Anda di halaman 1dari 6

URINALISIS

Nama : Ahmad Abrar


NIM : 1714041006

ABSTRAK
Urinalis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran
kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit
seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
Fungsi ginjal adalah merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring
darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-
protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asamurat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan
zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal; mempertahankan tekanan
osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Adapun tujuan praktikum
yaitu (1) untuk mengetahui sifat fisik dari urine (2) untuk mengetahui kandungan atau komposisi yang dapat
terdapat didalam urine dengan menggunakan larutan penguji urin. Metode yang digunakan ialah metode
eksperimen dengan menggunakan model perlakuan. Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 25 April 2019
pada pukul 10:50 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UNM. Berdasarkan hasil pengamatan dan
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa urin normal dapat dilihat ciri-cirinya berupa warna dan baunya
serta kompisisinya seperti kandungan empedu, urea, dan zat lain. Kelainan ginjal dapat diidentifikasikan dari
kandungan pada urin. Urin yang normal akan berwarna kuning atau kuning gading dan tidak terjadi reaksi
apapun pada saat dicampur benedict dan apabila terdapat endapan putih didalam urin yang telah dipanasi hal
ini menunjukkan bahwa konsentrasi fosfat yang tinggi dalam urin.

Kata kunci: Urinalis, ginjal, fosfat

A. PENDAHULUAN
Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi proses metabolisme yang berlangsung
secara terus menerus selama makhluk tersebut hidup dan sel-selnya berfungsi.
Metabolisme ini akan menghasilkan zat-zat sisa yang tidak berguna lagi bagi tubuh dan
akan dikeluarkan oleh organ ekskresi. Apabila kadar zat sisa metabolisme di dalam tubuh
berlebihan dan tidak dikeluarkan akan membahayakan tubuh itu sendiri dan akan
mengganggu aktivitas fisiologis lainnya. Salah satu organ ekskresi adalah ginjal. Ginjal
merupakan organ ekskresi yang mengeluarkan zat-zat sisa berupa urea. Secara
mekanisme, ginjal bekerja dengan menyaring cairan darah untuk memilah zat-zat mana
yang terkandung dalam darah yang harus dikeluarkan dan mana yang harus dikembalikan
karena masih berguna untuk tubuh.
Urinalis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis
infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,
memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi
(hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. Secara umum kandungan zat
di dalam urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, keratin, dan asam urat), asam
hipurat, zat sisa pencernaan saluran dan buah, badan keton zat sisa metabolisme lemak,
ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormon, zat toksin (obat,
vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah kristal dapur).
Ginjal berperan dalam pembentukan urin yang terjadi melalui rangkaian proses yaitu
penyaringan, penyerapan, dan augmentasi. Urin akan dikeluarkan melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea, dan sisa substansi
lain misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Oleh
karena itu dilakukan praktikum ini untuk menguji komposisi urin normal serta adanya
kelainan ginjal dari hasil pengamatan.
Dalam rangka memenuhi kebutuhannya akan energi (ATP), semua hewan
menyelenggarakan berbagai reaksi metabolisme. Akan tetapi, reaksi metabolisme tidak
hanya menghasilkan ATP dan zat bermanfaat lainnya, tetapi juga menghasilkan zat sisa.
Semua zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, hewan harus memiliki
alat/organ pengeluaran yang berfungsi untuk membuang berbagai zat sisa metabolisme
(misalnya sisa metabolisme protein), sisa obat, sisa hormon, dan berbagai zat
toksik/beracun. Sistem pengeluaran juga berperan penting dalam proses osmoregulasi
(Isnaeni, 2006).
Menggunakan urin akhir-akhir ini menjadi suatu pilihan. Ada yang pro adapula
yang kontra. Bagi mereka yang mengidap suatu penyakit menahun, kanker, atau penyakit
apa saja yang sulit disembuhkan, atau belum ditemukan obatnya, akan berusaha
mempergunakan segala cara serta bahan obat apa saja, akan dijalaninya. Tujuannya agar
penyakit yang dideritanya sembuh (Chrsity, 2015).
Air kemih (urin) yang encer hampir tidak berwarna, sedangkan urin yang pekat
berwarna kuning tua. Zat warna pada makanan bisa menyebabkan urin berwarna merah,
sedangkan obat-obatan bisa menyebabkan urin berwarna coklat, hitam, bru, hijau atau
