Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN TUMBUHAN DAN AIR

YUSRIANI, 1714040018, PENDIDIKAN BIOLOGI C

Abstract
This practicum aims to find out how the relationship between plants and
water is based on the function of water which is said to be the source of life. In
cells, water is needed as a nutrient solvent so that it can be used to transport it.
The method we do is a practicum method by observing the relationship between
water and plants. The conclusion that we got is that Water has several properties
that are good for plant growth and development physiologically, including: as a
solvent for all kinds of good substances, having heat latent evaporation and high
fusion heat, have low viscosity, have a higher cohesion capacity than adhesion,
and have hydrogen (H +) and (OH-) content so that the ion content can be acidic
or basic. Extensive diffusion and osmosis in plants can cause lysis and
plasmolysis.
Keywords: water, osmosis, diffusion, plasmolysis, and physiology
Abstrak
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
tumbuhan dengan air.. Praktikum ini dilatarbelakangi oleh fungsi air yang
dikatakan sebagai sumber kehidupan. Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut
unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya. Metode yang kami
lakukan adalah metode praktikum dengan cara mengamati hubungan yang terjadi
antara air dengan tumbuhan.. Kesimpulan yang kami dapatkan bahwa Air
memiliki beberapa sifat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman secara fisiologis, termasuk: sebagai pelarut semua jenis zat yang baik,
memiliki panas penguapan laten dan panas fusi tinggi, memiliki viskositas rendah,
memiliki kapasitas kohesi yang lebih tinggi daripada daya rekat , dan memiliki
kandungan hidrogen (H +) dan (OH-) sehingga kandungan ion dapat bersifat asam
atau basa. Difusi dan osmosis yang luas pada tanaman dapat menyebabkan lisis
dan plasmolisis.
Kata kunci : air, osmosis, difusi, plasmolysis, dan fisiologi
PENDAHULUAN kemudian di uapkan ke atmosfer.
Air di katakan sebagai Jika terjadi sedikit saja ketidak
sumber kehidupan karena tanpa air seimbangan air dalam tumbuhan
manusia, hewan dan tumbuhan serta akan mengakibatkan deficit air dan
penghuni kehidupan dimuka bumi ini terganggunya reaksi biokimia pada
tidak bisa berlangsung. Dalam sel, protoplasma (Advinda, 2018).
air diperlukan sebagai pelarut unsur Air yang terkandung pada
hara sehingga dapat digunakan untuk keseluruhan tubuh tanaman berkisar
mengangkutnya, selain itu air antara 5-95%. Kadar air untuk tiap-
diperlukan juga sebagai substrat atau tiap bagian tubuh tanaman juga
reaktan untuk berbagai reaksi berbeda-beda, seperti pada biji-bijian
biokimia misalnya proses fotosintesis 5-10 %, dan pada daun tanaman
dan air dapat menyebabkan sekitar 50-95%. Air yang dibutuhkan
terbentuknya enzim dalam tiga oleh tanaman diserap dari
dimensi sehingga dapat digunakan lingkungan melalui akar. Air tersebut
untuk aktivitas katalisnya. Tanaman kemudian di bawah oleh jaringan
yang kekurangan air akan menjadi xylem untuk dimanfaatkan bagi
layu, dan apabila tidak diberikan air kebutuhan tanaman (Muis, 2019).
secepatnya akan terjadi layu Air mempunyai sifat yang
permanen yang dapat menyebabkan penting untuk hidup. Beberapa
kematian. sifatnya berkaitam dengan ikatan
Air memegang peranan hidrogen dalam molekul air, yaitu
sangat penting dalam kehidupan pelarut, berbentuk cair pada suhu
tumbuhan, sehingga tidak mungkin fisiologi, panas jenis, panas laten
ada kehidupan tanpa air. Dalam penguapan, panas laten peleburan,
kehidupannya, tubuh pada tumbuhan kekentalan, kohesi dan adhesi,
membutuhkan air lebih kurang 500 g ionisasi serta pH. Fungi air sebagai
untuk setiap bahan organik yang tambahan adalah sebagai komponen
dibentuknya. Air tersebut diabsorsi utama sel, bahan pelarut yang
melalui akar dan di transportasikan penting untuk pengambilan dan
