Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer yang penting bagi

keberlangsungan hidup manusia. Perkembangan dunia pangan saat ini dapat

dibuktikan dengan adanya sejumlah bisnis kuliner yang menawarkan inovasi aneka

macam hingga menciptakan varian jenis makanan baru yang bermunculan secara

kompetitif di dalam masyarakat. Hal tersebut dapat diamati pada gambar 1.1 dimana

pertumbuhan industri pada bisnis makanan dan minuman berkembang cukup pesat

dibandingkan dengan industri non-migas lainnya saat ini.

Kontribusi Industri Pengolahan


Non-Migas Triwulan IV 2017
Makanan dan minuman - 13.76%
Mesin dan perlengkapan - 9.51%
Logam dasar - 7.05%
Tekstil dan pakaian jadi - 6.39%
Alat angkutan - 5.38%
Industri pengolahan - 5.14% Tingkat Kontribusi
Kayu, gabus dan anyaman - 4.85% Industri Pengolahan
Furnitur - 3.79% Non-Migas Triwulan
IV 2017
Karet dan plastik - 3.1%
Barang bukan logam - 1.58%
Barang logam dan elektronik - 0.27%
0 5 10 15

Gambar 1.1 Diagram Kontribusi Industri Pengolahan Non-Migas Triwulan IV 2017


Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)

1
Surabaya merupakan kota ke dua terbesar setelah Jakarta, sebagai kota

metropolitan dengan masyarakat perkotaan yang secara tidak sadar gaya hidupnya

telah dipengaruhi oleh tren globalisasi. Gaya hidup yang dipengaruhi tren modern

tersebut mulai dari cara berpakaian, cara berkomunikasi hingga dalam memilih

kuliner atau makanan. Rahmawaty (2013 : 1) menyatakan bahwa makanan atau

masakan khas asli Indonesia saat ini sudah sulit ditemui atau mulai tersisihkan.

Pernyataan tersebut didukung oleh Kartila (2012) bahwa sejumlah kalangan kini

perlahan-lahan mulai meninggalkan ketertarikannya akan masakan Indonesia

terutama yang bertempat di warung-warung kaki lima, dan lebih memilih makan di

aneka restoran dan cafe yang bermunculan dengan jumlah yang banyak khususnya di

kota besar seperti Surabaya ini.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa saat ini kebutuhan pangan

seseorang mengikuti pola hidup seseorang akan kebutuhan atau daya konsumsi orang

tersebut. Kini sejumlah restoran, café hingga tempat wisata kuliner bermunculan

mendorong pertumbuhan bisnis kuliner di Surabaya. Pranata (2013 : 3) menanggapi

bahwa respon masyarakat Surabaya terhadap kehadiran bisnis kuliner baru rumah

makan ini pun terlihat positif dibuktikan dari ramainya pengunjung rumah makan

tersebut.

Salah satu pendatang baru di bisnis kuliner yang sedang menjadi perbincangan di

Surabaya saat ini adalah Ropang Plus-Plus atau yang lebih dikenal sebagai RPP. RPP

hadir dengan menawarkan produk makanan minuman cepat saji dengan inovasi

produk yang sangat menarik dengan harga yang sangat terjangkau dan disertai dengan

2
kegiatan promosi yang menarik minat konsumen untuk kembali lagi melakukan

pembelian. RPP mulai melebarkan usahanya pada tahun 2015 di salah satu pinggiran

Jakarta hingga kini sudah berbagai cabang di kota besar seperti di pusat Jakarta,

Samarinda, Banyuwangi, Makassar dan Surabaya.

RPP merupakan tempat makan yang mengusung konsep kekinian yaitu “Food,

Drink and Kongkow”. Konsep tersebut merupakan andalan utama RPP dalam

menjalankan bisnis kulinernya. Konsep “Food and Drink” yang ditawarkan cukup

sederhana dan menarik dengan menawarkan makanan yang disukai para kalangan

masyarakat antara lain Indomie, roti bakar, pisang goreng, sate asin hingga ayam

geprek kekinian serta berbagai macam minuman dengan harga yang cukup terjangkau

dengan kisaran antara Rp 10.000 sampai Rp 25.000 per porsi makanan atau minuman

yang ditawarkan. Sedangkan konsep “Kongkow” sendiri untuk mengajak teman-

teman atau keluarga untuk bersantai bersama atau makan malam.

RPP sendiri memiliki strategi pemasaran yang dapat diamati peneliti secara

langsung antara lain yaitu menawarkan produk dengan inovasi atau varian rasa yang

sedang menjadi tren di masyarakat yaitu mie instan atau indomie yang identik dengan

harganya yang terjangkau. Hal tersebut dinyatakan oleh Nasution (2015 : 11) bahwa

inovasi produk diciptakan dengan tujuan untuk menarik perhatian dan memberi

pengaruh pada minat beli konsumen agar tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Selain itu, RPP memiliki strategi dalam menawarkan produknya hingga menarik

keramaian dengan menggunakan media sosial Instagram serta mengikuti paid-

promote dan kerja sama dengan beberapa food blogger dan Go-Food sebagai sarana

3
promosi yang meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Kawasan wisata

kuliner G-walk Citraland di Surabaya Barat juga merupakan lokasi yang dipilih oleh

RPP yang mudah menarik keramaian dan minat konsumen.

Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran yang dapat

dikendalikan dan dirancang sedemikian rupa oleh perusahaan. Penerapan bauran

pemasaran yang tepat dan menjawab solusi dari permasalahan kebutuhan yang

dihadapi oleh kalangan masyarakat diyakini mempengaruhi keputusan pembelian.

Berdasarkan pengamatan awal yang diamati oleh peneliti, peneliti mengamati

kepadatan dan keramaian pengunjung secara langsung selama peneliti melakukan

observasi langsung di lokasi Ropang Plus-Plus yang berada di G-Walk Citraland.

Pengamatan tersebut menarik minat peneliti untuk dapat mengetahui apakah bauran

pemasaran Ropang Plus-Plus yang meliputi produk, harga, lokasi dan promosi yang

mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Produk yang ditawarkan oleh Ropang Plus-Plus merupakan produk makanan

yang sedang menjadi trend dalam dunia kuliner. Salah satu menu atau produk andalan

yang ditawarkan Ropang Plus-Plus adalah mie instan indomie yang disajikan dengan

beberapa macam rasa dengan cara penyajian yang khas. Produk yang memiliki

kisaran harga terjangkau dengan kisaran antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000 tersebut

ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat dengan lokasi Ropang Plus-Plus yang

mendukung di salah satu tempat wisata kuliner terkenal di Surabaya yaitu G-Walk

Citraland. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Ropang Plus-Plus melalui media

sosial yaitu Instagram dan kerjasama dengan media partner Go-Food merupakan

4
andalan strategi bauran promosi Ropang Plus-Plus dimana trend kuliner tersebut

dapat dinikmati secara praktis melalui trend media sosial saat ini. Hal inilah yang

menarik peneliti untuk dapat melakukan penelitian mendalam mengenai strategi

bauran pemasaran Ropang Plus-Plus Surabaya.

Sebagai landasan dalam penulisan, peneliti menemukan penelitian terdahulu

dengan topik yang sama untuk mendasari penelitian yang akan dilakukan sebagai

referensi dalam penelitian. Angyoseph (2016) melakukan penelitian tentang faktor

yang membuat konsumen membeli produk Royale Meat. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian pada

konsumen Royale Meat. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif

dengan menggunakan wawancara secara mendalam terhadap konsumen Royale Meat

dan pakar di bidang marketing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Royale Meat

masih terdapat kekurangan pada faktor produk dan promosi dalam mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini

adalah memiliki kesamaan pembahasan variabel penelitian mengenai bauran

pemasaran yang terdiri dari product, price, place dan promotion dan keputusan

pembelian sebagai variabel penelitian.

Nguyen (2015) melakukan penelitian mengenai dampak unsur-unsur bauran

pemasaran terhadap perilaku membeli makanan: studi kasus terhadap konsumen

Supermarket di Vietnam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

elemen bauran pemasaran terhadap perilaku pembelian makanan konsumen

supermarket di Vietnam. Bukti empiris dari 222 peserta belanja di lima pasar

5
swalayan memvalidasi model teoritis, menunjukkan hubungan positif yang signifikan

antara variabel bauran pemasaran dan perilaku pembelian makanan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor produk memberikan pengaruh terbesar pada pembelian

konsumen keputusan, diikuti oleh kenyamanan dalam menciptakan kenyamanan

dalam berbelanja, harga, serta promosi.

1.2 Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang

dapat menjawab rumusan masalah sebagai berikut;

1. Apakah produk (product) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di

Ropang Plus-Plus Surabaya?

2. Apakah harga (price) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Ropang

Plus-Plus Surabaya?

3. Apakah lokasi (place) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Ropang

Plus-Plus Surabaya?

4. Apakah promosi (promotion) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di

Ropang Plus-Plus Surabaya?

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Diduga produk (product) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di

Ropang Plus-Plus Surabaya.

6
2. Diduga harga (price) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Ropang

Plus-Plus Surabaya.

3. Diduga lokasi (place) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Ropang

Plus-Plus Surabaya.

4. Diduga promosi (promotion) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di

Ropang Plus-Plus.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti untuk menerapkan ilmu dan wawasan

selama menempuh pendidikan sarjana ke dalam aplikasi di dalam dunia nyata.

2. Bagi Universitas

Manfaat dari penelitian ini bagi Universitas untuk menambah literatur dan

referensi agar dapat membantu dalam penulisan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Obyek Penelitian

Manfaat dari penelitian ini bagi obyek penelitian untuk dapat memberikan

informasi yang relevan sebagai landasan pengambilan keputusan manajemen

dalam menjalankan obyek penelitian.

