ANGGARAN DASAR
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
PERIODE : 2016 - 2021
MUKADIMAH
Bahwa pembangunan nasional yang sedang dicanangkan Bangsa Indonesia merupakan upaya segenap
potensi bangsa dalam mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan Republik Indonesia menuju masyarakat
Indonesia yang adil dan sejahtera lahir maupun batin berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Bahwa sebagai bagian dari potensi bangsa, pekerja Indonesia menempati posisi dan peran yang penting
dan strategis yaitu sebagai pelaku aktif pembangunan nasional khususnya sebagai sumber daya manusia
yang menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi dan industri. Untuk dapat menjalankan peran
dan tanggung jawabnya terutama agar mampu menjawab tuntutan dan tantangan masa depan kaum
pekerja perlu bersepakat dan meneguhkan tekad untuk terus berikhtiar meningkatkan kwalitas keahlian,
pengetahuan dan ketrampilan disiplin dan etos kerja serta tanggung jawab sesuai dengan ilmu dan
tekhnologi agar mampu memperjuangkan kepentingan pekerja dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
Bahwa untuk mencapai efektifitas peranan kaum kerja diperlukan wadah dan sarana untuk berperan
serta dan berprestasi, yaitu suatu organisasi serikat pekerja yang tangguh, kuat dan berwibawa, yang
dibangun dari, oleh dan untuk pekerja secara bebas dan demokrasi dengan mengacu pada semangat
Deklarasi pembentukan Serikat Pekerja Metal Indonesia yang dicetuskan tanggal 6 Februari 1999 dan
ikrar kebulatan tekad membentuk suatu model gerakan serikat pekerja dari tingkat paling bawah yang
tergabung dalam Serikat Pekerja Metal Indonesia.
Atas dasar pandangan dan pemikiran kedepan disertai rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai bangsa
dan pekerja Indonesia, maka disusunlah organisasi ini secara nasional berdasarkan lapangan pekerjaan
dan sektor industri sejenis sesuai dengan Anggaran Dasar sebagai berikut :
BAB I
BENTUK, NAMA, SIFAT, AZAS DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
BENTUK
Organisasi ini berbentuk Gabungan Serikat Pekerja lapangan pekerjaan dan industri sejenis yang
merupakan Serikat Pekerja Anggota (SPA) di Tingkat Nasional.
Pasal 2
NAMA
Organisasi ini bernama SERIKAT PEKERJA LOGAM Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia di singkat
SPL – FSPMI.
Pasal 3
SIFAT
Organisasi ini adalah organisasi pekerja yang bersifat Demokratis, Representative, Independent,
Profesional, Fungsional, Bebas dan Bertanggung jawab.
1
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 4
AZAS
Pasal 5
KEDUDUKAN
BAB II
KEDAULATAN DAN AFILIASI
Pasal 6
KEDAULATAN ORGANISASI
1. Kedaulatan tertinggi organisasi berada pada anggota dan dilakukan sepenuhnya melalui forum
permusyawaratan menurut tingkatan organisasi;
2. Tata Laksana Permusyawaratan organisasi sebagaimana ayat 1 pasal ini, diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi SPL – FSPMI.
Pasal 7
AFILIASI ORGANISASI
Organisasi ini bergabung sebagai Serikat Pekerja Anggota dalam Federasi Serikat Pekerja Metal
Indonesia.
BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 8
FUNGSI
1. Sebagai wahana pembinaan pekerja pada lapangan pekerjaan Logam untuk berpartisipasi dalam
peningkatan disiplin, etos kerja, serta produktifitas kerja;
2. Sebagai pendorong dan penggerak anggota, dalam mensukseskan program kerja organisasi secara
menyeluruh;
3. Sebagai wahana peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya;
4. Sebagai wahana pelindung, pembela dan memperjuangkan hak-hak serta kepentingan pekerja dan
keluarganya.