ke dalam tubuh tumbuhan untuk pengangkutan bahan, medium yang
sangat baik untuk reaksi biokimia, tanah. Sedangkan gas-gas seperti O2
sebagai reaktan dalam banyak reaksi dan CO2 diambil oleh stomata daun
kimia, bertindak sebagai struktur dari udara disekelilingnya. Air dan
pendukung dan sebagai salah satu garam mineral masuk ke akar
cara dispersal (Ismail, 2018). melalui epidermis akar secara difusi
Akar mempunyai bagian dan osmosis. Hal ini dapat terjadi
tertentu yang merupakan daerah karena adanya perbedaan konsetrasi
penyerapan. Air dari tanah masuk ke sel-sel akar dan tanah di
xylem akar melalui dua jalur. Bila air lingkungannya (Yahya, 2015).
masuk melalui dinding sel atau ruang Sebuah teori dirumuskan
antar sel, dikatakan air menempuh untuk menjelaskan naiknya cairan ke
jalur apoplas. Apoplas diartikan pucuk pohon yang tinggi, yaitu teori
sebagai bagian mati dari tumbuhan. kohesi. Ada tiga unsur dalam teori
Jalur ini ditempuh dari jaringan kohesi yaitu daya penggerak, hidrase
epidermis ke korteks. Dibagian dan kohesi air. Daya penggeraknya
dalam korteks terdapat jaringan adalah gradient potensial air yang
endodermis yang mempu nyai pita makin menurun dari tanah melalui
caspary yang tak permeable terhadap tumbuhan ke atmosfer. Jadi, gradient
air pada dindingnya, sehingga air potensial air yang cukup besar antara
harus masuk ke dalam melintas tanah, melalui tumbuhan dan
membrane plasma. Kemudian atmosfer mudah didapatkan, yang
melalui plasmodesmata, air masuk ke cukup hanya untuk menaikkan
sel jaringan pembuluh. Jalur tersebut kolom air setinggi pohon yang tinggi
dinamakan simplas. Simplas (Muis, 2019)
mencakup sitoplasma semua sel yang Keseimbangan air dalam
berhubungan melalui tumbuh tumbuhan dikendalikan oleh
plasmodesmata. Xylem sendiri 3 jenis potensial yang secara alamiah
merupakan bagian dari bekerja dan saling berinteraksi dalam
palsmodesmata (Muis, 2019). sel jaringan tumbuhan yaitu potensial
Pada tumbuhan, air dan air total (0), potensjal osmotik (06)
mineral diserap oleh akar dari dalam dan potensial turgor 0P. Ketiga
potensial ini saling berinteraksi sehingga air dari dalam buah akan
sepanjang hidup sel/jaringan dan keluar kearah media melalui
mengendalikan berbagai mekanisme membran semi permiable untuk
dalam tubuh tumbuhan seperti menyeimbangkan tekanan osmosis
transportasi air, transportasi hara dan (Arumaningrum, 2015).
pembelahan sel (Naiola, 2015). Proses osmosis dalam
Tanaman sangat perlu kehidupan sebenarnya tidak cukup
menyeimbangkan penyerapan dan hanya digambarkan sesederhana hal
kehilangan air saat bergerak dari satu sebelumnya. Setelah osmosis terjadi,
bagian tanaman ke bagian lain dan faktor lain mulai muncul yang akan
keluar masuk sel melalui osmosis. mempengaruhi gerakan partikel air.
Namun, gradient konsentrasi air dan Osmosis sangat dipengaruhi oleh
zat terlarut tidak hanya menetukan potensial kimia air atau potensial
arah dan laju pergerakan air. kimia airlah yang menggambarkan
Tekanan fisik yang dipengaruhi oleh status energi air dalam suatu sistem.
dinding sel dan juga penguapan Setiap komponen sistem biologi
penting (Muis, 2019). mempunyai energi bebas dan
Osmosis adalah perpindahan aktivitas molekul yang dapat
molekul air dari konsentrasi tinggi ke melakukan kerja (Advinda, 2018).
konsentrasi yang lebih rendah Difusi adalah penyebaran
melalui membran semipermeabel. molekul suatu zat yang ditimbulkan
Membran semipermeabel adalah oleh suatu gaya yang identik dengan
membran yang bersifat selektif energi kinetik. Kontrasi larutan itu
permeabel yang berarti hanya zat-zat sendiri merupakan banyaknya jumlah
tertentu yang dapat melewati zat terlarut dalam pelarut. Cepat
membran. Ekstraksi dengan metode lambatnya difusi dan osmosis
osmosis dilakukan dengan merendam dipengaruhi oleh beberapa faktor
buah-buahan atau bahan dengan antara lain perbedaan konsentrasi,
bahan yang mengandung konsentrasi suhu, tekanan, dan matrik atau bahan