1.5 Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian yang dimaksud oleh peneliti adalah anggapan dasar. Sebelum

melakukan pengumpulan data, maka peneliti akan merumuskan anggapan dasar atau

asumsi penelitian. Asumsi penelitian beranggapan bahwa para responden pernah

7
mengunjungi dan membeli produk Ropang Plus-Plus baik sebelum maupun pada saat

peneliti melakukan penelitian terhadap respoden yang bersangkutan.

1.6 Definisi Operasional Variabel

Sugiyono (2013 : 38) menyampaikan variabel adalah atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Peneliti ini akan

menganalisis variabel bebas dalam penelitian ini antara lain adalah produk (X1), harga

(X2), lokasi (X3), promosi (X4). variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).

Berikut adalah batasan-batasan definisi operasional pada variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini:

a. Produk (X1)

Kotler dan Armstrong (2010 : 346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah produk makanan minuman yang ditawarkan oleh Ropang Plus-Plus Surabaya.

Produk dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator antara lain sebaga

berikut;

1. Presentasi makanan dan minuman yang disajikan

2. Kuantitas atau porsi makanan dan minuman yang disajikan

3. Variasi menu makanan dan minuman

8
Indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

produk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Ropang Plus-Plus

Surabaya.

b. Harga (X2)

Harga dapat juga diartikan dengan sesuatu yang harus dikeluarkan pembeli untuk

menerima produk (Harjanto, 2009 : 26). Harga yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli produk makanan dan

minuman di Ropang Plus-Plus Surabaya. Harga dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan indikator antara lain yaitu;

1. Kesesuaian harga dengan konsep restoran

2. Keterjangkauan harga

Indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Ropang Plus-Plus.

c. Lokasi (X3)

Lokasi atau tempat adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran (Kotler,

2009 : 126). Lokasi atau tempat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi

Ropang Plus-Plus Surabaya dalam menawarkan produknya kepada konsumen. Lokasi

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator antara lain yaitu;

1. Pemilihan lokasi yang strategis

2. Tempat parkir yang memadai

9
Indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

lokasi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Ropang Plus-Plus.

3. Promosi (X4)

Promosi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengkomunikasikan, memberi

pengetahuan dan menyakinkan orang tentang suatu produk agar seseorang mengakui

kehebatan produk, membeli dan memakai produk tersebut, juga mengikat pikiran dan

perasaannya dalam suatu wujud loyalitas terhadap produk (Suryadi, 2011 : 8).

Promosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang diterapkan Ropang

Plus-Plus Surabaya dalam memasarkan produknya sehingga dapat menarik perhatian

konsumen. Promosi dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator antara lain

yaitu;

1. Promosi penjualan

2. Publikasi

Indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

promosi dalam mempengaruhi keputusan pembelian di Ropang Plus-Plus Surabaya.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemasaran

Sebagian besar orang beranggapan bahwa pemasaran adalah segala cara untuk

mengiklankan suatu produk dan berhasil dalam menjual produk tersebut. Teori

pemasaran yang amat sederhana pun selalu menekankan bahwa dalam kegiatan

pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana, bagaimana, bilamana, dalam

jumlah berapa dan kepada siapa. Pemasaran tidak dapat dipandang hanya sebatas itu

saja. Kegiatan pemasaran memerlukan adanya strategi yang tepat akan sangat

mendukung kegiatan pemasaran secara keseluruhan.

Kotler dalam Astutiningsih (2015) menyatakan bahwa strategi pemasaran

merupakan pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk tujuan pemasarannya.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran

dinyatakan sebagai landasan untuk mengambil tindakan yang mengarah pada

kegiatan pemasaran suatu perusahaan untuk menghadapi persaingan usaha guna

mencapai keberhasilan usaha dan tujuan yang ingin dicapai.

2.2 Bauran Pemasaran

Kotler dan Keller (2009) berpendapat bahwa bauran pemasaran sebagai

seperangkat alat pemasaran teknis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh

perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran.

11
Sumarwan (2011 : 18) mendukung pernyataan tersebut bahwa bauran pemasaran atau

marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

mencapai tujuan-tujuan pemasarannya. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat

dirumuskan bahwa bauran pemasaran mengandung dasar dari segala sesuatu yang

dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya.

Variabel-variabel dalam bauran pemasaran yang dimaksud terdiri dari empat

variabel yaitu produk (product), harga (price), lokasi (place) dan promosi

(promotion). Penerapan keempat variabel tersebut membawa dampak yang sangat

penting dalam kegiatan pemasaran suatu perusahaan terhadap produk yang

ditawarkan. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran

pemasaran merupakan landasan dasar yang perlu diperhatikan perusahaan terhadap

produk yang ditawarkan agar konsumen memilih produknya.

