Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“Pemanfaatan Teknologi Informasi pada eBusiness ”

DISUSUN OLEH :
- SEKAR FARRAS RIZKI, 43217010125

GURU PEMBIMBING :

YANANTO MIHADI PUTRA SE,M.SI

UNIVERSITAS MERCU BUANA


2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi berfungsi untuk memudahkan proses atau mempersingkat langkah-langkah kerja
(dari sepuluh tahap menjadi dua tahap). Transportasi memudahkan orang berpergian antar-
kota. Telepon mempersingkat langkah transaksi (orang tak perlu secara fisik berada di tempat
transaksi) atau bahkan dalam hal perdagangan supaya lebih efisien dal lebih mempersingkat
waktu dalam hal jarak maupun waktu oleh karena itu kenapa tidak jika kita mempergunakan
internet sebagai sarana bisnis yang tepat cepat dan akurat dalam mencari keuntungan. e-
Business sedang berproses untuk mencari kesetimbangan dalam banyak faktor dan
infrastruktur adalah faktor dengan pengaruh paling besar. Sebagai contoh, gardu pembangkit
listrik merupakan pendistribusian tenaga listrik di suatu tempat atau daerah.

Jika kita ingin menjalankan perangkat keras komputer maka akan membutuhkan tenaga
listrik sebagai faktor utama untuk menjalankan sebuah komputer. Namun jika di suatu daerah
tersebut terdapat gardu listrik dan sudah berdiri di satu daerah, namun infrastruktur listrik
tidak memadai tentu proses bisnis dengan cara termutakhir tak dapat berjalan baik di sana.

Akan tetapi, perusahaan mungkin saja tidak efektif menggunakan infrastruktur ebusiness
untuk menghasilkan aplikasi bisnis yang efektif. Demikian pula sebaliknya, perusahaan
mungkin tidak dapat menghasilkan aplikasi bisnis yang efektif meskipun infrastruktur e-
businessnya sudah sedemikian efektif.

1.2 Rumusan Masalah


 Pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan khususnya dalam penerapan
model ebusiness yang efektif dan efisien
 Dampak penerapan ebusiness pada perusahaan 
 Pembuatan sistem dan aplikasi ebusiness agar terlaksana dengan efektif dan efisien 
1.3 Tujuan Penulisan
 Mengetahui pengertian dari keunggulan kompetitif dan sumber-sumber dari keungguan
kompetitif
 Mengetahui kekuatan menentukan daya tarik
 Mengetahui dampak dari sistem informasi strategis bagi manager dan organisasi
 Mengetahui cara menggunakan tegnologi informasi sebagai keunggulan strategis

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan khususnya dalam penerapan model
ebusiness yang efektif dan efisien

Pengertian e-Business
e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan secara luas sebagai proses bisnis yang
bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar
melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali
dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM. sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis
yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu
perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka
secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan
suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan
pelanggan secara lebih baik.

Pengertian e-commerce
Secara sederhana istilah ini digunakan untuk menunjukkan pembelian dan penjualan
menggunakan teknologi internet.Tetapi istilah ecommerce itu sendiri bukan hanya sekedar
transaksi keuangan secara elektronik melalui organisasi dan pelanggan saja melainkan juga
merujuk pada semua mediasi transaksi secara elektronik antara organisasi dan pihak ketiga. Jadi
dengan definisi ini permintaan pelanggan berupa informasi juga bisa disebut sebagai bagian dari
ecommerce.
Perbedaan e-business dan e-commerce
1. Kegiatan yang pada dasarnya melibatkan transaksi keuangan diistilahkan sebagai "e
commerce". Namun, e bisnis adalah istilah yang lebih luas. Ada banyak hal-hal lain selain
menjual, meski pemasaran termasuk didalamnya, termasuk pengadaan bahan baku atau barang,
pelanggan pendidikan, mencari supplier dan lain sebagainya.
2. E Commerce adalah bagian dari E Bisnis. Jika Anda mengingat diagram Venn ketika belajar
di sekolah, maka anda dapat dengan baik memahami apa saya sampaikan. Bagian yang satu
adalah konsep yang sangat luas, sedangkan satunya hanyalah satu bagian kecil dari itu.
Hubungan ini akan dihapus pada poin berikutnya.
3. Untuk berjualan secara online adalah e-commerce, namun untuk membawa dan
mempertahankan pelanggan dan mendidik secara online tentang produk atau layanan termasuk e
bisnis. Memiliki sebuah website untuk melakukan hal itu tidaklah cukup.
4. Tapi, membuat situs profesional yang dibangun dengan teknologi terbaru untuk menangkap
perhatian pengunjung dan memenangkan apresiasi, maka itulah yang diperlukan. Bila uang yang
terlibat, maka hal pertama yang pengguna cari adalah keselamatan dan keamanan yang
menggunakan uang. Memiliki sebuah website dengan kualitas yang baik sangatlah penting.
5. Ketika Dell menjual komputer, laptop, monitor, printer, aksesoris dan lain sebagainya secara
online, maka ini bukan lagi e commerce tetapi e bisnis. mengapa saya katakan demikian. Bila
pengunjung datang pada website, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat desain website dan
melakukan navigasi, serta hal-hal yang akan membantu dia menemukan apa yang dia inginkan.
Dan, jika ia langsung menemukan pada halaman ia cari, ia akan mencari informasi yang
berkaitan dengannya. Informasi yang diberikan harus menarik dan menghilangkan keraguan bagi
pengunjung, yang mengubahknya menjadi seorang klien. Hingga saat ini tidak ada uang yang
telah ditukarkan atau diperbincangkan. Jadi, apakah ini adalah e-commerce? Bukan, ini adalah e
bisnis yang memandu para pengunjung.
6. E Commerce juga telah ditetapkan sebagai proses yang meliputi menarik pelanggan, pemasok
dan mitra eksternal, sementara e bisnis meliputi internal seperti proses produksi, manajemen
inventaris, pengembangan produk, manajemen risiko, keuangan dan lain sebagainya. Secara
keseluruhan, e commerce dapat digambarkan sebagai penggunaan internet dan Web untuk
transaksi bisnis. Lebih formalnya, secara digital memungkinkan terjadinya transaksi komersial
antara organisasi dan individu. Di sisi lain, e bisnis dapat digambarkan sebagai proses digital
yang memungkinkan proses transaksi dalam perusahaan, melibatkan sistem informasi di bawah
kontrol yang kuat. Selain itu, aplikasi e bisnis bisa turun menjadi e commerce ketika sebuah
pertukaran nilai terjadi
Keunggulan dan manfaat e business
Manfaat e-business
Tujuan implementasi e-business adalah mendukung efisiensi dan integritas pengolahan data
sumber daya manusia, keuangan, supply chain management / Logistic management. Selain itu
juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dan informasi bagi public dan stakeholder lainnya.
Dengan berbasiskan internet, system ini dapat diakses di mana saja sesuai dengan hak akses yang
telah ditentukan.
Manfaat implementasi e-Business adalah :
  Meningkatkan kerja operasional perusahaan,
  Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok, dan pendanaan yang sangat luas.
  Meningkatkan efisiensi perusahaan
  Mempermudah pengelolaan asset perusahaan
  Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan
  Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder
  Mengatasi kesenjangan digital
  Media mempromosikan kompetensi perusahaan
  Memperlancar kegiatan ekonomi
 Memperlancar transaksi bisnis
  Sarana penyebaran informasi secara luas Dll.
Keunggulan e business
Kini, E-Business tidak hanya dijadikan keunggulan kompetitif tetapi sudah menjadi keharusan
untuk mendukung implementasi strategi organisasi dengan lebih efektif & efisien dalam rantai
bisnisnya. Jika suatu organisasi menggunakan business process dengan konsep E-Business, maka
akan memiliki karakteristik berikut : E-Business melibatkan pemakaian tehnologi komunikasi &
jaringan. Electronic data interchange (EDI), protokol standar untuk secara elektronik mentransfer
informasi antar organisasi dalam berbagai business process. EDI memungkinkan output/
informasi suatu sistem secara elektronik ditransmisikan dan menjadi masukan bagi sistem
lainnya. EDI meningkatkan akurasi dan mengurangi biaya melalui penurunan waktu dan biaya
yang berhubungan dengan pengiriman dokumen, proses dokumen, dan penyimpanan dokumen
(kertas). E-Business akan memberikan manfaat ekonomis dalam setiap rantai bisnisnya, baik
aktivitas-aktivitas utama maupun aktivitas pendukungnya yaitu meliputi purchases, inbound
logistic, operation, human resources, infrastucture, outbound logistic, marketing, sales, services.

