadi kekurangan persediaan (stockout).
(Reorder Point)
Penentuan jumlah persediaan pengaman dapat
Saat pemesanan kembali atau Reorder
dilakukan dengan membandingkan pemakaian
Point adalah saat dimana perusahaan harus
bahan baku kemudian dicari berapa standar
melakukan pemesanan bahan baku kembali,
deviasinya. Setelah diketahui berapa besarnya
sehingga penerimaan bahan baku yang dipesan
standar deviasi maka akan ditetapkan besarnya
dapat tepat waktu. Untuk menentukan kapan
analisis penyimpangan. Dalam analisis
pemesanan dilakukan, maka digunakan rumus
penyimpangan ini management perusahaan
sebagai berikut :
menentukan seberapa jauh bahan baku yang
ROP = Safety Stock + (Lead Time x Q)
masih dapat diterima. Pada umumnya batas
Dimana:
toleransi yang digunakan adalah 5 % diatas
ROP = Titik pemesanan kembali
perkiraan dan 5 % dibawah perkiraan dengan
Lead time= Waktu tunggu (Hari).
nilai 1,65. Untuk perhitungan standar deviasi
Safety stock= Persediaan pengaman (m³).
dapat dilihat pada tabel 5 berikut :
Q = Penggunaan bahan baku rata-rata per
Tabel 5. Deviasi tahun 2013 hari (m³/hari).
Diketahui bahwa selisih waktu antara
N Bulan Penggunaan (m³) Deviasi Kuadrat
O pemesanan dengan penerimaan bahan baku
X (X- ) (X- )²
(lead time) adalah 14 hari, dan besarnya
1 Jan-Mar 2,45 0,1125 0,01265625
safety stock 0,24 m³, jumlah penggunaan
2 Apr-Juni 2,15 -0,1875 0,03515625
bahan baku adalah sebesar 9,35 m³, dan
3 Juli-Sept 2,25 -0,0875 0,00765625

4 Okt-Des 2,50 0,1625 0,02640625


penggunaan bahan baku rata-rata perhari

Jumlah 9,35 0 0,081875 adalah sebesar 0,363 m³.


Rata-rata ( ) 2,3375 Sehingga tahun 2013 UD Batu Zaman
melakukan pemesanan kembali pada saat
Dari tabel5 diketahui bahwa standar deviasi persediaan bahan baku digudang sisa 0,603
yang diperoleh adalah sebesar m³.
0,1430690392782, sehingga diperoleh
besarnya kuantitas persediaan pengaman
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

4. Penentuan Persediaan Maksimum perusahaan dengan menggunakan perhitungan


(Maximum Inventory) EOQ. Hal ini dilakukan untuk penghematan
Persediaan maksimum diperlukan oleh biaya persediaan perusahaan. Untuk
perusahaan agar jumlah persediaan yang ada menghitung total biaya persediaan digunakan
digudang tidak berlebihan sehingga tidak rumus sebagai berikut :
terjadi pemborosan modal kerja. Adapun untuk TIC =√
mengetahui besarnya persediaan maksimum Dimana: D = Kuantitas Penggunaan
dapat digunakan rumus : per periode (m³/tahun).
Maximum Inventory = Safety Stock + EOQ S = Biaya per pesanan (Rp/tahun).
Safety Stock = 0,24 m³ H = Biaya penyimpanan per unit
EOQ = 4,448 m³ (Rp/m³/tahun).
Persediaan Maksimum= 0,24 m³ + 4,448 m³ Total biaya persediaan yang
= 4,688 m³ dikeluarkan UD Batu Zaman menurut
Untuk mengetahui lebih jelas metode EOQ pada tahun 2013 adalah sebesar
mengenai perhitungan persediaan bahan baku Rp. 881.670,-.
Kayu Cempaka pada UD Batu Zaman dengan Sedangkan untuk perhitungan total
menggunakan metode EOQ selama periode biaya persediaan menurut UD Batu Zaman
tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 6. akan dihitung menggunakan persediaan rata-
Tabel 6. Hasil perhitungan besarnya EOQ, rata yang ada di perusahaan dengan
Safety Stock, Reorder Point, dan
Maximum Inventory Bahan Baku menggunkan rumus sebagai berikut :
Kayu Cempaka Periode tahun TIC = (Penggunaan rata-rata) (H) + (S) (F)
2013
NO Uraian 2013 Dimana:

1 EOQ 4.448 m³ H= Biaya penyimpanan per unit (Rp/m³/thn).


S= Biaya pemesanan per pesanan (Rp/m³).
2 Safety Stock 0,24 m³
F= Frekuensi pembelian yang dilakukan
3 ROP 0,603 m³
perusahaan.
4 Maximum Inventory 4,688 m³
Sehingga diperoleh total biaya
persediaan yang dikeluarkan UD Batu Zaman
5. Perhitungan Biaya Total Persediaan
pada tahun 2013 adalah sebesar Rp.
(Total Inventory Cost)
1.335.000,-.
Untuk mengetahui total biaya persediaan
bahan baku minimal yang diperlukan
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

