Anda di halaman 1dari 260

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 1

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 2


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 3
Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 4
Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 5
Arifureta Shokugyou de Sekai Saikyou

Penulis : Shirakome Ryo

Ilustrator : Takayaki

Penerjemah Indo : Himeragi Takao/Himeragi Reina (HT/HR)

Pembuat PDF : Himeragi Takao/Himeragi Reina (HT/HR)

Sumber Inggris : http://novelplanet.com

Dilarang Keras untuk memperjual belikan atau mengkomersialkan


hasil terjemahan ini tanpa sepengetahuan penerbit dan penulis.

Buku ini dibuat semata-mata untuk kepentingan pribadi dan penikmat


buku ini. Saya tidak bertanggung jawab atas hak cipta dalam buku ini.

Mohon maaf bila ada salah kata dalam penerjemahan, mohon kritik &
sarannya juga untuk membantu penerjemah semakin berkembang.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 6


【Netral Commerce City Fyuren】

Kota komersial terbesar di dunia di mana segala macam orang berkumpul dan
berinteraksi; ini penuh dengan dinamikal besar yang tidak akan pernah berubah. Mengelilingi
ini secara keseluruhan adalah dinding besar, tapi meski dengan ini, keramaian bisa terdengar
di jarak yang jauh.

Begitu banyak turis, pedagang, dan petualang mengantri di luar, to the point kelompok
bisa dianggap produk istimewa【Fyuren】. Mendengar suara bising dari kota, orang hanya
menjadi lebih jengkel saat mereka menunggu giliran mereka.

Di ujung ekor garis menunggu pemeriksaan adalah seorang pria yangtampak kendur yang
dilayani oleh dua wanita mencolok, ketidakpuasannya jelas terlihat.

Terus terang, dia akan terlihat setengah pandai jika dia menggunakan kata-kata sulit
apapun, dan dia memiliki atmosfer yang tidak peka disekitarnya, dan saat dia mengeluh
tentang eksekutif【Fyuren】yang tidak kompeten yang membuatnya menunggu begitu lama,
tapi si pria dan wanitanya tampak tidak menyadarinya.

Dan di telinga pria berpenampilan kendur yang tidak tahu apa-apa tentang orang-orang
menertawakannya, suara yang tidak biasa terdengar baginya, suara nyaring dan samar, tiba-
tiba mendekat.

Pria dan kedua wanita di sisinya pada awalnya mengabaikannya, tapi dengan para
pedagang dan lainnya melihat ke belakang mereka dengan mata melebar, dan dengan
kegaduhan yang berangsur-angsur mendekati, mereka melihat
kembali, mengatakan「Apa itu!」.

Berjalan di jalan raya yang diikuti oleh badai debu adalah sebuah kotak hitam besar
yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Orang-orang mulai menjadi berisik. Apakah itu
demon? Meskipun mereka mencoba berlari, kecepatan benda itu jauh melampaui imajinasi
mereka; itu mencapai mereka dengan cepat.

Pria tak beguna itu menegang. Dia, dan juga orang-orang di sekitarnya, memiliki
ketakutan di mata mereka. Sebuah benda hitam besar, berbentuk kotak besar berputar
seolah hampir bertabrakan dengan akhir barisan, menendang awan debu besar.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 7


Orang-orang menatap benda itu --- kendaraan roda empat yang digerakkan dengan sihir,
"Brise" --- bingung, berpikir「Apa-apaan itu? 」saat pintu terbuka.

“Barisan ini sepanjang biasanya.”


“... Mm. Apa boleh buat.”

Kerumunan orang bergetar saat ada yang muncul, tentu saja, Hajime dan Yue, terlihat.
Shea dan Tio menyusul setelahnya, lalu Will Kudeta yang mengalami kram di pipinya.

Beberapa hari yang lalu, Hajime menerima permintaan dari kepala Adventure Guild
Cabang Fyuren, Iruwa Chang, untuk menyelidiki【Pegunungan Rentang Utara】untuk mencari
Will Kudeta. Hajime berhasil melindunginya dari naga Tio, dan akhirnya mereka kembali
dengan selamat.

Dengan perhatian terfokus pada mereka, meskipun menjadi kelas atas, Will
membungkuk meminta maaf sambil mengatakan 「 maafkan aku atas gangguannya! 」 Tapi
karena dia bukanlah yang menangkap mata, tidak ada yang segera memberi dia perhatian.

「 Mm ~ 」 Yang menarik perhatian mereka adalah wanita dan gadis cantik yang
meregangkan diri mereka keluar. Mata mereka pertama kali pada kotak bergerak
berkecepatan tinggi yang tidak diketahui, tapi begitu Yue dan yang lain muncul, suara
kekaguman dan desahan terpesona itu terdengar.

Hajime duduk di kap mesin Brise dan melihat gerbang di kejauhan. 「Kira-kira satu jam
lagi.」 Seperti para gadis, dia meregangkan diri sendiri dengan santai, lega dia tidak akan
masuk mobil sepanjang waktu.

Karena Brise dioperasikan langsung oleh sihir, Hajime tidak perlu di roda; Dia bisa
menggerakkanya hanya dengan sebuah pikiran. Tentunya, operasinya menjadi lebih sulit, tapi
begini caranya dia bisa menggunakan kendaraan sebagai bangku untuk bersantai.

Hajime meregangkan lehernya, dan memahami kekakuan di bahunya, Yue pergi ke


belakangnya dan mulai memberinya sebuah pijatan. Dia sepertinya tahu bagaimana
melakukannya dengan baik. Pipi Hajime terasa rileks saat ia mempercayakan dirinya padanya.
Melihat keduanya, Shea menjadi kesepian dan mendekat, telinga kelincinya bergemuruh.

“Mu, izinkan aku untuk bergabung juga!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 8


Tio mengerutkan kening saat ia berpegangan erat pada lengan kanan Hajime,
menekankan dadanya... hanya untuk bertemu dengan tamparan.

“Ahan ~”

Dia roboh sambil terengah-engah. Meskipun dia sudah memasukkan cukup kekuatan
untuk membuatnya melakukan triple axle, dia tampak senang di kaki Hajime... Dia tidak
berpikiran memberi hadiah naga sesat ini lebih jauh lagi. Shea tersenyum malu saat dia
melihat Hajime yang mulutnya berkedut.

“Hajime-san. Apakah itu ide bagus untuk mengemudikan ini? Aku pikir kita mencoba
untuk tetap tersembunyi...”
“Hm? Sudah terlambat sekarang kan? Informasi akan menyebar dalam seminggu, dan
aku yakin hari ini akan tiba di beberapa titik waktu... kurasa aku agak tergesa-gesa
mengantisipasi hal ini.”
“... Tidak perlu kehati-hatian.”

Hajime mengangkat bahunya saat dia menjawab pertanyaan Shea. Sampai sekarang, dia
melakukan beberapa usaha untuk tetap menyembunyikan mereka, tapi pertarungan di【Kota Ul】
akan menyebar dengan cepat, jadi usaha miliknya mungkin sia-sia belaka. Tetap saja, seperti
kata Yue, dia bisa tidak menyembunyikan menunjukkan artefaknya, jadi dia mungkin juga telah
pergi tanpa menahan diri.

“Hmm~ aku mengerti. Yah, akan wajar bila Kerajaan atau Gereja akan mengambil
tindakan. Aku harap Aiko-san dan Iruwa-san bisa memberi kita dukunan...”
“Yah, mereka hanya asuransi pada akhirnya. Aku mengekspresikan diriku dengan baik,
pikirku. Aku memiliki keputusan untuk melawan mereka. Dengan mengatakan itu, Shea.
Tidak ada alasan bagimu untuk berkeliling berpura-pura menjadi budak, bukan? Kamu
bisa menyingkirkan kerah itu jika kamu mau.”

Iruwa dan Aiko membantu mencegah masalah dengan Gereja dan negara. Karena mereka
lebih berpikir sesudahnya, Hajime tidak terlalu khawatir.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 9


Dia memotong pembicaraan singkat dan memberi tahu Shea bahwa dia bebas saat dia
menyentuh kerahnya. Itu adalah sebuah pernyataan diam-diam yang mengatakan bahwa dia
tidak perlu menahan balik, karena mereka tidak dengan jelas menghindari suatu masalah. Tapi
Shea membelai kerah dengan diam dan wajahnya memerah saat dia menggelengkan kepalanya.
(TLN; aah... harap diingat bahwa ‘kerah’ yang dimaksud itu ‘kerah/kalung perbudakan’ yah)

“Tidak, aku akan menyimpan ini. Ini adalah hal pertama yang aku dapatkan dari
Hajime-san... Ini adalah bukti bahwa aku adalah milikmu... akhir-akhir ini aku jadi
menyukainya... jadi aku akan menyimpannya saja.”

Piko piko, telinga kelinci Shea bergerak merasa malu. Dia menunduk, menyembunyikan
matanya yang malu-malu. Penampilan Shea yang tersipu sangatlah imut. Banyak pria menahan
hidung mereka untuk menghentikan diri mereka dari pendarahan saat mereka menatapnya.

“... Aku mengerti. Lalu biarkan aku membuatnya sedikit lebih indah.”
“H, Hajime-san?”

Saat Hajime menatap wajahnya dan meletakkan tangannya ke arah pipinya, dia semakin
dan makin tersipu. Hajime mengeluarkan kristal indah dari 「 Treasure Warehouse 」 dan
menggunakan「Transmute」 untuk memasangnya pada kerah Shea.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 10


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 11
Ketika Hajime membuat kerah Shea, dia awalnya bertindak untuk seperti budaknya,
jadi dia membuatnya kasar. Dia memasukkan sembarang batu ke dalamnya dan mengabaikan
disainnya. Awalnya, itu adalah sesuatu yang sementara untuk membantu mereka saat mereka
tinggal di kota.

Tapi sekarang, dia menyukai Shea dan itu adalah benda yang kasar. Perasaan Hajime
terhadap Shea, yang sekarang sangat lembut, jauh dari penampilan kerahnya yang kasar, jadi
dia berpikir dia akan menyesuaikannya dengannya.

Pada akhirnya, itu memiliki desain geometris biru pucat yang terpasang ke kain hitam.
Kerah misterius itu, dengan God Crystal sebagai intinya, memancarkan cahaya biru... Itu jauh
lebih modis dari apapun yang ditemukan pada penjualan. Itu tidak lagi memberikan kesan
kerah anjing yang digunakan untuk menahannya.

“Haa ~ Ini pertama kalinya aku memakai aksesori yang begitu indah.”

Shea menyapukan ujung jarinya di sepanjang salib sambil tersenyum lebar. Dibiarkan
sendirian di Lautan Pohon, Shea jarang meninggalkan desanya sendiri, jadi hidupnya itu salah
satu tanpa kaitannya dengan perhiasan seperti ini. Meskipun demikian, Shea adalah seorang
gadis remaja. Dia melihat dari kejauhan pada mereka dari jenis kelamin yang sama di
【 Felbergan 】 yang memakai aksesoris yang dibuat dari kristal olahan yang ditemukan di
Lautan Pohon dan memiliki emosi iri lebih dari satu atau dua kali.

Tentu, mendapatkan perhiasan yang bersinar untuk pertama kalinya, dia sangat gembira.
Apalagi, itu dipresentasikan kepadanya oleh seorang yang dia cintai. Teling kelincinya tegak,
mengekspresikan kesenangannya.

“Terima kasih banyak, Hajime-san!”

Hajime mengangkat bahu melihat ekspresi bahagia Shea saat Yue menepuk dia di
belakang. Tio, yang telah mendekati sekali lagi, dipukul menjauh.

Orang-orang yang melihat suasana pink di sekitar Hajime saat ia dikelilingi oleh
keindahan yang ekstrem dipenuhi berbagai perasaan. Para wanita sangat iri dengan wajah
cantik gadis-gadis itu sementara para pria dibagi menjadi mereka yang terpesona oleh
penampilan gadis-gadis dan mereka yang memancarkan niat pembunuhan terhadap Hajime; ada
juga mereka yang tertarik pada artefak dan barang yang mereka pegang.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 12


Meski begitu, tak ada yang langsung menghadapi Hajime. Para pedagang saling menahan
diri, semua sambil menunggu saat untuk berbicara dengannya. Sedangkan untuk pria yang
tampak longgar, dia merasa malu saat membandingkan gadis-gadis dengan wanita-wanita yang
sedang bersama dia. Dia terburu-buru berjalan menuju Hajime.

“Hei cewek. Jika kamu mau, bagaimana dengan aku --- “


“Apa yang kau lakukan, mencoba menyentuh kita tanpa izin? Hah?"

Pria itu memanggil gadis-gadis sambil mengabaikan Hajime. Jika pria itu hanya
berbicara dengan mereka, Hajime mungkin hanya akan menggunakan "Overpower" dan
segalanya akan berakhir di sana. Namun, pria itu mencoba menyentuh Shea.

Pria itu sendiri memiliki penampilan yang bagus. Dia pikir wanita mana pun akan jatuh
cinta padanya, tapi Shea menatapnya dengan dingin; meskipun pria itu tidak terganggu oleh ini,
Hajime menangkap wajah pria itu sebelum apapun bisa terjadi. Tentu, ada haus darah yang
tebal.

"Hii!?"

Pria itu menjerit dengan menyedihkan. Hajime tidak peduli dengan pria itu dan
melemparkannya ke jalan raya. Pria itu meluncur sepanjang tanah selama 30 meter, wajahnya
tertanam ke tanah. Dia kemudian melambung dan terbang 10 meter tambahan setelahnya dia
berhenti bergerak.

Reruntuhan di tanah terasa berat, dan pria itu tidak lagi bergerak. Orang-orang di
sekitar yang menyaksikan tercengang setelah melihat pria itu terbang dalam orbit yang tidak
mungkin. Mereka kemudian menatap Hajime. Kedua wanita dengan pria itu juga melihat Hajime
dengan takut dan gemetar pada tatapan absolute zero-nya, berteriak, dan lari.

Beberapa waktu yang lalu, para pedagang yang mengatakan 「 Aku tidak akan
membiarkanmu pergi duluan」dan menahan satu sama lain sekarang mengatakan「Pergilah, dia
milikmu.」 Suasana hati Hajime terlihat jelas dari sikapnya.

Dengan tak ada satu pun yang mendekatinya, Hajime melihat dengan puas sebelum
dengan tenang kembali ke ketidaktertarikannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 13


“Haa, Hajime-san marah demi aku~ Apakah kamu ingin memonopoliku? Aku sudah
melangkah maju lagi!”
“... Shea, berjuanglah.”
“Yue-san~ Ya. Aku akan bekerja keras ~!”
“Ya, itu penting~ Master, apakah kamu menghargaiku? Maukah kamu melemparku
seperti yang kamu lakukan pada pria itu juga?”

Shea merasa senang karena Hajime marah saat playboy itu mencoba menyentuhnya.
Sebenarnya, bahkan jika Hajime tidak melakukan apapun, Shea sendiri pasti akan
menanggapinya. Meskipun dia tidak ada keinginan nyata untuk memonopoli Shea, karena dia
penting baginya, dia tidak repot mengoreksinya.

Sementara itu, Tio menatap pria yang dilempar kesamping dalam rasa iri. Dia mendekati
Hajime dengan harapan di matanya dan bertemu dengan tamparan. 「 Ahh! 」 Tio menangis
dengan gembira saat dia ambruk ke tanah. Hajime menatapnya dengan marah, tapi akhirnya
menyerah sambil mengatakan「Dia benar-benar tidak baik.」

Hajime dan yang lainnya melanjutkan dengan sikap genit mereka sementara Will, yang
telah pergi sendiri, duduk di tanah dengan tangan di sekitar lututnya. Dia mendongak saat
mendengar sebuah suara dengan cepat mendekati mereka.

Hajime melihatnya. Nampaknya itu adalah penjaga yang sedang berlari. Mereka mungkin
telah melihat pertengkarannya dan berusaha melindungi pria yang terjatuh di tanah.

Seorang pria berkuda mendekati tiga pria dengan armor sederhana dan mulai menanyai
Hajime dan pedagang disekitarnya. Salah satu pedagang menunjuk Hajime, lalu ke pria di
tanah. Salah satu penjaga mengeluarkan instruksi untuk merawat pria di tanah, saat dia
mendekati Hajime dengan satu dari penjaga lainnya. Mata mereka tajam. Itu bukan karena
kemarahan... tapi karena cemburu.

“Hei, kamu! Ada apa dengan keributan ini! Dan apa kotak hitam ini? Apa penjelasanmu!”

Meskipun dia berbicara pada Hajime dengan sikap sombong, tatapannya tidak memiliki
kekuatan saat Yue dan yang lainnya menghadapnya. Hajime menjawab tanpa melihat para
penjaga, karena dia menduga ini akan terjadi.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 14


“Ini adalah artifakku. Pria itu mencoba mengulurkan tangan pada temanku, jadi aku
melemparkan dia ke bawah. Bisakah kamu percaya itu? Dia mencoba mendekati begitu
tiba-tiba, aku takut dan mengecam... Penjaga, bukankah seharusnya kamu merawat
penjahat seks itu? Aku dan temanku datang ke Fyuren dan ini terjadi... Dan bahkan
jika aku membela diri sendiri, sepertinya aku diperlakukan sebagai seorang pelaku
sekarang...?”

Hajime dengan cepat mengucapkan jawaban yang masuk akal. Meskipun Shea hanya
berpegangan pada Hajime, berbicara secara obyektif, dia terlihat seperti dia menempel
padanya dengan ketakutan.

Betapa tragisnya! Dia tampak seperti sedang memohon, tapi Will, di dekatnya, hanya
berpikir 「Dia menyimpangkan kebenaran.」Pedagang di sekitar diam-diam berbisik「Daripada
mendekat, dia melempar pria itu bahkan sebelum dia bisa selesai berbicara,」atau「 Dia tidak
takut, sebaliknya, dia menggoda dan kemudian dia menyerang orang itu.」

Namun, tidak banyak yang melakukan penyelidikan, karena gadis-gadis di sekitar Hajime
memang wanita cantik; malahan, orang hanya berpikir「Sungguh malangnya」

Saat itu, salah seorang penjaga menatap Hajime dengan curiga, lalu berkata 「Ah」 dan
mulai berbisik ke penjaga lain. Mereka lalu menatap Hajime, dan akhirnya berkata 「Sekarang
kau menyebutkannya...」

“... Apakah kalian Hajime, Yue, dan Shea?”


“Hm? Ah, itu benar, tapi...”
“Aku mengerti. Dalam hal ini, kamu kembali dari permintaan kepala cabang?"
“Ya, itu benar... apakah ada pemberitahuan darinya atau sesuatu?"

Penjaga itu mengangguk dan membiarkan mereka lewat. Dia menyetir di Brise diikuti
oleh para penjaga. Di belakang mereka terasa tatapan menghina serta penasaran ingin tahu
karena dia masuk ke depan dari orang lain. Dengan itu, mereka menginjakkan kaki di Fyuren
sekali lagi.

Mereka masuk 【Fyuren】 dan langsung dipandu ke ruang tamu di guild petualang.
Hajime melewati ruang resepsionis di guild petualang. Mereka disajikan teh tingkat tinggi dan
menunggu selama 5 menit. Pintu terbuka dan Iruwa Chang, kepala cabang yang meminta
Hajime menyelamatkan Will, melompat.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 15


"Will! Apakah kamu baik-baik saja!? Apakah kamu terluka!?”

Suasana tenang yang dimilikinya sebelumnya tidak terlihat di mana-mana. Dia


memastikan keamanan Will daripada menyapa mereka. Dia pasti telah khawatir sebanyak itu.

“Iruwa-san... maafkan aku. Aku memintamu bantuan yang begitu besar, dan begitu
banyak hal terjadi...”
“... Apa yang kamu katakan... Akulah yang mengenalkanmu pada permintaan
berbahaya... kamu benar-benar aman... kupikir kita kehilanganmu... Orang tuamu
sangat khawatir, aku yakin mereka hanya senang mereka dapat melihat wajahmu lagi
segera. Itu dilaporkan beberapa hari lalu bahwa kau berhasil diselamatkan.”
“Ayah dan Mama... aku mengerti. Aku akan segera menemui mereka.”

Iruwa sudah memberi tahu orang tua Will dan mengatur semuanya jadi akan lebih
mudah bagi mereka untuk tidak sibuk. Will mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Iruwa
yang mencari orang lain, kemudian membuat Hajime dan yang lain berjanji untuk bertemu lagi
dengannya agar keluarganya bisa memberi penghormatan. Hajime baik-baik saja dengan ini,
tapi Will tidak puas dengan ucapan terima kasih yang sederhana saja. Setelah itu, Will pergi
dan Iruwa menatap Hajime. Iruwa membungkuk dalam pada hajime sambil tersenyum.

“Hajime-kun. Terima kasih sekali. Aku tidak berpikir kamu akan bisa membawa Will
kembali hidup. Bahkan jika aku ingin mengungkapkan rasa terima kasihku, aku tidak bisa.”
“Yah, dia beruntung bisa bertahan.”
“Fu fu, apakah begitu? Meskipun itu mungkin terjadi... itu juga benar bahwa kamu
melindunginya dari puluhan ribu demon, bukan?「Pedang Dewi*」?"
*Sword of the Goddess

Sambil tertawa terbahak-bahak, Iruwa memanggil Hajime dengan julukannya yang dia
dapatkan dari bertarung melawan kerumunan demon. Tampaknya ada sarana komunikasi yang
dimilikinya lebih cepat daripada metode perjalanan Hajime.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 16


“... Informasi itu datang cukup awal.”
“Bagi para eksekutif guild, kita memiliki artefak yang memungkinkan komunikasi
jarak jauh. Bawahanku pergi setelahmu. Tetap saja, sejak kamu bergerak dengan
kecepatan tak terduga dalam artefak itu, dia tidak bisa mengikuti... Ini adalah
pertama kalinya aku mendengarnya mengeluh sebagai orang terbaik untuk
pengumpulan intelijen.”

Iruwa tersenyum masam. Dari kata-katanya, Hajime mungkin punya beberapa ide bahwa
dia akan diikuti.

Apakah itu berdasarkan instruksi Iruwa, atau mungkin keputusan sewenang-wenang


bawahannya, tapi saat memikirkan bawahan Iruwa dengan tidak sabar meninggalkan kota...
hanya untuk sampai di 【Kota Ul】 dan langsung menemui puluhan ribu demon VS 4 orang, lalu
harus dengan cepat kembali sesudahnya, dengan putus asa mengendarai kudanya... dia tidak
bisa tidak bersimpati.

Apakah informasi itu didapat secara komunikasi langsung atau melalui artefak, Hajime
tidak begitu mengkritik Iruwa. Sebaliknya, ia sedikit lega mengenal Iruwa, yang akan
mendukungnya, adalah bijaksana.

「Kohon,」 Iruwa berdeham, menyingkirkan kecemasan bawahannya, kebingungan, dan


kelelahan mental.

"Tapi sungguh. Untuk berpikir ada tanda-tanda bencana besar di 【 Pegunungan


Rentang Utara】Tampaknya ini adalah hal yang baik untuk meminta ini padamu lebih
dari sekadar pencarian. Meskipun aku tertarik pada kemampuanmu untuk
memusnahkan puluhan ribu... Maukah kamu benar-benar mengatakan padaku? apa yang
kamu lakukan?”
“Ah, aku tidak peduli. Tapi sebelum itu, aku ingin Yue dan Shea memiliki Plat Status
mereka terlebih dahulu... dan Tio ---”
“Ho... jadi kamu sedang mempersiapkan satu untuk keduanya... Baiklah. Master,
bolehkah aku memilikinya juga?”
“... Itu dia.”
“Tentu, melihat Plat Status kemungkinan akan memberi kepercayaan pada
kemampuanmu untuk mengusir kerumunan besar... Aku mengerti.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 17


Iruwa, melihat Yue dan Shea, begitu pula Tio yang baru saja bergabung dengan
kelompok, telah samar-samar menebak "sesuatu," tapi dia masih merubah ekspresi saat
anggota staf membawa Plat Status baru ketiganya.
Status mereka adalah sebagai berikut.

Name Yue Age 323 Years

Gender Female Level 75

Class Priestess

Strength 120 Agility 120

Vitality 300 Magic 6980

Resistance 60 Magic Defense 7120


Skill  Automatic Regeneration
 [Pain Control]
 All Atribute Aptitude
 Compound Magic
 Magic Manipulation
 [Magic Radiation]
 [Magic Compression]
 [Remote Control]
 [Efficiency Up]
 [Magic Absorption]
 Image Composition
 [Image Reinforcement Power Up]
 [Multiple Composition]
 [Delay Motion]
 Blood Power Conversion
 [Body Strengthening]
 [Magic Conversion]
 [Strength Conversion]
 [Magic Strengthening]
 [Blood Contract]
 High Speed Magic Recovery
 Creation Magic
 Gravity Magic

 Image Composition; Hanya diaktifkan saat seluruh gambaran terbentuk.

 Blood Power Conversion; Efek meningkat secara signifikan dengan mengambil


darah pasangan yang dikontrak.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 18


Name Shea Haulia Age 16 Years
Gender Female Level 40
Class Diviner
Strength 60 [+Max 6100] Magic 3020
Vitality 80 [+Max 6120] Magic Defense 3180
Agility 100 [+Max 6125] Resistance 60 [+Max 6100]
Skill  Premonition
 [Automatic Activation]
 [Presumed Future]
 Magic Manipulation
 [Body Strengthening]
 [Partial Strengthening]
 [Conversion Efficiency Up II]
 [Focused Strengthening]
 Gravity Magic

 Conversion Efficiency Up II; Mengkonversikan 1 Magic ke 2 Strength

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 19


Name Tio Clares Age 563 Years
Gender Female Level 89
Class Guardian
Strength 770 [+Dragon Form 4620] Magic 4590
Vitality 1100 [+Dragon Form 6600] Magic Defense 4220
Agility 580 [+Dragon Form 3480] Resistance 1100 [+Dragon Form 6600]
Skill  Dragon Form
 [Dragon Scale Hardening]
 [Magic Efficiency Up]
 [Physical Strength Up]
 [Roar II]
 [Wind Cloak]
 [Pain Conversion]
 Magic Manipulation
 [Magic Radiation]
 [Magic Compression]
 Fire Attribute Aptitude
 [Magic Consumption Down]
 [Effect Up]
 [Duration Up]
 Wind Attribute Aptitude
 [Magic Consumption Down]
 [Effect Up]
 [Duration Up]
 Compound Magic
 Roar II; Seiring dengan serangan nafas saat Dragon Form diaktifkan, serangan nafas
bisa digunakan bahkan bila tidak diaktifkan

 Wind Cloak; Saat Dragon Form diaktifkan, jubah angin digunakan untuk membantu
dalam penerbangan.

 Pain Conversion; Sebuah kekuatan manis. Bukti bahwa sebuah pintu baru telah terbuka.
Sekarang, datanglah padaku! (TLN; Maso meh...! :D )

Meski tidak setinggi Hajime, status mereka pada tingkat yang bahkan sejumlah kecil
orang yang dipanggil, yang sudah nge-cheat, tidak bisa mencapainya. Hero tidak akan mencapai
kekuatan mereka bahkan dengan "Limit Break".

Yang terpenting, bahkan Iruwa, kepala cabang guild petualang tidak bisa tidak
kehilangan kata-kata melihat sihir unik yang dipegang oleh gadis-gadis itu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 20


Itu masuk akal. Yue memiliki "Blood Power Conversion" sementara Tio memiliki "Dragon
Form", skill yang khas untuk ras yang sudah jatuh. Ratusan tahun telah berlalu, dan mereka
adalah ras legenda, kejatuhan mereka adalah bukti bahwa mereka adalah musuh Dewa. Apalagi,
bahkan tanpa dampak ras Yue dan Tio, Shea benar-benar mengabaikan sensibilitas umum
rasnya. Dia tidak bisa tidak terkejut.

“Tidak mungkin... Meskipun kupikir akan ada sesuatu di sini, untuk berpikir itu akan
jadi seperti ini...”

Iruwa tenggelam dalam keringat dingin saat Hajime melanjutkan berbicara tanpa peduli.
Hanya dari mendengar ceritanya, orang akan percaya itu adalah kebohongan terbesar dalam
hidupnya, tapi Iruwa tidak dapat tidak mempercayai itu melihat nilai dan skill pada Plat Status
mereka. Ketika Hajime selesai berbicara, Iruwa duduk di sofa, tampak seolah-olah dia sudah
menua 10 tahun.

“... Karena itu Catherine-sensei, tentu saja, aku mengira bahwa kamu adalah salah
satu yang datang dari dunia lain... tapi untuk berpikir itu hanya puncak gunung es...”
“... Jadi, Kepala Cabang. Apa yang akan kamu lakukan? Akankah kamu melaporkan kami
ke Gereja sebagai unsur berbahaya?”

Iruwa menatap Hajime yang menuduh.

“Itu lelucon, bukan? Apakah itu sesuatu yang bahkan mungkin bisa aku lakukan?
Sebagai eksekutif Guild, aku tidak mungkin bisa membuat keputusan untuk
memusuhimu... dan jangan meremehkanku. Kamu adalah dermawanku. Aku tidak akan
melupakannya sepanjang sisa hidupku.”
"... Aku mengerti. Itu bagus."

Hajime mengangkat bahu dan meminta maaf dengan tatapannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 21


“Aku, aku akan mendukungmu sebanyak yang aku bisa, seperti yang dijanjikan.
Sebagai eksekutif Guild, aku hanyalah seorang individu. Tetap saja, kamu telah
menunjukkan kekuatanmu. Untuk saat ini, aku tidak berpikir akan menjadi sesuatu
yang rumit. Untuk saat ini, kamu bisa santai dan mengetahui bahwa aku akan
mendukungmu. Aku juga akan mengubah peringkat petualangmu menjadi ‘Emas’.
Biasanya ada banyak masalah untuk melalui ini, tapi... Kamu mendapat dukungan dari
Catherine-sensei dan diriku sendiri, dan kamu juga adalah 「 Pedang Dewi 」 yang
terkenal.”

Itu adalah penerimaan murah hati Iruwa yang diberikan pada mereka saat mereka
menetap di 【Fyuren; 】mereka diizinkan untuk menggunakan kamar hotel VIP langsung di
bawah manajemen guild, dan Iruwa telah menyiapkan sebuah surat berisi lambang keluarganya.
Meskipun ini juga merupakan tanda terimakasihnya, itu juga sarana membuat sebuah hubungan
persahabatan dengan Hajime.

"Itu bagus. Semua lebih baik. Itu adalah ide bagus untuk bergegas ke Ul."
“Aku senang kamu mengatakan itu... tapi bahkan jika kamu menyembunyikan Plat
Statusmu, bukankah hanya masalah waktu sebelum warna sejatimu akan terlihat?
Jujur saja, meski aku menutupimu, ini seperti mencoba bertahan melawan Supreme
Rank Magic dengan selembar kertas..."

Melihat Iruwa tersenyum getir sambil menggaruk pipinya, Hajime mengangkat bahunya sambil
membawa cangkirnya ke mulutnya.

“Itu semua tergantung bagaimana kamu menggunakan selembar kertas itu, bukan?
Kelasku adalah Transmuter. Apapun yang tidak dianggap bisa digunakan, aku harus
bisa menggunakannya. Dengan mengatakan itu, izinkan aku untuk menggunakan
dukungan itu dan niat baikmu.”
"Apakah begitu?"
"Ya. Juga, aku mengatakannya ini saat kamu memintaku melakukan pencarian, bukan?”
“?”

Melihat Iruwa memiringkan kepalanya, Hajime tersenyum tanpa rasa takut.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 22


“Sejak awal, aku bersiap.”
"Begitu. Itu yang kamu maksudkan.”

Entah Iruwa ada di sana atau tidak, itu tidak masalah. Jika dia di sana, dia akan
berguna, tapi kalaupun dia tidak, Hajime tidak akan berhenti berjalan. Dengan tatapan dan
senyuman tak kenal takut yang memperlihatkan taringnya, dia akan menghancurkan semua
rintangan.

Mendengar tekadnya, mendekatinya, para gadis tidak menunjukkan tanda cemas atau
khawatir; Iruwa tidak bisa menahan senyum. Dia merasa ditinggikan tanpa alasan. Ia merasa
gairahnya kembali dari saat ia muda, yang bertujuan untuk menjadi anggota staf eksekutif.

Dia bisa merasakannya. Bahwa orang ini akan menjadi musuh bagi Gereja Saint dan
mengubah dunia. Dia tidak merasa tidak puas dengan keadaan saat ini. Iruwa sudah pasti
orang sukses di antara orang-orang di dunia ini. Sebaliknya, itu akan menjadi lebih masuk akal
untuk Iruwa agar tidak menginginkan perubahan.

Tapi tetap saja, baik dengan kecemasan dan kegembiraan, pria bernama Iruwa Chang
merasakan sebuah euforia yang tidak dapat disangkal, karena dia adalah seorang eksekutif
dari Guild Petualang.

“... Aku berdoa agar perjalananmu menjadi merepotkan dan petualangan yang indah.”
“... Kata-kata itu, aku ragu untuk mengucapkan terima kasih.”

Bahkan jika Iruwa memberinya kata-kata terbaiknya, itu hal yang cukup rumit bagi
Hajime. Namun, dia tidak bisa menahan senyum masamnya melihat eksekutif Guild Petualang
ini dengan keinginannya yang bocor keluar. Para gadis juga saling menatap dengan rumit.
Melihat kelompok ini, Iruwa, yang akan lebih sibuk dari beberapa tahun terakhir, tersenyum
riang.

Setelah itu, mereka berpisah dari Iruwa dan meninggalkan ruang VIP, menuju ke hotel
yang dikelola oleh Guild di【Fyuren.】Itu adalah bangunan dua puluh lantai (TLN; Yap twenty
story building), dan mereka ditempatkan di lantai atas. Mereka bisa melihat Bangsal Tamasya
dari jendela. Itu adalah ruangan yang indah dengan empat kamar pribadi yang luas, benar-
benar dilengkapi dengan tempat tidur kanopi. Baik sofa dan karpet keduanya lembut, dengan
mudah dipahami sebagai barang kelas satu.

Tubuh Hajime tenggelam ke sofa, dan Yue mendekat ke sisinya; Shea dan Tio sibuk
penasaran menjelajahi ruangan itu. Earl Grale Kudeta dan Saria Kudeta, orang tua Will, datang
untuk menyapa keempatnya. Berbeda dengan aristokrat yang Hajime temui di istana

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 23


sebelumnya, keluarga ini turun ke tanah. Bertemu orang tuanya, Hajime bisa memahami
kepribadian Will sendiri. Earl Kudeta sering mengundang mereka ke rumahnya dan juga
menawarkan uang dan barang dalam pembayaran, tapi Hajime,

“Baguslah anak anda selamat. Apa yang saya terima dari Guild adalah imbalan yang
cukup. Saya menerima permintaan dan menyelesaikannya. Itu adalah semuanya.”

Dia telah mengambil sikap yang mengagumkan.「Medis, Medis!」Shea berteriak. Tio


tergelincir dan jatuh seolah melihat sesuatu yang menakutkan.「Master telah kehilangan akal
sehatnya! Ia kehilangan akal sehatnya! 」 teriaknya, membuat orang tua Kudeta terlihat
terkejut.

「Maafkan saya karena kekasarannya,」Hajime meminta maaf pada pasangan tersebut


lalu dengan lembut berkata「Pergilah bermain di luar」saat dia mendekati Shea dan Tio dan
melemparkannya ke luar jendela. Dari lantai ke-20.

「Aahhhhhhhh ~~~」 jeritan mereka bisa didengar. Meskipun Kudeta memucat, Hajime
menutup jendela, berkata, 「 Mereka berdua itu benar-benar energik, bukan? 」 Keluarga
Kudeta mengangguk dengan cepat.

Hajime berpikir menggunakan sikap dengan tangan tinggi dan mempertahankan sikap
kurang ajar akan memberi keduanya kesan buruk, jadi dia berpikir untuk bertindak dan
sedikit benar, tapi... itu terlalu banyak bagi Shea dan Tio.

Dengan takjub dalam ekspresi wajahnya, Yue berseru,「Aku akan memeriksa mereka」
dan melompat ke luar jendela. Orang tua Kudeta berbalik seperti mesin yang tidak diminyaki
ke arah Will. Kemenangan mereka menggosokkan merinding di lengannya, mengalihkan
pandangannya ke Hajime. Dia entah bagaimana mengerti. Dia mengerti bagaimana tindakan
sopan santun Hajime dan perkembangan ini.

“Yah, kurasa Earl memiliki perasaannya sendiri.”


“Eh? Ah, ya...”

Earl Kudeta terus-menerus bingung dengan situasi abnormal yang muncul satu demi satu
dan melihat ke belakang dari anaknya ke Hajime. Melihat tatapan Earl Kudeta, Hajime
berbicara dengan bersemangat, mengajukan permintaan serupa yang telah dilakukannya pada
Iruwa.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 24


“Ini akan cukup jika anda membantu sebisa anda saat kami membutuhkannya.”
“Be, benarkah? Yah, anda memang mempertaruhkan nyawa anda untuk melindungi
anak saya dari nafas naga... Benar, temanmu ---”
“Sederhananya... Jadi saya mungkin bisa meminta bantuan jika saya berada di tengah
beberapa masalah? Berpikir tentang hal ini, sepertinya ini sedikit lebih berlebihan
sebagai imbalan?”
“Ha ha ha, mungkin begitu. Meskipun saya tidak bisa membuat janji mutlak, saya akan
membantu sebanyak yang saya bisa. Itu cukup untuk sedikit opera ini, melempar
kedua teman perempuanmu ke luar jendela---"
“Terima kasih banyak, Earl. Kata-kata ini sudah cukup.”

Hajime dengan santai mengabaikan pertanyaan Earl. Sejak dia bertindak secara alami,
keluarga Kudeta tidak bisa mengikuti. Namun, dengan percakapan mereka berakhir, mereka
mulai berpikir.「Hei, bukankah kita baru saja menyaksikan pembunuhan? Jelas, kan? Kita akan
melihatnya saat kita meninggalkan hotel, kan!?」Saat mereka mulai berkeringat,

“Uu~ Itu mengerikan, Hajime-san. Meski kita tidak akan mati, terjatuh dari
ketinggian itu sangat menakutkan.”
“S, sungguh. Tiba-tiba melempar kami. Ini adalah pertama kalinya aku seperti itu,
Master. Hatiku sedikit berdebar.”
“... Diam, Hentai.”

Tangan tanpa noda mencengkeram ambang jendela saat Shea dan Tio merangkak, poni
mereka menggantung seperti pohon willow tua. Meskipun Yue mengambang menggunakan
Gravity Magic, tidak ada yang memikirkannya saat melihat Shea dan Tio yang merangkak naik
hanya terlalu ngeri.

「Hii,」keluarga Kudeta menjerit dan terjatuh kebelakang. 「Mama!」Will berteriak


saat dia mendukungnya. Seperti yang diharapkan dari seseorang dengan Oedipus Complex
yang begitu kuat sehingga dia akan membawa gambar ibunya dari masa mudanya bersamanya.
Reaksinya lebih cepat dibanding suaminya, Earl Kudeta.

“Sebaliknya, Hajime-san. Ada apa dengan cara berbicara menjijikkan itu... Aku masih
merinding.”
“Benar, Master. Bahkan aku akan khawatir jika kamu seperti itu.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 25


Meskipun dia terus memeriksanya dan berbicara dengan sopan, dia tidak bisa menahan
urat mengambang di dahinya berkat kelinci tak tahu malu dan naga sesat. Earl Kudeta
menatap dengan mata lebar saat dia berteriak kaget.

“K, kalian berdua, kalian selamat!!”

Dopan dopan! Dua suara tembakan menderu. 「Abe! 」「Terima kasih banyak! 」 satu
menjerit sementara yang satunya lagi mengucapkan terima kasih padanya saat Shea dan Tio
menghilang di sisi lain jendela sekali lagi.

“Saya mohon maaf untuk teman-teman saya.”


“... Tidak, ini tak terduga. Saya juga akan kembali hari ini, istri saya sepertinya
kelelahan.”

Earl Kudeta berkeringat seperti air terjun, menggunakan istrinya sebagai alasan untuk
pergi. Will, melihat ayahnya, tersenyum pahit dan berpikir「Apa boleh buat.」Dia menatap
Hajime dan berterima kasih padanya sekali lagi sebelum pergi.

Hajime memanggil Earl Kudeta yang telah berbalik, tegang seolah dia ditatap oleh
binatang yang ganas, dan dengan diam-diam memanggilnya.

“Terima kasih telah datang kesini untuk berkunjung. Adapun imbalan... aku berharap
banyak untuk itu.”
“Tentu, tentu saja...”

Earl Kudeta tidak bermartabat saat meninggalkan ruangan. Pada akhirnya, Will
membungkuk sekali lagi dan menutup pintu.

Hajime tersenyum; dia bermaksud untuk mendapatkan tangan yang nyaman dari
dukungan seorang Earl dengan menciptakan kesan yang baik, tapi sekarang mereka adalah
korban buruk dengan segala cara, dengan jelas terancam.

“Aku tidak bisa mengetahuinya. Kenapa ini terjadi..."


“... Bukankah ini konsekuensi alami dari tindakanmu?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 26


Tanggapan dari kekasihnya sangat menggigit. Setelah keluarga Kudeta kembali, Hajime
berbaring di sofa untuk bersantai, menghembuskan napas dalam-dalam. Yue duduk dan
menggeser kepala Hajime untuk beristirahat di pangkuannya seperti biasa. Shea duduk di
kakinya. Tio terus menjelajahi ruangan. Dia mengagumi perabotannya. Dia mengagumi
perbedaan antara masa yang lebih tua dan zaman sekarang.

“Mari kita beristirahat hari ini. Kita akan pergi belanja besok.”

Hajime, merasakan tangan Yue saat dia merapikan rambutnya secara lembut dengan
senyuman yang menyenangkan, membuat jadwal untuk besok. Shea bergerak pada waktu itu.
Dia menuju ke arah tubuh terbaring Hajime dan dengan malu-malu mengguncangnya.

“Um~ Hajime-san, janjimu...”


"... Itu benar. Aku akan berkeliling Bangsal Tamasya denganmu."

Di dalam mobil dalam perjalanan pulang dari【Kota Ul,】untuk membayar Hajime untuk
menyelamatkan nyawa Aiko, Hajime berjanji untuk pergi di sekitar Bangsal Tamasya dengan
dia begitu mereka sampai【Fyuren】untuk meletakkan tubuhnya untuk menyelamatkan Aiko.

Hajime menatap Shea yang menatapnya dengan harapan. Meskipun Hajime ragu-ragu
karena perlu membeli barang juga, Yue memutuskan keraguannya. Dia meletakkan tangannya
yang lembut di pipinya.

“... Tinggalkan belanja untuk Tio dan aku. Bawa Shea bersamamu.”
“... kamu baik-baik saja dengan itu?”
“Mm... Sebagai gantinya...”
“Sebagai gantinya?”

Yue dengan lembut mendesak Hajime untuk memenuhi janjinya dengan Shea dari dasar
hatinya; Dia lebih seperti kakak perempuan dari pada teman sederhana. Hajime memiliki
ekspresi yang rumit. Wajah Yue menjadi lebih linglung saat ia menjilat bibirnya. Dia membawa
wajahnya mendekatinya dan berbisik di telinganya...

“... Aku akan mencintaimu banyak malam ini.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 27


Sambil mengatakan ini, dia menutupi wajahnya dengan tangannya; dia hanya bisa
merespon dengan afirmatif. Hajime pun yakin, bahkan jika dia bisa menang melawan makhluk
di kedalaman dari Labyrinth, dia tidak akan pernah, dalam hidupnya, menang melawan Yue.

“... Sebelum kamu sadari, kedua orang itu secara alami memasuki dunia mereka sendiri...”
“Benar, tapi Shea, kamu sama sekali tidak berkecil hati setidaknya. Yah, aku tak apa
selama Master menggertakku... betapa sulitnya, Shea~”

Tio menatap perhatian pada Shea yang melihat Yue dengan hormat sambil mengatakan
「Dia benar-benar menakjubkan」dan hubungan antara keduanya yang tidak merasa iri satu
sama lain. Kemudian, Hajime, yang alasannya telah hilang dari serangan kejutan Yue,
mendapatkan kembali pikirannya, dan keempatnya mengobrol jauh hingga malam.

Jauh di malam hari.


Dengan bulan mendekati puncaknya... di sebuah hotel yang dioperasikan oleh Guild
Petualang, sebuah bayangan diam-diam bergerak ke teras lantai atas. Dua orang berpakaian
hitam seperti pembunuh dengan pelan mendekati jendela ruangan tertentu, memindahkan
semua tanda, diam-diam melihat ke dalam.
Apa yang mereka lihat di ruangan itu...

“Fuwa! Kamu bisa melihatnya, benar, Tio-san! Sekuat itu... Yue-san, dia akan hancur!”
“Fuoooo! Master sangat terangsang! T, tapi Shea. Lihatlah ekspresi Yue... tidak bagus,
bahkan sebagai seorang wanita, Aku merasa aneh...”
“Hauuu, ekspresi itu seolah dia mencair! Dia terlihat sangat bahagia~ Aku sangat
cemburu~”
“Muu~ Meskipun aku puas dengan disiksa sedikit... sesuatu seperti itu tidak akan
buruk~”

... Setelah ini, Hajime menyadari kehadiran mereka, dan, tak perlu dikatakan lagi, memberikan
hukuman yang tepat kepada pengintip ini.
(TLN; Fufufu... combo shameless rabbit + hentai dragon... ganggu orang aja hobinya :D )

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 28


“Fun fun fu fun~ Fun fu fun~! Ini cuaca yang bagus~ sangat sempurna untuk kencan~”

Shea berjalan menyusuri jalanan【Fyuren,】hampir melompat-lompat, telinga kelincinya


menari dengan riang.

Berbeda dengan kostum petualang yang biasa dikenakannya, dia memakai gaun seputih
susu yang imut. Dengan oppai yang lebih terbuka, setiap saat dia berjalan, dadanya yang kaya
bergetar! Purun! Dia juga memakai sabuk hitam tipis di pinggangnya yang menonjolkan sosok
cantiknya. Ini menekankan lengkungan menawan dan pinggangnya yang kaya. Garis
melengkungnya lebih jauh ke bawah, kaki panjangnya membentang dari 15cm rok-nya, menarik
tatapan pria.

Suasana dan senyumannya lebih menarik dari apapun lainnya. Dia sedikit tersipu dan
sangat bahagia. Perasaannya meluap dari seluruh tubuhnya. Sebagai Demi-human, banyak yang
hanya akan melihat kerahnya dan mengabaikannya; Namun, orang-orang memandangi
keasyikannya atau melihat keduanya dengan hangat.

Hajime berjalan di belakangnya sambil tersenyum pahit. Wajah Hajime secara alami
menjadi longgar saat dia melihat Shea dengan cepat melompat-lompat melaju lalu berbalik dan
tersenyum saat menunggunya.

“Kamu terlalu banyak bermain, Shea. Jika kamu tidak memperhatikan apa yang di
depanmu, tidakkah kamu jatuh?”
“Fu fu fu, aku tidak akan~ Aku dilatih oleh Yue-san, kan...!?”

Seperti yang diharapkan, Shea, yang berbalik, tersentak kakinya dan terjatuh. Hajime
dengan cepat meraih pinggangnya dan mendukungnya. Meskipun Shea, dengan kekuatan
fisiknya, akan cepat pulih, dia memberi perhatian khusus pada sekitarnya karena roknya yang
pendek.

“Sh, showwy”
"Lihat. Aku tahu kamu senang, tapi hati-hatilah.”

Shea merunduk dengan malu karena dipeluk dipinggangnya. Saat mereka berjalan. Dia
dengan lembut menarik-narik pakaian Hajime dan berjalan perlahan di sampingnya. Penampilan

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 29


ini sepertinya melumpuhkan semua pria di sekitar mereka. Beberapa di antaranya benar-benar
dipukul oleh kekasih mereka.

Pandangan sekitar difokuskan pada keduanya saat mereka akhirnya sampai di Bangsal
Tamasya. Ada sejumlah fasilitas hiburan di sini. Ada teater, museum, sirkus, aula musik,
akuarium, arena, studio permainan, observatorium, taman bunga dengan labirin besar, dan
berbagai bangunan indah.

“Hajime-san, Hajime-san! Ayo pergi ke Meerstraat dulu! Aku tidak pernah melihat
makhluk laut!”

Dengan buku panduan di tangan, Shea berteriak 「Cepat! Cepat! 」telinga kelincinya
bergerak. Tinggal di【Lautan Pohon Hartsenna,】dia tidak melihat apapun dari laut, jadi dia
ingin mengunjungi akuarium yang terkenal di【Fyuren,】Meerstraat.

Meskipun dia biasa melihat ikan air tawar karena disana ada banyak danau dan sungai di
Lautan Pohon, dia berpikir ikan dari laut akan berbeda. Meskipun Hajime pikir mereka pada
dasarnya sama... dia bisa membaca suasana dan diam saja. Tujuannya adalah bersikap baik
kepada Shea.

“Hmmm~ Meskipun mereka di daratan... mereka baik-baik saja. Perawatannya pasti


sakit, terutama dengan pengangkutan..."

Hajime tidak punya alasan untuk menolak pergi bersamanya sehingga dia memutuskan
untuk tertarik juga. Shea meraih tangan Hajime dan menuntunnya dengan bahagia. Saat
mereka berjalan di jalan, mereka melihat akrobat menantang batas dari apa yang manusia bisa
lakukan. Akhirnya, mereka mencapai Meerstraat. Itu adalah bangunan biru besar yang
membuat seorang memikirkan lautan, dan itu dipenuhi orang.

Di dalam, itu tampak seperti akuarium di dunia asal Hajime; Namun, tidak ada teknologi
untuk membuat tangki air bersih yang bisa menahan tekanan air dalam jumlah besar, jadi kaca
tebal dikubur di bawah jeruji metalik.

Shea tidak keberatan; matanya dipenuhi gemerlap saat dia melihat makhluk laut untuk
pertama kalinya dalam hidupnya. Di sampingnya ada keluarga dengan gadis-gadis muda dengan
ekspresi yang sama. Ayah si gadis kecil itu menatap Shea dengan kehangatan yang aneh, yang
membuat Hajime jengkel karena alasan tertentu. Dia memegang tangannya dan pergi.
Meskipun Shea terkejut dengan tindakannya, dia merasa bahagia karena dia memegang
tangannya. Mereka menikmati waktu mereka di akuarium selama satu jam saat mereka

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 30


mencapai tangki air tertentu yang pernah mereka lihat sebelumnya. Shea menatap kedalamnya
lagi.

Di sana... dia melihat sesuatu yang aneh. Itu adalah Seam*n dengan wajah manusia dan
bagian bawah ikan; Hajime mengetahuinya dari pengalamannya sebagai gamer.

“... Ke, kenapa ini disini...”

Shea mundur dengan gemetar. Seam*n memperhatikan Shea dari dalam tangki dan
menatapnya dengan ekspresi lesu. Mengabaikan ketegangan mereka, ia melihat keduanya di
sisi lain dari tangki.

“Apa, apa... ini bisa, bicara?”

Menurut deskripsi, Seam*n ini adalah demon dari sistem air yang bisa menggunakan
sihir unik, "Telepati". Dia terkenal sebagai demon yang bisa berkomunikasi. Namun, dia sangat
malas dan jarang mencoba berbicara, jadi meskipun ia bisa berbicara, dia tidak memiliki
motivasi untuk merespons, dan, mungkin karena itu sangat acuh tak acuh (?) kepada rekan
sejawat manusianya, orang, ia butuh banyak perhatian.

Selain itu, ia menyukai alkohol dan akan menjadi banyak bicara saat minum. Namun,
karena kata-kata mengalir hanya dalam satu arah, tidak pernah ada percakapan... Ngomong-
ngomong, namanya adalah Reaman.

Hajime mengabaikan Shea yang sedang menatap makhluk itu untuk beberapa alasan
yang tidak diketahui. Karena dia jarang mendapat tatapan seperti itu, dia menggunakan
"Telepati".

「Kau bisa menggunakan Telepati? Apa kamu benar-benar bisa bicara? Dapatkah kau
mengerti kata-kataku?」

Mata Reaman langsung bereaksi. Itu berpaling dari Shea dan menatap kembali Hajime.

「... Tch, ini pertemuan pertama kita. Pertama-tama, perkenalkan dirimu. Ada sopan
santun yang tepat, kau tahu. Orang muda hari ini...」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 31


Dia rupanya berbicara seperti orang tua. Hajime mencoba berkomunikasi sekali lagi.

「 ... Salahku. Aku Hajime. Jadi kau benar-benar bisa berkomunikasi. Apa yang
sebenarnya Reaman seharusnya?」
「... Apa itu Manusia? Bisakah kamu menjawab pertanyaan itu? Tentu saja tidak.
Yah, jika aku mengatakannya, itu hanya sebuah nama yang diberikan padaku.」

Hajime berpikir「Dia blak-blakan...」Ia berbicara dengan akal sehat dan nampaknya


sedikit keren. Ini benar-benar tak terduga baginya. Dia punya motivasi untuk berbicara, juga.
Dia ingin mengeluh kepada staf akuarium tentang deskripsi mereka. Hajime, sambil melihat ke
kejauhan dalam pelarian, punya pertanyaan yang ditanyakan padanya oleh Reaman.

「 Izinkan aku menanyakan sesuatu kepadamu. Mengapa kamu bisa menggunakan


"Telepati”? Dan seorang manusia mempraktikkan sihir ini... Ini persis sama denganku.」

Itu adalah pertanyaan yang wajar. Bagaimanapun, seseorang sedang menggunakan


"Telepati", sebuah sihir unik. Reaman, yang jarang berbicara, sedang dalam pembicaraan
dengan Hajime. Hajime menjelaskan bagaimana dia menjarah "Telepati" dari demon yang bisa
menggunakannya.

「... Sepertinya kamu sudah mengalami kesulitan. Terima kasih telah menceritakan
hal ini pada pria tua ini.」

Ia bersimpati dengannya. Nampaknya ia adalah demon lemah yang terus dikejar.


Melihat Hajime dengan pakaian bagusnya, dia berkomentar, 「 Kamu bekerja keras! 」 dan
tampak seperti ia menangis.

Hajime tidak terlalu mengoreksinya, karena dia memang memiliki waktu yang sulit.
Namun, untuk memiliki hidupnya bersimpati dengan seekor ikan... Dia merasa sedikit tidak
berguna. (TLN; Hahahaha... ikannya keren :D )

Dia menenangkan diri dan menanyai Reaman berbagai pertanyaan. Misalnya, apakah atau
tidak demon itu memiliki niat yang jelas, bagaimana mereka dilahirkan, dan jika ada demon lain
yang bisa berkomunikasi.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 32


Reaman mengatakan kepadanya bahwa kebanyakan demon tidak memiliki niat yang jelas.
Untuk komunikasi, mereka bisa melakukan itu, tapi itu adalah sesuatu yang diketahui hanya
untuk ras mereka. Ia tidak tahu bagaimana demon dilahirkan, bagaimanapun.

Saat mereka berbicara, jumlah waktu yang tepat berlalu. Melihat demon ikan dan
seorang pemuda saling berhadapan selama itu, mereka mulai menarik perhatian publik.

“Uu, Hajime-san. Semua orang melihat. Mengapa begitu saat kita kencan, kamu melihat
demon orang tua. Bukankah itu kasar padaku?"
(TLN; hahaha.. shameless rabbit kalah pamor sama demon fish. Sasuga Hajime :D )

Telinga kelinci Shea dilipat dan dia menarik ujung roknya agaknya gelisah dan malu-malu,
jadi Hajime dengan enggan mengakhiri pembicaraan. Melihat Hajime begitu enggannya, telinga
kelinci Shea tampak semakin layu.

Hajime tertarik pada pembicaraan dan ingin berbicara lebih jika memungkinkan, tapi...
dia telah memutuskan untuk fokus pada Shea hari ini, jadi dia tidak mau lalai.

Reaman berkata, 「 Whoa, maaf telah menghalangi kencanmu 」 dan mengakhiri


pembicaraan di sana. Dia adalah tipe orang yang bisa membaca suasana (meski sebenarnya dia
adalah seekor demon ikan dengan wajah manusia.)

Ngomong-ngomong, pada akhir pembicaraan mereka, mereka memanggil satu sama lain
「Re-san」 dan 「Ha-bou」 (TLN; hahaha kocak banget nih dua orang. Mah, yang satunya bukan orang
sih... ;p ). Pada akhirnya, Hajime bertanya mengapa Reaman ada di sini. Jawaban yang kembali
kepadanya adalah...

「Hm? Yah, aku bergerak sesukaku... saat tanah tiba-tiba seperti tenggelam... Aku
berenang di bawah tanah sebentar... dan menemukan diriku di bawah air mancur di
rumput. Aku akan mati tanpa air. Menggunakan "Telepati", aku meminta bantuan... yah,
itu adalah bagaimana aku dibawa ke sini.」

Hajime melepaskan sedikit keringat. Jelas dia berbicara tentang saat mereka telah
menyelesaikan 【 Raisen Great Labyrinth. 】 Reaman terlibat dan diluncurkan. Tidak ada
keraguan tentang itu. Hajime terbatuk, menenangkan diri, dan bertanya kepada Reaman
pertanyaan lain.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 33


「Ah, Re-san. Apakah kamu ingin pergi dari sini?」
「? Yah, begitulah. Tetap saja, bepergian dengan bebas tidak sesuai denganku. Aku
harus lahir secara alami dan mati secara alami. Daripada di dalam kandang ini, aku
lebih baik mati di lautan」

Hajime, yang sudah menyukai Reaman, memutuskan akan melakukan membantunya.

「Re-san. Bila kamu mau, aku bisa membawamu ke sungai terdekat. Tampaknya kamu
dibawa ke sini karena terlibat dengan masalah kami.」
「Ha-bou... Heh, untuk berpikir anak laki-laki sepertimu akan melakukan ini untukku...
tapi itu akan menjadi bentuk yang buruk jika aku tidak bisa mempercayai seseorang
yang mau menolongku keluar seperti ini. Aku akan percaya padamu dan menunggu di
sini, Ha-bou.」

Hajime dan Reaman bertukar senyuman dan membuat janji sebagai seorang pria. Shea,
mengerti ekspresi mereka, mengatakan「Eh? Mungkinkah, seorang saingan?」. Shea berbalik
dan mulai menarik tangan Hajime. Meskipun dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi,
"Telepati" Reaman sementara sampai ke Shea.

「Jou-chan, salahku, itu kejutan. Kamu sudah memegang tangan Ha-bou seperti kamu
tidak akan melepaskannya.」
「 Eh? Eh? Um, jangan khawatir tentang itu! Hajime-san mengambil ciuman
pertamaku! Aku tidak akan melepaskannya!」

Meskipun dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, Shea menanggapi dengan tegas.
Reaman tersenyum puas sementara Hajime tersenyum pahit. Keduanya meninggalkan
Meerstraat, berdoa untuk masa depan dari teman barunya.

Setelah beberapa menit, sebuah salib terbang menyerang tangki air tempat Reaman,
menghancurkannya. Reaman dengan sangat baik berenang keluar dan memukul staf yang
mengejarnya (tidak ada seorang pun terluka.)

Selain itu, di spekulasikan bahwa apapun yang menghancurkan dasar tangkinya adalah
sejenis demon baru atau kemampuan baru yang dimiliki Reaman yang telah disembunyikan...
tapi itu adalah cerita sepele.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 34


Pada saat ini...
Yue dan Tio berjalan melewati Bangsal Komersial. Tapi karena jumlah makanan yang
mereka butuhkan sangat banyak dengan Hajime di「Treasure Warehouse,」 mereka tidak
membutuhkan banyak lainnya untuk perjalanan mereka. Sederhananya, mereka tidak
memikirkannya terlalu banyak dan berbicara saat mereka mengunjungi berbagai toko di
Bangsal Komersial.

“Benar. Yue, apakah itu benar-benar tak apa?”


“...? Maksudmu shea?”
“Iya. Sesuatu dapat berkembang dalam berbagai cara, bukan? Apa yang kamu
pikirkan tentang itu?”

Tio bertanya pada Yue yang sedang melihat beberapa barang pameran dalam sebuah
toko pakaian. Dia memiliki ketertarikan pada suaranya.「Apakah dia akan memukulku? Atau
mungkin menyandungku?」

Apapun, Tio adalah pendatang baru yang baru saja bergabung dengan kelompok
tersebut, dan dia tertarik dengan hubungan misterius antara mereka bertiga. Karena dia akan
bepergian dengan mereka mulai sekarang, dia ingin berbicara dengan cara yang tidak terukur.
Di sisi lain, Yue tidak menunjukkan tanda-tanda agitasi. Dia sepertinya tidak merasakan krisis.

“... Jika demikian, aku akan bahagia.”


“Kamu baik-baik saja dengan itu? Kamu baik-baik saja dengan pria yang kamu cintai
menjadi mesra dengan wanita lain?”
“... Bukan wanita lain. Itu karena ia adalah Shea.”

Yue melanjutkan berbicara saat mereka melihat-lihat di toko-toko.

“... Awalnya, saat dia menempel pada Hajime... aku kesal karena dia benar-benar
terbuka tentang keinginannya... Tapi aku memahami sesuatu tentang gadis itu.”
“Memahami?”
“... Iya. Dia selalu berusaha sekuat tenaga. Dia melakukan yang terbaik. Untuk baik
atau buruknya, dia melakukan itu untuk orang yang dia sukai.”
“Begitu. Kurasa aku mengerti... Jadi kamu menginginkan ikatanmu menjadi lebih kuat?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 35


Tio, meski mengenal Shea dalam waktu singkat, merasa dia bisa tenang di sekitarnya.
Shea terlihat selalu tersenyum, dan dia adalah seorang mood maker kelompok tersebut.
Karena dia masih muda, terkadang dia tak tahu malu. Tio juga menyukai Shea. Namun, dia
merasa alasannya lemah; Lagi pula, dia tidak bisa begitu saja menerimanya dan bertanya lebih
jauh.

“... Itu separuhnya.”


“Separuh? Apa separuh lainnya?”

Untuk pertama kalinya, Yue tersenyum, menanggapi keingintahuan Tio.

“... Aku menyukai Shea. Sebanyak Hajime. Sekalipun maknanya berbeda, jumlahnya
sama... mungkin karena dia imut?"
“... Aku mengerti... baik Master dan kamu... kemauan baiknya menuju kalian berdua
tidak memiliki kotoran. Ini adalah kebaikan alamiahnya. Meskipun aku memahami
kedua keinginanmu... untuk berpikir bahkan Master pun akan tergerak? Itu pasti
pesona gadis itu, kan?”

Yue mengangkat bahunya. Dia menyipitkan matanya dan tersipu sambil menjilati
bibirnya. Meski tubuhnya mungil, suasana kasih sayang mengalir dari keseluruhannya; Mereka
yang berjalan di sekitarnya secara alami berhenti berjalan, baik pria maupun wanita,
bertabrakan dengan pejalan kaki lainnya yang juga menatap Yue. Bahkan Tio, yang tubuh
montok selalu memancarkan suasana erotis, jadi terpesona saat mengingat ekspresi Yue
malam sebelumnya saat dia mengintip ia dan Hajime. Yue berbicara saat tanpa sadar (atau
mungkin secara sadar) memproduksi banyak bencana buatan pria di tempat lain.

“... Aku ingin dia menjadi lebih ‘penting’ bagi Hajime. Bagaimanapun... hanya aku yang
‘spesial’... Jika kamu pikir kamu bisa mengambil posisi itu dariku, kamu hanya perlu
mencoba. Tidak peduli siapa, tidak peduli kapan... Aku akan ambil bagian atas.”
(TLN; hmmm.. seperti biasa... hubungan Hajime-Yue selalu bikin iri para jomblo... :D )

"Bisakah kau melakukannya?" Yue membuat pernyataan itu sambil tersenyum. Tio juga
mundur, melihat celah ini dari wajahnya yang biasanya tanpa ekspresi. Terkejut dengan ini, dia
mengangkat tangannya untuk menyerah dan tersenyum pahit.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 36


“Yah... Aku tidak punya pikiran untuk memulai pertengkaran. Aku senang jika Master
bisa menyiksaku bahkan sampai 10 menit.”
“... Hentai.”

Yue menatap Tio yang tertawa terbahak-bahak dengan ekspresi heran. Yue telah
mengatakan semuanya karena dia mengerti maksud Tio hanya untuk membangun hubungan yang
lebih baik dengan mereka. Meskipun gadis naga itu mendesah lega, dia hanya tersenyum pahit
dan berhenti. Segera setelah keduanya semakin dekat, ada suara aneh terdengar dari jarak
yang dekat.

“Guhee!!”
“Pugyaa!!”

Dinding bangunan di dekatnya hancur saat dua pria berguling keluar menjerit. Pecahan
logam tajam menembus tanah di dekat wajah salah satu pria. Dia bahkan tidak bergerak,
sepenuhnya mirip seperti mayat.

Selanjutnya, beberapa pria terhempas seperti bola pin melewati jendela kaca saat
mereka menangis kesakitan. Penghancuran agung menemui bangunan itu karena dindingnya
retak. Banyak pria yang kejang berjejer di jalan, lengan dan kaki mereka menekuk ke arah
yang aneh. Tidak tahan menanggung kerusakan, bangunan akhirnya ambruk.

Sementara penonton yang penasaran menjerit dan mengambil jarak, Yue dan Tio, yang
akrab dengan kehancuran tersebut, menyaksikan saat mereka mendengar sebuah suara kagum.

“Ahh, jadi kalian berdua...”


“Eh? Yue-san, Tio-san? Mengapa kalian di sini?”
“... Itu perkataan kita... Ini agak ekstrem untuk sebuah kencan.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 37


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 38
“Seperti yang diduga~ Jadi? Master, kamu terlibat masalah apa kali ini?”

Seperti yang diperkirakan Yue dan Tio, Hajime dan Shea-lah yang muncul dari
reruntuhan. Keduanya tengah berkencan dan sekarang memiliki senjata biasanya mereka saat
mereka mendekati Yue dan Tio. Meski dia mengenakan pakaian yang imut, Shea memegang palu
yang tampak brutal di atas bahunya itu tidak nyata.

“A ha ha, ini benar-benar tidak seperti kencan normal... Yah, apa yang terjadi adalah...
kami terlibat dengan organisasi perdagangan manusia dan memutuskan untuk
menghancurkannya...”
“... Kamu bertarung dengan organisasi tersembunyi?”

Shea tertawa garing, ditatap oleh Yue yang tercengang. Tio berbalik ke Hajime dan meminta
penjelasan singkat.

