DISUSUN OLEH :
DWI CAHYADI
ABDUL AZIZ KHOGER
ZIAH FAUZIAH
Kata Pengantar
November 2012
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pengembaraan Dwi Caka Manunggal ini telah disetujui dan disahkan oleh :
ii
Daftar Isi
iii
BAB IV
Penutup ....................................................................................................... 28
A. Kesimpulan ....................................................................................... 28
B. Saran ................................................................................................. 29
Lampiran ...................................................................................................... 30
iv
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
GEMPA CIC sebagai salah satu organisasi Pecinta Alam dalam melakukan
aktifitasnya di tuntut untuk selalu berkiprah baik di masyarakat maupun di lingkungan
mahasiswa dan akademik itu sendiri.
Oleh karena itu GEMPA selalu melakukan aktivitasnya dengan eksistensinya
untuk mencetak generasi penerus yang nantinya bisa berinteraksi, berimplementasi
serta membawa harum almamater STIMIK CIC Cirebon.
GEMPA CIC dipelopori oleh sekelompok mahasiswa jurusan Teknologi Informasi
yang memilki kesamaan minat terhadap kelestarian alam dan bakti sosial terhadap
lingkungan sekitar sehingga didirikanlah GEMPA CIC pada tangal 1 Januari 2009
dan sampai saat ini GEMPA CIC sudah memiliki tiga angkatan, yaitu :
1. Perintis
2. Panca Raga Buana (PRB)
3. Dwi Caka Manunggal (DCM)
Dalam pelaksanaannya GEMPA CIC Mempunyai kegiatan-kegiatan yg
diantaranya :
1. Program wajib, diantaranya Diksar, Mabim dan Pengembaraan
2. Program kerja, yaitu kegiatan berdasarkan keputusan pengurus yang
menjabat pada masanya.
Oleh sebab itu, sebagai anggota muda diharuskan menempuh jenjang
Pengembaraan sebagai proses mendapatkan nomor pokok anggota sebagaimana
tercantum dalam Hak dan Kewajiban KEWAJIBAN sebagai Anggota Muda yang
disebutkan berkewajiban :
• Mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku
• Mengikuti seluruh rangkaian masa bimbingan (Mabim) yang dilaksanakan oleh
pengurus
• Melaksanakan pengembaraan
• Melaporkan dan mempertanggung jawabkan hasil pengembaraan
• Menjaga nama baik organisasi dan Kampus.
1
Pengembaraan ini merupakan proses inisialisasi anggota dan sebagai
syarat mendapatkan nomor register keanggotaan, serta kelangsungan kaderisasi
pengenalan kepencintaalaman terhadap anggota muda agar tetap menjaga
lingkungan yang ada, menambah loyalitas terhadap individu pada khususnya, dan
pada organisasi yang dijalani pada umumnya.
Semua kegiatan tersebut tercantum dalam program kerja Berdasarkan
program kerja, pada awal September anggota muda diwajibkan melakukan
pengembaraan
B. Landasan Kegiatan
Landasan Idiil : Pancasila
Landasan Konstitusional : UUD 1945
Landasan Operasional : AD/ART dan Program Kerja
C. Nama Kegiatan
Adapun nama dari kegiatan yang telah kami lakukan adalah “Pengembaraan
Angkatan Dwi Caka Manunggal”
D. Tema Kegiatan
“menjadikan generasi penerus yang berkredibilitas serta mempunyai rasa
solidaritas yang tinggi “
2
F. Peserta
Peserta pengembaraan ini adalah anggota muda yang di dampingi oleh anggota
penuh :
Dwi Cahyadi TI 1/3
Abdul Aziz khoger MI 1 TAHUN
Ziah Fauziah SIKA 1/3
Zella Sanfitried TI 1/5
3
BAB II
Laporan Kegiatan
A. Caving
a. Pendahuluan
Tempat kami melaksanakan caving adalah di Goa Cokro yang terletak di
Ponjong,Gunung Kidul dan Goa Cerme di daerah Bantul, Yogyakarta.
Goa Cokro yang terletak di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul ini
merupakan perpaduan antara goa vertikal dengan goa horisontal. Bentukan dasar
dari goa ini yaitu turunan berbentuk sumur setinggi sekitar 20 meter dengan
diameter mulut goa berbentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 2x1 meter.