merah. Selain karena makanan atau obat-obatan, urin tidak berwarna kuning atau
abnormal. Urin coklat mungkin mengandung hasil pemecahan hemoglobin atau protein
otot. Urin yang mengandung zat warna akibat porfiria menjadi merah, sedangkan zat
warna akibat melanoma menyebabkan urin menjadi hitam. Urin yang keruh menunjukkan
adanya nanah akibat infeksi saluran kemih atau kristal garam dari asam urat maupun
asam fosfat (Khidri, 2004).
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan
diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit
ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah
tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. Ginjal berperan dalam
pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses yaitu : penyaringan,
penyerapan, kembali dan augmentasi. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan
sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul
sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh
(Mu’nisa dan Rosdiana, 2014).
Fungsi ginjal adalah merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa
fungsi, antara lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-
zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam
tubuh, urea, asamurat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang
jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal;
mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan
keseimbangan asam dan basa. Selama kencing, urin dibuang dari kandung kemih melalui
suatu saluran yang disebut uretra (urethtra), yang mengososngkan isinya di bagian luar
dekat vagina pada perempuan dan melalui penis laki-laki.kencing diatur oleh otot-otot
sfingter yang terletak di dekat pertemuan antara uretra dan kandung kemih. Urea ialah
senyawa yang mudah larut dalam air, memiliki toksisitas lebih rendah daripada amonia,
dan merupakan hasil sisa bernitrogen yang utama pada hewan terrestrial. Jadi,
dibandingkan dengan amonia, urea memiliki toksisitas dan tingkat kelarutan dalam air
yang lebih kecil. Hewan yang menghasilkan dan mengeluarkan urea disebut ureotelik.
Urea disisntesis melalui siklus urea (Campbell, 2008).
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal,
selanjutnya akan menuju kandung kemih melalui saluran ginjal. Jika kandung kemih
telah penuh terisi urin, dinding kandung kemih akan tertekan sehingga ada keinginan
untuk buanh air kecil. Urin akan keluar melalui uretra dengan komposisi air, garam, urea,
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin (Mu’nisa dan Rosdiana, 2014).
Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) terjadi jika insulin yang beredar
tidak mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik; keadaan ini disebut diabetes
mellitus. Sebagaimana diketahui bahwa tubuh untuk mengedarkan Trigliserida dan
Kolesterol membentuk Lipoprotein.Lipoprotein yang umum kita ketahui adalah LDL
lebih dikenal dengan kolesterol jahat, karena menempel di dinding pembuluh darah dan
menyebabkan sumbatan. Peristiwa ini dikenal dengan nama: Atherosklerosis. Sedangkan
pada perlakuan ini HDL mengalami penurunan hal ini dikarenakan meningkatnya kadar
glukosa yang diikuti oleh peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida (Yuniar dkk,
2012).
Adapun tujuan praktikum yaitu (1) untuk mengetahui sifat fisik dari urine (2) untuk
mengetahui kandungan atau komposisi yang dapat terdapat didalam urine dengan
menggunakan larutan penguji urin.
B. METODE PRAKTIKUM
Metode yang digunakan ialah metode eksperimen dengan menggunakan model
perlakuan. Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 25 April 2019 pada pukul 10:50 di
Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UNM. Alat dan bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah untuk kegiatan I menggunakan urine segar dan indicator pH
universal. Sedangkan untuk kegiatan II menggunakan tabung reaksi, pipet tetes, gelas
kimia, bunsen, kaki tiga dan larutan benedict.
Kegiatan I: Analisis Fisik Urin
Memasukkan urin ke dalam gelas kemudian mengamati warna urin dan
membandingkan dengan table. Setelah itu melakukan pengamatan pH urin denga
menggunakan indikator universal.
Warna Kemungkinan Penyebab
Kuning gading Pigmen urin normal
Tidak berwarna Konsentrasi tereduksi
Perak, warna susu Nanah, bakteri, sel epitel
Coklat berkabut Darah
Kuning berbuih Naiknya pigmen melanin

Kegiatan II: Analisis Kimia


Penguji glukosa dengan memasukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi dan
menambahkan 8 tetes reagen benedict kemudian memanaskan. Mengamati perubahan
warnanya.
C. HASIL PENGAMATAN
Kegiatan I: Analisis Fisik

Sampel Warna pH

Urin Perempuan Kuning berbuih 7 (normal)

Urin laki – laki Kuning berbuih 6 (asam)