Pengaruh perkembangan  TI terhadap e business


Dalam dunia bisnis peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk
perbisnisan  secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce (e-bisnis) atau perbisnisan
elektronik. E-Commerce adalah perbisnisan menggunakan jaringan komunikasi internet.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-bisnis juga memerlukan
teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat
pembayaran untuk e-bisnis ini.

Manfaat e business bagi perusahaan,contohnya di Indonesia

Penerapan E-Bisnis Pada PT. SMART, Tbk


Kegiatan e-bisnis dapat dilakukan dalam beberapa model, misalnya Business to Consumer
(B2C), Business to Business (B2B), Business to Government (B2G), dan Business to Education
(B2E). Sistem e-bisnis pada PT. SMART, Tbk yang akan dianalisis adalah e-bisnis model B2C.
Dalam hal ini, perusahaan berusaha memberi kemudahan bagi konsumen untuk mengakses atau
mengetahui tentang perusahaan yang dimaksud. Tidak hanya konsumen, namun juga pihak-pihak
lain dapat memanfaatkan sistem ini, seperti investor, bahkan para pencari kerja.
Business to Consumer (B2C) is a transaction that occurs between a company and a consumer, as
opposed to a transaction between companies (called B2B). The term may also describe a
company that provides goods or services for consumers. B2C menjembatani aktivitas antara
organisasi-dalam hal ini PT. SMART, Tbk- dengan para konsumen serta pihak yang
berkepentingan lainnya. Salah satu cara yang ditempuh perusahaan dalam menerapkan e-bisnis
adalah dengan memanfaatkan media jaringan dan komunikasi. PT. SMART, Tbk telah
menyediakan situs/website tentang perusahaannya di internet yang dapat diakses oleh siapa saja,
kapan saja dan di mana saja ( www.smart-tbk.com ). Penerapan situs ini terkait dengan citra
perusahaan dan merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk lebih mengenalkan
kepada khalayak, baik produk maupun perusahan itu sendiri (salah satu bentuk e-bisnis dalam
hal promosi).
Melalui situs tersebut, banyak informasi yang dapat diperoleh oleh khalayak.

PT Sierad Produce Tbk


PT Sierad Produce Tbk merupakan salah satu perusahaan perunggasan yang terintegrasi di
Indonesia. Lini bisnis yang dimiliki oleh perusahaan berupa strategic business unit breeding,
hatchery feedmill, Kemitraan, RPA dan futher process. Saat ini PT Sierad Produce Tbk sudah
menerapkan e-business system, meskipun belum secara sempurna.
Ruang lingkup penulisan adalah penerapan e-business system di Indonesia dengan mengambil
contoh penerapan pada PT Sierad Produce Tbk. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memaparkan kondisi lingkungan dimana dilakukan penerapan e-business, memetakan faktor-
faktor yang menjadi hambatan sekaligus tantangan, serta memberikan analisa perbaikan bagi
lingkup nasional, terutama future development bagi perusahaan.

PT Pos Indonesia (PERSERO)


Contoh perusahaan yang berhasil melakukan transformasi di antaranya adalah PT Pos Indonesia
(PERSERO). Beberapa puluh tahun yang lalu, orang mengirimkan kabar tertulis hanya lewat
surat berperangko atau telegram. Kini dengan maraknya telepon seluler dan internet orang lebih
banyak menggunakan pesan singkat (SMS) atau email, yang lebih mudah, murah, dan cepat.
Demikian juga dengan pengiriman uang yang dulunya dikirim melalui wesel pos kini banyak
yang beralih ke internet banking, ATM, atau fasilitas perbankan lainnya. Apabila PT Pos tidak
cepat melakukan transformasi maka BUMN tersebut akan tergilas roda teknologi informasi.
Namun PT Pos tidak berpangku tangan, menunggu nasib mendatanginya. Di tengah derasnya
teknologi informasi baru yang makin memudahkan dan memanjakan konsumen, maka BUMN
yang memiliki karyawan 26 ribu orang itu cepat melakukan transformasi.
PT Pos memiliki jaringan yang sangat luas, yaitu 3.736 kantor pos di tanah air, dan 3.700 di
antaranya telah online. Jaringan yang luas itu merupakan modal bagi PT Pos untuk menjadi
media strategis dalam menjual dan mendistribusikan barang atau jasa dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi yang ada.
Walhasil PT Pos yang sejak 2003 hingga 2008, kinerja keuang¬an selalu minus, memasuki 2009
membukukan margin laba sebesar sekitar Rp 80 miliar. Oleh karena itu, Dirut PT Pos Indonesia
mencanangkan “Tahun 2013 PT Pos siap go public”.
2.2 Dampak penerapan ebusiness pada perusahaan 

Pengertian Enterprise Resources Planning


Enterprise Resources Planning adalah suatu metode untuk perencanaan efektif dan pengendalian
seluruh sumber daya yang diperlukan untuk mengambil, membuat, mengirim, dan menghitung
pesanan konsumen pada suatu perusahaan manufaktur, perusahaan distribusi maupun perusahaan
jasa. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu
perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan,
baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan.
Manfaat dari ERP sendiri adalah:  integrasi bisnis secara keseluruhan, fleksibilitas dalam
organisasi untuk bertransformasi dan meningkatkan turn-overnya, menciptakan analisa dan
peningkatan kapabilitas yang lebih baik, serta penggunaan teknologi terbaru.

komponen utama yang ada dalam ERP


ERP adalah gabungan dari 3 buah komponen penting, yaitu  
Praktek Management bisnis
      TI(Teknologi Informasi)
      Tujuan dari bisnis yang spesifik.

