(Skripsi)
Oleh
Oleh
Pulau Tegal memiliki potensi dan keanekaragaman wisata bahari yang menjadi
daya tarik bagi wisatawan. Namun, belum tersedia informasi yang dapat membantu
wisatawan dalam mengetahui objek dan kawasan wisata yang terdapat di Pulau
Tegal. Penelitian ini menyajikan informasi wisata yang ada di Pulau Tegal ke
dalam bentuk peta Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode pemetaan yang
qgis2web untuk mengkonversi file QGIS (.qgz) menjadi peta web (WebGIS) serta
adanya input indeks wisata. Hasil pemetaan didapatkan digitasi dari setiap objek
dan fasilitas wisata di Pulau Tegal ke dalam bentuk shapefile (.shp) serta informasi
ditampilkan pada attribute table layer. WebGIS digunakan sebagai media penyaji
peta SIG yang mudah diakses dan disesuaikan tampilannya dengan library
Kata Kunci: Ekowisata, Indeks Kesesuaian Wisata, Daya Dukung Kawasan, Sistem
Informasi Geografis, Pulau Tegal
ABSTRACT
By
Tegal Island has the potential and diversity of marine tourism which became
attraction for tourists. However, the information that could help tourists knowing
the objects and tourist areas contained in Tegal Island is not yet available. This
Information System map. The mapping method was done using Quantum GIS
and the qgis2web plugin to convert QGIS files (.qgz) into web maps (WebGIS) and
the presence of tourist index input. Each mapping results obtained digitization for
each tourist objects and facilities on Tegal Island in the form of shapefiles (.shp) as
media for GIS map renderers which is easily accessed and adjusted according to the
made it easier for people to convey and search for tourist information on Tegal
Island.
Oleh
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Kusuma Anggraini.
Lampung pada tahun 2002, pada tahun 2003 memasuki Sekolah Dasar Xaverius I
SMP Xaverius I Bandar Lampung dan SMA Fransiskus Bandar Lampung pada
Negeri (SNMPTN) pada tahun 2015. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di
penulis melakukan Kerja Praktik pada proyek Gedung Rumah Sakit PTN UNILA
selama 3 bulan. Penulis juga telah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa
Terang Makmur, Kec. Gubung Terang, Kab. Tulang Bawang Barat selama 32 hari
kepada
mendukung sepenuhnya baik moril maupun materil demi sebuah cita-cita di masa
depan.
dan
Almamater Tercinta.
MOTTO
Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu
untuk dirinya sendiri.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Pesawaran)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I, atas
2. Ibu Hj. Yuda Romdania, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II, atas
3. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph.D., selaku Dosen Penguji, atas bantuan,
5. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
6. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Lampung.
7. Kedua orang tuaku, Bapak Irwan dan Ibu Hartini yang senantiasa
memberikan curahan kasih dan saying, doa yang tiada henti serta dukungan
10. Teman-teman Volunteer, Eria Zundi Rahmadani, Fitri Indah Sari, Revi
mempersiapkan seminar.
11. Teman-teman pendukung, Ella Gita Silviana, S.Si., Adji Pangestu, S. Kom
mahasiswa lain yang tidak mungkin Penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan balasan
kebaikan kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan pengetahuan bagi siapa saja yang
menggunakannya. Aamiin.
Penulis,
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Batasan Masalah .............................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
E. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 7
Lampiran A (Peta Web SIG Pulau Tegal Kabupaten Pesawaran) .................. 136
Lampiran B (Lembar Asistensi) ..................................................................... 147
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penelitian terdahulu (State of The Art) .................................................. 9
9. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt) ............... 48
10. Prediksi waktu yang diperlukan pada setiap kegiatan wisata ................ 49
Gambar Halaman
1. Jenis-Jenis Ekowisata ............................................................................ 2
3. Mangrove ............................................................................................... 13
73. Tampilan Pemetaan dan Informasi Wisata Mangrove Timur ................ 120
75. Tampilan dan Informasi WebGIS Kawasan Pulau Tegal ...................... 136
79. Tampilan dan Informasi WebGIS Wisata Terumbu Karang .................. 140
Grafik Halaman
1. Hasil Perhitungan IKW .......................................................................... 113
A. Latar Belakang
kawasan alam serta budaya masyarakat sekitar yang dikelola untuk menjaga
alam.
perjalanan di luar ruangan dan di kawasan alami yang tidak berdampak pada
wisata yang memiliki objek dan berdaya tarik yang berasal dari potensi
Wisata yang berasal dari potensi bentang laut adalah aktifitas wisata yang
mengutamakan pada kekayaan sumber daya bawah laut dan dinamika air
laut, sedangkan wisata bentang darat pantai adalah aktifitas wisata yang
(Yulianda, 2007).