Pasal 9
TUJUAN
1. Turut berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan menjalankan
UUD 1945 beserta amandemennya;
2. Menghimpun dan menyatukan kaum pekerja sektor Industri logam atau lapangan pekerjaan sejenis
serta mewujudkan rasa kesetiakawanan dan solidaritas diantara sesama kaum pekerja;
2
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
3. Mewujudkan kehidupan dan penghidupan pekerja Indonesia yang layak sesuai dengan
kemanusiaan yang adil dan beradab dengan cara melindungi, membela dan mempertahankan hak-
hak dan kepentingan kaum pekerja;
4. Mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan kaum pekerja dan keluarganya serta
memperjuangkan perbaikan taraf hidup, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja;
5. Meningkatkan produktifitas kerja dalam rangka mensukseskan Pembangunan Nasional;
6. Memantapkan pelaksanakan Hubungan Industrial guna terciptakannya ketenangan kerja dan
ketenangan usaha serta mendorong produktifitas untuk pengembangan usaha atau kelangsungan
perusahaan.
Pasal 10
USAHA
BAB IV
PANJI, LAMBANG DAN LAGU
Pasal 11
PANJI
Disamping Bendera Merah Putih sebagai Bendera Nasional,Panji Federasi Serikat Pekerja Metal
Indonesia, Organisasi ini mempunyai Panji Serikat Pekerja Logam dengan warna dasar putih serta
lambang Organisasi.
Pasal 12
LAMBANG
3
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 13
LAGU
Organisasi ini mempunyai lagu Mars Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia dan
Mars Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 14
ANGGOTA
1. Yang dapat diterima menjadi anggota ialah semua pekerja warga negara Indonesia yang bekerja
pada sektor Industri Logam dan wajib mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SPL –
FSPMI;
2. Pengurus dan staff serta aktifis Perangkat Organisasi SPL – FSPMI.
Pasal 15
HAK – HAK ANGGOTA
Pasal 16
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Organisasi serta
Peraturan-peraturan Organisasi;
2. Membela dan menjunjung tinggi nama Organisasi;
3. Membayar Uang Pangkal, Iuran dan Uang Konsolidasi;
4. Turut aktif dalam melaksanakan Keputusan-keputusan Organisasi;
5. Menghadiri dan mengikuti Rapat, Pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan yang diadakan
Organisasi.
Pasal 17
RUANG LINGKUP
4
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 18
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 19
KEPENGURUSAN
1. Pada tingkat Nasional dipimpin Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja
Metal Indonesia disingkat PP SPL – FSPMI;
2. a. Pada tingkat Kabupaten/Kotamadya atau yang dipersamakan dipimpin oleh Pimpinan
Cabang Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, disingkat PC SPL –
FSPMI;
b. Dalam hal di suatu Kabupaten / Kotamadya belum memenuhi persyaratan terbentuknya PC
SPL – FSPMI sebagaimana diatur Pasal 18 ayat 2, maka PP SPL – FSPMI langsung menjalankan
fungsi dan tugas pembinaan kepada PUK SPL – FSPMI;
c. Khusus untuk propinsi DKI Jakarta dipersamakan dengan tingkat Kabupaten/Kotamadya
dipimpin oleh PC SPL – FSPMI;
d. Dalam hal suatu daerah yang belum terbentuk PC SPL – FSPMI sebagaimana diatur dalam Pasal
18 ayat 2 (dua) dan letak daerahnya berada diluar Pulau Jawa maka kewenangan pembinaan
dan tugas-tugas keorganisasian diserahkan / direkomendasikan kepada Dewan Pimpinan
Wilayah sampai dengan terbentuknya PC SPL – FSPMI.
3. Pada tingkat perusahaan dipimpin oleh Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat
Pekerja Metal Indonesia, disingkat PUK SPL – FSPMI.
BAB VII
WEWENANG ORGANISASI
Pasal 20
WEWENANG ORGANISASI
5
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
8. Membangun hubungan kerjasama dengan lembaga/ instansi lainnya ditingkat nasional dan
regional, yaitu dengan Pemerintah dan Organisasi pengusaha sektor industri logam dengan
sepengetahuan DPP FSPMI;
9. Mengorganisir aksi-aksi dan pemogokan ditingkat regional setelah memusyawarahkan dengan DPP
FSPMI;
10. PUK SPL – FSPMI berwewenang untuk membentuk perwakilan anggota yang selanjutnya disebut
Korlap yang teknis pembentukannya diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 21
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 22
MUSYAWARAH NASIONAL
1. Musyawarah Nasional memegang kedaulatan tertinggi organisasi Serikat Pekerja Logam yang
tidak bertentangan dengan kedaulatan Kongres FSPMI;
2. Musyawarah Nasional diadakan setiap 5 ( lima ) tahun sekali, dihadiri oleh :
a. Utusan DPP FSPMI yang diberi mandat;
b. Para pengurus PP SPL – FSPM;
c. Para pengurus PC SPL – FSPMI;
d. Para utusan PUK SPL – FSPMI yang diberi mandat.