Hubungan antara ERP dan arsitektur e-Business


ERP adalah suatu pendekatan terstruktur untuk mengoptimalkan value chain sebuah perusahaan
internal. Software, jika dijalankan secara penuh di seluruh perusahaan, menghubungkan berbagai
komponen dari perusahaan melalui transmisi logis dan berbagi data. Ketika para pelanggan dan
pemasok meminta informasi yang telah terintegrasi secara penuh di seluruh value chain, atau
ketika eksekutif memerlukan strategi dan taktik terpadu dalam bidang-bidang seperti
manufaktur, persediaan, pengadaan dan akuntansi, sistem ERP menyusun data untuk analisis dan
mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk
mendukung pengambilan keputusan bisnis.
E-bisnis difokuskan pada efisiensi dan efektivitas eksternal, lintas-proses perusahaan. Sementara
teknologi ERP mendukung strategi bisnis, e-bisnis untuk membuka pintu peluang strategis baru,
yang memaksa ERP untuk mengambil satu langkah lebih jauh untuk berpindah dari satu system
model ERP ke model sistem ERP extended. Teknologi Web menyediakan jembatan antara
perusahaan dan mitra bisnis mereka untuk membuat e-bisnis yang memungkinkan, sementara e-
bisnis membuat sistem ERP lebih transparan dan terlihat. Daripada berpikir tentang ERP dalam
perusahaan, kita dapat melihat sistem ERP di sepanjang value chain pada perusahaan di industri
yang sama, atau di lintasan industri.

Manfaat TI dalam ERP


Banyak sekali manfaat dari pelajaran Teknologi Informasi. Peningkatan kualitas hidup semakin
menuntut manusia untuk melakukan berbagai  aktifitas yang dibutuhkan dengan mengoptimalkan
sumber daya yang dimilikinya.Teknologi Informasi yang perkembangannya begitu cepat
secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya.
Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor
perbankan, pendidikan, dan kesehatan.
Pertama mungkin dapat membedakan berbagai bentuk integrasi teknologi, misalnya yang
berkaitan dengan arsitektur perangkat keras, komponen, data, dan TI lainnya. Dengan
menghormati semua bentuk-bentuk, sistem ERP yang dianggap sangat terintegrasi.

Penyebab kegagalan implementasi ERP


·         Kurangnya komitmen top management, sehingga tim IT kurang mendapat dukungan pada
rancangan sistemnya. Hal ini bisa muncul karena ketakutan tertentu, seperti kawatir data bocor
ke pihak luar. Selain itu, anggapan bahwa implementasi ERP adalah milik orang IT juga dapat
membuat kurangnya rasa memiliki dari top management dan karyawan divisi lain. Padahal,
implementasi ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.
·         Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan, sehingga hasil analisis strategi bisnis
perusahaan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan dari
awal, apakah perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.
·         Kesalahan proses seleksi software, karena penyelidikan software yang tidak lengkap atau
terburu-buru memutuskan. Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang
dibutuhkan.
·         Tidak cocoknya software dengan business process perusahaan.
·         Kurangnya sumber daya, seperti manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.
·         Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau berubah
atau merasa terancam dengan keberadaan software (takut tidak dipekerjakan lagi).
·         Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak benar-
benar siap menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus siap untuk selalu
menyediakan data yang up-to-date.
·         Kurangnya komunikasi antar personel.
·         Cacatnya project design dan management.
·         Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang tidak tepat.
·         Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

 CONTOH PERUSAHAAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN ERP


E-bisnis difokuskan pada efisiensi dan efektivitas eksternal, lintas-proses perusahaan. Sementara
teknologi ERP mendukung strategi bisnis, e-bisnis untuk membuka pintu peluang strategis baru,
yang memaksa ERP untuk mengambil satu langkah lebih jauh untuk berpindah dari satu system
model ERP ke model sistem ERP extended. Teknologi Web menyediakan jembatan antara
perusahaan dan mitra bisnis mereka untuk membuat e-bisnis yang memungkinkan, sementara e-
bisnis membuat sistem ERP lebih transparan dan terlihat. Daripada berpikir tentang ERP dalam
perusahaan, kita dapat melihat sistem ERP di sepanjang value chain pada perusahaan di industri
yang sama, atau di lintasan industri

PT Kereta Api Indonesia (PT KAI)


Software yangdigunakan : SAP ERP
Unit Fungsional :
unit kerja di Kantor Pusat, Daerah Operasi, serta Divisi Regional
Tujuan :
Dengan adanya penerapan SAP ERP, akan menciptakan sebuah platform tunggal yang
terinterkoneksi dengan keuangan, sumber daya manusia, dan kegiatan operasional PT KAI
lainnya. Selain itu, SAP ERP juga bisa berguna untuk menentukan apakah sebuah rute yang
dilalui oleh kereta api bisa ditambah frekuensinya atau bahkan bisa dihapuskan.
PT. Semen Gresik
Software : JD Edwards
Unit Fungsional : Bagian Finansial
Tujuan :
untuk mendukung bisnis proses yang ada di Semen Gresik dengan penerapan pertama kali
dilakukan di bagian finansial. Dengan berjalannya waktu, implementasi dilakukan di bagian
penjualan dan kemudian di bagian manufakturing.