Indonesia memiliki luas daratan sebesar 1.922.570 km2 dan luas perairan
potensi yang sangat besar terhadap ekowisata bahari di daerah pantai. Hal
ini sangat didukung dengan kondisi negara Indonesia yang sebagian besar
ini dihuni oleh sekitar 20 kepala keluarga (Anggraini, Damai and Hasani,
2018). Pulau ini memiliki kondisi topografi berupa pantai dengan pasir
putih yang landai (bagian barat, selatan, timur dan utara) dan pantai yang
berbatu (bagian barat daya, barat laut, tenggara dan timur laut). Wilayah
daratannya berupa dataran hingga lereng bukit. Akses untuk menuju pulau
ini menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh ±15 menit dari Pantai
padang lamun dan terumbu karang menambah daya tarik wisatawan untuk
Informasi terkait objek wisata di pulau ini disajikan melalui sosial media
diakses oleh banyak orang, maka dapat menjadi alternatif pengunjung dari
objek dan fasilitas wisata yang terdapat di Pulau Tegal, Desa Gebang,
media informasi yang lengkap dan lebih menarik (Soyusiawaty, Umar and
Mantofani, 2007). Penyajian peta sistem informasi geografis ini juga dapat
Pinasti, 2013).
informasi mengenai objek dan fasilitas wisata di Pulau Tegal Lampung yang
Pulau Tegal.
6
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pemetaan objek dan fasilitas wisata yang terdapat di Pulau Tegal
C. Batasan Masalah
ada, yaitu:
Lampung.
dengan alat bantu drone, GPS dan perangkat lunak Quantum GIS.
3. Penelitian dilakukan dalam satu tim yang terdiri dari beberapa orang,
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan informasi wisata yang berupa
peta sistem informasi geografis terkait objek dan kawasan wisata di Pulau
Ekowisata merupakan suatu kegiatan wisata alam pada daerah alami yang
Untuk itu perlu dilakukan suatu pemetaan kawasan ekowisata bahari yang
berupa peta digital sistem informasi geografis (SIG) dan selanjutnya dapat
dilakukan oleh para peneliti terdahulu, namun untuk pemetaan SIG kawasan
9
wisata bahari yang memuat informasi dari indeks kesesuaian wisata di
daerah yang lebih luas, namun hanya untuk objek tertentu (pasar, sekolah
Pembelajaran untuk peneliti dari para peneliti terdahulu dalam hal pemetaan
Wang, 2009; Saputra and Yulmaini, 2012; Nahuelhual et al., 2013; Riyanto,
Hamzari and Golar, 2014; Silaban, 2018; Azhari, 2018; Saputra, 2018 dan
jurnal mereka.