tekanan osmosis yang lebih tinggi penyusun (Yahya, 2015).
dari tekanan osmosis bahan,
Difusi dan transpor aktif konsentrasi dan tekanan seperti dari
cukup efisien untuk transport jarak dinding sel sebagai potensi air, air
pendek di dalam sebuah sel dan akan mengalir dari daerah yang
antarsel. Akan tetapi proses-proses berpotensial air tinggi ke daerah
ini terlalu lambat untuk berfungsi yang berpotensial rendah. Baik
dalam transport jarak jauh di dalam konsentrasi yang tinggi (konsentrasi
sebuah tumbuhan. Walaupun difusi zat terlarut rendah) maupun tekanan
dari satu ujung sel ke ujung yang lain tinggi meningkatkan potensi air.
hanya berlangsung beberapa detik, Demikian pula, zat terlarut tinggi dan
difusi dari akar ke puncak pohon tekanan rendah menurunkan potensi
redwood raksasa akan berlangsung air (Muis, 2019).
beberapa decade atau lebih lama lagi. METODE KERJA
Sebagai gantinya, transport jarak Praktikum ini dilakukan di
jauh terjadi melalui aliran massal, Laboratorium Botani Jurusan Biologi
pergerakan cairan yang didukung FMIPA Universitas Negeri Makassar
oleh tekanan (Campbell, 2003). pada hari Senin, 25 maret 2019. Alat
Plasmolisis merupakan dan bahan yang digunakan dalam
respon khas dari suatu sel tanaman praktikum ini adalah untuk unit 1.1,
yang telah terkena stres bor gabus 1 buah, gelas aqua 5 buah,
hiperosmotik. Hilangnya turgor penggaris, label, tissue, kentang,
menyebabkan detasemen atau biji aquades, larutan NaCl 0,9 %, 5,0 %,
kekerasan dari protoplas hidup dari 10,0 % dan 15,0 %.
dinding sel. Proses plasmolitik Unit 1.2, bor gabus 1 buah,
terutama didorong oleh vakuola. penggaris, cawan petri, tabung
Plasmolisis adalah reversible dan reaksi, timbangan elektrik, kentang,
karakteristik sel-sel tanaman hidup. larutan sukrosa 0,05, 0,1, 0,15, 0,2,
Jelas, perubahan struktural yang 0,25, 0,3, 0,35, 0,4, 0,45, 0,5, 0,55
dramatis untuk memenuhi siklus dan 0,6 molal.
plasmolitik (Lang, 2014). Unit 1.3, mikroskop, silet,
Fisiologi tumbuhan merujuk kaca objek, kaca penutup, pipet tetes,
pada efek gabungan antara Rhoe discolor, larutan sukrosa 1M
dan larutan NaCl 1M. Unit 1.4, telah disiapkan. Rendam selama 2
mikroskop, silet, tabung reaksi, gelas jam, setelah direndam keluarkan dari
objek, pinset, Rhoe discolor, larutan tabung reaksi lalu keringkan dan
sukrosa 0,24, 0,22, 0,20, 0,18, 0,16, timbang kembali beratnya. Hitunglah
0,14, 0,12 dan 0,10 M. perubahan berat yang terjadi.
Unit 1.1 Unit 1.3
Kegiatan pertama siapkan 5 Ambil daun adam hawa dan
gelas masing-masing diisi dengan iris setipis mungkin. Setelah itu
larutan konsentrasi garam (NaCl) letakkan diatas kaca objek dan tetesi
yang berbeda, kemudian buatlah 2-3 tetes air lalu tutup. Amati
potongan silinder kentang dengan dibawah mikroskop. Untuk sisi
ukuran yang sama panjang. Setelah kanan, tetesi larutan sukrosa 1M dan
itu, ke dalam masing-masing gelas amati yang terjadi. Gunakan tissue
berisi larutan garam. Dimasukkan 3 untuk menyerap kelebihan larutan.
potongan silinder kentang dan Di sisi kiri tetesi larutan NaCl 1M
diamkan selama 10 menit. Setelah 10 dan amati yang terjadi.
menit, keluarkan dengan hati-hati 3 Unit 1.4
silinder kentang dari setiap larutan Buatlah irisan tipis daun
dan ukur panjangnya. adam hawa, dan letakkan di kaca
Unit 1.2 objek. Amati dibawah mikroskop
Siapkan 13 cawan petri atau jumlah sel jaringan yang berwarna
tabung reaksi, masing-masing isi ungu. Setelah itu, tetesi larutan
dengan 20 ml larutan sukrosa dengan sukrosa berbagai konsentrasi.
konsentrasi: 0 (aquadest), 0,05, 0,1, Diamkan selama 30 menit, dan amati
0,15, 0,2, 0,25, 0,3, 0,35, 0,4, 0,45, kembali perubahan yang terjadi
0,5, 0,55 dan 0,6 molal. Buat 13 dibawah mikroskop.
silinder umbi kentang dengan bor HASIL
gabus, masing-masing dengan Unit 1.1
panjang 4 cm. dan timbang beratnya. Tabel 1
Bilas kentang dengan aquadest dan
masukkan ke dalam 13 larutan yang
Perubahan dalam Panjang 0,6 0,83 0,29
Potongan Silinder Kentang dalam Unit 1.3