Pengertian strategi bisnis


Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan,perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor
pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien
dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik  yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit
dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan
ke dua kata tersebut.
Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan
kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang
ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak
bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.
Pengertian Strategi Bisnis Sebuah strategi bisnis biasanya adalah sebuah dokumen yang jelas
mengartikulasikanarah bisnis akan mengejar dan langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapai tujuannya. Dalam rencana bisnis standar, hasil strategi bisnis dari tujuan dibentuk
untukmendukung misi lain dari bisnis. Sebuah strategi bisnis yang khas dikembangkandalam tiga
langkah: analisis, integrasi dan implementasi.
Pada tahap analisis pengembangan strategi bisnis, salah satu dari beberapa metodeyang
digunakan untuk menganalisis pasar perusahaan, sumber daya, hambatan untukkesuksesan dan
keuntungan tertentu. Tujuan dari analisis strategis adalah untuk mengidentifikasi apa bisnis ingin
capai, kekuatan itu dapat membawa menanggungpada mencapai tujuan dan kelemahan yang
perlu ditangani sebelum integrasi danimplementasi. Metodologi penilaian Strategis dapat
termasuk mengevaluasi lingkunganbisnis, game skenario berbagai kompetitif, menentukan apa
kekuatan pasar berada dipesaing kerja dan penilaian, antara lain.

Tingkatan Strategi
Strategi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenjang atau tingkatan yaitu :
Strategi tingkat bisnis Strategi tingkat bisnis menekankan pada posisi kompetitif untuk produk
atau segmen tertentu oleh suatu divisi. Strategi tingkat bisnis mengidentifikasikan bisnis sebagai
bagian dari perusahaan, dengan demikian setiap divisi merupakan unit strategi bisnis (SBU) yang
merumuskan dan melaksanakan strategi sendiri dalam mencapai tujuan. Dalam operasinya bisa
saja setiap bisnis mengkombinasikan dalam satu SBU dengan strategi tunggal, akan tetapi bila
tidak mampu dapat berjalan terpisah tergantung pada kebutuhan perusahaan. Misalnya : sebuah
perusahaan yang menspesialisasikan pada bidang elektronik mempunyai bisinis pelengkap bola
lampu dan TV yang berada dalam satu segmen pasar rumah tangga, ketiga bisnis ini bisa
disatukan dalam satu SBU atau berjalan sendiri-sendiri
Tingkat Fungsional Prinsip pokok strategi tingkat fungsional adalah upaya memaksimalkan
sumber-sumber produktivitas dalam membantu hambatan pada strategi bisnis, strategi
perusahaan dan strategi internasional. Setiap fungsi dalam perusahaan membangun strategi-
strategi secara bersama-sama yang dikenal dengan nilai rantai, beberapa fungsi seperti :
produksi, pemasaran, pelayanan, dan lain-lain secara bersama-sama memutuskan perhatian
kepada pelanggan dengan menggunakan system informasi manajemen dan sumber daya manusia
secara akurat dan maksimal.Misal bagian pemasaran ingin meningkatkan penjualan masa kini
yang melampaui masa sebelumnya, maka manajer pemasaran dapat melakukan startegi
pengembangan pasar, upaya ini tentu harus dilakukan secara terintegritas.
Tingkat Perusahaan Pada tingkat perusahaan perumusan strategi terlebih dahulu manajemen
puncak menganalisis lingkungan eksternal yaitu : peluang dan ancaman serta lingkungan internal
yaitu : kekuatan dan kelemahan.
Strategi Tingkat Internasional Dalam era globalisasi,maka perusahaan harus mengintegrasikan
rumusan strategi diluar lingkup nasional, yaitu : berusaha memperluas lingkup usaha keseluruh
dunia. Ada beberapa perbedaan dalam bersaing secara internasional disbanding dengan
persaingan secara nasional, yaitu :
 Adanya factor peluang disetiap Negara
 Adanya situasi yang berlainan dipasar luar negeri
 Peran yang berbeda dari pemerintah Negara lain
 Perbedaan dalam tujuan, sumber daya dan kemampuan untuk mengamati perubahan-
perubahan pesaing asing.

Faktor-faktor kunci dalam penyusunan strategi bisnis


Menurut Arthur A. Thompson and Strickland dalam bukunya yang bertajuk Strategic
Management: Concepts and Cases, terdapat sejumlah faktor yang perlu diperhatikan ketika kita
melakukan proses penyusunan strategi perusahaan. Faktor-faktor itu adalah sbb:
Pertimbangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Semua organisasi beroperasi dalam kelompok masyarakat yang lebih luas. Apa yang dapat dan
tidak dapat dilakukan dalam kebijakan strategi perusahaan selalu dibatasi oleh regulasi,
kebijakan dan peraturan pemerintah.
Kondisi Persaingan dan Daya Tarik Industri Secara Keseluruhan
Kondisi persaingan dan dan daya tarik industri secara keseluruban merupakan faktor penentu
strategi yang besar. Strategi perusahaan harus disesuaikan dengan sifat dan kombinasi faktor-
faktor kompetisi – harga, kualitas produk, fitur kinerja, layanan, garansi, dan lain-lain. Apabila
kondisi persaingan meningkat secara signifikan, maka perusahaan harus meresponnya dengan
tindakan strategis untuk melindungi posisinya.
Peluang Pasar dan Ancaman Eksternal Perusahaan
Peluang bisnis dan perkembangan eksternal memberikan merupakan pengaruh dalam proses
penyusunan strategi. Strategi perusahaan harus dengan sengaja diarahkan untuk menangkap
peluang pertumbuhan yang terbaik. Strategi juga harus memberikan respon terhadap ancaman
eksternal demi stabilitas kinerja perusahaan di masa datang.
Kekuatan Sumber Daya Perusahaan, Kompetensi, dan Kemampuan Kompetitif
Salah satu pertimbangan internal penentu strategi yang terpenting adalah apakah perusahaan
memiliki sumber daya, kompetensi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
strategi dengan optimal. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan untuk
memperbesar penguasaan pasar, mendukung daya kompetitif perusahaan dalam arena pasar, dan
menjadi dasar strategi perusahaan.
Ambisi Pribadi, Filsafat Perusahaan, dan Kepercayaan Etis Manajer
Pilihan strategi biasanya juga dipengaruhi oleh ambisi dan visi pendiri/pemilik perusahaan.
Setiap business owner memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai bagaimana cara
bersaing, bagaimana memposisikan perusahaan, serta image apa yang ingin dibentuk.
Pengaruh Shared Values dan Company Culture dalam Strategi
Kultur perusahaan juga memiliki kemungkinan yang besar dalam menentukan tindakan strategis
perusahaan, terkadang bahkan mendominasi pilihan langkah strategis. Nilai, budaya kerja dan
keyakinan tertentu dapat terpatri dalam pemikiran dan tindakan top manajemen. Hal ini pada
giliran berikutnya akan ikut mempengaruhi pilihan strategi yang akan dirumuskan. 