Objek
Judul Jurnal / Lokasi
Sumber yang Pokok Bahasan
Penelitian Penelitian
ditinjau
Prem Chhetri Pemodelan Hutan dan Pemetaan objek- Victoria
dan Colin berbasis SIG pada Pantai objek wisata Barat,
Arrowsmith, rekreasi potensi alam Australia
2008 tujuan wisata menggunakan
berbasis alam GIS
Nengwang Sebuah pendekatan Hutan Zonasi sebaran Zhejiang,
Chen, berbasis SIG untuk Konservasi ekosistem di China
Huancheng Li pemetaan kawasan hutan Selatan
dan Lihong penggunaan konservasi
Wang, 2009 langsung nilai jasa dengan GIS
ekosistem pada
skala daerah:
implikasi
Manajemen
10
Tabel 1. (lanjutan)
Objek
Judul Jurnal / Lokasi
Sumber yang Pokok Bahasan
Penelitian Penelitian
ditinjau
Ardi Dwi Perancangan Wisata Penggunaan Lampung,
Saputra I. S. Sistem Informasi pantai SIG untuk Indonesia
dan Yulmaini, Geografis (SIG) mendata semua
2012 Pariwisata di pariwisata di
Provinsi Lampung lingkup provinsi
Laura Pemetaan rekreasi Hutan dan Pemetaan zona Chili
Nahuelhual, dan ekowisata Pantai kawasan wisata Selatan,
Alejandra sebagai layanan budaya Amerika
Carmona, Paola ekosistem budaya: masyarakat di
Lozada, aplikasi pada tingkat kota
Amerindia tingkat lokal di
Jaramillo, 2013 selatan Chili
Riyanto, Analisis Hutan Analisis Palu,
Hamzari dan Pembangunan Konservasi pembangunan Sulawesi
Golar, 2014 Ekowisata di ekowisata yang Tengah
Kawasan Taman dimodelkan
Hutan Raya dalam program
Berbasis SIG GIS
Willy Brilliant Analisis Zonasi Pantai Analisis dan Pesisir
Yosua Silaban, Ekowisata Bahari pemetaan zona Barat,
2018 Berbasis Sistem ekowisata Lampung
Informasi menggunakan
Geografis GIS
Kgs Fajar Analisis Indeks Pantai Analisis IKW Kecamatan
Parningotan Kesesuaian dan pemetaan Rajabasa,
Azhari, 2018 Ekowisata Bahari pantai tingkat Kabupaten
kecamatan Lampung
dengan GIS Selatan
Fazario Analisis Pantai Analisis IKW Kecamatan
Adhitya Pemanfaatan dan dan pemetaan Bakauheni,
Saputra, 2018 Pembangunan pantai tingkat Kabupaten
Ekowisata Bahari kecamatan Lampung
Berbasis SIG dan dengan GIS Selatan
Drone
Dipo Akbar Konsep Mangrove Analisis IKW, Kabupaten
Ferdiansyah, Pengembangan dan Pantai DDK dan Lampung
2018 Ekowisata Bahari pemetaan pantai Selatan
Secara Terpadu tingkat
Berbasis Sistem kabupaten
Informasi dengan GIS
Geografis dan
Drone
11
B. Ekowisata Bahari
pesisir sebagai objek layanan utama (Hawkins & Roberts, 1993). Kemudian
laut, baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan air laut. Konsep
keunikan alam dan seni budaya masyarakat sekitar (Salim & Purbani, 2015).
Wilayah pesisir yang menjadi objek dari ekowisata bahari memiliki banyak
(Djou, 2013).
yaitu wilayah lautan dan daratan. Ekosistem yang hidup di kawasan pesisir
memiliki keunikan sendiri dan sangat kompleks, mulai dari yang berada di
keragaman jenis biota yang ada di sekitarnya, selain itu mampu memberikan
Gambar 3. Mangrove.
Mangrove atau bakau adalah suatu ekosistem hutan yang dapat hidup di
daerah pasang surut (muara sungai, laguna dan pantai) yang tergenang
oleh air laut pasang dan bebas air saat terjadi surut, juga mangrove
oleh keadaan pasang dan surut air laut, oleh karena itu hutan ini perlu
pantai yang terlindung sampai pada pasang air laut yang tinggi (Utomo,
perembesan air laut, tempat tinggal ikan dan biota lainnya (feeding,
karena hutan mangrove memiliki ciri khas khusus yaitu banyaknya flora
1. Avicennia
2. Bruguiera
tanaman lebih peka dan hanya terendam pasang naik dua kali
sebenarnya tidak harus ada, kecuali jika terdapat air tawar yang
4. Rhizopora
5. Sonneratia
4. Setiap data yang diperoleh dicatat dalam data sheet yang telah
lensa fish eye dengan sudut pandang 180o pada satu titik pengambilan
foto. Teknik ini masih cukup baru digunakan di Indonesia pada hutan
berukuran 5 × 5 m.
Onrizal (2008), dalam situasi tertentu dimana plot transek kuadrat tidak
tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon. Diameter pohon yang
K suatu jenis
KR = ×100%
K seluruh jenis
F suatu jenis
FR = ×100%
F seluruh jenis
D suatu jenis
DR = ×100%
D seluruh jenis
dari lamun yaitu tumbuhan monokotil yang memiliki akar, daun, buah
di dalamnya bisa terdapat satu atau lebih dari satu spesies lamun,
Salah satu manfaat dari ekowisata padang lamun adalah sebagai wisata
transek dengan jarak antara kuadrat satu dengan yang lainnya adalah 10
m (Gambar 14). Titik awal transek diletakkan pada jarak 5-10 m dari
selanjutnya.