“Yah, kita sedikit kekurangan orang. Daripada penjelasan sederhana, berpikiran


membantu?”

Sambil menyarungkan Donner, Hajime melemparkan pria di tanah kesamping seolah-olah


mereka hanya batu yang menghalangi lalu lintas. Sementara menumpuk para pria itu, dia mulai
menjelaskan hal-hal pada Yue dan Tio.

***

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 39


Setelah meninggalkan Meerstraat dan makan siang, Hajime dan Shea berjalan-jalan di
sepanjang labirin bunga. Di lengan Shea ada banyak bungkusan makanan yang mereka beli di
warung. Mereka sekarang sedang makan beberapa makanan seperti es krim vanila.

“Kamu tidak sering makan sebanyak ini... apakah itu memang seenak itu?”
“Hamu... Ya, ini sangat lezat. Fyuren... benar-benar tidak punya apa-apa selain toko
tingkat tinggi.”
“... Jangan makan terlalu banyak dan menjadi gemuk.”
“... Hajime-san, itu bukan sesuatu yang kamu katakan pada seorang gadis.”

Saat Hajime mengatakan itu, dia berhenti makan, berkata 「Aku akan latihan lebih
nanti... dan aku akan membatasi diriku besok...」, bagaimanapun juga, itu semua alasan. Hajime
tersenyum pahit saat dirinya berjalan dengan Shea; tiba-tiba, dia menunduk menatap kakinya
dengan curiga. Shea, menyadarinya, memiringkan kepalanya dan menatap Hajime dengan rasa
ingin tahu.

“Apa yang salah, Hajime-san?”


“Hm? Tidak, Kupikir aku melihat seseorang, tapi...”
“Apa kamu menggunakan「Physical Perception」?”
“Aku selalu bekerja pada landasan.”
"Ya? Nah, bukankah itu sedikit mengkhawatirkan? Bahkan jika kamu mengatakan itu
tanda seseorang...”

Shea memandang sekeliling sekitarnya dengan ragu.

“Tidak, bukan itu... Aku bisa merasakannya di bawah kita.”


“Di bawah...? Di selokan? Um, mungkin itu staf yang merawat fasilitas?”
“Jika memang begitu, Aku tidak akan terlalu khawatir. Bagaimana aku harus
mengatakannya, tandanya kecil dan lemah... seperti anak kecil? Dan itu benar-benar
lemah, juga.”
“!? Bu, bukankah itu gawat!? Seseorang mungkin telah jatuh ke dalam lubang atau
terlempar masuk. Hajime-san! Ayo pergi kesana! Dimana itu?”

Mendengar kata-kata Hajime, Shea mulai berlari.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 40


Meskipun Aiko mengatakan bahwa dia adalah “cara hidup yang sepi”, kenyataan bahwa
Shea bergerak bahkan sebelum dia sempat berpikir membuat Hajime tersenyum pahit. Meski
begitu, kepribadian Shea yang ceria dan lugas adalah sebuah pengaruh yang baik untuknya.

Hajime mengejar tanda yang mengalir di bawah tanah pada kecepatan sedang.
Mengingat struktur kota, ia berharap drainase akan mengalir di sepanjang jalan yang mereka
tempuh sekarang; setelah melewati sumber tanda itu, ia meletakkan tangannya di atas tanah
dan menggunakan 「 Transmute 」 . Dengan kilauan crimson terang, sebuah lubang muncul di
bawahnya. (TLN; ettoo... di englishnya ‘bright crimson sparks’, crimson = merah tua (Gremory :D), kalo di
indonesia.in jadi aneh, jadi aku tetep pake crimson aja deh..)

Hajime dan Shea melompat menuruni lubang, yang dipenuhi dengan drainase berbau
busuk. Dia memegang Shea dan melompat dengan「Air Walk」untuk mendarat di tanah pada
salah satu sisi perairan.

“Hajime-san! Aku juga bisa merasakannya. Aku akan melompat masuk, jadi tarik aku!”

“Tidak, tidak apa-apa.”

Hajime meraih Shea dari lehernya saat dia menyiapkan dirinya sendiri melompat ke
selokan, tidak khawatir dengan pakaian yang dia sudah siapkan untuk berkencan menjadi kotor,
dan meletakkan tangannya di tanah untuk menggunakan「Transmute」.

Mengikuti jejak kilauan crimson terang adalah jeruji dimana anak, yang menuju ke arah
mereka, tertangkap. Menggunakan satu fitur dari lengannya, Hajime mengulurkan lengannya
dan menggenggam anak itu.

“Gadis ini...”

“Dia bernafas... Ayo pergi dari sini dulu. Baunya mengerikan.”

Shea membuka matanya lebar-lebar. Hajime, melihat sosoknya, juga terkejut; Namun,
ini bukan tempat bersih, juga tidak baik untuk kesehatan mental atau fisik mereka.

Karena mereka tidak bisa tidak memikirkan anak itu, Hajime menciptakan lubang di
tengah jalan, namun khawatir meninggalkannya, dia menggunakan「Transmute」di tanah untuk
menutupnya. Dia kemudian membuka jalan sambil memikirkan bangunan di atas tanah. Dia

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 41


menutupinya dengan selimut yang dia keluarkan dari「Treasure Warehouse」dan menggendong
anak itu.

Kilauan merah tua terbang di gang belakang, diikuti oleh lubang yang muncul di tanah.
Hajime dan Shea memanjat keluar, memegangi anak muda itu. Hajime menutup lubang itu dan
melihat ke arah anak yang dipegangnya di pelukannya.

Anak itu memiliki rambut panjang hijau zamrud dan jelas seorang gadis muda imut
meski kotor; dari tampilannya, dia sekitar 3 atau 4 tahun. Fitur yang paling menonjol, yang
membingungkan Hajime dan Shea, adalah telinganya. Mereka berbentuk kipas daripada bentuk
biasa milik manusia. Disela ruang di antara jari-jarinya, memantulkan warna seperti daun
musim gugur, adalah sebuah selaput tipis.

“Gadis ini... berasal dari Sea Clan... kenapa dia disini...”

“Yah, itu tidak bisa menjadi alasan yang jujur.”

Sea Clan adalah ras Demi-human yang dianggapnya spesial.

Di sebelah barat benua, di seberang 【 Gurun Guryuen 】ada lautan. Di lepas pantai
adalah 【 Marine City Erisen 】 tempat tinggal mereka. 80% produk kelautan, yang mereka
kumpulkan dengan menggunakan karakteristik khusus mereka, dikirim dan dijual di pasaran.
Secara umum, ia adalah ras yang dilindungi oleh Kerajaan meskipun Demi-human. Karena
mereka bisa digunakan, mereka dijaga ketat.

Seorang Sea Clan, yang harus dilindungi, tidak akan mengalir di selokan kecuali ada
kejahatan yang terlibat. Hajime dan Shea saling memandang, tidak yakin harus berkata apa,
saat hidung kecil imut si gadis kecil Sea Clan mulai berkedut. Selanjutnya, matanya terbuka
tiba-tiba.

Mula-mula tatapan gadis kecil itu berkeliling sekitar dalam kebingungan, lalu mereka
tumbuh melebar saat mereka terkunci pada Hajime. Dia secara diam dan dengan sungguh-
sungguh menatapnya. Hajime juga menatap balik tanpa mengalihkan pandangannya. Mereka
melanjutkan saling menatap. Masih mereka terus saling menatap.

“Apa yang sedang kalian berdua lakukan...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 42


Shea mendekati dalam keheranan, mengabaikan ketegangan aneh, saat perut gadis kecil
sea clan itu membuat suara Guu~ yang lucu. Hidungnya berkedut sekali lagi, tatapannya
akhirnya menjauh Hajime untuk mengunci bungkusan yang ada di tangan Shea.

Shea memiringkan kepalanya lalu membuka kabob. Dia memindahkannya kebawah dan
keatas, mata gadis itu mengikutinya seperti magnet. Tampaknya dia lapar. Shea mengambil
sisa makanan dari bungkusan sementara Hajime mulai mentransmisikan dan berbicara pada si
gadis.

“Jadi? Siapa namamu?"

Gadis itu, matanya kehilangan dirinya dari kabob di tangan Shea, tiba-tiba melihat
kilauan crimson terang berasal dari tanah. Dia membungkuk kaget saat melihat kotak persegi
naik. Setelah mendengar Hajime, dia melihat sekelilingnya sebelum diam-diam membisikkan
namanya.

“... Myuu.”

“Begitu. Aku Hajime. Ini Shea. Jadi kamu Myuu. Jika kamu ingin makan kabob,
sebaiknya cuci dulu kotoran dari tubuhmu.”

Hajime mengeluarkan air bersih dari「Treasure Warehouse」dan menaruhnya di dalam


kotak, membuat bak mandi sederhana. Dia juga menyesuaikan suhu air dengan Fulham Ore.
Akan berbahaya untuk makan dengan tubuhnya yang tertutup kotoran. Dia perlu memberinya
beberapa obat (produk komersial) yang akan membunuh bakteri yang mungkin telah
diminumnya.

Meski Myuu tidak mengatakan apapun sebagai balasan, dia melepas bajunya dan masuk
ke bak mandi. 「 Hiu! 」 tubuhnya terkena kejutan, tapi matanya bertahap santai saat
kehangatan menyelimuti tubuhnya.

Hajime menyerahkan handuk, sabun, dan obat-obatan kepada Shea untuk


membiarkannya merawat Myuu saat dia pergi untuk membeli pakaian untuknya.

Setelah beberapa saat, Hajime kembali ke gang dengan pakaiannya. Saat itu, Myuu
sudah meninggalkan bak mandi dan ditahan oleh Shea, pergi「Ah~」saat dia mengambil gigitan
kecil dari kabob. Rambutnya sedikit kotor sebelumnya, tapi sekarang itu memiliki kilauan hijau
zamrud aslinya, memantulkan cahaya seperti halo.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 43


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 44
“Ah, Hajime-san. Selamat datang kembali. Meski terbatas, itu sudah cukup untuk
Myuu-chan.”

Shea berbicara dengan Hajime saat dia menyadari bahwa dia kembali. Dia masih
menepuk rambut kering Myuu. Myuu menyadari keberadaan Hajime dan mulai menatapnya lagi
sambil makan. Dia menilai apakah dia orang baik atau buruk, kemungkinan besar.

Hajime, sambil mengangguk pada Shea, mengeluarkan pakaian yang dibelinya untuk
Myuu. Dia membawa gaun feminin putih susu yang cocok dengan pakaian Shea. Ia juga membeli
sandal bergaya gladiator dan pakaian dalam. Tak perlu dikatakan lagi, saat dia membeli pakaian
dalam untuk anak kecil, petugas menatapnya dengan cemas. (TLN; Fufufu... Sasuga Hajime.. Lolicon meh...)

Hajime, setelah berkompromi dengan Myuu, berhasil membuatnya dengan cepat


meletakkan top dan pakaian dalam setelah meninggalkan selimut. Dia berlutut di depannya,
meletakkan sepatunya satu demi satu.

Dia kemudian mengeluarkan sebuah artefak dari 「 Treasure Warehouse 」 yang


meniupkan udara hangat; dengan kata lain, pengering. Mata Myuu, yang mana menatap Hajime
sebelumnya, secara bertahap menyipit dalam perasaan menyenangkan dari udara hangat.

“... Bagaimana seharusnya aku mengatakan ini, melihatmu melakukan semua ini,
Hajime-san, ini tak terduga...”

“Apa, itu tiba-tiba ...”

Sambil mengeringkan rambut Myuu, Hajime mengerutkan dahi mendengar kata-kata


Shea. Meskipun, hanya ekspresinya yang menunjukkan hal itu. Shea tersenyum, menyebabkan
Hajime menjadi malu.

”Jadi, mulai sekarang...”

“Apa yang akan kita lakukan dengan Myuu-chan...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 45


Myuu menatap keduanya dengan pandangan ke atas. Hajime dan Shea memutuskan
untuk mendengar keadaan Myuu. Meski ragu-ragu, dia berbicara tentang apa yang terjadi
padanya. Itu dekat dengan dugaan Hajime. Suatu hari, dia tersesat saat berenang dengan
ibunya di dekat pantai; saat dia berkeliaran, dia ditangkap oleh manusia.

Myuu dibawa ke【Fyuren,】jarak jauh, melalui banyak hari. Dia ditempatkan di sebuah
penjara redup bersama banyak anak-anak manusia lainnya. Setiap hari, anak-anak dibawa
keluar dari penjara, tidak pernah kembali Tampaknya, mereka dilelang.

Akhirnya, Myuu berhasil lolos ke fasilitas drainase yang sedang dirawat saat dia
melihat sebuah lubang menuju ke sana. Myuu mendengar suara air nostalgia dari situ dan
melompat masuk.

Bahkan meski usianya baru 3 atau 4 tahun, dia menahan kotoran dan berenang sekuat
yang dia bisa. Bahkan meskipun dia masih muda, dia masih seorang dari Sea Clan; tidak
mungkin untuk orang normal menangkapnya.

Namun, tidak terbiasa dengan perjalanan yang begitu panjang, diatas ketegangan
karena diculik dan makanan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, dia terendam dalam
kotoran dan kehilangan kekuatannya, baik fisik maupun mental. Saat dia datang, dia
terbungkus dengan hangat dalam pelukan Hajime.

“Para tamu menetapkan harga... jadi sebuah pelelangan. Itu pasti pelelangan
tersembunyi jika mereka menjual manusia dan gadis laut.”

“... Hajime-san, apa yang akan kamu lakukan?”

Shea memeluk erat Myuu. Cahaya di matanya menunjukkan dirinya ingin tinggal dengan
gadis itu. Demi-human selalu ditangkap dan dijual sebagai budak. Rasa takut dan rasa sakit
yang mereka alami dari dijauhkan dari keluarga adalah sesuatu yang dipahami Shea. Tapi
Hajime menggelengkan kepalanya.

“Sebaiknya kita mempercayakannya pada penjaga.”

“Tidak... maukah kamu meninggalkan semua anak ini...”

Shea memeluk Myuu lebih erat dalam keterkejutannya dan menatap Hajime. Penjaga
setara dengan organisasi kepolisian saat di Bumi. Mempercayakan Myuu di sana berarti
mencuci tangannya dari urusannya. Meski itu cara yang tepat untuk menangani anak-anak yang
hilang, Shea tidak menginginkan ini.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 46


Hajime menjelaskan alasannya kepada Shea sebisa mungkin.

“Kau tahu, Shea, mengirim anak yang tersesat ke penjaga itu wajar. Terlebih, Myuu
berasal dari Sea Clan. Mereka akan melindunginya dengan benar tanpa gagal. Ini akan
menjadi masalah besar jika ada lebih banyak orang sea clan di pelelangan, jadi
mereka akan mulai penyelidikan formal dan melindungi anak-anak yang mereka
temukan.”

Bahkan jika yang diculik itu adalah anak sea clan yang dilindungi oleh【Hairihi Kingdom,】
kota perdagangan netral itu sendiri tidak menutup mata terhadap hal ini. Administrasi akan
membuat organisasi untuk perdamaian publik bergerak. Dalam kasus itu, Myuu pasti akan
dikirim kembali ke kampung halamannya.

Melihat Shea masih merasa tidak puas, Hajime berbicara lebih jauh.

“Dengar, oke? Ini adalah sisi gelap sebuah kota besar. Singkatnya, ini adalah masalah
untuk 【Fyuren】... Aku mengerti perasaanmu tentang ini, tapi tidak banyak lagi yang
bisa kita lakukan...”
“T, tapi... benar... kita bisa membawanya, kan? Ke laut ke barat...”
“Haa~ Dengar, bukankah kita pergi ke gunung berapi sebelum itu? Tentunya, itu
berarti akan membawanya ke Labyrinth bersama kita kan? Atau kamu akan tinggal di
shelter di padang pasir saja dan menjaganya? Dan sementara kita berhasil
menyingkirkannya dari siapa pun yang menculiknya, kita mungkin akan melakukan hal
yang sama. Kita tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.”
“... Uu, iya...”

Nampaknya, sejumlah besar kasih sayang telah terbentuk antara Shea dan Myuu dalam
waktu singkat. Mungkin memahami mood, Myuu berpegangan pada tubuh Shea. Shea secara
alami membiarkan hal ini terjadi. Sekali lagi, akan terjadi perlawanan terhadap perpisahan
mereka

Namun, karena apa yang Hajime katakan itu wajar, Shea mengangguk. Hajime berlutut
dan mencocokkan pandangan Myuu, berbicara perlahan sehingga dia bisa mengerti.

“Dengar, Myuu. Kita akan membawamu ke orang-orang yang akan melindungimu. Ini
akan memakan beberapa waktu, tapi kamu akan bisa pulang ke rumah”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 47


“... Bagaimana dengan Onii-chan dan Onee-chan?”

Myuu berbicara dengan Hajime dengan suara yang tidak enak.

”Maaf, tapi kita akan pergi”

“Tidak!”

“Tidak, bukan itu...”

“Onii-chan, Onee-chan, kalian saja! Kalian berdua!”

Hajime tersentak dari penolakan kuatnya; Myuu mulai berjuang di lutut Shea seperti
anak manja. Meskipun dia pikir dia bertingkah seperti orang dewasa sampai sekarang, mungkin
karena Hajime dan Shea lebih lembut dari biasanya, dia dengan tak terduga menunjukkan
sisinya sebagai gadis manja, terutama karena dia mempercayai mereka. Dia mungkin anak yang
cukup bahagia awalnya.

Meskipun dia mempercayai Hajime, penting baginya untuk memberi tahu pihak
berwenang sejak mereka akan pergi menaklukkan salah satu yang dari Great Labyrinth,
【 Volcano, 】 mereka tidak dapat mengambil Myuu. Namun, dia menjerit 「 Tidak! 」 dalam
ketidakpuasan. Setelah menyerah untuk meyakinkan Myuu, dia memutuskan untuk hanya
menuju ke penjaga.

Dalam perjalanan menuju penjaga, Myuu, tidak ingin memisahkan diri dari dua orang yang
dapat dipercaya yang akhirnya dia temui, menarik rambut Hajime dan penutup mata dan
mencakar pipinya, melawan dengan putus asa.

Jika Shea tidak berada di sisinya sambil tersenyum dengan ramah, kebanyakan orang
akan mengira Hajime adalah seorang penculik. Rambutnya compang-camping, dan penutup
matanya disingkirkan, mengungkapkan matanya yang tertutup. Hajime tiba di tempat penjaga
dengan bekas goresan di pipinya dan menjelaskan situasinya ke orang-orang di sana.

Anggota keamanan yang mendengar keadaan memiliki ekspresi muram dan berjanji
untuk menyelidiki situasinya lebih jauh serta secara formal melindunginya. Seperti yang
diharapkan, karena itu masalah besar, mereka meminta bantuan dari kantor pusat mereka.
Dengan itu, dia memutuskan untuk permisi, ketika...

“Onii-chan, apa kamu membenciku?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 48


Matanya basah, dan dia mengucapkan kata-kata seperti itu dengan tatapan ke atas;
tidak ada orang yang bisa menjaga keberadaan pikirannya dengan serangan ini.「Gu,」bahkan
Hajime pun mengerang. Meskipun dia mencoba lagi dan lagi untuk menjelaskan bahwa pria itu
akan membawanya pulang ke rumah dan dia tidak bisa mengajaknya dalam perjalanannya, Myuu
masih memiliki ekspresi sedih yang tidak bergeming sedikit pun.

Anggota penjaga juga tidak tahan lagi melihat lebih lama dan menariknya menjauh dari
Hajime secara sedikit memaksa. Meski dia menangis dengan sedih dari belakang, Hajime dan
Shea akhirnya bisa pergi.

Tentu saja, Shea melihat ke belakang dengan cemas berkali-kali, tidak lagi memikirkan
hari sebagai kencan. Kantor penjaga juga segera lenyap. Saat mereka dalam jarak yang jauh,
Hajime mulai berbicara dengan Shea yang ekspresinya masih terbenam.

Tiba-tiba, Dogaaaan !!!! Sebuah ledakan terjadi di belakang mereka, tentu, tempat itu...

“H, Hajime-san. Tempat itu...”

“Tch, kantor penjaga!”

Bangunan dengan asap gelap yang naik dari situ adalah kantor penjaga mereka baru saja
tinggalkan. Keduanya berlari setelah mengangguk satu sama lain. Mereka membayangkan
situasi terburuk. Artinya, organisasi yang menculik Myuu, untuk mencegah kebocoran
informasi, membom kantor penjaga.

Ketika mereka sampai di kantor penjaga, mereka bisa melihat kaca dan pintu itu
tersebar di seluruh jalan. Bangunan itu sendiri tidak banyak mengalami kerusakan, jadi tak
perlu mengkhawatirkan itu akan runtuh. Hajime dengan cepat masuk ke dalam dan menemukan
petugas penjaga tua berbaring telungkup.

Lengannya patah, dan dia pingsan. Staf lainnya juga berada dalam keadaan yang sama;
untungnya, tidak ada yang terluka fatal. Sementara Hajime sedang memeriksa mereka, Shea
kembali dengan ekspresi tidak sabar.

“Hajime-san! Myuu-chan tidak ada disini Aku menemukan ini!”

Shea, di tangannya, memiliki selembar kertas.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 49


--- Kalau kau tidak ingin anak Sea Clan mati, bawa kelinci berambut biru ke OO.

“Hajime-san, ini...”

“Rupanya, mereka memilih bertarung...”

Hajime tersenyum brutal saat ia menghancurkan secarik kertas di tangannya. Mungkin


mereka mendengar Myuu dan Hajime berbicara di kantor penjaga dan menilainya berguna
sebagai sandera. Menggunakan ini, mereka ingin mendapatkan gadis Rabbit Clan langka.

Disamping Hajime, Shea memiliki ekspresi tegas.

“Hajime-san! Aku...!”

“Tidak perlu mengatakannya. Mengerti. Mereka sudah menjadi musuhku... Berbicara


itu tak berarti. Kita akan menghancurkan semuanya dan mengambil kembali Myuu.”

"Iya!"

Dia dengan jujur berpikir itu berbahaya untuk membawanya bersama dan merasa itu
adalah yang terbaik untuk berpisah dengan cepat. Sejak dia sangat terbebani dengan kejadian
menyakitkan, dia memiliki mentalitas kekanak-kanakan saat itu menjadi tentang kasih sayang
dan menanganinya dengan buruk.

Tetap saja, dia tidak bisa begitu saja meninggalkannya di sini. Dia memiliki ruang ekstra,
dan mungkin saja dia mengajak anak ini sejak dia pasti akan memiliki "cara hidup yang sepi"
jika dia mengabaikannya. Bahkan jika dia telah membuat keputusan untuk meninggalkannya
karena tidak ada yang bisa dilakukan dengannya, Shea pasti akan sedih.

Di samping itu, musuh mereka juga berusaha merebut Shea. Mereka mengatakan bahwa
mereka akan meletakkan tangan pada seseorang yang "penting" bagi Hajime. Singkat kata,
mereka adalah "musuh". Tanpa ampun. Mereka melewati batas yang seharusnya tidak mereka
lewati.

Hajime dan Shea, senjata di tangan, memutuskan untuk mengacaukan orang-orang bodoh itu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 50


“Jadi, saat kita pergi ke tempat yang mereka suruh, ada sekelompok bajingan
bersenjata dan tidak ada Myuu. Mereka tentu saja berniat membunuhku untuk
mendapatkan Shea. Aku mendengar Myuu dibawa ke suatu tempat setelah kita
memusnahkan mereka... dan kamu bisa mengatakan sisa dari ceritanya. Kita pergi ke
tempat persembunyian mereka, satu per satu, menyiksa orang-orang di sana... dan
kita mengulanginya”

“Sepertinya bukan hanya aku, mereka punya rencana untuk menangkap kalian berdua
juga. Kita berpikir yang terbaik adalah menghancurkan semua tempat yang terkait
dengan organisasi ini..."

Yue dan Tio, mendengar penjelasan mereka saat keempat orang itu bergerak,
keheranan pada konstitusi masalah Hajime yang memungkinkannya pergi berkencan hanya
untuk berakhir dengan penghancuran sebuah organisasi dunia bawah.

“... Jadi, apa kamu tahu tentang anak itu, Myuu?”

“Ya, berdasarkan pertanyaan kita, ini adalah organisasi besar... dan jumlah
fasilitasnya juga tidak normal. Berpikiran membantu?”

“Mm... serahkan padaku.”

“Ya, itu apa boleh buat, karena ini adalah permintaan Master.”

Yue dan Tio setuju tanpa ragu. Hajime mengatakan kepada mereka berbagai tempat
persembunyian. Hajime dan Yue berpisah dari Shea dan Tio saat keempatnya mencari Myuu
sambil menghancurkan organisasi. Sedangkan mengapa Hajime dan Shea berpisah, itu karena
hanya mereka berdua yang pernah bertemu Myuu sebelumnya, dan si gadis akan mengenali
seseorang di kedua kelompok.

Dekat dinding luar Bangsal Komersial dimana keduanya baik Bangsal Pengrajin dan
Bangsal Tamasya terlihat adalah tempat dimana mata dunia paling tidak fokus. Itu adalah
kegelapan dari kota besar. Itu redup bahkan saat di siang hari, dan orang-orang yang
bepergian selalu memiliki atmosfer yang suram.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 51


Di sini, ada sebuah bangunan besar bertingkat tujuh. Secara resmi, itu adalah kubu
organisasi tersembunyi, "Friedhof," dan mereka banyak berinvestasi dalam perdagangan
manusia. Meski bangunannya biasanya sepi, suasana mengerikannya semua pergi saat orang-
orang disana berisik. Ada kebingungan, ketidaksabaran, dan bahkan takut dari tidak mengerti
situasi.

Dengan gerakan intens seperti itu, dua orang memakai jubah di atas kepala mereka dan
menggunakan kekacauan untuk masuk tanpa kesulitan. Mereka menghindari area utama dan
akhirnya mencapai lantai tertinggi, berdiri di depan ruangan tertentu. Suara tebal seorang
pria bisa terdengar di luar pintu saat dia menjeritkan perintah.

“Jangan bercanda denganku! Hah!? Bajingan, apaan yang kau katakan!?"


"Hii! S, seperti yang saya katakan, dua pasang orang telah menghancurkan lebih dari
lima puluh fasilitas kita!”
"Lalu apa? Hanya empat orang, tidak bisakah kita hanya membunuh mereka?”
“In, ini bukan seperti kita Hebuu!?”

Seiring dengan raungan, terdengar suara aneh diikuti dengan kesunyian. Rupanya pria yang
membuat laporan itu dilemparkan.

“Bangsat, Aku tidak peduli apa yang kau lakukan, bawa bajingan-bajingan itu ke
depanku hidup-hidup. Aku ingin bertanya kepada mereka. Aku harus menunjukkan
neraka hidup kepada mereka sebagai peringatan bagi semua lima juta anggota.
Beritahu semua orang ada hadiah uang tunai!”

Dengan perintah orang tersebut, ruangan menjadi berisik. Menurut instruksi pria itu,
akan ada perintah untuk semua anggota organisasi. Keduanya mendengarkan ini saling
mengangguk satu sama lain. satu orang mengambil palu dan mengangkatnya.

Begitu pria di dalam ruangan mulai menggerakkan kenop pintu, dia dipukul dengan
sejumlah besar gaya sentrifugal saat orang itu mengayunkan palu super berat. Dengan
gemuruh, pintu itu hancur menjadi serbuk halus. Pria dengan pintu itu mendapat dampak pada
sisi kanannya, dan di sekitarnya ditutupi luka karena terpukul oleh pecahan-pecahan dinding.

“Tidak perlu memberitahu bawahanmu. Kami datang ke sini untuk pertanyaanmu


secara langsung.”

“Benar, aku akan mengurus orang-orang di luar. Cepat dan selesaikan, oke, shea?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 52


“Terimakasih, Tio-san.”

Shea dan Tio saling berbicara secara tak peduli saat mereka menyerang. Anggota
Friedhof mengira sebuah bom baru saja meledakkan pintu menjadi berkeping-keping,
sementara kepala organisasi, Hansen, membeku dengan matanya terbuka lebar. Dia dengan
cepat kembali sadar setelah mendengar Tio dan Shea berbicara dan dengan cepat memanggil
orang-orang di sekitarnya untuk menarik senjatanya.

“... Bajingan, kau menyerang seluruh organisasi... penampilan itu... Tch, kau yang di
bagian atas daftar kami. Tio dan Shea, bukan? Ahh, dan anak nakal itu, Yue... kamu
benar-benar terlihat bagus. Hei, jika kau menyerah sekarang, bukankah itu akan
membantumu? Tentunya kau tidak berpikir kau bisa kembali hidup setelah menyerang
Friedhof ---“

Sementara Hansen sedang berbicara dengan Shea dan Tio dengan mata yang berpikiran
kotor, Shea menyerangnya dengan shotgun. Memegang Drücken dalam mode pembombardiran
sambil melihat ke bawah pada Hansen dengan tatapan dingin, tak mau repot untuk berbincang.
Pertanyaan dan jawaban tidak berguna saat ini.

Tentu, Hansen telah mendapat kekuatan beberapa pelet, pangkal lengan kanannya
benar-benar terhempas, dan menabrak dinding saat ia berputar, darah disemprotkan dari
mulutnya. Tidak yakin entah dia sadar atau tidak, bawahannya menjerit padanya.

"Bos!? Suara apa itu barusan!?”

"Apakah anda baik-baik saja!?"

Meskipun anggota organisasi yang mendengar keributan itu berlari semua seketika, mereka
terhenti dengan tangga dalam api.

“Sebuah bisnis yang memangsa anak-anak... bahkan aku sedikit kesal. Bertobatlah di
dunia orang mati."

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 53


Tio berbicara dengan dingin saat dia berdiri di puncak tangga, menggunakan Flame
Magic untuk membakar jalan. Di samping itu, Tio menyerang dengan Dragon Fang dan "napas"-
nya. Bahkan jika itu adalah versi yang lebih kecil yang dia gunakan dengan satu tangan,
serangan ini langsung dari monster dari neraka untuk mereka yang dipaksa bertarung
defensif; tentu saja, mereka jatuh korban.

Kubu Friedhof telah direduksi menjadi keadaan yang menyedihkan termasuk ruangan
Hansen di lantai 10. Sementara bangunan itu hampir tidak luput dari keruntuhan, sebuah
dinding tiba-tiba menghilang. Pandangannya terbuka. Rasanya seperti melihat sarang semut
dari atas.

Berbagai anggota berlari keluar dari ruangan mereka, melongo melihat lantai diatas.
Apa boleh buat. Markas mereka tiba-tiba menjadi setengah ukurannya. Proses berpikir
sederhana mereka tidak bisa mengikuti.

Meski begitu, orang hentai dragon clan dipenuhi kemarahan moralitas dan tak kenal
ampun. Bilah angin dan nyala peluru api dilemparkan ke bawah seperti gatling gun Hajime. Para
anggota berusaha melarikan diri, tapi... ada beberapa orang bisa melakukannya.

Tio, saat mengurus anggota organisasi sendiri di luar, Shea memegang Drücken dari
balik bahunya dan mendekati Hansen yang sedang menjerit dan menggeliat kesakitan. Dia
menaruh Drücken di perutnya, dan, meski dia mencoba menjauh, dia hanya bisa menangis
kesakitan. Dengan Drücken yang sangat berat padanya, Hansen hanya bisa memohon nyawanya
dengan memalukan.

“T, tolong. Bantu! Kau bisa punya uang jika kau mau! Aku tidak mau melakukan apapun
denganmu. Jadi tolong, Gufu!?”

“Tolong jangan bicara tanpa izin. Kau hanya perlu jawab pertanyaanku. Paham? Jika
tidak, maka aku akan meningkatkan beratnya... Aku sarankan kau menjawab sebelum
organ dalamanmu dipaksa keluar dari tubuhmu.”

“... Shea, kamu benar-benar pendamping Master... Pidato dan perilakumu sangat mirip.”

(TLN; Notice me senpai...! Shea jadi yandere... ;p )

Sambil melihat dari balik punggungnya, Tio bercanda dengan Shea, mengabaikan situasi.
Shea memperoleh informasi tentang Myuu dari Hansen. Meskipun Hansen memiliki ekspresi
mencurigakan sesaat, saat disebutkan bahwa dia berasal dari Sea Clan, dia cepat-cepat
menjawab karena berat Drücken perlahan meningkat. Nampaknya, dia dibawa ke pelelangan
tersembunyi yang diadakan di bawah tanah nanti malam ini.

Ngomong-ngomong, Hansen tidak tahu hubungan antara Shea dan Myuu dan tidak yakin
mengapa dia mencari anak Sea Clan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 54


Singkatnya, bawahan Hansen mengeksekusi rencana ini sendiri. Sejak Shea pada
awalnya masuk dalam daftar Friedhof mereka yang ingin diculik, bawahannya sepertinya
berusaha menangkapnya sendiri sehingga mereka bisa meningkatkan pengaruhnya di organisasi.

Shea menyentuh chokernya dan menghubungi Hajime melalui「Telepati.」

「Hajime-san, Hajime-san. Bisakah kamu mendengarku? Ini Shea.」

「... Shea. Ah, aku bisa mendengarmu. Ada apa?」

「 Keberadaan Myuu-chan, aku menemukannya. Hajime-san, sekarang ini, kamu


harusnya berada di Bangsal Tamasya, kan? Kamu harusnya terdekat, jadi pergilah
ke sana dulu.」

「Roger.」

Shea memberi tahu Hajime rinciannya. Tidak dapat menangani berat Drücken, Hansen
wajahnya sudah membiru. Shea mengakhiri Gravity Magic yang ditempatkan di Drücken dan
bergerak menjauh dari Hansen. Meski dibebaskan, Hansen sudah banyak berdarah dan hampir
pingsan. Meski begitu, dia mencapai dengan putus asa pada bantuan Shea.

“T, tolong... Dokter...”

“Itu terlalu mudah bagi orang yang mencari nafkah dari kehidupan anak-anak...
Hajime-san dan Yue-san akan marah jika aku mengabaikan seorang pria sepertimu.
Dengan mengatakan itu, selamat tinggal.”

“B, berhenti!”

Gusha! Shea menurunkan Drücken, darah menjiprat sekitar. Dia menahannya dari atas
bahunya dan menoleh ke arah Tio.

“Tio-san, ayo cepat dan hancurkan tempat ini agar kita bisa bergabung dengan
Hajime-san!”
“Y, ya... Shea tanpa ampun... Hatiku berdenyut sedikit...”
“...? Apakah kamu mengatakan sesuatu?”
“T, tidak ada.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 55


Shea merasa kedinginan meskipun tidak mendengar kata-kata yang dengan tenang
bergumam. Meski dia bertanya lagi kepada Tio, dia hanya bertemu dengan tatapan tersipu.
Setelah itu, mereka dengan rajin merawat markas Friedhof dan pergi. Mereka hanya
meninggalkan gunung reruntuhan yang dilapisi dengan mayat yang tak terhitung banyaknya. Di
【 Fyuren, 】"Friedhof" adalah sebuah organisasi besar, namun, dalam hari ini, itu dengan
mudah dimusnahkan.

Hajime dan Yue dengan cepat menuju ke tempat yang dirinci oleh Shea lewat telepati.
Jika Myuu dibawa dari aula pelelangan, beban mental mereka akan meningkat drastis. Itu yang
terbaik mereka menyelamatkan dia dengan cepat.

“Ini... Yeah, ada tanda-tanda di bawah ini.”

“... Mm.”

Ketika mereka tiba, dua raksasa yang dibungkus dengan pakaian hitam menunggu di
pintu masuk. Berpikir Myuu akan dibawa pergi jika ada keributan, dia menggunakan
「Transmute」di gang belakang sehingga mereka bisa menyerang diam-diam.

Dia dan Yue bergerak cepat dengan 「 Presence Interception. 」 Itu disesalkan bahwa
tidak ada kotak kardus disana. Selama mereka mempunyai itu, bahkan skill 「 Presence
Interception」sekalipun tidak diperlukan...

Tak lama kemudian, mereka menemukan penjara yang tak terhitung jumlahnya. Satu
orang mengawasi mereka semua. Mereka dengan cepat melewatinya dan menemukan sepuluh
anak-anak kecil berjongkok di bongkahan batu yang dingin. Mereka kemungkinan yang akan
pergi di lelang.

Pada dasarnya, karena kebanyakan manusia adalah penganut ajaran Gereja Saint, itu
dilarang untuk membeli dan menjual mereka. Menjual manusia akan setara dengan
memperlakukan mereka seperti budak dan sebuah pengkhianatan kepada Dewa. Anak-anak
gemetar bersama seperti yang diduga.

Namun, esensial Myuu tidak hadir. Hajime membengkokan batang besi yang mengarah
ke sel anak-anak yang takut dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Dia diam-diam melirik ke
arah mereka dan mengajukan pertanyaan dengan tenang.

“Apakah ada gadis laut di sini?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 56


Anak-anak, yang ketakutan, saling pandang dalam kebingungan dari pertanyaannya yang
tak terduga. Myuu tidak ada di penjara, jadi Hajime bertanya yang lain apakah dia pernah ada
di sana.

Meskipun anak-anak terdiam beberapa saat, Yue berjongkok di samping Hajime dan
menatap mereka dengan ramah. Dia bergumam「...Kalian aman sekarang.」Mungkin lega dengan
itu, satu anak laki-laki, 7 atau 8 tahun, dengan malu-malu menjawab pertanyaan Hajime.

“Um, jika kamu berbicara tentang dia, dia diambil sebelumnya... Nii-chan, kamu siapa?"

Hajime mengeklik lidahnya. Dia menjawab dengan singkat anak laki-laki yang resah itu.

“Aku datang untuk membantu.”

“Eh!? Kamu datang untuk membantu!?”

Rasa kagum dan sukacita melayang di wajah anak laki-laki itu saat dia secara tidak
sengaja berteriak. Suaranya bergema di ruang bawah tanah. Meski anak laki-laki itu
memegangi tangan ke mulutnya dengan panik, penjaga itu benar-benar terbangun dan berseru,
「Siapa yang membuat kebisingan itu!」

Tentu saja, pria itu menemukan Hajime, dan setelah membeku untuk sesaat, dia
berteriak「Siapa kamu!」sambil menarik keluar senjata. Anak-anak membayangkan Hajime
dan Yue ditikam dan mulai menjerit.

Namun, itu tidak mungkin.

Hajime dengan santai menggenggam belati di tangan kiri pria itu dan menghancurkannya.
Pria itu tidak memahami apa yang terjadi dan hanya melihat kebawah. Melihat hanya pegangan
yang tersisa, ia berbalik pucat dan melangkah mundur. Hajime meraih kepala pria itu dan
melemparkannya ke tanah. Dengan suara segar ini, pria itu langsung mati.

“Kita tidak bisa membuatnya memanggil penjaga lainnya.”

Anak-anak menatapnya dengan heran.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 57


Hajime memindahkan jeruji besi dengan「Transmute.」 Anak-anak membeku melihat jeruji
hancur dalam sekejap.

“Yue, maaf, tapi bisakah aku menyerahkannya padamu? Sepertinya aku akan pergi
mengamuk”

“Ya... serahkan padaku.”

“Bawa mereka ke kantor penjaga secepat mungkin. Kepala dari Kantor Cabang akan
menangani hal-hal entah bagaimana... Aku sudah menghubungi dia dengan
「Telepathy.」”

Yue memandang ke kejauhan dengan simpati. Sebenarnya, sebelum datang ke sini, dia
telah mengirim Telepathy Stone ke Iruwa dengan cara petualang yang melintas sehingga dia
bisa menjelaskan hal-hal pada Iruwa.

Mampu mengurus hal-hal dengan memiliki Plate Status peringkat "Emas" itu bermanfaat.
Saat petualang melihat warna peringkat Hajime... suaranya naik satu oktaf penuh.

Ngomong-ngomong, karena Iruwa tidak bisa menggunakan 「 Telepathy 」 , Hajime


berbicara padanya dengan cara sepihak dan hanya melaporkan bahwa dia melawan sebuah
organisasi besar. Tentu, pikiran Iruwa terkejut saat dia mendengar ini.

Dalam satu hari Iruwa mengatakan bahwa ia berharap Hajime memiliki petualangan
yang merepotkan dan indah... dia merasa sedikit ditipu dan hanya bisa tertawa garing dalam
penyesalan.

Hajime terus bergerak ke bawah, menggunakan 「 Transmute 」 untuk membuat gang.


Sebelum dia pergi, anak laki-laki itu memanggil Hajime untuk berhenti.

“Nii-chan! Terima kasih telah membantu! Kamu perlu menyelamatkannya! Dia benar-
benar takut. Aku tidak bisa melakukan apapun...”

Nampaknya anak ini tidak peduli meski dia adalah Demi-human dan mencoba untuk
mendorongnya. Hajime menepuk anak laki-laki itu saat dia melihat kebawah karena malu pada
ketidakberdayaannya sendiri.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 58


“Ap, ap, apa?”

“Jika kamu sefrustrasi itu, kamu hanya perlu menjadi lebih kuat. Kali ini, aku akan
mengurus semuanya. Lain kali, kamu hanya perlu melakukan apa yang kamu bisa."

Hajime dengan cepat meninggalkan penjara dengan kata-kata itu. Anak laki-laki itu
melihat saat ia berlari dengan bintang di matanya. Yue menatap anak itu dengan gembira dan
membawa anak-anak ke atas tanah.

Aula pelelangan diliputi atmosfer yang aneh. Ada sekitar seratus tamu. Semua orang
mengenakan topeng aneh. Tanpa membesarkan satu suara pun, saat sesuatu yang mereka
targetkan muncul, mereka dengan tenang menaikkan tiket mereka. Mungkin mereka ragu untuk
berteriak.

Bahkan mereka yang menunggunya, saat barang tertentu keluar, mereka mengeluarkan
suara takjub. Objek yang dimaksud adalah Myuu, seorang gadis laut, ditempatkan di dalam
sebuah tangki air 2 meter.

Pakaiannya dilucuti, dan dia meringkuk di pojok tangki air. Karena Sea Clan bisa
bernafas di bawah air, ini kemungkinan dilakukan untuk membuktikan bahwa dia gadis laut asli.
Karena dia sudah melarikan diri sebelumnya, tangan dan kakinya terikat oleh rantai logam. Itu
adalah pemandangan yang menyedihkan.

Myuu takut dengan banyak tatapan. Harganya meningkat pada kecepatan ganas.
Mungkin mereka mengira bisa membelinya dan menyembunyikannya. Mereka tidak tahu
keributan di atas tanah.

Di aula yang ribut ini, Myuu meringkuk lebih jauh lagi. Dia menggenggam sebuah kain
hitam di tangannya erat-erat. Itu adalah penutup mata Hajime. Ketika mereka berpisah,
Hajime benar-benar melupakan eksistensi ini sejak dia memberikannya padanya untuk
menenangkannya. Hanya setelah itu ia mengingatnya kembali.

Penutup mata Hajime adalah satu-satunya hubungan Myuu dengan kebebasan. Dia telah
dipisahkan dari ibunya, ditempatkan dalam penjara lembab dan gelap gulita, terpaksa
menempuh perjalanan jauh, dan terendam dalam kotoran.

Pada saat itu, ketika tidak ada hal yang baik terjadi, dia terbungkus kehangatan. Dia
terbangun dengan bau yang enak, dan melihat ke arahnya adalah anak laki-laki dengan rambut
putih dan kain hitam ini menutupi satu dari matanya. Dia ingin berpaling, tapi orang itu terus

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 59


menatapnya. Myuu juga, dalam ketegarannya, melihat padanya; pada saat itu, aroma lezat
menggelitik hidungnya.

Setelah itu, ia menanyakan namanya, lalu, setelah ia menciptakan cahaya crimson yang
cantik, pemandian hangat dibuat untuknya. Bukan anak laki-laki itu tapi gadis bertelinga kelinci
dengan rambut biru pucat dan mata biru yang membasuhnya, mengenalkan dirinya sebagai
Shea, mengatakan untuk memanggilnya "Onee-chan."

Myuu duduk pada lututnya dan diberi kabob lezat untuk dimakan. Dia tidak akan pernah
melupakannya seumur hidupnya. Sementara dia asyik makan, anak laki-laki, yang mengenalkan
dirinya sebagai Hajime, membawanya kembali beberapa pakaian.

Meski masih berhati-hati, dia mengambul pakaian imut dan berpakaian dengan sopan
padanya sebelum mengeringkan rambutnya dengan udara hangat. Dengan begitu banyak hal
baik yang terjadi satu demi satu, kehati-hatiannya hilang sepenuhnya.

Itulah sebabnya dia sangat sedih saat dia meninggalkannya kepada penjaga.

Myuu, setelah dipisahkan dari ibunya, dibuat untuk menahan kesendirian dan ketakutan
untuk waktu yang lama dan tidak menyangka dia bisa berdiri terpisah dari anak laki-laki dan
perempuan yang dia temui jauh dari rumahnya.

Dia memprotes sebaik mungkin. Dia menarik rambut Haime, menggaruk pipinya, dan
mengambil penutup matanya. Dia ingin pergi dengan mereka, tapi, pada akhirnya, mereka
meninggalkan Myuu.

Myuu memikirkan mereka sambil meringkuk di sudut.

Apakah mereka marah karena aku mengambil kain hitam ini? Apakah mereka tidak
menyukaiku? Ketika dia memikirkan hal-hal ini, dia sedih. Dia ingin untuk meminta maaf kepada
mereka saat dia melihat mereka lagi, dan... dia ingin tinggal bersama mereka.

(Onii-chan... Onee-chan...)

Saat Myuu menggumamkannya, suara nyaring terdengar dan sesuatu memukul tangki air.
Myuu terlihat ketakutan. Dia melihat seorang pria dengan topeng dan tuksedo hitam
meneriakkan sesuatu sambil menendang tangki.

Rupanya dia ingin dia menunjukkan pada orang banyak bahwa dia masih hidup, sejak dia
sama sekali tidak bergerak.

Namun, Myuu hanya meringkuk ketakutan bahkan lebih. Dia memeluk tubuhnya dan erat
menggenggam penutup mata Hajime dan menahan suara dari dampak terhadap tangki air.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 60


Pria ini adalah anggota Friedhof dan merupakan ketua pelelangan. Dia khawatir bahwa
gerakan Myuu yang kurang akan membuat yang lain berpikir dia sakit, menurunkan harganya.
Dia membuat seorang pria membawa tongkat supaya mereka bisa menyodoknya untuk
bergerak.

“Bocah nakal ini. Dia sangat tidak berguna!”

Saat dia mengatakan ini, pria itu menaiki tangga sehingga dia bisa menyodoknya. Myuu
bersiap untuk goncangan. Tapi dampak itu tidak pernah datang... sebaliknya, dia mendengar
suara seseorang yang ingin dia lihat

“Itu perkataanku, bukankah kau akan mengembalikannya? Kau tas sampah”

Saat berikutnya, bayangan meluncur turun dari langit-langit dan mendarat di kepala
ketua, menghancurkannya di lantai. Darah tersebar dimana-mana. Dia benar-benar hancur
sampai mati. Pria yang hancur itu mati dalam sekejap, namun Hajime mengabaikannya dan
memukul tangki dengan lengan buatannya. Tangki itu hancur dan air mengalir keluar.

“Hyau!”

Myuu terlempar keluar bersama arus air. Meskipun dia berteriak secara nalurinya, dia
ditangkap dan dikelilingi kehangatan. Dengan malu-malu dia membuka matanya. Di sana, orang
yang ia ingin temui, pada saat dia paling tidak berdaya, menemukannya...

Myuu menatap Hajime seperti pertama kali mereka bertemu.

“Yo, Myuu. Tidakkah kamu selalu basah kuyup saat kita bertemu?”

Hajime bermaksud bercanda dengannya. Myuu menjawab dengan berbisik.

"... Onii Chan?"

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 61


“Itu sangat ‘Onii-chan’ yang rambutnya kamu tarik, pipinya kamu gores, dan penutup
mata yang kamu ambil.”

Hajime membalas senyuman pahit. Mata Myuu basah karena air mata. Dan...

"Onii Chan!!"

Dia berpegangan pada Hajime dan menangis. Hajime menepuk punggungnya dan dengan
cepat menutupinya dengan selimut. Pria dengan pakaian hitam mengepung keduanya. Mungkin
mereka berpikir dia akan melarikan diri, meski tidak menunjukkan niat.

“Hei, anak nakal, kau pikir kau bisa bertahan menghadapi Friedhof? Jika kamu
menurunkan barang kita, kita bisa membunuhmu tanpa membiarkanmu menderita,
mengerti?"

Dua puluh orang menutup mereka. Myuu menatap Hajime gelisah.

"Onii Chan..."

"Tidak apa-apa. Aku disini. Ini akan menjadi sedikit berantakan, jadi tutupi telingamu
dan tutup matamu."

Dia mendekatkan wajahnya ke telinganya dan menyuruhnya untuk memejamkan mata dan
menutupi telinganya. Myuu mengangkat tangannya ke telinganya dan memejamkan matanya
dengan penasaran. Setelah mengangguk, dia mengubur kepalanya ke dada Hajime.

“Bajingan, apa yang kau pikir sedang kau lakukan, huh!?”

Pria dengan pakaian hitam marah karena telah diabaikan. Disana adal perintah berteriak,
Bunuh anak nakal itu! Jangan sakiti barang!

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 62


Pada saat itu, Dopan!! Seiring dengan ledakan, kepala dari pemimpin pakaian hitam
berserakan. Semua orang terkejut. Hajime mengambil kesempatan ini dan menembak lagi.
Sementara tidak ada yang mengerti apa yang sedang terjadi, dia telah menembak berulang
kali. Pada saat mereka bisa berpikir, dua belas orang sudah tidak berkepala.

“Ti, tidaaaaak! Pembunuhan!"

“P, pembunuhan! Orang itu membunuh seseorang!”

Akhirnya, mereka menyadari anak laki-laki di depan mereka adalah sesuatu yang abnormal.
Mereka mundur sementara para tamu lari berteriak.

“K, kamu, apa-apaan kamu? Apa, bagaimana... kamu!”

Dalam kebingungan, satu orang menggertak dengan putus asa.


Hajime mengejek mereka.

"Apa? Tidakkah kau lihat? Aku hanya datang untuk mengambil kembali apa yang kau
ambil dariku. Juga... sebuah peringatan untukmu. Jika kau main-main dengan temanku,
apakah kau benar-benar berpikir kau akan lolos begitu mudah?”

Saat Hajime mengatakan ini, dia melompat ke langit-langit aula dengan menggunakan 「 Air
Walk」. Dia mencapai permukaan tanah melalui lubang. Daerahnya sudah kosong.

「Yue. Aku dapatkan Myuu. Bagaimana denganmu?」

「... Ya, mereka aman. Aku di mana para tamu akan keluar.」

「Aku mengerti. Lalu ayo kita buat finale yang bagus」

「 Ya! 」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 63


Hajime berlari menembus langit menggunakan 「 Air Walk 」 saat berbicara dengan
Myuu. Dia bergumam「Kamu baik-baik saja sekarang.」Dia mendongak dan menangis terkejut.
Meski, itu sudah jelas. Saat dia membuka matanya, dia berada di langit, diwarnai merah oleh
sinar matahari sore. Myuu kagum dengan tontonan ini yang dia lihat untuk yang pertama kali
dan menggenggam dada Hajime.

“Onii-chan, menakjubkan! Kau bisa terbang!"

“Aku melompat, tidak terbang... yah, tidak apa-apa. Myuu, mau kamu mau untuk
melihat beberapa kembang api yang mencolok?

"Kembang api?"

“Kembang api... singkatnya, sebuah ledakan.”

"Ledakan?"

Meski dia tidak memberikan penjelasan yang memuaskan, Hajime tidak terlalu khawatir,
karena dia tidak akan mengubah rencananya. Memeluk Myuu di lengan kanannya, dia tetap di
langit menggunakan「Air Walk」dan mengeluarkan sebuah cincin dari「Treasure Warehouse. 」
Itu bertindak sebagai sebuah detonator jarak jauh untuk bom yang menggunakan Induction
Stone. Sementara dia mencari Myuu, dia melemparkan banyak dari mereka di tempat yang
sesuai.

“Baiklah, ini dia~.”

“?”

Pada saat itu, bangunan di sekitar Friedhof berada dilanda gemuruh dan dampaknya
sangat besar. Sebuah ledakan dahsyat membuat mereka semua menjadi reruntuhan, mewarnai
bangunan sekitarnya berwarna merah berbeda dengan matahari petang.

“Fuee!?”

“Bagaimana, Myuu? Terkejut?”

“Kembang api menakutkan.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 64


Myuu gemetar dan berpegangan pada Hajime dengan mata berair, ketakutan dia mungkin
jatuh setelah ledakan besar

“O, o, o, Onii-chan! Sesuatu keluar!”

“Cantik, bukan?”

“Eh!?”

Seolah-olah untuk lebih menyerang keadaan mental Myuu, awan gelap tiba-tiba
menyelimuti langit, dan di saat berikutnya, empat「Thunder Dragon」muncul.

Meskipun ukurannya kira-kira setengah dari ukuran normal, Perasaan mendominasi


mereka tidak berbeda. Mereka tampak menyilaukan sekitar saat tubuh mereka bergoyang-
goyang melawan awan gelap. Serang yang penakut hanya akan pingsan.

Yue menciptakan empat 「 Thunder Dragon. 」 Langit yang terbakar merah sekarang
memuntahkan guntur ke segala arah. Mungkin setiap orang di【Fyuren】menyaksikan mereka
dan jatuh ke belakang.

Di langit kota besar ini, empat Thunder Dragon dengan tenang berenang kesekitar. Pada
saat berikutnya, mereka menuju ke arah empat basis penting Friedhof dan "jatuh" pada
mereka pada saat bersamaan dengan gemuruh guntur mengerikan.

Ledakan guntur, nyala api, dan debu naik ke sepanjang【Fyuren.】Dengan cahaya merah
matahari bersinar di atas kota, itu mengingatkan pada sebuah kota yang dihancurkan oleh
serangan udara. (TLN; 8 & 9 Agustus 1945...?)

Kebetulan, tidak ada satu pun yang tak bersalah terlukai, juga tidak ada bangunan
terdekat yang hancur. Menggunakan pesawat pengintaian tak berawak, 「 Ornis, 」 Hajime
mengkonfirmasi bahwa hanya anggota Friedhof yang dibakar bara api.

Mungkin ada orang-orang yang merasa bersalah atas tindakan mereka atau mungkin
orang-orang di antara mereka yang memiliki ruang untuk mereformasi, tapi... Bagi Hajime,
karakter individu tidak berperan dalam permusuhan organisasi.

「Hajime-san! Apakah Myuu-chan aman!?」

「Tu, tunggu, Shea. Kamu bergerak terlalu cepat!」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 65


Melalui asap dan api datanglah Shea dan Tio. Sejak Shea tidak diberitahu tentang ledakan
melalui「Telepati,」dia panik.

「Ya, dia baik-baik saja. Markas mereka dihancurkan juga... Benar, ayo pergi bertemu
dengan Iruwa, aku yakin dia sedang menjerit sekarang.」

「Uu~ Syukurlah~ Kepala Cabang? Benar. Aku akan menyebutkan Myuu padanya dulu?」

「Ya. Mengerti. Lalu, sampai ketemu di sana.」

「Ya.」

Myuu menatap aneh pada Hajime yang tiba-tiba terdiam dan melihat ke kejauhan
Hajime bertanya,「Apakah kamu ingin melihat Onee-chan sekarang?」Dia tersenyum gembira.

Yue, yang telah menyerahkan anak-anak ke tempat penjaga, berhasil menyusul Hajime
saat dia mendarat. Myuu memegang erat Hajime saat dia melihat sekitar dengan gelisah. Dia
menatap Hajime; matanya dengan jelas bertanya「Siapakah orang ini?」

“Myuu, namanya Yue. Dia kekasihku.”

“Fue? Kekasih...? Dan Shea Onee-chan?”

"Seorang teman."

“Dia bukan kekasihmu?”

"Dia bukan."

“... benarkah?”

“Ada apa dengan itu... Kekasihku adalah Yue.”

“Muu~”

Myuu menatap Yue dengan ketidakpuasan. Yue juga menatap balik Myuu, seolah
mencoba membacanya. Meski keduanya saling memperhatikan untuk sementara,
keseimbangannya rusak. Yue perlahan membuat pergerakkan.

「Muu,」Myuu menatap Yue dengan curiga, tapi Yue tidak peduli dan hanya mengambil
Myuu dari Hajime dan memeluknya erat-erat. 「 Mugyuu~ 」 dia mengerang, tapi Yue tidak
terpisah darinya sama sekali.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 66


“... Imut. Terlalu imut.”

Ternyata dia sangat menyukai Myuu. Puhaa, akhirnya, Myuu menangkap napasnya dan menatap
Yue pada jarak dekat.

“... Myuu. Aku adalah Yue. Kamu melakukan yang terbaik dengan keinginanmu sendiri.
Sangat bagus.”

Yue melihat lembut dan membelai kepala Myuu sambil dengan erat memeluknya.
Tangannya yang lembut dan hangat membawa air mata ke mata Myuu. Dia mulai menangis
keras lagi. Saat dia bertemu Hajime lagi, dia masih tegang dan tidak bisa rileks. Saat ini, dia
melepaskan semua emosinya yang menyakitkan. Hajime tersenyum masam dan melihat Yue
saat mereka menunggu Myuu selesai menangis sebelum mereka menuju ke Kantor cabang Guild
Petualang.

“15 rumah runtuh, 32 bangunan yang hancur sebagian, 9 bangunan yang benar-benar
lenyap, 38 bagian anggota Friedhof telah dikonfirmasi tewas, 44 belum
teridentifikasi, 28 luka parah, dan 119 hilang .. Jadi? Ada alasan?”

“Aku melakukannya dengan sengaja karena mereka membuatku marah. Aku tidak akan
bercermin di atasnya atau menyesalinya.”

“Haaa~~~~~~~~”

Di ruang resepsionis di guild petualang, Iruwa menatap Hajime dengan intens sambil
memegang sebuah laporan di tangannya... Dia tidak memiliki kata-kata untuk dikatakan melihat
Hajime tidak menunjukkan tanda berecermin saat dia memegangi seekor gadis laut dilututnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 67


“Meskipun aku tidak memikirkan ini... Di Meerstraat, Tangki air Reaman hancur dan
berhasil lolos... itu tidak berhubungan, bukan?”

“... Myuu, apakah ini enak? Pergilah dan makan.”

“Ahh ~”

Hajime dengan tenang memberi makan Myuu kue, tapi Iruwa tidak mengabaikan mata
Shea bergerak ke sekitar. Sekali lagi, dia menghela napas dalam. Dot, di sisinya, mengusap
punggungnya dan dengan santai memberikan Iruwa obat perut.

“Yah, aku tidak bisa mengatakan ini tidak menjadi masalah, tapi kami juga telah
terganggu oleh organisasi ini... Sebenarnya sulit untuk memikirkan mereka bertahan
selama ini. Mereka tidak meninggalkan petunjuk, dan mereka secara resmi melakukan
perdagangan yang jujur. Bahkan jika kita mencoba untuk menangkap mereka untuk
kegiatan ilegal, rasanya seperti mencoba menangkap seekor kadal dari ekornya... Itu
hanya mimpi yang bahkan kita bisa memikirkan pemusnahan. Sekarang... keseimbangan
dunia bawah telah berubah besar... kurasa para petualang harus bekerja sama dengan
penjaga, sejak ini akan serius untuk sementara waktu.”

“Yah, Fyuren hanya harus berurusan dengan ini. Di tempat pertama, mereka mencoba
untuk menempatkan tangan pada kami, Aku hanya menyerang balik...”

“Itu bukan serangan balasan, kamu memusnahkan salah satu dari ketiga organisasi dunia
bawah utama Fyuren kurang dari setengah hari, bukan? Ini candaan yang tidak lucu.”

Iruwa tersenyum pahit, dia berusia 20 tahun lagi dalam sekejap, tampak seperti itu.
Bersamaan dengan 10 tahun yang dirasakannya saat melihat Plat Status kelompok itu, dia
seperti kakek tua pada saat ini. Karena dia tampak menyedihkan, Hajime mengajukan sebuah
gagasan ke Iruwa.

“Untuk saat ini, aku melakukan itu sehingga penjahat manapun tahu untuk tidak
menempatkan tangan pada kita. Sebagai kepala cabang, tidak bisakah kamu
menggunakan nama kami sendiri? Jika kamu suka, kamu bahkan bisa mengatakan bahwa
kamu menggunakan ‘Emas’... Itu akan bekerja dengan baik sebagai pencegah, bukan?”

“Oh, apa itu tak apa? Itu benar-benar akan membantu... tapi tidakkah kamu tidak suka
dimanfaatkan?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 68


Mendengar kata-kata Hajime, Iruwa menunjukkan keterkejutannya, tapi matanya jadi「Eh?
Serius? Itu adalah penyelamat hidup!」Hajime tersenyum masam dan mengangkat bahu.

“Baiklah, ini adalah give and take. Aku berhutang budi untuk semua perawatan yang
telah kamu berikan padaku. Bagimu, aku juga bisa membuat perijinan. Juga, itu adalah
kesalahanku bahwa Fyuren mungkin terlibat dalam bisnis dunia bawah. Aku merasa
sedikit buruk.”

“... Hmm. Hajime-kun, apakah kamu sudah berubah sedikit? Saat kita pertama
bertemu, aku berpikir kamu tidak peduli apa pun kecuali temanmu... Apakah ada
sesuatu yang baik terjadi di Ul?”

“... Yah, itu tidak buruk buatku.”

Seperti yang diharapkan dari pemimpin cabang guild di sebuah kota besar. Dia
menyadari sedikit perubahan dalam Hajime. Karena itu perubahan yang disambut, Iruwa
berterimakasih menerima proposal Hajime.

Ngomong-ngomong, organisasi lain berencana saling menentang satu sama lain untuk
memanfaatkan keruntuhan Friedhof, tapi Iruwa secara efektif menggunakan nama Hajime.
Sebenarnya, dia mendapatkan lebih banyak julukan seperti 「 Dagger of the Fyuren Head
Branch,」「Explosive White-haired Eye Patch,」dan「Little Girl Killer」... tentu saja, Hajime
tidak tahu ini.

Tanpa diduga, Hajime dibantu oleh Iruwa dengan cara lain. Dia memberi alasan Hajime
memiliki alasan sah untuk membela diri ke kantor penjaga yang sedang sibuk setelah Hajime
mengamuk liar.

Kebetulan, direktur kantor penjaga, yang semua orang menyapanya di hari ulang
tahunnya yang ke 60, tersenyum mengetahui sebuah organisasi besar dunia bawah, yang selalu
menahannya masuk cemoohan, telah runtuh. Memang, langkahnya ringan saat dirinya
bersenandung riang.

“Mengenai Myuu-kun...”

Iruwa menatap Myuu yang sedang makan kue dengan kedua tangannya seperti seekor
tupai. Myuu terlonjak kaget dan tampak gelisah melihat prospeknya terkoyak dari Hajime dan
Yue. Dia menatap Shea dan Tio juga... Itu adalah peran orang tua untuk mencegah seorang
anak terluka.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 69


“Aku bisa menjaganya di sini, atau kamu bisa mengikuti prosedur yang benar, aku
meninggalkan itu untukmu... Jadi apa yang akan kamu lakukan?”

Anak yang diculik itu berasal dari Sea Clan; menurut Iruwa, dengan peringkat Hajime
sebagai "Emas," dia bisa dengan mudah meninggalkan perlindungan Myuu kepada pihak yang
berwenang. Bahkan di sini, Iruwa menunjukkan fleksibilitasnya... Bukan seolah-olah dia
mengimbau bagi Hajime, dia hanya mendukungnya.

“Hajime-san... aku, aku pasti akan melindunginya. Jadi ayo pergi bersama... Tolong.”

Shea membungkuk pada Hajime. Dia benar-benar ingin tinggal dengan gadis itu sampai Myuu
dibawa pulang. Yue dan Tio melihat Hajime dalam diam.

“Onii-chan... Bersama?”

Dia menatapnya ke atas dari lututnya. Itu benar-benar permainan kotor. Sejak dia
memintanya, dia sudah sampai pada jawaban.

“Yah, aku berpikir aku akan membantu sejak awal... aku menyukainya, dan ini tidak
akan baik untuk mengucapkan selamat tinggal seperti ini.”

“Hajime-san!”

“Onii-chan!”

Shea dan Myuu tersenyum menutupi seluruh wajah mereka. Sebelum menuju ke
【 Marine City Erisen, 】 Hajime berbiat untuk menaklukkan 【 Guryuen Volcano, 】 tapi dia
menguatkan dirinya dan membiarkan Myuu untuk tinggal bersama mereka.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 70


“Tapi kau tahu, Myuu, bisakah kamu berhenti memanggilku Onii-chan? Hajime cukup
bagus. Bagaimana aku harus mengatakannya, kedengarannya aneh saat kamu
memanggil aku seperti itu.”

Hajime membuat permintaan pada Myuu yang menempel di meja. Sebagai seorang mantan
otaku, dipanggil "Onii-chan"... yah, ada berbagai macam masalah dengan itu. Myuu memiringkan
kepalanya dengan penasaran dan mengangguk... jawaban yang diberikannya pada mereka
melampaui apa yang diduga siapapun, belum lagi Hajime.

“... Lalu, Papa.”

“... ap, apa? Maaf, Myuu, tapi kurasa aku tidak mendengarmu dengan benar. Sekali lagi."

"Papa."

“... J, jadi itu? Apakah itu kata yang berarti ‘Onii-chan’ atau ‘Hajime’ dalam bahasamu?”

“Tidak, Papa adalah papa.”

“Benar, tunggu sebentar.”

Hajime memegang keningnya lalu dengan tenang bertanya pada Myuu mengapa dia
memanggilnya "Papa." Lalu...

“Aku tidak punya papa... Aku diberi tahu Dewa yang membuatku... hanya ada Ki-chan
dan Ri-chan dan Mi-chan juga... itu sebabnya Onii-chan adalah papa."

“Aku mengerti itu, tapi tetap saja... Myuu. Tolong jangan panggil aku Papa. Aku masih
hanya 17 tahun, bukan?”

“Tidak, kamu Papa!”

"Baik. Onii-chan tak apa! Jangan panggil aku Papa, tolong!”

“Yay~~ !! Papa adalah Papanya Myuu~!”

Setelah itu, meski ia mencoba banyak cara agar Myuu berhenti memanggilnya "Papa,"
dia menunjukkan sikap keras kepala yang tak terduga dan, pada akhirnya, tidak mengalah. Dia

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 71


hanya bisa menuju ke【Erisen】dan menyuruh ibunya untuk melakukan sesuatu tentang itu;
Hajime sepertinya paling menderita damage dari ini.