Tahap-tahap dalam menyusun strategi bisnis


Dan untuk mencapai strategi yang sukses maka dibutuhkan proses perumusan strategi dan
pelaksanaannya yang berisi lima tahapan kunci yang saling berhubungan, yaitu : 

 Membentuk visi strategis mengenai ke mana organisasi akan bergerak 


 Menetapkan tujuan — mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang
harus dicapai perusahaan. 
 Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan. 
 Melaksanakan dan mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif. 
 Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terjadap kinerja bisnis

Pengertian tata kelola teknologi informasi


            Tata kelola teknologi informasi (Bahasa Inggris: IT governance) adalah suatu cabang dari
tata kelola perusahaan yang terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen
kinerja dan risikonya. Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian besar muncul karena
adanya prakarsa kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat dan Basel II di Eropa)
serta semakin diakuinya kemudahan proyek TI untuk lepas kendali yang dapatt berakibat besar
terhadap kinerja suatu organisasi.
Tema utama diskusi tata kelola TI adalah bahwa teknologi informasi tidak bisa lagi menjadi
suatu kotak hitam. Secara tradisional, penanganan pengambilan keputusan kunci di bidang
teknologi informasi diberikan kepada para profesional TI karena keterbatasan pengalaman teknis
eksekutif lain di tingkatan direksi perusahaan serta karena kompleksitas sistem TI itu sendiri.
Tata kelola TI membangun suatu sistem yang semua pemangku kepentingannya, termasuk
direksi dan komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti keuangan, dapat
memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan. Hal ini mencegah
satu pihak tertentu, biasanya TI, disalahkan untuk suatu keputusan yang salah. Hal ini juga
mencegah munculnya keluhan dari pengguna di belakang hari mengenai sistem yang tak
memberikan hasil atau kinerja sesuai yang diharapkan.
kerangka dan komponen dalam tata kelola TI
            Tiga komponen dalam kerangka kerja IT Governance berdasarkan riset CISR meliputi:
(Weill and Woodham, 2002)
1)“What” atau keputusan TI apa yang diambil atau bagaimana TI dipergunakan dalam
organisasi. Keputusan-keputusan tersebut, yang disebut sebagai domain TI, antara lain meliputi
bidang-bidang:
•IT principles atau prinsip pemanfaatan atau peran TI yang mencerminkan esensi mengenai arah
perusahaan serta bagaimana TI akan dipergunakan
•IT Infrastructure Strategy, adalah strategi dalam hal membangun pondasi kapabilitas TI, yang
terdiri dari layanan-layanan TI yang standard an dibagi-pakai oleh seluruh organisasi serta
dikoordinir secara terpusat (misalnya jaringan, helpdesk, data yang dapat dibagi-pakai dan
sebagainya)
•IT Architecture, merupakan sekumpulan kebijakan-kebijakan serta pilihan-pilihan teknis yang
terintegrasi untuk memandu organisasi dalam memenuhi kebutuhan bisnis.
Business Application, atau aplikasi bisnis yang perlu diadakan dan dikembangkan.
•Investment & Prioritization, merupakan keputusan mengenai jumlah serta alokasi biaya
investasi TI, termasuk pengajuan proposal proyek, justifikasi teknis, persetujuan serta
akuntabilitas
2)“Who” atau siapa yang memiliki otoritas atau bertanggung jawab dalam pengambilan
keputusan-keputusan penting TI, serta peran stakeholder TI di dalamnya. Beberapa pola dasar
atau IT Governance archetype yang menyangkut pengambilan keputusan TI, antara lain:
•Business Monarchy, dimana keputusan diambil oleh individu, grup atau komite yang terdiri dari
eksekutif bisnis senior (pada tingkat CxO atau Chief Executive Officer, Chief Operation Officer,
Chief Finance Officer dan sebagainya)
•IT Monarchy, dimana keputusan diambil oleh individu TI atau grup eksekutif TI
•Feudal, dimana keputusan diambil oleh pimpinan unit bisnis, pemilik proses-proses penting atau
delegasi nya.
•IT Duopoly, dimana keputusan diambil oleh eksekutif TI beserta suatu grup lain (seperti
seorang CxO atau pimpinan unit bisnis)
•Federal, dimana keputusan diambil secara bersama-sama oleh eksekutif tingkat CxO dan
sedikitnya satu grup bisnis lain (dapat termasuk eksekutif TI)
•Anarchy, dimana keputusan diambil oleh masing-masing pengguna.
3)“How” atau bagaimana cara atau mekanisme pengambilan keputusan. Berbagai mekanisme
yang dipakai, dapat dikelompokkan berdasarkan struktur pengambilan keputusan (seperti
executive comitee,IT council dll), proses penyelarasan atau alignment processes (seperti project
tracking, service level agreement dll) dan pendekatan komunikasi (seperti senior management
announcement,intranet,dll). IT Governance dalam suatu organisasi, yang dalam hal ini
merupakan suatu pengaturan yang sifatnya ‘Top Level’, merupakan kombinasi antara ketiga
komponen di atas.

Aspek sumber daya manusia sangat berperan penting dalam tata kelola TI
            Teknologi Informasi saat ini merupakan salah satu teknologi unggulan yang sangat
berperan penting dalam kemajuan sebuah organisasi. Dalam rangka menuju peningkatan kualitas
tata kelola Teknologi Informasi (TI) dibutuhkan sebuah wadah komunikasi dan kerjasama
Sumber Daya Manusia (SDM) bidang Teknologi Informasi (TI) yang memiliki visi dan misi TI
yang sama, mampu bertanggung jawab dan menyelaraskan antara strategi organisasi dengan
strategi TI, serta mampu untuk merencanakan, menyiapkan, mengimplementasikan, mengelola
serta mengevaluasi TI dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Kualifikasi SDM TI yang dibutuhkan untuk mengemban amanat tersebut pada Instansi
Pemerintahan adalah seorang  Government Chief Information Officer (GCIO) yang berperan
memadukan teknologi informasi dengan aspek manajemen lainnya agar dapat memberikan
dukungan maksimal terhadap pencapaian tujuan.

2.3 Pembuatan sistem dan aplikasi ebusiness agar terlaksana dengan efektif dan efisien 
Bisnis berbasis elektronik, dalam hal ini sering kita sebut dengan E-Business adalah sebuah
kegiatan bisnis yang menggunakan fasilitas jaringan internet. Dalam pelaksanaannya, perusahaan
yang akan mengaplikasikan e-Business dalam usahanya tentunya membutuhkan rencana agar
penerapannya bisa efektif.

Mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer, dan internet seoptimal mungkin. Ini
merupakan hal paling dasar yang harus disiapkan sebelum memanfaatkan E-Bussiness. 
Membangun halaman web untuk membangung jalinan komunikasi antara perusahaan dengan
konsumen secara efektif dan fleksibel. 