8. Pada setiap kotak kecil, dapat dicatat komposisi jenis lamun yang
10. Setelah itu, bergerak 10 meter ke arah tubir dan ulangi tahap 6-9.
13. Tandai posisi titik terakhir dengan GPS dan catat koordinat
harus memiliki suhu yang hangat, kondisi air jernih, terhindar dari
atau 14% dari luasan terumbu karang yang berada di bumi (Arini,
hias, bahan obat dan kawasan wisata yang menarik. Secara sosial,
bahwa terumbu karang utuh yang ada di Indonesia mulai terbentuk dari
1. Jika merupakan lokasi baru, beri nama stasiunnya dan catat posisi
transek, dan jangan lupa memberi tanda titik awal tersebut dengan
Gambar 17.
di sepanjang karang.
34
C. Sistem Informasi Geografis
informasi geografis merupakan perpaduan dari tiga ilmu pokok, yaitu sistem
geografis akan menyajikan lokasi dari suatu wisata dan informasi yang
atau seluruh dari data, menjadi bentuk peta, grafis dan tabel.
juga berisi perubahan data spasial yang berbeda tipenya (kontur peta
peta digital SIG tidak hanya dapat diakses melalui software yang mampu
peta digital SIG ke dalam bentuk website dibantu dengan adanya plugin di
akses
input
Admin Hosting
data peta dari hosting yang telah di input oleh admin. Adapun pengertian
QMS setiap harinya (Suryadi, 2015). Plugin ini mampu menampilkan peta
data spasial dan atribut di situs web OpenStreetMap (OSM) atau JOSM
diharuskan memiliki akun pada situs web OSM. Situs web OSM sendiri
umum berarti sebuah istilah yang mengacu pada peta web modern yang
menjelajah peta (peta akan bergeser mengikuti arah pointer mouse jika
webgis berbasis OSM ini, tahapan proses dari mulai editing/adding data
Peta shapefile adalah peta dasar dari suatu wilayah dengan format file
tersebut. Format file ini dapat menyimpan data spasial seperti bidang (pulau
atau wilayah suatu provinsi), garis (jalan dan sungai), titik (lokasi kota dan
bangunan) dan informasi mengenai ketiga data spasial tersebut (jenis suatu
jalan, nama suatu kota, dll) (Lestari, 2014). Format file ini menggunakan
vektor, sehingga data spasial seperti titik, garis dan bidang disimpan dalam
yaitu analisis yang dilakukan pada potensi sumber daya yang dikembangkan
tertentu, melalui pola tata guna kawasan yang terarah, adanya kegiatan
Ni
IKW = ∑ ( ) × 100%
Nmaks
Keterangan:
Faktor penentu penilaian potensi objek wisata dapat dilihat pada Tabel 3.
Menurut Yulianda (2007), indeks kesesuaian wisata pantai terdiri dari dua
klasifikasi penilaian (S1, S2, S3 dan N). Matriks IKW rekreasi pantai dapat
Bobot
Skor
Skor
Skor
Skor
Kategori Kategori Kategori Kategori
No Parameter
S1 S2 S3 N
Kedalaman
1 5 0-3 3 >3-6 2 >6-10 1 >10 0
pantai (m)
Pasir
Pasir
hitam, Lumpur,
Pasir putih,
2 Tipe pantai 5 3 2 berkarang, 1 berbatu, 0
putih sedikit
sedikit terjal
karang
terjal
Lebar pantai
3 5 >15 3 10-15 2 3-<10 1 <3 0
(m)
Material
Karang Pasir
4 dasar 3 Pasir 3 2 1 Lumpur 0
berpasir berlumpur
perairan
Kecepatan
5 3 0-0,17 3 0,17-0,34 2 0,34-0,51 1 >0,51 0
arus (m/s)
Kemiringan
6 3 <10 3 10-25 2 >25-45 1 >45 0
pantai (o)
Kecerahan
7 1 100 3 50-<100 2 30-<50 1 <30 0
perairan (%)
Semak,
Kelapa, Hutan bakau,
Penutupan belukar, Belukar
8 1 lahan 3 2 1 pemukiman, 0
lahan pantai rendah, tinggi
terbuka pelabuhan
savana
Bulu babi,
Biota Tidak Bulu babi,
9 1 3 Bulu babi 2 1 ikan pari, 0
berbahaya ada ikan pari
lepu, hiu
Ketersediaan
10 air tawar 1 <0,5 3 >0,5-1 2 >1-2 1 >2 0
(km)
Sumber: Yulianda (2007)
mengacu pada Yulianda (2007), yang dapat dilihat pada Tabel 5 - Tabel 8.
