2.pengembangan Sistem Agribisnis PDF
2.pengembangan Sistem Agribisnis PDF
Abstrak
Pembangunan pertanian merupakan cara untuk melakukan perubahan dengan inovasi dan
teknologi sesuai dengan potensi agroekosistem wilayah untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan hidup petani. Pembangunan pertanian yang lebih menekankan pada
pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya
alam dan lingkungan. Untuk menjaga keberlanjutan pembangunan pertanian masa
mendatang diperlukan reorientasi paradigma pembangunan baik dari segi arah, strategi
maupun kebijakan. Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi alternative
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat tanpa mengabaikan kelestarian sumber daya alam.
Pembangunan pertanian berkelanjutan akan makin optimal jika disinergikan dengan
pengembangan sistem agribisnis. Makalah ini bertujuan mengulas peran sistem agribisnis
dalam rangka pembangunan pertanian berkelanjutan. Hasil studi menunjukkan; 1)
pembangunan pertanian konvensional terutama pada pertanian tanaman pangan
menimbulkan dampak negatif bagi kelestarian sumber daya alam, 2) Pengembangan sistem
agribisnis berbasis sumberdaya domestik tidak memerlukan impor dan pembiayaan
eksternal, 3) Subsistem agribisnis hulu merupakan penghasil sarana produksi terbaik untuk
menghasilkan produk usahatani berkualitas, 4) Subsistem pertanian primer mampu
menghasilkan komoditi pangan, hortikultura, tanaman obat-obatan, 5) Subsistem agribisnis
hilir merupakan industri pengolah komoditi pertanian primer menjadi barang jadi berupa
makanan, minuman, pakan, farmasi bahkan bio-energi. Pembangunan pertanian
berkelanjutan melalui pengembangan sistem agribisnis dapat menjamin terciptanya efisiensi,
pertumbuhan, pemerataan dan berwawasan lingkungan. Untuk mendukung upaya ini
diperlukan konsolidasi kelembagaan baik di tingkat petani, pihak swasta maupun pemerintah
untuk mengembangkan secara sinergis; 1) Subsistem agribisnis hulu untuk melakukan
perannya sebagai pelayan usahatani untuk memberikan bimbingan teknis produksi,
manajemen, hubungan sistem agribisnis serta memfasilitasi proses pembelajaran dan
pelatihan petani, 2) Subsistem agribisnis hilir untuk melakukan perannya sebagai pengolah
lanjutan untuk meningkatkan mutu produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen, serta
berfungsi memperlancar proses pemasaran produk melalui perencanaan sistem pemasaran
yang baik.
*) Makalah ini akan disampaikan pada Seminar Nasional “Pertanian Presisi Menuju
Pertanian Berkelanjutan”, Medan 3 April 2012.
1
1. Pendahuluan.
Strategi pembangunan ekonomi bangsa yang tidak tepat pada masa lalu ditambah
dengan krisis ekonomi berkepanjangan, menimbulkan berbagai persoalan ekonomi bagi
bangsa Indonesia. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, ketimpangan ekonomi,
ketidaktahanan pangan, deplesi sumber daya alam yang menyebabkan kemerosotan mutu
lingkungan, dll merupakan sederetan masalah yang mengganggu perekonomian bangsa
Indonesia.
Saragih, B (2001), menyampaikan untuk mengatasi masalah ekonomi yang begitu
kompleks diperlukan strategi pembangunan ekonomi yang mampu memberi solusi. Strategi
pembangunan yang dimaksud harus memiliki karakteristik sebagai berikut, 1) memiliki
jangkauan kemampuan memecahkan masalah ekonomi dan ketika strategi ini
diimplementasikan maka persoalan ekonomi akan dapat diatasi, 2) strategi yang dipilih harus
dapat memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya sehingga pembangunan
sebelumnya tidak menjadi sia-sia, 3) strategi yang dipilih harus mampu membawa
perekonomian Indonesia yang lebih cerah dan menjadi sinergis (interdepency economy)
dengan perekonomian dunia.
Di antara pilihan strategi pembangunan ekonomi yang ada, strategi pembangunan
yang memenuhi karakteristik tersebut adalah Pembangunan Agribisnis (agribusiness led
development) yaitu strategi pembangunan ekonomi yang mengintegrasikan pembangunan
pertanian berkelanjutan (perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) dengan
pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa yang terkait di
dalamnya (Saragih, B. 1998).
