PENDAHULUAN
Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten ini berlokasikan berbatasan dengan kabupaten Cirebon di Sebelah
Tenggara, kemudian berbatasan dengan kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang
dan Kabupaten Subang di sebelah barat. Indramayu sendiri merupakan salah satu
kabupaten yang kaya akan sumber daya alam dan manusianya, disamping itu juga
Indramayu memiliki banyak ragam kebudayaan dan adatistiadat, salah satunya yaitu
“Upacara Mapag Sri”.
BAB II
PEMBAHASAN
Penduduk Kabupaten Indramayu merupakan campuran antara suku Sunda dan
Jawa sehingga budaya yang tumbuh dan berkembang merupakan bentuk implementasi
ekspresi masyarakat setempat dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa dan Sunda
sehingga bentuk kebudayaannya merupakan akulturasi dari kedua kebudayaan
tersebut. Salah satu kebudayaan Indrfamayu yaitu Upacara Mapag Sri. Mapag Sri
merupakan adat kesenian yang berkembang di Pulau Jawa. Mapag Sri Indramayu juga
masih dilaksanakan di Kabupaten Indramayu. Sehingga Mapag Dewi Sri menjadi salah
satu kesenian Kabupaten Indramayu.
Seandainya di suatu desa tidak ada demplot, maka upacara Mapag Sri dilaksanakan
di sawah yang letaknya strategis. Strategis artinya lokasinya berada di pinggir jalan dan
pematangnya luas. Selain itu, hasil sawahnya baik.
- Prosesi intinya adalah: sesajen dibawa ke tempat padi yang iikat lalu disimpan di
sekitar padi tersebut. Kemudian padi di doai oleh punduh. Padi tersebut kelah dijadikan
bibit.
- Selanjutnya padi digendong, padi ini sebagai padi yang dikeramatkan lalu dibawa ke
meja khusus.
Jabatan punduh tidak harus berlangsung turun temurun. Ini bisa terjadi kalau
seorang punduh: pertama, tidak memiliki keturuan. Kedua, keturunannya perempuan
semua. Ketiga, keturunannya tidak tinggal di tempat. Keempat, keturunannya dianggap
tidak ada yang menguasai masalah pertanian.
Punduh yang sekarang (2004) merupakan keturunan dari punduh yang terdahulu.
Keturunan yang terpilih sebagai punduh adalah yang menguasai masalah pertanian.
Dalam upacara Mapag Sri, punduh bertindak sebagai pemimpin upacara. Para
petani dan aparat desa bertindak sebagai panitia. Sedangkan pihak aparat kecamatan
dan dinas pertanian bertindak sebagai undangan.
Kalau seandainya tamu yang akan datang dari tingkat kabupaten, maka pihak aparat
kecamatan juga terlibat sebagai panitian bersama-sama dengan para petani dan aparat
desa. Kalau seandainya tamu yang akan diundang dari tingkat propinsi, maka pihak
aparat kabupaten juga terlibat sebagai panitian bersama-sama dengan para petani,
aparat desa, dan aparat kecamatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami peroleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah :
1. Mapag Sri dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani
kepada Tuhan Yang Mahaesa karena panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil
yang memuaskan.
2. Mapag Sri dilaksanakan menjelang musim panen. Meskipun panen ini berlangsung
setiap tahun, Mapag Sri tidak selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan upacara ini tidak bisa selalu dilaksanakan seperti faktor keamanan,
dan faktor buruknya hasil panen sehingga upacara ini tidak dapat dilaksanakan.
3. Upacara Mapag Sri dilaksanakan di desa-desa yang memiliki areal pesawahan.
Beberapa desa yang dimaksud di antaranya adalah: Desa Pasekan, Karanganyar ilir,
Panyidangan Wetan, Rambatan, dan Panyidangan Kulon.
4. Pihak-pihak yang terlibat dalam upacara Mapag Sri adalah: kelompok tani, aparat desa,
dan punduh.
B. Saran
Saran dari kami untuk para pembaca adalah :