Anda di halaman 1dari 9

ALAT INDERA

Nama : Ahmad Abrar


NIM : 1714041006

ABSTRAK

Alat indera merupakan reseptor rangsangan yang berasal dari lingkungan eksternal tubuh.
Rangsangan itu berupa cahaya, aroma, sentuhan, maupun gelombang bunyi. Setiap rangsangan itu
memiliki reseptor masing-masing yang berbeda. Mata sebagai reseptor cahaya, lidah sebagai reseptor
rasa, hidung sebagai reseptor aroma, dan kulit sebagai reseptor sentuhan. Rangsangan yang diterima
reseptor tersebut kemudian akan dihantarkan oleh sel saraf tepi menuju ke sel saraf pusat berupa impuls.
Alat indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering
disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar
(telinga), indra pembau atau pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit). Mata
terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan mata yaitu alis, kelopak mata, dan
bulu mata. Alat tambahan mata ini berfungsi melindungi mata dari gangguan lingkungan. Alis mata
berfungsi untuk melindungi mata dari keringat, kelopak mata melindungi mata dari benturan dan bulu
mata melindungi mata dari cahaya yang kuat, debu dan kotoran. Metode yang digunakan ialah metode
eksperimen dengan menggunakan model perlakuan dan pengukuran. Kelima alat indera itu adalah mata,
hidung, teling, kulit dan lidah. Apabila alat indera ini dibagi dalam kelompok resektor maka alat indera
dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok. Kemoreseptor adalah indera yang merespon terhadap ransangan
zat kimia yaitu indera pembau (hidung ) dan indera pengecap (lidah). Mekanoreseptor adalah alat indera
yang merespon terhadap ransangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera perabah (kulit)
dan indera pendengan (telinga). Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ransangan
cahaya seperti indera penglihatan.

Kata Kunci: Indera, Kemoreseptor, Fotoreseptor, Mekanoreseptor


A. PENDAHULUAN
Alat indera merupakan reseptor rangsangan yang berasal dari lingkungan eksternal
tubuh. Rangsangan itu berupa cahaya, aroma, sentuhan, maupun gelombang bunyi. Setiap
rangsangan itu memiliki reseptor masing-masing yang berbeda. Mata sebagai reseptor
cahaya, lidah sebagai reseptor rasa, hidung sebagai reseptor aroma, dan kulit sebagai
reseptor sentuhan. Rangsangan yang diterima reseptor tersebut kemudian akan
dihantarkan oleh sel saraf tepi menuju ke sel saraf pusat berupa impuls. Setiap alat indera
mempunyai saraf yang dimana saraf ini akan menerima rangsangan dari luar tubuh.
Kemudian saraf mengirim rangsangan itu ke otak dan saat diterima dengan baik maka kita
dapat melihat, mendengar, membau, mengecap atau meraba. Jika salah satu saraf dari
indera tersebut bermasalah, maka alat indera tersebut akan mengalami gangguan dan
kerjanya tidak sempurna.
Alat indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat
indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra
penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau atau pencium (hidung), indra
pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit). Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf
mata serta alat tambahan mata yaitu alis, kelopak mata, dan bulu mata. Alat tambahan
mata ini berfungsi melindungi mata dari gangguan lingkungan. Alis mata berfungsi untuk
melindungi mata dari keringat, kelopak mata melindungi mata dari benturan dan bulu
mata melindungi mata dari cahaya yang kuat, debu dan kotoran.
Mata merupakan salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia
menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan.
Gangguan refraksi sebagai penyebab gangguan penglihatan terbanyak dapat dikoreksi
dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. (Lubis, 2016). Pada umumnya
reseptor memiliki sifat yang khusus sehingga interpretasinya juga bersifat khusus. Akan
tetapi ada beberapa tempat yang dapat juga menerima rangsangan lain. Misalnya neuron
opticus yang biasanya terangsang oleh cahaya, dapat juga terangsang oleh tekanan yang
tiba-tiba dan akan diinterpretasikan sebagai cahaya. Demikian juga reseptor pengecap
jika diberi rangsangan listrik lembab dapat diinterpretasikan sebagai suatu rasa tertentu.