46
Tabel 5. Matriks IKW kategori wisata mangrove
Bobot
Kategori Kategori Kategori Kategori
Skor
Skor
Skor
Skor
No Parameter
S1 S2 S3 N
Ketebalan
1 mangrove 5 >500 3 >200-500 2 50-200 1 <50 0
(m)
Kerapatan
>10-15,
2 mangrove 3 >15-20 3 2 5-10 1 <5 0
>20
(100 m2)
Jenis
3 3 >5 3 3-5 2 1-2 1 0 0
mangrove
Pasang
4 1 0-1 3 >1-2 2 >2-5 1 >5 0
surut (m)
Ikan, udang,
Ikan,
kepiting, Salah
udang, Ikan,
5 Obyek biota 1 moluska, 3 2 1 satu biota 0
kepiting, moluska.
reptil, air.
moluska.
burung.
Sumber: Yulianda (2007)
Skor
Skor
Skor
No Parameter
S1 S2 S3 N
Tutupan
1 5 >75 3 >50-75 2 25-50 1 <25 0
lamun (%)
Kecerahan
2 perairan 3 >75 3 >50-75 2 25-50 1 <25 0
(%)
3 Jenis ikan 3 >10 3 6-10 2 3-5 1 <3 0
Syringo-
Cymodocea
dium
4 Jenis lamun 3 Halodule 3 2 Thallasia 1 Enhalus 0
Thalasso-
Halophila
dendron
Jenis Pasir Pasir
5 1 3 Pasir 2 1 Berlumpur 0
substrat berkarang berlumpur
Kecepatan
6 1 0-15 3 15-30 2 30-50 1 >50 0
arus (cm/s)
Kedalaman
7 1 1-3 3 >3-6 2 >6-10 1 >10, <1 0
lamun (m)
Sumber: Yulianda (2007)
47
Tabel 7. Matriks IKW kategori wisata selam
Bobot
Kategori Kategori Kategori Kategori
Skor
Skor
Skor
Skor
No Parameter
S1 S2 S3 N
Kecerahan
1 5 >80 3 50-80 2 20-<50 1 <20 0
perairan (%)
Tutupan
2 komunitas 5 >75 3 >50-75 2 25-50 1 <25 0
karang (%)
Jenis life
3 3 >12 3 <7-12 2 4-7 1 <4 0
form
Jenis ikan
4 3 >100 3 50-100 2 20-<50 1 <20 0
karang
Kecepatan
5 1 0-15 3 >15-30 2 >30-50 1 >50 0
arus (cm/s)
Kedalaman
>15-20 >30
6 terumbu 1 6-15 3 2 >20-30 1 0
3-<6 <3
karang (m)
Sumber: Yulianda (2007)
Skor
Skor
Skor
No Parameter
S1 S2 S3 N
Kecerahan
1 5 >80 3 50-80 2 20-<50 1 <20 0
perairan (%)
Tutupan
2 komunitas 5 >75 3 >50-75 2 25-50 1 <25 0
karang (%)
Jenis life
3 3 >12 3 <7-12 2 4-7 1 <4 0
form
Jenis ikan
4 3 >50 3 30-50 2 10-<30 1 <10 0
karang
Kecepatan
5 1 0-15 3 >15-30 2 >30-50 1 >50 0
arus (cm/s)
Kedalaman
>10
6 terumbu 1 1-3 3 >3-6 2 >6-10 1 0
<1
karang (m)
Lebar
hamparan >100-
7 1 >500 3 2 20-100 1 <20 0
datar karang 500
(m)
Sumber: Yulianda (2007)
48
F. Daya Dukung Kawasan
gangguan, baik pada alam maupun manusia (Domo et al., 2017). Pada
Lp Wt
DDK = K × ×
Lt Wp
Keterangan :
Tabel 9. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)
K Lt
No Jenis Kegiatan Keterangan
(∑ Pengunjung) (Unit Area)
1 Selam 2 2000 m2 2 orang dalam 200 m × 10 m
2 Snorkeling 1 500 m2 1 orang dalam 100 m × 5 m
2
3 Wisata lamun 1 250 m 1 orang dalam 50 m × 5 m
4 Wisata mangrove 1 50 m 1 orang setiap 50 m panjang track
5 Rekreasi pantai 1 50 m 1 orang setiap 50 m panjang pantai
6 Memancing 1 25 m 1 orang setiap 25 m
7 Perahu 1 500 m 1 jam dengan jarak 500 m
8 Wisata olahraga 1 50 m 1 orang setiap 50 m
Sumber: Yulianda (2007)
49
Waktu kegiatan wisata pengunjung (Wp) didapatkan melalui total waktu
waktu yang diberikan oleh kawasan (Wt), yaitu merupakan panjang waktu
area wisata dibuka dalam satu hari, umumnya rata-rata waktu kerja yaitu