2.2.1 Produk (Product)

Kotler (2012 : 346) menjelaskan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Definisi serupa

disampaikan oleh Tjiptono (2008 : 95) bahwa produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, diminta, digunakan, dan

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan. Davis (2008) mendukung pernyataan tersebut dengan menyatakan

bahwa produk konsumsi berupa makanan dan minuman dalam usaha kuliner

memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi meal experience konsumen yaitu

12
presentasi atau penampilan produk, kualitas produk, aroma, kuantitas produk, standar

konsistensi produk, rasa dan tekstur, temperatur, warna makanan dan bentuk

makanan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel produk adalah

presentasi atau penampilan produk, kuantitas atau porsi produk dan variasi produk.

2.2.2 Harga (Price)

Oentoro dalam Sudaryono (2016 : 216) Harga adalah jumlah semua nilai yang

diberikan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan atas kepemilikan atau

penggunaan suatu produk atau jasa. Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang

(satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau

kegunaan tertentu yang dipergunakan untuk mendapatkan suatu produk” (Tjiptono,

2008 : 465). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat ditemukan bahwa

harga merupakan variabel dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan

bagi suatu usaha serta dapat dikendalikan secara mandiri oleh perusahaan.

Apabila suatu produk mengharuskan konsumen untuk mengeluarkan biaya yang

lebih besar dibanding manfaat produk yang diterima, maka konsumen akan menilai

bahwa produk tersebut memiliki manfaat negatif kemudian akan mengurangi

konsumsi terhadap produk tersebut. Namun, bila manfaat yang diterima lebih besar

saat mengonsumsi produk tersebut, maka konsumen akan menilai bahwa produk

tersebut memiliki manfaat positif. Diharapkan variabel harga dapat saling

memberikan keuntungan pada kedua pihak baik konsumen dan perusahaan. Indikator

harga dalam penelitian ini adalah kesesuaian harga dan keterjangkauan harga.

13
2.2.3 Lokasi (Place)

Sunyoto (2015 : 204) menyampaikan bahwa lokasi (place) atau saluran distribusi

merupakan kegiatan yang dilakukan pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan,

mengirimkan, serta menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen.

Pernyataan serupa dinyatakan oleh Tjiptono (2008 : 588) bahwa saluran distribusi

merupakan serangkaian partisipan organisasional yang melakukan semua fungsi yang

dibutuhkan untuk menyampaikan produk atau jasa dari penjual ke pembeli akhir.

Pemilihan lokasi (place) memerlukan pertimbangan yang tepat dalam mencapai

tujuan sasaran pasar yang mengandung beberapa faktor di dalamnya antara lain yaitu;

a. Akses, misalnya rute atau jalan yang memudahkan konsumen untuk

menemukan dan sampai pada lokasi usaha.

b. Visibilitas yaitu kemudahan lokasi untuk dapat dilihat dan menarik perhatian

pengguna jalan.

c. Lahan parkir menggunakan tempat parkir umum atau tempat parkir sendiri

yang luas dan memudahkan konsumen untuk memarkirkan kendaraannya.

d. Ekspansi yaitu tersedianya tempat yang cukup apabila di kemudian hari

memerlukan perluasan usaha.

e. Peraturan pemerintah yaitu surat perijinan usaha atau SIUP.

f. Persaingan yaitu pertimbangan lokasi pesaing.

Indikator pada variabel lokasi dalam penelitian ini adalah pemilihan lokasi yang

strategis dan fasilitas parkir kendaraan yang memadai bagi konsumen.

14
2.2.4 Promosi (Promotion)

Menurut Kotler dan Armstrong (2012 : 62) menyatakan bahwa promosi

merupakan sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan

mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk atau

jasa yang dijual melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, serta publikasi.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa promosi

merupakan variabel dalam bauran pemasaran yang bersifat persuasif untuk

mendorong konsumen agar tertarik pada produk yang ditawarkan sehingga

mempengaruhi minat beli konsumen. Indikator pada variabel promosi dalam

penelitian ini adalah promosi penjualan dan publikasi.

2.3 Keputusan pembelian

Keputusan pembelian yaitu sebuah proses penilaian terhadap beberapa pilihan

yang nantinya akan dipilih satu, dua atau lebih yang disesuaikan dengan kebutuhan

dan keinginan pelanggan (Swastha : 2008). Apabila manfaat yang dirasakan lebih

besar dibandingkan pengorbanan yang dikeluarkan saat membeli produk tersebut

maka dorongan konsumen untuk membeli produk tersebut semakin tinggi dan

sebaliknya. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan konsumen yang

terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan menggunakan produk yang

bersangkutan. Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa keputusan

pembelian adalah suatu pilihan terbaik yang dipilih oleh konsumen untuk melakukan

keputusan membeli dan keputusan tidak membeli terhadap suatu produk.