Umumnya rangsangan dapat menimbulkan kesan jika rangsangan itu bertambah
intensitasnya. Jika intensitasnya tetap maka akan terjadi adaptasi. Kecuali rasa sakit sulit
sekali diadaptasi. Kesan rasa sakit dapat ditimbulkan tidak hanya karena rangsangan
tusuk atau tekan berat tetapi dapat juga oleh rangsangan apa saja yang intensitasnya
melebihi batas.
Alat indera yang berperan dalam mengenali bau adalah hidung. Bau jarang
mendapat perhatian. Padahal sebenarnya, bau memiliki hubungan yang kuat dengan
kegiatan perasaan dan pengaruh masyarakat. Bau merupakan pengingat memori yang
kuat. Bau merupakan faktor motivasi utama dalam perilaku manusia memainkan peran
penting dalam pola perilaku. Bau mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan
emosi, perasaan, memori dan motivasi, yang dapat menyebabkan respon perilaku tertentu
(Wulandari, 2015). Sedangkan indera yang merasakan sentuhan adalah kulit. Kulit adalah
organ tubuh yang luas permukaannya mencapai 2 m2 . peranannya sebagai sensorik
(Francis, 2010).
Alat indrea selanjutnya adalah telinga. Telinga manusia merupakan organ
pendengaran yang menangkap dan merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi
elektris secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti, sebagai
sistem organ pendengaran, telinga dibagi menjadi sistem organ pendengaran perifer dan
sentral. Gangguan pendengaran mengakibatkan seseorang kesulitan mendengar
pembicaraan sehingga terjadi gangguan komunikasi yang dapat berdampak negatif
terhadap pekerjaan, pendidikan dan hubungan sosial , hal tersebut dapat menimbulkan
depresi. Gangguan pendengaran pada anak yang didapatkan sejak lahir akan menjadi
penderita tuli dan bisu (Nugroho, 2009).
Alat indera pengecap dalam hal ini adalah lidah. Bagian lidah yang berbintil-bintil
disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap intil-bintil saraf pengecap tersebut
mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal
lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung lidah
dapat mengecap rasa manis. Dengan kulit kita dapat merasakan sentuhan. Bagian indra
peraba yang paling peka adalah ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir dan alat
kemaluan. Seperti yang terlihat, informasi sentuhan memainkan peran penting dalam
memahami dunia (Wulandari, 2015).
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar
untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar
tubuh dapat ditangkap oleh reseptor dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama
indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, teling, kulit dan lidah. Apabila alat
indera ini dibagi dalam kelompok resektor maka alat indera dapat dikelompokkan dalam
3 kelompok. Kemoreseptor adalah indera yang merespon terhadap ransangan zat kimia
yaitu indera pembau (hidung ) dan indera pengecap (lidah). Mekanoreseptor adalah alat
indera yang merespon terhadap ransangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni
indera perabah (kulit) dan indera pendengan (telinga). Fotoreseptor adalah alat indera
yang merespon terhadap ransangan cahaya seperti indera penglihatan (Mu’nisa, 2019).
Alat indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi Tentu tidak cukup jika hanya
mengandalkan teori saja, sehingga diperlukan kegiatan praktikum dengan tujuan untuk
mengamati bagaiamana aktivitas indera dalam menerima rangsangan.
B. METODE PRAKTIKUM
Metode yang digunakan ialah metode eksperimen dengan menggunakan model
perlakuan dan pengukuran. Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 28 Maret 2019.
Pukul 10:50 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah untuk kegiatan I Pengecap, alatnya cotton bud, cawan petri,
gelas kimia, sapu tangan, pita rasa, tissue/kapas. Dan bahan yang digunakan adalah
larutan NaCl, larutan cuka, larutan sukrosa, larutan kopi, larutan cabe/merica, air putih.