6. Analisis Selisih Efisiensi Pemesanan Jadi dapat diketahui perbandingan antara


Bahan Baku yang Optimal dengan kebijaksanaan yang digunakan perusahaan
Pemesanaan Bahan Baku yang dengan menggunakan metode EOQ yaitu pada
dilakukan dengan Kebijakan UD. tahun 2013 menunjukkan bahwa UD Batu
Batu Zaman Zaman seharusnya melakukan pembelian
Dari hasil perhitungan yang telah bahan baku Kayu Cempaka pada saat
dilakukan maka dapat dilihat perbandingan persediaan sebesar 0,603 m³. Dengan demikian
persediaan bahan baku antara kebijakan pada saat bahan baku diterima dengan lead
perusahaan dengan kebijaksanaan pembelian time 14 hari, persediaan yang tersisa masih
dengan menggunakan metode EOQ, dapat 0,24 m³, sedangkan untuk menghindari
dilihat dari jumlah pembelian optimal, terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah
frekuensi pembelian, total biaya persediaan, pembelian yang harus dilakukan sebesar 4,448
persediaan pengaman dan kapan seharusnya m³, agar tidak melebihi maximum inventory
perusahaan memesan kembali bahan baku. sebesar 4,688 m³. Total biaya persediaan
Sehingga dapat mengetahui metode mana yang bahan baku kayu menurut metode EOQ adalah
lebih efisien dalam penyediaan bahan baku. sebesar Rp. 881.670, sedangkan total biaya
Berikut ini perbandingan antar penyediaan persediaan bahan baku menurut UD Batu
bahan baku menurut kebijakan perusahaan dan Zaman sebesar Rp. 1.335.000. Jadi terdapat
penyediaan menurut perhitungan metode penghematan sebesar Rp. 453.330.
Economic Order Quantity. Dari hasil tersebut terdapat penghematan
total biaya persediaan karena total biaya yang
Tabel 7. Perbandingan persediaan bahan
baku antara kebijakan perusahaan dihitung menurut UD Batu Zaman lebih besar
dengan kebijaksanaan pembelian dari total biaya yang dihitung menurut metode
dengan menggunakan metode EOQ.
Hal Kebijaksanaan Metode EOQ.
Perusahaan EOQ
KESIMPULAN DAN SARAN
Kuantitas Pembelian 2,3375 m³ 4,448 m³
A. Kesimpu.lan
Frekuensi Pembelian 4 kali 2 kali
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
Persediaan Pengaman - 0,24 m³

Titik Pemesanan Kembali - 0,603 m³


data pada bab – bab sebelumnya, maka dapat

Persediaan Maksimum - 4,688 m³


disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan
Total Biaya Persediaan Rp. 1.335.000 Rp. 881.670 persediaan bahan baku yang dilakukan UD
Sumber: Data perusahaan yang diolah tahun Batu Zaman selama ini belum menunjukkan
2013. biaya yang minimum dalam arti biaya
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

persediaannya masih lebih besar dibandingkan 881.670, sedangkan menurut kebijakan


apabila perusahaan menggunakan metode perusahaan sebesar Rp. 1.335.000.
EOQ. Dalam hal ini dapat dikemukakan B. Saran
kesimpulan sebagai berikut: Setelah mengadakan perhitungan dan
1. Pembelian bahan baku optimal tiap kali menganalisis masalah yang dihadapi UD Batu
pesan menurut metode EOQ adalah 4,448 Zaman, maka penulis mengajukan saran yang
m³ sedangkan menurutkebijakan perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
adalah 2,3375 m³, sedangkan persediaan dalam kebijakan pengadaan bahan baku.
maksimum (Maximum Inventory) yang Adapun saran – saran itu adalah sebagai
harus disediakan perusahaan meurut metode berikut:
EOQ adalah sebesar 4,688 m³, sedangkan 1. Perusahaan perlu mengkaji kembali metode
menurut kebijakan perusahaan tidak ada pengendalian yang diterapkan selama ini,
persediaan maksimum yang disediakan karena berdasarkan hasil pengolahan
perusahaan. dengan metode yang digunakan peneliti,
2. Kuantitas persediaan pengaman ( safety total biaya persediaan masih dapat
stock ) yang dibutuhkan perusahaan diminimalkan. Dengan menggunakan
menurut metode EOQ adalah 0,24 m³, metode EOQ dalam kebijakan pengadaan
sedangkan menurut kebijakan perusahaan bahan baku perusahaan akan mendapatkan
tidak ada kuantitas pengaman. kuantitas pembelian bahan baku yang
3. Waktu pemesanan kembali ( re - order optimal dengan biaya yang minimum
point ), waktu yang tepat menurut metode dibandingkan kebijakan perusahaan
EOQ adalah pada saat persediaan bahan sebelumnya.
baku di dalam gudang masih 0,603 m³ 2. Perusahaan sebaiknya menentukan besarnya
sedangkan menurut kebijakan perusahaan safety stock dan re – order point dalam
tidak ada waktu pemesanan kembali atau pengendalian persediaan bahan baku untuk
reorder point.Frekuensi pembelian bahan melindungi atau menjaga kemungkinan
baku optimal menurut metode EOQ adalah kekurangan bahan baku yang lebih besar
2 kali dalam setahun, sedangkan menurut dari perkiraan dan untuk menjaga
kebijakan perusahaan adalah 4 kali. kemungkinan keterlambatan bahan baku
4. Total biaya persediaan optimal selama satu yang dipesan.
tahun menurut metode EOQ sebesarRp. 3. Dalam pengadaan bahan baku Kayu
Cempaka UD Batu Zaman sebaiknya
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

