Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUMAN PAPILOMAVIRUS

OLEH

Nama : Isak Goldif Maraben

Kelas :A

Semester : III (Tiga)

Prodi : S1 Keperawatan

Mata Kuliah : Maternitas II

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah yang maha ESA,
karena berkat kemurahanNYA makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan
dalam makalah ini kami membahas “Human Papilomavirus”.

Makalah ini di buat dalam rangka memperdalam pemahaman Masalah Human


Papilomavirus. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan ,arahan, koreksi dan saran , untuk itu rasa terima
kasih yang dalam kami sampaikan kepada dosen mata kuliah maternitas II, dan rekan-
rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini .

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat .

Kupang, Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman cover..............................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................
B. Tujuan..........................................................................................
C. Manfaat........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi........................................................................................
B. Ciri-ciri HPV...............................................................................
C. Etologi.........................................................................................
D. Tanda Dan gejala.........................................................................
E. Penyebaran..................................................................................
F. Penularan.....................................................................................
G. Pengobatan..................................................................................
H. Pencegahan..................................................................................
I. Diagnosa keperawatan.................................................................
J. Intervensi keperawatan................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena menjadi faktor dalam menunjang segala aktifitas hidup seseorang. Tapi
terkadang banyak yang mengabaikan kesehatan dan menganggap remeh akibat dari
pola dan gaya hidup yang semaunya dan hal ini berkaitan dengan kondisi kesehatan
dan kemungkinan penyakit yang dapat dialami. Human papilloma virus (HPV)
adalah penyebab genital warts dan kanker serviks. banyak orang yang terinfeksi tidak
memiliki gejala. sehingga kebanyakan dari mereka datang ketika keadaan sudah
terkena atau terinfeksi hpv dikarenakan masyarakat kurang informasi dan kurang
mewaspadai virus HPV.
Genital warts juga dikenal sebagai kutil kelamin, atau acuminata kondiloma,
disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV). Kutil kelamin ini disebabkan oleh
HPV jenis 6 dan 11. HPV jenis ini tidak membahayakan kita yang dapat
menyebabkan kanker, namun keberadaannya sangat meresahkan dan mengganggu
kita.
Kanker serviks atau sering dikenal dengan kanker mulut rahim adalah kanker
yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan
liang senggama (vagina). Kanker serviks atau leher rahim merupakan penyebab utama
kematian karena kanker di kalangan perempuan di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena mayoritas penderita datang untuk berobat ketika keadaan kesehatannya telah
kritis atau ketika penyakitnya sudah stadium lanjut. Untuk itu, pemeriksaan kesehatan
dengan tes pap smear perlu dilakukan secara rutin sebagai deteksi dini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya informasi masyarakat akan kanker serviks dan Genital warts
berupa gejala-gejala yang ditimbulkan dan dampaknya.
2. Kurangnya sosialisasi kanker serviks dan Genital warts kepada masyarakat
akan pengetahuan penanganan terhadap infeksi HPV.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari pembuatan tugas akhir ini adalah merancang dan membangun
sistem pakar dengan penggunaan Certainty Factor untuk membantu
masyarakat umum mendiagnosa infeksi virus HPV dan cara penanganannya
berbasis web.
2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membangun sebuah perangkat lunak
ini adalah :
a. Membantu user atau masyarakat awam yang bukan dokter dalam
mendiagnosa infeksi virus HPV sebelum melakukan tes ke
laboratorium.
b. Membantu masyarakat mengetahui informasi tentang infeksi virus
HPV penyebab, gejala-gejala, dampak yang ditimbulkan dan cara
menanganinya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HPV
Human Papilloma Virus (HPV) adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis
yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal
(displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan
kanker leher rahim atau dubur. Kutilkutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan
kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan
kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan
seks, sedangkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa
hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan barang secara
bersama).
Untuk mencegah penyebarannya dapat dilakukan dilakukan tes Pap untuk
mendeteksi pertumbuhan tidak normal dari sel pada leher rahim sejak awal atau pun
dengan melakukan sekret vagina. Tes ini dapat memeriksa dubur laki-laki dan
perempuan. Walaupun tes Pap tampaknya merupakan cara terbaik untuk menemukan
kanker leher rahim secara dini, pemeriksaan fisik dengan hati-hati mungkin
merupakan cara terbaik untuk menemukan kanker dubur.
Sedangkan untuk mencegah penularannya, sebaiknya menjaga kebersihan diri
dan jangan melakukan seks dengan lebih dari satu orang. Tanda infeksi HPV (kutil
atau displisia) sebaiknya diobati sesegera mungkin setelah dideteksi sebelum masalah
manjadi lebih besar dan mungkin kambuh setelah diobati.