Kegiatan II Penglihatan hanya menggunakan alat berupa mistar. Kegiatan III
Pendengaran, alat yang digunakan jam tangan yang terdengar detakannya, kapas penutup
telina dan mistar. Kegiatan IV Pembau, dengan menggunakan pipet dan beberapa jenis
bahan yang digunakan sebagai sampel yaitu, kopi, vanili, aroma terapi, apel, jeruk,
bawang merah, kentang, dan parfum. Dan kegiatan V Kepekaan rasa, alat yang digunakan
adalah jangka, pensil dan mistar dan bahannya berupa air dengan suhu 4OC, 45OC dan
25OC.
Kegiatan I
Bersihkan gusi dan lidah dari sisa makanan dengan berkumur dan tissue. Tuangkan
cairan pada cawan petri dan rendam cotton bud pada tiap-tiap larutan. Tutuplah mata
praktikan, agar tidak mengetahui larutan apa yang digunakan. Sentuhkan cotton bud pada
tempat-tempat pusat pengecap dan meminta praktikan mengatakan apa yang dirasakan.
Kegiatan II
Ukur dan catat diameter pupil teman dengan meletakkan mistar dibawah salah satu
matanya. Kemudian penggaris tetap dipegang dibawah matanya, mintalah teman Anda
untuk memejamkan mata sambil menghadap ketempat yang gelap atau tutup dengan
tangan. Kemudian secara mendadak mintalah teman untuk membuka matanya pada
tempat yang terang. Segeralah ukur dan catat diameter pupilnya.
Kegiatan III
Mintalah teman untuk menyumbat salah satu telinganya dengan menggunakan kapas.
Letakkan arloji atau jam tangan segaris dengan telinga yang tidak disumbat sejauh 3,60
m. dekatkan perlahan-lahan jam tadi sampai teman mendengar detak jam tersebut. Catat
jarak antara jam dan telinga teman.
Kegiatan IV
Prosedur I untuk mengidentifikasi rangsangan. Cara kerjanya mintalah teman untuk
mengenali bau dari masing-masing bahan. Mintalah teman tadi untuk memejamkan
matanya, kemudian satu persatu didekatkan didepan hidung selama 3 detik. Mintalah
teman untuk mengidentifikasi nama bahan tersebut. Dan catat benar salahnya. Sedangkan
untuk prosedur II untuk mengetahui letak reseptor pembau. Masukkan salah satu ujung
pipet plastik kedalam botol minyak wangi 1mm dibawah permukaannya. Dengan
demikian ada sedikit minyak yang tersisakan dalam pipet tersebut. Kemudian masukkan
ujung pipet itu ke dalam salah satu lubang hidung menuju bagian bawah belakang rongga
hidung. Sementara lubang hidung yang lain ditutup, tarikkan nafas lewat lubang hidung.
Usahakan dapat mengingat intensitas bau tadi. Selanjutnya masukkan ujung lain dari
pipet itu kedalam botol minyak wangi seperti tadi sehingga terdapat minyak wangi yang
sama banyaknya. Lalu masukkan ujung tersebut kedalam lubang hidung yang lain dan
tarikkan nafas. Ingat intensitas baunya. Arah mana yang memberi kesan intensitas yang
tinggi. Disitulah letak reseptor pembau tersebut.
Kegiatan V
Prosedur I. isilah gelas piala dengan suhu yang berbeda yaitu, 4OC, 25OC dan
45OC. Letakkan secara berurutan dari kiri kekanan mulai dari suhu terendah. Masukkan
tangan kiri kedalam gelas piala yang paling kiri dan tangan kanan pada gelas piala yang
paling kanan. Biarkan tangan berada didalamnya hingga tidak merasa dingin atau panas
lagi. Sementara itu, suhu air dalam kedua gelas harus dipertahankan. Kemudian masukkan
kedua tangan kedalam gelas piala yang ada ditengah. Bagaimana kesan suhunya dan
mengapa demikian.
