Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Alat Indera”


disusun oleh :
Nama : Nurhuda
NIM : 1314040004
Klp/Kelas : III/A
Jurusan : Pendidikan Biologi
telah dikoreksi dan diperiksa oleh Asisten/Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.

Makassar, Juni 2015


Kordinator Asisten, Asisten,

Ratna Mulyana Dewi Gabriella Natalika


NIM.

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. A. Mu’nisa, S.Si., M.Si


NIP: 1972052614480220022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Alat indera merupakan reseptor rangsangan yang berasal dari
lingkungan eksternal tubuh. Rangsangan itu berupa cahaya, aroma, sentuhan,
maupun gelombang bunyi. Setiap rangsangan itu memiliki reseptor masing-
masing yang berbeda. Mata sebagai reseptor cahaya, lidah sebagai reseptor
rasa, hidung sebagai reseptor aroma, dan kulit sebagai reseptor sentuhan.
Rangsangan yang diterima reseptor tersebut kemudian akan dihantarkan oleh
sel saraf tepi menuju ke sel saraf pusat berupa impuls.
Setiap alat indera mempunyai saraf yang dimana saraf ini akan
menerima rangsangan dari luar tubuh. Kemudian saraf mengirim rangsangan
itu ke otak dan saat diterima dengan baik maka kita dapat melihat,
mendengar, membau, mengecap atau meraba. Jika salah satu saraf dari indera
tersebut bermasalah, maka alat indera tersebut akan mengalami gangguan dan
kerjanya tidak sempurna.
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan
luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan
yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap oleh reseptor dibutuhkan alat-
alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata,
hidung, teling, kulit dan lidah. Apabila alat indera ini dibagi dalam kelompok
resektor maka alat indera dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok yakni:
1. Kemoreseptor adalah indera yang merespon terhadap ransangan zat
kimia yaitu indera pembau (hidung ) dan indera pengecap (lidah)
2. Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ransangan
gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera perabah (kulit) dan
indera pendengan (telinga).
3. Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ransangan
cahaya seperti indera penglihatan (mata).
Sehingga dilakukan praktikum ini untuk mengamati bagaiamana aktivitas
indera dalam menerima rangsangan.
B. Tujuan Praktikum
1. Pengecap
a. Menentukan kecermatan pengecapan praktikan pada penggunaan
beberapa bahan
b. Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecap
primer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang
bersangkutan.
c. Menetukan daerh penyebaran reseptor kecap selain sensasi primer.
2. Pembau
Mengetahui pentingnya pengaruh rangsangan bau terhadap kepekaan
seseorang.
3. Hubungan Pembau dan Pengecap
a. Mengetahui pentingnya pengaruh bau terhadap kesan pengecapan
Reseptor Panas dan Dingin.
b. Mengetahui banyaknya reseptor Panas dan Dingin.
4. Pengaruh Dingin Terhadap Rasa Sakit
a. Mengetahui adanya pengaruh dingin terhadap rasa sakit/ nyeri kepekaan
sentuhan.
b. Mengetahui letak kepekaan terhadap sentuhan dari bagian kulit.
c. Melatih kepekaan terhadap sentuhan
5. Bintik buta
Menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
C. Manfaat Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui berbagai fungsi dari alat
indera manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Manusia membutuhkan informasi dalam kehidupan sehari-harinya agar