15
Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk

menentukan proses pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk. Indikator

pada variabel keputusan pembelian dalam peneltian ini antara lain yaitu keputusan

untuk melakukan pembelian atau keputusan untuk tidak melakukan pembelian. Kotler

(2012 : 179) menegaskan bahwa terdapat lima tahap proses keputusan pembelian

tersebut antara lain yaitu:

1. Pengenalan kebutuhan

Tahap pengenalan kebutuhan merupakan tahapan pertama dalam proses

keputusan pembelian yang didasari dengan adanya kebutuhan konsumen.

Permasalahan dalam kebutuhan konsumen didorong oleh rangsangan internal ataupun

rangsangan eksternal. Berdasarkan hal tersebut, produsen diharapkan mengumpulkan

informasi mengenai kebutuhan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh konsumen

dengan mengembangkan strategi pemasaran yang akan memicu rangsangan eksternal

pada konsumen yaitu bauran pemasaran yang memicu minat beli konsumen.

2. Pencarian informasi

Tahapan pencarian informasi merupakan tahapan dimana konsumen akan

berperan aktif dalam mencari informasi mengenai suatu produk yang dapat menjadi

solusi terhadap permasalahan kebutuhan yang dialaminya. Konsumen dapat mencari

dan mendapatkan informasi dari sumber-sumber terdekat antara lain adalah:

a. Sumber pribadi (teman, saudara, rekan kerja, keluarga).

b. Sumber komersial (iklan, penjualan, kemasan, dan situs website).

c. Sumber publik (media massa atau sosial dan organisasi pemberi peringkat).

16
d. Sumber berdasarkan pengalaman (pengalaman seseorang saat membeli dan

menggunakan produk tersebut).

3. Pengevaluasian alternatif

Tahapan pengevaluasian alternatif merupakan tahapan konsumen untuk menggali

informasi-informasi yang didapatkan dengan melakukan evaluasi pada berbagai

pilihan atau alternatif produk terkait yang dibutuhkan konsumen. Dalam hal ini, suatu

produk yang memberikan manfaat atau nilai tambah akan menjadi pilihan terbaik

dalam proses pengevaluasian alternatif konsumen.

4. Menentukan pembelian

Tahapan menentukan pembelian merupakan tahapan konsumen melakukan

realisasi aktual untuk melakukan keputusan pembelian. Tahapan ini adalah tahapan

konsumen untuk memenuhi dan menjawab permasalahan atas kebutuhan yang

dialaminya. Konsumen akan melakukan pembelian produk pilihannya tersebut setelah

mengeliminasi berbagai serangkaian pilihan dan alternatif yang ditawarkan

berdasarkan pencarian informasi yang didapatkan.

5. Perilaku setelah pembelian

Tahapan perilaku setelah pembelian merupakan tahapan dimana konsumen saat

menggunakan atau mengonsumsi produk dinilai berdasarkan tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan konsumen. Pada tahapan ini juga akan menentukan konsumen untuk

dapat melakukan keputusan pembelian ulang terhadap suatu produk yang pernah

digunakan apabila konsumen sudah merasa puas terhadap produk tersebut.

17
2.4 Hubungan Antar Variabel

2.4.1 Hubungan Produk (X1) Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2008 : 117). Penelitian yang dilakukan

oleh Michael (2016) membuktikan bahwa variabel produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Domicile Kitchen & Lounge

Surabaya. Hasil penelitian tersebut juga mendukung bahwa variabel produk

merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen.

2.4.2 Hubungan Harga (X2) Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu jasa atau produk,

jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler, 2008 : 132). Apabila seseorang

membutuhkan atau menginginkan suatu produk, maka harga merupakan biaya yang

harus dikorbankan seseorang untuk dapat memiliki produk tersebut. Penelitian yang

dilakukan oleh Martjiono (2016) menemukan bahwa variabel harga memiliki

pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian bagi konsumen Kakkk, Ayam

Geprek!!! Surabaya.

18
2.4.3 Hubungan Lokasi (X3) Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Lokasi harus dapat memasarkan atau mempromosikan dirinya sendiri (Kotler,

2009 : 94-95). Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan membawa nilai positif bagi

keberlangsungan usaha dengan memperhatikan kemampuan pertumbuhan ekonomi di

sekitar area lokasi yang dipilih. Penelitian yang dilakukan Utami (2016)

membuktikan bahwa variabel lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen di Minimarket KOPMA Universitas Negeri Yogyakarta.

2.4.4 Hubungan Promosi (X4) Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Promosi adalah perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari

suatu organisasi kepada para konsumen dan pasar sasaran lainnya (Michael Ray

dalam Morissan, 2010 : 16). Dengan kata lain, promosi bertujuan untuk mengajak

mempengaruhi seseorang melalui komunikasi yang bersifat intensif dan persuasif.

Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2016) menemukan bahwa variabel promosi

merupakan variabel bauran pemasaran yang dominan terhadap keputusan pembelian

pada konsumen Baker’s King Donut & Coffee.

2.4.5 Hubungan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian suatu produk didasari oleh adanya kebutuhan konsumen

yang didorong dengan faktor atau rangsangan baik secara internal dan eksternal.