Setelah mereka kembali ke hotel setelah pembicaraan mereka dengan Iruwa, disana
ada sebuah perselisihan tentang siapa yang akan menjadi "Mama" untuk Myuu. Untuk sekarang,
hanya Tio yang tidak bisa ditanyakan, karena dia akan menjadi pengaruh yang buruk, jadi dia
mengikatnya; tentu saja, dia berguling di lantai dengan gembira...

Pada akhirnya, hanya ibu asli Myuu yang bisa jadi "Mama," jadi Tio, Yue, dan Shea hanya
dipanggil "Onee-chan." Malam itu, Yue, bukan yang disebut Myuu "Mama,"

“... Hajime, aku ingin seorang bayi.”

Hajime berkeringat dingin karenanya, mengingat betapa dia sangat menggodanya, hari
Yue akan disebut "Mama" mungkin tidak akan jauh. Meski Shea juga melakukan godaan serupa,
Hajime sempat menyikatnya pergi. Sepenuhnya tidak puas, di samping Shea, adalah naga
semua orang yang tak berguna.

“Master, aku juga bersiap. Kapan saja kamu ---“

“Ada batasan untuk bercanda.”

“Hanya aku yang ditinggalkan!?”

Tak perlu dikatakan lagi, dia menggeliat-geliat setelah dia memukul Tio ke lantai.

Keesokan harinya, Iruwa, orang-orang dari kantor penjaga, dan keluarga Earl Kudeta,
melihat Hajime pergi saat membawa Myuu. Gadis kecil itu dibawa piggyback* dengan Hajime
mendukung kakinya jadi dia tidak akan jatuh sementara Myuu sendiri berpegangan erat-erat
pada kepala Hajime, dalam segala hal, gambaran tentang seorang ayah dan putrinya. (TLN; Etoo..
aku gak tau artinya itu.. englishnya gitu... tapi intinya itu gendongan yang di tengkuk leher itu, yang ada di pic
awal volume, gak tau namanya -,- )

Hari ini, Hajime menjadi seorang Papa pada usia 17 tahun.

Perjalanannya dengan seorang anak akan dimulai mulai sekarang!

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 72


Sebuah ledakan hebat terdengar melalui Labirin yang menyala redup dengan warna
hijau muda. Itu sangat kuat; Terkadang dinding labirin bergetar.

Sebuah garis pedang perak menarik sebuah kurva yang indah melalui ruang sementara
cahaya dari api, angin, dan air bertiup seperti rentetan. Teriakan memenuhi area; Wilayah
yang tadinya sepi ini sekarang menjadi medan perang.

“Cahaya yang menghiasi alam semesta, Angin yang mengamuk dengan kencang, menari
dan berputar seperti seratus bunga yang bertebaran di atas angin, memotong
musuhku dalam badai cahaya!「Heavenly Soaring Destruction」!"

Sambil mempercepat lengan pedangnya, banyak bilah cahaya menyala ditembakkan dari
sekitar Kouki. Demon yang dia lawan adalah demon kelelawar dengan panjang 50 sentimeter,
dan dia sudah memotong melalui sepuluh atau lebih dalam sekejap; mereka jatuh ke tanah,
tertutupi dalam darah.

“Maju! Hitung 10!”

“““Roger!”””

Demon semut bergerak ke sekitar, rahang bawah mereka menjadi gichi gichi, sementara
demon kelelawar dilemparkan melalui langit dan demon anemon laut mengombak (TLN; gerakan
seperti ular kayaknya). Banyak makhluk mengelilinginya di sebuah ruangan bundar berdiameter
sekitar 30 meter. Ada delapan terowongan menuju ke ruangan sekitarnya, dan para demon
meluap dari sana.

Mereka berada di Lantai 89 dari 【Orcus Great Labyrinth, 】 dan Kouki, Ryuutarou,
Shizuku, Nagayama, Hiyama, dan Kondo menjadi baris depan. Kouki mengatakan hitungan
pergerakan agar penjaga belakang bisa melakukan serangan sihir habis-habisan. Demon
kelelawar itu merepotkan karena mereka bisa terbang, dan meskipun mereka menyerang ke
depan,「Tempest Wall」bertindak sebagai sebuah benteng bagi mereka.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 73


“Badai yang sesaat, Perisai yang tidak terlihat, Mengamuk, Berhembus, Berputarlah,
Tolak semuanya ---「Holy Boundary!」”

Taniguchi Suzu, kelas 「 Barrier Master, 」 menggunakan sihir pertahanan aktif. Dia
melangkah maju dari belakang dan melepaskan angin dari ujung tangannya. Tidak ada
perubahan eksternal. Demon kelelawar juga tidak mencemaskan keberadaan Suzu, malahan;
mereka hanya menyerang merasakan serangan sihir berskala besar yang datang dari belakang.

Namun, kemunculan tiba-tiba dinding udara sangat menghambat gerakan mereka.


Meskipun mereka bertabrakan dengan satu demi satu setelah yang lain, dinding udara hanya
sedikit membengkok dan tidak membiarkan mereka lewat.

Saat ketika dinding udara mencapai batasnya, ia meledak dengan dampak kekerasan. Ini
menciptakan hembusan yang hebat, menghancurkan tubuh di dekatnya. Bahkan tembok labirin
juga hancur; Ini menghasilkan suara segar dari kehancuran kematian.

“Hmph! Aku tidak akan membiarkanmu lewat begitu mudah!”

Suzu, sang pembuat mood dari kelas, memiliki suara bersemangat yang terdengar
bahkan dalam pertempuran sengit. Penjaga depan dikelompokkan bersama dan dengan berani
bergerak, semuanya sekaligus. Dari pada memanfaatkan jarak dekat dan keadaan melemah
musuh, mereka mengambil jarak.

"Mundur!"

Itu perintah Kouki, bagian depan bergerak cepat. Saat berikutnya, enam serangan sihir
dari belakang diaktifkan dengan waktu yang tepat. Sebuah bola api besar menyebabkan
ledakan keras dengan dampaknya, dan medan perang dilanda dengan tornado seperti vakum
yang merobek demon di sekitar. Tombak batu muncul dari bawah, menusuk tubuh bagian
bawah demon, dan hujan deras dari es mengoyak tubuh bagian atas mereka.

Tidak mungkin bagi mereka untuk bertahan saat mereka dengan keras hancur
berantakan oleh taring yang muncul di ruang. Pertarungan hanya mengambil waktu puluhan
detik, tapi lebih dari 90% demon telah terluka parah.

"Yeah! Itu dia! Mari kita selesaikan sisanya!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 74


Dengan teriakan Kouki, bagian depan berlari lagi dan mengalahkan demon yang tidak
terbunuh oleh sihir. Butuh waktu kurang dari 5 menit untuk semua demon dibunuh. Dengan
berakhirnya pertempuran, Kouki dan yang lainnya mengucapkan selamat satu sama lain untuk
pertarungan yang baik dan mulai mencari di sekitarnya.

“Fuu, selanjutnya akan Lantai 90... Kita sudah bisa mengalahkan demon di sini tanpa
terlalu banyak kesulitan... Latihan pertempuran dalam labirin ini juga akan segera
berakhir.”

“Kita tidak bisa terlalu berhati-hati. Kita tidak tahu jenis jebakan atau demon apa
yang berbaring di atas ini.”

“Apakah kamu tidak terlalu khawatir, Shizuku? Kita sekarang bertarung di sebuah
tingkat dimana tidak ada orang lain bisa mencapai. Tidak masalah apa yang terjadi,
kita akan menanganinya!”

Shizuku memperingatkan Kouki, tapi Ryuutarou hanya tertawa dalam kegembiraan. Kouki
mengepalkan tangan dan juga tersenyum tanpa rasa takut.

Sambil mendesah, Shizuku merajut alisnya. Sampai saat ini, mereka harus mengikuti tindakan
keduanya yang berlebihan. Shizuku lebih frustasi dari biasanya sekarang. Tetap saja, setelah
semua yang mereka lalui, Kouki bergerak maju, dia benar-benar alami padat.

“Hiyama-kun, Kondo-kun, aku harusnya selesai menyembuhkanmu... bagaimana rasanya?"

Sementara pertempuran sebelumnya sedang berlangsung, Kaori memenuhi tugasnya


sebagai seorang「Healer,」untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka di pertempuran
sebelumnya. Secara tentatif, lima belas orang bertarung untuk menaklukkan Labyrinth
sementara sisanya dirawat olehnya dan「Healer」satunya lagi.

“.. Ahh, tidak ada rasa sakit yang tersisa. Terima kasih, Shirasaki”

“Y, ya, aku membaik. Terima kasih."

Kaori merawat Hiyama yang bengong melihat Kaori dari dekat. Kondo juga, merah saat
ia membungkuk dalam ucapan terima kasih sambil tergagap. Karena dia sering bertarung di
depan juga, Hiyama berhutang budi pada penyembuhan kaori; Tetap saja, dia tidak bisa
mempertahankan pikiran saat ia menyentuhnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 75


Sikap Kondo adalah, yah, seperti yang dialami anak kecil yang pubertas... emosi gelap
terkumpul di bawah mata Hiyama saat dia menatap Kaori. Meski kental... tak ada yang
menyadarinya.

Kaori hanya berkata「Jangan sebutkan itu」sambil tersenyum saat dia berdiri dan berjalan
pergi.

Agak jauh, satu lagi「Healer,」Tsuji Ayako yang punya dahi besar dengan poni ke
samping, sudah selesai mengobati Nagayama Juugo. Dia memiliki sosok besar dan perisai
temannya. Dia menyeka keringat dari alisnya dan menarik napas panjang.

Garis belakang「Earth Magician」Nomura Kentaro dan Yoshino Mao,「Support Magician」,


dengan ini, semua anggota party Nagayama aman...

Seseorang menarik lengan bajunya. Endo Kousuke menunjukkan luka kecil di lengannya,
menangis karena luka daripada ketipisan keberadaannya. Bahkan jika dia menunggu lama, dia
tak disadari, dan perawatan terhadap semua orang telah selesai.「Crap!」Pastinya dia tidak
dilupakan. Melihat hubungan baik seperti itu (?) di antara party Nagayama, Kaori,
mengkonfirmasi tidak ada orang lain yang membutuhkan perawatan, mendesah kecil. Dia
melihat ke dalam lorong redup yang mengarah lebih dalam ke bawah dengan mata penuh
kegelisahan.

“...”

Shizuku, yang melihat penampilannya, mengerti emosi yang dirasakan teman terbaiknya.
Pikiran Kaori dipenuhi kegelisahan. Mereka akan mencapai bagian bawah hanya dalam sepuluh
lantai lainnya (menurut pemikiran umum,) namun mereka bahkan tidak menemukan satu pun
tanda dari Hajime.

Meski dia memiliki harapan, dia merasa sangat putus asa. Bahkan jika dia memutuskan
bahwa dia tidak akan percaya bahwa Hajime telah meninggal sampai dia mengkonfirmasinya
dengan matanya sendiri, setiap kali mereka turun, pikirannya penuh dengan pemikiran negatif.
Disamping itu, ini sudah 4 bulan sejak dia jatuh ke dalam Abyss. Bahkan jika dia sudah
bertekad, itu lebih dari cukup waktu bagi kegelapan pikiran untuk menyerang.

Melihat Kaori memegang erat-erat tongkat putihnya, Shizuku akan pergi memanggilnya.
Tapi sebelum Shizuku bisa mengambil tindakan, moodmaker kelasnya, mungkin melihat Kaori
merasa tidak enak, berlari dan melompat ke arahnya, berpegangan pada punggung Kaori.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 76


“Kaorin~! Jangan menyembuhkan mereka, sembuhkan Suzu~! Cepat dan angkat
tongkat penyembuhanmu~”

“Hyawa! Suzu-chan !, di mana kamu terluka! Sebenarnya kamu tidak sakit sama sekali,
Suzu-chan!”

"Aku! Hatiku terbuat dari kaca! Jadi manjakan aku! Singkatnya, biarkan aku
menyentuh oppaimu!”

“O, oppai... tidak! Ah, hei! Yaa! Shizuku-chan, tolong!”

“Haa, haa, tidak apa-apa, bukan? Hanya sedikit lagi Tidakkah kamu menyukainya di
dalam Hebu!?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 77


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 78
“... Haa, apapun, Suzu. Anak laki-laki mungkin tidak tahan lagi... karena mereka berdiri...”

Suzu berpaling ke arah anak laki-laki saat dia mulai meraba-raba Kaori namun dengan
cepat bertemu dengan pukulan ke kepala dari Shizuku. Kebetulan, melihat Kaori terlibat dalam
adegan lesplay, memukul anak laki-laki dengan keras.

Suzu tersentak kaget, dan Nakamura Eri sepertinya tersenyum pahit seperti biasa.

“Uu~ terima kasih, Shizuku-chan. Itu memalukan...”

“Sini, sini, kau baik-baik saja. Aku mengeluarkan orang sesat, oke?”

Shizuku dengan lembut membelai Kaori yang menempel padanya dengan mata berair. Itu
adalah sesuatu yang sering dia lihat akhir-akhir ini. Shizuku membelai Kaori yang memiliki
tatapan bingung saat Suzu melihat mereka dengan gembira dari samping. Rupanya itu adalah
sarana untuk mengalihkan emosi mereka sementara. Dalam pengertian ini, Shizuku merasa
Nafsu Pria Tua
kagum kepada S u z u , sang moodmaker kelas.

“Sepuluh lantai lagi... Ayo bekerja keras, Kaori.”

Shizuku, sambil meletakkan kekuatan di tangannya pada bahu Kaori, menatap langsung
ke matanya. Itu adalah dorongan untuk temannya agar tidak hancur; Kaori, melihat temannya
dengan pandangan yang kuat seperti itu, menyadari kelemahannya dan membalas tatapannya.

"Benar. Terima kasih, Shizuku-chan.”

Pandangan Shizuku melunak saat semangat Kaori berenergi...


Sekali lagi, orang-orang dari samping melihat adegan ini dan melirik sekitar dengan canggung
saat keduanya memasuki dunia mereka sendiri.

“Sekarang... Aku ingin tahu apakah aku bisa mempertahankannya dengan benar?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 79


“Benar... Aku yakin kamu bisa. Kamu berbeda dari sebelumnya... Levelmu sudah
melampaui Meld... Tapi, fu fu, dia mungkin menjadi lebih kuat juga. Dia selalu membantu
kita.”

“Fu Fu, benar-benar... Shizuku-chan...”

Shizuku bercanda dengan Kaori yang melihat ke bawah pada dirinya sendiri, bertanya
padanya jika dia bisa melindungi Hajime yang menurut Kaori selamat. Meskipun ada berbagai
emosi di balik kata-kata itu... Itu adalah sesuatu yang akan mereka pelajari nanti.

Komandan Meld dan ksatria Kerajaan beristirahat dan menjaga formasi teleport di
Lantai 30 dan Lantai 70; Dengan kekuatan mereka sendiri, kelompok Kouki telah sampai di
panggung di mana mereka berada di antara yang terbaik di Tortus.

Name Amanogawa Kouki Age 17 Years


Gender Male Level 72
Class Hero
Strength 880 Magic 880
Vitality 880 Magic Defense 880
Agility 880 Resistance 880
Skill  All Attribute Affinity
 [Light Attribute Up]
 [Movement Speed Up]
 All Attribute Resist
 [Light Attribute Up]
 Physical Tolerance
 [Healing Capacity Up]
 [Impact Suppresion]
 Compound Magic
 Swordmanship
 Strength Boost
 Ground Contraction
 Foresight
 High Speed Magic Recovery
 Physical Perception
 Magic Perception
 Limit Break
 Language Comprehension

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 80


Name Sakagami Ryuutaro Age 17 Years
Gender Male Level 72
Class Martial Artist
Strength 820 Magic 280
Vitality 820 Magic Defense 280
Agility 550 Resistance 680
Skill  Martial Arts
 [Body Strengthening]
 [Partial Strengthening]
 [Intense Strengthening]
 [Deep Blow]
 Ground Contraction
 Physical Tolerance
 [Hardness]
 All Attribute Resist
 Language Comprehension

Name Yaegashi Shizuku Age 17 Years


Gender Female Level 72
Class Swordsman
Strength 450 Magic 380
Vitality 560 Magic Defense 380
Agility 1110 Resistance 320
Skill  Swordsmanship
 [Kill Speed Up]
 [Sword Draw Speed Up]
 Ground Contraction
 [Heavy Ground Contraction]
 [Quicking Legs]
 [Motionless]
 Foresight
 Physical Perception
 Hidden Blow
 [Illusion Beat]
 Language Comprehension

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 81


Name Shirasaki Kaori Age 17 Years
Gender Female Level 72
Class Swordsman
Strength 280 Magic 1380
Vitality 460 Magic Defense 1380
Agility 380 Resistance 360
Skill  Recovery Magic
 [Recovery Effect Up]
 [Recovery Rate Up]
 [Image Reinforcement Power Up]
 [Deep Sight]
 [Range Up]
 [Remote Recovery Effect Up]
 [Status Abnormality Recovery Effect Up]
 [Magic Consumption Reduction]
 [Magic Efficiency Up]
 [Continuous Composition]
 [Multiple Composition]
 [Delay Motion]
 [Added Motion]
 Light Attribute Aptitude
 [Movement Speed Up]
 [Effect Up]
 [Duration Up]
 [Continuous Composition]
 [Multiple Composition]
 [Delay Motion]
 Language Comprehension

Sihir Pemulihan dan Cahaya Kaori mencapai ekstrem. Terutama Sihir Pemulihan-nya, dia
telah mencapai tingkat yang menakjubkan. Untuk mengatakan sedikitnya dari berbagai variasi
skill-nya, Kaori awalnya memiliki yang paling sedikit dari keempatnya; Namun, dia sekarang
memiliki lebih bahkan dari sang Hero, Kouki.

Dia tidak pernah melupakan janjinya, dia selalu percaya bahwa dia hidup. Untuk
melindungi orang-orang yang dia sayangi kali ini, dia bahkan mengorbankan istirahatnya. Itu
adalah hasil dari dirinya yang hanya berfokus pada apa yang dia bisa lakukan.

“Benar, benar, aku ingin segera pergi... itu tak apa?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 82


Kouki dengan malu-malu memanggil Kaori dan Shizuku yang masih saling memandang.
Setelah melihat Kaori dan Shizuku saling memeluk di kamar Kaori, terkadang dia menatap
mereka dengan curiga. Meski Kaori mengira dia hanya berpikiran kosong pada saat itu,
Shizuku membaca pikirannya dengan akurat dan menatapnya. Dia mengatakan「Dia membuat
semacam kesalahpahaman aneh, sungguh idiot.」

Sambil berpura-pura tidak menyadari tatapan Shizuku, Kouki meneriakkan perintah


pada yang lainnya. Mereka sudah menjelajahi 90% dari lantai 89. Tempat terakhir yang
mereka butuhkan untuk mencari kemungkinan memiliki rute ke bawah.

Tanpa masalah apapun, mereka akhirnya menemukan tangga ke bawah. Dengan hati-hati
mereka berjalan menuruni tangga spiral yang redup sambil memeriksa perangkap. Dan setelah
menempuh perjalanan sekitar 10 meter ke bawah, mereka akhirnya sampai di Lantai 90.

Kelompok itu terus mengawasi untuk melihat apakah sesuatu akan terjadi, tapi itu
tampaknya tidak memiliki struktur yang berbeda dari yang ada di lantai diatas. Mereka segera
mulai mencari dan memetakan tempat sekitarnya; Bahkan jika strukturnya tidak berubah,
mereka tidak bisa santai karena demon yang kuat mungkin muncul. (TLN; Ahh... etoo.. sebelumnya
mungkin sudah aku katakan tapi disini devil dan demon nggak aku terjemahin ya... karena kalo menurut kamus
demon bisa berarti iblis dan setan, begitu juga devil, jadi aku jadikan tetap seperti itu ajadahh...~~ berhubung
aku nggak bisa baca bahasa japan dan juga gak punya raw, aku nggak tahu sumbernya gemana -,- :p )

Sepertinya tidak ada yang berbeda. Pencarian berjalan dengan baik. Tak lama kemudian,
orang-orang mulai curiga.

"... Apa yang sedang terjadi?"

Ketika mereka masuk jauh ke dalam, mereka tiba pada aula yang besar dan misterius. Kouki
bertanya keras. Sejak yang lain juga bingung, mereka juga berpaling pada Kouki dengan ragu.

“... Mengapa kita tidak menemukan demon apapun meski kita telah menyelidiki begitu
lama?”

Mereka sudah menelusuri setengah jalan, namun mereka tidak diserang oleh sesuatu
yang kuat. Biasanya itu akan butuh waktu lama untuk menyelidiki setengah lantai. Namun,
sejak kelompok Kouki sampai di lantai 90, hanya 3 jam telah berlalu. Alasan untuk ini hanya
karena mereka tidak bertemu demon apapun.

Meskipun semua orang mengira demon bisa mengamati mereka, bahkan dengan
menggunakan skill persepsi dan sihir, mereka menemukan tidak ada tanda-tanda musuh. Itu
tidak biasa dan tidak normal.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 83


“... Bagaimana seharusnya aku menaruhnya, ini menakutkan. Apakah ini seperti ini di
awal?"

Seperti Ryuutarou, semua orang membicarakan kemungkinannya. Namun, kebingungan mereka


hanya tumbuh lebih dalam.

“... Kouki. Haruskah kita kembali? Aku tidak merasa baik tentang ini. Meld dan yang
lainnya mungkin tahu sesuatu.”

Shizuku mengusulkan peringatan.

Mendengar usulan Shizuku, Kouki ragu-ragu. Kouki juga merasakan hal yang buruk. Jika dia
ingin berhati-hati, sebaiknya kembali.

Tapi ini akan menjadi masalah yang harus mereka lalui bagaimanapun; Tidak ada gunanya
membalikkan keadaan karena kegelisahan yang tidak jelas. Disamping itu, mereka memiliki
sedikit ruang untuk bersantai dari kesalahan batas bahkan di Lantai 89.

Ketika Kouki ragu, tiba-tiba, Endo menemukan sesuatu di sekitarnya dan berseru.

“Ini... apakah darah... kan?”

Endo berbicara sambil mengusap jarinya di tanah. Lainnya melihat ke tanah dan dinding
dengan hati-hati. Kemudian,

“Sulit dilihat dalam cahaya ini, dan itu menyatu di dinding... tapi itu ada di sini juga.”

“Hei, hei... ini... adalah jumlah yang besar...”

Nagayama memiliki ekspresi tegas saat ia tumbuh lebih waspada, dan Nomura melirik
sekitar dengan kram di wajahnya. Yang lain juga menyadarinya. Ada sejumlah besar darah
berserakan; wajah mereka semua menjadi biru.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 84


“Amanogawa, sebaiknya kamu lakukan seperti yang disarankan Yaegashi-san. Ini
adalah darah demon. Ini juga, baru.”

Endo menggosokkan jarinya dan menciumi darah di atasnya dan berbicara dengan nada yang
kuat tidak sepertinya. Kouki mengerang sedikit saat dia mengajukan sebuah bantahan kecil.

“Jadi ini darah demon, kalau ada demon disini yang membunuh yang lain, ia pasti kuat...
sebelum kita melangkah lebih jauh, bukankah kita harus membunuhnya?”

Nagayama menggelengkan kepalanya pada bantahan Kouki. Nagayama, meskipun salah


satu dari dua raksasa kelas seperti Ryuutarou, sangat bijaksana. Nagayama melihat sekeliling
dan berdiri, bersiap untuk bertarung saat dia berbicara dengan Kouki.

“Amanogawa... Tidak ada satupun demon yang muncul. Dalam lorong-lorong dan
ruangan yang telah kita masuki, sama saja. Namun, kita menemukan tanda-tanda di
sini. Dengan kata lain..."

“... Demon yang telah menyembunyikan jejaknya akan menyerang?”

Nagayama mengangguk pada kata-kata Shizuku. Kouki melihat sekitar dengan tegas dan
menaikkan kewaspadaannya semaksimal mungkin.

“... Meskipun ada kemungkinan bahwa ia adalah demon yang memiliki kecerdasan... tapi
untuk menyembunyikan hal-hal begitu cepat sehingga kita hanya akan menemukan
jejak...”

--- Kau bisa mengatakan ini adalah titik awal.

Kata-kata Kouki diambil alih oleh seorang wanita. Dia memiliki suara serak dan
berbicara dengan intonasi maskulin. Kouki berpaling ke sumber suara dan siap bertarung.

Kon, kon, langkah kakinya terdengar. Dia adalah seorang wanita berusia muda dengan
rambut merah menyala. Suara itu bergema ke seluruh ruangan. Telinganya runcing dan kulitnya
gelap.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 85


Mereka melihat dalam takjub. Wanita itu memiliki karakteristik yang mirip dengan
mereka. Meskipun mereka tidak pernah benar-benar melihat seorang seperti itu, ciri-ciri ras
ini digiring ke kepala mereka. Mereka diciptakan oleh para dewa yang menentang ajaran
Gereja Saint dan musuh tertua umat manusia...

“... Devil.”

Iblis perempuan tersenyum dingin.

Iblis perempuan dengan rambut merah tersenyum dingin saat menatap Kouki dan yang
lainnya, seolah-olah mengamati mereka. Warna matanya merah seperti rambutnya, dan dia
berpakaian dengan pakaian kusam dan hitam pekat, seperti setelan pengendara. Sejak itu
menempel ketat ditubuhnya, lekuk tubuhnya yang indah terlihat, bahkan dalam keadaan redup
Labirin.

Dengan sosoknya dan rambut merah menyala yang mengalir ke bawah tubuhnya, sedikit
mengungkapkan telinganya yang tajam, Kondo, Nakano, Saitou juga, wajahnya memerah.

“Kau adalah sang Pahlawan, bukan? kau terlihat seperti orang idiot, mengenakan
armor cerah seperti itu”

“I, idiot... Uu, diamlah! Aku tidak akan dipermainkan oleh seorang devil! Sebenarnya,
kenapa kau di sini!”

Kouki dengan cepat kehilangan kesabarannya setelah pulih dari ketakjubannya dan
bertanya mengapa dia ada di sini.

Namun, wanita tersebut mengabaikan pertanyaannya dan melanjutkan berbicara.

“Tanpa basa-basi ya. Kurasa aku di sini untuk mengajak sang Pahlawan? Apa kau
bahkan berguna? Yah, ini adalah perintahku, tidak masalah apa yang aku katakan."

Dia mengucapkan kata-kata tak terduga dengan suasana agak kesal.

“Kau dengan armor cerah yang tak berguna. Ingin datang ke sisi kami?"

“Ap, apa? Apa yang kau katakan... Apa tujuanmu!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 86


“Sepertinya kau juga lamban. Maksudku persis apa yang aku katakan. Tujuan utamaku
adalah untuk mengajak sang Pahlawan. Tidakkah kamu akan bergabung dengan kami
devil? Kami juga bisa memberi beberapa perawatan yang lebih baik.”

Kouki mengambil beberapa detik untuk memahami sepenuhnya kata-kata tak terduga ini.
Saat akhirnya dia mencerna mereka, Teman sekelasnya menatapnya sementara Kouki menatap
wanita itu. Dia memiliki ekspresi ketat saat dia memelototinya.

"Aku menolak! Manusia... temanku... orang-orang dari Kerajaan... Aku tidak mungkin
mengkhianati mereka. Aku mendengar devil adalah sebuah eksistensi jahat. Meskipun
kau mengambil semua masalah ini untuk datang mendapatkan aku, itu bodoh kalau
datang sendiri. Kau kalah jumlah. Menyerahlah!"

Semua orang terlihat lega mendengar kata-kata Kouki. Meski mereka pikir dia akan
langsung menolak karena itu adalah Kouki, itu memang benar bahwa mereka tidak nyaman.
Sepertinya teman masa kecilnya, Ryuutarou dan Shizuku, sama sekali tidak peduli.

Kouki tidak goyah saat ia melemparkan kata-kata tajam.

Tapi devil wanita mengernyitkan matanya sedikit dan mengamatinya saat dia menolak;
Sepertinya dia sama sekali tidak keberatan. Sebaliknya, dia mengakui lebih banyak kondisi.

”Aku hanya akan bertanya untuk berjaga-jaga, tapi bagaimana dengan temanmu?
Apakah mereka baik?"

“Jawabannya sama! Tidak peduli berapa kali kau bertanya, kita tidak berniat
mengkhianati umat manusia!”

Kouki menanggapi tanpa ragu. Itu tidak menyenangkan untuk menerima ajakan seperti
ini; Pedang Suci Kouki dimandikan dalam cahaya. Pertanyaan tidak berguna, aku akan
memaksamu untuk menyerah dengan kekuatan! Itu adalah niatan Kouki.

Dengan tindakan Kouki, bukan devil perempuan yang menunjukkan rasa tergesa-gesa
tapi Nagayama dan Shizuku.

Keduanya mengklik lidah mereka secara mental; mereka berharap untuk mengambil
tindakan pencegahan yang tepat dari devil perempuan dalam hal lingkungan mereka. Nagayama
menggunakan sinyal tangan di belakang punggungnya; melihat ini, Endo dengan senyap
menghilang.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 87


Keduanya, menurut keadaan, berpikir mungkin perlu untuk mengubah lokasi, bahkan jika
itu berarti berbohong kepada wanita itu, tapi karena Kouki menjawab dengan marah sebelum
mereka bisa memberitahunya, mereka harus dengan enggan mempersiapkan yang tak
terhindarkan.

Berpikir normal, bahkan bagi devil yang unggul dalam sihir, datang ke tempat seperti ini
sendiri saja sangat bodoh. Dia dengan sempurna memusnahkan para demon di tingkat ini, dan,
disamping itu, dia telah berhasil menyembunyikan tanda-tanda dari itu. Bagi devil sekuat ini,
akan ada sedikit manusia yang bisa melakukannya.

Sementara lima belas manusia merasa tertekan di sini, wanita itu menunjukkan tidak
ada tanda-tanda kesulitan, malahan, dia mungkin menunggu di sini.

--- Kami tidak sendirian di Great Labyrinth, ini adalah musuh wilayah!

Rasa krisis ini segera terbukti.

"... Baiklah. Lalu kita tidak punya bisnis. Meski aku harus mengatakan ini dulu... Kau
naif berpikir kau tidak akan terbunuh karena menolak undanganku disini. Rist, Hevel,
Enki. Waktunya makan!"

Si Devil wanita memanggil tiga nama. Shizuku dan Nagayama mengerang saat mereka
terhempas.

“!?”

“Gu!?”

Identitas dari apa yang menghempasnya tidak diketahui. Kouki dengan segera
mengayunkan pedangnya ke kanan dan kiri saat, pada perintah wanita itu, "sesuatu" mendekat
dan menerkam teman sekelasnya yang tidak siap.

Sejak awal, Shizuku dan Nagayama berhati-hati sebisa mungkin agar mereka bisa
melihat serangan mendadak saat mereka mengambil sikap defensif untuk melindungi siswa
lainnya.

Shizuku, karena dia adalah petarung berbasis kecepatan, memiliki pertahanan yang
rendah. Dia berhasil mengurangi kekuatan serangan dengan mengayunkan pedangnya ke ruang
kosong sebelum dampak bertemu dengannya, tapi dia masih terbang mundur, udara dilepaskan
dari paru-parunya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 88


Nagayama adalah「Martial Artist,」 dan dia sangat mahir pada pertahanan dengan gaya
bergulat. Dia memiliki skill「Strength of Gold」skill turunan dari「Body Strengthening,」jadi
daya tahannya melampaui perisai baja. Cocok dengan rangka besarnya, seseorang bisa
memanggilnya benteng manusia.

Namun, bahkan pertahanan Nagayama dilampaui oleh serangan "sesuatu" ini, lengannya
terkoyak, menyebarkan darah. Dia terlempar ke tanah, menjatuhkan Hiyama dan orang-orang
di belakangnya.

Suara kehancuran, seperti suara kaca yang pecah, menandai jatuhnya Barrier Magic
Suzu dibacakan saat dia melihat Shizuku memasuki mode pertempuran bersamaan dengan
naluri krisisnya sendiri.

Sebagai petarung garis belakang, dia tidak merasakan kehadiran "sesuatu" ini, tapi
berdasarkan posisi Shizuku dan Nagayama dan instingnya sendiri ditambah dengan pengalaman
mereka, dia mengambil tindakan cepat dan membuat penghalang yang lain di belakang mereka.

Tanpa penghalang ini, Nagayama dan yang lainnya mungkin telah terkoyak tanpa ampun.
Tapi dia terkena dampaknya dan terlempar kebelakang saat penghalangnya hancur.

Untungnya, dia tertangkap oleh Eri di belakangnya. Tetap saja, ada tiga musuh sudah
dalam penyerangan; Mereka tidak luput dari bahaya sekarang.

Begitu penghalang ketiga tercabik, penyerangan dimulai segera. Shizuku dan Nagayama
terluka dan terhempas menjauh, dan Suzu dan garis belakang tidak bisa bereaksi terhadap
serangan mendadak.

Saat penghalang ketiga tercabik, di antara teman sekelas yang tidak bisa bereaksi, tidak ada
waktu!

Nyawa mereka akan hilang --- ketika rasanya akan jadi seperti itu, pada saat itu,

“Berikan kami perlindungan terhadap cahaya! 「 Restoration, 」 「 All Heavens, 」


「Heavenly Divide!」”

Kaori meneriakkan aria, memotongnya jadi pendek sesegera mungkin, dan langsung
melemparkan tiga Sihir Cahaya.

「 Restoration 」 adalah Intermediate Rank Recovery Magic yang dengan segera


menyembuhkan Shizuku dan Nagayama yang terhempas. Itu adalah sihir yang langsung
menyembuhkan obyek yang terpisah lokasi yang jauh

Bermandikan cahaya, keduanya berjuang untuk berdiri saat mereka mengerang


kesakitan. Luka mereka mulai sembuh dengan kecepatan yang tidak normal.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 89


Juga, jika mereka tidak memperhatikan bahkan sesaat pun, maka ketiga makhluk akan
menyerang. Mereka telah kehilangan jejak musuh. Shizuku dan Nagayama diliputi oleh cahaya
yang dengan segera menyebar, menciptakan garis besar di udara.

Intermediate Rank Recovery Magic,「All Heavens.」Itu adalah sebuah Magic Recovery


yang menyembuhkan target secara otomatis pada interval teratur, meski jumlahnya
sebenarnya kecil. Sihir ini memiliki efek samping untuk mencerahkan lingkungan sekitar. Kaori
menggunakan ini untuk memulihkan mereka dan juga untuk mengungkapkan musuh yang tidak
diketahui.

Sosok yang diungkap oleh cahaya putih memiliki tangan dan kaki seperti naga, ekor ular,
cakar tajam, sayap elang, dan kepala singa. Singkatnya, mereka adalah chimera. Mereka
mungkin memiliki sihir unik yang memungkinkan mereka menyamarkan diri. Itu adalah
kemampuan merepotkan yang memungkinkan mereka untuk menghapus penampilan serta tanda
mereka.

Shizuku dan Nagayama, dua dari petarung jarak dekat terkuat kelasnya, dilumpuhkan
dalam satu serangan. Musuh tidak diragukan lagi kuat. Mereka juga bisa menghilang
sepenuhnya, membuat ini menjadi pertarungan yang mustahil. Ini jelas menyimpang dari level
demon yang seharusnya berada di level ini.

「「「Gruaaaaaa」」」

Ketiga chimera itu mulai menargetkan Shizuku, Nagayama, dan Suzu; Namun, gigi dan
cakar mereka tidak mencapai ketiganya. Tiga perisai cahaya muncul di hadapan tiga orang,
mengalihkan serangan Chimeras pada saat terakhir.

Intermediate Rank Barrier Magic, 「 Heavenly Divide. 」 Itu adalah versi tingkat yang
lebih tinggi dari Beginner Rank Barrier Magic yang mana menciptakan sebuah perisai cahaya,
「 Absolute Light. 」 Saat diaplikasikan pada 「 Tempest Wall 」 milik Suzu, ini menambahkan
perisai pada kecepatan tinggi. Meskipun penghalang itu sendiri lemah, mereka diregenerasi
dengan cepat, jadi sihirnya seperti sebuah sihir penghalang berlapis berkecepatan tinggi,
yang membutuhkan waktu untuk menerobosnya.

Kaori, meski kemampuannya dalam Light Magic, tidak sekuat Suzu dalam penghalang
yang mengkhususkan diri pada mereka; Dengan demikian, dia tidak bisa membuat penghalang
yang kuat. Paling-paling, dia bisa fine-tune sesuatu yang sudah dibuat.

Ini adalah hasil belajar terus-menerus agar dia tidak akan kalah. Karena usaha Kaori
dimasukkan ke dalam, cukup untuk membuat satu muntahan darah, dia telah melindungi semua
nyawa mereka dalam krisis ini.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 90


Ketiga chimera itu mulai bergerak menyerang lagi. Dia hanya bisa mengulur waktu
sebentar. Pada akhirnya, itu masih perjuangan seorang yang lemah. Waktu yang Kaori
dapatkan hanyalah sesaat, tapi bahkan sesaat itu juga berguna. Kouki dan yang lainnya tidak
mungkin melewatkannya.

“Menjauhlah dari Shizuku!!”

Kouki, berteriak dalam amarah, menggunakan「Ground Contraction.」Dia dengan cepat


mendekati chimera, meninggalkan bayanag setelah dia mengacungkan Holy Sword,
mengayunkannya ke arah leher chimera.

Pada waktu bersamaan,

“Seperti aku akan membiarkanmu!”

Ryuutarou menyodorkan tinjunya ke depan menuju chimera yang menyerang Nagayama.


Daripada menyerangnya secara langsung, dia menilai ini lebih baik untuk menyerangnya dengan
gelombang kejut yang ditimbulkan oleh artefak gauntlet-nya. Ryuutarou berteriak saat ia
menyalurkan sihir melalui gauntlet.

Juga,

“Swallow, Red Mother ---「Flame Wave!!」”

Eri memegang Suzu dengan satu tangan sambil menyodorkan yang lain ke depan dalam
menunjukkan kekuatan yang belum dia lakukan sampai sekarang, menggunakan sihir yang kuat
sementara menghilangkan sebagian besar aria. Intermediate Rank Flame Magic,「Flame Wave」
yang, seperti namanya, memanipulasi tsunami api. Bahkan musuh yang cepat pun tidak bisa
dengan mudah menghindarinya

Kouki dengan cepat menurunkan Holy Sword-nya. Ryuutarou menembakkan gelombang


kejut ganas dari tinjunya seperti sebuah meriam besar, dan badai api Eri membawa serta
sebuah firasat kematian pada musuh mereka.

Meski begitu...

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 91


「「 Rugaaaa !! 」」

Mereka bersembunyi di suatu tempat. Saat serangan Kouki melanda satu musuh, tiga bayangan
lagi menerkam kelas.

“!?”

"Apa,"

Udara dingin membasahi punggung Kouki dan Ryuutarou.

Dua bayangan bergegas pada Kouki dan Ryuutarou, gada logam besar di tangan. Kouki
memutar tubuhnya sementara Ryuutarou menekuk lengan kirinya dan mendorong tangan
kanannya keluar. Kouki kehilangan keseimbangan saat ia mengalihkan serangan gada itu,
sementara Ryuutarou terhempas menjauh, meski meredam pukulannya dengan serangannya
sendiri. Yang mengejutkan Kouki dan Ryuutarou adalah dua demon brutal besar setinggi 2
meter.

Mereka adalah yang disebut orc dan ogre game RPG. Sementara mereka tampak seperti
babi, mereka adalah demon yang cukup cerdas. Mereka memperkuat tubuh mereka sebaik
mungkin. Sejak serangan itu tak terduga, keduanya tak bisa menandingi dalam kecepatan.

"Apa ini?"

“Bajingan-bajingan ini, dari mana mereka berasal?”

Kouki dan Ryuutarou tidak melihat mereka sampai sekarang, dan tiba-tiba demon kuat
ini muncul; mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak menyumpah dan menyuarakan keraguan
mereka. Kemudian,

“Gua!?”

Seseorang berteriak kesakitan. Endo, yang telah lenyap beberapa waktu yang lalu,
dilemparkan di antara keduanya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 92


“Endo!?”

“Gu, hati-hati, semuanya! Kamu tidak bisa melihatnya! Tapi mereka masih disana!"

Kouki memanggil Endo dengan terkejut yang memegang sisi tubuhnya yang terluka dan
memberi peringatan.

Endo, setelah menerima instruksi Nagayama, menghapus kehadirannya dan bergerak ke


belakang demon wanita untuk diam-diam membunuhnya.

Sebelum dia bisa mencapai punggungnya, situasinya telah berubah, jadi dia telah
memutuskan untuk menutup jarak, bahkan jika itu berarti mengungkapkan kehadirannya;
kemudian dia menerima dampak yang kuat di sampingnya dan tersingkir. Dia melihat saat itu.
Musuh yang menghempaskannya sama dengan yang menghempaskan yang lainnya. Ada chimera
di samping demon brutal; setelah terhempas menjauh, ia menyentuh para demon brutal yang
menghilang.

Singkat kata, mereka meminjam kemampuan penyamaran chimera dan bersembunyi di


sana sini. Ada lebih dari cukup untuk memusnahkan demon dari Lantai 90.

Seolah-olah untuk membuktikan peringatan Endo, kekuatan segar muncul di dekat Eri.

Hyuooooo! Tsunami api yang diciptakan Eri dikumpulkan menjadi satu titik dan
menghilang. Seakan ada lubang di udara yang menyerapnya.

"Tidak mungkin..."

Melihat sihirnya ditiadakan, tatapan Eri mengeras; panas itu sendiri menghilang juga

Dari tempat itu muncul musuh. Itu adalah kura-kura berukuran 6 kaki. Cangkangnya
berwarna merah seperti nyala api yang mengamuk. Saat berikutnya, kura-kura membuka
rahang mereka dan menembakkan serangan yang intens, seolah menembakkan laser dari
senapan. (TLN; Beam Rifle..... ;D )

“T, tidak bagus,”

Eri, melihat ini, memiliki ekspresi tidak sabar. Sihir yang ditembakkan dirinya sekarang
dilepaskan melawan mereka. Tetap saja, Suara teman terbaiknya meniup kegelisahannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 93


“Jangan bercanda denganku! Cahaya perlindungan terus menerus, Bangkit kembali
dalam tandem dengan kehendakku!「Heavenly Divide!」”

Pada saat itu, sepuluh perisai cahaya yang diciptakan oleh Suzu muncul dihadapannya.
Perisai itu semua miring pada sudut 45 derajat. Pemborbadiran dari suhu tinggi telah
dialihkan, Setiap perisai menghilang saat terkena serangan.

Meski begitu, kekuatan serangan terus berlanjut. Mereka makan melalui perisai dalam
sekejap. Suzu menciptakan perisai satu per satu sambil merapal dengan giginya terkatup.
Membawa kemampuannya sebagai「Barrier Master」sampai batasnya, dia membangun perisai
secepat mereka hancur, nyaris tidak mencegah serangan.

Batu itu hangus dan jatuh dari langit-langit seperti hujan.

“Sial! Apa ini!"

“Ada apa dengan para demon ini!”

“Sialan, ayo kita lakukan ini!”

Meskipun party Hiyama, begitu pula Nagayama, berteriak dalam kebingungan, mereka masih
sangat siap untuk bertarung.

“Nagayama-kun! Aku memotong dalam! Aku meninggalkan bagian belakang untukmu!”

“Ya, serahkan itu padaku! Pergilah, Yaegashi!”

Shizuku dan Nagayama, yang luka-lukanya telah benar-benar pulih, mulai menyerang
chimeras di depan mereka.

Shizuku memasuki dunia berkecepatan tinggi dimana bayangannya pun tidak bisa dilihat,
menyebabkan ledakan sonik. Pada saat suaranya terdengar, dia muncul di belakang chimera
dan menarik pedangnya.

Dia menyerang tanpa gerakan sebelumnya; 「 Motionless 」 adalah sebuah skill yang
membuat tidak mungkin untuk membaca adanya serangan; daripada mengatakan serangan itu
cepat, itu hanya saja kognisi musuh tidak bisa mengikuti gerakan. Di samping itu, dia telah
menghunus pedangnya berulang kali dengan menggunakan skill turunan dari ilmu Swordmanship.
Untuk makhluk hidup biasa, itu tidak mungkin untuk bahkan bisa mengenali serangan itu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 94


Apa yang dia gunakan adalah salah satu gaya pedang kuno Yaegashi,「Void Sever」
Sesuai namanya, ini seperti untuk memotong ruang dihadapannya, hanya meninggalkan jejak
perak saat chimera dipotong.

“Guuraaaa!!”

Chimera itu meraung marah dan menyerang dengan cakarnya; namun, serangannya
menembus udara. Shizuku telah berlari-lari dan merobek sayapnya.

“Ku!”

Shizuku menggunakan kecepatannya untuk terus merusaknya; namun, sementara dia


terlihat tak apa, dia tanpa sengaja mengeluarkan suara jengkel.

Shizuku bermaksud memotong tubuhnya menjadi dua dengan satu pukulan tapi serangan
pertamanya tidak menindaklanjuti keinginannya. Serangan keduanya juga dimaksudkan untuk
memotong tubuhnya, tapi ia berhasil melepaskan diri, menyebabkan sayapnya menjadi satu-
satunya yang terobek.

Chimera tidak bisa mengikuti kecepatan Shizuku; namun, kecepatan reaksinya setara
dengan gerak kakinya. Shizuku ingin untuk segera menjatuhkannya dan membantu yang lain, ia
benar-benar lawan merepotkan.

Serangan ketiga, serangan keempat, dia menyerang lagi dan lagi, memberikannya banyak
sekali luka, tapi setiap serangan dangkal.

Shizuku menjadi tergesa-gesa.

Perasaan buruk semakin meningkat bagi Shizuku dan yang lainnya.

“Kyuwaaa!!”

Tiba-tiba, bersamaan dengan teriakannya, sayap chimera dan ekor ular, yang telah
dipotong, terbungkus cahaya merah dan segera disembuhkan.

Dibandingkan dengan ini,「All Heavens」Kaori tidak signifikan. Shizuku menatap dengan


mata lebar pada sumber teriakan yang telah menyembuhkan chimera.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 95


Sementara mereka tidak sadar, seekor gagak dengan dua kepala putih melangkah di
pundak wanita saat dia melihat seperti penonton yang tidak peduli. Salah satu kepala menatap
lurus ke arah chimera.

“Bahkan ada Healer!?”

Luka dangkal yang mereka kerjakan dengan susah payah disembuhkan dalam sekejap.
Semakin banyak waktu berlalu, semakin mudah para demon itu bisa beradaptasi, meningkatkan
peluang mereka untuk menang, dan mereka sekarang memiliki Healer di belakang. Shizuku
berteriak dengan refleks.

Bukan hanya Shizuku, teman-temannya juga berteriak sedih yang mirip.

Kouki, yang juga mendapat dukungan, bertarung dengan demon brutal, dan meskipun ia
terluka parah, memotongnya dari punggung ke pinggang, bahkan luka ini pun sembuh, kepala
putih gagak lainnya menatap pertarungan.

Ryuutarou dan Nagayama tidak berbeda. Mereka berhasil untuk merobek sebagian
besar perut demon brutal dengan biaya tangan kanan Ryuutarou, tapi kepala putih gagak yang
menyembuhkan chimera yang bertarung dengan Shizuku sekali lagi berteriak menyembuhkan
luka demon brutal itu.

“Kau tampaknya berada dalam situasi yang serius. Apa yang akan kau lakukan? Apa
kau akan bergabung dengan sisi kami? Ini belum terlambat, bukan?”

Si Devil menyilangkan tangannya dan menanyai Kouki, yang sedang bertarung keras,
sekali lagi. Dia tetap tenang saat dia bertanya. Jawaban yang diharapkannya datang padanya.

“Jangan bercanda denganku! Kami tidak akan menyerah pada ancaman! Kami tidak
akan kalah! Aku akan membuktikannya! Aku akan pergi,「Limit Break!」”

Kouki terlihat marah pada kata-kata dan sikap devil wanita itu. Demon brutal
menurunkan gada mereka, mengambil keuntungan dari momen Kouki menggunakan 「 Limit
Break.」

「 Limit Break」adalah sebuah skill yang untuk sementara mengkonsumsi sihir untuk
meningkatkan statistik dasar seseorang tiga kali lipat. Namun, karena secara harfiah ini
menembus batas fisik seseorang, penggunaan jangka panjang akan melelahkan tubuh. Setelah

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 96


penggunaannya, seseorang akan jadi melemah sebanding dengan waktu diaktifkan. Pengguna
hanya bisa mendemonstrasikan setengah dari kekuatan bertarung biasanya. Dengan demikian,
perlu dipikirkan kapan harus menggunakannya karena itu adalah skill dari usaha terakhir.

Kouki, melihat demon pulih, menilai bahwa semangat teman-temannya telah jatuh
drastis. Dia akan mengalahkan wanita dan gagak putih itu dalam sekejap menggunakan「Limit
Break.」

Dengan deklarasinya dari penggunaan「Limit Break,」sebuah cahaya murni membungkus


tubuhnya. Saat itu, serangan demon brutal itu pun tersingkir, namun ia dengan cepat
menyerang lagi.

“Sebuah kehendak bilah, Mengoyak musuh dengan cahaya,「Light Blade!」”

Kouki membungkuk dan, dengan cahaya menyelimuti Holy Sword-nya, menyapu ke atas
dari bawah.

Meskipun 「 Light Blade 」 memiliki sedikit pengaruh pada demon brutal sebelumnya,
ditambah dengan 「 Limit Break」yang melipatgandakan statistik Kouki tiga kali, lengkungan
cahaya menembus demon seperti mentega.

Bagian atas tubuh demon bergeser secara diagonal saat itu runtuh ke tanah. Kouki
dengan cepat bergegas maju ke depan menuju si wanita. Tidak ada yang memisahkan Kouki dan
si devil. Meskipun lebih hebat dalam sihir, tidak peduli apa yang dia lakukan, itu akan sangat
terlambat. Dia akan memotongnya dan gagak putih dan mengakhirinya. Itu adalah apa yang
dipikirkan semua orang

Pada saat itu,

「「「「「Guuruaaaa!!!」」」」」

“Ap!?”

Dengan fluktuasi di udara, lima chimera muncul bersamaan dengan raungan dan
menyerang Kouki. Terkepung sepenuhnya, Kouki secara naluriah mengangkat pedangnya dan
berteriak.

Dia menekuk tubuhnya dan berhenti tiba-tiba untuk menghindari serangan dari depan
saat ia memotong chimera dengan Holy Sword-nya ke kanan. Percaya pada armor-nya, dia
mendapat pukulan dari belakang dan bertahan.

Meski begitu, kuku chimera merobek bahu kirinya, mendorong Kouki kebawah.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 97


“Guu!”

Sambil berteriak kesakitan dengan gigi terkatup, dia menikamnya melalui leher chimera,
mencegahnya menggigitnya. Tidak dapat mendukung dirinya sendiri karena kuku makhluk itu
menggali lebih jauh ke bahunya, dia terdesak mundur.

“Beri kami kasih sayang penuhmu ---「Restless Heaven!」「Binding Seal!」”

Kaori, melihat Kouki dalam masalah, segera menggunakan Recovery Magic. 「 Restless
Heaven」adalah Intermediate Rank Recovery Magic ditujukan pada target tunggal. Itu lebih
efektif dari「Restotarion」yang menyembuhkan banyak orang. Namun, dengan kuku chimera
bersarang di bahu Kouki, akan tidak mungkin untuk sepenuhnya menyembuhkannya.

Meski demikian, dia secara bersamaan mengeksekusi sebuah Intermediate Rank


Restraint Magic, 「 Binding Seal. 」 Itu adalah sihir yang menciptakan sangkar cahaya. Kaori
telah menargetkan Kouki, mengelilinginya dalam sangkar cahaya, melemparkan chimera ke
belakang.

Karena cakar-cakarnya ditarik keluar dari bahu Kouki, 「 Restless Heaven 」


menunjukkan efek penuhnya, menyembuhkan luka Kouki dalam sekejap.

Pada saat bersamaan, beberapa teman sekelas di belakang menembakkan sihir menuju
chimera yang menyerang Kouki sementara yang lain menahan kura-kura dan chimera lainnya.
Dengan jarak dan visibilitas mereka saat bergerak, bagaimanapun, mereka tidak bisa
memberikan sejumlah besar damage.

Meski begitu, Kouki mendapat cukup waktu untuk berdiri. Setelah bersiap lagi dengan
Holy Sword-nya, dia membacakan sebuah aria dan melanjutkan serangan balasan.

“「Four Soaring Blade Wings!」”

Empat busur cahaya melengkung dari Holy Sword menuju para chimera, yang
selanjutnya diperkuat oleh 「 Limit Break 」 Kouki. Masing-masing mulai melompat untuk
menghindari serangan tersebut. Namun, saat itu juga,

“「Bright Enveloping Chains!」”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 98


Sihir khusus Kaori,「Bright Enveloping Chains,」diaktifkan. Rantai cahaya datang dan
mengikat mereka dengan leher, kaki, dan tubuh. Meskipun chimera bisa dengan mudah
mematahkannya, ia berhenti sejenak.

Akibatnya, empat chimera terpukul oleh「Four Soaring Blade Wings」Kouki dan mati,
menyebarkan darah. Kouki berbalik dan melotot pada wanita itu saat dia menusukkan
pedangnya padanya.

“Sayangnya, usaha terakhirmu tidak cukup untuk menghentikan kita. Kau tidak
memiliki yang tersisa untuk melindungimu!”

Wanita itu, mendengar kata-kata Kouki, menatapnya dengan takjub. Dia diam-diam ingin
bertanya「Mengapa kau mengatakan itu? Mengapa tidak hanya menusukku?」

Kouki, yang yakin dia terpojok, merasa terganggu dengan tatapannya.

Chimera pertama, lalu demon brutal, lalu chimera yang lainnya. Mereka semua adalah
serangan mendadak yang membuatnya kesal. Dia berteriak「Bertarung secara adil, berhenti
menggunakan serangan mendadak saat kau hanya melihat!」

“... Ini tidak seperti akau perlu menunjukkan kartu truf-ku.”

“Berhenti menggertak!”

“Yah, kurasa kamu kuat jika kau bisa mengalahkan mereka semua. Kurasa aku telah
mengkonfirmasi kekuatan「Apostle of Heresy」sampai batas tertentu, jadi aku tidak
punya alasan untuk tinggal di sini lagi”

“Apa yang kau ---”

“Kyaaa!”

Wanita itu, seolah-olah semua itu merepotkan, menyisir rambutnya kesamping. Pada
saat Kouki mengajukan sebuah pertanyaan, sebuah teriakan terdengar dari belakang.

Kouki secara naluriah melihat ke belakang untuk melihat tidak hanya lebih demon brutal
dan chimera, tapi serigala hitam dengan empat mata yang tidak pernah dilihatnya sebelumnya
dan juga kucing hitam, sekitar 60cm panjangnya, dengan empat tentakel di punggungnya;
Nomura Kentaro serta Nagayama tertusuk rusuknya oleh tentakel kucing.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 99


“Kentaro! Sial, jangan terbawa suasana!”

“Ayako, ambil pegangan! Aku akan menyembuhkan mereka!”

Melihat Nomura terluka, Endo memotong tentakel kucing hitam itu dengan belati,
bertujuan untuk serangan balasan dalam kemarahannya tanpa menyembunyikan dirinya sendiri.

Nomura roboh saat menangis dalam kesakitan; Yoshino bergerak untuk menyembuhkan
dia sambil memarahi Endo. Dia kembali tenang mendengar suaranya dan merapalkan sihir
Pemulihan untuk menyembuhkan luka pada rusuknya.

“Ap, masih ada banyak!”

Melihat ke belakang, Kouki melepaskan suara keheranan saat pasukan baru tiba.

“Sihir unik chimera, 「 Camouflage, 」 menunjukkan efeknya pada hal-hal yang


disentuhnya. Tidakkah kamu memikirkan kemungkinan itu? Lihat, bahkan ada yang lebih.”

“!?”

Teman-temannya berada dalam posisi yang mengerikan dengan jumlah yang banyak dari
bala bantuan demon. Melihat ini, Kouki berbalik dengan cepat. Sambil menyerahkan rahasia
「Camouflage」chimera, wanita itu meletakkan para demon itu pada mereka. Dari belakang,
banyak serigala dan seekor kucing hitam menyerang Kouki sekaligus.

“Kuu, Ohhh!”

Tentakel kucing hitam itu memanjang dengan kecepatan luar biasa, menyerang Kouki
dari segala arah. Kouki memutar pedangnya seperti kincir, memblokir serangan itu. Kucing itu
menerkam Kouki untuk menyerang, yang dengan tenang dia memotongnya secara horisontal.
Karena kucing hitam itu ada di udara, ia tidak memiliki kemungkinan menghindar.

Kouki menjerit 「 Itu satu! 」 yakin atas kematiannya. Tapi gerakannya berikutnya
membatalkan keyakinannya. Kucing hitam itu jungkir balik di udara, menghindari serangan
Kouki sambil membidik serangannya sendiri pada leher Kouki dengan kuku tajam yang tidak
sesuai dengan fisiknya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 100


Kouki nyaris berhasil mengelak dari serangannya, tapi karena itu, dia tidak bisa
menanggapi serigala yang menyerangnya dari belakang. Lukanya membuatnya kehilangan
keseimbangan; itu adalah luka serius yang bahkan melampaui pertahanannya selama 「 Limit
Break, 」 sebuah serangan yang kemungkinan akan membuat dia terhempas menjauh pada
keadaan normal.

Mereka dikepung oleh demon dengan kekuatan yang jelas menyimpang dari normal. Kaori
dan Tsuji, keduanya「Healer,」 sedang memulihkan sekutu mereka, seperti itu, mereka berada
dalam situasi di mana tidak ada pihak yang bisa menyerang sebuah pukulan yang menentukan.

Meski Kouki mencoba memotong musuh dengan 「 Limit Break, 」 dia tidak bisa
menyelesaikannya sejak demon terus digunakan pendekatan hit and away (TLN; tahu...? serang,
kabur, serang, kabur, serang, kabur.. dst.. dst... mengingatkanku pada suatu karakter dari suatu game... ;D),
seluruh kelompok bekerja sama sebagai sebuah unit tunggal.

Skill 「 Motionless 」 Shizuku dan 「 Foresight 」 memungkinkannya memprediksi serangan


kooperatif antara kucing hitam dan satu dari serigala, membuatnya bisa menghindari luka
fatal.

“Tidak baik... Ini sangat tidak baik!”

“Sialan, apa yang kita lakukan!”

Meski mereka melawan balik dengan putus asa, bayangan putus asa turun ke kelas. Perasaan
mereka menjadi lebih kuat saat wanita itu mulai berbicara.

“Kadal bermata emas yang tidur di dalam kedalaman, Anak dari bumi membawa Kaisar
Evil Eyes, Kutukan yang menusuk masa depan yang gelap, Bawalah penjara yang kekal
dari kegelapan, Tak menahan keputusasaan atau ketakutan atau aib, Matamu akan
melewati batas atas semua musuh, Yang abadi, Patung dingin yang berdiri diam,
Sekarang, Hancurkan semua dan kembali ke bumi! ---「Fallen Prison」”

Segera setelah dia menyelesaikan mantra ini, bola abu-abu muncul di tangannya,
menggambar sebuah parabola saat terbang mendekati Kouki dan yang lainnya.

Itu lambat. Itu adalah sesuatu yang bisa mereka hindari. Meski itu tidak seperti sihir
yang begitu kuat, Nomura Kentaro, perutnya yang ditembus oleh tentakel, menjadi cemas
melihatnya; Wajahnya semakin pucat saat dia berteriak.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 101


“!? Tidak baik! Taniguchi! Hentikan itu! Pasang penghalang!”

“Fue!? R, roger! Di sinilah letak tempat suci, Musuh Dewa tidak akan bisa melewatinya
「Heavenly Severing」”

Suzu menggunakan Advance Rank Barrier Magic dengan mantra yang disingkat sesuai
instruksi Nomura. Cahaya penghalang membungkus semua orang yang hadir. Sejak「Heavenly
Severing」tidak memiliki fungsi memilih teman atau lawan, banyak demon yang juga termasuk
dalam penghalang kubah.

「 Heavenly Severing」adalah sihir yang kuat dengan konsumsi sihir yang besar. Itu
tidak berarti untuk digunakan di bawah keadaan normal; Namun, teriakan Nomura
menunjukkan bahaya dari sihir yang dilepaskan wanita itu; dengan demikian, dia memilih sihir
defensif terkuat yang bisa dia gunakan.

Segera setelah Suzu mendirikan 「 Heavenly Severing,」bola itu bertabrakan dengan


penghalang. Bola abu-abu mengeluarkan panas yang luar biasa untuk menembus penghalang.
Suzu menahan dengan putus asa saat dia merasakan sihirnya dipotong. Mungkin menerima
instruksi dari si wanita, para demon berubah dan mulai mengincar Suzu.

“Suzu!”

“Lindungi Taniguchi!”

Para demon brutal menembakkan sihir saat Eri memanggil nama Suzu dan bergegas
untuk melindunginya. Yoshiki Saito dan Kondo Reiichi mengikuti bersamaan dan melindungi
Suzu sesuai dengan perintah Nomura.

Namun, Suzu tidak bisa bergerak sambil mempertahankan 「 Heavenly Severing,」dan


kucing hitam memotong jarak pendek dalam sekejap. Nomura menciptakan tombak batu dari
tanah, tapi kucing hitam itu berlari melintasi udara dengan pola zig-zag sambil melepaskan
tentakelnya.

“Taniguchi!”

“Ah!?”

Meski Nomura meneriakkan peringatan ke Suzu, dia lamban. Tentakel menusuk paha dan
perutnya dan menembus lengan kanannya, menyebabkan tubuhnya yang kecil terbang menjauh.
Suzu menahan napas saat darah disemprotkan ke lantai. Saat napasnya kembali, dia merasakan
sakit yang tajam dan menjerit.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 102


“Ahhhh!!”

“Suzu-chan!”

“Suzu!”

Kaori dan Eri mendengarnya menangis dalam kesakitan dan memanggil nama Suzu. Meskipun
Kaori memusatkan energinya ke Recovery Magic-nya, penghalang Suzu menghilang lebih dulu.

“Semuanya, menjauhlah dari bola itu!”

Nomura memperingatkan mereka, suaranya penuh dengan frustrasi, tapi sihir Suzu,
「 Heavenly Severing, 」 adalah pertahanan terkuat milik mereka. Peringatannya sudah
terlambat.

Penghalang itu lenyap dan bola yang berputar membentur tanah, meledak tanpa suara.
Asap abu-abu berserakan hebat. Nomura dan Suzu, yang sedang berjuang dalam kesakitan,
juga Saito dan Kondo yang mencoba berlari, tertelan asap abu-abu. Tidak ada satu pun demon
yang hadir, karena mereka mengambil jarak saat benturan terjadi.

Asap abu-abu melebar, membungkus Kouki dan yang lainnya.

“Datanglah, Angin! ---「Wind Bomb!」”

Kouki memaksa asap itu pergi dengan Wind Magic saat ia melepaskan hembusan udara
yang tiba-tiba. Karena asap itu dibuat dengan sihir, itu tidak mudah untuk meniupnya. Karena
sihir Kouki lebih kuat melalui 「 Limit Break 」 setelah beberapa perlawanan, dia berhasil
mendorong asapnya.

Tapi begitu asapnya bersih...

“Tidak, Suzu!”

“Nomura-kun!”

“Saito! Kondo!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 103


Saito dan Kondo sepenuhnya membatu dan sekarang menjadi patung terdiam. Bagian
bawah Suzu membatu, dan setengah tubuh kiri Nomura membatu saat ia melindungi Suzu.
Saito dan Kondo dipadatkan dengan ekspresi yang menunjukkan kebingungan mereka. Suzu,
diserang oleh rasa sakit dari bagian bawah tubuhnya yang membatu, kehilangan kesadaran. Di
sisi lain, meskipun Nomura adalah yang lukanya paling sedikit sekalipun melindungi Suzu, dia
mengerang saat ia menanggung sakitnya.

Alasan luka-lukanya ringan karena ia memiliki bakat alami untuk Earth Magic dan, tentu
saja, toleransi tinggi terhadapnya.

Itu adalah Advance Rank Earth Magic, 「 Fallen Prison. 」 Itu adalah sebuah sihir
merepotkan yang menebarkan asap membatu abu-abu. Menyentuh bahkan sedikit pun akan
menyebabkan pembatuan bertahap. Untuk menghindarinya, seseorang membutuhkan Barrier
Magic atau meniup asapnya menjauh dengan sihir yang lebih kuat; Namun, karna sihir itu
sendiri adalah Advance Rank, hanya Advance Rank Barrier Magic yang bisa bertahan
melawannya.

“Bajingan! Bagaimana kau bisa!”

Kouki marah melihat keadaan celaka temannya. Sebuah cahaya terang dipancarkan saat
Kouki semakin memperkuat「Limit Break.」 Dia sedang mempersiapkan dirinya untuk serangan
menuju ke arah devil wanita itu pada saat apapun.

Namun, Shizuku mengangkat suaranya dan menegur Kouki sebelum mengeluarkan


perintah untuk mundur.

"Berhenti! Kouki! Mundur! Bersihkan jalan keluar!”

“Ap!? Apa yang kamu katakan, kamu ingin melarikan diri!”

Kouki marah pada luka teman-temannya, jadi dia menatap Shizuku dan mengajukan
keberatan. Meski tekanan yang dilepaskan dari Kouki menghujani Shizuku, dia dengan tegas
menatapnya dan membujuknya.

"Dengarkan! Kaori pasti bisa menyembuhkannya. Tapi itu akan membutuhkan waktu.
Jika kita lamban dengan ini, mungkin akan terlambat. Kita harus pergi dan
menyembuhkan diri. Maukah kamu lari sekarang saat kita kehilangan tiga orang? Kita
tidak akan bertahan pada tingkat ini! Kita akan dimusnahkan!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 104


“Guu, tapi...”

“Dan tidakkah「Limit Break」segera berakhir? Dalam situasi ini, dimana kamu lebih
lemah dari biasanya, kita benar-benar tidak akan bisa bertahan! Tenanglah! Kita
semua merasakan hal yang sama!”

Kouki, mendengar kata-kata logis teman masa kecilnya, ragu-ragu dan menggigit
bibirnya, tapi melihat Shizuku juga menggigit sampai ke titik pendarahan, kepalanya yang
panas mendingin. Dia, juga, dipermalukan. Jika memungkinkan, dia ingin menyerbu ke musuh
juga.