dapat menjalankan kehidupannya dengan baik. Informasi yang dibutuhkan itu
adalah rangsangan yang berasal dari lingkungan luar sekitar. Agar ransangan ini
dapat diterima baik oleh reseptor maka dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang
bernama indera alat yang dimiliki manusia ada lima yaitu, mata, hidung, telinga,
kulit, dan lidah. Apabila alat indera ini dibagi dalam kelompok resektor maka alat
indera dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok yakni:
4. Kemoreseptor adalah indera yang merespon terhadap ransangan zat kimia yaitu
indera pembau (hidung ) dan indera pengecap (lidah)
5. Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ransangan gaya
berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera perabah (kulit) dan indera
pendengan (telinga).
6. Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ransangan cahaya
seperti indera penglihatan (mata) (Mu’nisa & Ngitung, 2014).
Mata merupakan indera penglihatan yang berfungsi hampir mirip dengan
kamera, sebagai eksteroseptor, memberi respon pada cahaya, menerima stimulus
berkas cahaya pada retina, dengan perantaraan serabut nervus optikus (saraf
kranial ke-2) mentransmisikan stimulus tersebut ke pusat penglihatan di otak
(lobus ocipital), untuk diinterpretasikan. Nervus optikus timbul dari gabungan
sel2 ganglion dalam retina. Saraf ini bergerak ke belakang secara medial,
melintasi kanalis optikus, memasuki rongga kranium, kemudian menuju khiasma
optikum (Amalia, 2012).
Sel-sel reseptor pengecap adalah sel-sel epithelium yang telah
termodifikasi yang terorganisir menjadi kuncup pengecap dan tersebar di sejumlah
bagian permukaan lidah atau mengalami penjuluran yang mirip putting disebut
papilla pada lidah. Kita mengenal empat persepsi pengecapan dasar yaitu rasa
manis, pahit, asam, dan asin yang masing-masing di deteksi pada bagian tertentu
atau muatan molekuler tertentu yang berkaitan dengan molekul reseptor yang
terpisah  (Campbell, 2008).
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap
dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang
memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan,
mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste
pores).Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis,
masam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa
manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada
bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian
samping depan sensitif terhadap rasa asin. Reseptor pengecap berada pada
kuncup-kuncup pengcap. (papilla). Di dalam kuncup terdapat bulu-bulu syaraf
(gustatory hair) yang berfungsi menghantarkan impuls ke otak. Syaraf pada
kuncup-kuncup pengecap menerima rangsang dan mengubahnya menjadi impuls
sensorik ke pusat syaraf di otak (Iqbalali, 2008).
Hidung adalah indra penciuman yang berperan : epitel olfaktorius (pada
bagian luar bulbus olfaktorius) di bagian tengah septum nasal dan bagian lateral di
atas konkha superior. Nervus olfaktorius atau saraf kranial ke-1 serabut sarafnya
muncul pada bagian atas selaput lendir hidung. Nervus olfaktorius dilapisi sel-sel
khusus yang mengeluarkan fibril-fibril halus untuk berikatan dengan serabut2 di
bulbus olfaktorius. Dari bulbus olfaktorius, stimulus bergerak melalui traktus
olfaktorius mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktori di lobus
temporalis otak untuk ditafsirkan. Syarat rasa penciuman : senyawa harus mudah
menguap, mempunyai sedikit kelarutan dalam air maupun lemak. Rasa penciuman
distimulasi oleh gas atau unsur-unsur halus yg terhirup. Rasa penciuman sangat
peka, tetapi kepekaannya mudah hilang, jika dihadapkan dengan suatu bau yang
sama untuk suatu waktu yg cukup lama. Rasa penciuman diperlemah jika selaput
lendir hidung sangat kering, sangat basah atau membengkak. Misalnya orang yang
sedang terserang pilek (Amalia, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Rabu/ 03 Juni 2015
Waktu : 07.30 WITA – selesai
Tempat : Laboratorium Biologi lt.3 Barat Jurusan Biologi FMIPA
UNM
B. Alat dan bahan
1. Pengecap
Alat : cotton bud, cawan petri, gelas kimia, sapu tangan, pita rasa,
tissue/kapas.
Bahan : larutan NaCl, larutan asam, larutan glukosa, larutan kopi, larutan
cabe/merica, air putih.
2. Pembau
Alat : spoit/syringe2,5 ml, sapu tangan, kapas.
Bahan : minyak menthol, minyak angin, parfum, minyak cengkih.
3. hubungan pembau dan pengecap
Alat : tusuk gigi, pisau, kapas/tissue, sapu tangan.
Bahan : bengkoang, kentang, apel, air putih.
4. Respon panas dan dingin
Alat : penggaris, jarum pentul, gales kimia, spidol.
Bahan : air hangat, air dingin.
5. Pengaruh dingin terhadap rasa sakit
Alat : jam/stopwatch, tissue
Bahan : es batu
6. Kepekaan sentuhan
Alat : sapu tangan, spidol, penggaris, jangka
7. Bintik mata
Alat : mata uang logam 5 buah, kertas karton, penggaris.
C. Langkah Kerja
1. PENGECAP
a. Menutup mata praktikan agar tidak mengetahui larutan yang digunakan.
b. Merendam cotton bud pada larutan lalu menyentuhkannya pada pusat
pengecap.
c. Mengulanginya dengan larutan yang berbeda.
2. PEMBAU
a. Menutup mata praktikan
b. Mengambil parfum dengan jarum syringe secukupnya, lalu
meletakkannya pada posisi terbalik
c. Praktikan mencium baunya dengan 1 lubang hidung saja
d. Posisi syringe diarahkan ke keadaaan normal
e. Membandingkan perbedaan baunya dan mencatat hasilnya
f. Menuang bahan pada spoit
g. Mendekatkan syringe pada hidung yang hanya terbuka dengan jarak 1,5
cm
h. Mengulanginya hingga tidak membau bahan tersebut
i. Menghitung Olfactory Fatigue Times (OFT), yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau, artinya
sampai tidak lagi dapat membau sesuatu. Ulangi 3x, kemudian hitung
rata-ratanya.
j. Menghitung Olfactory Recovery Times (ORT), yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk kesembuhan pembau, artinya sampai dapat membau
kembali. Ulang 3x, kemudian menghitung rata-ratanya.
3. HUBUNGAN PEMBAU DAN PENGECAP
a. Menutup mata praktikan dan menutup hidungnya dengan sapu tangan.
b. Membersihkan lidah dengan kapas atau tissue.
c. Meletakkan sekerat bahan, secara bergantian. Menanyakan, apa yang
dirasakan setiap kali bahan diletakkan di lidah, dan menanyakan juga
apakah ia dapat membau atau mengecap.
d. Mengulangi percobaan, akan tetapi pada keadaan hidung terbuka.
e. Mengulangi percobaan 2x pada praktikan yang sama dan mengulangi
percobaan untuk praktikan yang lain.
4. RESEPTOR PANAS DAN DINGIN
a. Membuat kotak sepanjang 28 mm dibagi 14 kotak pada tangan bagian
dorsal dorsal.
b. Memasukkan jarum ke dalam gelas kimia yang berisi air hangat dan
jarum lain pada air dingin.
c. Menyentuhkan jarum pada kotak di tangan praktikan secara berurutan.
d. Jarum tetap di gelas kimia.
e. Memberi tanda + jika merasakan dan – jika tidak merasakan.
f. Mengulangi pada bagian ventral.
5. PENGARUH DINGIN TERHADAP RASA SAKIT
a. Tangan mendatar di atas meja.
b. Cubit telapak tangannya dengan intensitas sedang hingga ia mulai sakit
dan meneruskan hingga dia tidak merasakan sakit/nyeri.
c. Mengulangi cubitan pada tempat yang tadi setelah praktikan dibiarkan
beberapa saat.
d. Mengusapkan es dengan gerakan memutar di sekitar daerah itu.
e. Mencatat waktu begitu ia tidak merasakan sakit.
f. Melakukan pada telapak yang lain.
g. Melakukan pada praktikan yang lain.
6. KEPEKAAN SENTUHAN
a. Menutup mata praktikan dan salah satu lengannya diletakkan di atas
meja.
b. Meletakkan kaki jangka pada jarak 3 cm dan sentuhkan dengan tekanan
yang ringan.
c. Melakukannya sedikit demi sedikit hingga memperoleh jarak terpendek
yang masih dirasakan dua titik oleh praktikan.
d. Mencatat data yang diperoleh.
e. Mengulanginya pada praktikan lain.
f. Mengulangi kegiatan di atas pada bagian bawah dorsal, telapak tangan
bagian ventral dan dorsal, ujung jati tangan kiri dan tangan kanan,
dahi,pipi, tengkuk dan bibir.
7. BINTIK BUTA
a. Menyusun 5 buah mata uang logam berdiri lurus dengan jarak 8 mm.
b. Menutup mata praktikan dengan karton tebal.
c. Menanyakan tentang uang logam yang tampak. Mata uang logam ke
mata merupakan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
d. Mengubah jarak dan membandingkannya.
e. Menguji mata yang sebelah lagi dengan praktikan yang lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
B. Kegiatan I (Pengecap)