Setelah semua terpenuhi di atas barulah kita melangkah dalam tahap pembangunan system E-
Business, meliputi: 
 Pembangunan Arsitektur E-Business. Arsitektur E-Business merupakan framework
konseptual dari infrasktruktur dan aplikasi E-Business yang diwujudkan dalam sebuah
perencanaan struktur dan integrasi dari berbagai sumber-sumber yang ada dalam sebuah
organisasi. Dalam proses pengembangannya terdiri dari enam langkah, yaitu: 
 Pendefinisian visi dan tujuan, pendefinisian visi dan tujuan dari organisasi merupakan
langkah awal untuk mendapatkan gambaran umum dari organisasi tersebut.
 Pendefinisian arsitektur informasi, pendefinisian informasi yang dibutuhkan merupakan
langkah selanjutnya untuk mengetahui situasi dan kondisi dalam rancangan
pengembangan e-Business.
 Pendefinisian arsitektur data, aktifitas pada bagian ini seperti pengklasifikasian data yang
dibutuhkan, cara pengolahannya dan sasaran yang ingin diambil untuk pengembangan.
 Pendefinisian arsitektur aplikasi, pendefinisian ini dimaksudkan untuk menentukan jenis
aplikasi dan batasan-batasan yang diinginkan dalam bidang keamanan.
 Pendefinisian arsitektur teknikal, pendefinisian dari arsitektur teknikal dimaksudkan
untuk menentukan jenis-jenis hardware dan software secara keseluruhan.
 Pendefinisian arsitektur organisasi, dalam bagian ini ditentukan berbagai hal yang
berhubungan dengan sumber daya, baik berupa manusia, keuangan, dan waktu yang
dipergunakan. 
 Instalasi. Langkah selanjutnya adalah pengimplementasian aplikasi yang telah dibangun
atau instalasi. Aktifitas instalasi ini dapat dilaksanakan langsung oleh para tenaga ahli
yang ada di perusahaan tersebut atau menggunakan tenaga outsourcing, pilihan ini sangat
berhubungan erat dengan pemilihan opsi pengembangan yang dilakukan sebelumnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aktifitas instalasi ini yaitu, bagaimana
aplikasi tersebut berhubungan dengan aplikasi yang telah ada. 

Pemilihan Opsi Pengembangan. Pengembangan aplikasi dari E-Business pada dasarnya


mengikuti beberapa pendekatan. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki keuntungan dan
kekurangan yang pada intinya, pemilihan salah satu dari opsi tersebut akan memberikan efisiensi
yang lebih besar dibandingkan opsi-opsi lainnya. Beberapa pendekatan tersebut adalah:
 Membeli aplikasi, membeli sebuah aplikasi yang telah diimplementasikan oleh sebuah
application service provider (ASP) dapat menghemat biaya dan waktu dibanding dengan
membangun sendiri. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kadangkala
aplikasi tersebut tidak sepenuhnya diperlukan, sangat susah untuk dimodifikasikan sesuai
dengan kebutuhan, susah untuk diintegrasikan dengan aplikasi yang telah lebih dulu
digunakan, pelayanan purna jual dari ASP yang buruk dan keterikatan kontrak dengan
pihak ASP untuk meningkatkan fungsi dari aplikasi tersebut dikemudian hari.
 Menyewa (lease), menyewa aplikasi hampir mirip dengan membeli aplikasi yang
diinginkan. Biasanya menyewa aplikasi dilakukan jika aplikasi tersebut sangat mahal.
Kadangkala menyewa merupakan langkah awal sebelum membeli aplikasi tersebut dan
alasan lain karena keterbatasan tenaga ahli yang akan mengelola pemanfaatan dan
pemeliharaan aplikasi tersebut.
 Membangun sendiri (in-house development), membangun sendiri aplikasi yang
dibutuhkan merupakan salah satu pilihan dari pengembangan E-Business. Walaupun
biasanya pendekatan ini membutuhkan biaya yang besar dan menghabiskan waktu yang
banyak, tetapi pilihan ini diharapkan sangat mendekati sistem yang diinginkan.
 Bekerjasama dengan pihak ketiga, dewasa ini sedang berkembang trend kerjasama antara
perusahaan pengembang aplikasi E-Business dengan perusahaan-perusahaan
penggunanya. Berbagai jenis kerjasama yang dilakukan seperti kerjasama dengan
pengembang E-marketplace, telah mengembangkan berbagai aplikasi E-Business bagi
para perusahaan yang ingin membangun bisnis B2C ( Business to Customer) di internet,
sedangkan untuk B2B (Business to Business), perusahaan dapat bergabung dalam
berbagai pengembang khusus lainnya di bidangnya, bekerjasama dengan third-party
auction, perusahaan dapat bekerjasama dengan pihak pelelangan untuk memasarkan
produknya sebagai pihak ketiga.
 Penyebaran/Integrasi. Pada tahapan ini aplikasi yang telah dipilih dan diimplementasikan
diharapkan dapat terintegrasi dengan baik dengan segala aplikasi yang telah ada
sebelumnya. Berbagai langkah dijalankan dalam tahapan ini seperti pemberian training
dan informasi terhadap para pengguna, baik yang berhubungan secara langsung atau tidak
dengan aplikasi tersebut, pembuatan kebijakan atau peraturan-peraturan yang mendukung
hingga pengintegrasian sistem dengan para supplier dan pihak-pihak terkait lainnya.
 Operasi/Pemeliharaan. Operasi dan pemeliharaan dari aplikasi yang telah
diimplementasikan merupakan langkah selanjutnya yang harus diperhatikan dengan baik.
Perencanaan yang baik sangat diperlukan agar seluruh pengimplementasian yang telah
dilakukan dapat berjalan dengan sempurna. Selanjutnya, aktifitas pemeliharaan dapat
dilanjutkan ke tahap pengembangan selanjutnya untuk penyempurnaan aplikasi yang
telah diimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan aplikasi tersebut dibangun.

Manajemen Teknologi E-Business

Pada dasarnya dalam proses pembangunan dan pengembangan E-Business diperlukan suatu
manajamen system informasi yang baik, efektif dan efisisen. Dalam proses pembangunan dan
pengembangan E-Business, manajemen teknologi menjadi hal yang tidak kalah penting diantara
manajemen komponen system informasi yang lain. Teknologi informasi memiliki kontribusi
penting dalam menjalankan proses system informasi E-Business. Teknologi informasi ini dapat
disebut sebagai supply atas demand of system information dalam E-Business. Manajemen
teknologi dalam proses E-Business ini pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua
perspektif, yaitu:
Perspektif Teknis.
Dilihat dari sisi teknis, manajemen teknologi informasi dalam E-Business dibagi kedalam dua
fungsi, yaitu fungsi penciptaan dan fungsi penyebaran.