“Mengerti! Semuanya, mundur! Shizuku, Ryuutarou! Tahan hanya sedikit lagi!”

“Serahkan padaku!”

“Ya!”

Kouki mengacungkan Holy Sword-nya ke langit dan merapalkan aria yang panjang.
Sampai sekarang, dia tidak pernah menggunakannya karena ini memakan waktu terlalu lama,
dan mereka belum pernah mencapai situasi yang sulit; Itu adalah sihir yang berarti untuk
mundur.

Namun, ia perlu mempercayakan tubuhnya ke Shizuku dan Ryuutarou karena dia pada
dasarnya tanpa pertahanan. Para demon tahu mereka harus mengincar Kouki. Tentu, mereka
perlu mengalahkan Shizuku dan Ryuutarou yang mati-matian melawan mereka kembali dulu.

“Apa menurutmu aku akan membiarkanmu melarikan diri?”

Sambil menggumamkan ini, wanita itu memerintahkan seekor demon untuk memotong
jalan mundurnya saat ia mulai menargetkan Kouki dengan sihir miliknya sendiri.

Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi pada wanita tersebut.

「「 「「 「Gaaaa !!」 」」 」」

“!? Mengapa!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 105


Para chimera menyerang si wanita dan sekutunya. Dia membuka matanya dengan heran
dan dengan tiba-tiba merapalkan mantra pendek, menciptakan pedang dengan tingkat
kepadatan tinggi yang menyerang dua chimera yang datang. Sisanya menghindarinya.

Wanita itu berteriak「Mengapa aku!?」dan menatap chimeras. Lalu dia menyadarinya.


Banyak dari mereka memiliki bagian tubuh mereka hancur. Bahkan ada chimera tanpa kepala.

“Mereka...”

Wanita itu segera menyadarinya; Mereka adalah chimera yang telah ditebas oleh Kouki.
Makhluk mati berdiri. Pada saat itu, wanita itu teringat akan sihir tertentu dan bergumam
pada dirinya sendiri,「Jangan-jangan...」

“Aku tidak akan membiarkanmu menghentikan Kouki-kun!”

Eri menggunakan tangannya seperti tongkat dan memerintahkan para chimera untuk
mengelilingi wanita itu

“Tch! Seorang necromancer. Aku tidak mendengar tentang ini!”

Wanita itu telah melakukan penyelidikan cepat terhadap Kouki dan yang lain dan
menunggu mereka turun. Karena itu, dia tidak mendengar tentang seorang praktisi sihir super
tingkat tinggi yang diketahui sebagai Necromancy.

Eri, meski seorang「Necromancer,」belum pernah menggunakannya dalam pertempuran


sebelumnya karena dia berpikiran lemah ketika sampai pada hal-hal seperti itu.

Kini Eri mengatasinya dan menatap wanita itu dengan kemauan kuat di matanya. Dia
dengan terampil memanipulasi para chimera; daripada mengincar wanita itu, Eri mengincar
untuk membeli waktu.

“Suzu-chan, lakukan yang terbaik! Aku pasti akan menyembuhkanmu!”

Kaori menggunakan「Focus」dan「All Encompassing World」pada Suzu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 106


Dia memutuskan bahwa Suzu berada dalam situasi yang paling berbahaya dan
memfokuskan segalanya untuk menyembuhkannya terlebih dahulu.「All Encompassing World」
adalah sihir yang menghilangkan status abnormal dan adalah Intermediate Rank Recovery
Magic.

Namun, untuk pembatuan yang kuat seperti ini, itu lambat. Di samping itu, Suzu memiliki
lubang di perut dan lengannya, dan, meski itu segera ditutup, jumlah darahnya yang hilang itu
besar. Dia berada dalam situasi yang serius, dan begitu pembatuan telah teratasi, lubang di
kakinya perlu ditutup.

Nomura, yang sisi kirinya membatu, sedang disembuhkan oleh Tsuji Ayako.
Penyembuhan tekun Ayako seiring dengan resistansi Nomura ke Earth Magic berarti dia
disembuhkan dengan cepat. Pembatuan di kakinya dengan cepat terselesaikan.

Meski begitu, dia menatap Kaori yang memegang tongkat putihnya dan menggigit
bibirnya. Meski sesama「Healer,」Kaori jelas di atas dia dalam kemampuan.

Kaori sedang memulihkan Suzu sekaligus menyembuhkannya. Kaori juga yang


menyembuhkan Shizuku dan Ryuutarou yang melindungi Kouki. Selain itu, dia bisa menggunakan
「Bright Enveloping Chains」selama pertempuran. Kemampuan untuk menggunakan beberapa
sihir pada satu waktu adalah sesuatu yang tidak dapat Tsuji tirukan.

(Shirasaki-san... menakjubkan. Sebagai perbandingan, aku... sekarang bukan waktunya


untuk ini!)

Tsuji merasa malu karena dia tidak bisa menyembuhkan teman-temannya ke


kesempurnaan saat ini. Dia menggigit bibirnya dengan putus asa dalam frustrasi; Nomura
sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi sekarang bukan waktunya, jadi dia menahan dengan
rasa sakit dan mulai merapal.

Dengan Kouki terluka, potensi pertempuran mereka telah menurun drastis; Hiyama dan
Nakano yang menghadapi banyak demon ditutupi oleh luka. Nagayama dan Eri melindungi dua
「Healer,」mendekati batas mereka. Mereka tidak akan bertahan lama lebih dari beberapa
menit pada tingkat ini.

Melihat tidak ada cahaya yang berkumpul di Holy Sword Kouki, Nakano sepertinya panik
dan hendak melakukan tindakan bunuh diri. Pada saat itu, saat semua orang menunggu untuk
kedatangan...

“Kita mulai! ---「Heaven’s Rainfall!」”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 107


Dari Holy Sword terlihat kilat cahaya. Cahaya menghantam langit-langit,
menyebabkannya meledak, bebatuan menghunjani seperti meteor.

「Heaven’s Rainfall」adalah Light Magic yang menargetkan di atas musuh. Itu memiliki
jumlah kekuatan yang tinggi yang didistribusikan di atas sebuah area luas. Awalnya, itu
digunakan untuk membersihkan bawahan (TLN; Kacung...), tapi dengan 「 Limit Break,」rasanya
seperti bom yang bahkan bisa menghancurkan demon dari lantai ke-50.

Namun, demon-demon ini memiliki kekuatan yang tidak normal, jadi ini hanya
memberikan sedikit damage pada mereka. Setidaknya, ini memisahkan mereka dari para siswa.
Namun, untuk Kouki, ini sudah cukup. Ini menciptakan kesempatan bagi mereka untuk mundur.

Sedangkan untuk wanita itu, dia masih berurusan dengan para chimera yang Eri
manipulasi. Saat Kouki mengkonfirmasi hal ini, dia mengakhiri sihir yang kuat dengan sebuah
mantra pendek.

“ --- 「Converge!」”

Hujan cahaya turun dari langit, memaksa para demon itu untuk mundur sementara.
Pertunjukan ini tampak seperti hujan meteor. Sementara meteor jatuh, Kouki menyodorkan
Holy Sword-nya, bermandikan cahaya, ke arah demon yang menghalangi jalan mereka untuk
mundur.

“---「Sky Claw Storm!」”

Sebuah pemborbadiran dari bintang jatuh dilepaskan dari ujung. Itu tidak mencapai
kekuatan kartu trufnya,「Heaven's Might,」yang merupakan upaya terakhir Kouki, tapi itu
berhasil menganani para demon yang menghalangi pengunduran mereka.

Biasanya, dia tidak cenderung menggunakan「Heaven's Might,」 sejak itu membutuhkan


waktu untuk di cast dan membutuhkan Shizuku dan Ryuutarou untuk melindunginya. Namun,
「Sky Claw Storm」adalah serangan terbaik yang bisa dia gunakan pada situasi saat ini.

Aliran cahaya menyebabkan ledakan yang tak terhitung jumlahnya, seperti sebuah bom
cluster, memaksa para demon yang menghalangi jalan mereka terhempas menjauh.

「「 「「 Ruaaa !! 」」 」」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 108


Para demon menjerit dengan mata mereka tertutup rapat. Efek samping dari「Sky Claw
Storm 」 adalah efek flash. Para demon rusuh dalam kebingungan secara membabi buta.
Mereka tidak lagi menghalangi kelas. Jalan keluarnya sekarang terbuka.

“Sekarang! Mundur!”

Atas perintah Kouki, semua orang bergerak sekaligus. Kondo dan Saito, yang masih
membatu, dibawa oleh Nagayama di atas bahunya sementara Endo membawa Suzu yang
pingsan. Nomura, meskipun lengannya masih membatu, berdiri sendiri dan menanggung rasa
sakit.

“Tch! Jangan biarkan mereka pergi! Semuanya serang sekaligus!”

Wanita itu, saat berhadapan dengan dua chimera yang tersisa, memerintahkan demon
lainnya Mereka bergerak seperti yang diperintahkan dan dengan patuh mengejar kelas.
Kelompok ini termasuk banyak demon cepat seperti chimera, serigala, dan kucing hitam.
Mereka akan memperpendek jarak dengan cepat.

Saat itu, Nomura berbalik dengan senyum tak kenal takut dan mendorong tangan
kanannya ke depan.

“Aku tidak akan berdiri dan kalah saat ini datang pada Earth Magic! Aku akan
mengembalikan itu tepat padamu!「Fallen Prison!」”

Lingkaran abu-abu yang sama yang diciptakan wanita itu ada di tangan Nomura. Bola
sihir yang terbuat dari asap pembatuan bergerak menuju para demon yang mendekat. Saat
「 Fallen Prison 」 diaktifkan oleh wanita itu beberapa waktu yang lalu, meski tidak ada
instruksi yang diberikan, para demon mengambil jarak. Mungkin mereka memiliki ketakutan
instingtual pada sihir ini. Dengan pemikiran ini, Nomura merapalkan sihir yang sama dalam
persiapan untuk pemunduran mereka.

Tebakan Nomura itu benar. Begitu dia melepaskan bola abu-abu itu, para demon
berhenti sekaligus dan mengambil jarak. Pada saat itu, asap itu bertindak sebagai penutup
bagi Kouki dan yang lainnya saat mereka mundur.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 109


Selain itu, Endo menghapus tanda-tanda kehadiran mereka seperti bau dan tanda
lainnya menggunakan sihir. Endo adalah seorang 「 Assassin, 」 dan dia memiliki bakat alami
untuk sihir seperti itu.

Melalui lorong itu, teriakan para demon yang marah terdengar. Kouki dan yang lainnya
merasa setengah menyesal dan setengah sukacita dalam kelangsungan hidup mereka.

Dengan sedikit kata, mereka terus berlari.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 110


Di sebuah ruangan di ujung Lantai 89.

Meskipun ada empat pintu masuk di ruangan segi delapan yang mana maju lebih dalam
lagi, hanya ada dua pintu masuk yang terlihat; semua jalan di sisi lain mengarah ke ruangan
aman lainnya. Pintu masuk disamarkan dengan baik, ruangan itu sendiri sekitar sepuluh tikar
ukurannya.

Di sana, Kouki dan yang lainnya berbaring saat mereka beristirahat dengan cara mereka
sendiri, tapi mereka memiliki ekspresi yang seragam dan gelap. Mereka melihat ke bawah
dalam depresi yang dalam. Ada banyak yang terluka, tapi ekspresi mereka tidak terdistorsi
oleh rasa sakit.

Biasanya, Kouki akan mendorong mereka semua untuk melewati perasaan kuat yang tak
berharga ini, tapi dia tenggelam dalam keheningan saat dia bersandar ke dinding belakang
dengan efek samping「Limit Break」menyerangnya.

Pada saat ini, sang mood maker kelas, yang selalu mengalami masalah membaca suasana
dengan cara yang baik, menjadi pucat, wajahnya merajut kesakitan, saat dia menarik napas
dalam-dalam. Ini juga salah satu alasan mengapa semua orang melihat ke bawah.

Bagian bawah tubuh Suzu masih membatu, jadi Kaori terus merawatnya. Pahanya, yang
telah ditembus, telah benar-benar pulih. Yang tersisa hanyalah melepaskan pembatuan.
Sayangnya, Suzu telah diserang oleh tentakel dan kehilangan sejumlah besar darah. Sebuah
tempat penting mungkin telah terkena. Kemungkinan besar, perawatan Kaori tepat pada
waktunya.

Tapi bahkan Kaori pun tidak bisa mengisi darah yang hilang itu. Transfusi darah adalah
teknologi terbatas di dunia ini juga. Kondisi Suzu hanya akan membaik seiring istirahat.

Kaori, karena dia menghabiskan seluruh waktunya untuk Suzu, belum mengobati yang
lain. Tentu saja, Kondo dan Saito, yang sepenuhnya membatu, dibiarkan seperti apa adanya.
Semua orang yang hadir mengerti mereka akan diobati selanjutnya, jadi tidak ada yang
mengeluh. Itu mungkin karena mereka hanya tidak memiliki energi juga.

Shizuku memiliki keriput di dahinya dari suasana yang berat di ruangan saat dia
memikirkan bagaimana mendorong semua orang. Awalnya, Shizuku diam dan melunakkan
kepribadian Suzu. Dia tak ahli pada hal-hal ini.

Namun, dengan Kouki dilemahkan oleh「Limit Break,」dan kekalahan mereka sebelumnya,


dia perlu melakukan sesuatu. Itu adalah kebaikannya secara alami untuk mengkhawatirkan
orang lain; dia benar-benar seorang penyayang.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 111


Shizuku secara fisik dan mental berada di batasnya. Saat dia bertekad memenuhi
kematian komedinya dengan lelucon konyol, Nomura dan Tsuji Ayako mulai berbicara di
belakang.

“Fuu, kurasa aku berhasil menyamarkan kita dengan baik. Sejak aku tidak terbiasa
untuk melakukan pekerjaan yang sulit... Aku sudah sampai pada batasku.”

“Aku tidak berpikir ada ketidakcocokan dengan bagian dari dinding yang lain... dan
kamu membangunnya dengan cepat. Terima kasih untuk kerja kerasmu”

“Kamu juga, ini bekerja keras untuk penyembuhan pembatuan, kan? Kerja bagus."

Kentaro Nomura mahir dalam 「 Earth Magic 」 dan menyamarkan pintu masuk dengan
dinding batu. Meskipun「Earth Magicians」memiliki kemampuan yang tinggi untuk sihir tipe ini,
mereka tidak bisa melakukan tugas yang rumit seperti seorang「Transmuter.」Misalnya, dia
bisa menyebabkan tanah meledak dan batu untuk terbang, dan dia bahkan bisa memusatkan
perhatian mereka menjadi tombak atau menguasai golem peringkat tinggi, tapi dia tidak bisa
menangani pemisahan dan penggabungan berbagai mineral.

Meskipun sebuah lubang bisa dengan mudah dibuat melalui dinding ini, Nomura telah
membangun dinding untuk memiliki “bentuk” yang sama dengan batu sekitarnya.

Sekarang, Tsuji Ayako sedang merawat pembatuan Nomura.

“Kerja bagus, Nomura-kun. Ini seharusnya hanya perlu waktu sedikit lebih lama
sekarang."

“... Tidak apa-apa. Aku hanya perlu meluangkan waktu untuk benar-benar pulih.
Sedangkan untuk Kousuke... kita hanya bisa mendoakannya.”

“... Kousuke akan baik-baik saja. Dia tidak ada duanya dalam ketipisan keberadaannya”

“Dia akan sedih jika dia mendengarnya...”

Di udara gelap yang sedikit melembut ini, Shizuku dengan baik hati menenangkan
Nomura dengan kata-kata hitam yang mengejutkan. Di sisi lain, Nomura tersenyum pahit saat
dia mendoakan temannya yang tidak ada disini.

Saat ini, Endo Kousuke berada di tempat tanpa teman.

Endo sendiri berpisah dari rekan-rekannya untuk pergi menemui Komandan Meld
menceritakan seluruh situasi. Biasanya, ini akan bunuh diri untuk mengambil tindakan solo

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 112


sedalam mereka, bahkan untuk yang disummon. Seluruh kelompok bisa berhasil sampai di sini
hanya karena mereka memiliki 15 orang.

Namun, Endo pergi sendiri, menjalankan seluruh metode sendiri.

Dia bukannya sedikit berbicara, dia juga tidak gelap, dan itu tidak seperti orang lupa
tentang keberadaannya; dia adalah anak SMA biasa yang bisa berbicara terus terang dengan
orang lain. Itu hanya bahwa orang-orang kehilangan penglihatannya.「Eh? Kemana dia pergi?」
yang akan mereka katakan saat mereka melihat sekeliling mereka. Skill yang sulit dipahami ini
bukanlah sesuatu yang dia lakukan dengan sengaja; Endo selalu seperti itu, bahkan di Bumi. Dia
bisa bangga dalam "ketipisan keberadaannya."

Dia bisa memanfaatkan kemampuan “Conceal”-nya untuk tidak ditemukan oleh para
demon dan mencapai Lantai 70 dimana Komandan Meld berada. Faktanya, setelah dia
terbangun dengan skill dan sihir di dunia ini, ketipisan keberadaan Endo semakin dipoles. Itu
mencapai tingkat di mana bahkan para demon di Great Labyrinth akan mengabaikannya

Berpikir ini, Kouki dan yang lainnya mengirimnya pergi. Ketika mereka berpisah, Endo
memiliki mata berair... Dia merasa ngeri mundur sendiri saat meninggalkan teman-temannya.
Namun, dia diyakinkan saat diberi tahu, “Bahkan, demon dengan indra yang baik tidak akan
menyadari keberadaanmu. Kamu sendiri tidak akan kalah. Aku yakin kamu bisa sampai di sana
tanpa disadari.”

Kouki dan yang lainnya ingin mundur ke level dangkal dengan segera; Namun, mereka
tidak memiliki kekuatan untuk cadangan, dan semua orang ditutupi luka; selain itu, Kouki
melemah dan mereka tidak akan bisa menangani level di bawah Lantai 80.

Tentu, mereka tidak mengira Meld akan datang untuk menyelamatkan mereka. Party
enamnya hanya bisa mempertahankan safe area, bahkan sebagai sekelompok tentara dan
petualang yang kuat, di babak kedua dari lantai 70an, dan itu mengabaikan batas keamanan
apapun yang mungkin terjadi. Dia tidak akan bisa mencapai mereka. Satu-satunya yang bisa
melewati sampai 80an akan menjadi kelompok Kouki.

Singkatnya, Endo tidak dikirim untuk meminta bantuan tapi untuk meneruskan informasi
tentang para demon yang dipimpin oleh devil. Kouki dan yang lainnya sudah berkali-kali
mendengar dari Ishtar tentang ajaran Gereja Saint dan para Devil, dan meskipun dia
mendengar ada metode dimana devil bisa mencuci otak makhluk lainnya, mereka belum pernah
mendengar atau melihat satu dengan niat yang jelas, juga tidak mendengar tentang para
demon yang begitu kuat. Yang menakjubkan bukan kekuatan tapi “jumlah”.

Namun demikian, wanita tersebut memerintahkan demon-demon yang kuat, dan mereka
mampu menguasai Kouki dan yang lainnya yang memiliki spek cheat saat mereka maju melalui
wilayah yang belum dijelajahi dari【Orcus Great Labyrinth】 Jujur, jika para Devil menyerang
sebelumnya, umat manusia bisa musnah dengan mudah.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 113


Singkatnya, informasi Ishtar tidak salah; Devil yang memimpin para demon memang
“kuat”. Tapi mereka sekarang juga punya “jumlah”. Para siswa menilai informasi ini perlu
diteruskan tidak peduli apa.

“Shirasaki-san, aku akan meninggalkan Kondo-kun dan Saito-kun padamu sejak saat
itu akan membutuhkan terlalu banyak waktu. Aku akan mengurus semua orang
sementara itu.”

“Ya, mengerti. Jangan terlalu memaksakan Tsuji-san.”

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja... maaf, jika aku bisa berbuat lebih
banyak, bebanmu akan berkurang...”

Ayako berbicara dengan Kaori sambil menyembuhkan Nomura. Meskipun mereka berdua
adalah「Healer,」 Ayako jauh lebih rendah dari Kaori. Meskipun dia berpura-pura ini tidak ada
apa-apa di permukaan, dia merasa sedih dan meminta maaf secara mendalam kepada Kaori
dalam pikirannya.

「Tentu saja tidak,」jawab Kaori. Kegelapan menghilang dari wajah teman mereka saat
mereka sembuh. Meski Nomura menatap Tsuji dan ingin mengatakan sesuatu padanya, itu akan
menjadi kendala dalam perawatan itu sendiri, jadi dia tetap diam.

“... Dalam situasi seperti ini, katakan padaku bila kamu butuh sesuatu”

“... Diam.”

Nagayama, meskipun dia mengatakan ini pada Nomura dengan ekspresi tertarik, orang
yang dimaksud hanya membuang muka dan merajuk. Setelah itu, selama berjam-jam, mereka
disembuhkan sedikit demi sedikit saat mereka tidur siang secara bergiliran.

Di sisi lain, Endo Kousuke, yang dipercayakan untuk mundur dan menyampaikan
informasi tentang Devil, mengincar Lantai 70 dimana kelompok Meld berada tanpa bertarung.
Dia maju terus.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 114


Jika para demon menyadari pada lantai 80-an, dia akan berada dalam situasi satu lawan
satu. Oleh karena itu, dia pergi secepat mungkin sambil tetap berhati-hati. Saat ini, dia
melihat demon lewat di hadapannya.

Setelah demon itu menghilang, Endo melompat dari langit-langit dan menekan seluruh
tubuhnya ke dinding. Kemungkinan besar, jika ia menyerang demon itu, dia bisa menggunakan
serangan mendadak dari langit-langit dan memberikan damage besar-besaran. Dia diam-diam
berpikir 「... Jika itu terasa sedikit bahkan bagiku ...」 tapi, untungnya, bukan itu masalahnya.

“Kalau aku tidak cepat-cepat...”

Endo memahami peran yang ditanganinya. Dia juga diberi tahu, bersama dengan
menyampaikan informasi, oleh Nagayama dan Nomura,「Jangan kembali.」 Tapi begitu dia
memenuhi perannya, Endo akan kembali. Dia tidak mau merasa benar jika dia sendiri yang
kembali dengan selamat.

Endo hanya mengikuti rute pulang yang dibornya ke kepalanya dan akhirnya sampai di
lantai 70. Dia menekan perasaannya saat menuju formasi teleportasi dimana Meld dan para
ksatria berada. Setelah beberapa saat, Endo merasakan kehadiran mereka. Sejak dia
memutuskan skill persembunyiannya, sisi lain seharusnya menyadarinya.

Ketika Endo berbelok di tikungan terakhir, dia melihat Meld, tapi bahkan setelah
mengungkapkan dirinya sendiri, dia tidak menyadarinya. Endo mendekat dengan mata seperti
ikan mati dan berbicara.

“Komandan! Ini aku!”

“Uo!? Apa ini!? Serangan!?”

Begitu Endo mengangkat suaranya, dia melompat mundur dan menarik keluar pedangnya.
Semua orang melihat sekitar dengan hati-hati dan siap untuk bertarung.

“Ini aku! Serius, beri aku istirahat!”

“Eh? Kousuke, huh? Jangan mengejutkanku. Bagaimana dengan yang lain? Apa kamu
sendirian?”

“Itulah yang perlu aku katakan!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 115


Memahami bahwa Endo ada di sana, karena mereka mengerti ketipisan keberadaannya,
mereka lega. Namun, Endo tiba lebih awal dari yang diharapkan dan sendiri. Selain itu, dia
diliputi luka; mereka memiliki ekspresi keras.

Endo dengan tenang menceritakan semua yang dia ingat sambil berbicara dengan cepat.
Awalnya, para kesatria memandangnya dengan curiga, tapi sebagaimana ceritanya berlanjut,
mereka hanya semakin cemas.

Meld menepuk Endo yang sedang menangis.

“Jangan menangis, Kousuke. Kamu melakukan pekerjaan hanya bisa kamu lakukan. Siapa
lagi yang bisa berlari sampai 20 level tanpa bertarung dalam waktu sependek itu?”

“Komandan... Aku, aku akan kembali. Mereka membiarkan aku pergi sendiri... kita kalah..
Kita tidak bisa menang, bahkan dengan「Limit Break.」Kita hanya bisa berlari pergi...
bahkan jika mereka benar-benar sembuh... jika mereka diserang, tidak ada yang bisa
mengatakan apa yang akan terjadi... tolong, pergilah dan beritahukan semua orang.”

Dia menangis dengan ekspresi tegas. Meld menggigit bibirnya dengan frustrasi dan
menyerahkan semua item pemulihan kuat di tasnya ke Endo. Anggota lainnya melakukan hal
yang sama.

“Maaf, Kousuke. Aku berharap bisa membantumu... tapi ini semua yang kita miliki...”

“Ah, tidak usah khawatir. Bahkan ini adalah tindakan penyelamatan.”

Endo tersenyum sambil menggoyangkan tas berisi obat-obatan. Ekspresi Meld semakin kaku,
wajahnya pucat pasi.

“... Kousuke. Sekarang aku akan mengatakan sesuatu yang sangat rendah. Aku tidak
peduli bila kamu membenciku, itu wajar. Tetap saja, kamu harus mendengarkan.”

“Eh? Apa yang kamu bicarakan...”

“... Tidak peduli apa, ambil ‘Kouki’ dan kembali ke sini.”

“Eh?”

Kata-kata Meld membingungkan Endo.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 116


“Kousuke. Jika para demon itu cukup kuat untuk memaksamu masuk ke dalam situasi
ini... umat manusia tidak akan bertahan tanpa Kouki. Tentu saja, aku ingin percaya
pada semua orang, percaya bahwa aku akan bertemu kalian semua lagi... tapi aku
harus mengatakan ini sebagai pemimpin ksatria dari Kerajaan. Dalam keadaan darurat,
kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya ‘Kouki.’”

“...”

Akhirnya, Endo, memahami kata-kata Meld, tampak tercengang. Singkatnya, Meld berbicara
tentang “mengorbankan” semua orang untuk satu orang. Endo tampak gelap.

“... Apakah kita hanya tambahan?”

“Tentu saja tidak. Aku ingin semua orang hidup. Tidak, aku tidak bisa
mengungkapkannya dengan benar... tapi tetap saja, Kousuke, aku ingin kamu
mengatakan kata-kata ini setidaknya pada Shizuku dan Ryuutarou.”

“...”

Endo merasakan emosi stagnan mendengar kata-kata Meld. Waktu yang mereka
habiskan bersama adalah panjang dan dekat; mereka telah berdampingan sejak saat kelas
tidak tahu ke kiri dan kanan, dan mereka telah bertarung bersama untuk waktu yang lama.
Meld seperti seorang kakak bagi mereka. Dia adalah seseorang yang mereka percayai lebih
dari yang lainnya di dunia ini.

Karena ini, Endo merasakan pengkhianatan setelah mendengar kata-kata yang


mengesampingkan mereka. Meski begitu, dia mengerti apa yang dikatakan Meld adalah sesuatu
yang harus dilakukan. Endo hanya menunduk setuju.

Namun, pada saat itu...

“Kousuke!?”

“Eh!?”

Meld tiba-tiba mendorong Kousuke menjauh, lalu suara logam terdengar saat ia
mengacungkan pedang di tangan dan berputar.

Doga! Dengan suara ini, dia terhempas dan goresan yang tak terhitung jumlahnya diukir
ke tanah. Endo menjadi pucat saat melihat ke samping.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 117


“T, tidak Mereka sudah tertangkap...”

Seolah-olah kata-katanya adalah sebuah isyarat, para demon muncul satu demi satu.
Endo melepaskannya, tapi mereka segera menyusul. Dia telah menghapus semua bekas
eksistensinya saat ia bergerak. Wanita itu sedang mencari Kouki dan yang lainnya, tidak
mungkin baginya untuk menyusul Endo yang berlari lurus ke sini.

Keragu-raguan Endo terhapus oleh kata-kata wanita itu.

“Tch, hanya satu orang... Kupikir mereka akan datang kesini dulu... Aku rasa mereka
menyembunyikan diri di suatu tempat.”

Sambil bermain dengan rambutnya dalam kesal, devil itu naik ke punggung serigala. Meld
dan para kesatria bersiap untuk bertarung.

Dilihat dari kata-katanya, dia pikir kelas akan berlari lurus ke sini dan jadi dia datang
tanpa mencari. Dengan harapannya tidak terpenuhi, dia kesal karena sekarang dia harus
mencari mereka.

Pada saat bersamaan, itu berarti bahwa Kouki dan yang lainnya aman; Endo merasa
sedikit lega. Sadar akan hal ini, wanita itu mencibir Endo.

“Baiklah, kurasa aku harus mengurusnya... Kurasa aku akan membunuh kalian semua
dengan cepat dan melanjutkan dengan itu.”

Para demon menyerang sekaligus. Para chimera bergegas maju, mengguncang tempat,
kucing hitam itu berlari seperti sebuah badai, sementara demon-demon brutal mendekat
dengan gada besar di tangannya.

“Formasi lingkaran. Lindungi teleporter sampai akhir! Kousuke, tolong, berdirilah... lari!
Ke atas tanah!”

“Eh!?”

Meld dan ksatria adalah puncak tentara Kerajaan. Dari cerita Endo, dia jelas tahu
mereka tidak sepadan, jadi dia memutuskan untuk tetap bertahan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 118


Endo meragukan Meld yang mengatakan「Berlari ke atas tanah.」Mereka bisa kabur
bersama; Jika mereka lolos, musuh akan berpaling untuk mencari kelas.

“Jangan hanya duduk di sana! Beritahu semua orang di permukaan tentang para demon!”

“T, tapi...”

“Kami... akan mati disini! Kousuke! Kita perlu menghancurkan teleporter di sisi lain! Ulur
waktu sebanyak mungkin!”

“T, tidak...!”

Pikiran Meld jelas. Bahkan jika dia berlari ke permukaan, para demon akan teleport
setelah dia, dan dia tidak akan bisa mencerai-beraikan pengejarnya, yang menuntun
kemungkinan kematiannya saat melarikan diri meningkat drastis.

Oleh karena itu, Meld memutuskan untuk membiarkan satu orang pergi sementara
semua orang tetap tinggal. Jika mereka bisa mengulur waktu, Endo akan bisa menghancurkan
teleporter di lantai 30, dan pengejarnya akan kehilangan dia. Teleporter itu diukir di tanah,
dan sekali hancur, itu hanya bisa diperbaiki dengan「Transmute.」Endo perlu melarikan diri
dan menceritakan pasukan permukaan apa yang terjadi. Mereka hanya butuh seseorang men-
「Transmute」tanah untuk membiarkan Kouki menggunakannya lagi.

Yang terpilih untuk pergi adalah Endo.

Beberapa saat yang lalu, Meld mengucapkan kata-kata yang mengesampingkan semuanya
selain Kouki, jadi Endo tidak bisa langsung bereaksi. Meld meneriakkan kata-kata dari lubuk
hatinya saat pertempuran mulai.

“Maafkan aku, aku tidak berdaya! Maafkan aku tidak bisa membantumu! Maafkan aku ini
adalah satu-satunya cara! Kousuke! Ini adalah harapan terakhirku! Tolong dengarkan!”

Endo bereaksi terhadap kata-kata pria yang dia rasa itu seperti seorang kakak.

“Hiduplah!”

Endo mengerti kata-katanya. Meld tidak ingin Endo dan yang lainnya mati. Dia hanya
butuh untuk menggunakan mereka secara efisien sebaik mungkin. Kouki adalah yang terkuat

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 119


dari kelas itulah sebabnya dia diambil. Dia telah sangat pahit ketika ia harus memilih
“pengorbanan”. Endo menggigit bibirnya saat ia berlari menuju teleporter. Dia perlu
menanggapi resolusi Meld.

“Aku tidak akan membiarkanmu!”

Wanita itu melepaskan sebuah sihir sekaligus mengirim kucing hitam. Kucing hitam itu
menembakkan tentakel seperti peluru, yang diikuti dengan tombak batu yang penuh dengan
niat membunuh.

Endo memotong tentakel dengan pedang pendeknya, tapi dia memutar tubuhnya dan
tidak bisa menghindari tombak. Serangan dilakukan pada sudut yang aneh, seolah memprediksi
bagaimana ia akan bereaksi.

Endo mengepalkan giginya dan bersiap menghadapi dampaknya. Bahkan jika dia terpukul,
ia akan melompat melalui teleporter dan melanjutkan berlari.

Namun, dampaknya tidak terjadi. Salah satu ksatria lari dari lingkaran dan
menggunakan tubuhnya sebagai perisai untuk melindungi Endo.

“A, Alan-san!”

“Gufu... Cepat dan pergi!”

Dengan tombak batu di perutnya, pria yang dikenal dengan nama Alan menyiapkan
pedangnya ke arah para demon yang datang, sebuah senyuman di wajahnya. Endo menggigit
bibirnya lagi dan berlari.

“Tch! Kacung sialan! Semuanya serang anak itu!”

Wanita itu memberi perintah dengan tergesa-gesa... tapi dia sudah terlambat.

“Hah! Inilah kemenangan kita! Jangan mengejek ksatria Kerajaan Hairihi!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 120


Meld tersenyum tanpa takut saat Endo teleport. Wanita itu mengabaikan Meld dan
memberikan perintah pada para demon. Sejak mereka bisa memanipulasi sihir secara langsung,
tidak diperlukan rapalan. Tapi,

“Aku sudah menyuruhmu untuk tidak memandang rendah kami!”

Para ksatria menggunakan keahlian dan teknik yang Kouki dan lainnya masih kekurangan
untuk menghalangi para demon. Meskipun jumlahnya kalah banyak, kemampuan mereka untuk
bertahan selama ini patut dipuji.

Tetap saja, kekuatan dan jumlah demon mengalahkan usaha panik mereka. Alan, dengan
tombak batu di perutnya telah kelelahan dan jatuh ke lututnya. Chimera itu melewati
pertahanannya dan mencapai teleporter. Begitu chimera itu hilang, teleporter itu kehilangan
kecerahannya.

“Ku, satu berhasil melewatinya... Kousuke... jangan mati.”

Kata-kata Meld tidak sampai pada siapa pun saat wanita itu memerintahkan para demon itu
untuk menangkap Endo.

“Hmph. Mari terus mengamuk pada saat kematian kita ini. Tunjukkan kepada mereka
kekuatan para ksatria Kerajaan Hairihi!”

“““““Ya!”””””

Para bawahan berteriak keras. Meskipun hanya sebentar saja, para demon tersentak.

… Setelah itu...

Keheningan kembali ke ruang teleporter di lantai 70.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 121


“Uwaaa!!”

Sambil menjerit, Endo, yang nerlari keluar dari teleporter pada lantai 30 【Orcus Great
Labyrinth,】mengangkat pedangnya dan segera mencoba menghancurkan teleporter.

“Ap, apa!? Kamu! Apa yang sedang kamu lakukan!”

“Berhenti!”

“Hentikan dia!”

Anak laki-laki berpakaian hitam itu muncul dari teleporter dan mulai menyerang dengan
pedangnya. Ksatria di sekitarnya, setelah terkejut sesaat, melompat ke Endo. Peran mereka
adalah untuk melindungi teleporter. Karena kekurangan personil, Lantai 30 adalah batas
kemampuan mereka.

Endo tidak bisa menghancurkan teleporter dalam satu pukulan. Dua hit, Tiga hit, tetap
saja, dia hampir tidak menggoresnya.

“A, ayo pergi! Cepat, jika kamu tidak menghancurkannya! Musuh! Mereka akan datang
lewat ini!”

“K, kamu Pahlawan, bukan?! Kenapa kamu...”

Orang yang mereka lihat bertindak dalam kekacauan, tapi mereka semua mengerti
bahwa dia adalah salah satu Pahlawan. Mereka secara naluri melepaskannya. Pada kesempatan
itu, Endo berlari untuk menghancurkan formasi sihir, tapi dia satu langkah terlalu lambat.

Teleporter bersinar. Sesaat kemudian, daerah itu berguncang saat sesuatu menyerang Endo.

“Sial!”

“Apa itu! Guaaaa!!”

Endo menghindari serangan tersebut dengan melompat mundur; Namun, ksatria di


dekatnya tewas saat mereka mendapat pukulan dari cakar chimera.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 122


Semua orang gemetar melihat salah satu rekan mereka terbunuh dalam sekejap. Endo
berteriak putus asa.

“Ia adalah musuh! Berhati-hatilah pada ruang yang terdistorsi! Jika kamu tidak
menghancurkan formasi sihir, mereka akan keluar dengan cepat!”

Mendengar suara Endo, para ksatria kembali ke pikirannya; namun, satu orang lagi
terphempas. Dua dari tujuh orang yang melindungi teleporter telah mati.

Endo menggunakan skill 「 Assassin 」 , 「 Wall Run 」 untuk berlari di sepanjang langit-
langit jadi dia bisa berada di belakang chimera untuk menyerang teleporter, tapi chimera
menyadarinya dan mencoba menyerangnya saat dia melompat.

“Sialan, ada apa dengan monster ini!”

Meski tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi, ksatria yang tersisa melompat ke
chimera, memahami apa yang sedang dilakukan Endo. Namun, mereka hanya bisa melihat ruang
dimana chimera berayun, tentu saja, mereka tidak tahu serangan seperti apa yang akan
datang. Bahkan orang yang sedang menyerang dari belakang, memotong ekor ular, dilemparkan
ke samping oleh sayap makhluk itu.

Meski begitu, tindakan mereka tidak sia-sia, karena chimera itu kehilangan
keseimbangan. Endo mampu bertukar pukulan saat situasi mengerikan. Dia tidak bisa
menghindari mereka sepenuhnya, meskipun, dan bahunya robek.

Chimera menggunakan sayapnya untuk mendapatkan kembali keseimbangan dan


mendarat di tanah. Endo segera bangun dan mengincar teleporter. Chimera mencoba
membunuh Endo sebelum itu terjadi, tapi pedang pendek Endo sudah masuk ke dalam formasi
sihir, menghancurkannya sepenuhnya.

“Ini adalah... Gaaaaaaaaa!!!”

Dia telah berhasil menghancurkan formasi sihirnya, tapi taring chimera telah menusuk
lengan kanannya pada saat berikutnya. Dia berteriak kesakitan saat chimera mencoba
merobek lengannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 123


“Seperti aku akan membiarkanmu!”

“Lepaskan dia!”

Beberapa ksatria menggunakan tubuh mereka untuk menghalangi serangannya


sementara yang lainnya menyerang sisinya dengan tombak mereka. Saat rahangnya mengendur,
Endo melepaskan tangan kanannya dan mencungkil keluar mata chimera dengan pisau yang
disembunyikannya di lengan kirinya.

Chimera yang mengamuk itu merobek dua ksatria terdekat. Endo melempar pisau lain ke
chimera, tapi ia menghindari dengan insting liarnya. Segera setelah itu, salah satu ksatria
menjerit dan jatuh ke tanah saat ular menggigit lehernya. Ksatria itu menggeliat kesakitan
saat ia berubah ungu; dia tewas dengan cepat.

“Sial!”

Itu adalah kesalahan fatal. Ksatria terakhir lari menjauh melihat ular itu membunuh
rekannya. Chimera melihat musuh memunggunginya dan langsung mencoba menyerangnya. Endo,
meskipun tertutupi luka, memeras kekuatan terakhirnya untuk memotong leher chimera saat
menyerang orang itu.

“Maaatiiiiilaaah!!”

Dia berpisah dari teman-temannya, terpaksa meninggalkan Meld dan yang lainnya, dan
melihat banyak kenalannya mati. Teriakan dan serangannya dipenuhi dendamnya, menunjukkan
efek penuhnya. Leher chimera robek, membunuhnya dalam sekejap.

Endo dikirim terbang saat makhluk itu meninggal dan berguling di tanah. Sambil
menahan rasa sakit di lengan kanan dan bahunya, Endo mengangkat tubuhnya berdiri dengan
lengan kirinya dan mengkonfirmasi kematian chimera.

Dia menggunakan「Conceal」untuk menyembunyikan dirinya saat dia mendekati chimera


dan memotong lehernya untuk memastikan kematiannya. Meski begitu, Endo terlihat seperti
akan menangis.「Sialan!」dia berteriak.

Dia menatap ksatria terakhir.

Dia terbaring telungkup. Tangan kanannya mencengkeram pedangnya, dan wajahnya


berwarna ungu. Seekor ular terbelah di dekatnya. Mungkin, segera sebelum ia diserang oleh
chimera, dia merobek ular di dekatnya, tapi dia telah menerima racunnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 124


Pada akhirnya, para ksatria yang menjaga Lantai 30 dimusnahkan.

「Sialan!」Endo menangis berkali-kali.

Endo melanjutkan untuk sementara; pada tingkat ini, dia akan mati kehabisan darah,
jadi dia mengeluarkan salep dan obat pemulihan tingkat tinggi yang ia terima dari Komandan
Meld. Dia melakukan perawatan darurat pada luka-lukanya dan menempatkan mayat-mayat
para ksatria di sudut dengan diam.

Untuk beberapa saat, Endo memperhatikan mereka, lalu dia berbalik perlahan dan
melihat ke atas. Matanya hampa.

--- Sekali lagi, hanya aku yang selamat.

Pikiran ini membuat pikiran Endo mengencang seolah diselimuti oleh rantai dingin. Dia
tidak melakukan apapun kecuali menggerakkan tubuhnya secara mekanis, melakukan peran
yang dipercayakan kepadanya, dengan tujuan tunggal menuju permukaan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 125


“Hyahaa!”

「Brise」dan「Stiefe」melaju berdampingan melalui padang rumput yang indah dengan


sinar matahari di belakang mereka saat mereka bepergian keluar 【 Raisen Gorge, 】
menciptakan badai debu di belakang mereka. Stiefe berlari bolak-balik dengan gembira saat
mereka melaju.

“... Shea dalam suasana hati yang baik. Dia berteriak seolah ini akhir dari dunia.”
“... Mu. Aku ingin mencobanya sebentar.”

Di kursi pengemudi Brise, Hajime menggenggam kemudi dengan satu tangan sambil
meletakkan siku lainnya di jendela saat ia bergumam dengan takjub. Seperti kata Hajime,
Shea sedang menyetir sendirian di Stiefe.

Shea, awalnya, menikmati rasa angin yang terus berlalu pada Stiefe. Dengan
bertambahnya jumlah teman seperjalanan, mereka terpaksa menggunakan Brise terutama,
tapi ia tidak puas dengan itu.

Meskipun dia bisa merasakan angin dengan mengeluarkan kepalanya dari jendela, dia
tidak senang, dan, karena tempat duduk di sebelah Hajime diperuntukkan bagi Yue, dia tidak
bisa menempel padanya seperti saat di sepeda motor. Dengan demikian, dia memohon kepada
Hajime untuk mengajarinya bagaimana cara mengoperasikannya.

Sejak sihir mendorong Stiefe, mudah ditangani selama seseorang memiliki sebuah
genggaman manipulasi sihir. Mengingat situasinya, bahkan itu mungkin untuk mengendalikannya
tanpa memegang kemudi; Shea mengangkatnya dengan cepat, dan pemandangan itu semua ada
pada pesona dirinya sendiri.

Sekarang dia berteriak dengan suara aneh sambil bergeser ke kiri dan kanan,
melakukan drift dan wheelies serta trik seperti jack knife dan back ride yang akan
menempatkan para profesional menjadi malu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 126


Meskipun lebih mudah untuk mengendalikan ini di sini daripada di bumi... dia sudah
hampir sama baiknya dengan Hajime saat mengendarainya. Shea berteriak「Hei hei!」dengan
nakal saat telinga kelincinya berkibar tertiup angin. Paling tidak, Hajime merasa agak sadar.
Terkadang, akan ada seseorang yang berubah kepribadian sepenuhnya sekali dalam kendaraan,
dan Shea sepertinya milik orang semacam itu.

Yue tampak mirip dengan Shea bagi Hajime, seolah ia juga ingin melakukannya. Saat
memikirkan Yue menjadi「Hyaha!」Hajime memutuskan dia akan berhenti karena dia akan
merasa sangat tidak enak.

Yue meletakkan kepalanya ke luar jendela, merasakan angin yang menyenangkan,


sementara gadis kecil itu, Myuu, berlutut dengan bintang di matanya. Dia mulai memohon pada
Hajime saat melihat Shea mengemudikan kendaraan dengan tangannya saat melakukan
handstand.

“Papa! Papa! Myuu juga ingin melakukan itu!”


“Menyerahlah.”

Myuu mulai mengeluh, 「 Tidak! Myuu ingin juga! 」 saat Hajime dengan cepat
membantahnya. Myuu meronta-ronta, dan agar dia tidak jatuh dari kursinya, Yue dengan erat
memeluknya dari belakang dan memarahinya. Saat ia menjadi「Uu~」dengan erangan lucu,
Hajime melihat dengan enggan.

“Myuu. Aku akan menemanimu nanti, jadi tunggu sampai saat itu.”

“Fue? Apakah itu tidak apa apa?”

“Ya. Meskipun aku tidak akan pernah membiarkanmu naik dengan Shea... aku baik-baik
saja jika itu denganku.”

“Shea Onee-chan tidak baik?”

“Ya. Dia jelas tidak baik. Lihat wanita itu. Dia sedang melakukan beberapa pose aneh
sambil mengemudi... Aku pasti tidak akan membiarkanmu berkendara dengan
seseorang yang mengemudi dengan sangat berbahaya.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 127


Shea sekarang berdiri di kemudi dan berpose dengan lengannya disilangkan sambil
tertawa. Shea memukul pose, yang Hajime menempatkan Myuu dalam posisi di mana dia tidak
bisa melihatnya.

“Lagipula, ini sedikit berbahaya. Aku harus membuat bangku untuk anak kecil kapan-
kapan... Hmph.”

“Yue Onee-chan. Papa mendengkur. Dia aneh.”

“... Hajime-Papa khawatir dengan Myuu... Dia secara tak terduga overprotektif.”

“Fu fu, jadi Master menyembunyikan hasrat jahat bahkan untuk anak kecil? Celah ini
besar... Haa, haa.”

“Yue Onee-chan, Tio Onee-chan menjadi Haa, Haa.”

“... Itu karena penyakit yang tak tersembuhkan. Jangan khawatir tentang hal itu.”

Sambil menepuk kepala Myuu yang menatap Yue dari lututnya, Yue melayani sebagai
partner percakapan Myuu. Meskipun Myuu hanya baru bepergian dengan mereka untuk waktu
yang singkat, Hajime sudah menyerah saat melarikan diri dari julukan,「Ayah.」

Awalnya, dia melakukan semua yang dia bisa untuk menghentikannya, tapi dia mulai
menangis setiap waktu dan berkata「Apakah kamu membenciku?」saat dia memohon padanya
dengan mata basah. Meskipun Hajime bisa membunuh bahkan para demon di Abyss, dia tidak
berpikir dia akan pernah menang melawan Yue atau Myuu. Pada akhirnya, dia menjadi「Papa.」

Hajime mengizinkan ini akhirnya. Sekarang dia tampak overprotektif. Shea adalah
kelinci yang tak tahu malu dan Tio tidak normal, danm saat berpikir tentang melindungi Myuu
sampai dia bersatu kembali dengan ibunya, dia menempatkan dirinya terlalu banyak. Dalam
aspek itu, Yue adalah yang paling bijaksana di antara mereka.

Myuu melekat erat antara Hajime dan Yue. Meskipun Yue tidak bisa menggoda dia
sekarang, membuatnya merasa frustrasi, sejak Myuu itu imut, dia membiarkannya pergi. Di
kursi belakang, Tio bisa didengar menjadi Haa, Haa. Yue menutupi telinga Myuu karena itu
buruk bagi pertumbuhannya.

Sementara itu, Hajime bergumam tentang bagaimana dia akan membuat tempat duduk
untuknya. Seperti ini, mereka terus melaju. Mereka terus menyusuri jalan raya. Hajime dan
gadis-gadis akhirnya mencapai【Post Town Horuad.】

Meskipun awalnya mereka bermaksud melewatinya, Iruwa, kepala Guild Cabang Fyuren,
memintanya untuk mampir. Mereka awalnya bermaksud untuk pergi ke【Guryuen Desert】dulu,
jadi ini biasanya akan memakan waktu lama, jadi tidak ada tergesa-gesa.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 128


Hajime menyipitkan mata saat ia berjalan menyusuri jalan utama menuju Guild
Petualang Horuad. Dia membawa Myuu di pundaknya. Peshi peshi, orang-orang melihatnya saat
melihat dia memukul kepala Hajime dengan telapak tangannya yang kecil, ekspresi penasaran
di wajahnya.

“Papa? Apa yang salah?”

“Hm? Ah~ tidak, aku pernah ke sini sebelumnya... Ini baru 4 bulan, tapi rasanya
seperti 4 tahun sudah berlalu.”

“... Hajime, oke?”

Yue memiliki ekspresi yang kompleks saat dia mengaitkan lengannya di sekelilingnya dan
menatapnya dengan cemas. Hajime mengangkat bahu dan kembali ke dirinya yang biasa.

“Ya, tidak ada pertanyaan tentang hal itu. Kurasa aku terlibat dalam beberapa
nostalgia. Berpikir tentang itu, semuanya dimulai di sini... Malam yang aku habiskan
dalam ketegangan, ketakutan, dan keputusasaan, lalu kami pergi ke Labirin keesokan
harinya... dan aku terjatuh.”
“...”

Mengingat hari yang menentukan itu, Hajime mulai berbicara kepada dirinya sendiri.
Yue, merasakan suasana yang serius, diam-diam memperhatikan Hajime. Tio bertanya pada
Hajime dengan berminat.

“Benar. Master, maukah kamu mengulang semuanya? Apakah kamu mau tinggal
bersama temanmu? Aku mendengar sedikit tentang keadaanmu... tapi apakah kamu
ingin bersama orang lain? Kamu mungkin sudah bersenang-senang, kan?”

Tio, karena hubungannya dengan yang lain masih dangkal, sering berbicara pikirannya;
malahan, dia cukup tanpa basa-basi. Berbicara secara objektif, dia membicarakan benaknya
tanpa berpikir. Dia ingin menjadi teman mereka, dan, meskipun dia agak hentai yang
menyulitkan mereka, dia tetap menginginkan bersama dengan mereka.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 129


Kata-kata Tio tidak dikatakan dengan niat buruk.

Dengan demikian, Hajime tiba-tiba teringat saat tengah malam itu saat dia melihat
cahaya bulan. Teh tidak enak itu, temannya dengan negligge* putih, rambut hitamnya yang
memantulkan sinar bulan saat dia berjanji untuk melindunginya; sampai akhirnya, dia
mengulurkan tangannya. (TLN; semacam piyama? Pakaian wanita yang dipakai saat tidur)

Tiba-tiba, Hajime kembali ke masa sekarang saat dia merasakan sebuah tangan
menyentuh lengannya. Hajime menatap Yue yang melihat ke arahnya dengan sangat kuat.
Tangannya memegang erat lengan bajunya. Hajime menyamakan dengan tatapan Yue dan
tersenyum lembut.

“Tentu, itu bisa saja terjadi... tapi kalaupun aku bisa kembali ke hari itu, aku akan
menempuh perjalanan yang sama ini, tidak peduli berapa banyak aku diberi pilihan itu.”
“Hoo, mengapa?”

Melihat Hajime, dia tentu mengerti mengapa, tapi Tio memutuskan untuk tetap
bertanya. Hajime, tanpa mengalihkan pandangan dari Yue, dengan lembut menggenggam
tangannya. Wajahnya sedikit merah.

“Tentu saja... Karena aku ingin bertemu Yue.”


“Hajime ...”

Sejak【Post Town Horuad】adalah sebuah kota dekat【Orcus Great Labyrinth,】itu


adalah kota yang penuh dengan petualang dan tentara bayaran. Tentara di seluruh negeri
berkumpul di sini. Kota itu selalu sibuk; tentu saja, di sepanjang jalan utama, aktivitasnya
bahkan lebih tinggi dari rata-rata.

Banyak orang menyaksikan saat Hajime dan Yue berhenti berjalan di tengah jalan
utama. Mereka telah memasuki dunia mereka sendiri sambil saling menatap, memancarkan
suasana seolah-olah mereka akan berciuman kapan saja. Banyak tatapan (baik rasa ingin tahu
dan iri hati) pada mereka. Meski begitu, Hajime dan Yue hanya bisa melihat satu sama lain.

“Tio-san, kamu dengar, kan? Dia tidak mengatakan ‘kalian semua,’ bukan? Dia hanya
mengatakan Yue-san. Dan mereka pergi ke dunia mereka sendiri lagi. Mereka tidak
peduli dengan tempat atau situasinya lagi. Semua yang bisa kita lakukan adalah

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 130


melihat dari samping, bukan? Aku ingin mengalami itu, aku bahkan melewati fase di
mana mereka memperlakukanku seperti karakter tak tahu malu... tidak, dapatkah
kamu mengerti? Yue-san itu istimewa. Aku juga menginginkan perasaan itu, tapi
sekarang kita bisa menderita bersama. Yue-san itu istimewa, jadi tentu saja kita
bersama. Hajime-san tidak akan mengabaikannya. Tapi, kau tahu, Hajime-san telah
menunjukkan sisi dere-nya baru-baru ini, Aku perlahan memanjat tangga kedewasaan!
Bahkan jika Yue-san istimewa, dia sedikit memperhatikanku, bukan? Pria tak berguna
ini, aku ingin dia bertindak nyaman denganku. Aku ingin melakukan ini dan itu di
ranjang. Aku ingin dia untuk bermain keras denganku seperti yang dia lakukan dengan
Yue-san. Tio-san, tidak apa-apa untuk berpikir begitu, kan!?”

“Sh, Shea. Aku mengerti kecemburuanmu, tapi tenanglah. Kita cukup menarik
perhatian dengan Master bertingkah seperti itu. Sebaliknya, aku hanya ingin dia
memperlakukanku dengan buruk... di tempat umum... Haa, haa, semua tatapan dingin
itu... Haa, haa, Nnn!”

Seorang yang cantik terengah-engah di tengah jalan sementara seorang gadis dengan telinga
kelinci berseru ingin melakukan hal erotis, penonton yang penasaran mulai mundur.

“Papa~ Shea Onee-chan dan Tio Onee-chan...”

“Myuu Itu tidak baik. Berpura-pura tidak melihatnya.”

“... Shea ... Hajime menggandakanmu dengan Tio...”

Hajime dan Yue, yang mendengar teriakan Shea, mendapatkan kembali akal sehat
mereka, dan sekarang dengan kosong menatap keduanya. Meskipun Yue bergumam ketakutan,
Hajime tidak mendengarnya. Dia sibuk mengkhawatirkan masa depan dengan teman-temannya
yang aneh.

Di kejauhan, penjaga mendengar keributan dan mulai melihat apa yang sedang terjadi.
Hajime dan yang lainnya, dengan enggan menyeret Shea dan Tio dari leher mereka. Dia selalu
dikelilingi oleh wanita cantik dan tatapan iri hati... Hanya pada saat seperti ini orang melihat
dia dalam simpati.

Sambil mengabaikan tatapan sekitarnya, akhirnya mereka sampai ke Guild Petualang


Cabang Horuad. Dengan Myuu di punggungnya seperti biasa, Hajime membuka pintu. Tidak
seperti guild di kota lain, pintu di sini terbuat dari logam. Itu mengeluarkan suara yang suram
dan merupakan tanda bagi orang-orang di dalam.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 131


Waktu terakhir, ketika Hajime berada di Horuad, dia tidak memiliki waktu luang dan
mencari hal yang hakiki... jadi ini adalah pertama kalinya dia memasuki Guild Petualang disini
yang memiliki sebuah atmosfir yang berat.

Dinding dan lantai memiliki bekas yang menunjukkan bahwa mereka rusak dan diperbaiki
secara kasar. Lumpur menempel di berbagai tempat, memberikannya penampilan yang kotor. Di
sisi kiri konter depan ada sebuah restoran; namun, itu biasanya menyajikan alkohol, tidak
seperti kebanyakan cabang lainnya, dan ada orang yang duduk di sana, minum di siang hari.

Ada kursi di lantai dua, dengan banyak petualang melihat ke bawah di atas pegangan
tangan. Umumnya yang di atas memiliki suasana yang kuat. Itu adalah peraturan yang tidak
terucap, jadi petualang peringkat tinggi cenderung naik di atas sana.

Suasana di sini juga berbeda. Semua orang melihat dia tanpa tatapan yang
menghangatkan hati seperti di Brook. Tempat ini dipenuhi dengan semangat orang-orang yang
pernah bertarung dengan demon. Mereka memasuki Labirin seolah-olah itu adalah wajar.
Namun, selain suasana, tempat ini pun tak berbeda dari lainnya. Itu hanya tempat dimana
petualang yang biasanya memiliki karier yang lebih panjang berkumpul.

Saat Hajime menginjakkan kaki di gedung, para petualang menatapnya. Myuu, menyadari
tatapan dari atas Hajime, menjadi「Hyuu!」dan menempel erat ke kepalanya. Para petualang
memiliki kegembiraan yang luar biasa melihat Hajime dikelilingi dengan kecantikan sambil
membawa seorang gadis kecil.

Myuu semakin dan semakin gemetar. Hajime menariknya ke bawah dan membawanya di
lengan kanannya. Myuu membenamkan wajahnya di dadanya, sepenuhnya mematikan dunia luar.
Beberapa petualang, yang jelas mabuk, mulai berdiri dari kursi mereka. Mata mereka berkata
dengan jelas「Mari kita kalahkan bocah nakal ini.」Atmosfir yang mengisi aula guild terlihat
jelas tanda dari pelecehan bercampur kecemburuan.

Meskipun ada kemungkinan bahwa Hajime adalah seorang klien... pikiran itu tidak lagi
melewati pikiran mereka. Daripada bicara, beberapa kerumunan kasar mengambil langkah maju
dengan niat untuk memulai perkelahian.

Namun, Hajime telah menjadi seorang Papa yang overprotektif akhir-akhir ini, dan dia
tidak bisa mengabaikan kenyataan gadis itu yang ketakutan. Meski memiliki urat yang jelas
muncul di kepalanya, Hajime dengan lembut mengangkat Myuu dan menenangkannya dengan
tatapan lembut.

Dan kemudian, Don!! Terdengar suara nyaring saat semua petualang dipukul dengan
tekanan besar. Setiap petualang yang menatap Hajime terpengaruh. Kegembiraan liar yang
hadir beberapa saat yang lalu hanyalah amukan sementara seorang anak kecil dibandingkan
kehausan akan darah ini. Banyak petualang yang sudah tidak kuat untuk berdiri, sementara
beberapa petualang yang tidak dewasa kehilangan kesadaran. Semua orang yang berdiri
dipaksa untuk duduk.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 132


Mereka yang tetap sadar saat menerima「Overpower」dan「Magic Radiation」Hajime
dengan putus asa menopang tubuh mereka sambil gemetar, keringat membanjiri wajah pucat
mereka.

Sensasi ini yang terasa seperti kekekalan segera melemah. Para petualang menarik
napas dalam-dalam. Ada beberapa yang membasahi diri mereka sendiri dan orang lain yang
muntah juga... Hajime berbicara kepada mereka semua dengan senyuman ramah.

“Hei, semua yang menatap ke sini.”


「「 「「 「「 「!」 」」 」」 」」

Para petualang bergetar dengan suara Hajime. Mereka benar-benar diserang dengan rasa
takut. Hajime menatap mereka semua tanpa peduli... dan membuat permintaan.

“Senyumlah.”
「「 「「 「「 「Eh?」 」」 」」 」」

Para petualang bingung dengan permintaan mendadak ini yang sama sekali mengabaikan
situasinya.

“Apa kau tidak mendengarku? Aku berkata untuk tersenyum. Lakukan yang terbaik
agar tidak terlihat mengerikan. Seorang anak ada di sini, dan dia takut karena kaluan
semua. Dia mungkin mengalami trauma, bukan? Hah? bertanggung jawablah.”

Lalu jangan membawa anak kecil ke sini! Mereka semua ingin mengatakan itu, tapi
berhenti sejenak. Sambil melihat Hajime dengan tatapan bingung, mereka dengan putus asa
memaksakan diri untuk tersenyum. Beberapa bahkan melambaikan tangan.

Melihat pria tersenyum dengan cara yang memaksa itu adalah peristiwa yang tidak
nyata. Hajime dengan tenang berbicara dengan Myuu yang membenamkan wajahnya ke
dadanya. Myuu dengan takut menatap Hajime dengan mata basah sebelum berbalik dengan
perlahan.

Tentu saja, semua orang gemetar dalam putus asa.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 133


“Haii!”

Myuu kembali ke posisi aslinya dalam ketakutan. Hajime mengangkat alisnya dan
berkata「Apa artinya ini!」sementara para petualang hanya menatapnya seolah mengatakan
「Jangan begitu tak masuk akal!」Hajime akhirnya melihat Yue untuk meminta bantuan.

「Haa~」Yue mendesah keras dan berbisik pada Myuu. Myuu dengan segan mendongak
saat para petualang tersebut dengan putus asa berusaha tampil ramah. Untuk beberapa saat,
Myuu menatap para petualang dalam keheningan sebelum tersenyum dan melambaikan
tangannya. Karena isyaratnya begitu imut, semua orang lupa akan situasi dan bersantai dalam
harmoni. Hajime, juga, merasa puas dan membawa Myuu ke bahunya saat ia berjalan ke konter,
tidak lagi tertarik dengan para petualang.

Begitu mereka sampai di konter, semua orang ambruk, tapi dia hanya mengabaikannya
dan berbicara dengan resepsionis. Btw, resepsionis itu juga imut. Dia adalah seorang gadis
yang berusia sama dengan Hajime dan teman-teman sekelasnya. Meski begitu, ekspresi
tegangnya bercampur dengan pesona-nya.

“Apakah Kepala ada? Aku memiliki surat dari kepala Guild Cabang Fyuren... Aku
diberitahu untuk langsung menyampaikannya kepada orang yang bersangkutan.”

Hajime mempresentasikan Plat Statusnya ke resepsionis. Dia berdiri sebaik mungkin dan
mengambilnya darinya.

“Y, ya. Saya mengerti. U, um, jadi ini adalah permintaan dari kepala Guild Cabang
Fyuren... kan?”

Biasanya, petualang biasa tidak akan menerima permintaan seperti itu. Sang resepsionis,
agak curiga, membuka matanya lebar-lebar saat ia membaca informasi tentang Plat Statusnya.

“G,「Gold」rank!?”

Kurang dari 10% dari semua petualang adalah 「 Gold 」 rank, dan hanya mereka yang
mendapat persetujuan dari staf guild bisa menjadi「Gold」. Tentu saja, resepsionis ini juga

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 134


mengerti segala hal tentang para petualang「Gold」rank, tapi dia belum pernah mendengar
tentang Hajime, jadi ia berbicara tanpa sadar.

Semua orang di Guild Petualang mendengar suaranya dan menatap Hajime dengan
takjub. Bangunan itu dengan cepat menjadi berisik. Resepsionis itu, menyadari bahwa ia telah
mengungkapkan informasi seseorang dengan keras, menjadi pucat, dan mulai membungkuk
dengan terus-menerus. (TLN; di englishnya ‘furiously’ tapi aku kurang tahu kata yang tepat jadi aku pake itu
aja deh... bayangin aja orang yang minta maaf sambil membungkuk terus 2an. Di anime2 biasa ada tuh)

“Ma, maaf! Saya benar-benar minta maaf!”

“Ah~ tidak, aku tidak peduli. Pokoknya, bisakah kamu membawa kepala kantor ini?”

“Y, ya. Tunggu sebentar!”

Hajime tersenyum getir ke arah resepsionis yang melanjutkan minta maaf.


Pertarungannya di【Ul】dimana ia memusnahkan jumlah demon yang besar serta mengamuknya
terhadap sebuah organisasi bawah tanah di【Fyuren】jelas, tersembunyi.

Tentu saja, seorang petualang 「 Gold 」 rank yang merupakan anak laki-laki yang
dikelilingi seorang wanita dan gadis-gadis cantik sambil membawa anak kecil akan menarik
perhatian. Hajime dan gadis-gadis hanya menunggu resepsionis kembali.

Sedangkan untuk Myuu yang tidak terbiasa dengan perhatian ini, dia sedang
ditenangkan oleh gadis-gadis. Karena Tio adalah pengaruh yang buruk, ia dengan segera
ditampar. Meskipun lingkungannya berubah lebih berisik, kelompok itu mengabaikan semuanya.

Dalam waktu kurang dari 5 menit, suara bisa didengar dari dalam guild. Hajime
mengamati saat anak laki-laki berpakaian hitam terbang keluar dan meluncur menuruni rel dan
melompati konter, mencari seseorang. Hajime mengenal orang itu dengan pandangan dan
bergumam pada naluri. Dia tidak berpikir ia akan bertemu orang ini di sini.

“... Endo?”

Tepat, ada salah satu teman sekelas Hajime yang hadir --- Endo Kousuke.

“!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 135


Anak laki-laki dalam hitam itu menanggapi gumaman Hajime seolah ia adalah musuh
dalam video game terkenal yang baru saja ditemukan seseorang yang muncul dari kotak
kardus; Kousuke Endo melihat sekitarnya dan merasa terganggu karena belum menemukan
orang yang dia cari.

“Nagumo! Itu kamu! Itu kamu, kan? Dimana kamu! Nagumo! Jika kamu hidup,
keluarlah! Nagumo Hajime!”

Dari suaranya kerasnya, orang-orang mulai menancapkan telinga mereka satu sama lain.
Teman sekelas yang seharusnya mati mungkin hidup, dan dia dengan putus asa memanggil
untuk mengkonfirmasi apa yang ia dengar.
Yue dan yang lainnya melirik Hajime. Hajime menggaruk pipinya, tidak ingin bergabung
dengan Endo yang memanggil namanya.

“Ah~ Endo? Tolong berhenti memanggil namaku dengan sangat keras, aku bisa
mendengarmu dengan benar.”
“!? Nagumo! Dimana kamu!”

Endo bereaksi terhadap suara Hajime dan berbalik kepadanya. Hajime tanpa disengaja
ditarik mundur, melihat wajahnya yang putus asa. Sejenak, keduanya saling memandang, tapi
Endo mulai melihat sekeliling.

“Sial! Aku mendengar suaranya, tapi apakah itu hantu? Apakah akan keluar jika aku
menyembunyikan diri!? Dimana dia!?”

