PENDAHULUAN
dibuktikan dengan adanya sejumlah bisnis kuliner yang menawarkan inovasi aneka
macam hingga menciptakan varian jenis makanan baru yang bermunculan secara
kompetitif di dalam masyarakat. Hal tersebut dapat diamati pada gambar 1.1 dimana
pertumbuhan industri pada bisnis makanan dan minuman berkembang cukup pesat
1
Surabaya merupakan kota ke dua terbesar setelah Jakarta, sebagai kota
metropolitan dengan masyarakat perkotaan yang secara tidak sadar gaya hidupnya
telah dipengaruhi oleh tren globalisasi. Gaya hidup yang dipengaruhi tren modern
tersebut mulai dari cara berpakaian, cara berkomunikasi hingga dalam memilih
masakan khas asli Indonesia saat ini sudah sulit ditemui atau mulai tersisihkan.
Pernyataan tersebut didukung oleh Kartila (2012) bahwa sejumlah kalangan kini
terutama yang bertempat di warung-warung kaki lima, dan lebih memilih makan di
aneka restoran dan cafe yang bermunculan dengan jumlah yang banyak khususnya di
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa saat ini kebutuhan pangan
seseorang mengikuti pola hidup seseorang akan kebutuhan atau daya konsumsi orang
tersebut. Kini sejumlah restoran, café hingga tempat wisata kuliner bermunculan
bahwa respon masyarakat Surabaya terhadap kehadiran bisnis kuliner baru rumah
makan ini pun terlihat positif dibuktikan dari ramainya pengunjung rumah makan
tersebut.
Salah satu pendatang baru di bisnis kuliner yang sedang menjadi perbincangan di
Surabaya saat ini adalah Ropang Plus-Plus atau yang lebih dikenal sebagai RPP. RPP
hadir dengan menawarkan produk makanan minuman cepat saji dengan inovasi
produk yang sangat menarik dengan harga yang sangat terjangkau dan disertai dengan
2
kegiatan promosi yang menarik minat konsumen untuk kembali lagi melakukan
pembelian. RPP mulai melebarkan usahanya pada tahun 2015 di salah satu pinggiran
Jakarta hingga kini sudah berbagai cabang di kota besar seperti di pusat Jakarta,
RPP merupakan tempat makan yang mengusung konsep kekinian yaitu “Food,
Drink and Kongkow”. Konsep tersebut merupakan andalan utama RPP dalam
menjalankan bisnis kulinernya. Konsep “Food and Drink” yang ditawarkan cukup
sederhana dan menarik dengan menawarkan makanan yang disukai para kalangan
masyarakat antara lain Indomie, roti bakar, pisang goreng, sate asin hingga ayam
geprek kekinian serta berbagai macam minuman dengan harga yang cukup terjangkau
dengan kisaran antara Rp 10.000 sampai Rp 25.000 per porsi makanan atau minuman
RPP sendiri memiliki strategi pemasaran yang dapat diamati peneliti secara
langsung antara lain yaitu menawarkan produk dengan inovasi atau varian rasa yang
sedang menjadi tren di masyarakat yaitu mie instan atau indomie yang identik dengan
harganya yang terjangkau. Hal tersebut dinyatakan oleh Nasution (2015 : 11) bahwa
inovasi produk diciptakan dengan tujuan untuk menarik perhatian dan memberi
pengaruh pada minat beli konsumen agar tertarik dengan produk yang ditawarkan.