Strategi pengembangan sistem agribisnis tersebut adalah berbasis pada
pemberdayagunaan keragaman sumberdaya pada setiap daerah (domestic resources based),
akomodatif terhadap keragaman kualitas sumberdaya manusia, tidak mengandalkan pinjaman
luar negeri, berorientasi ekspor maka strategi pembangunan sistem agribisnis akan bergerak
menuju pembangunan agribisnis yang digerakkan oleh barang modal dan SDM yang lebih
terampil (capital driven) sehingga mampu beralih pada proses pembangunan agribisnis yang
digerakkan oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil (innovation-driven),
sehingga diyakini mampu mengantarkan perekonomian Indonesia memiliki daya saing yang
tinggi.
2
2. Sistem Pengembangan Agribisnis
Davis, H.J. and R.A. Golberg (1957), dalam tulisannya yang berjudul “A concept of
agribusiness” menuliskan bahwa agribisnis berasal dari kata Agribusiness di mana
Agr=Agriculture artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang
menghasilkan keuntungan. Jadi Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pengusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan
kehutanan) yang berorientasi pasar dan peningkatan nilai tambah. Antara, M (2000),
menyampaikan bahwa agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan
terdiri dari beberapa subsistem, yaitu; 1) subsistem pengadaan sarana produksi (agroindustri
hulu), 2) subsistem produksi usahatani, 3) subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian
(agroindustri hilir), 4) subsistem pemasaran dan perdagangan, dan 5) subsistem
kelembagaaan penunjang.
Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan agribisnis merupakan; a) kegiatan yang
berbasis pada keunggulan sumberdaya alam (on farm agribusiness) dengan penerapan
teknologi dan sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah (off-farm agribusiness), b)
kegiatan yang memiliki spektrum yang luas, dari skala usaha kecil, rumahtangga hingga skala
usaha raksasa. Sehingga usaha mempercepat pertumbuhan sektor agribisnis dengan kondisi
petani yang lemah (modal, skill, pengetahuan dan penguasaan lahan yang terbatas) akan
dapat ditempuh melalui penerapan sistem pengembangan agribisnis. Dengan demikian
Pengembangan sistem agribisnis adalah merupakan suatu bentuk (model, sistem, pola) yang
mampu memberikan keuntungan bagi pelaku-pelaku agribisnis (petani/ peternak/ pekebun/
nelayan/ pengusaha kecil dan menengah/ koperasi), dalam bentuk peningkatan pendapatan,
peningkatan nilai tambah dan perluasan kesempatan kerja.
4
4. Pengembangan Sistem Agribisnis Berkelanjutan.
Untuk mendayagunakan keunggulan Indonesia sebagai negara agraris dan maritime
dalam menghadapi tantangan liberalisasi Perdagangan, perubahan pasar internasional,
pemerintah (Departemen terkait) harus mengembangkan sistem dan usaha agribisnis berdaya
saing (competitiveness), berkerakyatan (people-driven) dan berkelanjutan (sustainable).
Pemerintah harus mengembangkan secara sinergis pembangunan sistem agribisnis yang
mencakup; 1) Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni industri-industri
yang menghasilkan barang-barang modal pertanian, seperti industri perbenihan/ pembibitan,
tanaman, ternak, ikan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak/ikan),
industry alat dan mesin pertanian (agro-otomotif); 2) Subsistem pertanian primer (on-farm
agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer
(usahatani tanaman pangan, hortikultura, tanaman obat-obatan, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan), 3) Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), yaitu
industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri
makanan/ minuman, pakan, barang-barang serat alam, farmasi dan bio-energi, dan 4)
Subsistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti perkreditan,
transportasi dan pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi (lihat Davis
and Golberg, 1957; Downey and Steven, 1987).
Sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan pemerintah, harus berkerakyatan
yang dicirikan dengan keterlibatan rakyat dalam sistem dan usaha agribisnis, berlandaskan
sumber daya yang dimiliki rakyat baik sumberdaya alam, teknologi (indigenous
technologies), kearifan lokal (local widom), budaya ekonomi lokal (local culture, capital
social) dan menjadikan organisasi ekonomi rakyat banyak menjadi pelaku utama agribisnis.