melakukan pembelian dalam jumlah yang Fakultas Pertanian, Institut Pertanian


Bogor.
besar dan dengan frekuensi yang rendah per
periode produksi, hal ini dilakukan untuk Kinho Julianus dan Mahfudz, 2011.Prospek
Pengembangan Cempaka di Sulawesi
meminimalisir biaya persediaan. Utara (Jurnal Ilmiah).Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan, Balai
Penelitian Kehutanan Manado.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori.H, 2010.Analisis Pengendalian Kinho Julianus dan Arif Irawan, 2011.Studi
Persediaan Bahan Baku Kayu Sengon Keragaman Jenis Cempaka Berdasarkan
PT. Abhirama Kresna Dengan Metode Karakteristik Morfologi di Sulawesi
EOQ (skripsi).Program Studi Utara (Jurnal Penelitian).Balai
Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Penelitian Kehutanan Manado.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kurniawan.W, 2008.Analisis Pengendalian
Bank Indonesia, 2005.Pola Pembiayaan Persediaan Bahan Baku di Perusahaan
Usaha Kecil (PPUK) Furniture Kayu Kecap Segitiga Majalengka. Program
(Jurnal). Biro Pengembangan UMKM Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bank Indonesia. Jakarta. Bogor.
Nasutioon, Arman Hakim, 2003. Perencanaan
Daryanto, 2012.Manajemen Produksi. PT dan Pengendalian Produksi.Edisi
Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.Satu Pertama. Surabaya : Guna Widya.
Nusa Studio.
Prawirosentono, Suyadi 2007.Manajemen
Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara, Operasi (operations management)
2014.Profil Kehutanan Provinsi analisis dan studi kasus.Edisi keempat,
Sulawesi Utara (Pdf). cetakan pertama. Bumi Aksara : Jakarta.

Fahmi, 2012.Manajemen Produksi dan Prihasdi, R.D, 2012. Efisiensi Metode


Economical Order Quantity (EOQ)
Operasi. Penerbit: Alfabeta, Bandung.
dalam Pengambilan Keputusan
Haming,Murdifin dan Mahfud Pembelian Bahan Baku dan
Nurnajamuddin. 2012. Manajemen Pengaruhnya Terhadap Total Biaya
Produksi Modern (Operasi Manufaktur Pembelian pada PT. Amitex (Amanah
dan Jasa). Edisi Kedua Cetakan Mitra Industri) Buaran Kabupaten
Pertama. Penerbit : PT Bumi Aksara. Pekalongan (Skripsi).Fakultas
Jakarta. Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang.
Handoko, 2000.Dasar-dasar Manajemen
Produksi dan Operasi. Penerbit: Ruauw,E. 2011. Pengendalian persediaan
BPFE Yogyakarta. bahan baku(Contoh Pengendalian pada
usaha Grenda Bakery Lianli (Jurnal).
Helena, 2005.Analisis Sistem Pengadaan dan
Manado.
Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Jamu Tradisional Pada PT.X Bogor. Rumincap, D.J. 2010.Analisis Persediaan
Program Studi Manajemen Agribisnis, Bahan Baku pada Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) (Studi Kasus Usaha
Jurnal Ilmiah, oktober 2014

Grenda Bakery Lianli Bahu Malalayang


(Skripsi).Universitas Sam Ratulangi,
Fakultas Pertanian Manado.

Sari, S.P, 2010.Pengoptimalan Persediaan


Bahan Baku Kacang Tanah
Menggunakan Metode EOQ (Economic
Order Quantity) di PT. Dua Kelinci Pati
(Skripsi).Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Sipangkar, E.D, 2009. Pengaruh Perputaran
Persediaan Terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan Pada
Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (Skripsi).
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sitorus, O.R, 2009. Jenis dan harga kayu


komersial serta produk kayu olahan
pada indutri kayu sekunder Panglong di
kota Medan (Skripsi). Departemen
Kehutanan Universitas Sumatera Utara
Fakultas Pertanian, Medan.

Sutrisno, 2001.Manajemen Keuangan.


Yogyakarta: Ekonisia.

Anda mungkin juga menyukai