Anda di halaman 1dari 12

KOMPRES HANGAT BASAH DAN KERING

A. Pengertian Kompres

Kompres adalah salah satu cara menurunkan panas yang pasti sudah tidak asing lagi bagi
Anda sekeluarga. Namun melakukan kompres ternyata tidak semudah yang terlihat. Memilih
jenis kompres untuk menangani demam atau pun kondisi lain, seperti cedera, tidak bisa
sembarangan. Yuk, pahami kompres lebih jauh di sini.

Kompres umumnya digunakan untuk meredakan peradangan atau bengkak, mengurangi


rasa sakit akibat cedera pada otot atau sendi, serta meningkatkan aliran darah.

B. Mengenal Jenis-jenis Kompres

Secara garis besar, terdapat dua jenis kompres, yaitu kompres panas (hangat) dan
kompres dingin. Kompres panas juga terbagi menjadi dua jenis kompres untuk keadaan yang
berbeda, dengan aturan pakai yang berbeda pula. Begitu juga dengan kompres dingin. Tetapi
disini kita hanya akan membahas tentang Kompres Hangat.

1. Pengertian Kompres Hangat

Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah di
kompres-hangat celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.

Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang
dapat meninbulkan efek fisiologis. Kompres hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri
dan merelaksasikan otot – otot yang tegang (Gabriel F. J, 1998).

Menurut Sylvia A price (2005) kompres hangat adalah memberikan rasa hangat kepada
pasien untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan cairan yang berfungsi untuk melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah lokal dengan tujuan memberikan
kenyaamanan kapada pasien.

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk

1
menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi
lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres
dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan. (Stevens,
PJM, F, Bordui, WE, Van Der Meer, GI, Almekinders, J, Caris, & I, AG Van Der Weyde.
1999)

Persepsi nyeri dipengaruhi oleh variabel fisiologis dan psikologis. Status gate atau pintu
gerbang berada pada dorsal horn subtansial gelantinose yang akan menghasilkan impuls nyeri
dalam arti lain bahwa gerbang terbukan maka impuls dapat bergerak bebas menuju jalur
asending (ke atas) yang akan menghasilkan persepsi nyeri. Dengan pemberian panas gerbang
akan tertutup karena adanya stimulasi dari serabut saraf A delta. Ketika gerbang tertutup
impuls nyeri terhambat, hal ini akan mengurangi persepsi nyeri (Mander R, 2004).

Selain itu pemberian panas dapat menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga akan
memperbaiki peredaran darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam
dan bahan makanan ke sel-sel akan diperbesar dan pembuangan za-zat akan diperbaiki. Jadi
akan timbul proses pertukaran zat yang lebih baik. Aktivitas sel akan meningkat sehingga
mengurangi rasa sakit (Stevens, PJM, F, Bordui, WE, Van Der Meer, GI, Almekinders, J,
Caris, & I, AG Van Der Weyde. 1999).

Kompres hangat merangsang sirkulasi dan meningkatkan lokalisasi bahan purulen pada
jaringan (Johnson JY, Temple JS, & Carr P, 2005). Kompres panas juga dapat membuka aliran
darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot (Turana Y, 2003).

Kompres panas, atau yang lebih tepatnya disebut kompres hangat, bisa meningkatkan
sirkulasi dan aliran darah pada area yang sakit, sehingga membantu meredakan rasa sakit yang
ditimbulkan. Kompres ini juga mampu mengembalikan kelenturan otot dan jaringan tubuh
yang mengalami cedera.

Ada dua jenis kompres panas, yaitu:

 Panas Kering
Kompres jenis ini lebih mudah dilakukan. Contoh kompres panas kering yang biasa
dilakukan yaitu bantal pemanas dan sauna.

2
 Panas Lembab (Basah)
Kompres ini lebih efektif jika dibandingkan dengan kompres panas kering, yaitu
dengan menggunakan handuk yang direndam bukan dengan air mendidih melainkan air
hangat, atau dengan cara mandi air hangat.

Kompres panas bisa diberikan pada bagian tubuh tertentu saja atau di seluruh tubuh.
Untuk aplikasi terapi panas di seluruh tubuh, Anda bisa mencoba sauna atau mandi air
hangat. Jangan gunakan kompres panas pada luka yang terbuka dan area yang memar atau
membengkak. Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah, darah tinggi, diabetes,
dermatitis, trombosis vena dalam (DVT), dan multiple sklerosis harus berkonsultasi pada
dokter terlebih dahulu sebelum melakukan terapi kompres panas.

C. Tujuan Kompres Hangat


 Memperlancar sirkulasi darah
 Menurunkan suhu tubuh
 Mengurangi rasa sakit
 Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
 Memperlancar pengeluaran eksudat
 Merangsang peristaltik usus
 Mengurangi peradangan dan spasmus otot
 Meningkatan aktivitas sel.

D. Manfaat Kompres Hangat

Saat otot terasa kaku, nyeri atau cedera yang berkepanjangan, kompres hangat adalah
pertolongan pertama yang ideal. Panas cukup efektif meredakan rasa sakit akibat pergerakan
otot yang berlebihan. Kompres dengan menggunakan kantung atau handuk panas
meningkatkan elastisitas jaringan sendi dan menstimulasi peredaran darah.