“Tidak, Aku di sini di depanmu. Sebaliknya, idiot, diamlah. Kamu seharusnya menjadi
seorang dengan keberadaan tertipis di dunia.”

“!? Suara itu lagi!? Sebaliknya, ini lebih buruk dari yang kau pikirkan, pria di toko itu
tidak bereaksi terhadapku bahkan jika aku di sana! Dan pintu otomatis hanya terbuka
satu dari tiga kali!”

“Bukankah dua dari tiga di sekolah menengah...? Seperti yang diharapkan darimu.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 136


Mereka bertukar beberapa kata; Endo menyadari seseorang di sekitar dengan rambut
putih dan penutup mata dan menatap dengan seksama wajahnya. Hajime membuang muka
dengan tatapan yang tidak menyenangkan, karena dia tidak memiliki hobi yang akan
membuatnya senang dilihat oleh seorang pria. Endo memanggilnya lagi.

“Kamu... kamu adalah Nagumo... kan?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 137


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 138
“Haa... yeah, begitulah. Aku terlihat seperti ini, tapi memang benar, aku Nagumo
Hajime.”

Endo mengamati Hajime dari atas ke bawah, meragukan sejak Hajime tidak cocok
dengan apa yang ada dalam ingatannya; namun, akhirnya ia mulai percaya sejak Hajime tahu
tentang ketipisan keberadaannya.

“Kamu hidup?”

“Tentu, karena aku ada di sini di depanmu.”

“Kamu telah banyak berubah... penampilanmu, suasana, nada...”

“Aku merangkak keluar dari Abyss sendirian, bukan? Tentu saja aku akan berubah.”

“B, benarkah? Tidak, tapi, yah... jadi kamu benar-benar hidup...”

Meski Endo menatap Hajime dengan sikap bingung, dia mengerti bahwa teman sekelas
yang seharusnya mati itu benar-benar hidup; Matanya melunak lega. Tidak peduli berapa pun
dia membuli Hajime karena dia cemburu Kaori memperhatikannya, dia tidak pernah ingin ia
mati. Kematian Hajime memiliki dampak yang besar, jadi Endo sangat senang karena ia masih
hidup.

“Sebenarnya... kamu seorang petualang? Dan「Gold」...”

“Mm~ Sesuatu seperti itu.”

Ekspresi Endo berubah dari jawaban Hajime. Itu pergi dari sebuah ekspresi lega bahwa
teman sekelasnya hidup menjadi ekspresi bermasalah. Hajime melihat Endo sudah compang-
camping dan memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu memikirkan apa yang mungkin
terjadi.

“... Dengan kata lain, kamu kembali dari Abyss sendirian dan menjadi cukup kuat untuk
mendapatkan peringkat terbesar petualang? Sulit dipercaya...”

“Yah, begitulah adanya.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 139


Ketika Hajime mengkonfirmasi pikiran Endo, Endo mencengkeram bahu Hajime dengan kuat
dan memohonnya dengan suara putus asa.

“Kalau begitu tolong! Ikutlah aku ke Labirin! Kalau kita tidak cepat, semua orang akan
mati! Aku butuh banyak bantuan! Kentaro dan Juugo bisa mati! Tolong, Nagumo!”

“T, tunggu sebentar. Ada apa ini tiba-tiba!? Bagaimana bisa aku mengerti situasi
seperti itu? Kamu butuh bantuan? Meld harusnya melakukan itu, mereka bisa
mengurus satu atau dua behemoth...”

Hajime terkejut melihat penampilan abnormal Endo dan bertanya untuk informasi lebih lanjut.
Endo, setelah mendengar nama Meld, menjadi gelap dan jatuh berlutut. Dia bergumam dengan
nada rendah.

“... ti.”

“Hah? Aku tidak bisa mendengarmu Apa itu tadi?”

“... Aku bilang mereka sudah mati! Meld, Alan-san, semua orang! Semua orang yang pergi
kebawah meninggal! Untuk membiarkan aku melarikan diri! Mereka mati! Karena aku!”

“... Aku mengerti.”

Hajime mengembalikan kata-kata itu kepada Endo yang mengulangi “Mereka mati”
seperti seorang anak kecil yang kehilangan kesabaran.

Karena Hajime bukan kelas petarung, dia hanya memiliki sedikit kontak dengan Meld;
Tetap saja, pria yang diingatnya itu memiliki karakter yang bagus. Pada hari Hajime jatuh ke
Abyss, dia ingat bahwa orang tersebut percaya padanya yang dipanggil “Tidak mampu.”

Dia bilang 「 Aku mengerti, 」 seperti biasa. Meski begitu, Hajime merasa sedikit
menyesal. Dia berkata sebuah doa kecil di dalam hatinya.

“Begitu? Apa yang terjadi?”

“Itu...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 140


Endo berpegangan pada lutut Hajime dengan kepala tertunduk dan menjelaskan semuanya,
suaranya serak.

“Mari kita lanjutkan percakapan ini di dalam, tamu yang terhormat.”

Suara itu berasal dari seorang pria berusia 60-an dengan bekas luka besar di atas mata
kirinya. Ambisi mengalir dari sekujur tubuhnya. Hajime mengira dia mungkin kepala cabang
sejak resepsionis itu berada di sisinya. Merasakan suasana setelah dia muncul di sini, Endo
pikir itu mungkin yang terbaik untuk diam mengikuti mereka.

Kemungkinan besar, sejak Endo telah mengungkapkan bahwa ada sesuatu yang terjadi
para Pahlawan dan ksatria, dia telah menciptakan suasana aneh di dalam bangunan. Kepala
Cabang Guild menangkap lengan Endo dan memaksanya untuk berdiri. Endo sudah letih, saat ini
sangat tidak stabil. Hajime memahami ceritanya tidak akan bagus dan hanya mengikuti mereka.

“... Devil...”

Hajime bergumam pelan di ruang tamu.

Manajer Guild Cabang, Roa Baubis, dan Kousuke Endo duduk di sebuah sofa menghadap
Hajime. Yue dan Shea duduk di setiap sisinya sementara Tio duduk di sebelah Shea. Myuu
berada di lutut Hajime.

Itulah kata-kata Hajime yang pertama kali diucapkan. Serangan mendadak cocok
dengan Devil; Endo dan Roa memiliki ekspresi serius mengetahui bahwa para Pahlawan berada
dalam keadaan sulit. Ruangan itu penuh dengan atmosfir yang menyesakkan.

... Tapi gadis kecil di lutut Hajime sedang makan sepotong kue seperti tupai, pipinya
membengkak, jadi ini sulit mengambil sesuatu yang serius. Myuu, mengira ceritanya panjang,
merasakan suasana buruk dan melihat dengan tidak enak pada Hajime, menawarinya kue.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 141


“Daripada itu! Ada apa dengan itu! Gadis itu! Kenapa dia hanya makan kue!? Tidakkah
kamu mengerti situasinya? Semua orang bisa mati!”

“Hiu!? Papa!”

Endo, yang tidak bisa menahan keberadaan Myuu karena menghancurkan suasana,
menjadi marah. Myuu memeluk Hajime dengan kaget. Tentu saja, haus darah yang tidak alami
memenuhi ruangan. Papa tidak akan mengizinkan musuh apapun.

“Kau... kenapa kamu menunjuk dan berteriak pada Myuu, hah? Ingin aku membunuhmu?”

“Hii!?”

Endo terjatuh dan berteriak sama dengan Myuu.

Dari samping Hajime, gadis-gadis itu berkata「... Sepenuhnya seorang Papa,」dan「 Dia
mengatakan “anak” beberapa waktu yang lalu~,」atau「Master tidak ingin berpisah dari anak
jika dia terus seperti itu~,」dan meskipun dia mendengarnya, Hajime mengabaikan mereka.
Yang paling penting baginya adalah untuk menenangkan Myuu yang ketakutan.

Endo gemetar saat Roa menatap Hajime dengan takjub sambil menenangkan Myuu.
Percakapan tidak akan maju pada tingkat ini.

“Sekarang, Hajime. Aku kira-kira mengerti apa yang terjadi melalui surat Iruwa.
Sepertinya kamu terus mengamuk, bukan?”

“Yah, itu baru saja terjadi”

Hajime mengangkat bahu seakan segalanya hal yang wajar; Roa tersenyum penuh minat.

“Dalam suratnya, dikatakan bahwa kamu dipromosikan menjadi 「 Gold 」 rank dan
bahwa kami harus memberimu bantuan sebanyak mungkin. Itu juga meringkas apa
yang terjadi... Kamu menghancurkan organisasi dunia bawah hanya dalam setengah
hari dan membunuh lima puluh sampai enam puluh ribu demon dengan hanya beberapa
darimu. Ini sulit dipercaya, tapi Iruwa bukan tipe orang yang berbohong... Jujur saja,
aku tidak akan terkejut jika kamu disebut Raja Iblis.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 142


Endo membuka matanya lebar mendengar kata-kata Roa. Secara pribadi, dia berpikir
Hajime akan menjadi lebih kuat sejak dia melarikan diri dari【Orcus Great Labyrinth,】tapi
dia masih mengharapkan Hajime untuk menjadi lebih lemah dari dirinya sendiri.

Bagaimanapun, kelas Hajime adalah kelas non-petarung,「Transmuter,」 dan dia selalu


disebut “Tidak mampu.” Bahkan jika dia「Gold」rank, sejak itu adalah himpunan standar untuk
petualang dari dunia ini, dia tidak berpikir itu akan sebanding dengan mereka yang disummon.
Paling-paling, menurutnya Hajime bisa mengembalikan teleporter dan bertindak sebagai
pendukung pertarungan.

Awalnya, Endo pergi ke Guild Petualang untuk menemukan petualang peringkat tinggi
yang bisa membantu menyelamatkan Kouki dan yang lainnya. Tentu saja, dia tidak percaya
mereka bisa mencapai kedalaman, tapi dia pikir setidaknya mereka bisa melindungi teleporter.

Meskipun ada ksatria, dia harus melapor ke Kerajaan terlebih dahulu, dan mereka akan
bisa menangani Lantai 30 paling banyak. Untuk melindungi teleporter di Lantai 70, ia
membutuhkan para petualang setidaknya「Silver」rank.

Dengan pemikiran itu, dia pergi ke lantai dua guild petualang, tapi para Pahlawan adalah
harapan umat manusia, dan Ksatria terkuat Kerajaan adalah mereka yang awalnya melindungi
lantai 70. Mendengar permintaannya dan mengetahui bahwa penjaga itu dimusnahkan, semua
orang menjadi tidak nyaman. Roa, yang melihat kerusuhan itu, menarik mundur Endo
dilehernya dan bertanya padanya; Pada saat itu, resepsionis yang memegang Plat Status
Hajime berlari masuk.

Dia menyadari bahwa dia telah meremehkan kemampuan Hajime. Melihat dia mungkin
lebih kuat, Endo terkejut membandingkan Hajime dengan masa lalunya. Endo membeku karena
dia terlalu kaget saat Roa dan Hajime melanjutkan pembicaraan mereka.

“Tolong jangan katakan hal-hal bodoh... Raja Iblis, bukankah itu begitu lemah?”

“Fuu, kamu memperlakukan Raja Iblis seperti seorang kacung? Itu pembicaraan yang
besar... Tapi kalau memang benar, aku punya permintaan untukmu sebagai kepala Guild
Cabang Horuad.”

“... Untuk menyelamatkan para Pahlawan?”

Endo, mendengar ini, kembali ke pemikirannya dan memanggil Hajime.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 143


“It, itu benar! Nagumo! Ayo pergi bersama! Jika kamu sekuat itu, kamu bisa
membantu semua orang!”

“...”

Meski mata Endo bersinar penuh harapan, Hajime tidak memiliki reaksi yang baik. Dia
sedang memikirkan sesuatu di kejauhan. Endo, tentu saja, bingung, karena dia berpikir Hajime
akan segera menjawabnya.

“Apa yang salah! Saat ini, mereka mungkin sekarat! Kita tidak bisa ragu! Mereka
teman-temanmu, bukankah begitu!”

“... Teman?”

Mata Hajime menyebabkan Endo, yang telah memanas, untuk menjadi tenang. Endo
mundur tanpa sengaja. Dia ingat rasa haus darah beberapa waktu yang lalu; Meski begitu, ia
tak bisa menahan diri dari berbicara lebih lanjut.

“Y, ya Teman-temanmu Dalam hal ini, ayo bantu...”

“Jangan hanya memasukkanku ke dalam kelompok teman riangmu sendiri. Aku akan
mengatakan ini sekarang, tapi bagiku, kamu hanyalah satu manusia dari ‘kota yang sama.’
Aku akan memperlakukanmu tidak berbeda dari yang lain.”

“Ap!? Tidak... apa yang kamu katakan...”

Kata-kata dingin Hajime benar-benar mendorong Endo kembali. Apa yang Hajime
pikirkan, singkatnya, adalah kerugian baginya jika dia membantu Kouki dan yang lainnya.
Seperti kata Hajime, dia hanya mengenalinya sebagai kenalan. Dia tidak memiliki keinginan
untuk membalas dendam, tapi dia tidak terlalu ingin untuk membantu mereka juga.

Jawabannya biasanya TIDAK. Tapi dia menghubungkan jawaban itu perkataan Aiko
“cara hidup yang kesepian.” Jika demikian, pengalamannya di【the Town of Ul】semua akan
menjadi sia-sia.

Di samping itu, Hajime mengingat percakapan di bawah sinar bulan. Ketika mereka
datang ke dunia ini, dia berkata “Aku akan melindungimu, Nagumo-kun,” kepada dia yang “tidak

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 144


mampu”. Hajime bertindak dengan gegabah, dan, menurut ketidaknyamanan yang dirasakannya,
dia melakukan hal yang tidak beralasan dan menghilang ke dalam Abyss. Meskipun ia berjanji
untuk “dilindungi” untuk meringankan kecemasannya, dia tidak bisa memenuhi janji itu pada
akhirnya.

Hajime ingat tangannya yang terulur dengan ekspresi sedih berkali-kali begitu ia sampai
di kota ini.

“Shirasaki... apakah dia masih aman?”

“Eh?”

Endo sedang bingung. Endo mengira Hajime tidak mau bekerja sama, jadi dia mulai berbicara
tentang Kaori dengan terburu-buru.

“Y, ya Kaori-san aman Sebaliknya, mereka tidak aman. Terima kasih kepadanya yang
membuat Yaegashi-san tidak mati setelah serangan pertama itu... Kaori-san benar-
benar menakjubkan. Recovery Magic-nya hebat... pada hari ketika kamu jatuh, dia
berfokus sepenuhnya pada pelatihan... Mungkin atmosfernya sedikit berubah juga?
Dia menjadi lebih seperti orang dewasa? Bagaimanapun, sesuatu berubah...”

“... Aku mengerti.”

Hajime mengembalikan kata-kata itu kepada Endo yang dengan putus asa berbicara....
Hajime mendesah keras dan menggaruk kepalanya dengan keras saat melihat rekannya yang
berharga yang sedang menatapnya dari samping.

“... Lakukan saja apa yang kamu mau. Aku akan mengikutimu kemana saja”

“... Yue.”

Hajime membalas tatapan penuh kasih sayang sementara Yue menggenggam tangannya dengan
lembut.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 145


“A, aku juga! Aku akan pergi kemana saja bersamamu! Hajime-san!”

“Benar. Tentu saja, aku juga akan pergi, Master.”

“Fue, um, umm, Myuu juga!”

Karena Hajime dan Yue memasuki dunia mereka sendiri lagi, Shea dan Tio menjawab
dengan panik. Myuu, yang tidak memahami situasinya, menempel padanya.

「Eh? Ada apa dengan harem ini...」Endo bergumam pada dirinya sendiri keheranan.

“Terima kasih. Aku tidak ingin bergabung dengan para Pahlawan yang dipilih Dewa, dan
aku tidak ingin melibatkanmu, juga... tapi di sana ada seseorang yang aku harus penuhi
janjinya. Aku akan pergi. Baiklah kupikir kita harusnya bisa menangani ini sendiri.”

Kata-kata Hajime mengungkapkan niat sebenarnya. Para Pahlawan adalah sekelompok


orang yang tidak ingin dia dekati dengan begitu mudah. Tapi, mungkin Kaori, yang khawatir
dengan Hajime, sedang melakukan hal yang tak masuk akal. Kaori, yang percaya bahwa dia
masih hidup, akan hancur, mengetahui bahwa dia tidak bisa melindunginya; dia ingin memenuhi
janjinya dengannya.

Dia tidak terlalu khawatir dengan risikonya. Dia telah melawan serigala yang disebut
Endo dalam ceritanya, dan kekuatan para chimera kemungkinan hampir sama dengan makhluk
di sekitar Lantai 10 di Abyss.

“U, um, kalian semua akan pergi bersama?”

“Ya. Roa, untuk saat ini, aku akan menerima permintaanmu, tapi...”

“kamu tidak akan membantu tanpa syarat?”

“Itu benar. Juga, sesuatu yang lain. Tolong pinjamkan kamar untukku agar Myuu bisa
menunggu disini.”

“Ah, aku bisa melakukan sebanyak itu.”

Endo mendesah lega karena tahu dia akan pergi dengan Hajime. Sejak mereka pergi ke
tingkat yang dalam, mereka tidak bisa membawa anak kecil dengan mereka, maka dia

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 146


mempercayakan Myuu kepada guild. Myuu tampak melawan dengan intens tapi menyerah
setelah semua orang mencoba untuk menenangkannya. Kebetulan, Tio ditinggalkan untuk
menjadi baby-sitter dan penjaga. Akhirnya, mereka berangkat dengan Endo membimbing
mereka.

“Hei, ayo cepat, Endo.”

“Uwa, jangan menendangku! Sebaliknya, kamu berubah terlalu banyak!”

“Diamlah. Aku ingin ini dilakukan dalam sehari... tidak, setengah hari. Ini apa boleh
buat, karena Myuu sedang menunggu, jadi ayo cepat dan kembali. Dia bersama dengan
orang sesat.”

“... Kamu benar-benar seperti seorang ayah... kamu memiliki harem yang dipenuhi
gadis-gadis cantik... apa yang terjadi, Nagumo...”

Sambil berlari menuju Labirin, Endo bergumam, tidak cukup diyakinkan oleh kata-kata
dan atmosfer Hajime. Memiliki pembantu yang kuat, dia mendapatkan kembali beberapa
kehadiran dari pikirannya. Dia bergerak sedikit ke depan, diberi tahu bahwa dia punya waktu
untuk lari jika dia sempat berbicara. Endo bergerak, berdoa demi keselamatan teman-
temannya.

“Uu...”

“Suzu-chan!”

“Suzu!”

Kaori dan Eri menatap Suzu saat ia perlahan membuka matanya sambil mengerang,
memanggilnya dengan sukacita. Mata Suzu bergerak perlahan dan gelisah sebelum dia
berbicara.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 147


“In, ini adalah langit-langit yang tidak dikenal~”

“Suzu, aku tahu kamu seorang penghibur, tapi apa itu benar-benar dibutuhkan saat ini?”

Dia haus, jelas. Meskipun Shizuku membalasnya, mendengar suara serak dalam suaranya,
Shizuku memberi Suzu sebuah termos kulit penuh dengan air.

Gokyu Gokyu, Suzu mengisi tubuhnya dengan kelembapan yang lezat dan berteriak
「 Suzu kembali! Secara harfiah! 」 saat dia bekerja keras untuk duduk. Kaori dan Eri
mendukungnya.

Pembuat mood untuk kelas ini segera membubarkan kecemasan di sekitarnya, dan
teman-teman sekelas yang memiliki mood suram sekarang tersenyum. Meski begitu,
bertentangan dengan suaranya, raut mukanya masih buruk. Dia lelah dan menderita anemia.
Kemampuannya untuk tersenyum melalui semua itu adalah “kekuatannya”. Kaori dan Shizuku
menatapnya dengan hormat.

“Suzu-chan. Kamu masih harus berbaring. Kamu tidak bisa mengisi ulang darah kamu
yang hilang...”

“Yeah~ Suzu benar-benar tidak merasa mantap di kakinya~ Sialan dia~ Untuk berpikir
dia bisa melakukan itu pada Suzu yang cantik... Suzu ingin berkata「Aku melakukannya ♡」
sementara di tempat tidur!”

“Suzu! Diam! Berhenti menjadi sangat vulgar!”

Sambil tersipu, Eri menatap Suzu dengan cela. Beberapa anak laki-laki mulai tertawa, tapi
segera berhenti saat melotot.

“Suzu, itu bagus kamu terjaga. Kami khawatir.”

“Apa, jadi kamu baik-baik saja. Sebenarnya, bukankah wajahmu sedikit pucat?”

Kouki dan Ryuutarou mendekat, mendengar keributan di sekitar Suzu. Untuk beberapa
saat, dia akan lemah karena 「 Limit Break, 」 dan, meskipun dia mengalami depresi pada
kekalahan yang parah, sepertinya dia berhasil pulih karena lamanya waktu berlalu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 148


“Pagi, Kouki-kun, Ryuutarou-kun! Sepertinya kita berhasil untuk pergi? Um, jadi
semua orang baik-baik saja... eh, kita kehilangan seseorang...”

“Ya, itu Endo. Dia terus maju. Bahkan jika dia sendirian, aku pikir dia bisa keluar dari
sini dan...”

Sambil menyapa Kouki dan Ryuutarou dengan tersenyum, Suzu telah melihat sekitar dan
menyadari ada yang hilang. Karena dia telah tak sadarkan diri, Kouki menjawab pertanyaannya
dan memberi penjelasan. Sebagai tambahan, Kondo dan Saitou sudah memiliki pembatuan
mereka terselesaikan dan terbangun., mereka juga diberi pengarahan tentang situasinya.

“Begitu, jadi banyak waktu telah berlalu... ah, benar. Kaorin, terima kasih! Aku dengar
kamu menyelamatkanku!”

“Suzu-chan, itu tugasku. Ini wajar, kamu melebih-lebihkan sesuatu.”

“Kuu, seorang Kaorin yang sopan rasanya luar biasa! Maukah kamu menikah denganku?”

“Suzu... Ini menakutkan saat kamu mengatakannya dengan wajah pucat.”

Eri menegur Suzu. Mereka jatuh kembali ke pola biasa mereka. Dengan semua orang
masih hidup, mereka mendapatkan kembali beberapa ruang dipikiran, meski cemas.

Namun, seseorang melemparkan air dingin ke suasana yang hangat.

“... Ada apa dengan semua kebahagiaan ini? Bukankah kita hampir mati? Ini tidak
mengubah situasi kita. Jika kamu punya waktu untuk bercanda, maka pikirkan jalan
keluar dari ini!”

Kondo Reiichi berteriak pada Suzu. Meskipun dia tidak memanggil, Yoshiki Saito
mengkritiknya dengan tatapannya.

“Hei, Kondo. Tenanglah, bukan? Suzu hanya berusaha meredakan ketegangan...”

“Diam! Jangan berpikir seorang pecundang bisa mengatakan apapun padaku! Karena kau
kalah, aku hampir mati! Kamu sial! Pahlawan macam apa kamu!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 149


Meski Kouki mencoba menegur Kondo, ia hanya bertugas melempar minyak di atas api.

“Kau... berkat siapakah kita bisa melarikan diri? Kamu hanya lolos karena Kouki!”

Ryuutarou menanggapi dengan marah. Meski begitu, Kondo menjawab.

“Jika kau menang di tempat pertama, kita tidak harus berlari! Sebenarnya, ini jelas
situasi yang buruk, namun kamu pergi dan bertarung tanpa memikirkannya! Ini
salahmu! bertanggung jawablah!”

Kondo berdiri dan keduanya saling melotot. Nakano, yang bersimpati dengan Kondo dan Saito,
juga berdiri dan menghadapi Ryuutarou.

“Ryuutarou, aku baik-baik saja... Kondo, aku akan bertanggung jawab. Aku tidak akan
kalah kali ini. Aku mengerti wanita itu lebih baik, dan aku tidak mau menderita
serangan mendadak. Aku pasti bisa menang kali ini!”

Meskipun Kouki menggenggam tinjunya untuk menekankan ini, Saitou menatapnya dengan gelap.

“... Tapi kau tidak bisa menang, bahkan dengan「Limit Break.」”

“It, itu... aku akan baik-baik saja kali ini!”

“Mengapa kau mengatakan itu?”

“Aku akan menembakkan「Heaven's Might」kepada musuh sejak awal. Jika semuanya


bisa menutupiku...”

“Tapi itu punya mantra yang panjang, kan? Dan ketika mereka tahu serangan yang
menyebalkan seperti itu akan datang, apakah menurutmu mereka hanya akan duduk-
duduk saja? Para demon tidak begitu bodoh.”

Bahkan jika Kouki mengatakan mereka akan baik-baik saja, Kondo dan yang lainnya tidak
mempercayai kemampuannya dan terus mengeluh.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 150


Ini tidak bisa ditolong; setelah kalah, mereka tidak bisa mempertahankan pikiran
mereka mengetahui orang yang melindungi mereka melemah, terutama saat musuh mereka
jumlahnya besar.

Ryuutarou, yang memiliki temperamen cepat, mulai berdebat dengan Kondo dan yang
lainnya. Ayako, Yoshino, dan Nomura mencoba campur tangan. Pada akhirnya, Ryuutarou
mengangkat tinjunya saat Kondo membawa tombaknya ke depan. Kouki dengan cepat
memegang bahu Ryuutarou. Meski Ryuutarou berhenti saat itu, Kondo tidak melakukannya,
urat muncul di kepalanya. Dia sebagian hanya bersikap keras kepala.

“Semuanya, tenanglah! Kouki hanya bisa melakukan yang terbaik agar kita bisa
bertahan. Dia harus mengalahkan wanita itu dan para demonnya dalam kerangka
waktu「Limit Break」. Dia tidak akan mengabaikan kita. Paham?”

Shizuku berdiri di antara keduanya untuk menenangkan mereka, tapi efeknya lemah.
Suzu terlalu lemah untuk berdiri, dan Kondo sepertinya tidak mau mendengarkan sampai dia
mendengar permintaan maaf. Kaori bersiap menahan semua orang dengan sihir... lalu mereka
mendengarnya.

「Gurururururu...」

““““!?””””

Sebuah erangan, rendah dan dalam, yang mereka kenal. Para chimera dan serigala
muncul dalam pikiran mereka... Suasana hati yang berbahaya terhempas menjauh, dan semua
orang menegang. Napas mereka dangkal, dan mereka berkonsentrasi pada dinding yang
menyamarkan pintu masuk.

Zari! Zari! Fushu! Fushu!

Mereka mendengar suara goresan dan dengusan kasar. Seseorang menelan air liur
mereka. Tanda dan bau mereka seharusnya dihapus oleh Endo, dan bahkan demon yang kuat
seharusnya tidak bisa merasakan kehadiran mereka. Tubuh mereka menjadi kaku, pecah
berkeringat.

Butuh waktu sebelum mereka benar-benar siap. Suzu bisa hampir tidak bergabung
dalam pertempuran, dan Kaori dan Ayako, yang telah menggunakan sihir untuk menyembuhkan
yang lain, membutuhkan waktu untuk pulih. Adapun untuk pasukan depan, mereka hampir pulih,

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 151


tapi penjaga belakang masih hanya setengah untuk kembali ke penuh; mereka ingin istirahat
selama mungkin.

Kaori dan Ayako khususnya, yang membantu Suzu dan yang lain, berada dalam bahaya
jika para demon menemukan mereka. Kouki menatapi dinding, berharap mereka tidak
ditemukan. Untuk sementara, meski demon masih di luar, akhirnya mereka pergi. Keheningan
kembali lagi. Meski semua orang masih berdiri, semuanya mendesah lega, beberapa bahkan
roboh di tempat mereka berdiri. Mereka semua berkeringat karena ketegangannya.

“... Kita bisa ditemukan jika kita ribut. Tolong, tetap tenang dan beristirahatlah.”

“Y, ya...”

“O, oke...”

Shizuku menyeka keringat di alisnya dan berbicara pada semua orang. Kondo dan yang
lainnya terbata-bata dan berhenti bertarung. Seolah-olah mereka disiram dengan air dingin.
Untuk saat ini, semua orang rileks karena telah melewati krisis... pada saat itu,

「Ruguaaaaa!!!」

Dinding, yang memisahkan ruang aman dari luar, hancur.

“Uwa!?”
“Kyaaa!!”

Reruntuhan tembok lenyap seperti peluru batu menerobos ruangan, memukul Kondo dan
Yoshino yang berada di garisnya. Keduanya terjatuh dan menjerit. Saat berikutnya, sebuah
distorsi di udara muncul. Mereka semua berdiri siap.

“Bersiap untuk bertarung!”

“Sial! Mengapa mereka menemukan kita!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 152


Kouki menarik keluar Holy Sword dan bersiap menusuk chimera agar dia bisa memotong
musuh begitu ia muncul. Ryuutarou mengutuk dan menempatkan dirinya di depan lorong untuk
mencegah invasi lebih lanjut

Namun,

“Oooohhh!!”

“Guu !!”

Tubuh demon brutal dilemparkan ke dalam seperti sebuah meriam, menjatuhkan


Ryuutarou juga. Dalam seketika, banyak kucing hitam menyerang, menyerang dengan tentakel
mereka, menyerang kelompok Kondo yang sedang berdebat tadi tanpa belas kasihan. Meskipun
mereka mencoba untuk memblokir para demon dengan lengan mereka, mereka terlalu banyak.

“---「Heavenly Divide!」”

“---「Heavenly Divide!」”

Tiga puluh penghalang bersinar muncul di udara, mengalihkan orbit serangan tersebut.
Mereka telah diaktifkan dengan arias pendek. Suzu telah menciptakan dua puluh penghalang
dan Kaori sepuluh.

Namun, Suzu bersandar di dinding sementara Kaori kelelahan. Kekuatan mereka tampak
jelas bahkan dalam sihir mereka. Meskipun mereka mampu mengalihkan dampak pada suatu
sudut, perisai tidak bisa menahan serangan dari banyak tentakel. Akhirnya, perisai hancur
berantakan. Musuh menargetkan Nakano dan Saito.

Meski keduanya memutar tubuh mereka, karena mereka berada di penjaga belakang dan
memiliki sedikit kekuatan fisik, mereka hanya mampu untuk menghindari luka fatal. Nakano
tertusuk di bahunya sementara Saito jatuh ke tanah sambil menjerit, pahanya terluka.

“Shinji! Yoshiki! Sial! Daisuke, tolong!”

“... Y, ya.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 153


Kondo memanggil Hiyama yang sepertinya sudah kehilangan pikirannya bahkan sejak
mereka lolos ke ruang tersembunyi. Dia tidak menyalahkan Hiyama karena situasinya begitu
mendadak.

Kondo menyeret Nakano dan Saito yang terluka ke dekat Suzu. Meskipun terluka,
kekuatan sihirnya paling baik digunakan di dekatnya, jadi dia bertindak sebagai zona aman
pertama. Kaori di dekatnya untuk mengobatinya juga.

Meski Kondo cemas tentang Hiyama yang sepertinya merenungkan sesuatu untuk
beberapa lama sejak mereka melarikan diri ke ruang aman, dia tidak mengatakan apapun
karena situasinya dan menyeret Nakano dan Saito yang terluka ke Suzu. Bahkan jika dia tidak
dalam kondisi prima, bahkan jika dia memiliki sedikit sihir yang tersisa, daerah sekitar Suzu
adalah yang teraman saat itu. Juga akan lebih mudah bagi mereka untuk menerima perawatan
dari Kaori.

“Ku, Kouki! Pergi dan gunakan「Limit Break!」Kita akan menangani ruangan ini entah
bagaimana!”

“Tapi, Suzu masih belum bisa bergerak...”

“Pada tingkat ini kita semua akan mati! Tolong! Kita butuh seseorang untuk menerobos!”

“Kouki! Tinggalkan ini untuk kita! Kita pasti tidak akan mati!”

“... Aku mengerti! Aku akan menyerahkannya padamu! 「Limit Break!」”

Dia memikirkan kata-kata Shizuku dan Ryuutarou. Kouki memiliki sebuah ekspresi tegas
sebagai satu - satunya yang mungkin bisa mengubah situasi. Dia melakukan「Limit Break 」
untuk kedua kalinya hari ini.

Tidak mungkin untuk terus menggunakan 「 Limit Break 」 karena beban di tubuhnya.
Meskipun「Limit Break」biasanya berlangsung selama 8 menit, kemungkinan besar, dia tidak
akan bertahan selama itu kali ini. Sementara mengharapkan ini, Kouki berkonsentrasi hanya
pada mengalahkan devil perempuan dan meninggalkan ruang aman.

Ketika dia meninggalkan ruangan, dia melihat banyak demon dan wanita dengan gagak
putih di bahunya. Kouki menahan amarahnya dengan rasa tanggung jawab dan menatap
kepalanya terus.

“Hmm, ini membutuhkan beberapa waktu; sejujurnya, aku punya hal lain untuk diurus...”

“Diam! Aku pasti akan mengalahkanmu! Persiapkan dirimu!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 154


Kouki membuat deklarasinya dan menyebarkan sihir ke Holy Sword dengan mantra
singkat. Meskipun dia berada di kejauhan dimana tidak ada yang dia lakukan mungkin bisa
mencapai wanita itu, dia masih percaya dirinya sendiri dan menyingkat mantra untuk
「Heaven's Might.」

Namun, wanita itu tersenyum sedikit melihat cahaya Holy Sword bersinar lebih terang;
Dia memerintahkan para demon brutal di dekatnya untuk menyeret keluar sesuatu di
belakangnya.

Meski Kouki memiliki ekspresi curiga, dia terkejut oleh karakter sejati dari “sesuatu”
itu. Matanya terbuka lebar dan dia memanggil dengan suara gemetar.

“... M, Meld-san?”

Di hadapannya, dengan tungkai yang dihancurkan dan leher dipegang, adalah Meld dan
prianya dalam keadaan hampir mati, demon brutal menahannya. Tubuhnya menggantung
longgar, seolah dia sudah mati, tapi erangan sesekalinya menunjukkan kelangsungan hidupnya.

“K, kamu! Lepaskan Meld-san!”

Kouki terdorong untuk lebih marah; Saat dia mencoba menyerbu wanita itu, seakan
menunggu waktu ini, Kouki terbungkus dalam sebuah bayangan besar. Saat Kouki melihat ke
belakang, dia bisa melihat sebuah tinju luar biasa yang seperti dinding menunduk di atasnya.

Kouki berhasil bertahan dengan lengan kirinya pada insting, tapi tinjunya dengan mudah
menghancurkan pertahanannya. Kouki merasakan dampak yang kuat dan dilemparkan ke
samping seolah-olah dia ditabrak truk sampah. Dinding dimana ia dilemparkan ke dalam
memiliki retakan tampak di bawahnya.

“Gaha!”

Dia menahan napas dari benturan dan meluncur ke dinding. Kouki dengan putus asa
menopang tubuhnya dengan lengan kanannya, memuntahkan sejumlah besar darah sementara
itu. Kemungkinan besar, dia tidak segera mati karena skill turunan dari「Physical Tolerance,」
[+ Impact Suppression.]

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 155


Dia mengalami gegar otak dan tidak bisa fokus saat ia dengan putus asa mencoba
memahami situasinya. Akhirnya, saat dia datang, dia melihat demon besar setinggi 3 meter
dengan tinjunya mendorong dimana Kouki berada beberapa saat yang lalu.

Demon itu memiliki kepala kuda dengan taring. Ada empat lengan yang datang dari
badannya, otot-ototnya menegang dengan setiap gerakan. Tubuh bagian bawahnya adalah
gorila. Uap menyembur dari kepala kuda dengan setiap napas. Dari atmosfernya, ia jelas
berbeda dengan demon lainnya.

Ia menarik kepalan tangannya kembali dan bergegas maju saat melepaskan nafsu darah
yang padat menuju Kouki yang masih belum bisa berdiri tegak. Ia membawa tinjunya ke Kouki.
Kouki berguling-guling di tanah atas naluri sendiri dan dengan putus asa melarikan diri. Ketika
ia mengira berhasil melarikan diri, riak merah tua tersebar di tanah segera, diikuti oleh
kehancuran.

Ini adalah sihir uniknya, 「 Impact Conversion. 」 Itu adalah skill sederhana yang
mengubah sihir menjadi gelombang kejut. Meski begitu sederhana, itu adalah kemampuan yang
kuat. Dia berdiri dan dengan putus asa mendirikan Holy Sword. Pada saat itu, makhluk itu
sudah ada di depan matanya, tinjunya didorong kedepan.

Meskipun lengan kiri Kouki hancur, ia menggunakan Holy Sword sebagai perisai.
Dampaknya menghempas lengan kanannya kembali. Serangan lain mengikuti. Meski Kouki
berhasil menghindari luka fatal, dia terpengaruh oleh「Impact Conversion」yang digunakan
oleh masing – masing empat kepalan tangan. Damage-nya dari serangan pertama masih ada, dan
tubuhnya tidak lagi bergerak sesuai keinginannya. Dia tidak bisa menemukan kesempatan
untuk melawan balik sama sekali.

“Guu! Ada apa dengan kekuatannya! Bahkan meski aku menggunakan「Limit Break!」”

「Ruaaaaaa !!」

Kouki merasa frustrasi dan tidak sabar. Meski menggunakan「Limit Break,」dia dibuat
kewalahan. Pada tingkat ini, damage akan menumpuk, jadi dia perlu melakukan serangan
balasan. Namun...

“!?”

Sebelum dia bisa menjalankan keputusannya, 「Limit Break」habis waktunya. Dia segera
kehilangan kekuatannya. Itu adalah hukuman karena menggunakannya dua kali dalam waktu
singkat. Dia diserang oleh keberatan dan tidak dapat menemukan kekuatan untuk melakukan

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 156


apapun. Dia jatuh berlutut. Demon itu yakin untuk tidak melewatkan kesempatan ini. Kepalan
tangannya memukul perut Kouki dengan tepat.

“Gaha!”

Tubuhnya membungkuk saat ia memuntahkan darah dan dilempar ke dinding lagi. Dia
sekarang lemah sebagai efek samping dari「Limit Break,」jadi kesadaran Kouki dengan cepat
menderita. Dia terjatuh dan berkedut, tubuhnya dalam bahaya dari luka fatal. Itu merupakan
sebuah misteri mengapa ia tidak segera mati; Mungkin makhluk itu memudahkannya sehingga
ia bisa bertahan hidup.

Makhluk itu mencengkeram leher Kouki saat ia kehilangan kesadaran. Ia


menyerahkannya kepada devil perempuan yang mengangguk saat dia menunggu untuk para
demon lain yang diperintahkan untuk menyerang safe room.

Setelah beberapa saat, Shizuku dan kelasnya tampak penuh kecemasan. Ekspresi
mereka penuh keputusasaan saat mereka melihat binatang itu mencengkeram Kouki.

“Tidak... tidak mungkin... Kouki kalah...?”

“In, ini tidak mungkin...”

“Tidak... bagaimana...”

Teman-temannya yang keluar dari ruang tersembunyi melihat Kouki saat dia tergantung.
Mereka tidak bisa berbicara, bahkan Shizuku, Kaori, dan Suzu telah kehilangan semangat
mereka saat devil wanita berbicara dengan dingin kepada mereka.

“Hmph, dia tertangkap dengan sesuatu yang sederhana. Sungguh... hanya seorang
anak nakal yang bisa kamu temukan di jalanan.”

Shizuku, pucat, menanggapi dengan berani semampunya.

“... Apa yang kamu lakukan?”

“Hm? Ini, ini.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 157


Saat dia mengatakan ini, dia mengalihkan pandangannya ke Meld yang dicengkeram oleh
demon brutal. Pada saat itu, Shizuku dan yang lainnya mengerti. Melihat Meld dan para
ksatria dalam keadaan hampir mati, Kouki bereaksi seperti biasanya. Singkatnya, dia
kehilangan ketenangannya.

Mungkin wanita itu mengerti sifat lurus ke depannya di pertarungan sebelumnya. Dia
menggunakan kemampuan aneh chimera untuk menyembunyikan demon-demon kuat, mengincar
titik di mana Kouki kehilangan kesabarannya dan menyerang.

“... Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa yang harus kita harapkan? Kau
bahkan menanggapi pertanyaanku, jadi kau punya rencanamu sendiri dalam pikiran,
bukan?”

“Itu benar. Seperti yang aku pikirkan, kau bisa menilai situasinya. Tidak ada yang
spesial. Ini tidak akan berbeda dari sebelumnya. Aku akan memintamu untuk
bergabung dengan kami sekali lagi. Terakhir kali, Hero milikmu ini memutuskan
segalanya sendiri. Kamu juga tampaknya cukup bagus, jadi aku akan bertanya lagi.
Jadi? Bagaimana dengan itu?”

Beberapa bereaksi terhadap kata-katanya dan menatap Shizuku dengan ragu.

“... Apa yang ingin kamu lakukan dengan Kouki?”

“Fu fu, betapa cerdiknya... meski aku merasa agak buruk, tapi aku tidak bisa
memanfaatkan Hero ini. Tidak peduli apa, membujuknya itu tidak mungkin, bukan? Dia
tipe yang melakukan sesuatu sendiri. Dia seorang resiko keamanan, jadi aku tidak
punya alasan untuk membuatnya tetap hidup.”

“... Dan kita sama?”

“Tentu saja. Jika ada kemungkinan sumber kegelisahan, maka tidak ada alasan bagiku
untuk membuatmu tetap hidup.”

“Bahkan jika aku bergabung denganmu sekarang, bukankah itu hanya mengarah pada
kemungkinan pengkhianatan di masa depan?”

“Tentu saja, aku memikirkan hal itu. Itu sebabnya aku akan menaruh kerah padamu.
Ah, jangan khawatir, itu tidak akan menghilangkan kebebasanmu, hanya
kemampuanmu untuk memberontak saja.”

“Jadi seorang budak dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi. Meskipun kita memiliki
kemauan sendiri, kita sadar bahwa kita tidak bisa melukai tuan kita.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 158


“Benar, benar. Itu bagus kau memahami semuanya dengan cepat. Berbeda dengan
sang Hero disini, kamu bisa diajak bicara.”

Teman-teman sekelas dengan diam mendengarkan pembicaraan mereka satu sama lain
dalam ketakutan. Jika mereka tidak bergabung dengannya, mereka akan diserang oleh para
demon yang bahkan Kouki hadapi dengan kesulitan, menyebabkannya hampir mati; namun,
mereka tidak akan pernah mampu untuk melawan si Devil wanita jika mereka bergabung
dengannya dan akan bertarung melawan umat manusia.

Dengan kata lain, mereka tidak akan menjadi「Utusan Dewa.」Bisakah mereka benar-
benar melindungi ajaran Gereja Saint...? Bisakah mereka benar-benar pulang ke rumah...

Apa pun itu, mereka tidak melihat masa depan yang baik...

“Aku, aku pikir kita harus pergi bersamanya!”

Semua orang menatap Eri yang mengucapkan kata-kata itu. Semua orang terkejut. Wajah
Ryuutarou diwarnai kemarahan saat dia berteriak pada Eri.

“Eri, kamu! Apa kamu meninggalkan Kouki!”

“Hii!?”

“Ryuutarou, tenanglah! Eri, kenapa kamu berpikir begitu?”

Eri menyusut kembali pada kata-kata Ryuutarou, tapi Shizuku menasihati dia dan
menenangkannya. Dia menggenggam tangannya dan mengambil sebuah napas dalam.

“Aku, aku... aku tidak ingin semua orang mati... untuk Kouki-kun, aku... apa lagi yang
bisa kita lakukan... Uu...”

Eri berbicara dengan air mata di matanya. Melihat dia, pikiran semua orang gemetar. Lalu,
orang lain yang setuju dengan dia angkat bicara.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 159


“Aku setuju dengannya. Ini sudah diputuskan. Apakah kita mati di sini? Atau apakah
kita bertahan? Mengapa kita harus ragu?”

“Hiyama... jadi kamu tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan Kouki? Hah?”

“Baiklah, Sakagami, kamu ingin melakukan bunuh diri ganda, karena tidak ada dari kita
disini yang bisa bertarung lagi?”

“Bukan itu! Tidak semuanya!”

“Jika kamu tidak memiliki pilihan lain, maka diamlah. Kita tidak bisa bertahan sendirian.”

Ruangan itu tetap diam. Seperti kata Hiyama, tidak ada yang mau mati. Meski begitu,
mereka tidak bisa membuat pilihan begitu mudah dengan nyawa Kouki pada taruhannya.
Mereka tidak bisa memikirkan cara untuk menyelamatkan Kouki.

Sekali lagi, wanita itu membuat proposal dengan timing yang aneh.

“Sangat baik. Jadi kau khawatir tentang si Hero... Bagaimana aku bisa menggunakan
ini? Lalu daripada membunuhnya, bagaimana jika aku menempatkan kerah padanya
yang jauh lebih kuat daripada yang akan ditempatkan pada kalian, dan, sebagai
gantinya, kalian bergabung denganku?”

Shizuku mengklik lidahnya dengan diam mendengar proposal ini. Dia menebak wanita itu
akan mengusulkan ini sejak awal. Jika dia akan membunuh Kouki sejak awal, tidak akan perlu
untuk diskusi ini.

Singkatnya, dia memanfaatkannya untuk mencapai kesuksesan penuh. Mungkin, melihat


pertarungan terakhir, dia sadar Kouki adalah seorang petarung berbakat; namun ia tidak bisa
meyakinkan Kouki, tidak peduli apa. Namun, yang lainnya tidak menyadari hal ini. Dengan ini,
dia bisa menggunakan Kouki untuk menarik sisanya dari mereka ke dalam kelompoknya.

Salah satu syaratnya adalah untuk tidak langsung membunuh Kouki; kedua adalah untuk
menyudutkan kelas ke dalam hidup atau mati, dan yang ketiga adalah untuk melepaskan
masalah yang menahan kelas kembali.

Dia bilang dia ingin memanfaatkan Kouki sebaik mungkin. Kenyataannya, meski dia
bergabung, dia pasti akan mengkhianati mereka. Tidak ada jaminan dia bisa memanfaatkannya
juga. Namun, bahkan jika dia menyesali keputusannya pada saat itu, dia tidak bisa bertindak
melawan para Devil.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 160


Shizuku memahami risikonya dan menyadari bahwa mereka tidak lagi memiliki pilihan
selain bergabung dengan Devil jika mereka ingin bertahan. Jadi selama mereka hidup, mereka
bisa menemukan cara untuk menyelamatkan Kouki.

Sedangkan untuk wanita itu, mendapatkan Shizuku dan yang lainnya adalah sebuah
keuntungan besar. Tak perlu dikatakan, itu akan berdampak besar pada umat manusia. Mereka
adalah 「 Utusan Dewa, 」 harapan umat manusia, dan mereka akan bersama Devil. Ini akan
membawa keputusasaan yang mendalam. Ini adalah keuntungan besar.

Kedua, hal itu akan mencapai tujuan sebenarnya wanita tersebut datang ke【Orcus
Great Labyrinth】untuk melengkapi potensi perang mereka. Meski kelompok itu dengan mudah
menyerah pada para demon yang ia miliki di sini, mereka dengan mudah akan menggantikan
para demon mereka yang sudah terbunuh.

Pada tingkat ini, mereka harus pergi. Menyadari hal ini, wanita itu tersenyum. Namun,
suara yang pedih menghapus suasana sekaligus.

“Semuanya... berhenti... jangan pergi bersamanya...”

“Kouki!”

“Kouki-kun!”

“Amanogawa!”

Semuanya memanggil Kouki saat ia digantung di hadapan mata mereka.

“... Aku ditipu... Alan-san dan semua orang... mereka akan mati... jangan... mereka akan
bertarung melawan kita... kita akan diperbudak... melarikan diri... aku baik-baik saja...
jadi... tinggalkan aku... dan lari...”

“... Bagaimana kamu mengharapkan kita bertahan dalam situasi ini? Kami sudah sudah
kalah. Jika kita ingin bertahan, kita hanya bisa mengikutinya!”

Hiyama berteriak dengan marah. Dia marah karena Kouki tidak mampu untuk
menyelesaikan semuanya. Hiyama ingin bertahan hidup, tidak peduli apa, bahkan jika semua
orang mati; satu-satunya orang lain yang dia ingin hidup adalah Kaori. Untuk mencoba
melarikan diri adalah semua atau tidak sama sekali taktik, dan sepertinya tidak akan berhasil.

Di sisi lain, jika dia bisa dengan sungguh-sungguh menunjukkan betapa bergunanya dia
bagi para Devil, dia mungkin bisa mendapatkan posisi yang bagus. Dalam hal ini, dia bahkan

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 161


mungkin bisa mendapatkan Kaori. Tentu saja, kehendak bebas mereka akan dibatasi oleh
kerah. Hiyama tidak peduli apakah dia bebas atau tidak. Ia cukup bahagia jika dia adalah
miliknya.

Semua orang terkejut dengan amarah Hiyama.

Pada saat itu, sebuah rintihan kecil namun kuat meluas ke seluruh ruangan. Itu adalah
suara yang seharusnya tidak terjadi dalam medan perang ini, sebuah suara yang telah
mendukung mereka berkali-kali. Tak peduli situasinya, suara yang bisa diandalkannya menuntun
mereka, dan ini sekarang membuat mereka ragu. Semua orang mengira role model mereka yang
dapat diandalkan telah kembali, dia seperti seorang ayah bagi mereka. Ini adalah suara
Komandan Meld.

“Guu... kalian semua... hanya pikirkan bertahan hidup... maju dengan apa yang kamu
percayai... aku minta maaf... kami melibatkan kalian dalam perang kita... Aku telah
menyesali hal itu... setiap saat yang aku habiskan dengan kalian... Jadi, hiduplah dan
kembalilah ke rumah... Jangan khawatir tentang kita... dari awal.. ini adalah perang kita!”

Semua orang membuka mata mereka lebar mendengar kata-kata Komandan Meld. Meld
berhasil melepaskan demon brutal, cahaya memancar dari seluruh tubuhnya. Dia dengan cepat
bergulat dengan wanita itu.

“Devil... Kita akan mati bersama!”

“... Itu... hmm, menghancurkan diri sendiri? Cukup berani. Aku tidak benci itu.”

“Kamu tidak akan lolos!”

Cahaya menyelimuti Komandan Meld. Sihir berlari ke seluruh tubuhnya seperti「Limit


Break.」Sebaliknya, itu bukan dari tubuhnya tapi sebuah permata di lehernya.

Wanita itu, melihat ini, menyimpulkan apa yang dia lakukan dengan segera dan memuji
Komandan Meld.

Permata adalah alat terkutuk yang digunakan untuk ledakan bunuh diri,「Final Loyalty.」
Seperti kata wanita itu, itu adalah alat penghancur diri. Sebagai seseorang di antara orang-
orang yang tinggi dari Gereja Saint, dia mengetahui informasi penting. Ada Dark Magic yang
bisa digunakan untuk membaca ingatan, jadi alat seperti itu sangat dibutuhkan saat seseorang

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 162


naik pangkat. Dalam kasus darurat, untuk mencegah agar pikirannya tidak terbaca, dia akan
menghancurkan dirinya sendiri, melibatkan musuhnya.

Ini adalah serangan terakhir Komandan Meld, mempertaruhkan nyawanya. Kouki


meneriakkan namanya. Namun, tampaknya wanita itu tidak kehilangan salah satu ruangnya
untuk bersantai. Cahaya semakin terang saat「Final Loyalty」akan segera diaktifkan.

“Makanlah itu, Absod.”

Saat wanita itu berbicara, cahaya mulai melemah dan 「 Final Loyalty 」 mulai kehilangan
kekuatannya.

“Ap!? Apa ini!”

Cahaya tampak mengalir ke arah tertentu. Komandan Meld menatap sambil bergulat
dengan wanita itu. Di sana ada demon berkepala enam berbentuk seperti kura-kura. Cahaya itu
terhirup kedalam mulutnya.

Kura-kura dengan enam kepala itu disebut Absod. Ia memiliki sihir unik, 「 Magic
Storage,」dan ini bisa mengambil alih sihir dan menyimpannya di dalam tubuhnya. Tapi, ini
tidak mungkin untuk menyimpan beberapa jenis sihir. Selain itu, ia bisa mengkompres sihir
yang disimpan dan menembakkannya dari mulutnya. Ia bisa menelan bahkan Advance Rank
Magic; Itu adalah musuh alami bagi mereka yang potensi pertempuran utamanya terletak pada
sihir.

Cahaya「Final Loyalty」dengan cepat menghilang. Akhirnya, permata itu habis; Meld


terbengong saat sarana terakhir usahanya terhalang dengan cara yang tak terduga. Tiba-tiba,
dia merasakan sebuah dampak. Kejutannya tidak terlalu kuat, tapi itu membuat Komandan
Meld menunduk menatap perutnya.

Di sana, sebuah pedang merah menusuknya. Tepatnya, pedang itu telah memotong dia
dari belakang dan menembus perutnya. Darahnya menetes di bawah pedang ke lantai.

“... Meld-san!”

Kouki mengabaikan pendarahannya sendiri dan berteriak pada Meld. Meld bereaksi dan
melihat kembali pada Kouki. Mulutnya berbisik「Maaf」saat ia tampak dipermalukan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 163


Wanita itu menyapu pedang itu ke samping, melemparkan Meld ke samping. Dia terbang
seperti boneka dengan senar yang dipotong dan jatuh ke tanah. Semua orang bisa melihat
dirinya terluka parah. Itu adalah sebuah keajaiban dia bisa bergerak bahkan sebelum
serangan ini. Semua orang akhirnya mengerti ia bertemu akhirnya.

Bahkan jika dia tahu dia tidak tepat waktu, Kaori masih mencoba menggunakan
Recovery Magic dari jarak jauh pada Meld. Meskipun dia mengurangi pendarahannya sampai
tingkat tertentu, dia hampir tidak memiliki energi yang tersisa dan tidak mampu menutup
luka-lukanya.

“Uu, tolong! Heal!”

Dengan sihirnya mengering, Kaori diserang oleh sensasi tidak berharga dan jatuh berlutut.

“Jujur saja, aku tidak berpikir dia akan berdiri lagi dengan lukanya. Seperti yang
diharapkan dari Komandan Ksatria Kerajaan. Dia patut dipuji. Namun, sudah berakhir
sekarang... jadi, apa yang akan kamu lakukan?”

Devil wanita itu melotot pada Kouki sambil dengan ringan mengocok pedang batu yang
diwarnai merah dalam darah Meld. Sekali lagi, mereka telah melihat seseorang yang dekat
dengan mereka meninggal. Tidak termasuk beberapa orang, semua orang gemetar. Mereka
tahu apa yang akan terjadi jika mereka tidak mengikuti wanita itu. Hiyama berdiri dan mulai
bergumam untuk mewakili semua orang. Pada saat itu,

“... denganku.”

Kouki dengan lemah menggumamkan sesuatu saat dipegang oleh demon berkepala kuda
itu. Meski diselimuti luka, Hiyama bisa merasakan tekanan yang berasal dari tubuh Kouki,
menyebabkan dia menelan kata-katanya.

“Ha? Apa itu tadi?”

Wanita itu juga, menyadari Kouki bergumam pada dirinya sendiri dan bertanya sambil
mendengus padanya. Dia menatap Kouki, tatapannya menusuk langsung melewatinya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 164


Wanita itu menarik napas dalam-dalam pada naluri. Matanya berwarna putih-silver dan
bersinar. Tekanan yang merembes darinya memaksanya untuk melangkah mundur, instingnya
membuatnya sangat waspada. Dia memberi perintah ke demon berkepala kuda.

“Ahtod! Bunuh dia!”


「Ruooo!!」

Demon berkepala kuda itu, yang sepertinya bernama Ahtod, dengan setia mengeksekusi
perintah wanita itu dan membawa dua tinjunya bersamaan dari kedua sisi sambil menggunakan
「Impact Conversion」untuk menghancurkan kouki.

Namun, pada saat itu,

Ka!! Cahaya yang menakutkan meluap dari Kouki seperti arus deras. Tangan Ahtod yang
mencengkeram Kouki hancur.

「Ruooo!!」

Ia menjerit dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Ahtod menjatuhkan Kouki
dengan refleks. Kouki menendang ke belakang, bergerak seolah-olah dia tidak terluka di
tempat pertama.

Tendangan itu mengenai Ahtod raksasa secara langsung, dampaknya terdengar seperti
tembakan meriam, dan makhluk itu terhempas mundur ke dinding. Terjebak di dinding, ia
mencoba memaksa dirinya keluar.

Tubuh Kouki tampak berayun saat ia muncul di samping Holy Sword dan mengambilnya.
Dia menatap wanita itu lagi, melihatnya dengan mata mati. Pada saat itu, arus deras cahaya
yang seperti tornado muncul sekali lagi.

--- Skill turunan「Limit Break」, [+ Supreme Dominance].

Tidak seperti「Limit Break」yang akan melipatgandakan tiga kali statistiknya dalam


natasan waktu waktu, 「 Supreme Breakthrough」 melipatgandakan empat kali statistiknya.
Namun, batasnya sudah terlampaui, dan dia telah menyeret keluar kekuatan dengan paksa. 30
detik adalah batasan Kouki saat ini. Setelah itu, ia akan menderita efek samping yang besar.

Namun, tanpa mempertimbangkan itu, Kouki bergegas menuju wanita itu dalam
kemarahan. Hanya kebenciannya pada musuh Komandan Meld yang tersisa dalam pikirannya.
Dia hanya fokus pada balas dendam.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 165


Wanita itu terlihat agak tergesa-gesa saat dia memerintahkan para demon disekitarnya
menyerang Kouki. Chimeras melakukan serangan kejutan, kucing hitam menembak keluar
tentakel mereka, dan para demon brutal mengacungkan gada mereka; Namun, Kouki
mengabaikan mereka dan memotong mereka dengan Holy Sword tanpa berhenti bahkan sesaat.
Dia mendekati wanita itu.

“Kamu! Berani-beraninya kamu melakukan itu untuk Meld-san!”

“Tch!”

Kouki menurunkan Holy Sword tanpa ragu. Wanita itu mengklik lidahnya dan
meningkatkan kepadatan pedang batunya untuk menggunakannya sebagai perisai... yang dengan
mudah terkoyak oleh arus deras cahaya dari Holy Sword.

Setelah jatuh kembali, perisai batunya hilang, tubuhnya akan dipotong menjadi dua.
Potongan besar memotong secara diagonal di tubuhnya, darahnya menyemprot di lantai. Dia
menabrak dinding di belakangnya. Kouki mendekat, Holy Sword di tangannya.

“Jadi ini datang... pembalikan dalam situasi ini... Ini seperti permainan tiga-bit.”

Dalam keadaan darurat, dia telah membangunkan kekuatan. Wanita itu memiliki
kepasrahan di matanya saat Kouki mendekat. Mulutnya terdistorsi oleh ironi.

Meskipun gagak putih di sampingnya menggunakan sihir uniknya, ia tidak bisa


menyembuhkan luka yang dalam seperti itu dengan segera, dan Kouki tidak akan memberinya
waktu. Ini benar-benar sekakmat. Wanita itu menahan rasa sakit dan mengulurkan tangan
kanannya ke liontin pada dadanya.

Kouki melihatnya dan memiliki ekspresi curiga, mengira dirinya mungkin merusak diri
sendiri seperti Meld, jadi dia mencoba untuk menutup jarak. Bahkan jika wanita itu mati,
ledakannya mungkin melibatkan teman sekelasnya, jadi dia ingin membawanya keluar sebelum
itu terjadi. Namun...

“Maafkan aku... Aku akan pergi duluan... Aku mencintaimu, Mikhail...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 166


Dengan ekspresi setia, sambil melihat liontin di tangannya, wanita itu menggumamkan
kata-kata perpisahan. Kouki menghentikan pedangnya karena refleks dan menatap curiga
padanya. Wanita itu, menyadari hal ini, menatap pedang itu yang hanya beberapa milimeter
jauhnya.

Kouki memiliki ekspresi mengerikan saat dia menunduk menatap wanita itu. Rasa takut
dan ragu berada dalam tatapannya. Wanita itu, melihat ini, menyadari mengapa Kouki
menghentikan pedangnya. Tiba-tiba, dia menoleh ke arahnya dengan hinaan, mengguncang
Kouki lebih lanjut.

“... Aku kagum... jangan-jangan, kamu baru sadar? Bahwa kamu akan membunuh ‘orang’.”

“!?”

Benar, Kouki telah diajarkan tentang Devil oleh Ishtar; mereka adalah versi demon
yang lebih kuat, makhluk kejam yang mendapatkan kebijaksanaan; ia mengenal mereka sebagai
para demon yang berevolusi. Ini hanya diperkuat saat ia melihat wanita tersebut menggunakan
para demon. Meski begitu, dia menunjukkan cinta pada seseorang dan kemungkinan besar
dicintai kembali. Dia sangat berusaha untuk hidup; dia tidak bisa melawan “orang”, atau
mungkin dia hanya tak sadarkan tentang ini sebelumnya...

Saat wanita itu memanggil nama kekasihnya, itu membuatnya kembali ke akal sehatnya
sendiri. Wanita di depannya bukan demon, tapi “orang,” sama seperti dia. Dia mengenali
tindakannya sebagai “pembunuhan”.

“Jangan-jangan, kamu tidak melihat kita sebagai ‘orang’... itu sangat sombong dari kamu.”

“It, bukan itu... aku, tidak tahu...”

“Ha, apa maksudmu, kau ‘tidak mencoba untuk tahu’?”

“Aku, aku...”

“Hm? Apa yang akan kamu lakukan? Kamu tidak bertarung sebelumnya tapi ‘berburu,’
bukan? Aku hanya akan menjadi mayat binatang, bukan? Mengapa tidak kau cepat-cepat
selesaikan perburuan ini? Kamu telah melakukannya dengan cukup sedikit sampai
sekarang...”

“... A, ayo kita berbicara... kalau kita bicara, maka pasti...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 167


Kouki menurunkan Holy Sword. Wanita itu membenci Kouki dari kedalaman hatinya dan
memberi perintah sebagai jawaban.

“Ahtod! Incar si pendekar pedang! Semuanya, serang!”

Ahtod telah pulih dari dampak dan, menurut instruksi wanita itu, mendekati Shizuku
dengan cepat. Meskipun karisma-nya bahkan tidak mendekati Kouki, dia unggul dalam tetap
tenang dan pengambilan keputusan. Sejak dia akan menjadi keberadaan yang paling
merepotkan di sana, dia adalah yang pertama ditargetkan.

Para demon lainnya juga menyerang Shizuku dan kelasnya. Memberikan mereka
keuntungan, wanita itu ingin melampirkan kerah pada masing-masing personil kelas atas. Dia
menilai itu perlu untuk membunuh Kouki.

“Ap, mengapa!”

“Sepertinya kau tidak menyadarinya... kita berada di ‘perang’. Meskipun memiliki


kekuatan yang besar, kau belum matang! Kau terlalu berbahaya! Aku akan membuatmu
mati di sini dengan segala cara! Lihat, kalau kau tidak membantu teman-temanmu,
mereka semua akan mati!”

Wanita itu tidak menanggapi usulan Kouki sebelumnya. Dengan kata-katanya, Kouki
berbalik untuk melihat Shizuku yang dilemparkan ke tanah.

Ahtod dan banyak demon kuat mendekat. Mereka telah menerima banyak serangan
kejutan dan benar-benar kewalahan. Ahtod adalah demon yang Kouki tidak bisa tandingi
dengan「Limit Break,」Shizuku tidak akan bisa mengatasinya sendirian.

Kouki menjadi pucat. Menggunakan kekuatannya yang meningkat dari 「 Supreme


Dominance, dia berlari dan berdiri di antara Ahtod dan Shizuku dengan seketika, menangkap
serangan yang menggunakan 「 Impact Conversion. 」 Dia melawan dengan Holy Sword,
memotong lengannya.

Namun, saat dia menutup untuk memotong makhluk itu, seolah mengulangi apa yang
terjadi sebelumnya, dia jatuh berlutut, kehilangan semua kekuatan.「Supreme Dominance」
telah mencapai batas waktunya, dan kompensasi lebih buruk daripada sekadar melemah; dia
sekarang lumpuh.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 168


“Pada, pada saat seperti ini!”

“Kouki!”

Shizuku membidik lengan Ahtod yang telah terluka oleh Kouki, dengan cepat
menggenggamnya, dan mundur secepat mungkin.

Kouki tidak bisa bergerak, jadi teman-temannya mengelilinginya. Lalu... hanya ada satu
hal yang bisa kulakukan! Pikir Shizuku saat ia menatap Devil wanita itu dengan niat membunuh
di matanya.

“... Hmm. Sepertinya kamu sadar bahwa kita mencoba untuk saling membunuh.
Mungkin kamu yang lebih cocok dipanggil sang Pahlawan?”

Wanita itu telah benar-benar dihidupkan kembali oleh gagak putih dan berdiri tegak sambil
berbicara dengan Shizuku.

“... Itu tidak masalah. Aku bersikap lembut karena tidak mengoreksi kenaifan Kouki.
Aku akan membayar hutang ini!”

Shizuku tahu Kouki memiliki kepribadian yang lurus ke depan dan seorang yang
berkeyakinan kuat. Dia sendiri mengakui ini bukan permainan, jadi dia merasa bertanggung
jawab karena mengabaikan fakta bahwa Kouki tidak sadar bahwa dia akan membunuh orang
lain sampai sekarang.

Shizuku juga, tidak berpengalaman dengan pembunuhan. Dia tidak mau untuk
mengalaminya, bahkan dengan kesalahan. Namun, saat dia mulai belajar jalan pedang, “bobot”
keputusan semacam itu didorong ke dalam dirinya.

Meski begitu, sekarang saatnya tiba, resolusinya berayun kembali dan keluar dari rasa
takutnya, dan dia meneteskan air mata karena malunya. Meski begitu, Shizuku mengepalkan
giginya, menggigit bibirnya, dan dengan putus asa menekan emosinya.

Dia berpose untuk memotong wanita itu dengan bantuan「Motionless.」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 169


Namun, udara dingin menuruni punggungnya, dan instingnya mulai berteriak. Dia
melompat mundur, hanya untuk melihat tentakel kucing hitam muncul di mana dia berada
beberapa saat yang lalu.

“Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku tidak akan membuat para demon lain
menyerangmu. Apa kau pikir kau bisa membunuh Ahtod dan semua demon di sini?”

“Kuu.”

Wanita itu berkata, 「 Tentu, aku akan menyerang juga, 」 saat dia mulai merapal.
Sementara berakselerasi dan melambat dengan penggunaan「Motionless,」Shizuku bertujuan
untuk melampaui gelombang para demon dan mendekati wanita itu. Ekspresi wajahnya lambat
laun menjadi putus asa.