Fungsi Penciptaan
Dalam fungsi penciptaan, manajemen teknologi itu dapat berpacu pada aspek-aspek berikut:
Teknologi informasi harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta
atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data
kuantitatif. Ada dua cara umum yang biasa dipergunakan, yaitu secara manual dan otomatis.
Yang dimaksud dengan manual adalah dilibatkannya seorang user untuk melakukan data entry
terhadap fakta-fakta relevan di dalam aktivitas sehari-hari yang dipandang perlu untuk direkam.
Sementara yang dimaksud dengan cara otomatis di sini adalah jika berbagai teknologi
dipergunakan sebagai alat untuk merekam fakta dan mengubahnya menjadi data tanpa harus
melibatkan unsur manusia sebagai data entry.
Teknologi harus mampu merubah data mentah yang telah dikumpulkan tersebut menjadi
informasi yang relevan bagi setiap penggunanya (stakeholders), yaitu manajemen, staf,
konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Teknologi mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada,
menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.
Merubah knowledge menjadi wisdom merupakan tugas teknologi informasi yang terakhir dalam
proses penciptaan.
Fungsi Penyebaran

Dilihat dari fungsi manajemen tekonologi E-Business dapat meliputi kegiatan manajemen yang
berhubungan dengan aspek penyebaran sebagai berikut:
Gathering. Teknologi informasi dikelola (manage) untuk mampu mengumpulkan entiti-entiti
tersebut dan meletakkannya di dalam suatu media penyimpan digital. Media penyimpan tersebut
harus mampu untuk menangkap berbagai karakteristik unik dari entiti-entiti terkait, yang biasa
direpresentasikan dalam berbagai bentuk format media (multi-media), seperti: teks, suara
(audio), citra (image), gambar bergerak (video), dan lain-lain.
Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entiti- entiti di kemudian hari, teknologi
informasi dimanage memilik mekanisme baku dalam mengorganisasikan penyimpanan entiti-
entiti tersebut di dalam media penyimpan. Konsep-konsep struktur data, database, dan sistem
berkas merupakan dasar- dasar ilmu yang kerap dipergunakan sehubungan dengan kebutuhan ini.
Selecting. Di saat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan entity entiti tersebut,
teknologi informasi diciptakan untuk menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan
pemilihan.
Synthesizing. Teknologi informasi diciptaakan mampu memenuhi kebutuhan manajer ini dalam
menggabungkan beberapa entiti menjadi satu paket kesatuan yang terintegrasi.
Distributing. Teknologi informasi dibuat dan dikelola dengan memiliki infrastruktur yang dapat
menyalurkan berbagai entiti dari tempat disimpannya entitientiti tersebut ke pihak-pihak yang
membutuhkannya.
Perspektif Manajerial
Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan Manajemen Supply
Chain, ada 4 (empat) peranan yang diharapkan perusahaan dari implementasi efektif sebuah
teknologi informasi.
Minimize Risks. Setiap bisnis memiliki resiko, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor
keuangan. Pada umumnya resiko berasal dari adanya ketidakpastian dalam berbagai hal dan
aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan.
Reduce Costs. Teknologi informasi diharapkan dapat berkotribusi dalam perbaikan efisiensi dan
optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Peranan teknologi informasi sebagai katalisator
dalam berbagai usaha mengurangi biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Create New Realities. Dengan pesatnya perkembangan teknologi internet, telah mampu
menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep
E-Business semacam E-Commerce, E-Procurement, E-Customers, E-Loyalty, dan lain-lain pada
dasarnya meruapakan suatu cara memandang baru di dalam menanggapi mekanisme bisnis di era
globalisasi informasi.
Metode Pembangunan Sistem

Metode yang paling sering digunakan dalam membangun e-Business adalah metode daur hidup.
Metode ini cocok untuk pembangunan sistem e-Business, karena memiliki beberapa karakteristik
yaitu proses dilakukan selangkah demi selangkah yang disertai dengan proses dokumentasi yang
rapi. Metode daur hdup terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu tahap perencanaan, analisis,
perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan, dan pemeliaraan. Pada setiap tahapan dilakukan
proses pendokumentasian atas segala yang telah dilakukan atau disepakati.

Tahap Perencanaan
Tahap ini sangat penting karena pada tahap ini permasalahan yang sebenarnya didefinisikan
secara rinci dimana Pembuat sistem mencoba memahami permasalahan dan mendefinisikan
secara rinci, kemudian menentukan tujuan pembuatan sistem dan mengidentifikasi kendala-
kendala. Hasilnya berupa proposal proyek,tahap ini sangat penting karena pada tahap ini
permasalahan yang sebenarnya didefinisikan secara rinci.
Tahap Analisis
Pada tahap ini pembuat sistem akan menganalisis permasalahan dengan menyusun studi
kelayakan. Studi kelayakan ini menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan
serta untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan
sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak
terhadap lingkungan sekeliling.
Tahap Perancangan
Tahap perancangan dalam membuat system informasi e-Business ini dapat disebut juga sebagai
desain system. Dalam rancangan SI e-Business harus memperhatikan kebutuhan perusahaan e-
Business, kebutuhan operator, kebutuhan pemakai, dan kebutuhan teknis.
Tahap Penerapan (Implikasi)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan rancangan yang telah disusun
sebelumnya agar dapat diwujudnyatakan. Implementasi untuk prosedur di dalam teknologi
komputer akan menggunakan bahasa computer. Sementara itu, untuk proses yang terdapat di luar
sistem komputer, disusunlah sebuah konvensi atau perjanjian atau tata tertib, agar setiap orang
yang terlibat dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan. Untuk merealisasikan sistem pada tahap
pemaparan ini, ditempuh beberapa metode, antara lain, penggunaan paket aplikasi,
pengembangan oleh staf sendiri (insourcing), dan pengembangnan yang dilakukan dengan
kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house (outsourcing).
Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba diperlukan
untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi perangkat keras adalah:
 Kemampuan perangkat keras yang meliputi kecepatn proses dan distribusinya
 Seberapa besar biaya yang harus disediakannya untuk pengoperasian dan perawatan
sistem.
 Kompatibilitas perangkat keras terhadap sistem-sistem yang terkait, seberapa lama
teknologi yang digunakan akan bertahan.
 Sejauh mana pilihan-pilihan terhadap komputer yang digunakan, memperhatikan faktor-
faktor ergonomik.
 Tingkat kehandalan dan sekalabilitas jaringan komputer yang dibangun sebagai
infrastruktur sistem tersebut.
Tahap Pemeliharaan dan penggunaan
Pada tahap ini, sistem yang telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk
mengenal proses E-Business yang sesungguhnya. Pemeliharaan sistem secara rutin dapat
meliputi penataan ulang database, membackup, dan scaning virus. Sementara itu, pemeliharaa
juga termasuk melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjaga kemuktahiran sistem, atau
pembetulan atas kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan belum diketahui sebelumnya.