Letak Pengecap
Probandus
PL PTL PUL UL
(Pahit) (Asin) (Asam) (Manis)
Intan Purwanti √ √ √ √
Hasriana √ √ √ √
Widya √ √ √ √

Ket:
PL = Pangkal lidah
PTL = Pangkal tengah lidah
PU = Pinggir ujung lidah
UL = Ujung Lidah

C. Kegiatan II (Penglihatan)
Pupil
Probandus
Terang Gelap
Gunadi 3 mm 2 mm
Hasriana 3 mm 2 mm
Intan Purwanti 2 mm 3 mm

D. Kegiatan III (Pendengaran)


Probandus Jarak
Nurhuda 89 cm
Widya 87 cm
Hasriana 88 cm

E. Kegiatan IV (Pembau)
Bahan Uji (Jarak titik terjauh)
Probandus
Parfum Kentang Apel B. Merah Kopi Kulit Jeruk
Intan Purwanti 62 cm 40 cm 17 cm 20 cm 45 cm 14 cm
Widya 25 cm 10 cm 7 cm 4 cm 60 cm 22 cm
Hasriana 43 cm 10 cm 16 cm 16 cm 33 cm 23 cm

F. Kegiatan V (Kepekaan)
Prosedur I
Kesan Suhu pada Masing-masing perlakuan
Probandus
4 oC 25 oC 45 oC
Hasriana Keram Nyaman Keram
Gunadi Nyeri Nyaman Keram
Widya Keram Legah Nyeri

