Anda di halaman 1dari 2

Inspiratif!

Begini Kisah Petani Asal Gresik Menabung Belasan Juta untuk Ibadah
Umrah

Labbaikallahhumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda, laka wal
mulku, laa syariika laka.

Kalimat talbiyah, menjadi seuntaian doa yang dilafalkan mampu membuat hati terenyuh
dan membuat yang mengucapkan menitikkan air mata bagi dia yang sudah sangat rindu
dan ingin bisa melaksanakan ibadah haji atau ibadah umrah.

Hal ini sebagaimana yang dirasakan oleh Bapak. Mustopo Nasijo Sukarti, Petani asal
Gresik yang sudah lama memimpikan bisa terbang ke tanah suci, dan menapakkan kaki
di kota kelahiran Nabi Muhammad Saw, Makkah.

Di usianya ke- 62 tahun, yang sudah tidak lagi muda. Pak Mustopo merasakan keharuan
yang sangat luar biasa. Sebagaimana yang saya jumpai di Bandara Soekarno Hatta,
selepas berdoa bersama rombongan travel Cendana Tiga Tour & Travel, terlihat dari
wajah Pak Mustopo menampakkan wajah senang sekaligus haru. Pemandangan ini pun
nampak saya jumpai dengan rombongan jamaah umrah lainnya.

Pak Mustopo merupakan salah satu dari jamaah umrah lainnya yang memiliki profesi
sebagai seorang petani. Ia menuturkan pengalamannya selama menabung untuk bisa
membiayai ibadah umrahnya.

"Butuh waktu hampir 5 tahun untuk saya bisa umrah. Ngumpulin duit 17.5 juta itu
bisa saya kumpulkan, dari perolehan hasil panen yang selalu saya sisihkan. Masa
panen setahun 2 kali. Setiap panen saya selalu tekadkan untuk nabung satu sampai
dua juta. Jadi, dalam setahun saya bisa nabung lima juta."

Mungkin banyak dari kita yang akan bertanya, motivasi apa yang bisa menggerakkan
hati Pak Mustopo untuk bisa bertekad kuat menabung dengan jumlah biaya yang mungkin
terlihat cukup besar hingga puluhan juta dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan.
Beradasarkan penuturannya, motivasi yang mampu menggerakkan hatinya adalah
oranglain yang juga punya semangat umrah dan haji tinggi.

"Banyak saya lihat dari tv maupun dengar cerita-cerita dari orang ada tukang becak
dan masyarakat ekonomi ke bawah lainnya yang bisa pergi haji ataupun umrah.
Sehingga, saya pun berpikir kalau mereka saja bisa. Maka saya juga harus bisa,"
ungkapnnya.

Tambahnya lagi, Pak Mustopo bercerita memilih ibadah umrah ini karena ia tidak bisa
menunggu lama bila harus mendaftarkan ibadah haji. "Sekarang kan kalau daftar haji
mesti nunggu 19 tahun. Usia saya sekarang udah 62 tahun. Kalau harus nunggu 19
tahun, saya baru bisa berangkat di usia 81 tahun. Kalau itu juga umur saya masih
ada. Kalau tidak ada?"

Perjalanan ibadah umrah Pak Mustopo dia percayakan melalui Travel Cendana Tiga Tour
& Travel (PT. Centig Tour Wisata). Biro jasa perjalanan spiritual ibadah haji dan
umrah ini telah berdiri sejak tahun 2006 dengan saham yang dimiliki oleh Datuk
Taufan Berliano Ramadhani, Hajjah Sufiaty Yusuf, Datuk Agung Sidayu, Chairman YPI
Wira Tata Buana dan Haji Sayyidu Ismail Sufi Direktur Utama PT. Qiblat Wisata.
PT Centig telah mendapatkan izin dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Dirjen
Haji dan Umrah Nomor: D/362 yang telah dikeluarkan pada tahun 2003 dan telah
diperbaharui kembali pada tahun 2017 dengan nomor 505. PT Centig Tour Wisata
memiliki visi Menjadi penyelenggara Haji dan Umrah terbaik di Indonesia, dengan
biaya yang sangat terjangkau. Sehingga banyak umat Islam bisa melaksanakan ibadah
haji dan umrah.
Visi ini sejalan dengan paket biaya umrah yang ada, Umrah + Colombo City Tour atua
disebut dengan program Umrah "Qibta" yang bekerjasama dengan Qiblat Wisata dan
diteruskan dengan Cendana Toiga Tour & Travel. Melalui program ini, masyarakat bisa
melaksanakan ibadah umrah dengan biaya Rp 17.350.000 sebagaimana yang diambil oleh
Pak Mustopo.

Melalui paket ini, Pak Mustopo selama menjalankan ibadah umrah akan mendapatkan
beberapa fasilitas, seperti: hotel Elaf Bakka di Makkah 4 malam dengan fasilitas
makan boards Indonesia. Hotel Group Dar Al Eiman di Madinah selama 3 hari, dengan
fasilitas makanan Indonesia. Tour Makkah-Madinah dengan destinasi perjalanan situs
bersejarah. Tour di Jeddah. Pelayanan Ibadah Umrah oleh Muthawwif dan Muthawwifah
di Madinah. Serta transportasi dari Bandara Jeddah dengan Bus Abu Faisal.

Anda mungkin juga menyukai