B. Ciri-ciri Human Papilloma Virus


Adapun ciri-ciri Human Papilloma Virus adalah:
1. Berdiameter 55 ym
2. Birus ini mempunyai kapsul isohedral
3. Telanjang dengan 72 kapsomer
4. Mengandung DNA sirkuler dengan untaian ganda
5. Berat molekulnya 5 x 106 dalton.
Saat ini telah diindentifikasikan sekitar 100 tipe HPV. Masing-masing
tipe mempunyai sifat tertentu pada kerusakan epitel dan perubahan morfologi
yang ditimbulkan. Kurang lebih 23 tipe HPV dapat menimbulkan infeksi pada
alat kelamin wanita dan laki – laki yaitu HPV tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 34,
35, 39, 40, 42, 45, 52, dan 58 ( Sukaca, 2009).

C. Etiologi
Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui luka di
kulit. Penyebaran infeksi HPV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit
penderita.
Sebagian besar virus HPV menimbulkan kutil pada bagian tubuh,
sedangkan sebagian kecil lainnya dapat memasuki tubuh melalui hubungan
seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan virus ini pada bayinya saat persalinan.
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko infeksi virus HPV, yaitu:

1. Sering berganti pasangan seksual.


2. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
3. Memiliki luka terbuka pada kulit.
4. Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau chlamydia.
5. Melakukan hubungan seksual melalui anal.

D. Tanda dan Gejala


HPV bukan jenis virus baru namun, banyak orang tidak menyadarinya
karena virus ini jika menjangkiti manusia tidak manimbulkan gejala dan tidak
menyebabkan masalah kesehatan yang serius sampai infeksi virusnya menjadi
parah. Setiap saat HPV dapat menginfeksi tanpa menunjukkan gejala. HPV tidak
seperti virus lainnya yang menunjukkan gejala fisik menurun apabila terjangkit
virus ini tetapi seseorang baik pria maupun wanita dapat terkena HPV bertahun
tahun sebelum ia menyadarinya.
Tanda-tanda terserang HPV sering hanya ditunjukkan oleh tumbuhnya kutil.
Kutil yang tumbuh mungkin berwarna merah muda, putih, abu-abu ataupun
coklat. Awalnya hanya berupa bintil-bintil kecil yang kemudian bersatu
membentuk kutil yang lebih besar. Semakin lama kutil dapat menjadi semakin
besar. Pertumbuhan kutil akan semakin besar dan banyak jika tumbuh di kulit
lembab akibat kebersihan kulit kurang dijaga.
Kutil-kutil ini dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal sehingga membuat
tidak nyaman dan sering kali baru disadari keberadaannya saat jumlahnya sudah
bertambah banyak dan besar. Kutil dapat bertumbuh dengan cepat segera setelah
terinfeksi atau pun beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah terinfeksi HPV,
dan bahkan tidak pernah tumbuh sampai dinyatakan kita terinfeksi HPV (atau
sampai kita menyadari bahwa kita terinfeksi HPV).
Oleh karenanya, untuk menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan
maka dianjurkan untuk rutin melakukan Pap smear/ tes Pap minimal setahun
sekali bagi wanita di atas usia 21 tahun. Umumnya dokter dapat menentukan
apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya. Kadang kala alat yang
disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur. Jika perlu, contoh kutil
dipotong dan diperiksa diperiksa dengan mikroskop (biopsi) . HPV yang
menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan virus yang menyebabkan kanker.
Tetapi jika kita mempunyai kutil, maka kita mungkin terinfeksi jenis HPV lain
yang dapat menyebabkan kanker.
a. Gejala fisik yang terlihat pada wanita :
1. Kutil pada organ kelamin, dubur/anus atau pada permukaan vagina
2. Pendarahan yang tidak normal
3. Vagina menjadi gatal, panas atau sakit
b. Gejala fisik yang terlihat pada pria :
1. Kutil pada penis, anus atau skrotum
2. Kutil pada uretra (mungkin terjadi penurunan jumlah urin)

E. Penyebaran
Penyebaran HPV dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : letak geografis,
genetik, status sosial ekonomi rendah, nutrisi, sistem imun alami, banyak pasangan
seks, usia, dan rokok (nikotin). Tipe yang paling umum dijumpai justru yang paling
berbahaya, yakni 16 dan 18. Tipe 16 biasa ditemukan di wilayah seperti Eropa,
Amerika Serikat, dan wilayah lainnya. Sementara tipe 18 lebih banyak ditemukan
di Asia.