3. Dalam keadaan luar biasa MUNAS dapat dipercepat atau ditunda atas Keputusan RAKERNAS atau
atas permintaan sekurang-kurangnya lebih dari setengah jumlah PUK atau 2/3 ( duapertiga ) jumlah
PC SPL – FSPMI;
4. MUNAS berwenang :
a. Menilai dan mengesahkan Laporan pertanggung jawaban PP SPL – FSPMI;
b. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SPL – FSPMI;
c. Menetapkan Program Kerja Nasional Organisasi sebagai penjabaran Program Umum FSPMI;
d. Membuat rekomendasi Organisasi;
e. Memilih dan menetapkan komposisi kepersonaliaan PP SPL – FSPMI;
f. Membentuk Komisi Verifikasi. ( bila diperlukan).
5. Penyelenggaraan MUNAS :
a. Penyelenggaraan Munas dilakukan oleh PP SPL – FSPMI;
b. Dalam hal penyelenggarakan MUNAS SPL – FSPMI bersamaan dengan penyelenggarkan
KONGRES FSPMI, maka yang di dahulukan ialah penyelenggaran KONGRES FSPMI.
6
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 23
MUSYAWARAH CABANG
Pasal 24
MUSYAWARAH UNIT KERJA
1. Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) diadakan 3 (tiga) tahun sekali dan dihadiri oleh :
a. Para Pengurus Pimpinan Unit Kerja SPL – FSPMI;
b. Anggota dan atau Perwakilan anggota Pimpinan Unit Kerja SPL – FSPMI;
c. Utusan PC SPL – FSPMI yang diberi mandat.
2. Dalam keadaan luar biasa MUSNIK dapat dipercepat atau ditunda atas keputusan RAKERNIK atau
permintaan sekurang-kurangnya 2/3 ( duapertiga ) lebih dari jumlah anggota.
3. Musnik berwenang untuk :
a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban PUK SPL – FSPMI;
b. Menetapkan program kerja Unit Kerja sebagai penjabaran Program Kerja Cabang, dan Program
Kerja Nasional SPL – FSPMI;
c. Memilih dan menetapkan Komposisi kepersonaliaan Pengurus Unit Kerja SPL – FSPMI;
d. Membentuk Komisi Verifikasi (bila diperlukan).
4. Musnik diselenggarakan oleh Pengurus Unit Kerja SPL – FSPMI.
Pasal 25
RAPAT KERJA NASIONAL ( RAKERNAS )
1. Rakernas adalah kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat SPL – FSPMI diantara dua MUNAS.
2. Rakernas dihadiri oleh :
a. Para Pengurus PP SPL – FSPMI;
b. Utusan DPW FSPMI yang diberi mandat;
c. Utusan DPP FSPMI yang diberi mandat;
d. Utusan Pengurus PC SPL – FSPMI yang diberi mandat.
3. Rakernas dipimpin oleh PP SPL – FSPMI;
4. Rakernas diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode kepengurusan dan dilaksanakan
selambat-lambatnya satu tahun sebelum Munas dilaksanakan;
5. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS ) merupakan forum konsultasi, koordinasi dan evaluasi tingkat
nasional dalam rangka keterpaduan dan koordinasi program dan pengembangan organisasi, yang
berwenang untuk :
a. Menilai dan memusyawarahkan laporan kinerja PP SPL– FSPMI;
b. Mengadakan evaluasi program kerja nasional;
c. Merekomendasikan program kerja tahun berikutnya;
7
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 26
RAPAT RUTIN (RATIN)
Pasal 27
RAPAT KERJA CABANG (RAKERCAB)
1. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) merupakan forum konsultasi, koordinasi dan evaluasi tengah (
mid-term evaluation ) tingkat Kabupaten/Kotamadya dalam rangka keterpaduan dan koordinasi
program dan pengembangan organisasi di tingkat Cabang, dan dapat sebagai forum musyawarah
dan memutuskan perlu atau tidaknya MUSCAB Luar Biasa;
2. Rakercab dihadiri oleh :
a. Utusan Pengurus PC SPL – FSPMI;
b. Utusan Pengurus DPW FSPMI;
c. Utusan PUK SPL – FSPMI yang ditetapkan oleh PC SPL – FSPMI.