Bagian dalam goa ini memiliki panjang sekitar 200 meter dengan ujung buntu. Jalan
satu- satunya untuk masuk yaitu melalui lintasan vertikal di mulut goa tersebut.
Dalam kondisi musim kemarau keadaan dalam goa ini kering sedang saat musim
hujan cukup becek dengan sedikit genangan- genangan air karena memang air di
permukaan tanah masuk ke goa ini. Caving di goa Cokro dilksanakan pada tanggal
26 September 2012
Gua Cerme adalah gua peninggalan sejarah yang terletak di dusun Srunggo,
Selopamioro, Imogiri, Bantul atau sekitar 20 km selatan Yogyakarta. Gua Cerme
memiliki panjang 1,5 km yang tembus hingga sendang di wilayah Panggang, desa
Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunungkidul. Untuk mencapai gua, terdapat tangga
4
setinggi 759 m. Goa ini termasuk goa yang panjang dan dalam. Daya tarik utama
wisatawan dari Goa Cerme adalah keindahan stalagtit dan stalagmit serta adanya
sungai bawah tanah. Lantai goa digenangi oleh air tanah dengan rata rata
kedalaman air sekitar 1 hingga 1,5 meter. Goa ini terdiri dari banyak ruangan,
ruangan ini masih sering digunakan oleh warga setempat untuk melakukan ritual-
ritual tertentu. Caving di goa Cerma dilksanakan 1 hari setelah caving di goa Cokro.
b. Materi Caving
Caving atau susur gua adalah kegiatan Pecinta Alam untuk menyusuri gua.
Kegiatan ini juga bisa dikatakan sebagai salah satu olahraga rekreasi. Tantangan
dari olah raga ini tergantung dari gua yang dikunjungi, tapi seringkali termasuk
negosiasi lubang, kelebaran, dan air. Pemanjatan atau perangkakan sering dilakukan
dan tali juga diguanakan di banyak tempat.
Untuk melakukan caving standar perlengkapan yg harus digunakan adalah
1. Cave Helmet
5
Digunakan untuk melindungi kepala dari beneturan dengan batuan di dalam
goa
2. Sepatu Bot
3. Cover all
Untuk melidungi tubuh dari binatang, tumbuhan beracun dan gesekan saat di
dalam gua
4. Head Lamp
6
5. Set SRT (untuk gua vertical)
1. SRT
SRT (Single Rope Technique) atau teknik tali tunggal adalah sebuah teknik naik
dan turun pada sebuah tali. Teknik ini biasa digunakan pada caving khusunya pada
sat akan menjelajahi gua vertikal.
Set SRT
Berikut adalah perlengkapan dalam set SRT
Nama / Gambar Fungsi
1. Sit Harness - Pengaman utama
- Tempat memasangkan alat-alat
lain yang dgunakan saat SRT
4. Descender - Pengaman
7
- Digunakan untuk turun
8
9. Carrabiner Non Screw - Digunakan pada cowstail pendek
- Backup Descender
- Gunakan sit harness, Setel panjang sit harness dan sesuiakan dengan
lingkar pinggul. Gunakan sit harness pada tulang pinggul untuk menghindari
resiko cidera dan rasa sakit. Sediakan jarak untuk memasang MR half moon.
Pastikan setelang memasang MR sit harness akan tetap terpasang kencang.
- Pasangkan MR Half moon, Pasangkan dari sebelah kanan dan dari atas ke
bawah, masukan hanya sebagian sisi dahulu.
9
- Pasangkan croll pada MR, posisi awal adalah crol menghadap depan,
hadapkan croll ke bawah kemudaian masukan lubang bawah pada MR.
- Kunci MR, masukan MR pada sit harness sebelah kiri kemudian kunci
dengan memutar screw sampai rapat.
- Pasangkan foot loop, pasangkann foot lop di tempat yang sma dengan
jumar, kemudian kunci COS
10
Teknik SRT
Secara garis besar teknik dalam SRT ada 3, yaitu Teknik naik, teknik turun
dan teknik pindah tali. Teknik naik dan teknik turun merupakan teknik dasar yang
wajib dikuasai, sedangkan teknik pindah tali merupakan teknik lanjutan namun tetap
harus dipelajari.
a. Teknik naik
Tekhnik yang kami pelajari dan kami gunakan adalah teknik Sit-Stand. Caranya
adalah dengan menggunakan croll yang dikaitkan pada sit harness dan jumar yang
dipasangkan foot loop sebagai pegangan tangan. Cara untuk menaiki talinya adalah
dengan menaikan jumar kemudian injak dan tekan foot loop bersamaan samapi
posisi berdiri. setelah itu ambil posisi duduk dengan bergantung pada croll, jangan
biarkan jumar terbebani kemudian naikan kembali jumar.