Selain itu, RPP memiliki strategi dalam menawarkan produknya hingga menarik
promote dan kerja sama dengan beberapa food blogger dan Go-Food sebagai sarana
3
promosi yang meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Kawasan wisata
kuliner G-walk Citraland di Surabaya Barat juga merupakan lokasi yang dipilih oleh
pemasaran yang tepat dan menjawab solusi dari permasalahan kebutuhan yang
Pengamatan tersebut menarik minat peneliti untuk dapat mengetahui apakah bauran
pemasaran Ropang Plus-Plus yang meliputi produk, harga, lokasi dan promosi yang
yang sedang menjadi trend dalam dunia kuliner. Salah satu menu atau produk andalan
yang ditawarkan Ropang Plus-Plus adalah mie instan indomie yang disajikan dengan
beberapa macam rasa dengan cara penyajian yang khas. Produk yang memiliki
kisaran harga terjangkau dengan kisaran antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000 tersebut
ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat dengan lokasi Ropang Plus-Plus yang
mendukung di salah satu tempat wisata kuliner terkenal di Surabaya yaitu G-Walk
Citraland. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Ropang Plus-Plus melalui media
sosial yaitu Instagram dan kerjasama dengan media partner Go-Food merupakan
4
andalan strategi bauran promosi Ropang Plus-Plus dimana trend kuliner tersebut
dapat dinikmati secara praktis melalui trend media sosial saat ini. Hal inilah yang
dengan topik yang sama untuk mendasari penelitian yang akan dilakukan sebagai
yang membuat konsumen membeli produk Royale Meat. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian pada
konsumen Royale Meat. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
dan pakar di bidang marketing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Royale Meat
masih terdapat kekurangan pada faktor produk dan promosi dalam mempengaruhi
pemasaran yang terdiri dari product, price, place dan promotion dan keputusan
supermarket di Vietnam. Bukti empiris dari 222 peserta belanja di lima pasar
5
swalayan memvalidasi model teoritis, menunjukkan hubungan positif yang signifikan
antara variabel bauran pemasaran dan perilaku pembelian makanan. Hasil penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang
Plus-Plus Surabaya?
Plus-Plus Surabaya?
6
2. Diduga harga (price) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Ropang
Plus-Plus Surabaya.
Plus-Plus Surabaya.
Ropang Plus-Plus.
1. Bagi Penulis
Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti untuk menerapkan ilmu dan wawasan
2. Bagi Universitas
Manfaat dari penelitian ini bagi Universitas untuk menambah literatur dan
Manfaat dari penelitian ini bagi obyek penelitian untuk dapat memberikan
Asumsi penelitian yang dimaksud oleh peneliti adalah anggapan dasar. Sebelum
melakukan pengumpulan data, maka peneliti akan merumuskan anggapan dasar atau
7
mengunjungi dan membeli produk Ropang Plus-Plus baik sebelum maupun pada saat
Sugiyono (2013 : 38) menyampaikan variabel adalah atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Peneliti ini akan
menganalisis variabel bebas dalam penelitian ini antara lain adalah produk (X1), harga
(X2), lokasi (X3), promosi (X4). variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
a. Produk (X1)
Kotler dan Armstrong (2010 : 346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah produk makanan minuman yang ditawarkan oleh Ropang Plus-Plus Surabaya.
Produk dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator antara lain sebaga
berikut;
8
Indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
Surabaya.
b. Harga (X2)
Harga dapat juga diartikan dengan sesuatu yang harus dikeluarkan pembeli untuk
menerima produk (Harjanto, 2009 : 26). Harga yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli produk makanan dan
minuman di Ropang Plus-Plus Surabaya. Harga dalam penelitian ini diukur dengan
2. Keterjangkauan harga
c. Lokasi (X3)
Lokasi atau tempat adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran (Kotler,
2009 : 126). Lokasi atau tempat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator antara lain yaitu;
9
Indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
3. Promosi (X4)
pengetahuan dan menyakinkan orang tentang suatu produk agar seseorang mengakui
kehebatan produk, membeli dan memakai produk tersebut, juga mengikat pikiran dan
perasaannya dalam suatu wujud loyalitas terhadap produk (Suryadi, 2011 : 8).
Promosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang diterapkan Ropang
konsumen. Promosi dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator antara lain
yaitu;
1. Promosi penjualan
2. Publikasi
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebagian besar orang beranggapan bahwa pemasaran adalah segala cara untuk
mengiklankan suatu produk dan berhasil dalam menjual produk tersebut. Teori
pemasaran yang amat sederhana pun selalu menekankan bahwa dalam kegiatan
pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam
jumlah berapa dan kepada siapa. Pemasaran tidak dapat dipandang hanya sebatas itu
saja. Kegiatan pemasaran memerlukan adanya strategi yang tepat akan sangat
merupakan pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk tujuan pemasarannya.
seperangkat alat pemasaran teknis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh
11
Sumarwan (2011 : 18) mendukung pernyataan tersebut bahwa bauran pemasaran atau
marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
dirumuskan bahwa bauran pemasaran mengandung dasar dari segala sesuatu yang
variabel yaitu produk (product), harga (price), lokasi (place) dan promosi
Kotler (2012 : 346) menjelaskan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Definisi serupa
disampaikan oleh Tjiptono (2008 : 95) bahwa produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, diminta, digunakan, dan
bahwa produk konsumsi berupa makanan dan minuman dalam usaha kuliner
12
presentasi atau penampilan produk, kualitas produk, aroma, kuantitas produk, standar
konsistensi produk, rasa dan tekstur, temperatur, warna makanan dan bentuk
makanan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel produk adalah
presentasi atau penampilan produk, kuantitas atau porsi produk dan variasi produk.
Oentoro dalam Sudaryono (2016 : 216) Harga adalah jumlah semua nilai yang
penggunaan suatu produk atau jasa. Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang
(satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau
bagi suatu usaha serta dapat dikendalikan secara mandiri oleh perusahaan.
lebih besar dibanding manfaat produk yang diterima, maka konsumen akan menilai
konsumsi terhadap produk tersebut. Namun, bila manfaat yang diterima lebih besar
saat mengonsumsi produk tersebut, maka konsumen akan menilai bahwa produk
memberikan keuntungan pada kedua pihak baik konsumen dan perusahaan. Indikator
harga dalam penelitian ini adalah kesesuaian harga dan keterjangkauan harga.
13
2.2.3 Lokasi (Place)
Sunyoto (2015 : 204) menyampaikan bahwa lokasi (place) atau saluran distribusi
Pernyataan serupa dinyatakan oleh Tjiptono (2008 : 588) bahwa saluran distribusi
dibutuhkan untuk menyampaikan produk atau jasa dari penjual ke pembeli akhir.
tujuan sasaran pasar yang mengandung beberapa faktor di dalamnya antara lain yaitu;
b. Visibilitas yaitu kemudahan lokasi untuk dapat dilihat dan menarik perhatian
pengguna jalan.
c. Lahan parkir menggunakan tempat parkir umum atau tempat parkir sendiri
Indikator pada variabel lokasi dalam penelitian ini adalah pemilihan lokasi yang
14
2.2.4 Promosi (Promotion)
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk atau
jasa yang dijual melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, serta publikasi.
yang nantinya akan dipilih satu, dua atau lebih yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan pelanggan (Swastha : 2008). Apabila manfaat yang dirasakan lebih
maka dorongan konsumen untuk membeli produk tersebut semakin tinggi dan
pembelian adalah suatu pilihan terbaik yang dipilih oleh konsumen untuk melakukan
15
Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk
pada variabel keputusan pembelian dalam peneltian ini antara lain yaitu keputusan
untuk melakukan pembelian atau keputusan untuk tidak melakukan pembelian. Kotler
(2012 : 179) menegaskan bahwa terdapat lima tahap proses keputusan pembelian
1. Pengenalan kebutuhan
pada konsumen yaitu bauran pemasaran yang memicu minat beli konsumen.
2. Pencarian informasi
berperan aktif dalam mencari informasi mengenai suatu produk yang dapat menjadi
c. Sumber publik (media massa atau sosial dan organisasi pemberi peringkat).
