Anda di halaman 1dari 5

Perbandingan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dengan UU No.

43 Tahun
1999 tentang Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Administrasi Kepegawaian yang

diampu oleh : Dinoroy Marganda Aritonang, S.H., M.H.

Kelompok 2

Jonathan Aditya Putra H. 18110402

Serli Serlina Gunawan 18110421

Suci Kayla Febita R. A. 18110424

Thomas Kurniawan 18110428

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

BANDUNG

2019
Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara merupakan langkah atau suatu bentuk untuk mewujudkan cita-cita serta tujuan
Negara Indonesia sendiri yang sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 melalui pembentukan aparatur sipil Negara
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi pihak manapun
termasuk politik, jujur, serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945. Bukan hanya itu saja, tetapi lahirnya Undang-Undang ini sebagai
bentuk bahwa pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara belum sesuai dengan
perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan dengan yang
dimiliki oleh calon pegawai.

Pertimbangan lainnya menjelaskan bahwa aparatur sipil negara merupakan bagian


dari reformasi birokrasi, sehingga perlu untuk ditetapkan sebagai profesi yang mempunyai
kewajiban mengelola dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya serta wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan
manajemen aparatur sipil negara. Kemudian, disisi lain juga disebutkan bahwa adanya
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sudah tidak sesuai dengan tuntutan nasional dan
tantangan global sehingga perlu diganti. Adapun perubahan tersebut, yaitu berlakunya
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pada
saat ini.

Berikut adalah perbandingan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 dengan Undang-


Undang No. 5 Tahun 2014.

No Substansi UU No. 8 Tahun 1974 jo. UU UU No. 5 Tahun 2014 tentang


No. 43 Tahun 1999 tentang Aparatur Sipil Negara
Pokok-Pokok Kepegawaian
1. Asas, Prinsip, Nilai Tidak diatur/dicantumkan Pasal 2-5
Dasar, serta Kode Etik secara tegas
dan Kode Perilaku
2. Jenis dan Status Pasal 2 Pasal 6
Kepegawaian
3. Kedudukan Pasal 3 Pasal 8 & Pasal 9
4. Kewajiban Pasal 4-6 Pasal 23
5. Hak Pasal 7-10 Pasal 21 & Pasal 22
6. Jenis Jabatan Tidak diatur Pasal 13-20
7. Kelembagaan Pasal 13 Pasal 25-50
8. Prinsip Manajemen Pasal 12 Pasal 51
9. Manajemen Pasal 13 ayat (1) Pasal 55 ayat (1) & Pasal 93
Kepegawaian
10. Penyusunan dan Pasal 15 Pasal 56 & Pasal 94
Penetapan Kebutuhan
11. Pengadaan Pasal 16 Pasal 58-67
12. Pengangkatan Pegawai Pasal 16A Pasal 99
Kontrak
13. Pangkat dan Jabatan Pasal 17 Pasal 68
14. Promosi Pasal 18 Pasal 72
15. Pengembangan Karier Tidak diatur secara rinci Pasal 69
16. Pengembangan Pasal 31 Pasal 70
Kompetensi/Pendidika
n dan Latihan
17. Pola Karier Tidak diatur secara rinci Pasal 71
18. Mutasi Pasal 22 Pasal 73
19. Penilaian Kerja Pasal 20 Pasal 75-77 & Pasal 100
20. Penggajian dan Pasal 7 Pasal 79, Pasal 80 & Pasal
Tunjangan 101
21. Penghargaan Pasal 33 Pasal 82-84 & Pasal 103
22. Disiplin dan Kode Etik Pasal 28-30 Pasal 56 & Pasal 104
23. Pemberhentian Pasal 23 & Pasal 24 Pasal 87, Pasal 88 & Pasal
105
24. Batas Usia Pensiun Tidak diatur secara rinci Pasal 90
25. Jaminan Pensiun dan Pasal 10 & Pasal 32 Pasal 91 & Pasal 106
Jaminan Hari Tua dan
Perlindungan
26. Pejabat Negara Pasal 11 Pasal 121-125
27. Pengisian Jabatan Tidak diatur Pasal 108-120
Tinggi
28. Organisasi Tidak diatur Pasal 126
29. Sistem Informasi Tidak diatur Pasal 127 & Pasal 128
30. Penyelesaian Sengketa Pasal 35 Pasal 129