F. Penularan HPV
HPV tidak hanya tertular melalui pertukaran cairan tubuh (terutama malalui
hubungan seks, pertukaran jarum suntik untuk digunakan bersama,dll) tetapi juga
lewat penggunaan barang secara bersama (handuk, sprei, dll), sentuhan (apabila
ada kutil di badan), melalui ciuman (bila HPV sudah menyebabkan gangguan pada
mulut), serta kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan tubuh (terutama
daerah sekitar organ kelamin).
Oleh karenanya bukan tidak mungkin seseorang terinfeksi HPV jauh
sebelum ia melakukan hubungan seks pertamakalinya. Namun pada umumnya
penularan HPV terjadi melalui kontak seksual (umur 15 hingga 49 tahun), tetapi
tidak seorang dokter pun dapat memperkirakan kapan infeksi itu terjadi.
Kebanyakan infeksi HPV juga dapat mengalami remisi setelah beberapa tahun.
Beberapa di antaranya bahkan akan menetap dengan atau tanpa menyebabkan
abnormalitas pada sel.
Untuk menemukan HPV, dokter mencari displasia atau kutil kelamin. Oleh
karenanya jika tampak adanya kutil maka segeralah memeriksakan diri sehingga
dokter dapat memeriksanya sedangkan perubahan pada leher rahim dapat diperiksa
atau diketahui dengan melakukan tes Pap. Walaupun Pap smear dapat
menyembuhkan kanker rahim, tidak berarti bahwa seseorang dapat terbebas begitu
saja. Orang yang pernah terinfeksi HPV harus rutin melakukan Pap smear karena
virus ini dapat sewaktu-waktu kembali tanpa disadari.

G. Pengobatan
Sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun
karena adanya sistem kekebalan tubuh alami. Namun demikian infeksi menetap yang
disebabkan oleh tipe-tipe HPV resiko tinggi seperti tipe 16 atau 18 akan mengarah
pada kanker serviks. Kanker serviks mulai berkembang ketika sel-sel abnormal pada
dinding serviks mulai memperbanyak diri tanpa terkontrol dan membentuk sebuah
benjolan yang disebut tumor.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan langsung untuk infeksi HPV. Sistem
kekebalan tubuh dapat “memberantas” infeksi HPV, namun orang tersebut dapat
kembali tertular lagi. Bagi beberapa wanita dengan infeksi HPV pada leher rahim
menjadi resisten terhadap obat-obat di atas oleh karenanya pengobatannya
(pengambilan displasia dan kutil) dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Membakarnya dengan jarum listrik (kauterusasi listrik) atau laser
b. Membekukannya dengan Nitrogen cair
c. Memotongnya secara bedah
d. Mengobatinya dengan zat kimia
Pengobatan lain yang kurang lazim untuk kutil adalah obat 5-FU (5-
fluorourasil) dan interferon alfa. 5-FU berbentuk krim. Suatu obat baru, yaitu
imikuimod, disetujui di AS untuk mengobati kutil kelamin. Sidofoyir yang
aslinya dikembangkan untuk mengobati virus Sitomegalia (CMV) mungkin
juga dapat membantu memerangi HPV. Infeksi HPV dapat bertahan lama
terutama pada orang HIV-positif. Oleh karena displasia dan kutil dapat
kambuh maka, penyakit sebaiknya diobati sesegera mungkin mengurangi
kemungkinan penyebaran atau kambuh.

Pengobatan pada kanker mulut rahim ada tiga, yaitu operasi,


penyinaran (radiasi), dan kemoterapi. Masing-masing terapi dilakukan dokter
menurut stadium kanker yang dialami pasien dan dengan pertimbangan kaidah
dan risiko bagi pasien. Stadium O atau disebut juga lesi prakanker sangat
mudah diobati dengan tindakan lokal. Selanjutnya stadium 1, dibagi A dan B,
pilihan pengobatan dengan operasi. Stadium 2A masih dioperasi, tetapi
stadium 2B tidak lagi dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantu
kemoterapi. Stadium 3 dan 4 adalah stadium lanjut, dibagi juga A dan B,
biasanya radiasi dibantu kemoterapi.