16
d. Sumber berdasarkan pengalaman (pengalaman seseorang saat membeli dan
3. Pengevaluasian alternatif
pilihan atau alternatif produk terkait yang dibutuhkan konsumen. Dalam hal ini, suatu
produk yang memberikan manfaat atau nilai tambah akan menjadi pilihan terbaik
4. Menentukan pembelian
realisasi aktual untuk melakukan keputusan pembelian. Tahapan ini adalah tahapan
ketidakpuasan konsumen. Pada tahapan ini juga akan menentukan konsumen untuk
dapat melakukan keputusan pembelian ulang terhadap suatu produk yang pernah
17
2.4 Hubungan Antar Variabel
memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2008 : 117). Penelitian yang dilakukan
oleh Michael (2016) membuktikan bahwa variabel produk berpengaruh positif dan
konsumen.
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu jasa atau produk,
jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler, 2008 : 132). Apabila seseorang
membutuhkan atau menginginkan suatu produk, maka harga merupakan biaya yang
harus dikorbankan seseorang untuk dapat memiliki produk tersebut. Penelitian yang
Geprek!!! Surabaya.
18
2.4.3 Hubungan Lokasi (X3) Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
2009 : 94-95). Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan membawa nilai positif bagi
sekitar area lokasi yang dipilih. Penelitian yang dilakukan Utami (2016)
suatu organisasi kepada para konsumen dan pasar sasaran lainnya (Michael Ray
dalam Morissan, 2010 : 16). Dengan kata lain, promosi bertujuan untuk mengajak
Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2016) menemukan bahwa variabel promosi
yang didorong dengan faktor atau rangsangan baik secara internal dan eksternal.
internal yang terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian dan konsep diri, motivasi,
serta sikap dan keinginan dan rangsangan eksternal yang meliputi faktor budaya,
19
sosial, lingkungan, dan bauran pemasaran dapat mempengaruhi keputusan pembelian
keputusan pembelian yaitu faktor bauran pemasaran yang terdiri dari product, price,
pembelian antara lain yaitu keputusan untuk melakukan pembelian atau keputusan
Bauran pemasaran merupakan salah satu faktor atau rangsangan eksternal bagi
pemasaran atau marketing mix merupakan perangkat alat pemasaran tektis yang dapat
diinginkan pasar sasaran. Jika strategi ini sesuai dengan apa yang sebenarnya
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran (X) meliputi produk, harga,
pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk menguji suatu teori dengan cara merinci
berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel pada objek penelitian berdasarkan
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
21
menggunakan metode deskriptif untuk mengamati hubungan sebab-akibat antara
variabel bebas (product, price, place dan promotion) dengan variabel terikat
pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini yaitu bauran pemasaran yang terdiri dari
empat variabel antara lain product, price, place dan promotion terhadap variabel
menggunakan angka pasti dari hasil survei yang telah diisi oleh narasumber secara
penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga
ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau
perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau
3.2.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini adalah konsumen pengunjung atau pelanggan Ropang Plus-Plus
22
3.2.2 Sampel
Sugiyono (2011 : 118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar penelitian tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan membuang
banyak tenaga serta waktu. Berdasarkan hal tersebut maka sampel harus benar-benar
Dalam mengatasi jumlah populasi penelitian yang tidak pasti, karena populasi
dalam penelitian ini tidak bisa atau tidak dapat dihitung maka peneliti menggunakan
teknik sampling dalam pemilihan sampel. Teknik sampling insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012 : 85). Dalam
penelitian ini, peneliti akan langsung mencari dan mengumpulkan data dari sampel
yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian. Sampel yang memenuhi kriteria
23
3.3 Instrumen Penelitian
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer merupakan data-data yang diperoleh yang dirangkai menjadi hasil
penelitian oleh peneliti selama melakukan penelitian. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah seluruh data kuisioner yang disebarkan dan sudah diisi oleh
sampel dari populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian yaitu konsumen
b. Data Sekunder
langsung namun data tersebut berguna untuk mendukung penelitian ini. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini antara lain buku-buku, jurnal atau karya ilmiah, artikel-
24
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”. Dalam
penelitian ini kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data dari para responden
yang telah ditentukan. Penelitian ini dibagi atas dua bagian kuisioner dimana bagian
pertama akan membahas hal umum, sebagai contoh: mana, jenis kelamin, umur, dan
lain sebagainya. Bagian kedua dari kuisioner akan membahas pada pertanyaan-
Menurut Sugiyono (2012 : 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif
3 = Setuju (S)
Sujarweni (2015) mengemukakan bahwa uji validitas diperlukan guna data yang
25
jawabkan. Teori serupa dikemukakan pula oleh Sugiyono (2011 : 267) yang
mengatakan bahwa validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Rumus ini menggunakan korelasi product moment yang dikembangkan oleh Karl
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi product moment
n = Jumlah responden
ΣXi = Jumlah skor item ke i
Σ𝑋𝑖2 = Jumlah dari kuadrat item ke i
ΣY = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
Σ𝑌𝑖2 = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
- Jika rxy < r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid
kosistensi dan stabilitas jawaban responden. Penelitian ini akan dilakukan uji
26
Arikunto (2010 : 239) menegaskan untuk nilai tingkat keandalan Cronbach’s
Alpha Keandalan
0.0 - 0.20 Kurang Andal
>0.20 – 0.40 Agak Andal
>0.40 – 0.60 Cukup Andal
>0.60 – 0.80 Andal
>0.80 – 1.00 Sangat Andal
Sumber : Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS . (Ghozali, 2011).
