MUH. ALI AR, S.H AMRI,A.Md., S.M PUJI SAPUTRO BOWO LEKSONO,S.Ik.,S.H
IPTU NRP 80010514 AKP NRP 81010644 AKBP NRP 7650987
1. UMUM
a. Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Hal ini dengan tegas dituangkan pada
Undang-Undang dasar 1945 hasil amandemen. Untuk menegakkan hukum yang
mampu memenuhi rasa keadilan dimasyarakat (tanpa memihak atau tidak
diskriminatif), asas kepastian hukum, persamaan didepan hukum, maka
diperlukan sosok polisi yang profesional dan dapat menjadi teladan ditengah
masyarakat sehingga mampu mewujudkan rasa aman dimsyarakat. Hal ini sesuai
dengan perubahan paradigma masyarakat yang menjadi salah satu tuntutan
reformasi, yaitu meletakkan fungsi Kepolisian pada tempat yang sebenarnya.
b. Dalam Tap MPR No. VII / MPR / 2000 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat selanjutnya Presiden menetapkan arah kebijakan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam UU No.2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara republik Undonesia.
c. Secara operasional, Polri berusaha melakukan instrumental dan kultural. Secara
universal peran Polisi dalam msyarakat dirumuskan sebagai penegak Hukum
(law enforcement officer) pemelihara ketertiban (onder maintenance) serta
didalamnya mengandung pengertian Polisi sebagai pembasmi kejahatan ( crime
fighters )
Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Olah TKP
g. Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No. Pol. : 15 tahun 2006 tentang Kode
Republik Indonesia.
a. Maksud
BAB II
PENGERTIAN – PENGERTIAN
Olah TKP ( Tempat Kejadian Perkara ) adalah Tindakan atau kegiatan-
kegiatan setelah tindakan pertama di tempat kejadian perkara dilakukan, dengan maksud
untuk mencari, mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi, petunjuk-petunjuk
keterangan dan bukti serta identitas tersangka menurut teori “ Bukti Segi Tiga “ guna
memberi arah terhadap penyidikan selanjutnya.
BAB III
PELAKSANAAN
a. Setelah adanya Laporan atau menerima berita adanya kejadian, Sebelum mendatangi
TKP harus menyiapkan peralatan yang diperlukan sesuai dengan kasus yang akan
dihadapi.
b. Personil yang mendatangi TKP adalah Piket Reskrim, Anggota Identifikasi dan
Personil lain yang piket pada saat itu serta personil lain yang berhubungan dengan
bidang tugasnya
c. Unit Identifikasi wajib mendatangi setiap TKP bersama piket reskrim dengan
membawa semua Peralatan yang diperlukan.
Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Olah TKP
g. Adapun Urut-urutantindakan pada Olah TKP secara umum adalah sebagai berikut :
1) Melakukan Pengamatan umum di TKP
2) Melakukan Penggeledahan / penyisiran untuk mencari bukti-bukti Objektif.
3) Beri tanda dan nomor setiap barang bukti yang ditemukan
4) Pemotretan
5) Pengukuran
6) Pembuatan Sketsa.
BAB IV
ADMINISTRASI DAN ANGGARAN
1. ADMINISTRASI
a. Sprint
b. Tanda terima
c. buku Register
2. ANGGARAN
Didukung dengan Anggaran DIPA
Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Olah TKP
BAB V
BAB VI
PENUTUP
Demikian penyusunan standar Operasi Prosedur ( SOP ) Olah TKP oleh sat Reskrim
polres Wajo untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas oleh penyidik / penyidik
pembantu sehingga dapat memberikan perilaku sebagai pelindung, pengayom dan
pelayan masyarakat sesuai tugas pokoknya selaku penyidik / penyidik pembantu.
AHMAD ROSMA, SH
AJUN KOMISARIS POLISI NRP
70050433
Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Olah TKP