b. Teknik turun
Jika posisi anchor dekat, pasangkan CDNS yang terdapat cowstail pendek ke
carrabiner anchor sebagai pengaman. Pasangkan tali pada descender sesuai
petunjuk yang terdapat pada descender kemudian kunci. Gunakan sebuah COS
sebagai backup kuncian descender. Injak foot loop untuk melepaskan croll dari tali
dan cowstail pendek dari anchor. Bergantung pada descender, setelah jumar tidak
terbebani lepaskan jumar. Langkah terakhir adalah lepaskan kuncian descender
kemudian turun secara perlahan samapai kaki menyentuh tanah dan dalam keadaan
jongkok.
c. Pindah tali
Pasangkan cowstail pendek pada anchor kemudian pindahkan jumar dan croll ke
tali berikutnya. Naik seperti biasa sampai cowstail tidak terbebani. Lepaskn cowstail
dan lanjutkan menaiki tali.
Prosedur SRT
Sebelum menggunakan set, hal pertama yang dilakukan adalah checklist
peralatan. Jika sudah lengkap barulah di gunakan. Checklist kembali dilakukan
sebelum melepaskan set.
11
Dilarang keras melepaskan perlengkapan apa pun saat di dalam goa, karena sangat
beresiko hilang.
Urutan unutk masuk gua dengan menggunakan SRT adalah :
1. Orang pertama (Rigging man)
2. Orang kedua (Second man)
3. Anggota-anggota lain
4. Orang terakhir (Cleaner)
Orang pertama atau rigging men bertugas membuat jalur untuk dituruni oleh anggota
lain
Orang keduar atau second man bertugas memerikasa jalur yang telah dibuat orang
pertama, apakah safety untuk dilewati anggota lain.
Orang terakhir bertugas melepas alat saat naik.keluar goa.
b. Jumar/croll tegang
adalah jumar/croll yang selalu terbebani sehingga tidak memungkinkan untuk
dilepas.
Penyebabnya adalah pemasangan set yang kurang pas atau pengguna yang terlalu
lelah
Solusinya adalah dengan menekan pengunci pada jumar/croll dari bagian atas.
Jika pengguna sudah tidak mampu menopang diri pada tali untuk melepaskan
jumar/croll maka dibutuhkan tindakan rescue.
12
2. Mapping
Definisi Mapping (Pemetaan Gua) adalah gambaran perspektif gua yang
diproyeksikan keatas bidang datar yang bersifat selektif dan dapat dipertanggung
jawabkan secara visual dan matematis
Perlengkapan yang digunakan untuk melakukakn mapping adalah
- Kompas
- Klinometer
- Meteran
- Alat tulis lengkap
Saat pengembaraan materi mapping yang diterima adala Pengambilan Data kondisi
goa.
Dalam pengambilan data dilapangan kita cukup mengisi table data yang telah
kita siapkan sebelumnya.
- Keterangan :
- From : Nama Stasiun Awal
- To : Nama Stasiun Akhir
- L ( m ) : Jarak Tiap Stasiun
- Alpha ( ° ) : Besar Azimuth Lorong/Besar Sudut Kompas
13
- Beta ( ° ) : Besar Sudut Elevasi/Besar Sudut Yang dihasilkan Oleh Klinometer
- Kiri : Jarak Dari Stasiun Ke Dinding Kiri Gua
- Kanan : Jarak Dari Stasiun Ke Dinding Kanan Gua
- Atas : Jarak Dari Stasiun/Point Ke Plafon Gua
- Bawah : Jarak Dari Stasiun/Point Ke Lantai Gua
c. Ornamen-ornamen Goa
Foto Keterangan
Stalagtit
tumbuh dari atap sebuah gua menuju ke bawah yang
terbentuk karena adanya rekahan kecil pada tubuh
batu gamping yang memungkinkan terjadinya tetesan
air yang mengandung larutan kalsium karbonat.
Stalagmit
Stalagtit akan mengeluarkan tetesan air. Tetesan
yang berlebih dalam kurun waktu ribuan tahun akan
terakumulasi ke lantai dan membentuk stalagmit
14
Flowsone
Terbentuk selama milayaran tahun yang disebabkan
berjuta tetes air yang mengalir menyelubungi
bongkahan batu di dalam gua.