Sebanyak 20 % kutil akan hilang/ sembuh dengan sendirinya tanpa


pengobatan. Pengobatan dapat memindah/ mangangkat kutil atau sel abnormal
tetapi tidak melindungi/ menyembuhkan dari virus yang telah ada dalam tubuh
kita. Obat seperti Podophyllin, Asam tricloroasetat atau krim Aldara hanya
dapat menyembuhkan kutil yang terdapat di permukaan kulit saja. Penggunaan
obat-obatan ini sebanyak satu atau dua kali seminggu dapat membantu
menghilangkan 60% kutil yang ada.

H. Pencegahan
Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi
HPV. Orang yang tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV pun tetap
dapat menularkan infeksinya (sebagai karier). Penecegahan yang dapat dilakukan
seperti :
a. Gunakan kondom
b. Jangan merokok
c. Jangan berganti-ganti pasangan seks, satu lebih baik
d. Lakukan tes pap minimal setahun sekali

Namun demikian, kondom tidak dapat mencegah penularan HPV


secara keseluruhan karena virus ini dapat menular melalui hubungan langsung
dengan daerah kulit yang terinfeksi yang tidak diliputi oleh kondom. Laki-laki
dan perempuan yang aktif secara seksual mungkin sebaiknya melakukan tes
Pap secara berkala pada Vagina dan/ atau dubur untuk mencari sel yang
abnormal atau tanda awal kutil. Hasil positif dapat ditindaklanjuti untuk
mengetahui apakah pengobatan dibutuhkan.

I. Diagnosa
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul Menurut NANDA (2015-2017),
kemungkinan masalah yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal
3. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi

J. Intervensi

Diagnosa Noc Nic


Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan a. Gunakan pendekatan
dengan status kesehatan keperawatan, pasien yang tenang dan
menurun mampu mengontrol meyakinkan
kecemasan dengan kriteria b. Jelaskan semua
Defenisi : perasaan tidak hasil : prosedur termasuk
nyaman atau kekhawatiran a. Mengurangi penyebab sensai yang akan
yang samar disertai kecemasan dirasakan yang mungkin
respons otonom (sumber b. Menggunakan strategi dialami pasien selama
sering kali tidak spesifik koping yang efektif prosedur
atau tidk diketahui oleh c. Menggunakan teknik c. Berikan informasi
individu) perasaan takut relaksasi faktual terkait diagnosis,
yang disebabkan oleh d. Mempertahankan perawatan, dan
antisipasi terhadap bahaya. hubungan sosial prognosis
Hal ini merupakan isyarat e. Mempertahankan tidur d. Dorong keluarga untuk
kewaspadaan yang adekuat mendampingi pasien
f. Mengendalikan respon dengan cara yang tepat
memperingatkan individu
kecemasan e. Puji/kuatkan perilaku
akan adanya bahaya dan
yang baik secara tepat
memampukan individu
f. Bantu pasien
untuk tidak menghadapi
mengidentifikasikan
ancaman
situasi yang memicu
kecemasan
g. Bantu pasien dalam
Batasan Karakteristik :
mengidentifikasi tujuan
a. Agitasi
jangka pendek dan
b. Gelisah
jangka panjang
c. Gerakan ekstra
h. Berikan penilaian
d. Insomnia
(kemampuan)
e. Kontak mata buruk
penyesuaian pasien
f. Melihat sepintas
terhadap perubahan-
g. Mengekspresikan
perubahan dalam citra
kekhawatiran karena
tubuh sesuai dengan
perubahan dalam
indikasi
peristiwa hidup
i. Berikan penilaian
h. Penurunan
mengenai dampak dari
produktivitas Perilaku
situasi kehidupan pasien
mengintai
terhadap peran dan
i. Tampak waspada
hubungan

Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan a. Kaji status fisiologis


berhubungan dengan keperawatan, pasien pasien yang
agens farmaseutikal mampu mempertahankan menyebabkan
keseimbangan secara kekelahan sesuai
Defenisi : keterbatasan mandiri dengan kriteria dengan konteks usia
dalam gerakan fisik atau hasil : dan perkembangan
satu atau lebih ekstermitas a. Keseimbangan gerakan b. Anjurkan pasien untuk
secara mandiri dan terarah. b. Mempertahankan mengungkapkan
keseimbangan ketika perasaan secara verbal
berdiri mengenai keterbatasan
b. Mempertahankan yang dialami
Batasan Karakteristik :
keseimbangan ketika c. Tentukan persepsi
a. Ketidaknyamanan
berjalan pasien atau orang
b. Kesulitan membolak-
terdekat dengan pasien
balik posisi
mengenai penyebab
c. Gerakan lambat
kelelahan
d. Perbaiki defisit status
pisiologis (misalnya,
kemoterapi yang
menyebabkan anemia)
sebagai prioritas
pertama
e. Monitor intake/asupan
nutrisi untuk
mengetahui sumber
energi yang adekuat
f. Monitor waktu dan
lama istirahat pasien
g. Kurangi
ketidaknyamanan fisik
yang dialami pasien
yang bisa
mempengaruhi fungsi
kognitif, pemnatauan
diri dan pengaturan
aktivitas pasien
h. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
kegiatan rumah yang
bisa dilakukan oleh
keluarga dan teman
dirumah untuk
mencegah/mengatasi
kelelahan
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan a. Bersihkan lingkungan
berhubungan dengan keperawatan, pasien dengan baik setelah
imunosupresi mampu mengontrol resiko dilakukan untuk setiap
proses infeksi dengan pasien
Defenisi : rentan kriteria hasil : b. Batasi jumlah
mengalami invasi dan a. Mengidentifikasi pengunjung
multiplikasi organisme faktor resiko infeksi c. Ajarkan cara cuci
patogenik yang dapat b. Mengenali faktor tangan bagi tenaga
mengganggu kesehatan resiko individu terkait kesehatan
infeksi d. Anjurkan pasien
Batasan Karakteristik : c. Mengetahui perilaku mengenai teknik
a. kurang pengetahuan yang berhubungan mencuci tangan
untuk menghindari dengan resiko infeksi dengan tepat
pemajanan d. Mengidentifikasi tanda e. Anjurkan pengunjung
b. malnutrisi dan gejala infeksi untuk mencuci tangan
c. gangguan integritas e. Memonitor perilaku pada saat memasuki
kulit diri yang berhubungan dan meninggalkan
d. prosedur invasif dengan resiko infeksi ruangan pasien
e. perubahan pH sekresi b. 6) Memonitor faktor di f. Gunakan sabun
lingkungan yang antimikroba
berhubungan dengan g. Cuci tangan sebelum
resiko infeksi dan sesudah kegiatan
perawatan pasien
h. Lakukan tindakan-
tindakan pencegahan
yang bersifat universal
i. Pakai sarung tangan
steril dengan tepat
j. Pastikan teknik
perawatan luka yang
tepat
k. Berikan terapi
antibiotik yang sesuai
l. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala
infeksi
m. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
bagaimana
menghindari infeksi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Human Papilloma Virus (HPV) adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang
berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia)
dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher
rahim atau dubur.
HPV tidak hanya tertular melalui pertukaran cairan tubuh (terutama malalui
hubungan seks, pertukaran jarum suntik untuk digunakan bersama,dll) tetapi juga lewat
penggunaan barang secara bersama (handuk, sprei, dll), sentuhan (apabila ada kutil di
badan), melalui ciuman (bila HPV sudah menyebabkan gangguan pada mulut), serta
kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan tubuh (terutama daerah sekitar organ
kelamin).

B. Saran
Untuk mahasiswa agar menghetahui bahwa penyakit kanker serviks yang
disebabkan oleh HPV sangat berbahaya, sehingga kami menyarankan agar berhati hati
dengan pergaulan bebas yang berkelanjutan dengan seks bebas. pencegahan penyakit
yang disebabkan oleh HPV ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan
serologis dan pengobatan penderita. Dan apabila terjadi dalam informasi data serta
penulisan makalah ini ada kesalahan kami mohon maaf dan berikan kami saran atau
kritikannya.

15

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, “Human Papilloma Virus ( HPV

Jawetz, Melnick, 1995, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Ed. 16, EGC, Jakarta

Yogasmara, Erryga dan Lestari, Puji. 2010. Panduan Praktis Hidup Sehat bagi Seluruh
Anggota Keluarga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Izza Kusuawardani, Noer. 2011.
Kanker Serviks Vs.Vaksinasi HPV.

Andrijono. 2007. Vaksinasi HPV Merupakan Pencegahan Primer Kanker Serviks. Majalah
Kedokteran Indonesia , Volum: 57, Nomor: 5.

Anda mungkin juga menyukai