Konsentrasi Garam Tabel Pengamatan

Kon Uku Rata-rata Rer Perlaku Deskripsi Waktu

sentr ran ukuran tiga ata an Pengamatan Plasmolis

asi awal Contoh Per Sel is-

Laru (cm) Potongan uba deplasmo

tan Silinder hab lisis


Air Sel terlihat
Gara uku
Destilat normal dan
m ran
a pigmen -
(%)
0,0 4 cm 4,2 4 4,2 4,1 dalam sel

cm cm cm cm merata
0,9 4 cm 4,1 4,3 4,1 4,1
cm cm cm cm Sukrosa mengalami 3 menit 7
5,0 4 cm 4,1 4,2 4,1 4,1 1M penyusutan detik
cm cm cm cm warna
10,0 4 cm 4,1 4,2 4,1 4,1
pigmen ungu
cm cm cm cm
15,0 4 cm 4,1 4 4,1 4,1
NaCl membran 17 detik
cm cm cm cm
1M berkerut dan
Unit 1.2
sel-sel
Tabel Pengamatan
pigmen ungu
Konsentrasi Berat Berat
ditambahkan
(molal) awal akhir
Unit 1.4
0,05 0,82 0,90
0,1 0,82 0,89 Tabel Pengamatan
0,15 2,62 2,61 Larutan Sukrosa pada %
0,2 2,69 2,56
0,25 5,68 5,98 20 Plasmolisis
0,3 5,74 5,48 Molarita Potensial
0,35 0,47 0,21 s (M) Osmotik
0,4 0,62 1,16
0,45 0,68 0,45 (Atm)
0,5 0,70 0,41 0,24 -6,4 99,4
0,55 0,77 1,19 0,22 -5,9 56,9
0,20 -5,3 100 yang didapat tidak sesuai
0,18 -4,7 46,4 dikarenakan kesalahan dalam
0,16 -4,2 79
0,14 -3,7 4,7 praktikum. Pada konsentrasi garam
0,12 -3,2 0 15% terjadi peningkatan dari 4 cm
0,10 -2,6 96,1
PEMBAHASAN menjadi 4,1 cm.

