Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Pada kegiatan kali ini, dilakukan tes buta warna yang dilakukan oleh semua anggota
kelompok sebagai probandus. Tes buta warna dilakukan sebanyak 2 kali, pertama dengan
menggunakan buku Ishihara test 14 plates edition yang dibagikan dan yang kedua menggunakan
softfile digital Ishihara test 24 plates edition yang dibagikan oleh dosen pengampu. Tes buta
warna dilakukan dengan durasi menerka pada setiap lembar tes buta warna sekurang-kurangnya
selama 3 detik pada masing-masing seluruh lembar tes. Hasil dari test buta warna ini kemudian
dituliskan dan data yang didapat akan dianalisis untuk mengetahui probandus yang menderita
buta warna.
Tes pertama menggunakan buku Ishihara test 14 plates edition yang dibagikan pada
masing-masing kelompok. Menurut panduan penggunaan pada buku tersebut, lembar tes buta
warna dapat digunakan untuk mengetahui orang yang mengalami buta warna merah-hijau serta
buta warna total. Penderita buta warna total hanya akan mampu menjawab lembar nomor 1 tetapi
tidak akan mampu menjawab pada lembar seterusnya. Buta warna merah-hijau atau Protanopia
disebabkan oleh tidak adanya fotoreseptor retina merah. Lembar tes nomor 1 dimaksudkan
sebagai "pemanasan" untuk menunjukkan cara kerja dari tes tersebut. Baik orang bermata normal
maupun penderita buta warna akan mampu menjawab dengan benar. Lembar tes pada nomor 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, dan 13 akan mudah diterka oleh probandus dengan mata normal namun
sulit diterka oleh probandus penderita buta warna merah-hijau. Lembar 12 dan 13 dapat
menentukan apabila seseorang menderita buta warna, buta warna yang dialami adalah buta
warna protanopia atau buta warna deutanopia, serta dapat ditentukan tingkatan keparahannya
ringan atau berat. Lembar tes pada nomor 9 adalah objek abstrak yang tidak akan mampu diterka
oleh probandus mata normal, namun pada probandus penderita buta warna merah-hijau, mereka
akan melihat objek angka "2" pada lembar 9. Objek tes pada nomor 11 dan 14 memerintahkan
agar probandus menunjuk lekukan garis dari satu titik X ke titik X yang lain. Probandus dengan
mata normal akan mampu mengikuti lekukan garis tersebut sedangkan probandus penderita buta
warna merah-hijau tidak akan mampu.
Pada tes buta warna pertama yang menggunakan buku Ishihara test 14 plates edition,
para probandus mampu menerka dengan benar semua objek pada nomor selain pada lembar
nomor 9. Pada lembar nomor 9, objek yang terlihat pada mata normal terlihat abstrak sehingga
para probandus yang dengan mata normal tidak akan mampu menerka objek apakah pada lembar
nomor 9. Pada lembar nomor 11 dan 14, para probandus mampu mengikuti lekukan garis dari
satu titik X pada titik X yang lain. Dengan demikian, menurut tes buta warna pertama, para
probandus tidak ada yang menderita buta warna.
Tes kedua menggunakan softfile Ishihara test 24 plates edition yang dibagikan pada
masing-masing kelompok. Menurut panduan penggunaan pada buku tersebut, lembar tes buta
warna dapat digunakan untuk mengetahui orang yang mengalami buta warna merah-hijau serta
buta warna total. Penderita buta warna total hanya akan mampu menjawab lembar nomor 1 tetapi
tidak akan mampu menjawab pada lembar seterusnya. Lembar tes nomor 1 dimaksudkan sebagai
"pemanasan" untuk menunjukkan cara kerja dari tes tersebut. Baik orang bermata normal
maupun penderita buta warna akan mampu menjawab dengan benar. Lembar tes pada nomor 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, dan 17 akan mudah diterka oleh probandus dengan mata
normal namun sulit diterka oleh probandus penderita buta warna merah-hijau. Lembar 16 dan 17
dapat menentukan apabila seseorang menderita buta warna, buta warna yang dialami adalah buta
warna protanopia atau buta warna deutanopia, serta dapat ditentukan tingkatan keparahannya
ringan atau berat. Lembar tes pada nomor 14, 15, dan 19 adalah objek abstrak yang tidak akan
mampu diterka oleh probandus mata normal, namun pada probandus penderita buta warna
merah-hijau, mereka akan melihat objek angka "5" pada lembar 14 dan objek angka "45" pada
lembar 15, dan mampu menghubungkan garis antara satu titik X dengan titik X yang
bersebrangan. Objek tes pada nomor 18, 20, 21, 22, 23, 24 memerintahkan agar probandus
menunjuk lekukan garis dari satu titik X ke titik X yang lain. Probandus dengan mata normal
akan mampu mengikuti lekukan garis tersebut sedangkan probandus penderita buta warna
merah-hijau tidak akan mampu.
Pada tes buta warna kedua yang menggunakan softfile Ishihara test 24 plates edition,
para probandus mampu menerka dengan benar semua objek pada nomor selain pada lembar
nomor 14, 15, dan 19. Pada lembar nomor 14, 15, dan 19, objek yang terlihat pada mata normal
terlihat abstrak sehingga para probandus yang dengan mata normal tidak akan mampu menerka
objek apakah pada lembar nomor 14, 15, dan 19. Pada lembar nomor 18 sampai 24, para
probandus mampu mengikuti lekukan garis dari satu titik X pada titik X yang lain. Dengan
demikian, menurut tes buta warna kedua, para probandus tidak ada yang menderita buta warna.

Anda mungkin juga menyukai