Drapery (gorden)
Ornamen ini dinamakan seperti ini karena ornamen ini
memiliki tampilan yang hampir sama dengan
namanya. Terbentuk dari tetesan air yang mengalir
pada dinding gua.
Helectit
Ukuran dari ornamen ini kecil dan terkesan tidak
beraturan. Terkadang cabangnya melintir ke segala
arah. Helectit terbentuk dari tetesan air yang mengalir
melalui alur kecil sebagai akibat gaya kapiler
15
Kanopi
Hampir sama dengan flowstone, bentujnya
menyerupai sebuah parasut. Pada bagian bawah
biasanya menyerupai ornamen gorden atau flowstone
Lantai Kapur
Ornament ini Berwarna putih dan mengkilap. Kerlap
kerlip yang terdapat pada lantai kapur adalah
kompulan mineral yang telah mengendap dan menjadi
batu.
Column (pilar)
Terbentuknya ornamen ini terjadi ketika stalagtit yang
berasal dari atap gua menyambung dengan stalagmit
yang berasal dari lantai gua yang kemudian
membentuk seperti pilar
16
d. Hewan dalam Goa
Foto Keterangan
Amplipigi
Adalah sejenis serangga berwarna hitam yang hanya
ada di dalam goa. Makhluk ini termasuk yang kurang
aktif bergerak.
Jangkrik Goa
Perbedaan dengan jangkrik darat adalah sungutnya
yang sangat panjang yang berfungsi sebagai sensor
dalam gelap
B. Pendakian
a. Pendahuluan
Gunung yang kami daki adalah Gunung Merbabu Jawa Timur, Ketinggian
gunung ini adalah 3.142 mdpl. Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang
kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus
diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun
homogen (hutan tumbuhan runjung, yang tidak cukup mendukung sarana bertahan
hidup atau survival), serta ketiadaan sumber air. Nama "merbabu" berasal dari
gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama in sesuai dengan keadaan
lintasan yang sangat berdebu.
Kami melakukan pendakian selama 3 hari yaitu sejak tanggal 29 -30
September 2012. Jalur yang kami daki adalah melalui jalur Wekas, Magelang, Jawa
Tengah.
17
b. Menejemen Perjalanan
Sistem keberangkatan menggunakan system pembagian kelompok, yaitu tim
Advance dan kelompok peserta. Tim inti yang paling berperan adalah tim advance
sedangkan kelompok peserta tidak mendapatkan tugas papun hanya bertanggung
atas barang bawaan pribadinya. Tim Advance terdiri dari 4 orang panitia yang
bertugas
- Mendirikan tenda
- menyiapkan konsumsi
- Melaporkan keadaan lintasan
Keberangkatan dari pos 1 atau base camp adalah pukul 08.45 dan
ddirencanakan sampai di pos 3 adalah pukul 17.00. Saat sampai di pos 3, tenda dan
konsumsi sudah disiapkan oleh tim advance setelah itu peserta beristirahat sampai
esok hari.
Hari berikutnya pendakian dilanjutkan pukul 03.00 dini hari menuju puncak
Kenteng Songo dan diharapkan dapat melihat puncak. Sampai di puncak Kenteng
songo adalah pukul 05.10 kemudian perjalanan menuju puncak Triangulasi pukul
06.30 dan turun menuju pos 3 yaitu pukul 07.00.
Perjalanan turun menuju base camp dimulai pukul 11.00 dengan perkiraan
waktu perjalanan paling lambat 3 jam.
18
Berikut adalah perlengkapan yang dibawa oleh peserta,
Perkap Peserta
1. Pakaian ganti
2. Baju hangat
3. SB (Sleeping Bag) / selimut.
4. Sepatu / sandal gunung
5. Sarung tangan + kaos kaki
6. Tas
7. Alat ibadah
8. Alat mandi
9. Alat makan anti pecah
10. Obat Pribadi
11. Makanan ringan + air mineral
12. Ponco
13. Senter
14. Kartu identitas (KTP/KTM/SIM)
Dan berikut ini adalah ini adalah rundown kegitan yang dibuat oleh panitia.