Ahtod memiliki kecepatan mendekati Shizuku sendiri. Menghadapi binatang raksasa


seperti itu, Shizuku tidak bisa melepaskan diri, tinjunya mendekatinya seperti bom.

Shizuku adalah seorang pendekar pedang yang mengkhususkan diri dalam kecepatan;
dengan demikian, pertahanannya sangat rendah. Penghindaran dan penangkisan adalah dasar
pertahanannya. Damage terakumulasi sedikit demi sedikit hanya dengan after effect dari
「Impact Conversion.」Itu tidak mungkin baginya untuk benar-benar menghindari serangannya
dan juga untuk menangkisnya.

Akhirnya, damage terjadi padanya, dan gerakan Shizuku menjadi tumpul. Hanya butuh
kesempatan di pertarungan ini yang membentangkan dia sampai batas nya.

“Aguu!!”

Meskipun dia menggunakan pedang dan sarungnya sebagai perisai, tinju milik Ahtod
menghancurkan sebagian bahu Shizuku.

Tubuhnya terbang dan melompat dari tanah. Shizuku berbaring di sana tak berdaya,
lengan kanannya menekuk pada sudut yang tidak mungkin. Dampak telah melintas ke seluruh
tubuhnya, seperti saat dia sedang menderita batuk, memuntahkan darah.

“Shizuku-chan!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 170


Kaori memanggil nama Shizuku. Meskipun Shizuku mencengkeram pangkal pedangnya
yang sekarang hancur, dia tidak bisa bergerak.

Pada saat itu, Kaori mulai berlari ke sisi Shizuku. Bahkan dengan semua sihirnya hilang,
dia hanya bisa berpikir, 「Aku perlu pergi ke sisinya.」Itu hanya keinginannya.

Kaori berlari keluar dengan dorongan. Dengan sedikit sihir tersisa, tubuhnya bergerak
dengan tak pasti. Meskipun suara-suara memanggilnya untuk berhenti, mereka tidak sampai ke
telinganya. Dia hanya maju terburu-buru menuju Shizuku. Para demon tidak akan mengabaikan
Kaori yang terbuka lebar. Mereka mulai menyerang tanpa ampun.

Namun, perisai yang bersinar menangkap setiap serangan. Perisai tak terhitung
jumlahnya membentuk jalan yang membimbing Kaori ke Shizuku.

“E he he. Menjadi seorang diri benar-benar tidak menyenangkan.”

Suzu telah menciptakan perisai. Tangan kanannya telah direntangkan menuju Shizuku
meski wajahnya pucat. Dia telah menggunakan semua perisai yang dia bisa untuk membawa
Kaori ke Shizuku. Dia tersenyum ringan.

Suzu menyadari hal itu. Mereka tidak akan hidup lebih lama lagi.

Dalam hal ini, dia akan menggunakan sihirnya untuk mempersatukan teman-teman
terkasihnya pada akhirnya. Tentu, karena pertahanan untuk teman-teman sisanya sekarang
lebih tipis... Suzu meminta maaf pada mereka di dalam pikirannya. Meski begitu, dia terus
membuat perisai untuk membimbing Kaori ke Shizuku.

Dengan bantuan perisai Suzu, Kaori akhirnya mencapai Shizuku dengan sedikit luka. Dia
membungkuk dan dengan diam memeluk tubuh Shizuku, mendukungnya.

“K, Kaori... apa yang kamu... cepat, lari. Tidak ada yang bisa kita lakukan.”

“Tidak. Itu akan sama dimanapun aku. Jika itu masalahnya, Aku harus berada di sisi
Shizuku-chan.”

“... Maafkan aku. Aku tidak bisa menang.”

“Aku juga, aku minta maaf karena hanya bisa melakukan ini. Aku tidak punya banyak
sihir yang tersisa.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 171


Kaori mengerutkan kening dan tersenyum pada Shizuku. Dia menggunakan sihir untuk
menumpulkan rasa sakit. Shizuku, juga, menangkap tangan Kaori, senyum bermasalahnya
muncul di wajahnya.

Sebuah bayangan muncul di hadapan kedua orang itu. Ahtod, dengan mata merah,
menunduk menatap Shizuku dan Kaori saat ia mendekat. 「 Ruooo! 」 Raungannya saat ia
mengangkat tangannya.

Meskipun salah satu perisai Suzu ada di antara Ahtod dan Kaori, penghalang sepertinya
tidak berguna. Satu tinju bisa menghancurkannya seperti kertas, dan Kaori dan Shizuku akan
terbunuh hanya dari gelombang kejutnya.

Dengan kematian yang cepat mendekat, banyak hal berlalu dalam pikiran Kaori「Ah, jadi
ini akhirnya? 」 Dia dengan anehnya merasa tenang saat ia melihat lentera bayangan dari
kenangannya. Pada akhirnya, adegan tertentu dimainkan di hadapannya.

Teh yang mereka miliki beberapa bulan yang lalu. Kenangannya tentang mereka yang
berbincang hanya berdua. Malam itu, mereka mengucapkan sumpah. Dia, yang tidak lagi di sini
tersenyum bermasalah. Hanya saat ia pergi dia menyadari bahwa dia “menyukainya.” Dia
mengejarnya, percaya pada kelangsungan hidupnya.

Namun, itu juga berakhir di sini.「Lagi, aku menghancurkan janji kita.」Kaori memiliki
air mata yang jatuh di pipinya.

Dia ingin memanggil namanya saat mereka bertemu sekali lagi.

Dia ingin mengatakannya setidaknya sekali... dan begitulah kata-kata itu secara alami
terbentuk.

“... Hajime-kun.”

Pada saat itu,

Suara yang mengerikan meraung saat langit-langit di atas Ahtod terjatuh dengan tajam.

Yang tampak adalah, sebuah jet besar berwarna hitam pekat yang dikelilingi kilauan merah tua.

Itu menembus langit-langit dan muncul.

Patok jet hitam yang berkilau langsung menabrak Ahtod di hadapan mata mereka. Tidak ada
perlawanan. Demon abnormal ini yang telah mendominasi Kouki dihancurkan seperti tahu.

Patok itu terkubur hampir sampai seluruh panjangnya dari 120 sentimeter, kilauan merah
tuanya menghamburkan darah dan sisa potongan daging Ahtod.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 172


Untuk mengatakan setidaknya dari Kaori dan kelasnya, para demon yang menyerang mereka,
devil wanita, dan bahkan seperti waktu itu sendiri berhenti.

Keheningan yang tidak pantas menguasai daerah itu, tidak ada yang mengerti apa yang terjadi;
Pada saat itu, sebuah bayangan turun dari langit-langit.

Orang ini memunggungi mereka, dan saat dia mendarat, dia dengan ringan menginjak sisa-sisa
Ahtod, melotot pada sekitarnya.

Dan saat dia melihat dari balik bahunya, dia melihat Kaori dan Shizuku saling menarik satu
sama lain.

Begitu mata mereka bertemu, sebuah kejutan mengalir melalui tubuh Kaori.

Tidak, jantungnya telah membeku saat dia kehilangan seorang yang begitu penting, dan itu
tiba-tiba dihangatkan oleh nyala api yang mengamuk; Jantungnya berdegup dengan kencang.

“... Kalian berdua sedekat biasanya.”

Hati Kaori bersukacita jauh sebelum dia mengira sekarang melihat pria itu tersenyum pahit.

Warna rambutnya berbeda, suasananya berbeda, nadanya berbeda, penampilannya berbeda.

Namun, dia mengerti.

Kaori mengerti.

Dia adalah pria yang dia percaya tetap hidup, yang dia cari.

Ya.

“Hajime-kun!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 173


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 174
“Eh? Hajime-kun? Nagumo-kun? Eh? Apa? Apa yang terjadi?”

Hajime melirik Shizuku yang menatapnya kebingungan setelah mendengar teriakan


Kaori. Sepertinya, entah bagaimana, yang Kaori kenali pria dengan rambut putih dan penutup
mata sebagai Hajime dan Shizuku belum bisa mengikutinya.
Namun, senyum pahit pria itu saat ia terlihat cocok dengan Nagumo Hajime dalam
ingatannya; Shizuku berteriak dalam takjub juga.

“Eh? Eh? Beneran? Ini benar-benar Nagumo-kun? Eh? Apa? Beneran deh, apa yang
terjadi?”

“Tenanglah, Yaegashi. Ketenanganmu adalah titik penjualanmu, bukan?”

Kebingungan Shizuku masih ada; dia bahkan berbicara, melupakan tentang rasa sakitnya
dan kematiannya yang tak terelakkan sebelumnya.

Hajime menegurnya saat dia mendongak ke atas saat tanda orang lain muncul. Dia
menangkap seorang gadis berambut pirang bernama Yue gendongan tuan putri dan
meletakkannya ke bawah. Dia kemudian melakukan hal yang sama dengan seorang gadis
bertelinga kelinci bernama Shea.

Akhirnya, seorang anak laki-laki dalam hitam turun, Endo.

“N, Nagumo! Kamu! Apa sih yang kamu lakukan! Sebaliknya, ada apa dengan itu! Kamu
tiba - tiba menghancurkan tanah Labirin...”

“Nuo!”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 175


Endo melihat sekitar saat dia mengeluh dan menegang saat dia melihat teman-temannya
dan kerumunan para demon. Suaranya mengandung keberatan terhadap penderitaan dan
kegembiraannya atas reuni dengan teman-temannya.

““Kousuke!””

“Juugo! Kentaro! Aku meminta bantuan!”

“Aku meminta bantuan.” Bereaksi dengan kata-kata ini, Kouki dan wanita itu kembali
sadar. Mereka menatap Hajime dan kedua gadis itu lagi.

Namun, Hajime sepertinya tidak begitu peduli saat memberi instruksi untuk Yue dan
Shea seolah-olah dia memikirkan keseluruhan masalah adalah gangguan.

“Yue, maaf, tapi lindungi semua orang di sini. Shea, pria dalam armor ksatria di sana itu,
tolong periksa dia.”

“Mm... Serahkan padaku.”

“Roger!”

Yue dengan tenang berjalan, mengabaikan para demon di sekitar mereka, dan Shea melompati
para demon dan mendarat di samping Komandan Meld.

“Ha, Hajime-kun...”

Kaori kembali menyebut nama Hajime dengan suara gemetar. Meskipun suaranya
membawa sukacita dalam pertemuan mereka, itu termasuk kesedihannya juga. Hajime telah
kembali dari apa yang dipikirkan semua orang kematiannya. Meski Kaori tidak tahu situasinya,
dia berharap agar ia bisa lolos, dia ingin melihatnya lagi.

Hajime hanya mengangkat bahu saat ia melihat Kaori, dan berkata「Tidak apa-apa, jadi
tetap di sana.」Hajime mengaktifkan「Light Speed,」menyebabkan kemampuan persepsinya
untuk meningkat secara eksplosif, dan mengambil keluar tiga potong salib dari「Treasure
Warehouse,」menempatkannya di sekitar Kaori dan Shizuku seperti perisai.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 176


Tiba-tiba melihat benda berbentuk salib melayang di udara, mata Kaori dan Shizuku
terhuyung. Hajime membelakangi mereka dan dengan arogan berbicara pada wanita itu... dia
belum menjadi musuh Hajime, jadi dia mengasihaninya.

“Wanita berambut merah. Aku tidak akan mengejarmu jika kau pergi sekarang. Jika
kau tidak ingin mati, menghilanglah dengan cepat.”

“... Apa itu tadi?”

Itu bukan kata-kata seseorang yang dikelilingi para demon. Meski begitu, dia bertanya
kembali dengan refleks. Di sisi lain, Hajime mengulang dirinya dengan heran.

“Keputusan cepat diperlukan di medan perang. Jika kau tidak mau mati, lalu
menghilanglah. Mengerti?”

Memahami bahwa dia tidak salah dengar, ekspresi wanita itu menghilang dan dia
berkata,「Dapatkan dia.」Dia menunjuk pada Hajime dan memberikan para demon sebuah
perintah untuk membunuh.

Kali ini, dia tidak memiliki ketenangan karena mendadaknya situasi dan hilangnya Ahtod
--- Dia membuat kesalahan fatal.

Meskipun Hajime tidak mengetahuinya, Ahtod adalah demon kuat yang dia tidak ingin
kehilangan, jadi wanita itu marah pada Hajime yang terus menginjaknya. Dia bingung dengan
situasi tidak mungkin dari langit-langit Labirin yang tiba-tiba jatuh.

Jika dia adalah dirinya yang normal, dia pasti akan membuat penilaian yang akurat, tapi
kematiannya sudah dilemparkan.

“Begitu... Aku menganggapnya bahwa kamu sebagai ‘musuh’?”

Gumam Hajime saat seekor chimera mulai menyerang.

「Hajime-kun!」Mendengar peringatan cemas dari belakang, Hajime mencengkeram dan


dengan mudah mengangkat chimera dengan lengan kiri buatannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 177


Si chimera mengamuk, mencoba melarikan diri, mengguncang sekitar tempat itu dengan
kuat. Ia menatap Hajime dengan kebencian.

“Hei, hei, apa ini? Ini adalah sihir yang aneh. Apakah ini semacam penampilan jalanan?”

Hajime merasa ruang goyah saat ia mulai mengaktifkan sihir uniknya dan memberi
tusukan verbal dengan insting.

Meskipun ada demon yang bisa menyembunyikan kehadiran mereka di dalam Abyss,
mereka jauh lebih sulit untuk ditangani. Dibandingkan dengan mereka, skill penyembunyian ini
terlalu primitif.

Hajime, tidak bergeming sedikit pun, mengangkat tubuh beberapa ratus kilogram
beratnya di satu tangan. Wanita itu, Kaori, dan kelas menatapnya dengan tercengang.

Hajime mengabaikan mereka dan memasukkan kekuatan ke dalam lengan buatannya


seolah-olah mengatakan mereka tidak layak menyadarinya. Lalu terdengar suara segar
bergema di ruangan saat ruang goyah berhenti dengan intens. Kepala elang chimera tiba-tiba
muncul. Itu hampir bukan kemegahan biasanya; kepalanya digantung tak bergerak, matanya
kendur.

“Seri, us...”

Seseorang berbicara dengan suara serak.

Hajime melempar kesamping chimera yang sudah mati dan mengeluarkan Donner dengan
wajar. Seperti air yang mengalir menuruni bukit, tindakannya tampak lebih alami dari pada
tidak alami. Moncongnya ditujukan ke ruang juga.

Dopan! Dopan!

Incarannya tidak bergerak.

Sebuah cahaya merah tua terang menerobos langit dengan ledakkan kering, menuju
sasarannya. Ruangan diayunkan sebentar dan demon brutal itu muncul dengan jantungnya
tertembus, runtuh ke tanah dalam sekejap.

“Ke, kenapa kamu tahu...”

Wanita itu meragukan kewarasannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 178


Hajime hanya mendengus. Bagi Hajime, bahkan meski mereka tidak bergerak, dia bisa
merasakan aliran angin, getaran di udara dan tanah, arah pandangan, niat membunuh, aliran
sihir; para demon yang tidak bisa menyembunyikan semua tanda termasuk suhu hanya akan
menjadi target beku baginya.

Hajime tidak memperhatikan para demon dan melangkah maju di medan perang ini,
tidak, lapangan eksekusi. Ini tidak membunuh satu sama lain. Ini adalah pembantaian satu sisi
dari seorang monster dari neraka yang tidak boleh dibuat marah.

Nagayama menatap senjata dari luar dunia ini yang membunuh para demon si devil
wanita dengan begitu mudah. Para demon, tanpa henti, mengeksekusi instruksi tuan mereka
untuk membunuhnya dengan setia dan menyerangnya satu demi satu.

Seekor kucing hitam mencoba menyerang dengan tentakel dari belakang. Tapi Hajime
menembakkan Donner dengan memutar pergelangan tangannya tanpa berbalik dan menembak.
Peluru itu melampaui kecepatan suara dan menghancurkan tengkorak kucing itu.

Tanpa terkejut, serigala melompat padanya dari kanan dan kiri. Sebelum ada yang
menyadarinya, Schlag telah ditarik keluar di tangan kirinya sementara Donner berada di
sebelah kanannya, menghempaskan musuh pada jarak dekat.

Seekor kucing lain mengendap di balik salah satu serigala yang telah mati dan
menembakkan sebuah tentakel bekerjasama dengan chimera yang mendekati Hajime dari
belakang, tapi tidak bisa menyerempet Hajime. Namun, dia telah melepaskan peluru railgun ke
tanah, memantulkannya untuk mengenai kucing dari bawah seperti pukulan uppercut seorang
petinju kelas berat.

Saat ia dibekukan di udara, Hajime menggunakan「Strong Leg」dan tumit menjatuhkan


Chimera langsung ke kucing itu. Dengan keduanya terguncang dari serangan tersebut, tanpa
melihat, dia menembakkan peluru.

「Guraaaaaa」
「Ooooooooo」

Para demon brutal berteriak dan mulai menyerang musuh mereka dari kanan dan kiri.
Seperti sabit dewa kematian, gada memotong melalui udara. Hajime berputar dan menghindari
ke kanan, menyebabkan demon brutal untuk dengan bodoh mengayunkan melalui udara, gada
itu bertemu wajah teman demon brutal-nya.

「Ga!?」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 179


Ia berteriak kebingungan. Kedua demon itu bersama saat sebuah garis menembus
mereka dan mereka bertemu akhir mereka.

Delapan kucing hitam berlari melintasi udara, menyerang Hajime sekaligus, tentakel
mereka menyerangnya dengan kecepatan tinggi dengan jalan yang rumit.

Tangan Hajime bergerak seperti makhluk hidup. Di sebelah kanan, Donner ditembakkan
ke depan, di sebelah kiri, Schlag ditembakkan ke belakang. Donner menembak ke kanan,
Schlag menembak ke kiri. Jika Donner ditembakkan melalui ketiaknya, Schlag diarahkan lurus
ke depan. Ketika Schlag membunuh musuh ke kanan, Donner menyebabkan sebuah bunga
merah muncul di belakang. Peluru senapan railgun yang tak terhitung banyaknya berkelebat
disekitar, membunuh musuh mereka tanpa gagal.

Begitulah ekstrimnya pertempuran itu.

Berbeda dengan ilmu pedang dari ksatria Kerajaan yang Komandan Meld miliki, tidak
seperti gerakan Sekolah Yaegashi yang halus dan unik, seni bela diri yang disempurnakan
melewati generasi berturut-turut, gerakannya adalah kasar.

Tapi mereka logis. Logika dibawa ke batas.

Dia selalu bergerak ke posisi di mana musuh akan menemukan kesulitan untuk
menyerang, dia menetapkan target prioritasnya dalam pecahan sedetik, dan satu tindakan
selalu mengarah ke yang lain tanpa gagal. Ini bukan gaya pertempuran yang ditempuh melalui
pengetahuan tapi rasionalitas yang disempurnakan melalui pengalaman yang luar biasa.

Hajime tersenyum.

Dia tidak menikmati dominasinya. Dunia ini tidak adil. 「 Membunuh jika kau bisa
membunuh.」Penampilannya adalah sebuah deklarasi perang. Sebuah deklarasi melawan setiap
kesulitan yang bisa dibayangkan, melawan keberadaan siapa pun, dengan tekad untuk hidup, itu
adalah sebuah senyuman yang menampilkan tekadnya.

Para serigala dan chimera tidak belajar dari pengalaman dan terus bergegas mendekati
Hajime saat dia menembakkan Donner & Schlag. Hajime berbelok di udara saat dia melompat
beberapa meter sambil berputar. Dia selesai mengisi ulang Donner & Schlag di saat kelompok
tersebut kehilangan pandangan dari Hajime.

Darah mereka menghujani seperti kelopak bunga. Seakan mengincar pada saat ia
mendarat, demon brutal menyerang dengan gadanya.

Tapi serangannya tidak berguna karena Hajime menggunakan 「 Air Walk 」 untuk
melompat lebih jauh ke udara, menembakkan Donner & Schlag berturut-turut sambil berputar
seperti seorang top.

Hanya angin dengan niat membunuh yang tak terkendali yang menembus tubuh demon
brutal dan meledakkan kepala chimera dan serigala. Seperti yang dianggap oleh inersia,
mereka saling memukul dan jatuh.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 180


Hajime mendarat tanpa suara di samping mayat yang mewarnai merah tanah, reload
dengan memutar senapan.

「Kyuwaaaaa,」segera setelah dia selesai, teriakan aneh terdengar.

Saat Hajime berpaling, Absod telah membuka mulutnya, sebuah cahaya putih murni
yang berisi kekuatan ditujukan pada Hajime. Ini adalah sihir besar Komandan Meld yang telah
disimpannya sebelumnya,「Final Loyalty.」Meskipun hanya efektif dalam beberapa meter, itu
lebih dari cukup kekuatan untuk menghilangkan seseorang sepenuhnya.

Dengan sihir yang dikompresi sampai batasnya, kura-kura itu membombardir Hajime.
Cahaya kematian mencungkil tanah saat ia mendekat, tapi Hajime mengeluarkan perisai
berbentuk peti mati dan memakai「Strength of Gold」pada saat bersamaan. Tidak ada tanda-
tanda kecemasan di mata Hajime, hanya sebuah kehendak yang gigih.

Begitu pemboman itu bertemu perisainya, sebuah raungan hebat terdengar; udara
bergetar. Namun, Hajime, menerima serangan, tidak bergerak satu inci pun; Sebaliknya, dia
menangkis serangan tersebut dengan mengubah sudut perisainya, sebuah senyuman nakal di
wajahnya. Tujuan dari serangan ini adalah...

“!? Sial!”

Itu adalah si devil. Dia didorong oleh rasa krisis saat melihat Hajime dengan mudah
membunuh para demon dan mulai merapalkan aria yang panjang. Hajime melihat itu dan
membelokkan serangan Absod untuk menghambatnya.

Wanita itu mengambil tindakan mengelak dengan panik. Sebagaimana arus cahaya
menghancurkan tembok, dia dengan putus asa berlari ke sisi lain; dia tidak memiliki ruang
untuk bersantai dari ekspresinya.

Namun, seolah dia mengharapkan ini saat dia membelokkan serangan. Pada saat itu,
energi Absod terkuras dan pemboman berakhir.

“Tch...”

Wanita itu tidak memiliki ruang untuk bersantai saat Hajime mengklik lidahnya. Dia
diliputi keringat dingin, lega karena serangan itu berakhir, tapi dia membeku saat berikutnya.

Sebuah kejutan dan gelombang panas melewati pipi kanannya saat sesuatu yang putih
bertebaran. Mereka adalah sisa-sisa demon gagak putih. Hajime tidak akan membiarkan
semuanya berjalan seperti yang dia inginkan dan menembakkan Schlag pada Absod dan

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 181


Donner pada gagak putih.

Absod menghindari peluru kecepatan tinggi, mengenali serangan tersebut akan


membuatnya menjadi kegelapan abadi. Tubuh gagak putih meledak saat ia mati dalam sekejap,
sayap putihnya dan darah berserakan.

Wanita itu, merasakan gelombang kejut dari rail gun, menyentuh pipinya dengan hampa.
Darah gagak putih menempel padanya bersamaan dengan sensasi pembakaran yang kejam. Jika
dia hanya beberapa sentimeter saja... wanita itu gemetar saat dia memikirkan ini.

Hajime, yang berdiri di depannya, telah mengalahkan tentara demonnya, kekuatannya


tak tertandingi, matanya mengatakan bahwa dia bisa membunuh mereka semua kapan saja. Dia
memegang nyawanya di tangannya pada saat ini juga.

Meskipun wanita itu bangga memiliki pikiran sekuat tubuhnya, dia tidak bisa menahan
diri untuk tidak menggigil pada monster itu di hadapannya. Bagaimana hal seperti itu ada?
Bagaimana aku bisa bertahan? Pikiran ini berputar-putar di kepalanya.

Kouki dan yang lainnya merasakan hal yang sama. Mereka tidak bisa melihat anak laki-
laki dengan rambut putih dan penutup mata sebagai Hajime, mereka hanya melihat seorang
yang tidak diketahui yang dengan mudah menghancurkan para demon yang hampir
memusnahkan mereka.

“Apa ini... siapa sebenarnya kamu!?”

Kouki menggumamkan ini. Pikiran semua orang mulai berbalik; jawabannya kembali dari salah
satu dari mereka sendiri, Endo.

“Ha ha, meski mungkin kau tidak percaya itu... dia adalah Nagumo.”

““““““Ha?””””””

Mendengar kata-kata Endo, Kouki dan yang lainnya lumpuh secara mental bersama.
Mereka menatap Endo, bertanya「Apakah kepalanya baik-baik saja?」Endo merasa reaksi
seperti itu tidak bisa dipercaya dan hanya mengangkat bahu.

“Seperti yang aku katakan, Nagumo, Nagumo Hajime. Hari itu, Nagumo jatuh dari
jembatan ke Abyss. Dia selamat dan memanjat sendiri... Sampai kita sampai di sini,
dia memperlakukan semua demon sebagai kacung. Aku serius! Aku pikir itu aneh juga...
tapi itu benar.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 182


“Nagumo, eh? Nagumo, kau masih hidup!?”

Kouki bergumam kaget. Semua orang melihat anak laki-laki itu yang memusnahkan semua
yang ada di depannya seperti sebuah game...「Apa itu benar-benar Nagumo?」Endo mengerti
dan hanya berkata「Ya, itu dia. Meski dia benar-benar berubah, aku melihat Plat Status-nya」
saat ia tersenyum datar.

Semua orang memandang kosong pada Hajime yang tak tertandingi ini. Seseorang lalu
menatap Endo dan mulai berteriak putus asa.

“In, ini bohong. Nagumo mati. kan? Semua orang melihatnya. Dia tidak mungkin hidup!
Berhenti berbohong!”

“Uwa, ada apa dengan itu! Aku melihat Plat Status-nya, dan orang yang bersangkutan
tidak menyangkalnya!”

“Pembohong! Pasti ada sesuatu yang terjadi! Atau semacam penyamaran!”

“Tidak, apa yang telah aku katakan? Lagi pula, apa gunanya itu?”

Hiyama mencengkeram kemeja Endo dengan bingung. Wajahnya pucat saat dirinya
membantah kelangsungan hidup Hajime. Kondo dan yang lainnya menatap keadaan anehnya ini.

Air dingin dituangkan ke kepala Hiyama dalam kebingungannya. Sejumlah besar air,
seperti air terjun kecil, menimpanya. Hiyama batuk, telah menghirup sebagian air. Namun,
sebuah suara yang lebih dingin dari air jatuh di telinganya.

“... Tenanglah. Kau yang depresi.”

Meskipun Hiyama sepertinya akan mengeluh dalam kemarahan, segera saat dia bertemu
tatapan gadis itu, dia menelan kata-katanya. Yue melihat Hiyama dengan mata dingin.

Wajahnya yang cantik, seperti boneka bisque kelas tinggi yang meniru ideal seorang
gadis, tidak berperan kecil. Kouki dan yang lainnya sama seperti mereka semua tertarik pada
wajahnya, apapun jenis kelaminnya.「Howa~」Suzu mengeluarkan sebuah suara aneh. Bukan
hanya sosok cantiknya atau penampilan kekanak-kanakannya tapi suasana mempesonanya
memiliki dampak seperti itu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 183


Saat itu, wanita tersebut mulai mengeluarkan instruksi untuk menyerang Kouki dan yang
lainnya. Sedangkan untuk Meld, dia berpikir untuk menggunakan mereka sebagai sandera. Itu
adalah tipuan standar yang bisa segera diketahui oleh Hajime.

Suzu bergerak untuk bertindak sebagai perisai mereka. Tubuhnya mulai menjerit saat
ia berusaha menggunakan sihir. Meskipun dia menggigit bibirnya untuk mencoba dan menahan
diri dari kehilangan kesadaran... Yue dengan lembut menghentikannya dengan tangannya.
「 Hoe? 」 Suzu berseru saat Yue dengan diam menepuk kepalanya, menghentikan arianya
dengan refleks.

“... Tidak apa-apa.”

Kata-kata Yue tidak berarti bagi Suzu, tapi tetap saja dia berpikir「Ah, aku aman
sekarang」 dan kehilangan kekuatan di tubuhnya. Meskipun dia tidak mengerti mengapa dia
menerima kata-kata Yue begitu mudah, dia merasa seolah Yue adalah seorang kakak
perempuan yang bisa diandalkan yang bisa melindunginya.

Pandangan Yue beralih dari Suzu ke cakar, gigi, tentakel, gada, dan tatapan para demon.
Dan dengan satu frase, mengaktifkan sihirnya.

“「Azure Dragon.」”

Pada saat itu, sebuah bola biru berdiameter 1 meter muncul di atas kepala Yue dan yang
lainnya. Itu adalah Supreme Rank Fire Magic, api biru,「Azure Sky.」Dia telah meng-casting-
nya bahkan tanpa mengucapkan aria. Garis belakang terutama tercengang saat mereka
menatap bola biru.

Namun, yang mengejutkan mereka paling banyak terjadi selanjutnya. Itu berubah
bentuk menjadi ular yang terbakar terang dan berombak (TLN; melata, merayap, atau apapun.. intinya
itu gerakan seperti ular... nggak tahu kata yang tepat, gomen... u.u) . Ia menelan para demon brutal dalam
sekejap dan mengubahnya menjadi abu.

Api biru melayang di udara dan mengambil bentuk akhirnya tak lama setelahnya.

Ia mengambil bentuk naga dengan sisik biru.

Panjangnya 30 meter yang melingkari kelas untuk melindungi mereka, berpusat pada Yue.

Para demon yang berlari pada mereka terhenti, tidak dapat mendekati api neraka biru yang
menghancurkannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 184


Goaaaaa!!!

Dengan sebuah raungan, para demon yang goyah mengalami sensasi gravitasi dan
melompat ke mulut naga, satu per satu. Meski mereka berjuang dengan putus asa di udara,
mereka panik, tidak bisa memahami situasinya. Mereka yang tidak terbakar sebelumnya
terpaksa terjun ke rahang makhluk itu, hanya meninggalkan abu mereka di belakang.

“Apa, sihir ini...”

Seseorang bergumam. Sihir ini yang tidak diketahui oleh siapapun membakar para
demon satu per satu. Kouki dan yang lainnya tidak bisa lagi berbicara. Sihir ini adalah original
Compound Magic, mirip dengan「Thunder Dragon,」yang menggunakan Gravity Magic dengan
Supreme Rank Fire Magic; itu adalah sihir dari Zaman Dewa.

Kebetulan, alasan dia menggunakan 「 Azure Dragon 」 dan tidak 「 Thunder Dragon 」
adalah karena Yue menggunakannya untuk berlatih. 「 Thunder Dragon 」 menggabungkan
Gravity Magic dengan Advance Rank Wind Magic. 「 Azure Dragon 」 memiliki kekuatan yang
sederhana namun lebih sulit dikendalikan. Dia baru saja bisa mengontrol sihir ini.

Tentu, Kouki dan yang lainnya tidak tahu ini, dan mereka ingin meminta dia menjelaskan
hal-hal kepada mereka sebagai sang penggunanya. Namun, tulang mereka menegang saat
melihat naga bergerak ke Yue yang tenang dan tidak dapat berbicara. Yue seperti seorang
dewi bagi mereka, dan banyak yang telah kehilangan hati mereka padanya... Suzu, khususnya,
seperti menangis dengan sukacita.

Di sisi lain, wanita itu, melihat 「 Azure Dragon 」dari kejauhan, mengutuknya sebagai
“hanya seekor monster.” Dia mengubah targetnya dengan frustrasi pada dua gadis yang
meringkuk oleh Meld dan si gadis kelinci.

Namun, dia terkena sesuatu yang lebih tidak masuk akal pada titik ini.

Shea menggunakan Drücken untuk menerbangkan kepala demon brutal yang menyerang
seperti pinball saat ia berputar seperti seorang top, menghancurkan tengkorak dari serigala
untuk sementara.

Seekor chimera dan kucing hitam menyerang Kaori dan Shizuku sekali lagi.

Tapi sebelum bisa mencapai mereka, sebuah cross bit yang mengelilinginya menyebar
keinginan mereka untuk menerkam dan menahan mereka diluar.

Sementara Shizuku terguncang oleh salib misterius yang bergerak sendiri untuk
melindunginya, salah satu ujungnya mengarah ke chimera yang mengeluarkan raungan「Serius?」
teriak Shizuku saat ia mendengar benda logam jatuh ke tanah. Suara serupa bisa didengar
Kaori.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 185


Shizuku dan Kaori mengalihkan pandangan mereka ke arah suara daripada demon yang datang
--- dan terkejut dengan apa yang diciptakan mereka.

“Ini adalah... sebuah selongsong?”

“Selongsong... dari senapan?”

Sementara Kaori dan Shizuku tidak mengetahuinya, mereka diyakinkan melihat Hajime
terus mengamuk dengan pistol di masing-masing tangan. Benda berbentuk salib yang
mengambang disekitar untuk melindungi mereka semua adalah senjata jarak jauh.

“M, menakjubkan... Hajime-kun bisa menggunakan Fun*el.”

“Dia, dia benar-benar termasuk dalam New *ype...”

(TLN; xixixi... ;D untuk yang nggak tahu Funnel dan New Type silahkan cari di google tentang Gundam
atau di Gundam Wikia?)

Shizuku dan Kaori, setelah mendapatkan ruang untuk bersantai meski para demon
disekitarnya, mengeluarkan candaan verbal; dalam semua aktualitas, Hajime mendengar ini
melalui cross bit. Sementara bingung kenapa keduanya memiliki pengetahuan tentang skill ini
yang dipalsukannya dengan Yue dan yang lain, dia mengabaikannya.

“Beneran... apa ini?”

Wanita itu bergumam tak berdaya. Dia yang telah menahan semuanya dengan kekuatan
beberapa menit sebelumnya, tapi itu semua hancur. Dengan ketidakadilan ini, kepasrahan
memenuhi pikirannya. Hampir tidak ada para demon yang tersisa; Kemenangan dan kekalahan
sudah jelas.

Dia punya satu kesempatan terakhir! Dia menembak sihir ke arah Hajime dan akan
melarikan diri melalui salah satu pintu keluar. Sihir itu adalah「Fallen Prison.」

Hajime menatap bola abu-abu yang mendekati dan mengabaikan ancamannya. Segera
sebelum mencapai dia, itu meledak, menelannya dalam asap pembatuan. Kelas menahan nafas
mereka, dan Kaori dan Shizuku memanggil nama Hajime.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 186


Wanita itu sampai di pintu keluar, mengabaikan kelas.

Tapi...

“Ha ha... Jadi ini sudah jadi sekakmat.”

“Tepat sekali.”

Sebuah salib melayang di dalam lorong yang dilewati wanita itu, moncong gelapnya
menunjuk padanya. Dia tertawa terbahak-bahak; dia sudah sekakmat saat Hajime muncul. Dia
tertawa garing saat suara yang tenang dan memuakkan memanggilnya dari belakang.

Wanita itu melihat ke belakang dalam kepasrahan dan melihat Hajime muncul dari asap
tanpa tanda pembatuan. Dia menyapu bersih itu dengan gelombang tangannya, sebuah
gelombang crimson cerah muncul bersama gerakannya, saat ia menggunakan「Magic Radiation.」

“... Kau monster. Mengabaikan sihir Advance Rank seperti itu, apa kamu benar-benar
manusia?”

“Sebenarnya, aku meragukan itu sendiri. Tapi berubah menjadi monster seperti ini
tidak terlalu buruk, bukan?”

Sementara wanita itu menjaga jarak, Hajime tampak bercanda dengannya. Melihat para
demon benar - benar dimusnahkan di ruangan di belakangnya, dia sekali lagi berkata,
「 monster. 」 Hajime mengabaikannya dan mengarahkan moncong Donner kepadanya. Dia
menyadari bahwa inilah saat kematiannya.

“Sekarang, pada saat seperti ini, kurasa aku harus bertanya apakah kau memiliki
apapun untuk dikatakan... sayangnya, aku tidak memiliki keinginan untuk mendengar
hal yang tidak berarti seperti itu. Jadi, apa yang seorang devil lakukan di tempat
seperti ini...? Dari mana kau mendapatkan semua demon ini... maukah kau memberi
tahu ku?”

“Kamu pikir aku akan bicara? Jadi manusia bisa menjadi lebih kuat? Jangan anggap
aku orang bodoh.”

Hajime dengan tenang menatap wanita itu saat dia menanggapinya dengan ejekan. Dia
menembakkan Donner di kaki wanita itu tanpa keraguan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 187


“Agaaa!!”

Wanita itu menjerit dan jatuh ke lantai. Pernapasan dari para demon di ruangan itu
akhirnya benar-benar diam dan hanya jeritannya yang bisa didengar. Teman sekelas Hajime
mengambil nafas dalam-dalam melihat tindakan tanpa ampunnya; Tapi dia tidak khawatir
tentang itu dan berbicara lagi.

“Manusia, Devil, aku tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi dalam duniamu. Aku
tidak bertanya sebagai seorang Manusia, aku bertanya karena aku ingin tahu. Cepat
dan jawab aku.”

“...”

Wanita itu mengertakkan giginya sampai mereka sakit saat menatap Hajime. Melihat matanya,
Hajime menyadari bahwa dia tidak akan berbicara, jadi dia mulai berbicara sendiri.

“Yah, aku punya ide kasar. Kau datang ke sini untuk menaklukkan「True Great
Labyrinth,」benar?”

Wanita itu merajut alisnya mendengar kata-kata Hajime. Hajime melanjutkan berbicara
sambil mengamati situasi dengan saksama.

“Pengendalian para demon itu adalah sebuah produk Sihir Zaman Dewa... bull’s eye,
kan? Aku menebak para devil ingin menaklukkan Labyrinth sehingga mereka bisa
mendapatkan Sihir Zaman Dewa... dan karena party Pahlawan melakukan hal yang
sama, kau mencoba untuk mengundang mereka...”

“Bagaimana mungkin kamu... tidak mungkin...”

Tebakan Hajime sudah mati. Wajah wanita itu tampak dipermalukan; itu bisa dimaklumi
bahwa dia mencurigakan. Namun, melihat kekuatan dan pengetahuannya, dia bisa menebak
bagaimana keberadaannya. Melihat wajahnya, Hajime hanya berkata 「Jawaban yang benar.」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 188


“Begitu ya. Jika seperti tempat itu... Aku juga bisa mengerti bagaimana caranya kau
mendapat kekuatan itu... Jujur, cepatlah dan bunuh aku. Aku tidak akan tahan
menjadi seorang tahanan...”

“Seperti tempat itu... huh? Maka itu berarti kau telah menaklukkan setidaknya satu
Labyrinth...”

Ekspresi wanita itu mengatakan bahwa dia akan bunuh diri jika dia harus ditangkap.
Jika dia tidak bisa bertarung, dia ingin mati. Karena Hajime mendengar cukup informasi, niat
membunuh muncul di matanya saat ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Wanita itu mengucapkan kata-kata terakhirnya padanya.

“Suatu hari, kekasihku akan membunuhmu.”

Mendengar kata-kata itu, Hajime tersenyum tanpa rasa takut.

“Aku akan membunuh bahkan para dewa jika mereka menyatakan diri sebagai musuhku.
Mereka yang menari sesuai irama mereka tidak akan cukup untuk mencapaiku.”

Mereka tidak punya alasan untuk berbicara lebih jauh. Hajime mengarahkan Donner ke
kepala wanita itu. Tapi saat dia hendak menarik pelatuknya, seseorang berteriak untuk
menghentikannya.

“Tunggu! Hentikan, Nagumo! Dia tidak bisa melawan! Tenanglah, Kamu tidak perlu
membunuhnya!”

“...”

「Apa yang orang ini katakan?」Hajime melihat dari balik bahunya penasaran. Kouki berdiri
setelah pulih sedikit, dan berbicara lebih lanjut dengan suara yang tidak stabil.

“Bawa dia tertawan. Tidak baik membunuh seseorang yang tidak melawan. Aku
seorang Pahlawan. Karena kamu adalah temanku, tolong, berhenti disini.”

Hajime ingin mengeluh, tapi bukannya menanggapi, dia dengan diam... menarik pelatuknya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 189


Sebuah ledakan nyaring bergema. Wanita itu mati dalam sekejap. Keheningan
membungkus daerah itu. Kelas menarik napas panjang. Meskipun melihat kepala seseorang
terhempas, mereka menjadi bingung. Kaori adalah yang paling terkejut di antara mereka.

Aku tidak akan membiarkan siapapun mati. Kaori memiliki tekad itu saat dia datang ke
dunia ini dan bertarung. Adapun para demon di Labyrinth... mereka adalah latihan tempur.

Tugasnya berada di garis belakang, dan itul adalah tekadnya untuk tidak pernah
membiarkan Kouki atau Shizuku mati saat berhadapan dengan musuh; tak peduli betapa
berdarahnya tangan teman-temannya, dia belum pernah memikirkannya, setidaknya sampai
saat ini.

Kaori terkejut melihat Hajime membunuh seseorang tanpa rasa enggan, jijik, atau ragu.
Dia membunuh seseorang seolah itu biasa sama seperti bernafas.

Hajime yang dia kenal, bahkan jika dia tidak memiliki kemampuan untuk melawan, adalah
seorang yang lembut namun kuat yang akan melompat ke masalah demi yang lainnya.

“Kekuatan”-nya tidak pernah kekerasan. “Kekuatan”-nya adalah “simpati untuk orang


lain.” Ketiadaan perlawanannya dalam membunuh musuh yang tidak memiliki keinginan untuk
bertarung jauh berbeda dengan Hajime yang dia kenal.

Shizuku mengerti keterkejutan Kaori sebagai teman baiknya.

Shizuku menatap Hajime dengan tenang. Meskipun dia tahu ia telah banyak berubah, dia
masih ingin mengeluh tentang tindakannya; meski begitu, dia tidak mengerti keadaannya, jadi
dia tahu itu akan sia-sia. Semua yang bisa dia lakukan hanyalah mendekati Kaori.

Tentu, gumpalan keadilan tidak bisa tetap diam. Suara lemah Kouki memenuhi keheningan.

“Mengapa, mengapa kamu melakukannya? Kenapa kamu perlu membunuhnya...”

Hajime melihat tatapan Kouki di ujung penglihatannya dan ragu bagaimana menjawabnya
sejenak, tapi dia melihat tanda dari Shea dan berjalan ke arahnya, memutuskan untuk
mengabaikan Kouki.

Dia berjalan ke Shea yang tetap berada di samping Meld sambil mengabaikan Kouki
yang berbicara dengan suara lemah.

Yue, merasa tidak perlu lagi menjaga Kouki dan yang lainnya, berjalan menuju Hajime.
Suzu, di belakangnya, memanggil「Ahh, Oneesama!」dengan suara kecil.

“Shea, bagaimana kondisi Meld?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 190


“Dia dalam keadaan berbahaya. Bahkan sedikit lagi dan dia tidak akan hidup... kita
menggunakan「Holy Water,」tapi... apakah itu tak apa?”

“Ya, aku berhutang budi pada orang ini. Lubang yang tertinggal jika Meld lenyap disini
sangat besar dalam beberapa cara. Akan jadi merepotkan jika seseorang yang aneh
mengambil alih Pahlawan. Sepertinya Meld belum selesai mengajar mereka... bagaimana-
pun juga, dia adalah orang yang baik. Aku akan menyesal jika aku membiarkannya mati.”

Hajime berbicara alasannya untuk menggunakan 「 Holy Water 」 sebagai semacam


kompromi dengan Ryuutarou dan teman sekelas yang berdiri cemberut padanya. Juga, dengan
“seseorang yang aneh,” maksudnya adalah seseorang seperti Ishtar dari Gereja Saint.

“... Hajime.”

“Yue. Terima kasih untuk ikut denganku.”

“Ya.”

Yue tiba saat dia selesai berbicara dengan Shea. Yue mendongak ke atas melihat
Hajime yang dengan lembut menyentuh pipinya sambil berterima kasih padanya. Mata berkata
“Jangan pedulikan itu.” Mata Hajime melunak juga.

“... Kalian berdua, baca suasananya... keluar dari deliriummu!”

Dengan betapa mudahnya keduanya melayang ke dalam dunia mereka sendiri, seseorang
bisa menyebut mereka sakit, tapi, dengan tepukan tangan Shea, mereka kembali normal.
Hajime merasakan jumlah tatapan dengan makna berbeda dari sebelumnya meningkat di
antara kelompok Kouki. Ini terutama benar dari Kouki sendiri.

“Hei, Nagumo. Kenapa dia harus...”

“Hajime-kun... ada banyak hal yang ingin kudengar, tapi bagaimana kamu menyelamatkan
Meld-san? Luka-lukanya telah ditutup dan napasnya stabil. Itu adalah luka fatal...”

Kata-kata Kouki tentang pemeriksaan silang diinterupsi oleh Kaori yang berlutut di
samping Meld, wajahnya bersungguh-sungguh saat dia bertanya lebih detil.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 191


Hajime berpaling pada Kaori yang terlihat sedikit kedinginan. Setelah beberapa
berpikir, dia menjawab pertanyaannya. Sedangkan untuknya dengan santai memanggilnya
“Hajime-kun”... dia memutuskan untuk mengabaikannya untuk saat ini.

“Ah, itu... Aku memiliki obat khusus. Ini bisa memulihkan seseorang dari keadaan
hampir mati dalam sekejap.”

“O, obat itu, apa itu?”

“Yah, ini agak legendaris... tidak normal untuk memilikinya. Yaegashi, kamu harusnya
disembuhkan secara sihir. Aku akan memberimu beberapa obat pemulihan sihir juga.”

“Y, ya... terima kasih.”

Shizuku, yang berbicara dengan Hajime, tergagap saat ia menerima obat, merasakan
perbedaan dalam etiketnya dengan Hajime di dalam kenangannya. Hajime, tidak peduli dengan
reaksi Shizuku, menyerahkan obat pemulihan sihir ke Kaori juga. Dengan sepatah kata terima
kasih, Kaori meminum isinya. Energinya pulih sedikit demi sedikit. Selama dia pulih, kelas bisa
disembuhkan.

Kaori, yang tidak perlu khawatir dengan Meld sekarang, mendesah lega.

Kouki berbicara lagi.

“Hei, Nagumo, aku bersyukur atas apa yang kamu lakukan untuk Meld-san, tapi
mengapa...”

“Hajime-kun. Terima kasih telah membantu Meld-san. Untuk membantu kita juga...
terima kasih.”

Sekali lagi, Kouki terinterupsi oleh Kaori. Kouki memiliki ekspresi delikat.

Meski begitu, Kaori mengabaikannya dan hanya menatap Hajime. Meskipun perubahan
Hajime membuat dia sangat shock, dia masih ingin menyampaikan rasa terima kasihnya. Dia
ingin berterima kasih pada Hajime untuk membantu Meld dan diri mereka sendiri.

Dengan tenggorokannya tersumbat, dia mencengkeram pakaiannya dengan tangannya,


tak mampu menahan air matanya. Dia tidak bisa menahan isakannya saat melihat Hajime di
depan dia dan bukan sebagai ilusi. Hajime dengan diam menatapnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 192


“Hajime-kun... kamu hidup, gusu, terima kasih. Saat itu, aku tidak bisa melindungimu...
Hic... Maafkan aku...”

Bukan hanya Shizuku, gadis-gadis itu bersimpati dengan perasaan Kaori dan menatapnya
dengan hangat; Kondo dan banyak lainnya terlihat pahit, dan Kouki dan Ryuutarou, yang tidak
mengerti perasaannya, menatap kosong. Shizuku, sementara itu, melihat Kouki dan Ryuutarou
yang benar-benar tidak peka.

「Muu, mungkinkah ini saingan baru?」Shea berkata dengan wajah yang sulit.

Yue menatap Kaori tanpa ekspresi.

Hajime, melihat Kaori menangis di hadapannya seperti ini, menyadari itu, seperti yang
Endo telah memberitahunya sebelumnya, Kaori telah mengkhawatirkannya selama ini.

Terus terang, Yue pernah diberitahu tentang Kaori saat dia dan Hajime turun di Abyss,
tapi dia benar-benar lupa tentang gadis itu sampai mereka bertemu Aiko di【Ul.】Dia merasa
sedikit bersalah melihat emosi rasa bersalah yang begitu kuat.

Hajime, dengan ekspresi malu, menanggapi Kaori sambil tersenyum masam.

“... Bagaimana seharusnya aku mengatakan ini, maaf aku tidak segera menghubungi.
Aku hanya ingin melepaskan diri dari tempat ini secepat mungkin... Kamu tidak perlu
meminta maaf... um, bagaimana seharusnya aku menempatkan ini, kamu tidak perlu
menangis”

Kaori melihat kelembutan yang sama di mata Hajime seperti malam ketika dia berkata
「Tolong lindungi aku.」

Melihat ini, dia teringat pada malam mereka membuat sebuah janji, dan Kaori
merasakan tenggorokannya tersumbat. Dia menangis tersedu-sedu dan melompat ke dadanya.

Hajime bingung apa yang harus dilakukan dan mengangkat tangannya saat Kaori
menangis ke dadanya. Jika itu teman sekelasnya yang lain, dia akan memanggil mereka suram
dan menendang mereka berulang kali seperti semacam Yakuza; itu sulit untuk berpikir bahwa
dia mungkin bereaksi sebaliknya dengan bagaimana mereka memperlakukannya sebelum dia
jatuh ke Abyss.

Tapi dengan Yue di sisinya, dia ragu untuk memeluk wanita lain secara dekat. Dengan
demikian, dia mengangkat tangannya seperti seseorang di gunpoint Itu sangat tidak seperti
Hajime.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 193


Dari samping, mata Shizuku berkata「Kamu membuat teman terbaikku menangis! Peluk
dia!」tapi tidak sesederhana itu untuk bergerak karena Yue dengan diam menatapnya. Dengan
enggan, dia menepuk kepalanya dengan ringan. Itu tindakan tak berguna yang tak biasa untuk
Hajime.

“... Kaori, kamu benar-benar baik. Menangis karena kamu tahu teman sekelasnya
hidup... tapi Nagumo membunuh seseorang yang tidak melawan. Aku perlu bicara, jadi
menjauhlah dari dia.”

Party Nagayama melotot pada Kouki seolah mengatakan 「Kamu, baca suasananya! 」
Sampai akhir, dia tidak menyadari perasaan Kaori. Sementara sambil menatap Hajime dalam
tuduhan, dia mencoba memisahkan keduanya.

Bagaimanapun, dia tidak berbuat banyak, mungkin karena perasaan yang akan datang
dari krisis yang bisa menyebabkan pembunuhannya, atau mungkin karena dia tidak mau
sembarangan menyentuh Kaori... atau mungkin keduanya.

“Hei, Kouki! Nagumo-kun membantu kita, kan? Kenapa kamu mengatakan itu padanya?”

“Tapi Shizuku, dia sudah kehilangan keinginannya untuk bertarung. Tidak ada
keperluan untuk membunuhnya. Aku tidak bisa memaafkan apa yang Nagumo lakukan.”

“Dengar, Kouki, kenapa kamu tidak berhenti? Kamu selalu...”

Mata Shizuku mendongak ke atas mendengar keberatan Kouki. Teman sekelasnya


bingung, tapi Hiyama, yang tidak suka Hajime di tempat pertama, mulai mendukungnya. Secara
bertahap, mereka mulai berdebat tentang tindakan Hajime. Kaori telah berpisah dari Hajime
dan menyeka air matanya. Dia terkejut dan terdiam, tersesat dalam pikiran.

Pada saat itu, sebuah suara menuangkan air dingin ke mereka. Secara kiasan, kali ini.

“... Sungguh orang yang tak berguna. Hajime, bisakah kita pergi?”

“Ah, ya, tentu.”

Suara absolute zero Yue memotong pendek mereka saat ia memanggil Kouki dan yang
“tidak berguna” lainnya. Meski suaranya kecil, itu memotong mereka semua. Dalam sekejap,
lingkungan berubah diam saat mereka menatapnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 194


Hajime, mendengar tentang Kaori dari Endo, turun untuk memenuhi janjinya kepadanya,
dan dia telah memenuhi kewajibannya. Hajime mengikuti Yue yang sedang menarik tangannya,
di ikuti dengan dekat oleh Shea yang mengkhawatirkan orang-orang di sekitar mereka.

Melihat ini, Kouki tidak tahan lagi.

“Tunggu sebentar. Aku belum selesai. Jika aku tidak mendengar niatmu, kita tidak
bisa menjadi teman. Sebenarnya, siapa kamu? Aku bersyukur kamu membantu kami,
tapi untuk memanggil kami tidak berguna pada pertemuan pertama... bukankah itu
agak kasar? Apa sebenarnya yang tidak berguna dari kita?”

“...”

Kouki, seperti biasa, mengatakan sebuah ucapan yang dipenuhi dengan keadilannya;
namun, mengatakan hal seperti itu dalam situasi ini membuat orang ingin bertanya-tanya
bagaimana dia menjadi seperti ini. Mungkin itu sesuatu dari sebuah kutukan pada titik waktu
ini.

Yue sepertinya telah meninggalkan Kouki, dia bahkan tidak meliriknya, apalagi bicara.
Kouki mengerutkan kening dalam kesal melihat sikap Yue, tapi ia segera tersenyum lembut
saat ia mencoba berbicara dengannya lagi.

Berpikir itu akan menjadi masalah lebih dari itu layak untuk Yue, Hajime mendesah dan
memutuskan untuk menjawabnya.

“Amanogawa. Ada begitu banyak lelucon yang ingin aku buat tentang rasa keadilan
yang kau miliki yang tampaknya menjadi makna keberadaanmu; karena sepertinya
kamu akan menaatiku, aku akan memberimu beberapa petunjuk.”

“Petunjuk? Apa yang aku katakan salah? Aku mengatakan apa yang alami seperti
sebagai seseorang.”

Merasa hal itu menyusahkan sampai hatinya yang paling dalam, Hajime menatap Kouki,
berusaha menahan ketidaksenangannya.

“Hentikan menipu diri sendiri.”

“Apa yang kamu katakan...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 195


“Kamu tidak marah karena aku membunuh wanita itu. Kamu tidak senang melihat
seseorang mati. Tapi dia berusaha membunuh kita, menyalahkanku membunuh wanita
yang membunuh ksatria lain, kau mengetuk pintu yang salah. Adapun sikapmu... apa itu,
membunuh seseorang yang tidak melawan? Aku memaksamu untuk melihat sesuatu
yang tidak ingin kau lihat... Aku mencapai apa yang kau tidak bisa lakukan dengan
mudah. Sekarang kau bisa menyebarkan keadilanmu. Yah, kurasa kau secara tidak
sadar melakukan itu. Bagian itu darimu masih belum berubah. Kau mengartikan
berbagai hal sesuai keinginanmu seolah itu sama alami seperti bernapas.”

“T, tidak! Berhentilah mengatakan hal-hal yang egois! Kamu membunuh seseorang
yang tidak melawan!”

“Apakah buruk membunuh musuh?”

“Ap!? Kamu baru saja membunuh seseorang! Tentu saja itu buruk!”

“Haa, apa tidak ada yang berbicara denganmu? Kurasa aku harus begini --- Aku tidak
akan memaafkan siapapun yang bermusuhan denganku. Kecuali ada alasan yang jelas,
saat aku bertarung, aku bertarung sampai mati. Baik dan jahat tidak terkait. Aku
menunjukkan momen naif dan nyaris menghindari kematian, aku mengerti saat itu. Ini
adalah nilai-nilai yang aku pelihara di Abyss, aku tidak akan memaksakan mereka
padamu. Yah, jika kau tahu itu benar-benar menjijikkan, kau sangat disambut untuk
mencoba dan menghentikanku...”

Hajime menutup jarak dalam sekejap dan menekan moncongnya pada Kouki. Pada saat
yang sama, ia menggunakan「Overpower」dengan niat membunuh yang kuat terhadap semua
orang di sekitar mereka.

Kouki menahan napas. Bahkan jika dia bisa melihat bagaimana yang tercepat di antara
mereka, Shizuku, bergerak, dia tidak tahu bagaimana Hajime bergerak sama sekali; dia
gemetar.

“Ingat ini, walaupun kita adalah teman sekelas sebelumnya, aku tidak akan ragu
membunuhmu”

“K, kau...”

“Apa kau salah paham dengan sesuatu? Aku tidak kembali lagi untuk bergabung
denganmu, dan aku bukan temanmu. Aku hanya datang kesini karena aku membuat
janji dengan Shirasaki. Begitu kita keluar dari sini, kita berpisah. Aku memiliki jalan
sendiri untuk diikuti.”

Setelah mengatakan sebanyak itu, Kouki hanya bisa menelan air liurnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 196


Hajime melepaskan efek 「 Overpower 」 dan menempatkan Donner di sarungnya,
menyebabkan banyak orang bernafas lega. Meski kelas memandang Hajime dengan tatapan
yang kompleks, Kouki masih bisa tidak setuju dan mencoba untuk berdebat; Namun, dia
dihentikan kata-kata kasar Yue.

“... Hajimelah yang bertarung. Seekor anjing yang kalah pada ketakutannya dan
melarikan diri tidak memiliki hak untuk berbicara.”

“Ap, mengatakan aku melarikan diri...”

Sebenarnya, bukan suatu kebetulan bahwa Hajime jatuh di tempat dia melakukannya.
Dia merasakan arus kekuatan sihir saat mereka menjelajahi lantai atas dan menebak Kouki
sedang melakukan sesuatu. Dengan memanfaatkan sepenuhnya kemampuan persepsinya, dia
membaca tanda-tanda di bawah dan menembakkan pile bunker ke bawah.

Gelombang sihir yang ia rasakan adalah「Supreme Dominance」Kouki. Hajime tahu dari


kekuatan sihir yang ia rasakan bahwa Kouki akan bisa mengalahkan devil itu. Meski begitu,
Kouki ragu-ragu untuk membunuhnya dan membawa keadaan sulit mereka. Itulah sebabnya Yue
mengatakan bahwa dia “kalah dari ketakutannya.”

Ketika Kouki mencoba berdebat dengan Yue, sebuah suara menyela dia.

“Berhenti, Kouki.”

“Meld-san!”

Komandan Meld datang dan mendengar pembicaraan mereka. Dia bangkit dengan
gemetar dan tampak bingung di perutnya yang seharusnya terluka.

Kaori memberikan penjelasan singkat kepada Komandan Meld. Setelah mendengar


bahwa dia disembuhkan secara ajaib dengan obat langka dan setelah mendengar bahwa Hajime
masih hidup, dia tampak senang dari kedalaman hatinya.

Sambil berterima kasih kepada Hajime karena telah menyelamatkan nyawanya, dia
berbaring sujud, meminta maaf bahwa dia tidak bisa membantu Hajime sebelumnya. Hajime
berlutut di tanah dan menerima permintaan maafnya.

Hajime sepertinya sama sekali tidak mengkhawatirkan tentang itu. Meskipun dia lupa
Komandan Meld telah mengatakan kepadanya “Aku pasti akan membantumu”... melihat
Komandan Meld meminta maaf dengan sangat dalam, dia membaca suasana dan meresponnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 197


Setelah selesai berbicara dengan Hajime, dia menatap Kouki dan meminta maaf dengan cara
yang sama.

“M, Meld-san? Kenapa kamu minta maaf?”

“Itu wajar. Aku adalah gurumu... namun aku tidak mengajarimu sesuatu yang penting
sebagai seorang yang bertarung. Resolusi untuk membunuh. Saat waktunya tiba, aku
akan memberimu pengalaman membunuh seseorang dengan mencari seorang pencuri...
itu adalah keharusan jika kamu ingin melawan Devil.. tapi kita menghabiskan banyak
waktu bersama, banyak berbicara, untuk memaksamu memiliki pengalaman seperti
itu... aku ragu-ragu. Sebagai pemimpin ksatria, aku harusnya telah mengajarimu
sebelumnya... Sedikit kemudian, hanya sedikit lebih lama, jika mereka bisa
menyelesaikan ini... aku ragu-ragu. Itu adalah kesalahanku sebagai pendidikmu.
Akibatnya, kamu hampir mati... aku minta maaf.”

Saat dia mengatakan ini, Komandan Meld membungkuk dalam-dalam lagi; kelas mencoba
menghiburnya dengan tergesa-gesa. Tampaknya, dia sudah cukup mengkhawatirkan semuanya;
keinginannya sebagai seseorang ikut campur dengan misinya sebagai pemimpin ksatria.

Komandan Meld adalah orang Kerajaan dan penganut Gereja Saint. Tidak aneh kalau dia
menghormati “Utusan Dewa” Namun, dia merasa ragu dengan kemampuan Kouki untuk
bertarung; dia terlalu baik dan naif seperti kata Hajime.

Mendengar pemikiran Komandan Meld, Kouki tetap diam. Diberitahu bahwa perlu
membunuh seseorang, Kouki mengingat rasa takutnya saat ia berusaha menebas wanita itu.
Pada saat yang sama, dia terkejut mendengar Komandan Meld bermaksud membuatnya
membunuh seorang pencuri, bahkan jika itu untuk pelatihan. Karena dia punya kekuatan untuk
menguasai pencuri...

Di sisi lain, Kaori tetap diam. Itu bukan karena kata-kata Komandan Meld; dia telah
memikirkannya kata-kata Hajime sepanjang waktu ini.

Rasa nilai yang dia tanam di Abyss, dia akan membunuh musuh tanpa ragu, bahkan jika
mereka adalah mantan teman sekelas... Ini bukan kata-kata yang akan dikatakan oleh Hajime
lama. Namun, niat membunuhnya sebelumnya serius. Hajime yang baik yang akan melindungi
orang lain dengan tubuhnya tidak akan lagi ragu untuk membunuh bahkan mereka. Kaori
bingung dengan perbedaan dalam hajime lama yang dia tahu dan Hajime dihadapannya.
Perasaan Hajime tentang kekhawatiran sebelumnya, apakah itu kesalahan dari bagiannya? Dia
merasa tidak nyaman.

Saat Kaori memikirkan ini, dia merasakan berat yang tak terduga dari mata seseorang.
Kaori melihat sekeliling dan melihat gadis dengan wajah cantik dan rambut yang indah. Dia
tiba-tiba mengamati Kaori dengan mata tidak berperasaan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 198


Yang mengingatkan Kaori, gadis itu cukup akrab dengan Hajime. Keduanya saling menatap
sebentar.

“... Fuu.”

“...”

Namun, Yue tampak menatapnya dengan ejekan. Kaori dengan refleks menghela napas;
dia mengerti maknanya「Jika kamu terguncang oleh ini, maka lupakan Hajime.」

Tentunya, Yue mengerti bagaimana perasaan Kaori tentang Hajime dari sikapnya.
Bahkan jika dia jatuh ke Abyss, dia percaya pada kelangsungan hidupnya dan bekerja keras.
Aku akan menantangmu! Yue diam-diam berpikir.

Namun, dia melihat Kaori bingung dan cemas tentang perbedaan antara Hajime lama dan
saat ini. Ini adalah reaksi alami bagi seseorang... melihat ini, Yue menganggapnya sebagai
seorang lawan yang tidak berguna.

Kau tidak bisa bersamanya. Mulai sekarang, Hajime... milikku. Aku ”istimewa” bagi
Hajime...! Deklarasi yang jelas ini menyebabkan wajah Kaori menjadi merah. Apakah itu
amarah atau malu? Kaori tidak bisa membantah bahwa dia kehilangan pandangan tentang
manusia bernama Nagumo Hajime. Dalam pertemuan pertama mereka, Yue adalah
pemenangnya.

Mengabaikan Kouki dan yang lainnya serta suasana yang delikat, Hajime mengumpulkan
pile bunker dan mulai berjalan keluar bersama Yue dan Shea. Melihat ini, Kouki mengikuti
Hajime. Karena semua orang lelah, Endo menyarankan agar mereka mengambil keuntungan dari
Hajime saat dia pergi. Meld bertanya dan Hajime setuju.

Saat perjalanan mereka ke permukaan, Hajime dengan mudah menangani para demon
yang telah bersembunyi. Sekali lagi, kelas terkagum dengan kekuatan pria yang pernah mereka
panggil “Tidak mampu.”

Hiyama menatap Hajime dengan ekspresi pucat saat Kondo dan yang lain mengirimkan
tatapan kecemburuan. Nagayama memiliki ekspresi bermasalah; Meski dia jelas bukan teman,
dia tetap memiliki rasa kagum.

Anak laki-laki menghindari melihat kekuatan Hajime. Mereka semua merasa bersalah
karena mereka mengabaikan Hajime saat ia dibuli oleh Hiyama. Itu tidak dapat dipungkiri
bahwa dia tidak mempertimbangkan mereka sebagai teman.

Hajime memimpin, mengabaikan berbagai tatapan dari kelas. Sepanjang jalan, Suzu dan
para gadis mulai berbicara dengan Yue, bertanya tentang Hajime dan dia; menyadari bahwa
mereka diabaikan, mereka mulai berbicara dengan Shea, bertanya tentang oppainya dan

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 199


telinga kelincinya, namun dengan cepat dihentikan secara fisik oleh Shizuku. Kondo dan para
anak laki-laki mulai berbicara dengan Yue dan Shea, lengkap dengan motif tersembunyi, tapi
sama sekali diabaikan. Setelah banyak kekesalan, Hajime menembak peluru berlapis karet dan
menendangnya saat dia mencoba menyentuh telinga kelinci Shea tanpa izin, membiarkan
sejumlah kecil kehausan sejati akan darahnya kepada palu dalam ketakutan --- akhirnya,
mereka sampai ke permukaan.

Kaori, yang masih khawatir, melihat ke bawah. Shizuku dengan cemas mendekati Kaori;
namun, dia tidak bisa meredakan syoknya. Shizuku tidak bisa mengabaikan gadis yang
mengirimkan hatinya ke Hajime

Begitu mereka sampai di pintu masuk【Orcus Great Labyrinth,】

“Ah! Papa!!”

“Mu! Myuu?”

Seorang gadis kecil yang memanggil Hajime Papa muncul.

Di antara keributan para petualang dan pedagang, Suara energik Myuu melampaui
semuanya. Para profesional yang sibuk semua menatapnya dengan senyum lembut.

Sutetetete! Sambil membuat langkah lucu, Myuu berlari lurus ke arah Hajime dan
melompat ke arahnya dengan segenap kekuatannya. Sepertinya dia tidak pernah gagal untuk
percaya Hajime akan kembali.

Biasanya, siapa pun akan menggeliat sakit menerima serudukan kepala yang cepat dari
seorang gadis yang melompat dengan kekuatan penuh ke perut, tapi, sayangnya, tubuh Hajime
tidak selemah itu. Sebaliknya, dia benar-benar mengurangi dampaknya sehingga tidak melukai
Myuu dan dengan tegas menangkapnya.