selama 10 jam (07.00 s.d 17.00). Nilai prediksi waktu yang diperlukan pada
Tabel 10. Prediksi waktu yang diperlukan pada setiap kegiatan wisata
A. Lokasi Penelitian
2017). Akses menuju pulau ini dapat menggunakan perahu motor dari
Pantai Sari Ringgung, dengan jarak tempuh 2,8 km atau waktu perjalanan
selama 15 menit. Pulau Tegal memiliki keliling pantai dengan panjang 5,8
seperti mangrove, lamun dan terumbu karang yang menjadi daya tarik
pulau ini sering disebut mirip dengan Pulau Maladewa. Tidak hanya
wisatawan domestik yang mengunjungi pulau ini, bahkan Pulau Tegal saat
51
ini telah dikunjungi oleh turis dari berbagai negara. Adapun peta foto udara
Prov. Lampung
B. Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, yaitu:
1. Data primer
ini, data primer yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 11.
52
Tabel 11. Data-data primer
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung dari
yang ada ataupun melalui studi literatur yang sesuai dengan penelitian.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 12.
53
Tabel 12. Data-data sekunder
Peralatan yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini dapat
No Peralatan Fungsi
1 GPS (Global Positioning Melakukan penyimpanan koordinat suatu
System) titik (waypoint) atau rute (track) suatu objek
penelitian tertentu.
2 Kamera Mengambil dokumentasi data penelitian,
berupa gambar atau video.
3 Laptop Melakukan kompilasi data yang telah
didapatkan dan diolah menggunakan program
Quantum GIS.
4 Pesawat drone Memperoleh dokumentasi suatu objek
penelitian dari ketinggian tertentu.
5 Roll meter Mengukur panjang maupun ketinggian.
6 Secchi disk Mengukur tingkat kecerahan perairan.
54
Tabel 13. (lanjutan)
No Peralatan Fungsi
7 Kuadrat ukuran 50 × 50 cm Menghitung tutupan lamun menggunakan
metode transek kuadrat.
8 Botol pelampung dan stopwatch Menghitung kecepatan arus.
9 Tongkat kayu dan selang Mengukur kemiringan pantai.
waterpass
10 Patok kayu Memberikan tanda batas pasang surut air
laut.
11 Kacamata snorkeling Membantu pengamatan yang dilakukan di
bawah air.
yang ada, sementara data sekunder berupa dokumentasi, jenis dan sebaran
pengambilan data visual berupa foto dan video menggunakan pesawat drone
untuk menghasilkan gambaran yang lebih luas. Adapun bagan alir atau
Gambar 25.
Gambar 25. Flowchart Proses Pengumpulan Data.
55
56
E. Analisis Data
Hasil dari pengolahan data yang telah didapatkan dapat dibagi menjadi dua
No Tahapan Keterangan
1 Analisis Potensi Objek Bersumber pada PUSPAR UGM (2005), terdapat 8
Wisata (Sarana Prasarana)parameter yang disesuaikan untuk menilai potensi
dari suatu kawasan objek wisata yang memenuhi
kelengkapan sarana dan prasarana. Terdiri dari
kualitas objek wisata, kondisi objek wisata, daya
saing ekonomi objek wisata, aksesibilitas,
dukungan pengembangan objek wisata, fasilitas
penunjang objek wisata, fasilitas pelengkap serta
keamanan dan kenyamanan.