3
Kompres selama 20 menit juga membantu merenggangkan dan menenangkan bagian
tubuh yang cedera. Maka kompres hangat baik dilakukan sebelum olahraga yang mungkin
akan menyebabkan rasa sakit itu muncul ketika beraktivitas. Satu hal yang penting
diperhatikan, jangan mengompres hangat pada cedera atau luka yang baru.

Saat Anda baru cedera, panas hanya akan membuatnya lebih buruk. Menyebabkan
pembuluh darah membesar. Gunakan kompres hangat jika Anda telah relaks sehabis
berolahraga, minimal 48 jam setelah mengalami cedera.

Kompres hangat merupakan pilihan yang tepat untuk menurunkan demam. Mengapa
bukan kompres dingin? Karena jika diberi kompres dingin, maka bagian otak yang bernama
hipotalamus akan menangkap pesan bahwa tubuh dalam suhu rendah akibat dari kompres tadi,
sehingga otak justru akan memerintahkan untuk meningkatkan suhu tubuh kita. Nah,
bukannya turun demamnya, malah tambah parah, kan? Jadi, fungsi kompres hangat tadi adalah
agar hipotalamus menangkap pesan bahwa suhu tubuh tinggi alias panas sehingga suhu tubuh
harus diturunkan. Oh ya, suhu yang disarankan untuk kompres hangat adalah 40-50º C.

Selain untuk menurunkan demam, kompres hangat juga dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri pada saat cedera. Namun, tidak boleh digunakan pada cedera akut atau
cedera yang baru saja terjadi karena justru akan memperparah kondisi cedera atau luka.
Kompres hangat ini dapat digunakan untuk cedera yang sudah lebih dari 48 jam. Kompres
hangat juga dapat digunakan buat cewek- cewek yang tengah mengalami nyeri haid atau
dismenorhea. Tempelkan kompres hangat pada bagian perut yang nyeri. Namun, kompres
hangat tidak boleh digunakan di perut pada orang yang mengalami radang atau infeksi usus
buntu.

E. Pengaruh Kompres Hangat


Efek dari kompres hangat adalah untuk meningkatkan aliran darah ke bagian yang
terinjuri, melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki peredaran daerah di dalam jaringan
tersebut. Pada otot, panas memiliki efek menurunkan ketegangan, meningkatkan sel darah
putih secara total dan fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2
dan CO2 didalam darah akan meningkat sedangkan PH darah akan mengalami penurunan
(Gabriel F.J, 1998).

4
Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel epitel,
menyebabkan kemerahan, kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan. Kompres hangat
diberikan satu jam atau lebih.

F. Indikasi Kompres Hangat


 Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah).
 Klien dengan perut kembung.
 Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian.
 Sepasme otot.Adanya abses, hematoma.

G. Kontra Indikasi Kompres Hangat


 Gangguan sensibilitas.
 Buerger diseases.
 Gangguan peredaran darah arterial perifir.

H. Mekanisme Tubuh terhadap Kompres Hangat

Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus
melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus
dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi
perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi
vasodilatasi.

Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi panas melalui


kulit meningkat (berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga
mencapai keadaan normal kembali.

I. Penggunaan Kompres Hangat


a) Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa dilakukan
dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam lagi saat
kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat pengatur suhu menerima
sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru
akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres
5
hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu
tubuh harus segera diturunkan. Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita
memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat
membantu mengurangi rasa dingin & menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.
b) Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi
tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah.
c) Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan
untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah
bengkak yang sudah ada.

1. Cara Menggunakan Kompres Hangat


 Tempelkan ke bagian tubuh yang nyeri kantong karet/ botol yang berisi air hangat
atau handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan temperatur 40-50
derajat Celcius atau bila sulit mengukurnya, coba pada dahi terlebih dahulu, jangan
sampai terlalu panas atau sesuaikan panasnya dengan kenyamanan yang akan
dikompres.
 Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basah.
 Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat diperpanjang.
 Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
 Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat
otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan
memperlancar aliran darah.

2. Memberikan Kompres Hangat


 Bayi/anak
Suhu air dalam botol air panas harus 40,5-46oC untuk anak-anak kurang dari 2 tahun.
 Lansia
Memberikan perhatian khusus saat mengkaji area yang akan diterapi dan ketika
mengevaluasi efek terapi karena lansia memiliki banyak kondisi yang merupakan
predisposisi terjadinya cidera pada pemberian kompres.

6
J. Metode Kompres Hangat

Kompres hangat menggunakan air hangat didasarkan bahwa kompres dengan


menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak begitu efektif menurunkan panas. Karena kontak
dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak dengan kain kompres dingin akan
menyempit (vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas.Pusat pengatur suhu
menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi hangat, maka suhu tubuh
butuh untuk segera diturunkan. Apalagi, saat demam kita memang merasa kedinginan
meskipun tubuh kita justru mengalami peningkatan suhu. Kompres air hangat memiliki
beberapa keuntungan, disamping membantu mengurangi rasa dingin, air hangat juga
menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.