Secara global, sebenarnya dimensi utama dari manejemen E-Business adalah meliputi tantangan-
tantangan dalam hal sistem informasi dan teknologi informasi. Tantangan itu meliputi: 
 Pengelolaan strategi Bisnis/TI
 Pengelolaan aplikasi-aplikasi bisnis
 Pengelolaan platform teknologi berbasis internet
 Manajemen sumberdaya data
 Pengembangan sistem
 Dari tantangan-tantangan yang ada, organisasi E-Business diharapkan mampu menjawab
tantangan dengan system dan manajemen yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
organisasi.

Faktor Kesuksesan E-Business

Wade, 2005, mengungkapkan beberapa faktor kesuksesan inplementasi E-Business,


antara lain:
 Ekspektasi dari perusahaan ditunjang dengan ketersediaan dana.
 Jadwal dan waktu implementasi yang memadai.
 Pengetahuan akan proses bisnis, kompetensi dan pengalaman dalam pembangunan e-
Business system.
 Komunikasi baik secara fungsional dan cross-fuction.
 Komitmen yang tinggi dari semua pihak yang terlibat.
 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan E-Business
 Tidak ada komitmen yang utuh dari manajemen.
 Penerapan e-Business tidak diikuti proses change management.
 Tidak profesionalnya vendor teknologi informasi yang menjadi mitra bisnis
 Buruknya infrastruktur komunikasi
 Tidak selarasnya strategi TI dengan strategi perusahaan.
 Adanya masalah keamanan dalam bertransaksi
 Kurangnya dukungan finansial
 Belum adanya peraturan yang mendukung dan melindungi pihak-pihak yang bertransaksi
(cyberlaw), 
 Menggunakan target jangka pendek sebagai pijakan investasi E-Business

Munculnya teknologi e-business merupakan era baru pengembangan bisnis perusahaan karena
kebutuhan infrastruktur untuk menerapkan teknologi informasi tidak sama dengan teknologi
industri sebelumnya. Hal ini disebabkan karena :
 Pertama, layanan informasi tidak tergantung pada infrastruktur secara fisik seperti misalnya
jaringan transportasi yang sangat penting bagi teknologi manufaktur yang masih tradisional. E-
business menggambarkan pergantian dari aset secara fisik menjadi aset elektronik dan aset
intelektual. Sebagai hasilnya, keperluan karyawan yang berpendidikan menjadi lebih penting
dibandingkan sebelumnya.
 Kedua, Teknologi informasi memungkinkan penyebaran aktifitas ekonomi. Pada teknologi
manufaktur, proses produksi harus dilakukan pada satu lokasi agar dapat berlangsung secara
ekonomis. Pada produksi yang memanfaatkan layanan teknologi informasi, hal tersebut dapat
dilakukan meskipun berada pada lokasi geografis yang berbeda.
 Ketiga, Teknologi informasi bukan merupakan modal insentif seperti teknologi manufaktur.
Sebagai hasilnya, enterpreneur dapat masuk pada berbagai bisnis yang berhubungan dengan
teknologi informasi dengan investasi teknologi yang kecil. Oleh karena itu, strategi
pembangunan infrastruktur e-business yang efektif merupakan cara penting untuk mendapatkan
keuntungan lebih bagi perusahaan. Keselarasan strategi e-business terhadap strategi bisnis
perusahaan mengacu kepada misi, tujuan dan perencanaan e-business yang mendukung dan
didukung oleh misi, tujuan dan perencanaan bisnis perusahan. Kesesuaian ini menghasilkan
integrasi perusahaan disetiap fungsi, unit dan personal yang berfokus kepada daya saing
perusahaan. Pengelolaan e-business adalah masalah penyelarasan hubungan antara bisnis
perusahaan dan infrastruktur e-business yang akan memberikan manfaat berupa peluang dan
kemampuan e-business perusahaan. Setiap komponen pada infrastruktur e-business yang dimiliki
perusahaan akan memberikan efek positif atau negatif pada keselarasan antara strategi bisnis
peruahaan dan strategi e-business. Pada saat ini, aplikasi teknologi informasi bukan hanya untuk
melakukan proses terhadap data atau menyediakan laporan informasi kepada manajemen.
Perusahaan dapat menggunakan aplikasi teknologi informasi untuk memperoleh keunggulan
kompetitif, menghasilkan peluang bisnis baru, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,
meningkatkan kualitas layanan dan produk serta mengintegrasikan supplier dan operasional
pelanggan. Beberapa studi menunjukkan bahwa infrastruktur e-business memungkinkan
perusahaan untuk membangun aplikasi yang akan sangat mendukung tujuan bisnis perusahaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi menuntut perusahaan untuk
menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya. Teknologi Informasi sebagai tulang punggung
manajemen supply chain, konsep manajemen supply chain tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan teknologi informasi (TI). Konsep menajemen supply chain memperlihatkan
adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan yang terkait di dalam sebuah system
bisnis. Semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam rantai tersebut, akan semakin kompleks
strategi pengelolaan yang perlu dibangun. Dalam konteks bisnis, internet membawa dampak
transpormasional yang

menciptakan paradigma baru dalam berbisnis, berupa digital marketing atau nternet marketing
(cyber marketing, electronic marketing). Istilah internetisasi mengacu pada proses sebuah
perusahaan terlibat dalam aktivitas-aktivitas bisnis secara elektronik (e-commerce atau e-bisnis),
khususnya dengan memanfaatkan internet sebagai media, pasar, maupun infrastruktur penunjang.

3.2 Saran
Berbisnis antar manusia diberbagai dunia menjadi alasan utama berkembanganya perdagangan 
melalui media elektronik, seperti banyaknya shop-shop online. Melalui akses jaringan dan 
teknologi komputer. Dalam melakukan perdagangan melalui jaringan elektronik kita harus
memperhatikan biaya penerapan, masalah keamanan, dan kemampuan atau ketersediaan
perangkat lunak.
  
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Pengantar Sistem
Informasi Manajemen.  FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)  
http://lusiwulandari69.blogspot.com/2013/10/makalah-menggunakan-teknologi-informasi.html
http://nafisahssi.blogspot.com/2014/12/perencnaan-dan-pengembangan-e-business.html

Anda mungkin juga menyukai