2 Analisis Indeks Bersumber pada Yulianda (2007), dalam
Kesesuaian Wisata (Objek pengelolaan ekowisata bahari terdapat aspek-aspek
Wisata dan Ekosistem) wisata yang diperlukan dalam menunjang kegiatan
ekowisata. Masing-masing aspek dihitung nilai
kesesuainnya berdasarkan parameter yang tersedia
dan ditentukan kelas kesesuaiannya. Adapun
masing-masing aspek yang dinilai kesesuaiannya
yaitu:
Rekreasi Pantai Terdapat 10 parameter yang terdiri dari: kedalaman
pantai, tipe pantai, lebar pantai, material dasar
perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai,
kecerahan perairan, penutupan lahan pantai, biota
berbahaya dan ketersediaan air tawar.
Wisata Mangrove Terdapat 5 parameter yang terdiri dari: ketebalan
mangrove, kerapatan mangrove, jenis mangrove,
pasang surut dan objek biota.
Wisata Lamun Terdapat 7 parameter yang terdiri dari: tutupan
lamun, kecerahan perairan, jenis ikan, jenis lamun,
jenis substrat, kecepatan arus dan kedalaman
lamun.
Wisata Selam Terdapat 6 parameter yang terdiri dari: kecerahan
perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifeform,
jenis ikan karang, kecepatan arus dan kedalaman
terumbu karang.
57
Tabel 14. (lanjutan)
No Tahapan Keterangan
Wisata Snorkeling Terdapat 7 parameter yang terdiri dari: kecerahan
perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifeform,
jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman
terumbu karang dan lebar hamparan karang datar.
Daya Dukung Kawasan Menghitung kapasistas pengunjung setiap objek
wisata dalam satuan orang/hari. Terdapat 8 jenis
objek wisata yang dapat dihitung nilai daya
dukungnya, yaitu selam, snorkeling, wisata lamun,
wisata mangrove, rekreasi pantai, memancing,
berperahu dan wisata olahraga.
3 Analisis Kawasan Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada
Ekowisata Bahari analisis potensi objek wisata dan analisis indeks
Menggunakan Sistem kesesuaian wisata, menggabungkan pemetaan
Informasi Geografis kawasan yang menggunakan software Quantum
GIS pada kawasan tersebut dengan informasi-
informasi terkait objek wisata.
wisata yang diperhitungkan nilai IKW nya yaitu rekreasi pantai, wisata
2) Tipe pantai
3) Lebar pantai
5) Kecepatan arus
berikut:
6) Kemiringan pantai
dengan batas air laut. Alat yang digunakan yaitu roll meter,
h
v
x
permukaan, tandai tali pada batas air dan catat sebagai D1.
berikut:
D2
Kecerahan = × 100%
D1
D2
D1
objek wisata.
9) Biota berbahaya
1) Ketebalan mangrove
pasang tertinggi air laut. Alat yang digunakan yaitu roll meter
2) Kerapatan mangrove
3) Jenis mangrove
4) Pasang surut
5) Obyek biota
1) Tutupan lamun
2) Kecerahan perairan
Alat yang digunakan yaitu secchi disk dan roll meter. Untuk
diperoleh.
66
3) Jenis ikan
4) Jenis lamun
5) Jenis substrat
6) Kecepatan arus
tali menegang.
7) Kedalaman lamun
dalam dua jenis wisata, yaitu selam dan snorkeling yang mengacu
1) Kecerahan perairan
Alat yang digunakan yaitu secchi disk dan roll meter. Untuk
D1
Tutupan Komunitas Karang = × 100%
D2
68
3) Jenis lifeform
5) Kecepatan arus
tali menegang.
6) Kedalaman
software Quantum GIS dan didapatkan hasil akhir berupa peta digital
Provinsi Lampung.
Penyajian data yang didapatkan dalam penelitian ini selanjutnya akan diolah
Adapun metode penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
A. Simpulan
2. Objek yang didigitasi dalam website peta SIG Pulau Tegal terdiri dari
objek wisata.
128
B. Saran
yang dibangun dekat dengan garis pantai. Hal ini perlu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Bibin, M., Vitner, Y., dan Imran, Z. 2017. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung
Wisata Kawasan Pantai Labombo Kota Palopo. Jurnal Pariwisata. 4:94–102.
