Nama:
1. Aninda Dian L. (08200180007)
2. Azmy Lutfhiyah Z. (082001800011)
3. Gabriela Galuh A. (082001800025)
4. Hamzah Husni Al Hakim. (082001800028)
5. Nadhilah Hirzi S. (082001800044)
Nama Dosen:
Hernani Yulinawati, S.T, MURP.
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebisingan atau bising dapat didefinisikan sebagai bunyi atau suara yang tidak
diinginkan oleh penerima, dalam prosesnya bising dapat mengganggu konsentrasi,
mengalihkan perhatian, dan dapat berdampak negatif dalam kegiatan sehari-hari
misalnya kerja, istirahat, hiburan atau belajar.
Kepmenaker No. 51 Tahun 1999 memberikan pengertian mengenai kebisingan
sebagai seluruh jenis suara atau bunyi yang tidak diharapkan yang bersumber baik dari
suatu proses alat-alat produksi maupun peralatan kerja pada tingkat tertentu yang dapat
mendorong terjadinya gangguan pendengaran.
Ada 3 faktor yang menyebabkan sebuah suara secara psikologis dianggap bising,
yaitu volume (dB), perkiraan, dan pengendalian. Selama gelombang-gelombang suara
itu tidak dirasakan mengganggu manusia, maka namanya bunyi (voice) atau suara
(sound)., dan dinamakan bising atau berisik (noise) jika gelombang-gelombang suara
tersebut dirasakan sebagai gangguan. Karena bising tidak dikehendaki, maka sifatnya
adalah subyektif dan psikologik. Bersifat subyektif karena tingkat kebisingan yang
diterima seseorang sangat bergantung pada yang bersangkutan (Bell et. al., 2001).
3
Menurut Lintong (2009), efek bising terhadap pendengaran dapat dibagi menjadi
tiga kelompok, yakni trauma akustik, perubahan ambang pendengaran akibat bising
yang berlangsung sementara, dan perubahan ambang pendengaran akibat bising yang
berlangsung permanen. Pajanan bising intensitas tinggi secara berulang dapat
menimbulkan kerusakan sel-sel rambut organ Corti di telinga dalam. Jika hal ini terus
berlanjut akan menyebabkan ketulian atau disebut dengan Gangguan Pendengaran
Akibat Bising (GPAP) atau Noise Induced Hearing Loss (NIHL).
Untuk mencegah dampak negatif yang nantinya akan diterima oleh pekerja akibat
bising. Perlu adanya pengendalian bising dari sumber, penjelasan mengenai
pengendalian bising di sumber akan dijabarkan di bab selanjutnya.
4
BAB III
PEMBAHASAN
4. Gantikan penerapan gaya benturan kecil selama periode waktu yang lama
5
Mengurangi kecepatan dari mesin mekanika dapat mengecilkan kebisingan.
1. Keselarasan
2. Penghalusan
3. Keseimbangan
4. Eksentrik
Sistem yang dirancang untuk pengopreasian yang tenang akan menggunakan fitur
berikut:
• Pengembangan/pelebaran bagian
6
Secara umum, semakin besar bagian yang bergetar dari kekuatan struktural
permukaan. Ini dapat dilakukan dengan membuat bagian lebih kecil,
menghilangkan bahan berlebih, atau dengan memotong bukaan, slot, atau perforasi
di bagian tersebut. Misalnya, mengganti pelindung pengaman lembaran-logam
yang besar dan bergetar pada mesin dengan pelindung yang terbuat dari anyaman
kawat dari jaring logam menghasilkan pengurangan kebisingan yang substansial
karena pengurangan drastis pada area permukaan bagian tersebut.
Mesin yang digunakan dapat dibuat menjadi kedap suara (dengan sedikit
perubahan desain) dan dapat juga ditambahkan item penyerap suara. Mengurangi
emisi kebisingan dapat dilakukan dengan:
f. Menyediakan Peredam
Insertion loss adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan performa dari
suatau peredam. Insertion loss adalah perbedaan antara dua tingkat tekanan suara
7
yang diukur pada titik yang sama di ruang sebelum dan setelah peredam
dimasukkan.