3. Rakercab dipimpin oleh PC SPL – FSPMI;
4. Rakercab diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode dan dilaksanakan selambat-
lambatnya satu tahun sebelum Muscab.
8
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 28
RAPAT KERJA UNIT KERJA (RAKERNIK)
1. Rapat Kerja Unit Kerja merupakan forum konsultasi dan koordinasi dalam rangka :
a. Penjabaran teknik pelaksanakan program kerja hasil MUSNIK atau efaluasi kinerja organisasi;
b. Menetapkan berbagai keputusan dan kebijaksanaan organisasi yang memerlukan dukungan
anggota secara luas.
2. Rapat Kerja Unit Kerja ( RAKERNIK) dihadiri oleh sebagian atau seluruh anggota yang ditetapkan
oleh PUK SPL – FSPMI;
3. Rapat Kerja Unit Kerja dipimpin oleh PUK SPL – FSPMI;
4. Rapat Kerja Unit Kerja diadakan sekurang - kurangnya sekali dalam 1 (satu ) tahun.
BAB IX
SUSUNAN PENGURUS
Pasal 29
PENGURUS PIMPINAN PUSAT
1. Pengurus Pimpinan Pusat SPL–FSPMI berjumlah sekurang -kurangnya 7 ( tujuh ) orang dan
sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang;
2. a. Pengurus Pimpinan Pusat SPL – FSPMI diatur sebagai berikut :
Dipimpin oleh Seorang Ketua Umum.
Dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) Orang Ketua.
Seorang Sekretaris Umum.
Dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua ) Orang Sekretaris.
Seorang Bendahara Umum.
b. Semua Kegiatan teknis organisasi harian dibawah koordinasi Sekretaris Umum;
c. Sekurang-kurangnya 1 (satu) Orang Sekretaris bekerja penuh waktu (full timer);
d. Sebagai alat kelengkapan organisasi maka pada tingkat PP SPL – FSPMI dibentuk Direktorat di
semua bidang;
e. Sekretaris Umum dan para Sekretaris tidak dapat membuat keputusan diluar keputusan Munas,
Rakernas dan Ratin;
f. Selain oleh Sekretaris Umum, semua surat keluar harus disetujui dan ditandatangani oleh Ketua
Umum atau Ketua yang diketuai oleh Ketua Umum.
3. Pengurus Pimpinan Pusat merupakan pemegang mandat MUNAS secara kolektif sebagai pengelola,
pengendali dan pelaksana kegiatan organisasi sehari-hari.
Pasal 30
PENGURUS PIMPINAN CABANG
9
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
e. Sekretaris dan para Wakil Sekretaris tidak dapat membuat keputusan diluar keputusan Muscab,
Rakercab dan Ratin;
f. Selain oleh Sekretaris, semua surat keluar harus di setujui dan ditandatangani oleh Ketua atau
Wakil Ketua yang diketahui oleh Ketua;
g. Seorang Bendahara.
3. Pengurus Pimpinan Cabang merupakan pemegang mandat MUSCAB secara kolektif sebagai
pengelola, pengendali dan pelaksana kegiatan organisasi sehari-hari.
Pasal 31
PENGURUS PIMPINAN UNIT KERJA
BAB X
SANKSI ORGANISASI
Pasal 32
SANKSI TINDAKAN INDISIPLINER
1. Tindakan indisipliner dapat dikenakan kepada anggota atau pengurus organisasi di semua tingkatan
berupa :
a. Teguran Lisan;
b. Peringatan tertulis;
c. Pemberhentian sementara atau tetap.