Chen, N., Li, H., and Wang, L. 2009. A GIS-based Approach for Mapping Direct
Use Value of Ecosystem Services at a County Scale: Management
Implications. Ecological Economics. 68:2768–2776.
https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2008.12.001
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P., dan Sitepo, M. I. 2008. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta. 328 hlm.
Domo, A. M., Zulkarnaini, dan Yoswaty, D. 2017. Analisis Kesesuaian dan Daya
Dukung Kawasan Wisata Pantai (Studi Pantai Indah Sergang Laut di Pulau
Singkep). Dinamika Lingkungan Indonesia. 4:109–116.
Donato, D. C., Kauffman, J. B., Murdiyarso, D., Kurnianto, S., Stidham, M., dan
Kanninen, M. 2012. Mangrove adalah Salah Satu Hutan Terkaya Karbon di
Kawasan Tropis. CIFOR Brief. 13:1-12.
Ghufrona, R. R., Kusmana, C., dan Rusdiana, O. 2015. Komposisi Jenis dan
Struktur Hutan Mangrove di Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan. Jurnal
Silvikultur Tropika. 6:15–26.
131
Giyanto, Manuputty, A. E.W., M., Abrar, M., Siringoringo, R. M., Suharti S. R.,
Wibowo, K., Edrus, I. N., Arbi, U. Y., Cappenberg, H. A. W., Sihaloho, H.
F., Tuti, Y., dan Zulfianita, D. 2014. Panduan Monitoring Kesehatan
Terumbu Karang. PT. Sarana Komunikasi Utama, Jakarta. 31 hlm.
Hidayat, T., dan Tarmuji, A. 2013. Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan
Lokasi TK Aisyiyah Bustanul Athfal di Aisyiyah DIY. Jurnal Sarjana
Teknik Informatika. 1:457–464.
Kementerian Dalam Negeri. 2009. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun
2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah. Kementerian
Dalam Negeri, Jakarta.
Koroy, K., Yulianda, F., dan Butet, N. A. 2017. Pengembangan Ekowisata Bahari
Berbasis Sumberdaya Pulau- Pulau Kecil di Pulau Sayafi dan Liwo,
Kabupaten Halmahera Tengah. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan.
8:1–17.
Nahuelhual, L., Carmona, A., Lozada, P., Jaramillo, A., and Aguayo, M. 2013.
Mapping Recreation and Ecotourism as a Cultural Ecosystem Service: An
Application at the Local Level in Southern Chile. Applied Geography.
40:71–82. https://doi.org/10.1016/j.apgeog.2012.12.004
Oriana, N., Nurruhwati, I., Riyantini, I., dan Yuliadi, L. P. S. 2017. Kelimpahan
Foraminifera Bentik Berdasarkan Komposisi Dinding Cangkang di Perairan
Pulau Tegal, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Jurnal Perikanan
Dan Kelautan. 8:1–8.
Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (PUSPAR UGM). 2005. Potensi
Objek Wisata (Online) https://puspar.ugm.ac.id/category/publikasi/. Diakses
pada 30 April 2019.
Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I. H., & Azkab, M. H. 2014. Panduan
Monitoring Padang Lamun (Malikusworo Hutomo & A. Nontji, Eds.).
Jakarta: PT. Sarana Komunikasi Utama.
Ramadhan, S., Patana, P., dan Harahap, Z. A. 2014. Analisis Kesesuaian dan
Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.
Jurnal Aquacoastmarine. 5:31–43. https://doi.org/10.7498/aps/62.010302
Riadi, B., Syafi’i, A., dan Widodo, H. M. 2011. Pembangunan Sistem Informasi
Spasial: Studi Kasus Kabupaten Pidiejaya, Provinsi Aceh. Jurnal Globe.
13:69–76.
Yuliani, W., Ali S., M. dan Saputri, M. 2016. Pengelolaan Ekosistem Terumbu
Karang oleh Masyarakat di Kawasan Lhokseudu Kecamatan Leupung
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1:1–9.
https://doi.org/10.3929/ethz-b-000238666
Yulisa, E. N., Johan, Y. dan Hartono, D. 2016. Analisis Kesesuaian dan Daya
Dukung Ekowisata Pantai Kategori Rekreasi Pantai Laguna Desa Merpas
Kabupaten Kaur. Jurnal Enggano. 1:97–111.
https://doi.org/10.31186/jenggano.1.1.97-111