Prosdur II untuk mengetahui kepekaan sentuhan . mintalah teman duduk dengan
mata tertutup dan salah satu lengan terletak diatas meja. Jauhkan kaki jangka sejarak 3
cm. sentuhkan dengan tekanan ringan kedua ujung kaki jangka tadi secara bersama-sama
pada bagian ventral dari lengan bawah teman. Apakah merasakan 1 titik atau 2 titik. Kalau
merasakan 2 titik, maka perkecillah jarak kedua kaki jangka itu. Sebaliknya kalau teman
merasakan 1 titik maka perbesarlah jaraknya. Usaha itu dilakukan sedikit demi sedikit
setiap kali disentuhkan pada tempat semula. Dengan demikian kita akan mendapatkan
jarak terpendek yang masih dirasakan sebagai 2 titik. Catatlah data jarak terpendek yang
diperoleh pada masing-masing bagian tubuh. Selanjutnya lakukan langkah ini pada
tempat-tempat yang berbeda dipermukaan tubuh : lengan bawah bagian dorsal, lengan
bawah bagian ventral, lengan atas bagian ventral, lengan bawah bagian dorsal, telapak
tangan bagian ventral, telapak tangan bagian dorsal, ujung jari tangan kiri, ujung jari
tangan kanan, dahi, pipi, bibir, ujung lidah, leher bagian ventral, tengkuk.
C. HASIL PENGAMATAN
Kegiatan I (Pengecap)
Peta Rasa
NO Sampel Tepi Depan Tepi Belakang Tengah Pangkal
Ujung
Kanan Kiri Kanan Kiri
1 Sukrosa ++ + + + + + +
2 NaCl + ++ ++ + + + +
3 Cuka + ++ ++ + + + +
4 Kopi + + - + + + ++
5 Merica + + ++ + + + +
6 Air putih - - - - + + -
Probandus : Ahmad Abrar
Kegiatan II (Penglihatan)
Probandus Kondisi Diameter pupil
Lisma P. Bastian Tempat gelap 0,5 cm
Tempat terang 0,4 cm
Tempat dekat 0,6 cm
Tempat jauh 0,5 cm
Kegiatan III (Pendengaran)
Probandus Jarak sumber bunyi
Buraeda Nur 32 cm
Kegiatan IV (Pembau)
I. Mengetahui rangsangan
Probandus Sampel Identifikasi aroma
Kopi √
Vanili √
Aroma terapi √
Apel √
Lisma P. Bastian
Jeruk √
Bawang merah √
Kentang √
Parfum √
II. Letak reseptor
Probandus Letak reseptor
Bawah rongga hidung Atas rongga hidung
Nur Khaira Sukma
+ +++
Kegiatan V (Perasa)
I. Suhu
Probandus Perendaman Waktu
O
4 C ±35 detik
Buraeda Nur 45O C ±35 detik
O
25 C kontrol
II. Kepekaan sentuhan
Probandus Permukaan tubuh Jarak kaki jangka
Lengan atas ventral 0,6 cm
I Lengan bawah dorsal 2,4 cm
Telapak tangan bagian ventral 0,6 cm
Lengan atas ventral 2,7 cm
II Lengan bawah dorsal 2,7 cm
Telapak tangan bagian ventral 0,9 cm
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, Manusia membutuhkan informasi
berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan
baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap oleh reseptor
dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah
mata, hidung, teling, kulit dan lidah. Apabila alat indera ini dibagi dalam kelompok
resektor maka alat indera dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok. Kemoreseptor adalah
indera yang merespon terhadap ransangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung ) dan
indera pengecap (lidah). Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap
ransangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera perabah (kulit) dan indera
pendengan (telinga). Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ransangan
cahaya seperti indera penglihatan (Mu’nisa, 2019).
Kegiatan I
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data dengan menggunakan 6 jenis larutan
berbeda. Tiap larutan mewakili jenis rangsangan yang reseptornya berada pada lidah. .
Namun jika dilihat dari tabel hasil pengamatan ada beberapa yang tidak sesuai dengan
teori, yang disebabkan oleh kesalahan praktikan pada saat melakukan percobaan. Lidah
merupakan reseptor rangsangan zat kimia berupa rasa. lidah adalah alat indera yang
berfungsi untuk merasakan rangsanganrasa dari makanan yang masuk ke dalam mulut.
Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papilla adalah ujung saraf pengecap. Setiap
bintil- bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa
tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi
lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung lidah dapat mengecap rasa manis.