Secara substansi terdapat perbedaan yang signifikan antara UU ASN terhadap UU


Pokok-Pokok Kepegawaian sebelumnya. Hal-hal yang membedakan antara Undang-Undang
No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dengan Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yaitu :
1. Adanya aturan baru yang sebelumnya tidak diatur secara tegas dalam Undang-Undang
No. 43 Tahun 1999 dan diatur lebih jelas dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
seperti: Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Kode Perilaku; Jenis Jabatan;
Pengembangan Karir; Pola Karir; Batas Usia Pensiun; Pengisian Jabatan Tinggi;
Organisasi; dan Sistem Informasi.
2. Dalam substansi jenis dan status kepegawaian pada UU No. 43 Tahun 1999 dijelaskan
bahwa yang termasuk Aparatur Sipil Negara adalah PNS, TNI dan Kepolisian RI
sedangkan dalam UU No. 5 Tahun 2014 menegaskan bahwa Aparatur Sipil Negara
ada 2 yaitu : PNS dan PPPK, serta untuk TNI dan Kepolisian terdapat pada UU yang
berbeda / dipisahkan peraturan perundang-undangannya.
3. Ada beberapa substansi yang lebih ditegaskan secara lebih rinci dalam UU No. 5
Tahun 2014 daripada UU No. 43 Tahun 1999.
4. Ditinjau dari sistem rekrutmen, dalam ASN penyusunan kebutuhan pegawai
diserahkan kepada setiap instansi masing-masing merujuk pada analisis jabatan dan
analisis beban kerja serta terdapat kejelasan dalam periode pengadaan yakni jangka
waktu 5 tahun dengan perincian per tahunnya. Sedangkan dalam UU Pokok
Kepegawaian sebelumnya, penyusunan kebutuhan kepegawaian ditetapkan
berdasarkan formasi serta jangka waktu tertentu. Secara garis besar, pengadaan
pegawai dalam ASN disusun berdasarkan prioritas kebutuhan sedangkan dalam UU
Pokok Kepegawaian disusun berdasarkan kepangkatan.
5. Ditinjau dari aspek pengembangan pegawai, ASN telah mendeklarasikan
pengembangan pegawai sebagai hak bagi setiap pegawai dengan berbagai perincian
yang telah disebutkan pada pasal 68 A ayat 2 sedangkan dalam UU Pokok – Pokok
Kepegawaian sebelumnya tidak dijelaskan secara rinci mengenai hak setiap pegawai
untuk melakukan pengembangan diri.
6. Ditinjau dari sistem promosi, penempatan jabatan yang diatur oleh ASN
mengisyaratkan pengisian secara terbuka dan kompetitif sesuai dengan persyaratan
tertentu sedangkan dalam UU Pokok-Pokok Kepegawaian, penempatan jabatan
dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme, prestasi kerja, serta jenjang
pangkat. Namun, tanpa inkator yang jelas mengenai sistem penilaian nya. Secara garis
besar, ASN menciptakan basis karir terbuka sedangkan UU Pokok Kepegawaian
justru menyebabkan basis karir tertutup.
7. Ditinjau dari kesejahteraan, ASN dan UU Pokok Kepegawaian memfokuskan
pemberian gaji dan tunjangan sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang
dimiliki oleh pegawai. Kedua peraturan tersebut berusaha menjamin kesejahteraan
pegawai dengan berbagai insentif yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud.
8. Ditinjau dari aspek manajemen kinerja PNS, dapat dipahami dalam ASN dan UU
Pokok-Pokok Kepegawaian bahwa penilaian kinerja masih dilakukan oleh pejabat
terkait di instansi masing-masing. Akan tetapi, sistem tunjangan dan posisi dalam
ASN didasarkan pada performance dan position sedangkan dalam UU Pokok-Pokok
Kepegawaian hanya berdasarkan pada posisi semata, serta karir sangat bergantung
pada sistem yang ada di dalam birokrasi tersebut. Selain itu, ASN juga memberikan
punishment terhadap pegawai yang tidak mampu mencapai target kinerjanya yang
diharapkan memacu produktivitas pegawai.
9. Ditinjau dari etika dan disiplin, bahwa pembinaan etika dan disiplin pegawai dalam
UU Pokok-Pokok Kepegawaian masih sebatas tinjauan umum terhadap kode etik
umum. Namun telah diterapkan secara normatis melalui sanksi administratif dan telah
dijabarkan dalam rincian kode etik profesi.
10. Ditinjau dari kesejahteraan pegawai di masa pensiun, ASN mengindikasikan jaminan
pensiun yang lebih optimal dibandingkan dengan UU Pokok-Pokok Kepegawaian.
Akan tetapi, perencanaaan pensiun yang diatur oleh ASN masih belum matang terkait
batas usia pensiun yang justru dapat menimbulkan celah disharmonisasi dalam tubuh
birokrasi dalam suatu instansi.

Jadi, diberlakukannya UU No.5 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun
2014 merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kinerja ASN. Undang-undang
tersebut memberikan dasar hukum yang kuat untuk implementasi sistem manajemen aparatur
negara berdasarkan sistem merit. Melalui sistem merit, kebijakan, manajemen dan penilaian
aparatur negara sipil akan didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil
dan masuk akal. Penunjukan, promosi, dan penghargaan hanya diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang berkualitas, kompeten, memiliki integritas tinggi, dan berkinerja baik
terlepas dari aspirasi politik, asal, etnis, agama, jenis kelamin, dan sebagainya. Peningkatan
kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) akan berdampak positif pada peningkatan kepuasan
publik dalam penyampaian urusan dan layanan publik.

Anda mungkin juga menyukai