Kegiatan II: Analisis Kimia

Sampel Urin Pengujian Perubahan setelah


Kandungan
Glukosa Dipanaskan
Biru kehijauan
Urin Perempuan (terdapat endapan Sedikit glukosa
putih)
kuning kehijauan
Urin Laki – laki (terdapat endapan 1- Glukosa
putih)
D. PEMBAHASAN
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin bertujuan untuk diagnosis
infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,
memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi
(hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. Ginjal berperan dalam
pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses yaitu : penyaringan,
penyerapan, kembali dan augmentasi.
Kegiatan I: Analisis Fisik
Berdasarkan pengamatan kegiatan I yang menggunakan urin diamati sifat-sifat
fisiknya meliputi warna dan pH urin. Warna dan pH urin merupakan indikator kadar
pigmen dalam urin. Berdasarkan warna urin, sampel menunjukkan warna kuning gading
yang diindikasi merupakan keadaan urin normal. Berdasarkan teori, bahwa jika urin
berwarna kuning gading, urin tersebut dalam keadaan normal. Jika pigmen urin normal
artinya kondisi kadar gula (glukosa) di dalam darah relatif normal yang ditunjukkan
dengan adanya pigmen yang dikandungnya.
Pada pengujian sifat fisik urin pada beberapa sampel urin, urin perempuan dengan
pH 7 yang artinya dalam keadaan normal, sedangkan sampel kedua yaitu urin laki – laki
dengan pH 6 atau asam. Hal ini disimpulkan bahwa pH urin mempunyai pH yang hampir
asam hingga netral. Menurut Anyleite (2013), Urine yang normal memiliki ciri-ciri antara
lain yaitu warnanya kuning atau kuing gading, serta transparan dan mempunyai pH
berkisar 4,8-7,5 sedangkan warna kuning pada urine disebabkan karena adanya pigmen
empedu yang terdapat didalam urin.
Pada urin laki-laki, terdapat buih sementara untuk keadaan urin yang berbuih itu
disebabkan karena kurang minum atau sedang mengalami dehidrasi, tapi bila urine
berbuih terus-menerus, busa tidak cepat hilang, atau malah makin lama makin berbusa,
bisa jadi itu disebabkan oleh suatu penyakit. Misalnya ginjal bocor atau proteinuria.
Kegiatan II: Analisis Kimia
Pada pengujian kimia, kedua sampel urin yang digunakan ditetesi dengan 8 tetes
larutan reagen benedict. Adanya kandungan glukosa dalam urin dapat diketahui melalui
perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi dengan 8 tetes larutan reagen benedict dan
berubah menjadi warna merah bata. Namun, data yang didapatkan setelah ditetesi dan
dipanasi ternyata berwarna biru kehijauan, artinya terdapat glukosa tapi masih dalam
keadaan yang normal. Namun jika berwarna kuning kehijauan hingga berwarna merah
bata maka urin mengandung glukosa yang keadaannya sudah tidak normal lagi karena ada
masalah yang terjadi pada bagian ginjal khususnya pada bagian Tubulus Kontroktus
Proksimal. Dan setelah dilakukan pemanasan ditemukan endapan putih pada kedua
sampel urin hal ini menujukkan konsentrasi fosfat yang tinggi dalam urin.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
urin normal dapat dilihat ciri-cirinya berupa warna dan baunya serta kompisisinya seperti
kandungan empedu, urea, dan zat lain. Kelainan ginjal dapat diidentifikasikan dari
kandungan pada urin. Urin yang normal akan berwarna kuning atau kuning gading dan
tidak terjadi reaksi apapun pada saat dicampur benedict dan apabila terdapat endapan
putih didalam urin yang telah dipanasi hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi fosfat yang
tinggi dalam urin.
F. REFERENSI
Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid II. Jakarta: Erlangga
Christy, dkk. 2012. Pengaruh Konsumsi Urin Sapi Bali terhadap Kadar Glukosa Darah
dan Lipoprotein Tikus Putih. Lab Ilmu Penyakit Dalam Hewan Kecil. Lab
Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Bali.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Khidri, Alwy. 2004. Buku Ajar Biomedik I. Makassar : Umitoha.
Mu’nisa dan Rosdiana. 2014. Fisiologi Hewan. Makassar. FMIPA UNM
Yuniar, Christy dkk. 2012. Pengaruh Konsumsi Urin Sapi Bali terhadap Kadar Glukosa
Darah dan Lipoprotein Tikus Putih. Indonesia Medicus Veterinus.Volume 1
Nomor I halaman 7-8

Anda mungkin juga menyukai