“Myuu, kamu datang? Dimana Tio?”

“Ya. Tio Onee-chan mengatakan ini sudah waktunya Papa datang kembali. Itu sebabnya
kami datang. Tio Onee-chan di...”

“Disini.”

Seorang wanita cantik dengan rambut hitam dan mata emas angkat bicara. Tak perlu
dikatakan, orang itu adalah Tio. Hajime menatapnya dengan jengkel, berpikir itu tidak biasa
bagi Myuu untuk hilang dalam kerumunan seperti itu.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 200


“Hei, hei, Tio. Jangan berpisah dari Myuu di tempat seperti ini.”

“Dia ada dalam pandanganku. Ada beberapa orang yang tidak sopan. aku tidak ingin
menunjukkan Myuu adegan yang menakutkan seperti itu.”

“Aku mengerti. Tidak apa-apa kalau begitu.... lalu? Dimana orang idiot yang ingin
bunuh diri itu?”

“Tidak, Master. Tenanglah, mereka masih ada di sekitar kita.”

“... Tch, terserah”

“... Kau benar-benar overprotektif terhadap gadis itu, hmm?”

Hajime, mendengar keberadaan penjahat, tersenyum muram tapi ditegur oleh Tio yang
menyadari maksudnya yang sesungguhnya. Meskipun Hajime tidak suka dipanggil Papa dari
kedalaman hatinya, dia benar-benar berperan. Saat waktunya tiba bagi mereka untuk berpisah
saat mencapai Erisen, dia tidak yakin seberapa mudah dia bisa melakukannya... Hajime merasa
lebih cemas daripada Myuu.

Teman-teman sekelasnya menatap takjub mendengar percakapan antara Hajime dan Tio.
Meskipun mereka mengerti bahwa hajime entah bagaimana menjadi kuat di luar keyakinan
dalam 4 bulan terakhir ini melalui pengalamannya, semua orang tercengang,「Mustahil, dia
seorang ayah!」Para anak laki-laki terutama melirik Yue dan Shea dan wanita cantik dengan
rambut hitam dan oppai besar yang tiba-tiba muncul, berkata「Apa yang sebenarnya terjadi!」
dengan jelas mencurigai mereka. Mungkin keterkejutan mereka di sini lebih kuat daripada
keterkejutan mereka pada kekuatannya yang tak dapat dimengerti.

Memikirkannya secara rasional, itu tidak mungkin untuk memiliki anak berusia 4 tahun
dalam waktu 4 bulan, namun karena banyaknya dampak yang datang berturut-turut, mereka
tidak bisa tidak memiliki salah paham.

Satu orang berjalan maju dari kelas yang linglung. Matanya tidak tersenyum sama sekali
meskipun wajahnya... Itu adalah Kaori. Mata Hajime terbuka lebar saat Kaori mendorong maju.

“Hajime-kun! Apa artinya ini!? Apakah ia benar-benar anakmu!? Siapa yang


melahirkannya!? Yue-san!? Shea-san!? Atau mungkin wanita berambut hitam ini!?
Mungkinkah, mungkin seseorang lainnya!? Berapa banyak orang yang telah kamu
hamili!? Katakan padaku! Hajime-kun!”

Kaori memegang kerah leher Hajime dan mulai menggoyangkannya. Hajime ingin menarik
diri sambil mengatakan itu semua adalah kesalahpahaman, tapi sepertinya dia memiliki

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 201


kekuatan yang aneh kali ini dan dia tidak bisa lepas. Dari belakang, seseorang berteriak
「Kaori, tenanglah! Itu tidak mungkin anaknya!」Meskipun Shizuku mengperingatkannya, dia
sepertinya tidak mendengarnya. Sementara itu, suara bisa didengar di sekitarnya.

“Apa ini? Pertarungan?”

“ Sepertinya dia memiliki anak dengan wanita lain?”

“Itu tidak terlihat hanya satu atau dua orang.”

“Menghamili lima orang sekaligus?”

“Tidak, aku mendengar orang-orang yang memiliki harem bisa melakukannya dengan
beberapa orang pada satu waktu, kan?”

“Tapi sepertinya dia menyembunyikannya dari istrinya.”

“Aku mengerti... jadi dia ketahuan hari ini.”

“Harem, huh... Aku cemburu”

“Kau tahu... dia seharusnya mati saja”

Rupanya semua orang memikirkan gagasan bahwa Hajime telah menghamili lusinan
wanita dan, meski menjadi pria yang sudah menikah, telah menjadi iblis dengan harem yang dia
sembunyikan dari istrinya. Hajime menatap langit dan mendesah sambil menepuk-nepuk
kepalanya saat Kaori mengguncangnya. Myuu hanya berdiri di samping dengan memiringkan
kepalanya kebingungan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 202


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 203
Kaori tersipu malu, wajahnya di dada Shizuku karena malu. Setelah tenang, dia
menyadari betapa tidak mungkinnya pikirannya dan keseriusan dari situasinya. Shizuku hanya
menepuknya berkata,「Tidak apa-apa~ sini sini.」Dia benar-benar memainkan peran seorang
ibu... Tidak, yang terbaik adalah menghentikannya.

Hajime meninggalkan pintu gerbang untuk melaporkan selesainya tugas ke Roa di kantor
cabang. Semua dalam sehari, sahamnya dalam guild naik sementara evaluasi sosialnya turun.
Dia memutuskan untuk segera meninggalkan kota. Awalnya, dia hanya datang untuk
mengirimkan surat dari Iruwa ke Roa, dia tidak perlu mengisi pasokannya, jadi tidak akan ada
masalah jika dia pergi dengan segera.

Kelas mengikuti Hajime karena Kaori mengikutinya. Meskipun dia menggeliat karena
malu, dia terus berpikir untuk dirinya sendiri. Apakah dia ingin berpisah dengan Hajime,
apakah dia ingin mengikutinya, dia ingin mengikuti perasaannya jika dia bisa. Dia tidak ingin
berpisah dengannya setelah mereka bertemu lagi akhirnya.

Namun, dia merasa bersalah karena memisahkan diri dari kelompok Kouki, terutama
sejak Hajime telah banyak berubah. Dia telah diejek juga, kegelisahannya telah terlihat. Kaori
juga tahu perasaan Yue untuk Hajime kuat.

Hatinya sakit saat mengetahui pikiran Hajime tentang Yue sebagai seorang yang
istimewa. Itu merupakan duri dalam pikirannya. Keduanya saling memikirkan satu sama lain.
「Perasaanmu hanya sekuat ini.」Memikirkannya, Kaori meragukan dirinya sendiri.

Kerinduannya kalah pada Yue karena dia menginginkan Hajime yang dulu. Bisakah dia
benar-benar melihat hajime hari ini? Bisakah dia melihat Hajime saat ini atau dia hanya bisa
melihat masa lalu? Dihadapan suasana Yue yang bermartabat... Kaori merasa terbebani.

Singkatnya, sebagai seorang wanita, sebagai pengguna sihir, dan dalam keinginannya
untuk Hajime, Kaori kehilangan kepercayaan dirinya. Akhirnya, Hajime hendak pergi, udara
yang mengancam melayang menuju yang lain. Kaori, akhirnya menyadari, mendongak dan
melihat sepuluh orang mengepung mereka.

“Hei, hei, apa yang kamu lakukan? Membuat teman kita kotor di sini, dan tidak ada
tanda maaf? Hah!?”

Seorang pria dengan penampilan kotor dan bersenjata melihat penuh nafsu pada Tio.
Tampaknya dia adalah teman dari orang yang mencoba untuk menculik Myuu, dan dia datang
untuk membalaskan dendam. Mengingat penampilannya, bagaimanapun, dia di sini untuk lebih
dari sekadar itu.

Hajime meletakkan tangannya di pelipisnya dan menatap pria itu dengan keheranan.
Kata-kata tentara bayaran itu menunjukkan bahwa dia sudah mulai terbawa suasana.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 204


Tatapan mereka tampak menjilat Yue dan Shea dari atas ke bawah, membuat Shea
merasa jijik dari lubuk hatinya. Mereka salah mengira Yue, yang berdiri di belakang Hajime,
menjadi seorang gadis yang ketakutan dan mulai mendekati mereka.

“Anak nakal! Kamu mengerti kan? Kalau kau tidak ingin mati, tinggalkan wanita dan pergi.
Apa~ Anggap itu sebagai permintaan maaf!”

“Apa, Aku yakin kau telah menghancurkannya mereka di dalam~ ”

Gya ha ha, pria itu mulai tertawa. Myuu ketakutan, menjadi objek keinginan orang lain,
apalagi, Klan Kelinci sering digunakan sebagai alat untuk melampiaskan frustrasi seksual, jadi
takdir mereka sudah diputuskan.

Seperti biasa, mempekerjakan begitu banyak tentara bayaran membawa kebingungan


dan tekanan tertentu. Kouki tidak mampu menahan mendengar ucapan mereka dan hendak
berteriak marah, tapi Hajime tetap tenang dan memandang pria itu tanpa peduli.

Karena mereka hanya berbicara dan belum mulai bertarung, dia tidak bisa panik dan
merespon dengan kekerasan. Kemudian lagi, membuat mereka keempatnya untuk meminta
maaf juga tidak cocok dengannya.

Meski begitu, Hajime tidak bermaksud membiarkan mereka berbicara lebih jauh.
Memperlakukan Shea seperti mainan seksual sudah cukup untuk membuatnya kehilangan
kesabarannya, tapi telah membuat Myuu ketakutan dengan kedengkian mereka juga membuat
dia memutuskan untuk memberi mereka kehidupan yang lebih menyakitkan daripada kematian.

Hajime santai lebih jauh dan tanpa ragu menembak simbol kejantanan mereka. Melihat
serangan balik tanpa ampun itu, Kouki dan yang lainnya mundur. Anak laki-laki terutama
berubah pucat dan memegangi tangan mereka di pangkal paha mereka.

Mengabaikan ini, Yue dan yang lainnya berjalan mendekati Hajime.

“Seperti biasa, Kamu tanpa belas kasihan~ Seperti yang diharapkan darimu, Master.
Meskipun mereka adalah musuh semua wanita, apakah kamu memiliki simpati untuk
mereka?”

“Dia mengendalikan amarahnya lebih baik dari biasanya~ Itu pasti karena Myuu-chan,
bukan? Dia benar-benar overprotektif terhadapnya.”

“... Mm, aku juga berpikir begitu... Dia juga marah untuk Shea.”

“Eh!? Kamu marah untuk aku? E he he, Hajime-san... terima kasih~”

“... Seperti biasa, kamu langsung melihatku, Yue.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 205


“Mm ... tentu saja. Aku selalu melihat Hajime.”

“Yue...”

“Hajime...”

Pada akhirnya, Hajime dan Yue memasuki dunia kecil mereka sendiri. Shea, seperti
biasa, mencoba memecahkannya, dan Myuu hanya melompat pada Hajime tanpa peduli. Tio yang
merupakan orang sesat, menjadi Haa, Haa.

Kaori menatap hajime yang sedang memegang Myuu dan dikelilingi oleh para gadis.
Adegan dari beberapa saat yang lalu. Hajime tidak akan ragu untuk menggunakan kekerasan
yang mana sangat berbeda dengan dia yang sebelumnya. Di hadapan suatu hal, ini seperti
menolak Hajime lembut yang dulu.

Namun, kemarahan yang dia pegang telah hilang. Gadis-gadis itu dengan senang hati
tersenyum saat mereka mendekati Hajime. Dia benar-benar tidak kehilangan kebaikannya,
jika tidak, dia tidak akan dikelilingi oleh senyum seperti itu. Seorang anak tidak akan
mengaguminya seperti seorang ayah.

Dan meskipun dia terguncang oleh perubahannya, Hajime awalnya memasuki Labyrinth
untuk memberi rasa lega kepada Kaori menunjukkan bahwa dia masih hidup. Dia menepati
janjinya. Dan meskipun dia terjun ke Labyrinth untuknya, dia tidak mengabaikan yang lainnya.
Dia menyelamatkan Meld dan melindungi teman-temannya.

Kaori melihatnya. Untuk melindungi orang lain, dia tidak akan ragu untuk menggunakan
kekerasan, dan dia juga tidak akan memaafkan musuh-musuhnya. Tentu saja, hidupnya mungkin
tidak termasuk dalam dirinya sendiri, tapi dia memikirkan orang lain. Senyuman para wanita di
sekitarnya membuktikan itu.

Kaori membayangkan. Hajime kehilangan warna rambutnya. Dia tidak punya mata kanan
ataupun lengan kirinya. Dia pasti selamat dari situasi kejam yang diluar imajinasinya. Dia pasti
sudah hampir hancur baik secara mental maupun fisik berkali-kali. Tidak, itu mungkin... bahwa
dia telah berubah karena pikirannya telah rusak. Meski begitu, Hajime menyusuri jalan yang
dikelilingi oleh wajah yang tersenyum.

Kegalauan di kepala Kaori hilang. Itu seolah dia menemukan potongan puzzle yang hilang.
Apa gunanya ragu-ragu? “Hajime” ada di hadapannya. Ada anak laki-laki yang ada dalam
pikirannya. Sementara dia disebut “Tidak mampu,” dia merangkak naik dari kedalaman Abyss.
Dia adalah seseorang yang mendapatkan begitu banyak kekuatan.

Ada bagian dari dirinya yang telah berubah dan bagiannya yang tidak. Tapi itu wajar.
Waktu dan pengalaman merubah seseorang. Apa yang ada untuk ditakuti? Kenapa dia harus
kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri?

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 206


Jika ada sesuatu yang tidak dia ketahui, dia bisa mempelajarinya dengan berada di
sisinya. Dia datang sejauh ini di sekolah. Dia tidak bisa kehilangan keinginannya. Apa yang
salah dengan keinginan berada di sisinya! Apa yang salah dengan mengikuti keinginannya!

Keputusan memenuhi mata Kaori. Shizuku, di sisinya, mengendurkan pipinya melihat


perubahan sahabatnya. Dia dengan diam mendorong punggungnya. Kaori memiliki lebih banyak
“kekuatan” di matanya daripada sebelumnya; setelah mengangguk ke Shizuku dengan
berterimakasih, dia melangkah maju ke medan perang berikutnya. Benar! Ini adalah
pertarungan seorang wanita!

Hajime, yang menyadari Kaori, menatapnya. Dia pikir dia akan melihat mereka pergi,
sementara Yue 「 Mu? 」 dan memperhatikan. Shea berkata 「Arara? 」 saat dia memandang
Kaori dengan rasa ingin tahu. Tio hanya mengatakan「Ho ho, ini akan kacau~.」Rupanya Kaori
tidak hanya mengirim mereka; dia merasakan hal yang buruk dan mengerutkan kening.

“Hajime-kun, maukah kau membiarkan aku ikut denganmu? Tidak... aku akan menempel
padamu tidak peduli apa. Ayo kita jalan?”

“... Ha?”

Itu bukan sekedar salam atau perpisahan sama sekali. Mata Hajime menjadi titik dan
dia hanya membuat suara refleks yang bodoh. Memahami Hajime tidak akan bisa melangkah
lebih jauh dalam percakapan, Yue melangkah maju.

“... Kamu tidak memiliki kualifikasi”

“Kualifikasi? Apakah itu keinginan kita untuk bersama Hajime-kun? Lalu apa kau pikir
aku akan kalah darimu?”

Mendengar Kaori mengatakan kata-kata itu begitu tenang, Yue jadi「Mu mu」 dan
mengerutkan kening. Kaori menatap Yue dengan tegas. Di dalam matanya ada nyala api yang
menderu yang menunjukkan keputusannya. Tentunya, dalam hidupnya, gadis emas akan menjadi
saingan terhebatnya, tapi dia tetap menatap langsung kepadanya.

Yue, yang menerima tatapan ini, matanya sedikit tersenyum, menyebabkan Kaori tiba-
tiba beralih ke Hajime, sebuah rasa sakit yang menyakitkan di dadanya. Dengan kedua
tangannya terlipat seakan berdoa, pipinya diwarnai merah dengan ketegangan dan rasa malu,
dia menarik napas dalam-dalam. Sebuah nafas yang dalam dan panjang. Namun, dia
menggunakan kekuatan ini untuk memutar kata-katanya. Pastinya, pada hari itu saat ia melihat
Hajime bersujud di kota, keinginan ini lahir.

Dia gemetar sambil dengan putus asa menekan dirinya sendiri dan... dengan jelas mengatakan,

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 207


“Aku suka kamu.”

“... Shirasaki.”

Hajime menatap mata Kaori dengan tulus dan menanggapi dengan serius.

“Aku memiliki wanita yang aku cintai. Aku tidak bisa menanggapi perasaanmu. Karna
itulah aku tidak akan membawamu bersamaku”

Mendengar jawaban jelas Hajime, Kaori menunduk seperti dia akan menangis sejenak
sambil menggigit bibirnya; namun, dia mendongak keatas dengan segera setelahnya. Dia
mengangguk dalam pengertian. Di balik wajah keputusannya, dia tertegun, terkejut, dan ingin
menangis, tapi tetap saja, dia membentuk kata-katanya.

“... Ya aku mengerti. Itu Yue-san, bukan?”

“Ya, itu sebabnya...”

“Tapi aku tidak berpikir itu adalah alasan mengapa aku tidak dapat berada di sisimu.”

“Apa?”

“Karena Shea-san dan Tio-san juga mencintaimu, kan? Shea-san terutama sangat
serius. Apakah aku salah?”

“... Itu...”

“Hajime-kun, ada seseorang yang spesial untukmu, tapi kau mengizinkan yang lainnya
di sisimu. Aku juga akan ke sana. Perasaanku untukmu... Aku tidak berpikir mereka
akan kalah dari siapapun.”

Saat dia mengatakan ini, Kaori berpaling ke Yue. Aku tidak akan kalah, bahkan
kepadamu! Tidak lagi! Keinginan kuat Kaori bisa terlihat di matanya. Itu tanpa diragukan lagi
sebuah deklarasi perang. Itu adalah perang untuk mengambil tahta siapa yang paling
“istimewa.”

Yue, yang menangkap tatapan Kaori, tersenyum tanpa rasa takut.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 208


“... Kalau begitu kamu harus datang. Aku akan menunjukkan kepadamu. Perbedaan
antara kamu dan aku”

“Namanya kaori”

“... Kalau begitu kau bisa memanggilku Yue. Tantanganmu, aku akan menerimanya.”

“Fu fu, Yue. Jangan menangis, bahkan jika kamu kalah, oke?”

“... Fu, fu fu fu fu fu.”

“A ha, A ha ha ha ha.”

Dalam arti yang sama sekali berbeda dari Hajime, Yue dan Kaori membentuk sebuah
dunia antara keduanya. Hajime hanya melihat ke kejauhan telah tiba-tiba menerima pengakuan.
Melihat Yue dan Kaori tertawa, Shea dan Myuu berpegangan padanya.

“H, Hajime-san! Mataku, apakah mereka bercanda? Aku melihat seekor naga dalam awan
guntur di belakang Yue-san!”

“... Itu normal kan? Aku melihat setan dengan pedang bersiap di belakang Shirasaki.”

“Papa~! Mereka menakutkan!”

“Haa, Haa, kalian berdua... mata itu... aku tidak bisa cukup.”

Melihat Yue dan Kaori saling tertawa sambil berdiri setingginya, Hajime ingin
menanyakan apakah mereka mempunyai karakter seperti itu, tapi karena itu kemungkinan akan
menjadi bumerang, dia memutuskan untuk menunggu sampai semuanya beres. Dia menenangkan
Myuu yang menempel padanya. Mengakui dirinya untuk menghindari masalah benar-benar tidak
berguna.

Namun, orang yang keberatan menentang keinginan Kaori... akan menjadi sang “Pahlawan”
Amanogawa Kouki.

“T, tunggu! Tolong tunggu! Aku tidak mengerti. Kaori, kamu suka Nagumo? Kamu pergi
bersamanya? Eh? Apa artinya ini? Mengapa hal-hal tiba-tiba menuruni rute ini?
Nagumo! Apa yang kau lakukan pada Kaori!”

“... Apaan?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 209


Nampakya Kouki sepertinya tidak mengerti bahwa Kaori menyukai Hajime meski melihat
apa yang terjadi. Meski hanya Kouki yang tidak menyadarinya, melihat Kaori bertindak dengan
cara yang jauh dari pikirannya, dia menganggap Hajime melakukan sesuatu padanya. Hajime
secara naluriah menusuknya dengan dialek Kansai.

Dia benar-benar yakin bahwa Hajime melakukan sesuatu pada Kaori. Dia terlihat siap
bertarung saat ia melihat Holy Sword-nya sementara Shizuku hanya menggantung kepalanya
dan tampak seperti dia menahan sakit kepala.

“Kouki. Kenapa menurutmu Nagumo-kun melakukan sesuatu? Berpikir tentang hal itu
dengan tenang. Bahkan di Jepang, Kaori menyukainya. Jika tidak, dia tidak akan
berbicara kepadanya begitu banyak.”

“Shizuku... Apa yang kau katakan... itu hanya karena Kaori orang yang baik, bukankah
dia berbicara dengan Nagumo karena dia merasa buruk padanya? Dia tidak
kooperatif atau termotivasi, kenapa Kaori menyukai seorang otaku seperti Nagumo?”

Saat mendengar percakapan Kouki dan Shizuku, pipi Hajime berkedut; Dia tiba-tiba
marah saat menceritakan fakta ini di hadapannya. Kaori memperhatikan pembicaraan mereka,
melihat kerusuhan yang mungkin akan terjadi, jadi dia angkat bicara.

“Kouki-kun, semuanya, maafkan aku. Aku tahu aku egois... tapi, tapi aku ingin pergi
dengan Hajime-kun tidak peduli apa. Itu sebabnya aku akan meninggalkan party
sekarang. Aku sangat menyesal.”

Kaori membungkuk dalam-dalam saat mengatakan ini. Formasi wanita, Suzu, Eri, Ayako,
dan Mao, berteriak Kyaa kyaa~ Nagayama, Endo, dan Nomura, karena mereka mengerti
perasaan Kaori, melambai kepergiannya dengan senyum pahit.

Tentu, Kouki tidak bisa menerima kata-katanya.

“Ini bohong kan? Bukankah ini aneh? Kaori, kamu sudah berada di sisiku untuk waktu
yang lama, kan...? Ini akan sama dari sekarang... Kita teman masa kecil... jadi... wajar
jika kau bersamaku, benar, Kaori?”

“Um... Kouki-kun. Memang benar kita adalah teman masa kecil... karena itulah, kita
menghabiskan banyak waktu bersama, bukan? Itu hal yang wajar menjadi seperti
itu...”

“Benar, Kaori. Ini bukan keputusan yang kamu buat sendiri, Kaori. Tolong hentikan.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 210


Kouki berbicara dengan sangat terkejut. Dia menatap Hajime dan merasakan
keberadaannya tidak dapat diijinkan. Hajime dikelilingi oleh wanita dan gadis-gadis yang
cantik. Saat dia teringat pada Kaori... emosi gelap yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya,
muncul. Dengan dorongan hati, kemampuannya untuk menafsirkan sesuatu dengan keinginannya
berlari dengan kekuatan penuh.

“Kaori. Kamu tidak bisa pergi. Aku mengatakan ini untuk kebaikanmu sendiri. Lihat
Nagumo, dia punya beberapa gadis yang menemaninya, bahkan anak kecil... dan gadis
kelinci itu memiliki kerah budak. Wanita berambut hitam itu memanggilnya ‘Master’
juga. Ini seperti dia mengumpulkan wanita atau sesuatu. Dia yang terburuk. Aku tidak
akan membiarkanmu bekerja dengan seseorang yang dengan mudah membunuh
seseorang. Kamu hanya akan merasa tidak bahagia jika kamu pergi bersamanya. Jadi
tinggallah di sini. Tidak, bahkan jika kamu membenciku, aki akan menghentikanmu.
Aku tidak akan membiarkanmu pergi.”

Kaori dan yang lainnya tertegun oleh keberatan Kouki yang liar; namun, dia tidak bisa berhenti.
Dia melihat dari Kaori ke Hajime dan Yue dan para gadis.

“Kamu juga. Kamu seharusnya tidak bersama pria ini lagi. Datanglah denganku. Aku
akan menyambut kemampuanmu. Aku bisa menyelamatkanmu. Shea, juga, kan?
santailah. Aku akan membebaskanmu dari perbudakan jika kau ikut denganku. Tio,
kamu tidak perlu memanggilnya Master lagi.”

Mengatakan ini dengan senyuman menyegarkan, Kouki merentangkan tangannya kedepan.


Shizuku menatap langit sambil menutupi mukanya dengan tangannya. Sedangkan untuk Kaori,
dia hanya berdiri dengan mulutnya terbuka.

Gadis-gadis yang menerima undangan Kouki...

“““...”””

Mereka sudah terdiam. Semua orang berpaling dari Kouki dan menggosok lengan mereka
bersama-sama. Tonjolan bisa terlihat pada kulit Yue. Dalam arti tertentu, mereka telah
menerima cukup banyak jumlah damage. Bahkan Tio mengatakan「Ini terasa sedikit salah...」
sambil mengerutkan dahi.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 211


Melihat Yue dan yang lainnya terlihat seperti ini, Kouki tersenyum senyap saat dia
mengulurkan tangannya lebih jauh. Jauh dari mencocokkan tatapannya, dia merasa kaget saat
mereka melarikan diri untuk bersembunyi di balik Hajime.

Kejutannya berubah menjadi kemarahan. Dia menarik Holy Sword dan berlari penuh
menuju Hajime. Kouki menusuk pedang itu ke tanah dan menunjuk Hajime dan membuat
sebuah deklarasi.

“Nagumo Hajime! Duel denganku! Pertarungan tangan telanjang. Jika aku menang,
kau tidak akan mendekati Kaori! Dan kau akan membebaskan gadis-gadis itu di sini!”

“... Ouch, itu tidak baik. Sang Pahlawan lebih idiot dari pada yang diharapkan. Dia
tidak bisa melihat apapun lagi.”

“Ada apa dengan komentar yang membingungkan itu? Apakah kau takut!?”

Kouki menancapkan Holy Sword ke tanah untuk membawa pertempuran ke pertarungan


hand-to-hand. Dia yakin dia tidak akan baik dalam pertandingan melawan Hajime saat
menggunakan senjata. Apakah dia bertindak secara sadar atau tidak sadar... Yue dan yang
lainnya, dan juga Kaori, terkejut dengan perilaku Kouki.

Namun, Kouki percaya pada keadilannya, mengamuk tentang bagaimana dia akan
menyelamatkan teman masa kecilnya dan gadis-gadis yang Hajime buat tidak senang, tidak
menyadari suasana di sekitar mereka. Dia membuat sebuah dash sembrono tanpa memikirkan
apapun. Rasa “iri” yang ia rasakan membuat dia bertindak benar-benar ceroboh.

Tanpa menunggu persetujuan Hajime, Kouki berlari kencang kedepan. Hajime mendesah
dan mundur dua, tiga langkah. Kouki berpikir dia takut bertempur tanpa senjata; meskipun ini,
bahkan saat Kouki hanya beberapa langkah lagi, Hajime tidak bereaksi. Dia hanya menurunkan
tangannya dengan malas. Kouki berpikir Hajime tidak bisa bereaksi, dia yakin akan
kemenangannya. Pada saat itu,

“!?”

Kouki menghilang.

Lebih tepatnya, saat dia mengambil langkah terakhirnya, memasukkan bobot ke kakinya
sehingga dia bisa mengerahkan seluruh kekuatan ke tinjunya, dia terjatuh. Itu adalah lubang
perangkap. Ketika Hajime mundur beberapa langkah, dia telah menggunakan formasi sihir di
sepatunya untuk membuat lubang sedalam 4 meter.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 212


Perangkap itu segera kembali ke batu, menelan Kouki. Sebuah ledakan terdengar dari
bawah. Setelah men-transmutasi perangkap, dia memindahkan Granat Stun, Granat Shock,
Granat kelumpuhan, dan bom gas air mata ke bawah tanah dari「Treasure Warehouse.」

Kemungkinan besar, di bawah tanah, ledakan kejutan menghantam Kouki saat dia
mencoba berlari, granat stun membutakannya, bom gas air mata menyiksa matanya dan
hidungnya, dan granat kelumpuhan memaksanya untuk berhenti bergerak sehingga ia bahkan
tidak bisa melarikan diri.

Hajime dengan diam menggunakan Transmute lagi, mengeraskan lingkungan Kouki


menjadi batu. Dia hanya membiarkan lubang udara kecil terbuka agar Kouki bisa terus
bernafas.

Bagi mereka yang melihat dari samping, Kouki telah marah sendiri, membenci Hajime
sendiri, dan menyerangnya sendiri, namun Hajime adalah orang yang berdiri sementara Kouki
jatuh dan lenyap... itu sangat kocak.

“Ah~ Yaegashi. Untuk saat ini, akan lebih baik jika kamu bisa menggali nanti.”

“... Meskipun banyak yang ingin aku katakan... aku mengerti.”

Tinggalkan Kouki yang merepotkan kepada Yaegashi Shizuku! Itu adalah sesuatu dari
pemahaman implisit kembali di Jepang, dan sekarang, Hajime telah menyerahkan hal yang
menyusahkan itu ke Shizuku.

Shizuku mendesah sambil menutup matanya dengan tangan... Saat ini, Hiyama dan
kelompoknya yang beranggotakan tiga orang mulai menimbulkan keributan. Alasannya adalah
ketidakhadiran Kaori meninggalkan lubang yang terlalu besar. Dengan Kaori pergi, seseorang
mungkin akan mati. Hiyama keberatan dan mencoba membujuknya untuk tetap bersikap galak.
Dia tampak seperti... semua yang telah dia kerjakan selama bertahun-tahun, yang akan
dipegangnya di tangannya, akhirnya terjatuh dari jangkauan.

Ketika kelompok Hiyama memutuskan bahwa akan sulit untuk membujuk Kaori, mereka
mencoba agar Hajime tetap tinggal. Mereka meminta maaf untuk masa lalu, mencoba untuk
mendapatkan dari saat ini seolah tidak ada yang memprihatinkan.

Seolah mereka hanya kotoran, Hajime memiliki ekspresi ngeri melihat mereka
bertindak begitu akrab dengan dia, sementara Shizuku memiliki dirinya sendiri ekspresi yang
tidak menyenangkan. Mata Hajime dan Hiyama bertemu untuk pertama kalinya. Matanya
memegang beberapa bentuk kegilaan kapan pun dia menatap Kaori; Hajime bisa merasakannya.

Shizuku hampir menasehati Hiyama dan anak laki-laki yang hampir mulai bertengkar,
tapi Hajime memutuskan untuk berbicara dengan Hiyama untuk mengkonfirmasikan apa yang
terjadi hari itu. Senyuman sarkastik muncul di wajahnya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 213


“Hei, Hiyama. Sudahkah kamu menjadi lebih baik di Fire Magic?”

“... Eh?”

Hiyama tercengang mendengar pertanyaan mendadak ini. Namun, raut mukanya bertahap
menjadi biru saat dia menyadari maksud di belakangnya.

“Ap, apa yang kamu bicarakan? Aku barisan depan... dan Wind Magic sangat cocok
untukku.”

“Hmm, aku bisa bersumpah kau bagus dengan Fire Magic.”

“A, apakah kamu yakin itu bukan kesalahpahaman? Apakah yang kamu katakan, tiba-
tiba...”

“Mungkin ada sesuatu dalam sistem yang kau sukai. Seperti Fireball. Mungkin kau bisa
menggunakannya dengan insting?”

“...”

Hiyama pergi dari biru menjadi putih. Melihat reaksinya, Hajime yakin. Dia menebak
motifnya, melihat sikap Hiyama saat mencoba meyakinkan Kaori. Hajime melirik Kaori,
menganggapnya itu bagus bahwa dia belum diserang sejauh ini.

Hajime tidak lagi memiliki keinginan untuk balas dendam. Meskipun dia tidak akan
memaafkan permusuhan, dia memiliki kebijakan untuk meninggalkan orang lain sendirian.
Membalas sekarang hanya akan memberinya lebih banyak masalah dengan Kouki daripada
kelayakannya. Keberadaan Hiyama, untuk Hajime, benar-benar tidak berguna seperti kerikil di
pinggir jalan.

Hajime meninggalkan kata-kata tanpa ampun untuk Hiyama, Kondo, dan oboy yang telah
terdiam. (TLN; oboys...?, typo kah? Mungkin maksudnya satu lagi anggota party Hiyama.. sapa tuh lupa -,- )

“Aku tidak membutuhkan permintaan maaf darimu, aku tidak peduli dengan apa yang
terjadi di masa lalu. Bagiku, kau tidak berguna. Aku hanya mengatakan itu agar kau
tahu. Jika kau mengerti itu, lalu lenyaplah dariku! Kau depresi!”

Mereka ingin lebih banyak keberatan, tapi Hajime berkata「Hiyama. Kau tahu apa yang
aku bicarakan, kan?」dengan senyuman di seluruh wajahnya, menyebabkan Hiyama gemetar
dan diam mengangguk. Hiyama tahu Hajime menyadari apa yang telah terjadi sebelumnya; Dia
juga memahami niat Hajime yang tak terduga.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 214


Kondo dan yang lainnya memandang dengan curiga pada Hiyama yang memiliki perubahan
sikap mendadak. Karena Hiyama tidak biasanya diam, mereka dengan enggan menyerah.

Akhirnya, benar-benar akhirnya, tiba saatnya untuk pergi; semua gangguan yang
menghalangi Hajime untuk pergi telah ditangani. Dalam waktu singkat yang dibutuhkan Kaori
untuk berkemas (Hiyama dan yang lainnya mencoba mengikuti, tapi Hajime menggunakan
「Overpower」untuk menghentikan mereka,) Shizuku mulai berbicara dengan Hajime sambil
melirik Ryuutarou dan yang lain menggali Kouki keluar.

“Bagaimana aku harus mengatakan ini... Maaf untuk banyak hal. Juga, aku perlu
mengungkapkan rasa terimakasihku. Terima kasih. Untuk membantu kita, dan juga
selamat dan kembali untuk melihat Kaori...”

Melihat Shizuku meminta maaf atas semua masalah dan juga ucapan berterima kasih
padanya untuk menyelamatkan kelompok dan melihat Kaori, Hajime mulai tersenyum. Shizuku
menatap curiga pada Hajime yang tiba-tiba tersenyum, tatapannya bertanya「Apa itu?」

“Tidak, maaf. Bagaimana aku harus meletakkan ini... Kamu benar-benar tidak berubah
semua. Bahkan kembali ke Jepang, kamu akan selalu datang dari belakang untuk
meminta maaf dan berterima kasih. Bahkan di dunia asing ini, kamu melakukan itu...
yah, kamu perlu mengawasinya, atau kerutan di dahimu itu tidak akan pernah hilang.”

“... Itu tidak pantas untuk campur tangan. Kamu juga telah banyak berubah. Kamu
memiliki sekelompok gadis denganmu dan bahkan seseorang yang kamu perlakukan
seperti seorang putri... Aku tidak akan pernah membayangkan ini kembali di Jepang.”

“Yah, aku hanya jatuh cinta dengan salah satu dari mereka...”

“... Ini mungkin bukan hak aku untuk mengatakannya, dan aku pasti bias... tapi bisakah
kamu memberi Kaori kesempatan?”

“...”

Hajime tidak menjawab. Dia tidak hanya bisa menanggapi perasaan Kaori, dia tidak
mengira dia harus ikut. Bagaimanapun, dia sudah punya Yue... Kenapa gadis yang dia cintai
memberi izin kepada gadis lain untuk bergabung dengan mereka? Hajime hanya bisa berpikir
Yue menjadi lebih baik.

Shizuku, sebagai sahabat Kaori, menjadi kesal melihat tindakan Hajime seolah-olah dia
tidak mau menjawab.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 215


“... Jika kamu tidak memberinya kesempatan, keadaan mungkin akan menjadi
buruk bagimu...”

“? Buruk? Ada apa dengan...”

“「Executioner berambut putih dengan Penutup Mata」kurasa?”

“... Apa?”

“Atau mungkin「Revolving Destruction,」 atau bahkan「Outbreak」?”

“Tunggu sebentar, kamu, apa sebenarnya...”

“Ada juga「Black Tyranny」atau「Transmuter of Crimson Lightning」?"

“K, kamu, kamu tidak bisa...”

Meski Hajime dengan curiga menatap Shizuku yang mulai membaca nama sambil menatapnya
dari ujung kepala ke ujung kaki, tiba-tiba dia sadar apa yang ingin dilakukannya dan menjadi
pucat.

“Fu fu fu. Aku adalah Pahlawan, salah satu「Utusan Dewa.」Apa pun yang aku katakan
akan pasti akan menyebar, kau tahu? Ini akan seperti jaringan ibu rumah tangga di
kota luar... Jadi, Nagumo-kun, nickname apa yang kamu lebih suka? Anehnya, kamu
memiliki penampilan yang memudahkan untuk memberi nama, jadi aku yakin
informasinya akan tersebar cukup luas...”

“Tunggu, tunggu dulu, bagaimana kau tahu metode serangan itu?”

“Yah, aku membantu Kaori, kau tahu? Dia benar-benar ingin bicara denganmu, jadi dia
mulai membaca manga dan nonton anime dan masuk ke subkultur. Aku ikut dengannya.
Jika aku ingat... aku percaya kamu bisa diklasifikasikan sebagai ‘kelas 8...’”

“Berhenti! Tolong berhenti!”

“Ah, itu lebih efektif dari yang aku bayangkan... Kamu sangat sadar tentang hal itu,
bukan?”

“K, kamu iblis...”

(TLN; buat yang nggak tahu kata Shizuku... itu sindrom kelas 8, lebih dikenal Chuunibyou... penjelasan
lengkap silahkan tanya mbah google atau nonton aja anime ‘chuunibyou demo koi ga shitai!’)

Hajime berlutut, gemetar seperti anak anjing yang baru lahir. Sejarah hitam dirinya
dari sekolah menengah dihidupkan kembali. Dia teringat kenangannya yang disegel jauh di
dalam pikirannya.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 216


“Fu fu, lalu bisakah aku memintamu untuk merawat Kaori?”

“...”
R u i n o u s E l e g y R e v i v a l Disaster
“Fuu, Shotgun Chaos, Rebirth Calamity...”

"Aku mengerti! Aku mengerti, jadi berhentilah dengan julukannya.”

“Sedangkan untuk Kaori?”

“... Paling tidak, aku berjanji untuk tidak memperlakukannya dengan tidak baik.”

“Ya, itu sudah cukup. Jika aku melangkah lebih jauh, kamu mungkin akan marah... Tapi
bila kau melanggar janjimu, entah itu dunia ini atau Jepang, Aku akan memastikan
sebuah novel dengan kamu sebagai temanya akan diterbitkan”

“Kamu adalah bos terakhir yang sesungguhnya, ya? kan?”

Hajime pada saat kesedihannya telah mendapat pukulan berat bagi rasa malunya. Yue
dan para gadis serta teman sekelasnya terlihat agak menjaga jarak. Mereka menggigil saat
mereka melihat Shizuku yang telah membuat Hajime, dengan kekuatan luar biasanya, berlutut
di depannya hanya dengan kata-kata.

Pata pata, sementara Hajime bertempur melawan sejarah hitamnya, Kaori kembali. Dia
tampak terkejut pada Hajime yang sedang membungkuk di depan Shizuku.

Yue, khawatir tentang Hajime yang berlutut saat berbicara dengan Shizuku, bertukar
informasi dengan Shizuku.「Muu~,」Yue bergumam melihat Hajime dikalahkan hanya dengan
kata-kata sederhana. 「 Benar kedua orang itu selalu terlihat mudah berbicara... 」 dan
keduanya memandangi Hajime dan Shizuku secara bergantian. Dan dengan demikian keduanya
menarik kesimpulan.

Mungkinkah, dalam pertarungan di kalangan wanita ini, apakah dia bos terakhir?

Ekspresi kekhawatiran yang tak terlukiskan muncul di wajah Yue dan Kaori saat mereka
akhirnya bisa berangkat. Shizuku dan Suzu, party Nagayama, dan Komandan Meld yang telah
kembali setelah membuat laporannya melihat mereka di pintu masuk【Horuad.】

Meski agak canggung, mereka tetap menyatakan keinginannya untuk perjalanan yang
aman. Dan saat mereka melihat Brise, mereka sudah terlalu lelah untuk terkejut.

Sedangkan untuk Kaori dan Shizuku, mereka saling merebut untuk membiarkan tangan
mereka pergi; Hajime mengeluarkan pedang dan sarung dari「Treasure Warehouse.」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 217


“Ini?”

“Yaegashi, kamu butuh ini, kan? Ambillah. Kamu selalu seorang yang penyayang, orang
yang bijak. Dengan Kaori pergi, kamu akan butuh sesuatu untuk menyembuhkan diri
sendiri (secara mental.) Yah, ini juga terimakasih untuk semua saat kau membantuku
kembali ke Jepang.”

Shizuku mengambil pedang dari Hajime dan perlahan menghunusnya, memperlihatkan


sebuah pedang hitam pekat yang seperti benar-benar menyerap cahaya disekitarnya. Tidak
ada goresan, memiliki sedikit lekukan, dan ujungnya memiliki sedikit tepi ganda. Itu mirip
dengan taichi kecil yang dikenal sebagai kogarasumaru. Sementara Hajime tidak terlalu tahu
saat itu tentang pedang, dia memproduksinya saat melatih keluarga Haulia.

“Aku menjamin kekuatannya, sejak itu dibuat dengan mengompres ore paling keras
sedunia, dan itu cukup tajam di mana bahkan seorang amatir bisa melambaikannya dan
masih bisa memotong baja. Untuk menanganinya... meski aku tidak perlu
mengatakannya padamu, Yaegashi, tolong berhati-hatilah.”

“... Luar biasa... tentu saja, seperti yang diharapkan dari seorang「Transmuter.」
Terima kasih. Aku akan mengambilnya tanpa menyesal.”

Sekali, dua kali, Shizuku gemetar saat dia mengucapkan terima kasih sampai titik di
mana dia bahkan bisa menangis; Shizuku tersenyum jujur sambil membungkuk. Sebenarnya,
gaya Yaegashi yang digunakan Shizuku secara alami berbasis di sekitar pedang Jepang, jadi
dia selalu punya rasa tidak ketidakcocokan saat menggunakan kemampuannya bersama
pedangnya sebelumnya. Dia dengan patuh menerima hadiahnya, senyuman wajarnya yang indah.

“... Bos terakhir?”

“... Shizuku-chan.”

“Eh? Apa? Kenapa kalian berdua menatapku seperti itu?”

Shizuku merasa malu melihat Kaori terlihat bermasalah saat Yue menatapnya dengan
waspada. Akhirnya, dengan suasana yang bagus di antara mereka, Shizuku dan yang lainnya
melihat Hajime dan para gadis pergi saat mereka meninggalkan kota【Horuad.】

Cuacanya bagus. Tujuan mereka adalah【Guryuen Desert】 di mana salah satu dari
Tujuh Great Labyrinth lainnya,【Guryuen Volcano,】berada. Dengan teman yang lain dan lebih
bersemangat di sekelilingnya, perjalanan Hajime berlanjut.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 218


“Sial! Sial! Apa ini! Jangan bercanda denganku!”

Larut malam, di sebuah taman di pinggiran kota 【 Horuad, 】 sementara sambil


mengepalkan tinjunya ke pepohonan yang tak terhitung jumlahnya di daerah itu, seorang pria
mengutuk dengan nada sunyi.

Pria itu adalah Hiyama Daisuke. Mata Hiyama bergetar hebat oleh kebencian, ketakutan,
dan kecemasan. Mereka jelek, mata yang tidak murni itu jelas dalam kekacauan.

“Seperti yang diharapkan, kau seperti ini... Yah, itu tidak bisa ditolong. Sini sini,
putrimu dicuri darimu di depan orang lain, lagi pula, kurasa?”

Sebuah suara, berisi lebih dari cukup sarkasme dan sedikit simpati memanggil dari belakang
Hiyama. Hiyama berbalik, terlihat lega mengetahui siapa itu. Sambil menggenggam tinjunya,
dia mengerang seperti binatang dan menanggapi orang itu.

“Diamlah! Sial! Ini... Siapa yang bisa menduga dia hidup! Bagaimana mungkin ini
terjadi...”

“Aku datang untuk berbicara, karena ini tidak seperti kau adalah satu-satunya yang
bingung, mengerti? Akan sulit membuat alasan bagus jika kita terlihat bertemu
bersama diam-diam.”

“... Tidak ada lagi, tidak ada alasan untuk mendengarkanmu... Kaori-ku sudah...”

Cahaya bulan membuat banyak bayangan di pepohonan. Hiyama berbicara dengan jijik
terhadap orang lain yang bersembunyi dalam bayang-bayang, membawa tinjunya ke pohon
terdekat.

Hiyama telah bekerja sama dengan rencana orang ini karena dia mendengar Kaori bisa
menjadi miliknya sendiri. Dia sudah tidak punya alasan untuk bekerja sama. Bahkan jika
percobaan pembunuhannya terpapar, itu tidak seperti korbannya sendiri akan melakukan
apapun pada saat ini.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 219


Namun, orang tersebut tertawa dan menggoda dia seperti iblis sekali lagi.

“Kau hanya perlu mencuriya kembali, bukan? Untungnya, kita punya beberapa umpan
bagus.”

“... Umpan?”

Dia tidak mengerti. Hiyama tampak curiga sementara orang itu mengangguk.

“Ya, umpan. Misalnya, meski dia mengutamakan perasaannya dan meninggalkan teman-
temannya... pasti dia masih punya teman disini, teman masa kecil... bisakah dia
meninggalkan orang ini? Apalagi kalau dia tahu tentang kesulitannya.”

“Kau...”

“Sangat mudah untuk memanggilnya ke sini. Tidak perlu terlalu pesimis. Sesuatu
benar-benar sial kali ini... tapi hasilnya sendiri masih sedikit bagus. Ya, itu benar.
Haruskah kita melanjutkannya saat kita sampai di ibukota? Jika demikian... mungkin
keinginanmu bisa terpenuhi?”

“...”

Hiyama menatap kaki tangannya yang mengintai di bawah bayang-bayang. Meski


menerima tatapannya, orang itu hanya tersenyum.

Hiyama, meski dia tidak tahu keseluruhan rencananya, bisa menebak itu adalah rencana
yang akan melukai teman-teman sekelasnya. Untuk tujuannya sendiri, dia akan dengan mudah
mengkhianati sahabatnya yang berbagi kegembiraan dan duka cita. Dia merasakan sakit pada
bagaimana salahnya ini. Rasa dingin membasahi punggungnya lagi.

(Orang yang menjijikkan seperti biasa... tapi aku tidak bisa kembali lagi... aku... untuk
mendapatkan Kaori kembali, hanya bisa melakukan ini... Itu saja. Tidak perlu untuk
ragu. Tujuanku adalah Kaori. Aku tidak salah.)

Hiyama tidak menyadari pikirannya sudah kebingungan. Sebagai seorang kaki tangan, dia
berpaling dari kejahatannya, membenarkan tindakannya. Semuanya untuk Kaori. Orang yang
dalam bayang-bayang itu mengerti perasaan Hiyama saat dia jatuh diam dan hanya menunggu
jawaban.

“... Aku mengerti. Aku akan bekerja sama lagi. Tapi...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 220


“Ya, aku tahu. Aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan, kau mendapatkan apa
yang kau inginkan. Give and take, kan? Hal-hal akan menjadi lebih kritis mulai
sekarang. Bisakah aku memintamu untuk melanjutkannya, bahkan di ibukota?”

Ekspresi Hiyama terdistorsi. Orang itu berbalik dan menghilang, bergabung ke pepohonan.
Hanya anak laki-laki dengan mata penuh dengan kotoran yang tersisa.

Di tempat lain, sementara pertemuan antara dua orang yang mencurigakan itu terjadi,
seorang anak laki-laki dan seorang gadis berdiri di bawah sinar bulan. Itu berbeda dengan
pertemuan rahasia; mereka berada di jembatan yang menarik sudut kecil.

Itu adalah saluran air di gang belakang di kota, di belakang beberapa toko. Banyak
saluran air semacam itu diperlukan untuk mengakomodasi restoran yang dibangun di seluruh
penjuru. Bulan, memasuki fase finalnya, tercermin di air yang mengalir. Wajah seorang anak
laki-laki juga bisa terlihat melihat ke bawah pada cahaya bulan yang dipantulkan.

Lebih tepatnya, dia "menggantung kepalanya.” Selain itu, wajahnya gelap, jauh dari
kecerahan biasanya. Dia seperti pengusaha kecil yang perusahaannya bangkrut, dan dia
sekarang terpaksa menanggung hutang yang besar. Anak itu adalah sang Pahlawan, Amanogawa
Kouki.

“... Tidak ada yang dikatakan?”

Kouki tidak berpaling dari bulan di dalam air saat dia berbicara pada orang lain. Itu
adalah teman masa kecilnya selama 10 tahun, Yaegashi Shizuku.

Shizuku, tidak seperti Kouki, mempercayakannya punggungnya ke pagar jembatan saat dia
melihat bulan di langit. Merek ponytail-nya bergetar karena angin.

Dia menatap teman masa kecilnya. Tidak mencocokan pandangannya, dia melihat bulan kembali.

“Kamu ingin aku mengatakan sesuatu?”

“...”

Tidak ada Jawaban. Tidak, Kouki tidak bisa menjawab. Bahkan jika dia melihat bulan
yang tercermin di permukaan air, saat dia memikirkan Kaori, dia hanya bisa mengingat apa

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 221


yang terjadi. Dia cemas. Ekspresinya tidak berbohong, itu hanya membuat sukacita yang tidak
dipalsukan. Kouki yakin dia sakit.

Meskipun Kouki sudah mengenal Kaori selama 10 tahun, dia telah melihat Kaori dengan
ekspresi yang indah, ekspresi paksa, ekspresi kesakitan. Dia belum pernah melihat ekspresi ini
sebelumnya, namun. Rasanya seperti baut dari biru.

Setiap kali dia mengingat ekspresinya, perasaan yang tak terkatakan beranjak dari
dalam pikiran Kouki. Mereka gelap, berat, perasaan yang keruh. Mereka tidak bersyarat dan
irasional; namun, dia merasakannya secara wajar. Teman masa kecilnya, Kaori, selalu berada di
sisinya. Dia tidak ingin ini berubah, bahkan di masa depan. Untuk menempatkannya terus
terang, dia ingin agar Kaori tetap tinggal. Dia iri.

Rasa iri ini, mungkin itu berasal dari cinta atau mungkin itu berasal dari sebuah
keinginan sederhana untuk memonopoli. Meski Kouki tidak mengerti ini, yang bisa
dipikirkannya hanyalah sesuatu yang dia inginkan “Telah diambil.”

Namun, keberadaan yang “mengambil” dia adalah Hajime (meski orang yang
bersangkutan pasti akan menyangkalnya.) Kaori memutuskan untuk pergi bersamanya. Di
samping itu, keberadaan yang dikenal sebagai Hajime memperlakukan duel mereka seperti
bukan apa-apa, dan itu jelas tidak mungkin untuk menantang dia lagi. Dia merasa sedih, kesal
dengan Hajime, dan meragukan perasaan Kaori. Berbagai keinginan tercampur di dalam dirinya,
seperti sampah dari benda-benda yang telah dilemparkannya sekarang berakar di dalam
pikirannya.

Karena itulah, menuju gadis yang merupakan teman masa kecilnya yang lain yang muncul
di hadapannya saat dia melihat air... dia tidak memerlukan jawaban. Tentu, satu tidak
diperlukan. Tidak bisa menemukan kata-kata, Kouki diam saja.

Shizuku, melihat Kouki seperti ini, merajut alisnya. 「 Apa boleh buat. 」 Dia mulai
berbicara saat ia melihat dari samping.

“... Aku pikir kamu yang salah saat ini, Kouki.”

“... Salah?”

Kata-kata tak terduga kembali dari Shizuku, jadi Kouki dengan sederhana menangkis kata-
katanya. Shizuku sekarang melihat Kouki, melanjutkan berbicara saat melakukannya.

“Betul. Kaori, sejak awal, tidak pernah menjadi milikmu, kan?”

“... Itu ... lalu, apa kamu bilang dia milik Nagumo?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 222


Dia menebak maksud Kouki dari tatapannya yang jelas terguncang. Dia putus asa, dia
mencari objek untuk melampiaskannya. Shizuku hanya menjentikkan dahinya dengan kuat
sebagai jawaban. 「 Ow!? 」 Kouki secara naluri menekan rasa sakitnya sementara Shizuku
memarahi dia dengan suara dingin.

“Kau bodoh. Kaori hanya milik Kaori. Tidak peduli apa yang kamu pilih, Kaori pergi
kemana dia mau. Jujur saja, dengan siapa dia ingin bersama...? Itu sudah jelas.”

“... Berapa lama? Kapan kamu tahu, Shizuku?”

Dia tidak mengajukan pertanyaan “apa”. Shizuku mengangguk.

“Sejak sekolah menengah... Kaori bertemu Nagumo-kun... Yah dia (he) telah
melupakannya (her)... meskipun itu lebih seperti mereka tidak pernah benar-benar
bertemu bukannya dia tidak mengingatnya.”

“... Ada apa dengan itu. Apa maksudmu?”

“Kamu akan mendengarnya dari Kaori sendiri. Ini bukan tempatku untuk
mengatakannya.”

“Lalu alasan Kaori berbicara dengan Nagumo di kelas begitu banyak adalah... um...
karena... dia menyukainya?”

“Ya, itu benar."

“...”

Kouki menatap tercela Shizuku yang dengan terus terang mengatakan sesuatu yang dia
tidak ingin mendengarnya. Kouki kembali dengan tatapan yang sama. Mungkin marah pada
sikapnya, Kouki hanya mengatakan semua yang ada pikirannya seperti anak kecil yang
mengamuk.

“... Kenapa Nagumo? Saat kita di Jepang, dia hanya seorang otaku, dia tidak punya
motivasi, dan dia tidak melakukan apapun yang khusus, malahan... Dia hanya
tersenyum dan tertawa seperti orang idiot... Saat Kaori berbicara dengannya, dia
tidak pernah memiliki sikap yang baik... dia seorang otaku juga... jika itu aku, aku
akan selalu memperlakukan Kaori dengan baik. Aku akan selalu menghargai dia, dan
melakukan yang terbaik untuknya... Nagumo itu, dia memiliki begitu banyak gadis
yang mengikutinya, bukankah dia yang terendah? Dan dia membunuh wanita itu! Dia

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 223


membunuhnya tanpa ragu sedikit pun meskipun dia tidak melawan. Apa ini! Itu benar,
ini aneh, dia pasti sudah melakukan sesuatu. Aku yakin dia --- Guha!?”

Dia semakin panas saat berbicara. Kouki, yang mulai menafsirkannya hal-hal demi
kenyamanannya sendiri, mulai memaki Hajime. Lagi, Shizuku menjentikkan keningnya (versi
Motionless.) Apa yang kau lakukan! Kouki memelototinya. Shizuku hanya bisa melihatnya
dengan heran.

“Kamu telah jatuh ke dalam kebiasaan burukmu lagi. Kamu mengartikan hal-hal untuk
kenyamananmu sendiri lagi, seperti yang biasa kamu lakukan sampai sekarang.”

“Mengartikan untuk kenyamananku... apa itu?”

“Benar, bukan? Kouki, apa yang kamu ketahui tentang Nagumo-kun? Entah itu di
Jepang atau di sini, kamu tidak tahu apa-apa tentang dia... Gadis-gadis itu semua
tampak bahagia, tidak, mungkin kamu melihatnya seperti itu juga. Namun kamu hanya
mengatakan sesuatu dengan egois dan mengabaikan fakta itu... Meskipun kamu
mungkin mengira Nagumo-kun adalah orang mengerikan yang tidak sesuai dengan
Kaori, bukankah itu hanya kamu yang mengartikan sesuatu dalam cara yang cocok
untukmu?”

“T, tapi... dia membunuh seseorang!”

“... Saat itu, aku sedang berusaha membunuhnya. Aku tidak bisa melakukannya karena
aku tidak cukup kuat. Mulai sekarang... hal yang sama akan terjadi. Aku pasti akan
meletakkan niat membunuh ke dalam pedangku. Untuk bertahan hidup. Untuk orang-
orang yang penting bagiku. Apakah aku bisa melakukan itu atau tidak, aku tidak akan
tahu sampai saatnya tiba... tapi untuk saat ini, itu akan tetap mencoba membunuh...
jika aku membunuh seseorang, kamu akan membenciku juga?”

Kouki tidak memiliki kata-kata untuk diucapkan pada pengakuan Shizuku. Teman masa
kecilnya, Shizuku, memiliki rasa tanggung jawab dan keinginan untuk membantu mereka yang
berada dalam masalah lebih banyak daripada kebanyakan orang. Ketika mendengar dia berniat
membunuh dalam pertarungan itu, dia tiba-tiba merasakannya sebagai eksistensi yang jauh.
Namun, meski tersenyum kecut, dia bisa melihat kegelisahan dan ketakutan dalam tatapannya;
Kouki menggelengkan kepalanya.

Melihat ini, Shizuku melanjutkan berbicara seolah-olah sendirian.

“Tentu saja, aku terkejut dengan perubahannya... mengingat karakternya saat berada
di Jepang, aku bisa mengatakan bahwa dia adalah orang yang benar-benar berbeda...

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 224


Meski begitu, Kaori seharusnya telah merasakan sesuatu dari ‘Nagumo Hajime’ yang
kita tahu, jadi mungkin tidak semuanya berubah... Mungkin saja dia bisa memilih
untuk tidak bertarung untuk membantu kita, meski begitu, dia memilih untuk
membunuh daripada kita.”

“... Jadi kamu bilang dia benar?”

“Benar... mungkin tidak. Pembunuhan adalah pembunuhan... Tidak ada pembenaran.”

“Lalu...”

“Tetap saja, kita tidak memiliki kualifikasi untuk menyalahkan Nagumo-kun. Karena
kita lemah, kita mempercayakan segalanya kepadanya...”

Singkatnya, jika ada keluhan, itu hanya bisa diarahkan pada mereka sendiri. Alasan
mereka tidak bisa mendapatkan hasil yang diinginkan adalah hanya karena mereka tidak
memiliki kemampuan. Mereka meninggalkan semuanya untuk orang lain. Mengeluh padanya
hanyalah sebuah usaha yang sia-sia.

Kouki mengerti apa yang tidak dia katakan secara eksplisit dan tenggelam dalam diam.
Sementara Hajime dengan mudah mengakhiri kehidupan para demon, dia berada di lantai,
tidak dapat melakukan apapun; dia cemberut, tidak bisa membantah. Meski begitu,
ekspresinya dengan jelas menunjukan ketidakpuasannya,「Tapi pembunuhan itu pasti salah!」

Dengan Kouki yang tak diduga ngotot, Shizuku memulai menegur dia lagi.

“Kouki, aku tidak membenci rasa keadilan yang kuat dan lurus ke depan yang kamu
punya.”

“... Shizuku.”

“Tapi kamu lamban. Sudah saatnya kau meragukan dirimu sendiri.”

“Meragukan diriku sendiri?”

“Ya. Tentu, keinginan yang kuat diperlukan untuk menyelesaikan sesuatu; namun, jika
ada penyimpangan di jalan, kamu hanya secara membabi buta berlari ke depan tanpa
meragukan diri sendiri. Kali ini, kamu perlu memikirkan apakah keinginanmu benar, di
mana kamu salah. Mungkin aku harus mengatakan bahwa kamu ‘masih’ salah... Hanya
teruslah berpikir... Jujur saja, hidup dengan benar itu sulit. Ketika kita datang ke
dunia ini, kita diadu melawan monster-monster tersebut... Aku selalu berpikir aku
membunuh mereka.”

Kouki terkejut mengetahui Shizuku merasakannya ini dari sangat awal.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 225


“Kouki. Kamu tidak selalu benar, dan, bahkan jika memang begitu, itu masih bisa
menjadi senjata mematikan yang digunakan untuk melawanmu. Yah, ini interpretasi
nyaman kali ini bukan karena ‘kebenaranmu’ tapi kecemburuanmu.”

“T, tidak, aku tidak cemburu...”

“Tidakkah kamu berhenti membuat alasan untuk dirimu sendiri?”

“...”

Dia melihat ke bawah lagi pada bulan yang tercermin di permukaan air. Namun,
atmosfer gelapnya telah berkurang, seperti dia memikirkan sesuatu secara mendalam. Paling
tidak, dia tidak sembarangan bergegas maju ke spiral negatif. Shizuku merasa lega dan
mendesah.

Dengan inilah saatnya meninggalkannya untuk dirinya sendiri, dia berdiri tegak dari
pagar dan diam-diam mulai pergi. Suara Kouki memanggilnya dari belakang, menyebabkan dia
berhenti.

“Shizuku... kamu tidak pergi ke mana-mana, bukan?”

“... Apa ini, begitu tiba-tiba?”

“... Jangan pergi, Shizuku.”

“...”

Kouki memintanya, dengan cara tertentu. Kebanyakan gadis pasti sudah kyaa kyaa dan
jatuh cinta dengan Kouki di Jepang. Sayangnya, Shizuku hanya “takjub.”

Meskipun dia bingung dengan Kaori yang sekarang pergi... dia melihat dari balik bahunya
untuk melihat Kouki menatap bulan yang tercermin di dalam air.

“Aku mungkin bukan ‘bulan’... tapi aku akan menolak pria yang terpaku.”

Dengan pesan itu, Shizuku pergi. Kouki melihat ke gang di mana Shizuku menghilang dan
kemudian menatap bulan di air lagi. Dia menyadari arti kata-kata yang dia katakan tadi.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 226


“... Bulan di air... apa itu?”

Bulan tercermin di air. Itu seperti bunga di atas permukaan air. Itu bukan sesuatu yang
bisa diambil hanya dengan menggenggamnya meski terlihat di permukaan air. Tanpa disadari,
ia memandangnya seperti yang akan ia lakukan pada Kaori. Ekspresinya pada saat dia pergi
dengan Hajime bukanlah sesuatu yang bisa dia dengan mudah dapatkan.

Shizuku mengatakan bahwa dia bukan “bulan.” Dia adalah sesuatu yang bisa didapat,
tapi kata-katanya masih tajam. Kouki tersenyum masam, memikirkan apa yang dia katakan
pada teman masa kecilnya.

Kouki berhenti melihat bayangan bulan dan menatap ke langit. Dia tidak meragukan “itu.”
Dia akan mencapainya akhirnya, bahkan jika itu rasanya jauh. Kouki, sambil mendesah berat,
mulai memikirkan kata-kata teman masa kecilnya yang lembut.

Entah berubah atau tida ... di situlah Kouki tetap tinggal.

Sedikit waktu sesudahnya.

3 minggu telah berlalu sejak Kouki menerima dampak dari reuni, perpisahan, dan malam
dari perasaan rumit di【Post Town Horuad.】

Saat ini, kelompok tersebut telah kembali ke Ibukota. Alasannya hanya ada satu. Itu
adalah kesalahan fatal mereka karena tidak mampu untuk “Membunuh seseorang.” Tujuannya
adalah membiarkan mereka mengatasi titik ini. Jika mereka berpartisipasi dalam perang
melawan para Devil, “pembunuhan” adalah sebuah pengalaman yang diperlukan. Jika mereka
tidak bisa melampaui ini, itu akan menjadi tidak berguna bagi mereka untuk berpartisipasi.

Meski tidak banyak waktu yang berlalu, kejadian di 【the Town of Ul】juga sudah
mencapai telinga mereka, dan karena mereka sendiri diserang, itu jelas bahwa para Devil
bergerak. Singkat kata, perang sudah dekat. Karena itu, kelas perlu untuk mengatasi masalah
ini secepat mungkin.

Karena itu, mereka bertarung melawan ksatria yang dipimpin Komandan Meld. Ryuutarou
dan Kondo, Nagayama dan yang lain juga, mereka semua memiliki beberapa resolusi, tapi pada
saat mereka melihat Hajime menembak kepala si devil wanita, resolusi mereka goyah.
Dapatkah aku benar-benar melakukan itu? Mereka berulang kali menanyai diri mereka sendiri
pertanyaan ini.

Mereka tidak punya waktu, dan mereka juga tidak bisa memaksa anak-anak ini
melakukan pembunuhan agar mereka tidak hancur secara mental, jadi para ksatria memeras
otak mereka.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 227


Bagi mereka yang menghabiskan hari-hari mereka merajuk, beberapa kabar baik muncul.

Aiko telah kembali. Kelas itu biasanya ditaruk oleh karisma Kouki, tapi semua orang,
termasuk sang Hero sendiri, sedang kekurangan energi. Meski mereka menerobos suasana hati
buruk yang terletak di dalam hati mereka dari kekalahan mereka dan Nagayama membantu
sang mood maker, Suzu, menghibur semua orang, mereka masih terjebak dalam masalah
kekalahan mereka, jadi mereka bersyukur atas keberadaan orang dewasa yang familiar dan
dapat diandalkan. Mereka ingin melihat guru rajin mereka yang selalu khawatir tentang
mereka.

Shizuku adalah orang pertama yang bereaksi ketika mendengar Aiko kembali. Dia
mengakhiri latihannya lebih awal, ingin berbicara dengan Aiko tentang berbagai hal. Dia ingin,
jika mungkin, untuk bertemu dengan Aiko sebelum teman sekelasnya agar bisa bertukar
informasi secara obyektif, tanpa prasangka.

Dia meletakkan pedang hitam yang dia terima dari Hajime di sarungnya dan
meletakkannya di sabuknya lalu melesat melewati lorong-lorong Istana Kerajaan. Melihatnya
seperti ini, para pelayan dan beberapa wanita yang terlahir tinggi tersipu. Itu adalah masalah
yang menyakitkan bagi Shizuku, yang membuatnya memegangi kepalanya dengan tangannya,
bahwa mereka menganggapnya sebagai seorang laki-laki. Paling tidak, dia ingin wanita yang
lebih tua darinya untuk berhenti memanggilnya「Onee-sama.」

Shizuku, karena dia mendengar tentang hal-hal yang dilakukan Hajime di kota Ul, ingin
bertanya pada Aiko tentang pikirannya secara langsung. Bergantung pada kesan Aiko, pikiran
Kouki mungkin bersandar lebih jauh ke arah yang tidak diinginkan. Itu adalah sifatnya
mengalami kesulitan seperti itu.

“Aku yakin dia melakukan sesuatu yang tidak masuk akal di Ul... dan dia dengan mudah
memberi aku pedang ini... Ada apa dengan ‘ini sangat keras bisa memotong apapun.’ Ini
adalah artefak yang bisa dianggap sebagai harta nasional.”