Dari pengamatan pada Kegiatan 1.2 hasil yang

kegiatan 1.1, kita dapat diperoleh adalah kentang yang

menyimpulkan bahwa ketika direndam dalam sukrosa selama 2

konsentrasi larutan adalah 0,0% jam mengalami penambahan dan

aquadest, ukuran awal adalah 4 cm penurunan berat. Seharusnya yang

dan ukuran rata-rata akhir adalah 4,1 terjadi adalah penambahan berat

cm. Dari sini dapat dilihat bahwa ada akibat desplasmolisis penambahan

peningkatan ukuran kentang. Hal ini berat. Ini karena konsentrasi sukrosa

karena, sel berada dalam larutan yang lebih tinggi memiliki potensi

hipotonik sehingga air masuk ke osmotik dan potensi air yang tinggi

dalam sel. Ketika konsentrasi garam sehingga air akan masuk. Namun,

0,9% diperoleh panjang awal 4cm hasil yang diperoleh tidak sesuai

dan panjang akhir 4,1 cm dari ini dengan teori. Hal ini dikarenakan

dapat dilihat bahwa ada peningkatan terjadinya kesalahan dalam

ukuran sehingga dapat disimpulkan melakukan praktikum. Seperti

bahwa air memasuki sel. pada kurang telitinya dalam penimbangan

konsentrasi garam 5,0%, juga berat, kentang yang belum kering

diperoleh peningkatan panjang 0,1 dengan baik dan kelebihan atau

cm, dari sini diketahui juga bahwa kekurangan waktu perendaman.

air yang masuk ke dalam sel adalah Dari hasil pengamatan 1.3

karena sel-sel tersebut berada dalam yang diperoleh, ketika sayatan

larutan hipotonis. Sedangkan pada jaringan epidermal Rhoe discolor

konsentrasi garam 10,0%, yang diteteskan dengan air yang terlihat

seharusnya mengalami pengurangan pada mikroskop pigmen ungu yang

ukuran disebabkan oleh sel berada di terdistribusi secara merata dalam sel,

lingkungan hipertonik, tetapi hasil tidak ada kejadian plasmolisis.