Kegiatan II
Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, di belakang iris terdapat
lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah
kemampuan lensa mata untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Otot siliaris
atau otot polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput yang menggantungkan
lensa akomodasi dapat menyebabkan daya pembiasan lensa bertambah kuat. Selain
akomodasi terjadi konveksi sumbu penglihatan dan kontriksi pupil bila sesesorang
melihat benda yang dekat.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan. Bila dalam keadaan terang mata
akan menerima banyak cahaya. Oleh karena itu, pupil yang berfungsi sebagai jalan
masuknya cahaya ke mata akan akan melakukan mekanisme untuk mempertahankan
kualitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar
jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar
pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah
terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
Kegiatan III
Kegiatan ini berkaitan dengan indra pendengaran yang menggunakan arloji atau
jam. Jarak terjauh dapat mendengar detik atau detak perpindahan jam atau arloji. Jarak
antara jam dan probandus adalah batas probandus mendengar. Tegangan suara dan
tekanan yakni indera pendengaran fisiologi pendengaran detik pada jarum jamdapat
dijelaskan dari tahap awal dimana suara dikumpulkan oleh daun telinga, dialirkan melalui
liang telinga menuju membran tympani geteran pada stapes menyebabkan gerakan
penlimfe ditelinga dalammeneruskan raangsangan pada organ certi dan dibawa sistem
saraf pusat dilobus temporal.
Kegiatan IV
Kegiatan ini berkaitan dengan indera pembau. Reseptor pembau terletak pada
langit-langit rongga hidung pada bagian yang disebut epitelium olfaktoris. Rangsangan
yang diterima indera penciuman tersebut berupa bau. Bau merupakan zat kimia yang
menguap dan melayang diudara. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, probandus
mengenali seluruh bau dengan benar.
Kegiatan V
Kegiatan ini berkaitan dengan indera perasa. Reseptor panas lebih dekat
kepermukaan kulit sementara reseptor dingin ditemukan didalam dermis. Hal ini berarti
bahwa kepekaan suhu panas akan lebih tinggi dari suhu yang lebih rendah. Berdasarkan
lokasi, hal ini sesuai dengan pengamatan. Kegiatan kedua kepekaan sentuhan. Angka
pada tabel menunjukkan skala jangka sehingga semakin kecil jangka semakin dekat jarak
kaki jangka. Berdasarkan data menunjukkan bahwa lengan dorsal lebih peka disbanding
lengan pada bagian ventral.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hsil pengamatan dan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, teling, kulit dan lidah. Apabila alat indera ini
dibagi dalam kelompok resektor maka alat indera dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok.
Kemoreseptor adalah indera yang merespon terhadap ransangan zat kimia yaitu indera
pembau (hidung ) dan indera pengecap (lidah). Mekanoreseptor adalah alat indera yang
merespon terhadap ransangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera perabah
(kulit) dan indera pendengan (telinga). Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon
terhadap ransangan cahaya seperti indera penglihatan.
Saran
Untuk praktikan selanjutnya, sebaiknya memahami prosedur kerja sebelum
masuk laboratorium sehingga tidak kebingungan saat praktikum. Dan juga berusaha
menciptakan suasana yang nyaman agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
F. REFERENSI
Francis & David R. 2010. The Cutaneous sensory system. Neuroscience and
Biobehavioral, 148-159
Lubis, Rodiah R,. Eka R & Lokot D.L. 2016. Identifikasi Kelainan Mata dan Koreksi
Tajam Penglihatan Presbiopia. Abdimas Talenta. Vol.1(1).
Mu’nisa, Andi, dkk. 2019. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.
Nugroho, Puguh S & HMS Wiyadi. 2009. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran Perifer.
Jurnal THT-KL. Vol.2(2).
Wulandari, Henny,. Yusita K & Linggajaya S. 2015. Perancangan Interior ―Five Senses‖
di Surabaya. Jurnal Intra. Vol.3(2).
Francis & David R. 2010. The Cutaneous sensory system. Neuroscience and
Biobehavioral, 148-159

Anda mungkin juga menyukai