Amirullah dalam Tompunu (2014) menyampaikan bahwa terdapat rangsangan

internal yang terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian dan konsep diri, motivasi,

serta sikap dan keinginan dan rangsangan eksternal yang meliputi faktor budaya,

19
sosial, lingkungan, dan bauran pemasaran dapat mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Penelitian ini menitikberatkan pada pengaruh rangsangan eksternal dalam

keputusan pembelian yaitu faktor bauran pemasaran yang terdiri dari product, price,

place dan promotion. Peneliti akan menggunakan indikator terhadap keputusan

pembelian antara lain yaitu keputusan untuk melakukan pembelian atau keputusan

untuk tidak melakukan pembelian.

Bauran pemasaran merupakan salah satu faktor atau rangsangan eksternal bagi

konsumen yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Penyusunan strategi bauran

pemasaran memerlukan adanya proses interaksi antara kekuatan pemasaran didalam

perusahaan dan keadaan (peluang) diluar perusahaan. Strategi bauran pemasaran

harus disesuaikan dengan menjawab permasalahan atau kebutuhan konsumen agar

produsen dapat memenangkan persaingan pasar.

Shinta (2011 : 24) memberikan dukungan dengan pernyataan bahwa bauran

pemasaran atau marketing mix merupakan perangkat alat pemasaran tektis yang dapat

dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang

diinginkan pasar sasaran. Jika strategi ini sesuai dengan apa yang sebenarnya

dibutuhkan oleh konsumen, maka konsumen akan memutuskan untuk melakukan

pembelian terhadap produk tersebut.

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Peneliti merancang penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sugiyono (2012 : 8) mengemukakan bahwa

metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang digunakan

untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran (X) meliputi produk, harga,

lokasi dan promosi terhadap keputusan pembelian (Y). Peneliti menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk menguji suatu teori dengan cara merinci

suatu hipotesis-hipotesis yang spesifik, lalu mengumpulkan data untuk mendukung

atau membantah hipotesis-hipotesis tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan

berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel pada objek penelitian berdasarkan

apa yang terjadi sesungguhnya. Adapun pemahaman terhadap pendekatan penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,

baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012 : 13). Peneliti

21
menggunakan metode deskriptif untuk mengamati hubungan sebab-akibat antara

variabel bebas (product, price, place dan promotion) dengan variabel terikat

(keputusan pembelian). Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini yaitu bauran pemasaran yang terdiri dari

empat variabel antara lain product, price, place dan promotion terhadap variabel

terikat dalam penelitian ini yaitu keputusan pembelian konsumen.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat kuantitatif dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data penelitian. Penelitian ini

menggunakan angka pasti dari hasil survei yang telah diisi oleh narasumber secara

langsung sebagai informasi utama dalam penelitian. Penelitian survei merupakan

penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga

ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau

perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau

pengambilan keputusan (Sugiyono, 2011 : 7).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 80). Populasi

dalam penelitian ini adalah konsumen pengunjung atau pelanggan Ropang Plus-Plus

yang sudah pernah melakukan pembelian produk minimal satu kali.

22
3.2.2 Sampel

Sugiyono (2011 : 118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Hal ini dilakukan dengan

tujuan agar penelitian tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan membuang

banyak tenaga serta waktu. Berdasarkan hal tersebut maka sampel harus benar-benar

dapat mewakili dari populasi yang dimaksud.

3.2.3 Teknik pemilihan sampel

Dalam mengatasi jumlah populasi penelitian yang tidak pasti, karena populasi

dalam penelitian ini tidak bisa atau tidak dapat dihitung maka peneliti menggunakan

teknik sampling dalam pemilihan sampel. Teknik sampling insidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012 : 85). Dalam

penelitian ini, peneliti akan langsung mencari dan mengumpulkan data dari sampel

yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian. Sampel yang memenuhi kriteria

penelitian adalah konsumen pengunjung atau pelanggan Ropang Plus-Plus yang

sudah pernah melakukan pembelian produk minimal sebanyak satu kali.

23
3.3 Instrumen Penelitian

3.3.1 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer merupakan data-data yang diperoleh yang dirangkai menjadi hasil

penelitian oleh peneliti selama melakukan penelitian. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah seluruh data kuisioner yang disebarkan dan sudah diisi oleh

sampel dari populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian yaitu konsumen

pengunjung atau pelanggan Ropang Plus-Plus yang sudah pernah melakukan

pembelian minimal dua kali.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang didapatkan peneliti secara tidak

langsung namun data tersebut berguna untuk mendukung penelitian ini. Sumber data

sekunder dalam penelitian ini antara lain buku-buku, jurnal atau karya ilmiah, artikel-

artikel, situs internet, dan studi kepustakaan lainnya.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner

(angket), dengan skala likert. Sugiyono (2012 : 142) menyatakan “kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

24
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”. Dalam

penelitian ini kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data dari para responden

yang telah ditentukan. Penelitian ini dibagi atas dua bagian kuisioner dimana bagian

pertama akan membahas hal umum, sebagai contoh: mana, jenis kelamin, umur, dan

lain sebagainya. Bagian kedua dari kuisioner akan membahas pada pertanyaan-

pertanyaan yang secara spesifik semisalnya seseorang yang pernah melakukan

pembelian di Ropang Plus-Plus.