Jadwal PENMAS HANCALA Gunung Merbabu Via Wekas Tanggal 28-30 September
2012
19
12.00-15.00 Perjalanan menuju Kepala regu
basecamp
15.00-16.00 Istirahat, bersih-bersih harini
diri dan pengkondisian
16.00-18.00 Perjalan menuju santi
HANCALA
20
C. Rundown Kegitan Pengembaraan
Hari,
Watu Keterangan
Tanggal
Sabtu, 23 19.20 WIB Berangkat dari Gempa menuju terminal
September 21.30 WIB Pemberangkatan menuju Yogyakarta
01.40 WIB Istirahat di Jawa Tengah
06.15-07.00
Sampai di Terminal Giwangan Yogyakrta
WIB
07.00-08.30
Santap pagi
WIB
08.30-08.45 Menuju UNY menggunakan TJ dari halte
WIB Terminal Giwangan trayek 3A
Minggu, 24
08.45-09.30
September Transit di halte kehutanan trayek 2A
WIB
2012
09.30 WIB Sampai di Markas Hancala
09.30 – 14.10
Istirahat
WIB
14.10 – 18.30
Simulasi SRT (Single Rope Tecnique)
WIB
18.30-20.30
ISHOMA
WIB
06.30 WIB Bangun Pagi
08.00-11.30
Briefing dengan Kabid Caving Hancala
WIB
11.30-12.00
ISHOMA
WIB
Senin, 25
12.00-17.50
September Simulasi SRT (Single Rope Tecnique)
WIB
2012
17.50-18.30
ISHOMA
WIB
18.30-22.00
Briefing penentuan tempat tujuan
WIB
23.00 WIB Istirahat
Selasa,26 05.30 WIB Bangun pagi
21
September 10.30-11.30
Mengunjung mapala MADAWIRNA UNY
WIB
11.30-14.00
ISHOMA
WIB
Keliling mapala untuk peminjaman alat
14.00-16.30
(CARAVAN, PALAWA, MADAPALA,
WIB
MAPALASKA)
16.30-18.00
Packing alat
WIB
18.00-20.00 Perjalanan menuju goa COKRO gunung kidul
WIB Yogyakarta
20.00-21.00
Registrasi & perizinan masuk goa
WIB
21.00-22.00
Makan malam
WIB
22.00-23.00
Ormed & cheking peralatan
WIB
23.00-03.00
Explorasi & pemetaan goa
WIB
03.00-05.30
Keluar dari gua
WIB
05.30-07.00
Istirahat
WIB
07.00-08.30
Packing alat
WIB
08.30-09.50
Perjalanan menuju markas HANCALA
WIB
09.50-13.45
Istirahat
WIB
13.45-18.00
Pencucian alat-alat caving
WIB
18.00-20.30
ISHOMA
WIB
20.30-02.00
Wisata malam
WIB
22
05.00 WIB Bangun pagi
05.00-15.30
Kegiatan Pribadi
WIB
15.30-16.00 Ke stasiun untuk memesan tiket kepulangan
WIB menuju Cirebon
16.00-17.00
TM pendakian massal HANCALA
WIB
Rabu, 27 17.00-18.00
Berangkat menuju goa CERME
september WIB
2012 18.00-19.00 Konstribusi pendaftaran masuk goa & persiapan
WIB masuk goa
19.00-21.20
Masuk goa CERME
WIB
21.20 WIB Keluar darii goa
21.20-22.40
Perjalanan menuju markas HANCALA
WIB
22.40 WIB Istirahat
05.00 WiB Bangun pagi
07.00-09.00
Makan pagii
WIB
Pembagian tugas
09.00-11.30
- Belanja logistic
WIB
Packing perlengkapan pendakian
11.30-15.00
Pembersian alat caving
WIB
Kamis, 28
15.00-16.30 Pengembalian alat-alat ke mapala (CARAVAN,
September
WIB MAPALASKA dan MADAPALA)
2012
16.30-19.30
Pemberangkatan ke bescamp pendakian
WIB
19.30 WIB Sampai di bescamp pendakian merbabu
19.30-21.00
Cheking perlengkapan
WIB
21.00-22.00
Briefing & pembagian kelompok pendaki
WIB
22.00 WIB Istirahat
23
05.00 WIB Bangun pagi
07.00-08.00 Makan pagi
08.00-08.45 Packing
08.45-15.30
Pemberangkatan menuju post 2
WIB
Jumat, 29
15.30-17.30
september Menuju post 3
WIB
2012
17.30-18.30
Istirahat &makan
WIB
19.00-21.00
Share and fun
WIB
21.00 WIB Istirahat
03.00 WIB Bangun pagi
03.00-03.30
Packing menuju puncak
WIB
03.30-05.10 Perjalanan menuju puncak “khenteng songo”
WIB merbabu
05.10-06.30
Menikmati keindahan puncak