Salah satu sumber utama kebisingan mesin adalah getaran struktural yang
disebabkan oleh rotasi bagian-bagian yang kurang seimbang, seperti kipas, roda
terbang, katrol katrol, poros, dan sebagainya. Langkah-langkah yang digunakan
untuk memperbaiki kondisi ini melibatkan penambahan penyeimbang ke unit yang
berputar atau menghilangkan beberapa bobot dari unit.
Mesin yang telah dirancang dengan baik namun tidak dirawat dengan baik
dapat menjadi sumber kebisingan yang serius. Pembersihan umum dan pelumasan
semua bagian yang berputar, bergeser, atau bertautan pada titik kontak.
8
Karena benda atau permukaan yang bergetar memancarkan suara, penerapan
bahan apa pun yang mengurangi atau menahan gerakan getaran benda itu akan
mengurangi keluaran suaranya. Tiga tipe dasar dari bahan redaman getaran
pemulihan tersedia:
Lubang kecil pada struktur yang kedap suara dapat mengurangi efektivitas
langkah-langkah pengendalian kebisingan.
9
Menurut Cahyana (2018), beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan
bising lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian sumber.
Cara ini sangat efektif dan ekonomis contohnya bising akibat getaran orang
yang berjalan dapat direduksi dengan melapisi lantai dengan karpet atau gabus.
2. Penataan kota.
Perkembangan kota, terutama transportasi banyak menimbulkan masalah
kebisingan. Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan penataan kota yang
dapat mengurangi kebisingan sampai batas yang diizinkan.
3. Perencanaan lokasi bangunan.
Diupayakan ada pengelompokan lokasi bangunan sesuai dengan fungsinya.
Lokasirumah sakit, sekolah, kantor, hendaknya jauh dari jalan raya, daerah
industri dan bandar udara atau terminal.
4. Rancangan arsitektur dan struktur bangunan.
Pengendalian bising ruangan, perlu memikirkan fungsi ruang dan lokasinya.
Ruang istirahat hendaknya ditempatkan pada daerah yang tenang. Kekuatan,
tebal dan jenis lantai dan dinding juga perlu mendapat perhatian karena
mempengaruhi transmisi suara. Pada dasarnya, semua bahan bangunan dan
lapisan permukaan mempunyai kemampuan menyerap bunyi dalam taraf
tertentu.
10
tingkat kebisingan area kerja, pemeriksaan kesehatan atau medical check up secara
berkala.
a. Pemilihan site atau lokasi fasilitas pendidikan dioptimalkan pada daerah dengan
kepadatan penduduk rendah dan diusahakan tidak pada pusat ekonomi,hal ini karena
mengurangi kepadatan lalulintas yang ada dikawasan tersebut yang akan menambah
intensitas kebisingan lingkungan.
b. Pengendalian kebisingan interior, efektif dilakukan dengan perancangan organisasi
ruang yang mempertimbangkan fungsi dan tingkat kebisingan yang diijinkan untuk
fungsi bersangkutan. ruang yang membutuhkan ketenangan ditempatkan paling jauh
dengan sumber kebisingan dan demikian juga sebaliknya.
c. Pengendalian eksterior dapat dilakukan dengan menggunakan penghalang dan atau
barier bising, memperluas sempadan bangunan, meletakan bangunan yang
membutuhkan ketenangan pada posisi terjauh dari sumber kebisingan lingkungan
yang ada. Selain itu dapat menggunakan parfum akustik yang berupa gemericik air
untuk menyamarkan kebisingan lingkungan yang terjadi.
11
Mengurangi
Dampak Kekuatan
Mengurangi
Kecepatan dan
Tekanan
Mengurangi
Resistensi Gesekan
Mengurangi Area
dengan cara desain
Terpapar
Mengurangi
Kebocoran Bising
Mengisolasi dan
Meredam Faktor
Getaran
Menyeimbangkan
Bagian yang
Berputar
Mengurangi
Resistensi Gesekan
Menutup Kebocoran
Bising
Melakukan
Perawatan Rutin
12
BAB IV
SIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Bell, P.A. 2001. Environmental Psychology. Harcourt Brace College Publisher. Forth Worth.
Handoko, Jarwa Prasetya S. 2010. Pengendalian Kebisingan pada Fasilitas Pendidikan Studi
Kasus Gedung Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta. Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan. Volume 2, Nomor 1. Halaman 32‐42.