Menurut Sugiyono (2012 : 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif

jawaban yang bersangkutan. Kriteria penilaian dari pernyataan tersebut memiliki 4

alternatif jawaban yaitu sebagai berikut;

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Setuju (S)

4 = Sangat Setuju (SS)

3.4 Teknik Analisis Data

3.4.1 Uji Validitas

Sujarweni (2015) mengemukakan bahwa uji validitas diperlukan guna data yang

diperoleh tersebut benar-benar andal, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung

25
jawabkan. Teori serupa dikemukakan pula oleh Sugiyono (2011 : 267) yang

mengatakan bahwa validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Rumus ini menggunakan korelasi product moment yang dikembangkan oleh Karl

Pearson (Arikunto, 2010 : 213), seperti berikut:

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi product moment
n = Jumlah responden
ΣXi = Jumlah skor item ke i
Σ𝑋𝑖2 = Jumlah dari kuadrat item ke i
ΣY = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
Σ𝑌𝑖2 = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Keputusan uji validitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika rxy > r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid.

- Jika rxy < r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid

3.4.2 Uji Reabilitas

Pengukuran atau pengujian terhadap keandalan pada instrumen penelitian

dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan

kosistensi dan stabilitas jawaban responden. Penelitian ini akan dilakukan uji

reabilitas dengan menggunakan koefisien reabilitas Cronbach’s Alpha.

26
Arikunto (2010 : 239) menegaskan untuk nilai tingkat keandalan Cronbach’s

Alpha dapat diamati pada tabel sebagai berikut:

   Tabel 3.1 Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha

Nilai Cronbach’s Tingkat

Alpha Keandalan
0.0 - 0.20 Kurang Andal
>0.20 – 0.40 Agak Andal
>0.40 – 0.60 Cukup Andal
>0.60 – 0.80 Andal
>0.80 – 1.00 Sangat Andal
Sumber : Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS . (Ghozali, 2011).

Dasar dari pengambilan keputusan dari uji reliabilitas adalah jika alpha lebih

besar dari r tabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan reliable atau

konsisten ataupun sebaliknya.

3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Guna untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan dan pengaruh antara variabel

bebas terhadap variabel terikat dan seberapa besar pengaruh variabel bebas. Peneliti

akan menganalisis keterkaitan pada variabel bebas penelitian yang terdiri dari

product (X1), price (X2), place (X3), dan promotion (X4) terhadap variabel terikat

penelitian yaitu keputusan pembelian (Y) di Ropang Plus-Plus Surabaya, maka

peneliti akan menggunakan pendekatan analisis regresi linier berganda. Persamaan

regresi linier berganda dapat dilihat sebagai berikut (Ghozali, 2011 : 95).

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4

Keterangan:

27
Y = Variabel terikat (Keputusan Pembelian)

a = Konstanta

b = koefisien regresi variabel

X = Variabel bebas (product, price, place, dan promotion)

e = residual

3.4.4 Uji F

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai

pengaruh tarhadap variabel terikat (Ghozali, 2011). Kriteria uji F sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : Seluruh variabel bebas tidak berpengaruh signifikan secara simultan atau

bersama-sama terhadap variabel terikat.

H1 : Seluruh variabel bebas berpengaruh signifikan secara simultan atau bersama-

sama terhadap variabel terikat.

b. Tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikasi (α) sebesar 0,05 pada

perhitungan uji-F, maka keputusan akan diambil sebagai berikut;

- H0 ditolak dan H1 diterima apabila taraf signifikansi < daripada 0,05 , maka

tiap variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

28
- H0 diterima dan H1 ditolak apabila taraf signifikansi > daripada 0,05 , maka

tiap variabel bebas secara bersama tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

3.4.5 Uji-t

Uji-t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas dalam

penelitian ini berpengaruh secara individual terhadap variabel terikat (Ghozali, 2011).

Kriteria uji-t antara lain sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : Seluruh variabel bebas tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

variabel terikat.

H1 : Seluruh variabel bebas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel

terikat.

b. Tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikasi (α) sebesar 0,05 pada

perhitungan uji-t, maka keputusan akan diambil sebagai berikut;

- H0 ditolak dan H1 diterima apabila taraf signifikansi < daripada 0,05, atau

- H0 diterima dan H1 ditolak apabila taraf signifikansi > daripada 0,05.

3.4.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui nilai persentase variabel

product, price, place dan promotion terhadap keputusan pembelian di Ropang Plus-

Plus. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2 < 1. Apabila koefisien determenasi

29
mendekati angka 1 dapat diartikan bahwa hampir semua variabel independen

memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Penggunaan koefisien determinasi R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh kekuatan antara hubungan variabel bebas dan variabel terikat dalam

penelitian ini (Suhartono, 2014 : 315).