WIB
06.30-07.00
Menuju puncak “triangulasi” merbabu
WIB
07.00- 08.00
Turun menuju post 3
Sabtu, 30 WIB
september 08.00-09.15
Istirahat
2012 WIB
09.15-09.45
Makan Pagi
WIB
09.45-11.00
Bongkar tenda dan packing perlengkapan
WIB
11.00 – 11.30
Menuju Pos 2
WIB
11.30-11.45
Istirahat
WIB
11.45-13.15
Menuju Base Camp
WIB
24
13.15-17.00
Isoma
WIB
17.00-19.00
Menuju UNY
WIB
19.00-~ Isoma
~ - 20.00 WIB FREE
1 Oktober 20.00-24.00 Share n Fun dengan Senior dan Anggota
2012 WIB Hancala
24.00 - ~ Istirahat
05.00 WIB Bangun pagi
06.00-09.00
Jalan pagii
WIB
09.00-11.00
Packing
WIB
2 Oktober 11.00-15.00 -cari cenderamata
2012 WIB -keliling mapala minta stempel
Sarasehan, pelepasan antara HANCALA
15.00-16.00
dengan GEMPA
16.00-16.30 Menuju stasiun lempuyangan Yogyakarta
16.50-23.00
Perjalanan menuju Cirebon
WIB
25
BAB III
Laporan Keuangan
26
TOTAL PENGELUARAN Rp 1.265.100
Pemasukan
1 Swadaya peserta 4 orang @Rp 150.000 Rp 600.000
2 Kas Rp 150.000
3 Lembaga kampus STIMIK CIC Rp 575.000
TOTAL PEMASUKAN Rp 1.325.000
27
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Pengembaraan berubah tujuan yang awalnya caving di Goa Jomblang menjadi
Caving Di Goa Cokro dan Goa Cerme dan dan diakhiri pendakian ke Gunung
Mernbabu dan dilaksanakan selama 7 hari sejak tanggal 23 – 30 September 2012.
Caving adalah kegiatan Pecinta Alam yang saat ini sudah diminati sebagai
olahraga dan reksreasi.
Goa Cokro terletak di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul merupakan
perpaduan antara goa vertikal dengan goa horisontal. Bentukan dasar dari goa ini
yaitu turunan berbentuk sumur setinggi sekitar 20 meter dengan diameter mulut goa
berbentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 2mx1m dan bagian dalam
panjangnya sekitar 200m.
Gua Cerme terletak di dusun Srunggo, Selopamioro, Imogiri, Bantul. Merupakan
goa dengan sungai bawah tanah dengan kedalaman 1m hingga 1,5m. Daya tarik goa
ini adalah ornament yang terdapat di dalamnya cukup lengkap.
Untuk caving goa vertical diperlukan kemampuan untuk melakukan SRT atau
Teknik Tali Tunggal. Dalam SRT terdapat tiga teknik yaitu naik, turun dan pindah tali.
Mapping (Pemetaan Gua) adalah gambaran perspektif gua yang diproyeksikan
keatas bidang datar yang bersifat selektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara
visual dan matematis.
Gunung Merbabu (3.145 mdpl) populer sebagai ajang kegiatan pendakian karena
medannya tidak terlalu berat namun tetap berpotensi bahaya karena udaranya yang
sangat dingin, kabul yang tebal dan sedikitnya sumber air. Jalur pendakian Merbabu
sangat berdebu, sesuai dengan namanya yang berasal dari kata Meru (gunung) dan
abu (debu). Merbabu memliki beberapa puncak yaitu Puncak Menara, Puncak
Syarief, Puncak Kenteng Songo dan Puncak Triangulasi.
28
B. Saran
- Untuk pengembaraan berikuynya persiapan harus lebih matang baik dari segi
administrasi, materi, fisik dan mental agar semua dapat berjalan sesuai
rencana
- Caving goa vertical memerlukasn simulasi minimal 1 minggu untukmengurangi
resiko saat caving
- Saat pendakian ke gunung merbabu disarankan menggunakan masker
karena kondisinya yang berdebu dan membawa banyak tempat air.
29
Lampiran
30