2. Bentuk tindakan indisipliner sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 32 Ayat 1, pengaturan, bentuk
dan sifatnya, menjadi kewenangan organisasi satu tingkat diatasnya.
Pasal 33
SANKSI PEMBERHENTIAN DAN PEMBEKUAN
1. Sanksi Pemberhentian dapat dikenakan kepada Anggota atau Pengurus organisasi disemua
tingkatan;
2. Pemberhentian sebagai anggota SPL FSPMI menjadi kewenangan PP SPL FSPMI dengan
memberitahukan kepada DPP FSPMI;
10
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 34
SANKSI PELANGGARAN CHECK OFF SYSTEM
1. Sanksi terhadap pelanggaran CHECK OFF SYSTEM sebagaimana dimaksud pasal 33 ayat ( 4a ) harus
didahului dengan peringatan.
2. Pengaturan peringatan terhadap pelanggaran CHECK OFF SYSTEM tersebut adalah :
a. Lisan apabila tidak membayar CHECK OFF SYSTEM 1 bulan dalam 3 bulan;
b. SP 1 apabila tidak membayar CHECK OFF SYSTEM 2 bulan dalam 6 bulan;
c. SP 2 apabila tidak membayar CHECK OFF SYSTEM 3 bulan dalam 6 bulan;
d. SP 3 apabila tidak membayar CHECK OFF SYSTEM 4, 5 bulan dalam 6 bulan.
e. Pembekuan kepengurusan dan atau pemberhentian permanen terhadap pengurus organisasi
disemua tingkat organisasi dan pemberhentian sebagai peserta perseorangan FSPMI apabila
tidak membayar CHECK OFF SYSTEM lebih dari atau sama dengan 6 bulan dalam 12 bulan.
3. Khusus untuk memberikan sanksi pelanggaran COS sebagaimana diatur ayat 2 tersebut diatas
adalah kewenangan DPP FSPMI.
BAB XI
KEUANGAN
Pasal 35
KEUANGAN
11
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
BAB XII
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 36
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
1. Pergantian antar waktu adalah pergantian seorang atau beberapa orang pengurus yang berhenti
karena meninggal dunia, mengundurkan diri, menjalankan tugas negara atau sesuai ketentuan
pasal 33 anggaran dasar SPL – FSPMI;
2. Pergantian antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan sesuai keputusan rapat
pengurus yang dihadiri oleh anggota pada tingkat masing-masing dan disahkan oleh perangkat
organisasi satu tingkat diatasnya;
3. Pergantian antar waktu khusus untuk jabatan ketua pada masing masing tingkatan organisasi
dilakukan dalam rapat yang diadakan khusus untuk itu, dan dihadiri oleh perangkat organisasi satu
tingkat diatasnya.
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 37
PERATURAN PERALIHAN
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga
SPL – FSPMI.
Pasal 38
PENUTUP
Anggaran Dasar ini disahkan dalam MUNAS SPL – FSPMI dan merupakan Pedoman Organisasi sampai
dengan MUNAS berikutnya :
Ditetapkan di : SURABAYA
Pada tanggal : 08 FEBRUARI 2016
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
12
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
KETENTUAN KEANGGOTAAN
Yang dapat menjadi Anggota adalah semua pekerja warga negara Indonesia yang bekerja di sektor
industri dan lapangan kerja Logam sebagaimana dimaksud dalam BAB V Anggaran Dasar Serikat Pekerja
Logam – Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia.
Pasal 2
CARA – CARA MENJADI ANGGOTA
Pasal 3
KETENTUAN KARTU TANDA ANGGOTA
Pasal 4
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
13
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 5
PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN
BAB II
HAK SUARA
Pasal 6
HAK SUARA DALAM MUNAS
1. Hak suara dihitung berdasarkan jumlah anggota ditiap-tiap pimpinan cabang yang tercatat resmi di
Organisasi dengan ketentuan sebagai berikut :
b. Hak suara dihitung berdasarkan jumlah anggota aktif membayar iuran;
c. Angka pembagi untuk hitung hak suara tersebut adalah 100 ( seratus );
d. Jumlah anggota aktif dibagi jumlah angka pembagi, maka hak suara yang dapat dihitung dua
angka dibelakang koma desimal;
e. Rumus perhitungan hak suara sebagaimana tersebut diatas ditetapkan dalam PO FSPMI.