3.4.7 Uji Asumsi Klasik

3.4.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kenormalan terhadap suatu data. Uji

normalitas dilakukan dengan cara menguji data variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Pengujian normalitas data

menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Kriteria uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : Residual berdistribusi normal apabila taraf signifikansi > daripada 0,05.

H1 : Residual berdistribusi tidak normal apabila taraf signifikansi < daripada 0,05.

3.4.7.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat

kemiripan antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam

penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam

pengambilan keputusan dalam pengaruh uji parsial masing-masing dalam seluruh

variabel bebas dalam penelitian. Variance Inflation Factor (VIF) merupakan

indikator pengukuran apakah terdapat multikolinieritas terhadap seluruh variabel

30
bebas dalam penelitian (Sujarweni, 2015 : 185). Apabila VIF > dari 10, maka dapat

diketahui bahwa terjadi multikolinieritas dan begitu pula sebaliknya.

3.4.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Suatu penelitian dinyatakan homokedastisitas apabila variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, namun jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji

apakah terdapat perbedaan serta untuk mengetahui apabila terjadi adanya

ketidaksamaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan

yang lain. Salah satu ciri model regresi yang baik adalah dengan tidak terjadinya

heteroskedastisitas dalam pengujian terkait (Umar, 2011 : 179).

3.4.7.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi perlu dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi yang signifikan atau tidak dalam hubungan linear antara kedua variabel. Uji

Durbin Watson merupakan alat untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi

dalam penelitian ini. Ghozali (2013 : 95) menuturkan bahwa sebaiknya sebuah regresi

dikatakan baik apabila bebas dari autokorelasi.

DAFTAR PUSTAKA

Angyoseph, L. (2016). Faktor Yang Membuat Konsumen Memutuskan Membeli


Produk Royale Meat. Surabaya: Universitas Ciputra.

31
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Armstrong, P. K. (2010). Principles of Marketing. 13th Edition. United States of


America: Pearson.

Astutiningsih. (2015). Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Pembelian Batik di


Tulungagung. Perbankan Syariah FEBI LAIN Tulungagung, 78-92.

Davis. (2008). Food and Beverage Management 4th Edition. Butterworth


Heinemann.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:


Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi


Ketujuh. Semarang: Universitas Diponergoro.

Harjanto. (2009). Prinsip-prinsip Periklanan. Jakarta : PT Gramedia.

Kanuk, L. G. (2008). Perilaku Konsumen. Ahli Bahasa : Zoelkifli Kasip. Jakarta: PT


Indeks.

Kartila, I. (2012). Retrieved April 13, 2018, from Antaranews:


http://www.antaranews.com/berita/300726/nongkrong-di-cafe-jadi-gaya-
hidup

Keller, P. K. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok


Gramedia.

Keller, P. K. (2012). Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Ltd.

Kotler, P. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

32
Martjiono, R. (2016). Analisa Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) Terhadap
Keputusan Pembelian di Rumah Makan Kak Ayam Geprek Surabaya!!!
Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Michael. (2016). Pengaruh Meal Experience Terhadap Kepuasan Konsumen Di


Domicile Kitchen And Lounge Surabaya. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Morissan. (2010). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana.

Munifah, N. (2014). Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Produk Terhadap


Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry di Kalangan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo: Universitas
Muhammadiyah.

Nguyen, T. N. (2015). The Impact of Marketing Mix Elements on Food Buying


Behavior: A Study of Supermarket Consumers In Vietnam. International
Journal of Business and Management, 206-215.

Pertiwi, M. I. (2016). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian


(Survei pada Konsumen Baker’s King Donuts & Coffee di MX Mall Malang).
Jurnal Administrasi Bisnis, 179-186.

Pranata, M. (2013). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di


Rumah Makan Bamara Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Pemasaran, 1-15.

Rahmawaty, U. (2013). Pelestarian Budaya Indonesia Melalui Pembangunan Fasilitas


Pusat Jajanan Tradisional Jawa Barat. 1-2.

Shinta, A. (2011). Manajemen Pemasaran. Malang: UB Press.

Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta:


Andi.

33
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

Sumarwan. (2011). Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.


Cetakan Satu. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sunyoto. (2012). Konsep Dasar & Riset Pemasaran. Jakarta: PT Buku Seru.

Suryadi, D. (2011). Promosi Efektif Menggugah Minat dan Loyalitas Pelanggan.


Jakarta: PT Suka Buku.

Swastha. (2008). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Offset.

Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Tompunu. (2014). Analisis Motivasi, Persepsi, Pembelajaran dan Sikap Konsumen


Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di KFC Bahu Mall Manado.
Jurnal EMBA 2(3), 610-621.

Utami, A. P. (2016). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian


Konsumen Di Minimarket KOPMA Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

34
35

Anda mungkin juga menyukai