setelah dikeringkan dan dalam ungu dikurangi jumlah sel ungu
larutan sukrosa, plasmolisis terjadi akhir. perbedaan konsentrasi
sehingga pigmen ungu di tepi plasmolisis disebabkan oleh
jaringan menghilang sedikit demi perbedaan konsentrasi larutan dan
sedikit. ini terjadi dengan durasi 3 jumlah perbedaan yang diperoleh.
menit 7 detik yang membutuhkan pada kelompok 4 persentase
waktu lama. dapat dilihat bahwa plasmolisis yang terjadi dalam
dinding sel berkerut dan ada batas larutan sukrosa 0,18 M adalah 46,4
antara membran sel dan dinding sel. %, karena cairan yang keluar sesuai
larutan sukrosa dapat menyebabkan dengan literatur bahwa sitoplasma
sel plasmolisis karena potensi air di keluar dari sel melalui membran sel
dalam sel lebih tinggi daripada di karena sel ditempatkan dalam
luar sel, sehingga cairan dalam sel hipertonik. solusi untuk cairan sel,
berdifusi di luar sel. setelah sukrosa akibatnya cairan keluar vakuola dan
ditekan Nacl di sisi lain. dalam menyebabkan vakuola menyusut,
mengamati NaCl, terlihat bahwa jika potensi di dalam sel dan di luar
peristiwa plasmolisis berlangsung sel adalah sama, besarnya potensi
cukup cepat dengan durasi 17 detik. osmosis di dalam dan di luar sel akan
yang ditandai dengan pelepasan air proporsional.
dari sel yang mengakibatkan dinding KESIMPULAN
sel menjadi keriput dan sel kembali Air memiliki beberapa sifat
setelah 6 detik setelah meneteskan yang baik untuk pertumbuhan dan
air ke dalam sel Rhoe discolor dan perkembangan tanaman secara
menyerap kembali cairan NaCl dari fisiologis, termasuk: sebagai pelarut
jaringan yang menyebabkan air semua jenis zat yang baik, memiliki
masuk ke dalam sel sehingga panas penguapan laten dan panas fusi
membentuk dan jumlah sel menjadi tinggi, memiliki viskositas rendah,
dapat dipilih. memiliki kapasitas kohesi yang lebih
Pengamatan 1.4 yang bisa tinggi daripada daya rekat , dan
kita dapatkan, berapa persentase memiliki kandungan hidrogen (H +)
plasmolisis dari perhitungan awal sel dan (OH-) sehingga kandungan ion
dapat bersifat asam atau basa. Difusi
dan osmosis yang luas pada tanaman Arumaningrum, D., Bambang, S.,
Dwi, B, A. 2015.
dapat menyebabkan lisis dan Pengaruh Proporsi
plasmolisis. Sukrosa dan Lama
Osmosis Terhadap
Ketika konsentrasi larutan Kualitas Sari Buah Naga
rendah maka sel dalam keadaan Putih ( Hylocereus
undatus). Jurnal
hipotonik dan air akan masuk ke Keteknikan Pertanian
dalam sel, dan sebaliknya jika Tropis dan Biosistem.
Vol. 3(1).
konsentrasi larutan tinggi maka air
akan keluar sel. Untuk perendaman Campbell., Reece., dkk. 2008.
Biologi Jilid 1 edisi
dengan sukrosa maka sel akan kedelapan. Jakarta:
mengalami deplasmolisis atau Penerbit Erlanga
Ismail, 2018. Fisiologi Tumbuhan.
penambahan berat. Pada unit 1.3 Makassar: Jurusan
penambahan sukrosa menyebabkan Biologi FMIPA UNM

sel berwarna ungu berkurang, Lang, I., Sassman, S., Schmidt, B.,
sedangkan penambahan NaCl Komis. G. 2014.
Plasmolysis: Loss of
menyebabkan sel berwarna ungu Turgor and Beyond.
bertambah. Pada kegiatan terakhir, Plants. Vol. 3(3).

sitoplasma keluar dari sel melalui Muis, 2019. Penuntun Praktikum


membran sel karena sel ditempatkan Fisiologi Tumbuhan.
Makassar: Jurusan
dalam hipertonik. solusi untuk cairan Biologi FMIPA UNM
sel, akibatnya cairan keluar vakuola
Naiola, Paul. 2015. Akumulasisolut
dan menyebabkan vakuola Dan
menyusut, jika potensi di dalam sel Regulasiosmotikdalam
Sel Tumbuhan Pada
dan di luar sel adalah sama, besarnya Kondisistres Air. Berita
potensi osmosis di dalam dan di luar Biologi. Vol. 7(6).

sel akan proporsional. Yahya, 2015. Perbedaan Laju


DAFTAR PUSTAKA Osmosis Antara Umbi
Solanum tuberosum dan
Advinda, L. 2018. Dasar-Dasar Daucus carota. Jurnal
Fisiologi Tumbuhan. Biology Education. Vol.
Yogyakarta: Deepblish. 4(1).

Anda mungkin juga menyukai