Disamping itu pengembangan sistem dan usaha agribisnis juga harus berkelanjutan,
baik dari segi ekonomi, teknologi maupun dari segi ekologis. Dari sisi ekonomi,
pembangunan sistem dan usaha agribisnis harus berakar pada sumberdaya dan organisasi
ekonomi lokal dan menjadikan inovasi teknologi ramah lingkungan dan kreativitas (skill)
rakyat sebagai sumber pertumbuhan, untuk menghasilkan sistem dan usaha agribisnis yang
berkelanjutan.
6. Pertanian Berkelanjutan.
Turner et al. (1993) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai upaya
memaksimalkan manfaat bersih pembangunan ekonomi dengan syarat dapat
mempertahankan dan meningkatkan jasa, kualitas dan kuantitas sumber daya alam sepanjang
waktu. Selanjutnya The Agricultural Research Service (USDA) mendefinisikan pertanian
berkelanjutan sebagai pertanian yang pada waktu mendatang dapat bersaing, produktif,
menguntungkan, mengkonservasi sumber daya alam, melindungi lingkungan, serta
meningkatkan kesehatan, kualitas pangan, dan keselamatan.
Definisi Pertanian berkelanjutan menurut FAO (1989) adalah “ manajemen dan
konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna
menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun
mendatang. Pembangunan pertanian berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdaya
genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak
secara ekonomis, dan diterima secara social “
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan implementasi dari
konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor pertanian. Konsep
pembangunan berkelanjutan dimulai akhir tahun 1980 an sebagai respon terhadap strategi
pembangunan sebelumnya yang terfokus pada tujuan pertumbuhan ekonomi tinggi yang
terbukti telah menimbulkan degradasi kapasitas produksi maupun kualitas lingkungan hidup.
Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya alam dengan teknologi
dan kelembagaan untuk menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara
berkelanjutan. Pembangunan pertanian harus mampu mengkonservasi tanah, air, tanaman dan
hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna, secara ekonomi layak, dan secara sosial dapat
6
diterima. Sehingga berimplikasi pada proses pembangunan yang berwawasan lingkungan,
sehingga; 1) menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar nutrisi bagi masyarakat untuk generasi
masa kini dan mendatang, 2) dapat menyediakan lapangan pekerjaan, 3) memelihara
kapasitas produksi pertanian, 4) mengurangi dampak kegiatan pembangunan pertanian yang
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, 5) menghasilkan berbagai produk pertanian,
baik primer maupun hasil olahan, yang berkualitas serta berdaya saing tinggi.
9. Penutup
Proses pembangunan ekonomi yang keliru pada masa lalu dan munculnya krisis
ekonomi berkepanjangan, mengharuskan Indonesia memilih strategi pembangunan ekonomi
yang tepat. Pembangunan agribisnis merupakan suatu strategi pembangunan ekonomi yang
mengintegrasikan pembangunan pertanian dengan pembangunan industri hulu dan hilir
pertanian serta sektor jasa yang terkait di dalamnya. Strategi pembangunan sistem agribisnis
yang berbasis pada pemberdayagunaan keragaman sumberdaya daerah, akomodatif terhadap
keragaman kualitas sumberdaya manusia, tidak mengandalkan impor dan pinjaman luar
negeri yang besar, namun berorientasi ekspor sehingga mampu memecahkan sebagian besar
permasalahan perekonomian yang ada.
Selain itu, strategi pembangunan sistem agribisnis secara bertahap akan bergerak
dinamis menuju pembangunan agribisnis yang digerakkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
SDM terampil (innovation-driven), diyakini mampu mengantarkan pertanian Indonesia
memiliki daya saing dan bersinergis dalam dunia internasional. Jika dilihat dari berbagai
aspek, seperti potensi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan pembangunan nasional,
potensi pasar domestik dan internasional produk-produk agribisnis, dan peta kompetisi dunia,
Indonesia memiliki prospek untuk mengembangkan system agribisnis dalam rangka
pembangunan pertanian berkelanjutan yang berdaya saing dan berkerakyatan.
9
Daftar Pustaka
Davis, H. J. and R.A. Golberg. 1957. A Concept of Agribusiness. Harvard Graduate School
of Business Administration. Boston, Massachusets.
Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan aplikasi. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sanim, B. 2006. Analisis Ekonomi Lingkungan dan Audit Lingkungan. Makalah disampaikan
pada Pelatihan Dosen Perguruan Tinggi Negeri Se-Jawa dan Bali dalam Bidang Audit
Lingkungan, Bogor, 11−20 September 2006.
10
11