2. Utusan DPP FSPMI dan PC SPL – FSPMI mendapat 1 (satu) suara.
3. Jumlah hak suara PUK dihitung berdasarkan jumlah anggota yang membayar iuran secara aktif
sesuai ketentuan Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga SPL – FSPMI.
4. Pengurus PP masing-masing memiliki 1 ( satu ) hak suara.
Pasal 7
HAK SUARA DALAM RAKERNAS, RAKERCAB RAKERNIK DAN RATIN
Setiap peserta Rakernas, Rakercab dan Rakernik dan Ratin yang diberi mandat organisasi mempunyai
hak suara.
Pasal 8
HAK SUARA DALAM MUSCAB
1. Hak suara dihitung berdasarkan jumlah Anggota PUK SPL – FSPMI, yang tercatat resmi diinstansi
berwenang dimana 1 – 25 anggota mendapat 1 (satu) suara, selebihnya kelipatannya mendapat 1
(satu) suara dengan maksimal suara 100 suara.
2. Utusan PP SPL – FSPMI mendapat 1 (satu) suara.
3. Jumlah hak suara PUK dihitung berdasarkan jumlah anggota yang membayar iuran secara aktif
sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SPL – FSPMI.
Pasal 9
HAK SUARA DALAM MUSNIK
1. Hak suara dihitung berdasarkan sistem dan mekanisme yang ditetapkan oleh rapat organisasi,
dimana setiap anggota mempunyai satu suara.
2. Utusan PC SPL – FSPMI mendapat 1 (satu) suara.
14
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
3. Jumlah hak suara dihitung berdasarkan jumlah anggota yang membayar iuran secara aktif sesuai
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SPL – FSPMI.
BAB III
SAHNYA MUSYAWARAH DAN CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 10
SAHNYA MUSYAWARAH
Setiap musyawarah sebagaimana diatur dalam BAB II Pasal 6,7,8 dan 9 Anggaran Rumah Tangga ini
dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari seluruh utusan.
Pasal 11
QUORUM SIDANG
Sidang-sidang sah apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua ) jumlah utusan yang hadir.
Pasal 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB IV
TATA KERJA PIMPINAN
Pasal 13
TATA KERJA PIMPINAN SPL – FSPMI
Sistem kerja pimpinan SPL – FSPMI adalah kolektif dengan pengaturan sebagai berikut :
1. Ketua umum dan ketua-ketua ditingkat pusat merupakan pengambilan keputusan dan perumusan
kebijakan secara Nasional.
2. Serkretaris umum dan sekretaris-sekretaris di tingkat pusat merupakan pelaksanakan teknis
berdasarkan keputusan atau kebijakan-kebijakan secara nasional.
3. Ketua dan wakil-wakil ketua di tingkat cabang atau daerah dan tingkat unit kerja, merupakan
perumus kebijakan dan keputusan di tingkat masing-masing yang tidak bertentangan dengan
kebijakan dan keputusan secara nasional.
4. Sekretaris dan wakil-wakil sekretaris di tingkat cabang atau daerah dan tingkat unit kerja
merupakan pelaksanaan tertulis kebijakan dan keputusan di tingkat masing-masing.
5. Bendahara di tingkat masing-masing merupakan pengelola penggali potensi, pengembangan
keuangan organisasi
6. Pembidangan atau pembagian tugas dapat diatur lebih rinci dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 14
PENGESAHAN PIMPINAN SPL – FSPMI
1. Pengesahan dan pembuatan Surat Keputusan Pimpinan dibuat dan dikeluarkan oleh Perangkat satu
tingkat diatasnya.
2. Dalam hal dalam suatu Kabupaten/Kota belum terbentuk Pimpinan Cabang SPL FSPMI maka
pengesahan dan pembuatan Surat Keputusan Pimpinan Unit Kerja dibuat dan dikeluarkan oleh PP
SPL FSPMI.
15
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
Pasal 15
PERANGKAPAN JABATAN
Perangkapan Jabatan di SPL – FSPMI mengacu kepada Anggaran Rumah Tangga Federasi Serikat Pekerja
Metal Indonesia ( ART FSPMI ) Pasal 13.
