Anda di halaman 1dari 2

Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan Intrakuriluler adalah kegiatan utama persekolah yang dilakukan dengan


menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur program. Kegiatan ini
dilakukan guru dan peserta didik dalam jam-jam pelajaran setiap hari. Kegiatan
intrakurikuler ini dilakukan untuk mencapai tujuan minimal setiap mata pelajaran/ bidang
studi yang tergolong inti maupun khusus.

Kegiatan Kokurikuler

Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan
menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler didalam
kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Dalam hal ini, perlu
diperhatikan ialah menghindari terjadinya pengulangan dan ketumpang-tindihan antara
mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Selain itu, juga perlu dijaga agar
para siswa tidak "overdosis" karena semua  guru memberi tugas dalam waktu yang
bersamaan, sehingga siswa menanggun beban yang sangat berat. Oleh karena itu,
koordinasi dan kerja sama antar guru merupakan hal perlu dilakukan.

Dari pokok-pokok landasan pelaksanaan kegiatan kokurikuler, hal-hal yang harus


diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan kokurikuler adalah sebagai
berikut :

 Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan kagiatan


intrakurikuler. Tujuannya, untuk memberikan kesempatan kepada siswa mendalami
dan manghayati materi pelajaran.
 Tidak menimbulkan beban berlebihan bagi siswa
 Tidak menimbulkan tambahan beban biaya biaya yang dapat memberatkan siswa
atau orangtua
 Penanganan kegiatan kokurikuler dilakukan dengan sistem administrasi yang teratur,
pemantauan dan penilaian

Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan sebagai kegiatan yang diarahkan untuk memperluas


pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap dan menerapkan secara lebih
lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran program inti dan
pilihan. Walaupun sama-sama dilaksanakan diluar jam pelajaran kelas, bila dibandingkan
dengan kegiatan kokurikuler, kegiatan ekstrakurikuler lebih menekankan pada kegiatan
kelompok

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan memperhatikan minat dan bakat siswa, serta
kondisi lingkungan dan sosial budaya. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ditangani oleh
guru atau petugas lain yang ditunjuk.
Kegiatan ekstrakurikuler diisi dengan kegiatan olahraga seperti bola basket, bola voli,
pencak silat dan lainnya yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa. Bagitupula dengan
dibidang-bidang lain, seperti bidang seni bisa diisi dengan drama, lukis, tari. Keseluruhan
bidang ditujukan sebagai wahana untuk mempeluas wawasan serta membangun nilai dan
sikap positif siswa.

Jakarta, Kemendikbud -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan


kebijakan sekolah lima hari dalam seminggu dan delapan jam belajar dalam satu hari mulai tahun
pelajaran 2017/2018. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor  23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.
 
"Sekolah lima hari ini merupakan bagian dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang di
dalamnya ada tiga kegiatan, yaitu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler," kata Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad, dalam jumpa pers di
kantor Kemendikbud, Jakarta, (14/6).
 
Dalam jumpa pers itu, Hamid mengatakan bahwa kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan
pembelajaran seperti yang telah berjalan. Kemudian kokurikuler adalah kegiatan yang menguatkan
kegiatan intrakurikuler, seperti kunjungan ke museum atau tempat edukasi lainnya. Terakhir,
kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang lebih bersifat ke minat siswa dan pengembangan diri,
misalnya olahraga, seni, atau kegiatan keagamaan.
 
Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter, Arie Budhiman mengatakan, banyak kegiatan
yang dapat dilakukan sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter melalui lima hari sekolah.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap mengacu pada lima nilai utama karakter prioritas PPK,
yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas.
 
Menurutnya, salah satu contoh penerapan PPK secara sederhana dalam sekolah adalah dengan
melibatkan siswa untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. "Siswa dilibatkan dengan
cara membuat jadwal membersihkan kelas secara bergantian dan gotong royong. Dengan demikian,
nilai karakter gotong royong sudah disisipkan dalam pembelajaran di sekolah," ujar Arie.

Penguatan pendidikan karakter diharapkan dapat menumbuhkan siswa dengan karakter berpikir
kritis, kreatif, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, yang mampu bersaing di abad 21.
(Prima Sari)
Sumber :

Anda mungkin juga menyukai