Dasar dari pengambilan keputusan dari uji reliabilitas adalah jika alpha lebih
besar dari r tabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan reliable atau
Guna untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan dan pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat dan seberapa besar pengaruh variabel bebas. Peneliti
akan menganalisis keterkaitan pada variabel bebas penelitian yang terdiri dari
product (X1), price (X2), place (X3), dan promotion (X4) terhadap variabel terikat
regresi linier berganda dapat dilihat sebagai berikut (Ghozali, 2011 : 95).
Keterangan:
27
Y = Variabel terikat (Keputusan Pembelian)
a = Konstanta
e = residual
3.4.4 Uji F
pengaruh tarhadap variabel terikat (Ghozali, 2011). Kriteria uji F sebagai berikut:
a. Hipotesis
b. Tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikasi (α) sebesar 0,05 pada
- H0 ditolak dan H1 diterima apabila taraf signifikansi < daripada 0,05 , maka
28
- H0 diterima dan H1 ditolak apabila taraf signifikansi > daripada 0,05 , maka
variabel terikat.
3.4.5 Uji-t
Uji-t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas dalam
penelitian ini berpengaruh secara individual terhadap variabel terikat (Ghozali, 2011).
a. Hipotesis
variabel terikat.
terikat.
b. Tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikasi (α) sebesar 0,05 pada
- H0 ditolak dan H1 diterima apabila taraf signifikansi < daripada 0,05, atau
product, price, place dan promotion terhadap keputusan pembelian di Ropang Plus-
Plus. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2 < 1. Apabila koefisien determenasi
29
mendekati angka 1 dapat diartikan bahwa hampir semua variabel independen
pengaruh kekuatan antara hubungan variabel bebas dan variabel terikat dalam
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kenormalan terhadap suatu data. Uji
normalitas dilakukan dengan cara menguji data variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Pengujian normalitas data
H1 : Residual berdistribusi tidak normal apabila taraf signifikansi < daripada 0,05.
kemiripan antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam
penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam
30
bebas dalam penelitian (Sujarweni, 2015 : 185). Apabila VIF > dari 10, maka dapat
yang lain. Salah satu ciri model regresi yang baik adalah dengan tidak terjadinya
Uji autokorelasi perlu dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi yang signifikan atau tidak dalam hubungan linear antara kedua variabel. Uji
Durbin Watson merupakan alat untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
dalam penelitian ini. Ghozali (2013 : 95) menuturkan bahwa sebaiknya sebuah regresi
DAFTAR PUSTAKA
31
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
32
Martjiono, R. (2016). Analisa Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) Terhadap
Keputusan Pembelian di Rumah Makan Kak Ayam Geprek Surabaya!!!
Surabaya: Universitas Kristen Petra.
33
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto. (2012). Konsep Dasar & Riset Pemasaran. Jakarta: PT Buku Seru.
34
35