K. Cara Pemberian Kompres Hangat


1. Kompres Hangat Basah
 Persiapan alat
 Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)
 Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
 Kasa perban atau kain segitiga
 Pengalas
 Sarung tangan bersih di tempatnya
 Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
 Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
 Pinset anatomi 2 buah
 Korentang

 Prosedur
 Mendekatkan alat-alat kedekat klien
 Memperhatikan privacy klien
 Mencuci tangan
 Mengatur posisi klien yang nyaman
7
 Memasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
 Memakai sarung tangan lalu membuka balutan perban bila diperban. Kemudian,
membuang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
 Mengambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu memasukkan ke
dalam kom yang berisi cairan hangat.
 Kemudian mengambil kasa tersebut, lalu membentangkan dan meletakkan pada area
yang akan dikompres
 Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa
kering. selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga
 Melakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan
kompres tiap 5 menit
 Melepaskan sarung tangan
 Mengatur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
 Membereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
 Mencuci tangan
 Mendokumentasikan tindakan ini beserta responnya
 Hal yang perlu diperhatikan
 Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap
hangat, cairan jangan terlalu panas,
 Hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar
 Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
 Untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup
seperti memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih

2. Kompres Hangat Kering Menggunakan Buli-Buli Panas


 Persipan alat
 Buli-buli panas dan sarungnya
 Termos berisi air panas
 Termomerter air panas
 Lap kerja

8
 Prosedur
 Mempersiapan alat
 Mencuci tangan
 Melakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi
buli-buli dengan air panas, mengencangkan penutupnya kemudian membalik posisi
buli-buli berulang-ulang, lalu mengosongkan isinya. Menyiapkan dan mengukur air
yang di inginkan (50-60ºc)
 Mengisi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-
buli tesebut. Lalu mengeluarkan udaranya dengan cara :meletakkan atau menidurkan
buli-buli di atas meja atau tempat datar.Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan
permukaan air di leher buli-buli. Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan
rapat/benar
 Memeriksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu mengeringkn dengan lap kerja dan
memasukkan ke dalam sarung buli-buli
 Membawa buli-buli tersebut ke dekat klien
 Meletakkan atau memasang buli-buli pada area yang memerlukan
 Mengkaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat
pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan,
kebocoran, dsb.
 Mengganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengan air panas lagi, sesuai
yang di kehendaki
 Membereskan alat alat bila sudah selesai
 Mencuci tangan
 Mendokumentasikan tindakan ini beserta responnya
 Hal-hal yang perlu di perhatikan
 Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan
 Pemakaian buli-buli panas pada bagian abdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas
atau ke samping
 Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau ke samping
 Buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada penutupnya
9
L. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Hangat
 Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang, lapisi kantong dengan
kain flanel atau handuk.
 Kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu hanya boleh terisi
sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak diperlukan.
 Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit
penderita.
 Kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh 0darah di
area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.
 Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami radang/ infeksi usus buntu.

M.Saran Penggunaan Kompres Panas (Hangat)

Kompres panas dapat dilakukan untuk durasi yang lebih lama dibandingkan kompres
dingin. Namun secara umum waktu yang direkomendasikan untuk melakukan kompres panas
adalah 15-20 menit. Untuk menangani rasa sakit yang sedikit lebih parah atau nyeri berat,
Anda bisa melakukan terapi mandi atau berendam air hangat selama 30 menit hingga
maksimal dua jam.

 Untuk apa saja kompres panas digunakan, simak berbagai kondisi berikut ini:

 Demam pada anak-anak. Gunakan air hangat atau suam-suam kuku untuk merendam
handuk atau kain kompres sebelum melakukan kompres.

 Sendi yang kaku akibat penyakit arthritis.

 Sakit kepala yang disebabkan menegangnya otot leher atau rahang.

 Sakit otot setelah berolahraga dengan intensitas tinggi.

 Keram otot.

 Nyeri kronis, seperti pada fibromyalgia.

10
Hentikan kompres panas jika area yang dikompres justru menjadi semakin
membengkak. Temui dokter jika kompres panas tidak juga berhasil meredakan rasa sakit
maupun kondisi lain dalam kurun waktu satu minggu, atau justru bertambah parah dalam
beberapa hari setelah kompres dilakukan. Pastikan suhu kompres tidak terlalu panas untuk
mencegah luka bakar pada kulit.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nhiar. 2017. Sop Kompres Hangat Basah dan Hangat Kering (Online). Tersedia
https://www.scribd.com/document/337584782/Sop-Kompres-Hangat-Basah-Dan-Hangat-
Kering. (18 Februari 2019)

Adrian, Kevin. 2018. Jenis Kompres dan Aturan Pakainya (Online). Tersedia.
https://www.alodokter.com/jenis-kompres-dan-aturan-pakainya (18 Februari 2019)

Sari, Erma Yola. 2015. Kompres Hangat (Online). Tersedia.


http://bidanermayola.blogspot.com/2015/06/kompres-hangat.html (18 Februari 2019)

12

Anda mungkin juga menyukai