Pasal 16
PERSYARATAN MENJADI PENGURUS
1. Syarat-syarat untuk menjadi pengurus SPL – FSPMI di semua tingkatan adalah bahwa yang
bersangkutan masih aktif dan tercatat sebagai anggota FSPMI.
2. Mempunyai komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap perjuangan pekerja serta organisasi SPL
FSPMI dan atau yang telah mengabdikan dirinya bagi kepentingan organisasi.
3. Syarat khusus menjadi Ketua adalah :
b. Ketua Umum SPL – FSPMI sekurang-kurangnya pernah menjadi Ketua PC SPL- FSPMI atau
Pengurus PP SPL – FSPMI;
c. Ketua PC SPL – FSPMI sekurang-kurangnya pernah menjadi Ketua PUK SPL – FSPMI atau
pengurus PC SPL – FSPMI;
d. Ketua PUK SPL – FSPMI sekurang-kurangnya pernah menjadi pengurus PUK SPL – FSPMI.
Pasal 17
ALAT KELENGKAPAN PENGURUS
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas SPL – FSPMI di semua tingkatan dapat membentuk alat
kelengkapan pengurus yaitu Direktorat (untuk tingkat PP) dan Biro (untuk tingkat PC) serta Biro dan
Korlap (untuk tingkat PUK) yang meliputi semua bidang sesuai kebutuhan.
BAB V
PEMBERHENTIAN DARI KEPENGURUSAN DAN KEANGGOTAAN
Pasal 18
BERHENTI DARI KEPENGURUSAN DAN KEANGGOTAAN
Pasal 19
PEMBERHENTIAN SEMENTARA PENGURUS
3. Tindakan pemberhentian sementara diambil setelah melalui proses peringatan tertulis sebanyak 3 (
tiga) kali dalam kurun waktu 6 (enam ) bulan.
Pasal 20
PEMBERHENTIAN SEMENTARA ANGGOTA
Pasal 21
PEMBELAAN DIRI
1. Pembelaan diri akibat pemberhentian sementara dan atau pemberhentian tetap dilakukan dalam
Rapat Kerja SPL – FSPMI dimasing-masing tingkatan.
2. Apabila ternyata diadakan pemberhentian sementara dan atau pemecatan tidak terbukti, maka
terhadap yang bersangkutan diadakan rehabilitasi pada waktu Munas / Rakernas / Muscab /
Rakercab / Musnik / Rakernik.
BAB VI
KEADAAN DARURAT
Pasal 22
KEADAAN DARURAT
Dalam keadaan darurat Pimpinan SPL – FSPMI mempunyai wewenang melakukan pemberhentian dan
mengangkat Pengurus sementara Pimpinan SPL – FSPMI, setelah mengadakan koordinasi dan
mendapatkan rekomendasi dari Perangkat Organisasi satu tingkat diatasnya.
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 23
UANG PANGKAL DAN UANG KONSOLIDASI
Pasal 24
UANG IURAN
1. a. Besarnya Uang Iuran anggota adalah minimal 1 ( satu ) % dari Upah Minimum Sektoral di
daerah setempat;
17
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
b. Apabila di daerah tertentu belum diberlakukan ketentuan upah minimum sektoral maka iuran
anggota adalah minimal 1 ( satu )% upah minimum daerah setempat.
2. Uang iuran anggota sistem distribusinya disentralisir ke DPP FSPMI melalui PUK SPL – FSPMI untuk
kemudian didistribusikan kepada Perangkat Organisasi SPL – FSPMI sesuai dengan Anggaran yang
telah disetujui dalam Rapat Pimpinan ( RAPIM ) berdasarkan dari rekomendasi anggaran hasil
kongres.
Pasal 25
PEMBAGIAN UANG IURAN
BAB VIII
LAIN-LAIN
Pasal 26
PERATURAN LAIN-LAINNYA
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan
organisasi SPL – FSPMI.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 27
PENUTUP
18
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
The Empire Palace Hotel- Surabaya, 8 – 9 Februari 2016
DITETAPKAN DI : Surabaya
PADA TANGGAL : 8 Februari 2016
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL V
SERIKAT PEKERJA LOGAM
FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA
19