Sambil berbicara pada dirinya sendiri, Shizuku membelai pedang di pinggangnya. Sambil
menuju ke kamar Aiko, dia teringat bagaimana pandai besi nasional bereaksi saat dia
berbicara dengan mereka mengenai perawatan.

Pedang ini, meski Shizuku menyebutnya pedang hitam, adalah satu-satunya, bahkan di
antara semua pandai besi di negara ini.

Sementara Shizuku adalah salah satu「Utusan Dewa」dan meskipun pria itu sendiri
berdiri pada upacara, saat dia menunjukkan pedang hitam dan meminta mereka untuk
menilainya, sikap mereka berubah drastis. Mereka meraih bahu Shizuku, di mana anda
mendapatkan ini, siapa yang membuatnya, mereka tampak marah, seolah-olah semuanya adalah
ilusi; Itu adalah interogasi yang tidak menyenangkan.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 228


Shizuku menatap mereka dengan bingung saat mereka bertanya lebih banyak dengan
tenang. Alasan dia ditanyai begitu sungguh-sungguh karena, bahkan di ruang harta karun di
Istana Kerajaan, sebuah pedang seperti ini berada pada tingkat Holy Sword itu sendiri. Dalam
istilah output dan kapasitas sihir, itu tidak mencapai tingkat itu, tapi dalam hal teknik presisi
dan fungsionalitas, itu pada tingkat yang sama.

Untuk mempelajari senjata secara rinci, dia menuangkan sihir ke ujung pedang,
menciptakan dua bilah angin. Selanjutnya, dia mengerti bahwa dia bisa melepaskan mereka
lebih jauh. Selain itu, sarungnya juga bisa mengakomodasi sihir, menembakkan jarum kuat
yang dijiwai dengan guntur (dari sarung,) sesuatu dari sistem anti-pencurian.

Pedang itu sendiri tidak terlalu membutuhkan perawatan, sejak itu terbuat dari bahan
Azanthium Ore. Jika ada, jarumnya butuh penggantian saat mereka habis.

Namun, ada masalah; tidak ada formasi sihir untuk sihir yang bisa dituangkan ke
dalamnya. Ini wajar. Hajime bisa memanipulasi sihir secara langsung, dia tidak berniat
menyerahkan ini ke orang lain awalnya. Tetap saja, dia tidak salah mengatakan “Ini sangat
keras dan akan memotong dengan baik.”

Tentu saja, fungsi ini... yang hanya bisa digunakan dengan manipulasi sihir secara
langsung, dipandang misterius, dan untuk pedang hitam misterius ini yang tidak bisa diaktifkan
(dari pandangan pandai besi,) pandai besi terbakar dengan semangat juang mereka sendiri.

Meski mereka tidak bisa membuat senjata dengan presisi seperti itu, mereka masih
bisa memodifikasinya. Singkatnya, mereka memiliki sihir yang dituangkan ke dalamnya sebisa
mungkin. Setelah 3 hari dan malam tanpa tidur, mereka berhasil memasang formasi padanya.

Dengan ini, Shizuku bisa merapalkan aria untuk menarik keluar secara penuh potensi
pedang hitam. Setelah itu, hampir semua pandai besi berada di tempat tidur selama beberapa
hari, sihir mereka benar-benar terkuras, tapi mereka semua senang.

Mengingat semangat pengrajin yang menakjubkan, Shizuku tiba di pintu Aiko. Meski dia
mengetuk, tak ada reaksi. Sejak dia mendengar Aiko pergi melapor kepada raja, kemungkinan
besar dia belum kembali; Shizuku bersandar ke dinding, memutuskan untuk menunggunya.

Itu sekitar 30 menit sampai Aiko kembali, melihat sepenuhnya murung; Dia berjalan
tanpa melihat ke depan, itu serius.

Shizuku, menyadarinya, memanggilnya dengan curiga.

“Sensei... Sensei!”

“Hoe!?”

Aiko bergetar saat dia mengeluarkan suara aneh dan melihat sekelilingnya. Dia akhirnya
menyadari Shizuku. Dia mendesah lega, senang melihatnya sehat.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 229


“Yaegashi-san! Sudah lama. Apa kabar? Apakah kamu terluka? Apakah semua orang
selamat?”

Ekspresinya sesaat sebelumnya karena dia khawatir dengan para siswa. Melihat Ai-chan
Sensei seperti biasa, Shizuku merasakan rasa aman. Untuk sementara, keduanya menikmati
reuni mereka sebelum pergi ke kamar Aiko untuk bertukar informasi.

“Begitu ya... jadi Shimizu-kun...”

Shizuku dan Aiko saling bertukar informasi sendirian di ruangan itu. Itu adalah kata-
kata pertama yang diucapkan Shizuku setelah mendengar apa yang terjadi di Ul.

Ada ketegangan yang tak tertahankan di ruangan itu. Bahu Aiko menjatuhkan diri
dengan sedih; Dia jelas khawatir dengan apa yang terjadi pada Shimizu. Berpikir tentang rasa
nilai Aiko, dia akan khawatir tidak peduli apa situasinya, jadi Shizuku tidak bisa memikirkan
apapun untuk dikatakan.

Namun, dia masih senang, senang dengan keselamatan Aiko.

“Sangat disayangkan apa yang terjadi dengan Shimizu-kun... Tapi kau masih hidup.
Sungguh, kita perlu bersyukur pada Nagumo-kun.”

Aiko tersenyum kembali, melihat muridnya merawatnya.

“Betul. Saat pertama kali bertemu, dia memiliki suasana seseorang yang sama sekali
tidak peduli dengan dunia... tapi sejak saat itu, dia membantu kalian semua. Dan dia
bahkan merawat anak kecil... Fu fu, mungkin dia mendapatkan kembali sedikit dari
dirinya yang dulu. Atau mungkin dia menjadi dewasa, bahkan dengan perubahannya...
Dia benar-benar bisa diandalkan.”

Mata Aiko menatap kejauhan, dan pipinya... kenapa mereka sedikit memerah? Shizuku
curiga dengan suasana dan menatap Aiko yang tersenyum kalem.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 230


Aiko, menyadari tatapannya, terbatuk. Dia berdeham dan duduk tegap; namun, karena
dia tidak bisa menghilangkan perasaan itu yang dia mencoba memperbaiki semuanya, pipinya
kram, dan dia merasa tidak enak. Shizuku memutuskan untuk menekan lebih lanjut.

“... Sensei? Kamu bilang dia membantumu keluar dari sesuatu yang berbahaya
beberapa waktu yang lalu, tapi bagaimana dia melakukannya?”

“Eh!?”

“Tidak, Kamu bilang kamu hampir mati, jadi aku sedikit khawatir tentang bagaimana
dia memperlakukanmu...”

“T, tentang itu...”

Shizuku teringat Komandan Meld dalam keadaan mendekati kematiannya dan teringat
keberadaan obatnya. Meski begitu, pipi Aiko merah beberapa saat yang lalu, dan matanya
berenang ke sekitar... memang mencurigakan. Shizuku, seperti layaknya seorang pendekar
pedang, memotong akar sesuatu.

“... Sensei. Apakah sesuatu... terjadi?”

“!? Tidak ada? Ap, apa maksudmu? Dia dan aku adalah guru dan siswa!”

“Sensei. Tenang. Suaramu aneh.”

“!”

Aiko bergetar hebat dan dengan putus asa berkata, “Aku seorang guru, aku seorang
guru...” terengah-engah. Meskipun dia mungkin sedang berbicara pada dirinya sendiri dalam
pikirannya, pikirannya terbelenggu.

Shizuku yakin. Meskipun dia tidak yakin sampai tingkat mana, Aiko mulai merasakan perasaan
berbeda kepada Hajime dari murid lain.

(Hajime-kun! Kamu! Apa yang kau lakukan pada Ai-chan!)

Shizuku sudah bisa melihat apa yang terjadi dan berteriak padanya dalam pikiran.

Rupanya Hajime punya sarana untuk membangun flags di luar apa yang bisa dilakukan
Kouki. Dia masih berbeda dengan Kouki dalam hal itu dia tidak benar-benar bodoh, dan,
meskipun dia mungkin mendengar banyak hal lebih jelas lagi jika dia bertanya lebih jauh... dia
merasa Aiko sedikit sensitif saat ini.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 231


Seorang saingan untuk sahabatnya mengendap di tempat yang tak terduga; Shizuku
menatap langit sambil menyembunyikan kram di pipinya dengan tangannya. Entah bagaimana,
dia merasa Hajime berbahaya sampai titik dimana ia mulai merasakan beberapa permusuhan;
dia serius mempertimbangkan menyebarkan julukan baru untuknya, tapi... dia berhasil
meninggalkan pikiran itu.

Setelah keduanya menenangkan diri, mereka melanjutkan berbicara.

“Jadi, Sensei, kamu datang untuk melapor kepada Yang Mulia? Ini sepertinya cukup
serius.”

Mendengar pertanyaan Shizuku, Aiko memiliki ekspresi penuh kepahitan.

“... Secara formal, Nagumo-kun telah diakui sebagai orang kafir.”

“!? Ada apa dengan itu...!? Tidak, kurasa itu seperti yang diduga... tapi bukankah itu
terlalu dipikirkan oleh mereka?”

Hajime sangat kuat. Dengan hanya sedikit orang, dia bisa menghancurkan kerumunan
enam puluh ribu demon menggunakan artefak yang tidak diketahui. Teman-teman Hajime juga
memiliki tingkat kekuatan yang biasanya tidak mungkin. Namun, mereka tidak kooperatif
dengan Gereja Saint, dan mereka tidak menunjukkan keengganan untuk menentangnya. Baik
Kerajaan maupun Gereja Saint menyetujui bahwa ia berbahaya.

Meski begitu, untuk mengakuinya sebagai bidah sepertinya pergi terlalu jauh. Dengan
status ini, Hajime bisa ditaklukkan oleh siapapun dan kapanpun untuk melawan ajaran Dewa
dan menjadi seorang musuh Gereja Saint. Dalam beberapa kasus, Temple Knights dan tentara
Kerajaan bisa digerakkan.

Jika mereka menyerang Hajime karena ini, dia akan memusuhi mereka dengan kehausan
kuat akan darah. Tingkat teratas dari pemerintah harusnya memahami bahaya ini. Namun,
mereka memberikan vonis mereka segera setelah mendengar laporan Aiko. Shizuku jelas
terkejut.

Aiko mengangguk kagum dengan pemikiran Shizuku yang cepat.

“Aku setuju dengan kamu. Meskipun dia memiliki begitu banyak kekuatan, dia tidak
mengikuti Gereja Saint; meski begitu, dia menyelamatkan Ul; tidak peduli berapa
banyak aku memprotes, itu bukan sesuatu yang bisa aku menangkan. Situasi ini adalah
sesuatu yang diduga Nagumo-kun, jadi dia mempromosikan「Dewi Kesuburan」di Ul.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 232


Aiko berhenti dan menggelengkan kepalanya seolah kesakitan.

“Sudah, 「 Sword of the Goddes 」 dan 「 Goddes of Fertility 」 sepertinya sudah


menyebar jauh. Meskipun ia dikenal sebagai orang kafir, ini sama dengan menolak
「 Goddes of Fertility 」 yang menyelamatkan orang-orang. Mereka tidak bisa
mengabaikan protesku dengan begitu mudah, tapi mereka tetap mengambil keputusan.
Ini jelas aneh...”

“... Aku khawatir. Apa yang mereka pikirkan... Sebaliknya, ‘siapa’ yang akan mereka
kirim yang sekuat Nagumo-kun? Apakah bahkan ada gunanya ini?”

“! Aku mengerti... Mungkin...”

“Ya, itu akan menjadi kita... Maaf, tapi ini sangat tidak disukai, bukan? Aku masih
tidak ingin mati. Dan bertarung melawan Nagumo-kun... bahkan aku tidak mau
memikirkannya.”

Shizuku gemetar. Aiko tersenyum pahit, memahami perasaannya.

Aiko memutuskan untuk membicarakan cerita yang dia dengar dari Hajime tentang
Dewa dunia ini yang gila kepada Kouki dan yang lainnya sebelum mereka dibujuk untuk berburu
Hajime oleh gereja. Dia tidak memiliki bukti, jadi dia tidak yakin apakah mereka akan
mempercayainya. Bagaimanapun juga, mereka melakukan yang terbaik dalam pertarungan
melawan Devil, percaya bahwa Dewa akan mengembalikan mereka ke dunia mereka jika mereka
bekerja keras.

Sebenarnya, dewa tampak seorang hedonis, jadi sangat mungkin mereka tidak bisa
pulang ke rumah, jadi mereka harus menemukan jalan pulang sendiri. Tidak ada yang akan
mempercayainya jika dia mengatakannya begitu tiba-tiba.

Apakah Kouki merasa itu adalah omong kosong setelah mendengar ceritanya dan tetap
bertarung? Atau akankah dia mempercayainya dan menerapkan kebijakan baru...? Meskipun
Aiko tidak tahu apa yang akan terjadi, dia harus menghentikan mereka agar tidak percaya
kepada Gereja Saint dengan mudahnya.

“Yaegashi-san. Nagumo-kun berbicara denganku tentang sesuatu, tidak hanya saja dia
merasa aku tidak akan mempercayainya, dia menduga Amanogawa-kun untuk
memusuhi dia.”

“Berbicara...?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 233


“Ya. Dewa yang dipuja gereja, dan salah satu alasan Nagumo-kun bepergian. Meskipun
tidak ada bukti bahwa itu benar... itu sangat penting. Malam ini, aku ingin mengatakan
sesuatu pada semua orang...”

“Itu... Tidak, aku mengerti. Haruskah aku memanggil semuanya sekarang?”

“Tidak, aku tidak ingin Gereja Saint mendengar ini, jadi mari kita bicarakan saat kita
biasanya makan malam. Ini akan menjadi reuni yang lama ditunggu-tunggu, jadi kita
harus bisa berbicara tanpa penyusup.”

“Begitu... Aku mengerti. Lalu, saat makan malam.”

Setelah itu, Shizuku dan Aiko mengobrol.

Mereka tidak memiliki alasan untuk berpikir bahwa semua orang tidak akan berkumpul saat
makan malam...

Malam.

Oranye jelas dari matahari menghilang, dan Aiko sedang berjalan menyusuri lorong
sendirian. Matahari petang bersinar melalui jendela, menarik kontras yang luar biasa dari
warna dengan dinding.

Saat Aiko menuju makan malam, dia berhenti berjalan untuk melihat keindahan dari
matahari terbenam. Dia menyadari sosok feminin kecil di bayangan. Postur tubuhnya anggun,
dan dia memakai jubah biarawati Gereja Saint.

Wanita ini cantik; namun, suaranya secara mekanis dingin.

“Senang bertemu denganmu, Hatayama Aiko. Aku telah datang untuk kamu.”

Meskipun Aiko merasakan dingin di punggungnya, dia menenangkan diri, tidak ingin bersikap
tidak sopan terhadap orang yang baru saja dia temui.

“Um, senang bertemu denganmu. Jadi kamu datang... untuk membawaku makan malam?”

“Tidak, kamu akan menuju ke kuil.”

“Eh?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 234


Aiko secara tidak sengaja mengeluarkan suara untuk kata-kata yang menolak balasan
apapun. Wanita itu melaju dari bayangan. Melihat keindahan wanita itu, Aiko menarik napas
dalam-dalam secara insting.

Merefleksikan matahari petang adalah matanya yang seperti bintang dan rambut
peraknya. Dia memiliki mata biru besar yang panjang dan sempit, dan ciri-ciri misterius yang
membuatnya sulit untuk menentukan apakah dia seorang gadis atau wanita. Dia tinggi untuk
seorang wanita, sekitar 170 sentimeter tingginya, jadi Aiko harus mendongak. Kulitnya yang
cantik itu halus dan pucat seperti porselen. Dadanya tidak terlalu besar, tapi tidak terlalu
kecil; membuatnya seimbang, dia benar.

Namun, daripada menyebutnya tanpa ekspresi, itu lebih mirip dia memiliki ekspresi
sempurna dari topeng Noh. Tidak ada yang akan meragukannya jika dia disebut sebagai karya
seni indah yang dibuat oleh seorang ahli pemahat. Penampilannya di luar kemanusiaan.

Wanita ini, tanpa tersenyum, melanjutkan berbicara.

“Apa yang ingin kamu lakukan adalah tidak nyaman. Arah siswamu pergi itu ‘menarik,’
jadi kami akan memilikimu pergi sementara sampai waktunya tepat.”

“Ap, apa yang kau...”

Aiko mundur dari wanita yang mendekati tanpa suara. Pada saat itu, mata wanita itu
bersinar biru. Aiko merasakan kabut di dalam kepalanya, semakin kuat saat dia mencoba
berkonsentrasi.

“... Begitu ya. Seperti yang diharapkan dari salah satu pilihan ‘Dewa’. Jika
‘Enchantment’-ku tidak bekerja, kamu tidak memberiku pilihan lain selain sarana fisik.”

“J, jangan mendekatiku! Pergilah... Uu!?”

Aiko mencoba menggunakan sihir melawan wanita yang menggunakan bentuk sihir yang
tidak bisa dia lihat; Tapi wanita itu menutup jarak dan memukul tinjunya ke perut Aiko pada
saat Aiko selesai merapal.

Aiko ambruk, terbebani oleh kegelapan saat kata-kata wanita itu menimpanya.

“Jangan khawatir. Aku tidak akan membunuhmu. Kamu adalah bagian yang sempurna.
Kamu akan berguna untuk menyingkirkan Irregular.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 235


Di benak Aiko, anak laki-laki dengan rambut putih dan penutup mata mengambang. Meski
mengetahui itu tidak akan sampai ke dia, dia memanggil namanya dalam pikirannya sebelum dia
jatuh pingsan.

--- Nagumo-kun!

“?”

Wanita itu memanggul Aiko agar tidak merasakan berat badannya saat dia berjalan
menyusuri lorong saat dia merasakan tanda-tanda seseorang. Untuk sementara, dia diam-diam
mengamati daerah itu sebelum membuka pintu ke ruang tamu.

Dia perlahan mendekati lemari di ruang kosong dan tiba-tiba membukanya sepenuhnya.

Namun, tidak ada siapa-siapa di dalamnya. Dia memiringkan lehernya dan melihat
sekeliling. Tak lama kemudian, dia mengambil Aiko kembali dan pergi, berpikir dia membuat
kesalahan.

Di ruang sunyi, sebuah suara bergetar.

“... Jika aku tidak memberi tahu mereka... seseorang...”

Tidak ada orang di ruangan itu. Namun, langkah kaki terdengar saat mereka menjauh. Setelah
beberapa detik, ruangan itu hening sekali lagi.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 236


Saat aku pertama kali melihatnya, ada suara marah dan kerumunan penonton yang penasaran.

Setelah sekolah hari itu, aku bertujuan untuk pasar super berskala besar di kota
tetangga; Aku sedang berjalan sendirian melalui kota. Aku mengeluarkan ponselku dari sakuku
dan melihat pesanku. Mengingat hidangan yang dia buat dan jenis barang yang ia butuhkan,
hanya tempat seperti ini yang memenuhi permintaan Ibu.

Bagaimanapun, kami memiliki makanan yang bahkan profesional pun akan kalah melapisi
meja kami di rumah Shirasaki setiap hari. Sementara aku senang, harus mencari bahan dan
bumbu sepulang sekolah itu sedikit... yah, tidak apa-apa karena semuanya terasa bahagia saat
menjelajahi masakan yang berbeda?

Saat Ibu meminta “tolong,” aku bahkan tidak berpikir untuk menolak. Ibu biasanya
tenang, anggun, dan baik hati, seorang yang ideal untukku... tapi saat dia marah, dia benar-
benar menyeramkan. Rasanya seperti ada beberapa keberadaan tidak diketahui yang karakter
aslinya tidak dapat ditentukan di belakangnya, sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Ayah
berkata 「 Iblis Shirasaki, Iblis Shirasaki! Sungguh, aku minta maaf! Aku terbawa diriku
sendiri!」Dan kemudian dia membungkuk, tapi... apa itu Iblis Shirasaki?

Sementara aku berjalan bersama tanpa memikirkannya mendalam, supermarket terlihat.


Saat itu, aku mendengar sesuatu yang buruk mencapai telingaku.

“Dengarkan di sini nenek. Hal ini, itu antik. Ini langka. Ini bukan suatu masalah yang
kamu hanya bisa meminta maaf! Mengerti? Kau mengerti~?”

“Sungguh, aku minta maaf. Aku akan membayar untuk pencucian...”

“Seperti~ aku~ kata~ pencucian tidak akan cukup!”

Mendengar suara marah ini, aku mengalihkan pandanganku dengan jengkel. Ada seorang
bocah kecil menangis ketakutan, dan berdiri di depannya adalah wanita tua yang membungkuk
berulang kali Dia membungkuk kepada seorang mahasiswa, dia memiliki atmosfer seseorang
yang tidak ingin kamu dekati. Maaf untuk mengatakan ini, tapi dia hanya terlihat seperti anak
nakal.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 237


Saat aku melihat lebih dekat, anak itu sepertinya telah menjatuhkan takoyaki ke celana
jeans “sangat langka” anak nakal itu, menutupinya dengan saus.

… Aku mengerti. Jadi situasinya persis seperti yang terlihat.

“Apa yang aku lakukan... suasananya tidak bagus, tapi aku harus pergi membantu.”

Aku tidak tahu apakah jeans mencolok itu mahal atau tidak seperti yang anak nakal itu
katakan. Tapi sangat langka sehinga cleaning service tidak bisa menanganinya, dan mencoba
menuntut pembayaran di tempat dengan banyak pejalan kaki... Agak aneh. Paling tidak, anak
laki-laki itu ketakutan, mengancam nenek yang meminta maaf ini adalah salah.

Tapi tapi...

(… Menakutkan.)

Aku bahkan tidak bisa melangkah maju. Semakin aku berpikir「Aku perlu membantu,」
semakin sulit untuk bergerak. Dia memiliki tatapan yang tajam, rambut cerah, dan dia terlihat
seperti dia biasa mengancam orang lain, jelas seseorang yang biasa melakukan kekerasan, itu
menakutkan... kakiku gemetar.

“S, seseorang...”

Dengan suara kecil yang bahkan tidak bisa membentuk kata-kata, aku meminta bantuan
dari sekitar. Aku melihat sekeliling,「Seseorang, tolong bantu,」meski aku mengerti betapa
menyedihkannya hal ini, menyerahkan pada yang lain.

Tapi saat wanita itu menatap mereka, mereka semua berpaling.

... Aku tidak bisa menyebut mereka dingin. Karena aku tidak berbeda.

“B, benar Aku akan menelepon Shizuku-chan... dan Kouki-kun dan Ryuutarou-kun.”

Aku ingat teman masa kecilku yang bisa bertarung dengan baik untuk beberapa alasan
dan menarik keluar teleponku untuk menelepon dengan panik. Begitu jariku menekan tombol,
situasinya berubah.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 238


“Ah, apa pun, berikan saja apa yang ada di dompetmu sekarang. Jika kau tidak cukup,
kau selalu bisa pergi ke bank, kan? Pergilan, aku akan menyimpan dompetmu di sini
untukmu.

“It, itu...”

“Hah!? Bukankah kau harus bertanggung jawab dengan apa yang anak nakalmu
lakukan? Punya keluhan!?”

Rupanya pria itu berusaha mengajaknya ke bank untuk membuatnya menarik uang. Aku semakin
cemas. Aku lupa menelepon.

“Shizuku-chan, mereka tidak akan sempat pada waktunya... aku, aku perlu melakukan
sesuatu.”

Kepalaku berputar-putar, aku benar-benar tidak bisa apa-apa. Uu, menakutkan.


Menakutkan, tapi... baiklah, aku hanya perlu menggunakan keberanian seorang wanita! Aku
yakin seseorang mengatakan itu kapan-kapan! Aku hanya akan menyerbu ke depan!

Aku pergi ke depan dengan kebiasaan burukku yang Shizuku-chan selalu memarahi aku dan
Kouki-kun. Pada waktu itu,

“Um~ Permisi, maukah kamu memaafkan mereka dengan dompetku?”

Sebelum aku mengetahuinya, seorang anak laki-laki muncul di samping mereka. Dia pasti
berusia sama denganku. Seragamnya berbeda, jadi mungkin dia murid dari daerah sini.

Saat aku hendak maju, kakiku berhenti dan aku menatap.

Anak laki-laki normal. Dia tidak menyilaukan seperti Kouki-kun, dan dia tidak besar
seperti Ryuutarou-kun. Alisnya terangkat karena malu, dia tersenyum masam, sejujurnya, dia
terasa seperti anak laki-laki yang bisa kau temukan dimana saja. Meski begitu, mataku
tertarik padanya seperti magnet.

“Hah!? Siapa kau, seseorang yang tidak terkait terlibat! Aku akan memukulmu!”

“Ah, tidak, yah, memang benar aku tidak berhubungan, tapi... tapi, kau tahu.
Membiarkan itu pergi dengan biaya pencucian, aku hanya berpikir bahwa itu akan
menjadi yang terbaik untuk semua orang~...”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 239


Meski sedikit koheren, anak laki-laki itu dengan santai berdiri di antara anak nakal itu
dan nenek dan anak kecil, membungkuk dengan wajah malu, nampaknya semakin dan semakin
bingung. Dalam arti tertentu, dia memiliki sikap mengelak yang tidak bisa membaca suasana
yang hanya berfungsi untuk menjengkelkan anak nakal.

“Lalu kau bayar di tempatnya 1 juta”

Dia mulai mengatakan itu, tapi anak itu berkata,

“Mustahil.”

「 Tehe, 」 entah bagaimana, rasanya aku bisa mendengar itu saat anak laki-laki itu
menjawab dengan cara yang lurus sambil merunduk... Ini agak lucu kurasa.

Anak nakal itu mencengkeram jaket anak itu dengan jengkel. Anak itu tampak
berkeringat dan mengatakan hal-hal dengan putus asa.

Tapi anak nakal itu mengerutkan dahi dan mendorong anak itu menjauh sebagaimana
matanya terlihat lebih berbahaya dari sebelumnya. Aku kenal mata itu, Kouki-kun telah
terlibat dalam perkelahian saat mata itu muncul. Aku tahu dari pengalaman.

Itu sebabnya aku mencoba berteriak pada anak laki-laki itu, tapi...

“Gu.”

Anak itu mengerang pelan. Perutnya ditendang. Seperti dugaanku, dia terpaksa
melakukan kekerasan.「Sudah tidak apa-apa,」kata nenek itu, khawatir dengan anak laki-laki
itu. Dia menarik-narik bajunya, dengan air mata di matanya. Seperti yang aku pikir, saat
kekerasan muncul, lingkungan sekitar menjadi berisik. Orang-orang menarik telepon mereka
untuk menghubungi seseorang... mungkin polisi.

(Benar, polisi! Seharusnya aku memanggil mereka sejak awal! Aku bodoh!)

Kouki-kun dan mereka, mereka selalu memimpin dan terjun ke dalam perkelahian, pergi
mengamuk dan mengurus semuanya. Aku lupa sepenuhnya karena aku selalu mengandalkan
mereka. Kepalaku benar-benar tak berguna.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 240


Sementara aku merobek rambutku secara mental, anak laki-laki itu meringkuk di atas
tanah mendongak. Aku terkejut dengan ekspresinya yang sungguh-sungguh, dan untuk
beberapa alasan, pikiranku menjadi kosong. Rasanya seperti suhuku juga naik karena beberapa
alasan. Masih ada beberapa bulan sampai musim semi. Sementara aku seperti ini, situasi
semakin meningkat.

Anak laki-laki itu menahan rasa sakitnya saat ia berkeringat dan membuka mulutnya.

“Tolong, biarkan ini pergi dengan biaya pembersihan. Jika tidak, haruskah aku pergi
dengan rencanaku?”

Mendengar kata-kata provokatif ini, mataku melebar. Mungkinkah, anak laki-laki ini,
bahkan jika dia tidak terlihat seperti itu, apakah dia biasa berkelahi?

Mungkin si nakal sedang memikirkan hal yang sama, dia melotot pada anak laki-laki itu.

“Ha, mencari pertengkaran? Baik, ayo pergi ---“

Pria dengan jeans berteriak dengan marah dan mengangkat tinjunya sementara menatap anak
laki-laki itu. Saat dia hendak mengatakan「Ayo pergi ke,」

“Benar-benar! Aku benar-benar minta maaf ~~~ !!!”

Dia menyela si nakal dan meminta maaf sekeras yang dia bisa.

--- Membungkuknya benar-benar artistik.

“Ap,”

Si nakal, dengan tinjunya, sepertinya tidak tahu harus berbuat apa... itu bungkukan yang
cukup bagus... satu langkah, dua langkah mundur.

Orang-orang di sekitarnya juga berhenti bergerak dan menatap anak laki-laki itu. Di
kehidupan sehari-hari, itu tidak normal melihat seseorang bersujud, malahan, aku tidak heran
semua orang bereaksi seperti ini.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 241


Anak laki-laki itu berteriak sambil membungkuk tanpa memikirkan orang-orang di sekitar.

“Benar-benar! Sungguh! Aku minta maaf! Anak kecil ini membakar mulutnya dengan
takoyaki yang neneknya beli, mengarahkan dia menumpahkan saus pada celanamu!
Perilaku ini tidak akan pernah bisa dimaafkan! Ini adalah kejahatan yang bahkan
Dewa tidak bisa memaafkan!!”

“Eh, ah, tidak, b, benar.”

Si nakal itu bingung!? Begitu, benar, jika anak kecil menumpahkan saus di celananya
dipandang sebagai “kejahatan yang bahkan Dewa tidak bisa memaafkan,” dengan ini
diteriakkan begitu keras... ya, memalukan. Dan anak laki-laki itu bersujud juga. Mungkin dia
ambisius atau sesuatu, karena anak itu tidak berhenti.

“Secara jujur! Bagi orang sepertimu, apalagi 1 juta, bahkan 5, tidak, 10 juta hampir
tidak cukup untuk menunjukkan ketulusan!”

“1, 10 juta !? Tidak, tunggu dulu, tidak perlu begitu banyak---“

Si nakal itu panik. Ah, neneknya tertegun juga. Orang-orang di sekitar juga mengatakan,
「Apakah dia serius?」

… Apa ini. Itu benar-benar menjadi kacau dengan cepat.

“Tapiiii! Tapiiii! Itu tidak mungkin baginya! Dia terus-menerus dikejar untuk
membayar hutang yang ditinggalkan suaminya, dan dia hanya bisa melihat cucunya
setahun sekali, setiap hari dia tinggal di pensiunnya. Bahkan takoyaki hari ini, berapa
banyak dia harus memotong anggaran makanannya...”

Eh!? Dia memiliki situasi seperti itu!? Aku menatapnya segera kaget. Yang lainnya, si
nakal juga, melihat dia dengan takjub.

Hanya wanita itu bingung dan menyangkal kata-katanya, 「S, suamiku masih hidup, dan kita
tidak punya hutang...」

Dia mencoba untuk berdebat, tapi dia diinterupsi.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 242


“Jadi tolong! tolong! Entah bagaimana, bisakah kamu memiliki kebaikan di hatimu
untuk memaafkannya! Tolong? Tolong tunjukkan kedermawananmu!!”

Teriakan anak laki-laki itu menyebar.

… Apa ini. Ada apa dengan situasi ini? Aku pikir semua orang di sini memikirkan itu.

Tapi dalam arti tertentu, itu efektif.

Si nakal itu tersipu... benar, aku mengerti. Bagaimana aku harus meletakkannya? Bersujud di
tempat dengan banyak orang, dan kemudian ada isi permintaan maaf. Ini akan terasa seperti
hakim yang buruk dalam suatu periode bermain.

“K, kau. Kau aneh! Kau tiba-tiba keluar dan kemudian bertindak seperti kau tahu
segalanya tentang nenek tua ini ---“

Kata-kata si nakal itu wajar. Tapi sebelum dia bisa melanjutkan,

“Aku sangat minta maaaaaaaaaaaaaf!!”

Dia meminta maaf lagi. Dengan tulus hati, berteriak keras sebisa mungkin. Sementara
bersujud.

“Tu, tutup mulutmu! Kita berge --- “

“Tolong, maafkan kami dari 10 juta! Kami akan mati!”

“Hol, tunggu! Tidak ada yang mengatakan 10 jut --- “

“Tolong, maafkan kami! Tunjukkan kebaikanmu!!”

“Diam! Diamla --- “

“Ampunanmuuuuuu!”

Si nakal mencoba untuk menghentikan anak laki-laki dari sujud dan berteriak dengan
menginjak-injaknya dan menarik rambutnya untuk memaksa dia berdiri atau meludahinya, tapi
anak laki-laki itu menempel ke tanah, terus membungkuk, mengulangi permintaan maafnya. Si
nakal mulai cemas.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 243


Bahkan orang-orang di sekitarnya pun merasa malu. Wanita tua itu gemetar, mencoba
menahan tawanya. Sepertinya kedua belah pihak yang bersangkutan berada di pinggir.

Dan dia tepat sasaran.

“Sialan, bertindak seperti ini di sini! Aku akan kembali!”

Orang yang memakai jeans lari. 「 H, Hide-chan!? Tunggu! 」 dua orang mengejarnya
dengan tergesa-gesa. Tempat ini memiliki suasana delikat yang tidak ada yang bisa
menggambarkannya. Entah bagaimana, tidak ada yang bisa bergerak atau bahkan berpikir;
anak laki-laki yang berlutut sujud perlahan berdiri tegak. Sementara semua orang fokus pada
dia, dia mengambil dompet yang terjatuh dan menyerahkannya ke wanita itu,「Ini.」

「Ah, terima kasih,」katanya dengan kram di pipinya. Tetap saja, dia tersenyum saat
dia mengucapkan terima kasih.「Tidak, saya minta maaf,」anak itu meminta maaf karena
alasan tertentu.「Aku tidak bisa disini lagi! Aku akan pulang! Selamat tinggal!」katanya, lalu
dia lenyap dengan kekuatan yang cukup sehingga kupikir aku bisa mendengar angin pergi Pyuu
「Ah,」kata wanita tua itu, tapi anak itu sudah pergi.

“... Bagaimana seharusnya aku mengatakan ini, dia orang yang hebat.”

Saat orang-orang di sekitar pergi, aku berdiri sendiri, memperhatikan anak itu lari. Aku
memegang dadaku, merasakannya mengencang.

「Benar, benar, Shizuku-chan. Orang itu, dia segera lenyap... eh, Shizuku-chan, apa
kamu mendengarkan? Kamu belum menanggapi banyak untuk sementara waktu...」

「... Aku mendengar. Sekitar 10 kali “sujud menakjubkan.” ini」

「Tidak, Shizuku-chan. Ini tentang “anak laki-laki luar biasa yang sujud.” Aku, aku
bukan seseorang yang sangat menakjubkan sehingga aku bisa melakukan itu.」

「Ah, kamu benar. Maaf. Tapi kau tahu, Kaori. Kamu bisa mengatakan ini padaku di
sekolah besok. Membuatku mendengar cerita yang sama sepuluh kali di tengah malam,
aku berharap kamu akan sedikit lebih bijaksana.」

「Eh... tidak mungkin Sudah selarut ini!? Maafkan aku, Shizuku-chan.」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 244


Suaraku naik saat aku mendengar sahabatku, Yaegashi Shizuku, bicara dengan suara
mengantuk. Hal tadi hari ini, perasaan ringan ini, aku ingin memberitahu seseorang. Aku
menelepon Shizuku-chan jam 10 malam. Ini sudah 4 jam aku berbicara dengannya.

Untuk membuatnya tinggal bersamaku sampai selarut ini, aku benar-benar minta maaf.

「Mm? Tidak apa-apa. Tapi tolong, jangan mengulanginya lagi... Itu masalah besar
bagimu, benar Kaori? Fu fu, untuk berpikir aku akan mendengar tentang hari Kaori
menjadi cemas tentang anak laki-laki... Kamu sudah secara wajar memotong anak laki-
laki yang tak terhitung jumlahnya yang telah menembakmu, tapi kelihatannya seperti
musim Semimu akhirnya datang. 」

Apa maksud Shizuku-chan? Dia tampak sangat bahagia, tapi... aku bisa bilang dia menyeringai
di sisi lain telepon.

「Shizuku-chan? Apa maksudmu? Aku tidak melakukan anggar sepertimu, jadi apa
maksudmu memotong? Dan bukankah ini masih musim dingin?」

「... Kaori. Terimakasih untuk komentar alami itu. Dan aku mungkin belajar anggar,
tapi aku tidak memotong orang! Kau gadis bom komentar alami!」

Shizuku-chan marah... Tapi apa yang ingin dia katakan?

「 Haa. Kamu benar-benar tidak sadar. Tidak, itu tak apa-apa. Yah, sejauh aku
mengenalmu, ini adalah yang pertama... aku rasa itu masih pada tingkat “Aku
tertarik”... Kurasa Anda kamu memikirkannya sendiri. Tapi kamu benar-benar tidak
tahu hal-hal ini, akankah kamu menyadarinya? Ini “Kaori,” kan? Sebagai sahabat
baiknya, haruskah aku memberi pertolongan? Tapi....」

Di sisi lain telepon, Shizuku-chan mengatakan beberapa pecahan sesuatu. Rasanya dia tidak
sopan.

「Eh, um, Shizuku-chan?」

「Ha!? Ah, um, ada apa?」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 245


Shizuku-chan kembali untuk berbicara denganku. Aku memutuskan untuk mengangkat
alasan lain aku menelponnya. Uu, ini memalukan untuk beberapa alasan, wajahku panas. Kenapa
ya.

「Ah, um. Sebenarnya, aku ingin kau pergi bersamaku sebentar... 」

「Oh, apakah ada yang terjadi? Kamu ragu-ragu.」

Dia mendorong punggungku dengan kata-kata itu, jadi aku akan bertanya.

「Terimakasih, Shizuku-chan. Um, kali ini, aku ingin kamu ikut aku ke sekolah anak itu.」

「Apa?」

Shizuku-chan menjadi orang asing karena suatu alasan.

「Seperti yang aku katakan, aku ingin kamu pergi bersamaku ke sekolahnya. Um... dan
bicara dengan dia... mungkin, mungkin menjadi teman~ 」

Tidak baik. Wajahku panas. Entah kenapa, tapi wajahku panas. Kaki menggeliat, dan aku
mengguling diriku di selimut juga. Shizuku-chan berbicara denganku dengan ketegangan di
dalam suaranya.

「Tunggu sebentar, oke~? Kaori, bukankah kamu baru ketemu dia hari ini?

「Ya? Aku tidak bisa berbicara dengannya.」

「... Jadi kenapa kamu tahu sekolahnya?」

「Tidak sulit untuk diceritakan. Hanya ada satu SMP yang bisa kamu pakai berjalan
dari jangkauan di sana, dan aku melihat seragamnya, itu mudah.」

「...」

Shizuku-chan biasanya tajam dengan jawabannya. Dia tidak menanggapi sekalipun. Dia pasti
mengantuk.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 246


「Halo, Shizuku-chan? Maaf, kamu benar-benar capek ya.」

「Ah, tidak, aku minta maaf. Kupikir aku baru saja melihat sekilas sisi menakutkan
sahabatku... 」

Aku bisa mendengarnya mendeham.

「Baiklah, tidak apa-apa. Aku akan pergi bersamamu. Kurasa aku sudah terbiasa
dengan mode menyerang Kaori. Tapi kamu tidak tahu namanya, kan?」

「Um, kupikir aku bisa menyergapnya sedikit... dan memperhatikan dia saat datang ke
gerbang depan mungkin. Dan aku bisa menunggu di mana aku melihatnya hari ini atau
sesuatu seperti itu.」

「 ... Ini agak berbau kekuatan penguntit... Yah, kalau kamu tidak tahu namanya,
kurasa ini yang bisa kau lakukan.」

Kekuatan penguntit, itu berarti, Shizuku-chan. Tapi memikirkan ini dengan hati-hati, ini
sakit untuk dikatakan, tapi aku tidak bisa keberatan. Aku mencoba menipunya sedikit dengan
berbicara lebih cepat.

「B, benar. Seperti ini, aku bisa mendapatkan fotonya dengan tenang... Aku pasti
tidak akan melewatinya lagi kali ini」

「 Berhenti di sana 」

Mengapa dia menghentikanku dengan nada yang begitu kuat?「Tidak baik, temanku ini tentu
saja mengerikan. 」 Aku mendengarnya berkata. Karakter Shizuku-chan sepertinya agak
jengkel... Shizuku-chan, apa kau lelah? Apakah kamu baik-baik saja? Kita mungkin harus
berhenti berbicara segera.

「Pokoknya, sepulang sekolah besok, kita akan menyerang ke sekolahnya segera. Kita
pasti akan menemukannya, b, berteman. Kita akan berbicara tentang banyak hal, dan
pada hari libur, kita bisa menghabiskan waktu kita bersama, aku bisa pergi ke
rumahnya... E he he. Shizuku-chan, aku akan bekerja keras!」

「Delusi teman terbaikku tidak akan berhenti... Orang bersujud ini aneh. Maaf. Aku
tidak berdaya.」

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 247


Aku mendengar pengakuan Shizuku-chan. Dia aneh hari ini. Ini pasti karena aku membuatnya
berbicara denganku sampai selarut ini dan dia lelah. Maafkan aku, Shizuku-chan.

Sejak hari itu anak laki-laki yang namanya aku tidak kenal sujud, 1 tahun telah berlalu.

Aku terlibat dalam kerusuhan Kouki-kun seperti biasa, dan dia terlibat denganku...
pokoknya, banyak hal terjadi di tahun terakhirku di SMP.

Aku menunggunya, mengembara, menunggu, mengembara... tidak bisa menemuinya.

Aku tidak tahu mengapa aku begitu cemas, tapi untuk berpikir saat itu adalah pertama
dan terakhir kalinya aku bertemu dengannya, dadaku mengencang.

Sungguh, aku menyesal tidak memanggilnya untuk berhenti saat itu. Setidaknya aku
berharap aku punya foto. Aku bodoh.

Shizuku-chan selalu menemaniku untuk penyergapanku.「Aku tidak bisa meninggalkan


Kaori dalam mode gadis sendirian, 」katanya saat dia melihat di kejauhan. Aku diam dan
mendengarkan sarannya mengatakan untuk tidak memberitahu Kouki-kun karena akan
merepotkan; pencarian ini adalah rahasia hanya untuk Shizuku-chan dan aku.

Aku mencarinya secara rahasia selama setahun penuh, dan musim semi baru datang.

Aku menjadi murid SMA. Hari ini adalah hari upacara masuk.

Bunga sakura sedang mekar sepenuhnya. Kelopak berbentuk hati pink menari di angin,
itu benar-benar cantik. Bahkan jika itu adalah awal dari kehidupan siswa yang baru, aku
sedikit kesepian dari pencarian tapi juga penuh dengan harapan.

“Kaori, apa yang kamu lakukan? Kita perlu pergi ke gedung olahraga, upacara akan
dimulai segera, bukan?”

“Shizuku-chan. E he he, aku sedang melihat bunga sakura. Ini membuatku merasa
ringan entah bagaimana.”

“Fu Fu, aku mengerti. Aku merasakan hal yang sama.”

Shizuku-chan berbaris di sampingku, juga melihat pohon sakura. Angin bertiup, dan
simbol ponytail cantik Shizuku-chan berkibar-kibar. Matanya yang panjang dan sempit
melonggar saat ia mendorong rambutnya ke belakang telinganya, itu sangat dewasa entah

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 248


bagaimana. SMA dari SMP, tidak banyak yang berubah, tapi teman terbaik yang bisa aku
banggakan tampaknya telah menjadi dewasa.

“... Cantiknya.”

Aku mengatakannya secara refleks. 「 Benar, mereka benar-benar cantik. 」 Shizuku-


chan juga setuju saat dia mendongak. Shizuku-chan sepertinya tidak sadar dari itu sekalipun.

“Bukan begitu. Shizuku-chan itu. Seperti dewi yang menatap bunga sakura.”

“A, apa yang kamu tiba-tiba katakan?”

Shizuku-chan berpaling, tapi telinganya merah. Benar-benar pemalu. Benar, begitu imut.

Tapi aku khawatir. Shizuku-chan yang imut dan cantik seperti itu, tapi aku belum
pernah mendengar “cerita semacam itu”. Karena dia sudah mengenal Kouki-kun lebih lama dari
aku, mungkin dia memiliki perasaan tersebut? Meskipun aku pikir begitu sebelumnya,
tampaknya tidak seperti itu...

Kita di SMA sekarang, jadi akan sangat buruk jika serius Shizuku-chan yang benar-benar
seperti dewasa ditipu oleh orang jahat. Sebagai teman dekatnya, aku perlu menasehati
Shizuku-chan ketidak sadaran ini.

“Dengar, oke, Shizuku-chan. Dengarkan aku baik-baik.”

“Kaori, ada apa dengan karakter itu?”

“Hei, aku menjadi serius! Shizuku-chan, kau tahu, kau benar-benar imut. Dan kau
wanita yang cantik. Anak laki-laki tidak akan meninggalkanmu sendirian. Tapi ayahku
bilang semua anak laki-laki adalah serigala. Jadi, pastikan tidak ditipu oleh serigala.
Shizuku-chan, kamu harus sadar betapa imutnya kamu. Mengerti? Kamu perlu melihat
dengan benar anak laki-laki yang mendekatimu.”

“... Kaori, apa kamu tau bumerang itu apa?”

Shizuku-chan mengemukakan topik yang aneh.

“Sesuatu yang kembali saat kau melemparnya, kan?”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 249


“Benar. Kata-kata yang baru saja kamu katakan. Mereka sangat mirip sebuah bumerang.”

Kenapa Shizuku-chan menatapku dengan mata hangat seperti itu? Shizuku-chan mulai
melihat sekeliling, dan aku melakukan hal yang sama. Banyak siswa baru ada di sekitar kita,
banyak senior juga. Ada banyak anak laki-laki di sini. Tapi mereka berpaling setiap kali aku
melihat mereka.

“Apa yang aku bilang? Ini sudah terjadi, kamu selalu begitu tanpa
pertahanan. Kamu perlu lebih sadar, Shizuku-chan.”

Shizuku-chan meremas pipiku.

“Innn Sakt, Shihugu-jan. Hent kkan~ “

“Jujur, pipimu ini. Jika kamu memikirkan waktu, mereka pergi ke gym.”

Shizuku-chan bermain dengan mukaku sampai Ryuutarou-kun datang dan


menyelamatkanku dari tangan iblisnya.

... Meskipun aku mendengarnya nanti, pada saat itu, banyak siswa telah mimisan dan
perlu dibawa ke UKS. Tapi mereka semua memiliki senyum misterius.

Upacara masuk dimulai. Dengan senang hati aku duduk dengan Shizuku-chan dan
Ryuutarou-kun yang ada di kelasku. Kouki-kun, sebagai perwakilan tahun pertama, ada di
panggung.

“Apakah dia baik baik saja? Kouki, dia agak tegang.”

“Ya. Tapi dia punya pengalaman dari sekolah menengah, jadi dia akan jadi baik-baik saja.”

Mendengar kekhawatiran kecilku, Shizuku-chan dan Ryuutarou-kun menanggapi.


Pastinya, sulit membayangkan Kouki-kun gugup. Dia selalu percaya diri dan selalu sungguh-
sungguh mengajak yang lain untuk bergabung dengannya. Dia benar-benar populer dengan
gadis-gadis sebelumnya. Dia seperti bersinar di depan orang lain, pastinya keren.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 250


Prinsipal menyelesaikan ceritanya, dan Kouki akhirnya pergi ke panggung. Gedung
olahraga sepertinya bergetar... para gadis berteriak keras.

“Aku, aku menduganya, tapi... itu masih menakjubkan.”

Shizuku-chan melihat sekelilingnya dengan kram di pipinya. Aku setuju. Ini seperti
konser idol. Gadis-gadis yang memanggil nama Kouki-kun agak menakutkan.

Kouki-kun tersenyum dan melambai, dia benar-benar berkilau.

Kouki-kun selesai mengucapkan salam; Gadis-gadis memegang tangan mereka di depan


dada mereka, tidak hilang sepatah kata pun. Rasanya seperti ada sebuah agama baru yang
berbahaya atau semacamnya.

Saat itu, di belakangku, aku mendengar suara anak laki-laki di belakangku.

“Orang ini, dia benar-benar tertidur... apa yang dia lakukan?”

“Tidur saat upacara masuk, dan ada keributan beberapa waktu yang lalu,
juga... dia punya beberapa urat.”

Tampaknya ada seseorang yang tertidur dalam situasi ini. Aku, aku sedikit cemas jadi
aku berbalik dan melihat seorang anak laki-laki sekolahan menggoyang bahu yang lain.
Tatapannya berkeliaran saat dia meminta maaf dengan tertawa konyol. Mata anak laki-laki itu
bergerak berputar dan berputar... jadi seseorang bisa menggerakkan matanya seperti itu.

Aku merasa sedikit kagum akan dia, tapi bagaimana dengan anak laki-laki yang memulai
keributan ini? Aku mengalihkan tatapanku ke anak laki-laki yang bersangkutan. Dan,

“!”

Aku bisa mendengar detak hatiku.

Lengan menyilang, duduk di kursinya, mata anak itu terkulai

“... Itu dia.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 251


Mataku tertancap pada anak laki-laki yang sedang tertidur. Sepanjang tahun ini, aku
sudah ingin bertemu dengannya lagi. Bertemu dia, bicara padanya.

Ahh, hatiku menyebalkan. Ini berdetak kencang di telingaku seperti drum. Suara Kouki-
kun menghilang. Seluruh adegan menjadi putih, hanya orang itu yang ada di mataku. Suara
menghilang, Orang-orang menghilang, di dunia yang hening dan putih ini, hanya ada aku dan
anak laki-laki yang sedang tidur. Hanya kami berdua.

“Kaori Kaori! Hei!”

“Fuwari!!”

Dunia putihku lenyap dan suara kembali seperti statis mendorong menjauh. Pidato
Kouki-kun berakhir. Para gadis itu bersemangat lagi. Dan Shizuku-chan mengguncang bahuku,
jadi penglihatanku memantul.

“Hei, berbalik! Guru sedang menatap! Anak laki-laki di belakangmu mulai menahan
hidung mereka.”

“Ah, y, ya.”

Aku enggan, tapi aku berbalik. Sepertinya anak laki-laki di belakangku benar-benar
memegang hidung mereka... seperti kata Shizuku-chan. Guru itu melotot padaku...

“Apa yang sedang terjadi denganmu?”

Aku menunggu sampai mata guru melihat jauh sebelum aku menanggapi Shizuku-chan
yang sepertinya cemas. Tanganku ada di dadaku dan suaraku gemetar; Hatiku terdengar ribut
dari pada apapun di sekitarku.

“K, kau tahu, ini dia. Dia. Ini dia, Shizuku-chan.”

“Dia? Eh... tidak mungkin. Dimana ‘dia’? Dimana!?”

“Di belakang kita... dua baris belakang. Orang yang sedang tertidur.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 252


Shizuku-chan berbalik, aku yakin anak laki-laki di belakang kita mimisan.「Apakah dia
benar-benar tertarik padaku!?」dia berkata saat dia menyilangkan lengannya dan mencoba
untuk tetap tenang. Dengan mimisan. Anak laki-laki di sebelahnya menatapnya dengan sedih.

Shizuku-chan akhirnya melihat “dia.”

“Yang tidur tanpa bergoyang satu inci pun dalam semua kebisingan ini, itu ‘dia’ yang
kamu cari?”

“Y, ya. Apa yang harus kulakukan, Shizuku-chan? Kita berada di kelas yang sama,
bukan? Ahh, apa yang harus kulakukan, Shizuku-chan?”

Pikiranku kacau. Kaori mini dalam pikiranku pasti menyebabkan sebuah keributan dan
berlarian, memegang kepala mereka dengan tangan mereka. Ini adalah keajaiban, bukan?
Orang yang tidak dapat aku temukan untuk sepanjang tahun akan bersamaku mulai besok...
dunia ini begitu licik, tapi bagus sekali!

Perasaan mereda di dalam diriku sehingga aku sama sekali tidak bisa menggenggam
semuanya; Shizuku-chan menggenggam lenganku dan menyentakku. Ryuutarou-kun tidak
mendengar apa yang kita katakan karena kita diam, Tapi sepertinya dia curiga. Orang-orang di
sekitar, guru juga, mereka semua melihat kita.

Tapi pikiranku ada di Surga sekarang.

Melihatku seperti ini, Shizuku-chan tersenyum masam dan menepuk kepalaku untuk
menenangkanku.

“Itu bagus, bukan, Kaori? Yang perlu kamu lakukan adalah pergi keluar, maksudku,
berteman dengan dia. Kamu memiliki 3 tahun, jadi bicaralah dengannya sebanyak yang
kamu inginkan, menghabiskan waktu bersamanya, membuat banyak kenangan, dan
dengan egoisnya bahagia.”

Badai dalam pikiranku tenang mendengar kata-kata lembut Shizuku-chan.

Dan aku membayangkannya.

Pergi ke sekolah bersamanya di pagi hari. Apa yang dia makan saat sarapan? Apakah dia
menyelesaikan pekerjaan rumahnya? Berbicara tidak masuk akal sambil berjalan di udara pagi
yang dingin. Dia tampak tenang, jadi aku tidak berpikir pakaian atau rambutnya akan
berantakan. aku harus memeriksa.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 253


Saat sekolah dimulai, kita bisa beristirahat bersama dan makan bersama, dan mungkin
aku akan membuat mereka... Sesudah sekolah, kita akan berkeliaran di kota, itu mungkin bagus.
Jika itu setiap hari, pergi ke kopi toko akan ringan di dompetku, ah, jika kita melakukan
sebanyak itu, kita mungkin akan dikira sebagai pasangan.

Liburan, sekolah, aku tidak sabar menunggu.

Hanya membayangkannya saja, aku merasa bahagia. Kehidupan SMA-ku, 3 tahun ini, mereka
akan menjadi indah, sungguh indah.

Ah, tapi, ada masalah...

“Apa yang harus kulakukan, Shizuku-chan! Aku tidak tahu bagaimana cara menyapa
orang tuanya!”

“Apa yang kamu bicarakan!? Malahan, khayalan macam apa yang kamu katakan, tidak, aku
tahu, tapi bagaimana kemajuannya sejauh itu! Apa kamu akan menikah atau apa? Apakah
kamu 10 tahun ke depan? Ha, jangan-jangan... tidak, tidak Kaori. Kamu tidak bisa
melakukan itu!”

Shizuku-chan mulai mengatakan hal-hal aneh lagi.

“Shizuku-chan, aku hanya ingin tahu bagaimana menyapa mereka sehingga mereka
tidak membenciku saat aku berkunjung sebagai teman...”

“!?”

“Sh, Shizuku-chan!”

“!?”

Ah, Shizuku-chan membungkuk di atas kursi. Telinganya merah. Ah, dia membungkus ponytail-
nya di wajahnya. Ah, itu agak terlihat nyaman.

“... Kalian berdua, apa yang telah kamu bisikkan, serius?”

Ryuutarou-kun memanggil kami dengan takjub. Melihat sekeliling, aku bisa melihat guru itu
dengan “senyuman yang bagus.”

... Sepertinya kehidupan SMA-ku akan mulai dengan omelan dari guru.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 254


Sedikit lebih dari 1 tahun.

Aku, aku menghabiskan banyak waktu bersamanya --- Nagumo Hajime-kun.

Tapi itu sangat berbeda dari apa yang aku bayangkan. Hajime-kun, dia adalah apa yang
disebut otaku; Dia menghabiskan banyak waktu bermain game di rumah daripada dengan orang.
Kami tidak menghabiskan banyak waktu sendirian bersama.

Dia datang pada saat sangat mengantuk, segera memasuki dunia mimpi, dan sepulang
sekolah, dia kabur seperti ikan yang melompat ke air.

Dengan kata lain, kalaupun aku menunggunya di sekolah sebelumnya, dia selalu kembali
pada saat aku sampai di sana seusai sekolah berakhir.

Namun, jika aku memiliki kesempatan, aku akan terus menyerang, meski itu hanya untuk
percakapan yang tidak berbahaya... Mungkin tidak tepat untuk memanggilnya teman sekelas
yang dekat sekarang, apalagi teman.

Karena saat Hajime-kun bicara padaku, wajahnya kram... matanya berenang... dan aku
pikir dia mencoba untuk mengakhiri percakapan secepatnya... Saat dia berbicara denganku, dia
terus menatap orang lain.

“Nagumo-kun sepertinya tidak peduli denganku...”

“Itu adalah kata-kata yang akan menyebabkan anak laki-laki sedunia menangis air
mata pahit jika mereka mendengarnya.”

Aku pergi untuk berkonsultasi dengan Shizuku-chan, dan itulah jawabannya.「Aku tidak
percaya ada anak laki-laki yang tidak goyah dengan pendekatan Kaori,」katanya. Ekspresinya
menyilaukan. Aku mengaguminya dalam banyak hal.

“Sebaliknya, kamu juga harus menjadi otaku, Kaori.”

Itu sarannya.

Keesokan harinya, aku menuju ke sebuah toko ternama tertentu agar aku bisa memulai
percakapan dengan Hajime-kun.

... Hasilnya, aku tidak mengerti apa-apa.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 255


Terlalu banyak, aku tidak bisa mempelajarinya semuanya. Tapi jika aku memberikan
kesanku, ilustrasi gadis yang mendekorasi toko... Kupikir aku bisa melihat celana dalamnya.
Aku tidak tahu melihat ke mana.

Aku tidak melihat banyak, jadi aku tidak bisa memastikan...

“Shizuku-chan, aku menyerbu maju, tapi... aku, kurasa aku harus menunjukkan
Nagumo-kun celana dalamku”

“Berhenti.”

Shizuku-chan menekan pipiku. Aku tidak berpikir aku bisa melakukan itu. Itu hanya untuk anak
perempuan yang terbawa oleh gairah mereka.

“Biasanya kamu akan meminta untuk diajari tentang anime atau game yang dia
tertarik dan menggunakannya sebagai sarana untuk memulai percakapan, kan?”

Dan seperti kata Shizuku-chan, keesokan harinya, aku pergi ke Hajime-kun dan
bertanya tentang hobinya. Hajime-kun, dia terlihat seperti dia awalnya tidak menduga ini?
Atau bingung? Atau mungkin dia tidak bisa memikirkannya... dia tampak mencurigakan.
Pikiranku sepertinya akan pecah, tapi aku sudah menentukan dan belajar banyak.

Aku senang, jadi aku mulai mempelajari subkultur. Kurasa aku tahu sedikit sekarang.
Maaf Shizuku-chan, aku terus membawamu bersamaku. Karena kesalahan, dia akhirnya pergi
ke pojok permainan h, hentai dan menungguku. Dan sambil menunggu, dia m, melihat-lihat
mereka.

... Itu, itu benar-benar sebuah kesalahan, tidak ada ketertarikan yang terlibat.

B, bagaimanapun, aku menghabiskan setengah hidup SMA-ku belajar lebih dan lebih
banyak tentang Hajime-kun, mengembangkan Shirasaki Kaori masa depanku rencana menyerbu
untuk masa depan, menghabiskan hari-hariku seperti ini.

Lalu itu terjadi.


Hidupku sangat berubah, dan kita jatuh ke dunia lain.
Karena ini, kehidupan sehari-hari yang kejam dimulai.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 256


Aku tidak berpikir aku ingin banyak bicara karena kita dipanggil ke dunia lain.

Melihat ke belakang, hanya penyesalan yang menyelimuti pikiran dan dadaku


mengencang. Adanya sihir. Setiap orang memiliki bakat khusus. Ada seorang raja, seorang
putri, ksatria, ini seperti sebuah dongeng. Jujur saja, aku tidak bisa menyangkal bahwa aku
bersenang-senang.

Tapi sementara semua orang memiliki bakat yang kuat dan berguna, Hajime-kun sendiri
yang normal. Orang yang bisa mendukung orang depresi ini adalah “aku.” Aku tidak dapat
menyangkal bahwa aku memiliki perasaan superioritas yang jelek.

Jika entah bagaimana aku bisa kembali ke masa lalu, aku akan menarik diri dan memukul
diriku sendiri. Dengan semua amarahku, aku akan mengatakan「Itu karena kamu seperti ini!
Karena kau seperti ini Hajime-kun,」dan aku memukul diriku sendiri sampai aku terbangun.

Tentunya, dari teman sekelas, Hajime-kun adalah satu-satunya yang menyadarinya.


Meski tidak memiliki bakat yang berguna, ia bekerja mati-matian. Semua orang
meremehkannya. Tapi hanya dia yang menyadarinya.

--- Di dunia ini, seberapa jauh kita dari kematian?

Sementara seluruh kelas menganggap mudah sesuatu, hanya Nagumo-kun yang benar-
benar berusaha untuk “hidup.” Tidak, aku yakin dia satu-satunya yang memiliki “resolusi” untuk
memikirkan ini.

Aku tahu. Dia orang yang seperti itu. Seharusnya aku tahu juga.

Karena itulah alasan aku tertarik padanya.

Saat itu, meskipun pucat ketakutan, meskipun berkeringat dingin, dia melangkah maju
untuk melindungi wanita tua dan anak kecil itu.

Aku tahu. Aku tahu.

Kematian di dekat kita di dunia ini, dan saatnya di perlukan, siapa yang akan menjadi
yang mengambil langkah pertama? Siapa yang akan memanggul bahaya paling banyak, bahkan
jika dia pucat karena ketakutan dan berkeringat, dia adalah orang yang tidak akan pernah
menarik kembali jika ada yang masih tersisa dibelakang?

Namun, Aku, meski seharusnya aku tahu ini, meski aku “serius mencoba untuk hidup,”
aku berpikir, “aku yakin kita akan baik-baik saja” tanpa dasar apapun..

Dan kemudian aku kehilangan dia.

Ini adalah pertama kalinya, pertama kali dia mengulurkan tangannya saat ia menghilang
ke dalam kegelapan Abyss. Arti dari kata keputusasaan mendorong dirinya ke dalam kepala
bodohku.

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 257


Dan kedua kalinya... ketika sebuah keajaiban terjadi dan kami bertemu kembali. Di
sampingnya, mendekatinya secara alami, dengan rambut dan mata emas seperti garnet, ada
seorang gadis cantik.

Pertama kali, aku bisa berdiri. Shizuku-chan mendukungku. Sampai aku melihat
kenyataan dengan mataku, aku tidak bisa berhenti. Dengan penyesalan dan amarah, aku
berdiri.

Tapi kedua kalinya...

Dia muncul dan membunuh seseorang tanpa belas kasihan.

Keyakinan yang luar biasa bahwa dia (she) dicintai olehnya, memiliki kemampuan
tangguh yang cocok untuk orang yang mendekatinya, kemauan yang kuat untuk melawan siapa
pun yang menantangnya, dan kecantikan yang tidak bisa tidak aku anggap sebagai pelanggaran.

Semua yang aku miliki hancur.

Itu tak apa-apa. Apa yang sudah selesai sudah selesai. Aku tidak benar-benar mengerti
apa yang sedang terjadi dalam pikiranku, aku hanya dilemparkan ke dalam situasi ini. Tapi
tanpa aku melakukan apapun, dia akan pergi.

Tapi ironisnya, ia adalah musuh alamiku, orang yang sangat cocok pada posisi yang paling
kuinginkan, yang membangunkan aku.

Mengatakan「Aku terlalu melebih-lebihkanmu,」「Itu adalah tindakan pencegahan yang


tidak berguna,」「Fu, kamu tidak pernah serius」saat dia menatapku atau,「Ambil dia jika
kau bisa」dengan tatapan provokatif itu dan「Aku akan melayani semua penantang... tapi tidak
seseorang yang tidak berguna」sambil meremehkan aku! Ini luar biasa membuat frustrasi!
Kamu hanya mencoba membuatku kesal, bukan? Wanita menjijikkan seperti itu, pastinya tidak!
Aku akan menjadi orang yang membuat Hajime-kun bahagia! Ya, aku akan!

Bukan hanya musuh alamiku. Ada gadis yang mengaguminya seperti seorang ayah, gadis
kelinci yang benar-benar terbuka dengan kasih sayangnya, dan wanita seperti onee-san yang
hentai itu, mereka semua berkumpul di sekelilingnya. Aku memukul kepalaku untuk
membersihkannya karena aku tidak begitu pintar.

Itulah sebabnya aku menyadari apa yang harus aku sadari.

Itulah mengapa penting untuk memiliki keyakinan dengan perasaanku.

Itu sebabnya --- aku akan menyerbu hatinya.

Akhirnya aku mengerti apa yang aku ingin katakan 3 tahun terakhir ini.

“Aku suka kamu.”

Hajime-kun. Persiapkan dirimu. Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi.

Shirasaki Kaori, 17 tahun. Skill spesialku adalah “Charge.”

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 258


Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 259
Afterword (Penerjemah)

Yah... bertemu lagi dengan penerjemah english -> indo ln ini, Reina Himeragi. Ah.. kalau susah
pake aja ReinaHime ya...~~ -,-
Well.. mungkin ada yang kesal karena afterword-nya dariku bukan dari author... yah.. itu karena...
sumber pdf english yang aku terjemahin nggak ada afterword dari author-sama.... -,- ngga percaya
coba download aja deh.. ;p
Mah,, kesampingkan itu... untuk sekarang...
Terimakasih sudah membaca vol 04 ln Arifureta indo..... yah yah...~~ walaupun ada banyak hal
yang terjadi dan jadwalnya jadi delay... akhirnya selesai juga...
Well, seperti yang dikatakan di vol sebelumnya... aku berencana terjemahin sampai 06 volume...
(karena aku Cuma punya segitu, di sumbernya segitu juga sih ;p)
Tapi aku cek kemarin sepertinya vol 07 sudah keluar, Cuma belum ada terjemahan englishnya
kayaknya tuh... aku lihat ilust di fb... kemudian aku cari muter-muter...
Yang ada cuma di J-cafe tuh... begitu aku dl... isinya dalam format gambar dan masih pake bahasa
jepang... yah~~ aku gak tahu juga sih tapi sepertinya itu adalah apa yang disebut “Raw” kali ya...?,
Ma, kalau nanti ada vol 07 versi english.... nanti aku lanjut terjemahin juga pastinya...
Dan... sekian... maaf kalau nggak jelas nih afterword...
Dan maaf juga kalau ada typo nih... maklum.. aku Cuma terjemahin sendiri dan nggak sempet
ngecek ulang...
Dan...
Sampai ketemu di volume selanjutnya....~~

Arifureta Vol 04 – [HT/HR] 260

Anda mungkin juga menyukai