Prosedur II
Jarak Terpendek
Probandus
Telapak tangan Lengan Ventral Lengan Dorsal
Hasriana 4,5 cm 4 cm 4 cm
Nurhuda 4 cm 3 cm 3 cm
Widya 3 cm 3 cm 3 cm

A. Pembahasan
1. Pengecap
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data dengan menggunakan
5 jenis larutan berbeda. Tiap larutan mewakili jenis rangsangan yang
reseptornya berada pada lidah. Berdasarkan data dapat ditarik kesimpulan
bahwa lidah merupakan reseptor rangsangan zat kimia berupa rasa. Dan pada
lidah terdapat pemetaan daerah tertentu untuk masing-masing rasa. Untuk
rasa manis reseptornya terdapat pada bagian ujung lidah. Untuk rasa asin
reseptor terdapat pada bagian samping depan dan samping belakang,
sementara yang asam terdapat pada reseptor samping tengah dan pahit
terdapat pada pangkal lidah. Rasa pedas tidak terdapat reseptor karena pedas
bukan merupakan rangsangan kimiawi melainkan sensasi panas.
2. Bintik mata
Berdasarkan hasil pengamatan pupil mata pada saat terang lebih
kecil daripada ditempat gelap. Pada tempat gelap pupil menjadi lebih besar,
karena adaptasi pupil terjadi saat cahaya masuk ke mata. Bila dalam keadaan
terang pupil menerima banyak cahaya sedangkan ditempat yang tidak ada
cahaya pupil pun melebar agar cahaya lebih banyak masuk ke mata.
3. Jarak pendengaran
Kegiatan ini berkaitan dengan indra pendengaran yang menggunakan
arloji atau jam. Jarak terjauh dapat mendengar detik atau detak perpindahan
jam atau arloji. Jarak antara jam dan probandus adalah batas probandus
mendengar.
4. Pembau
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data jarak yang diukur saat
sumber aroma menjauh dan probandus tidak membau apapun yang disebut
olfactory fatigue times serta jarak saat sumber aroma mendekat dan
probandus dapat merasakan baunya yang disebut olfactory recovery times.
Berdasarkan data diperoleh bahwa hidung probandus paling peka terhadap
bahan Freshcare karena menunjukkan angka OFT dan ORF yang paling kecil
ini berarti hidung probandus memerlukan jarak yang lebih dekat untuk
menangkap rangsangan bau.
5. Kepekaan sentuhan
Berdasarkan pengamatan dihasilkan kepekaan yang dinyatakan
dengan data pada tabel. Angka pada tabel menunjukkan skala jangka
sehingga semakin kecil jangka semakin dekat jarak kaki jangka. Berdasarkan
data menunjukkan bahwa lengan atas lebih peka terhadap rangsangan
sentuhan dibandingkan lengan bawah. Dan untuk setiap lengan bagian ventral
lebih peka dibandingkan bagian dorsal.
6. Reseptor panas dan dingin
Berdasarkan pengamatan dihasilkan data tentang kepekaan reseptor
panas dan dingin pada tangan bagian dorsal dan ventral. Untuk air panas
untuk tangan bagian dorsal kulit masih merasakan panas namun pada tangan
bagian ventral tidak terdapat rangsangan panas yang diterima. Hal ini
disebabkan oleh kulit ventral yang lebih tebal dibandingkan bagian dorsal
tangan. Sementara untuk air dingin kulit tangan lebih peka dibanding pada air
panas.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa:
1.      Reseptor rasa manis terletak pada ujung lidah, reseptor rasa asin terletak
pada tepi depan lidah, resepto rasa asam terletak ditepi belakang lidah
dan reseptor rasa pahit terletak di pangkal lidah.
2.      Pengecapan berhubungan erat dengan kerja dari reseptor pembau.
3.      Sel – sel reseptor untuk pengecapan adalah sel –sel ephitelium yang telah
termodifikasi yang diorganisasikan menjadi kuncup pengecapan yang
tersebar disejumlah bagian permukaan lidah dan mulut.
B. Saran
Setelah melakukan praktikum maka diharapkan agar pendampingan
asisten saat berjalannya praktikum dioptimalkan sehingga keaktifan praktikan
dapat secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia. 2012. Anatomi Fisiologi Manusia Sistem Kendali Panca Indera. Institut
Teknologi Bandung, Bandung.

Campbell, dkk. 2008. Biologi edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Iqbalali. 2008. Indera Pengecap. http//iqbalali.com Diakses 15 November 2013.

Mu’nisa & Ngitung, R. 2014. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Jurusan


Biologi FMIPA UNM, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai