Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 2, 2019, ISSN: 2622-0520
Abstrak
Hand hygiene pada tenaga kesehatan merupakan hal paling penting untuk mencegah penyebaran
infeksi nosokomial. Penelitian ini adalah jenis metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran penerapan standar prosedur operasional (SPO) hand hygiene pada tenaga kesehatan di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar dengan total sampel sebanyak 85 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kapatuhan penerapan hand hygiene pada tenaga kesehatan sebelum kontak
dengan pasien yaitu sebanyak 85 orang (100%), sebelum melakukan tindakan aseptik yaitu sebanyak 58
orang (68,2%), setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien yaitu sebanyak 82 orang (96,5%), setelah
kontak dengan pasien yaitu sebanyak 81 orang (95,3%), setelah kontak dengan lingkungan pasien yaitu
sebanyak 82 orang (96,5%). Peneliti menyimpulkan bahwa masih rendahnya angka kepatuhan tenaga
kesehatan dibeberapa momen hand hygiene di masing-masing unit kerja instalasi rawat inap pada
penerapan hand hygiene dengan handwash maupun hand hygiene dengan handrub
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),
78
26-27 Juli 2019
Prosiding Seminar Nasional 2019
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 2, 2019, ISSN: 2622-0520
Pada tahun 2009, WHO mencetuskan inap Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
global patient safety challenge dengan clean care tahun 2018.5
is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi
penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan
dengan five moments for hand hygiene. Five METODE PENELITIAN
moments for hand hygiene adalah 5 momen Penelitian ini merupakan penelitian
krusial mencuci tangan pada petugas kesehatan deskriptif bertujuan mendapatkan suatu gambaran
untuk mengoptimalkan kebersihan tangan dengan yang realistis dan obyektif dari suatu kondisi
mencuci tangan disaat: sebelum kontak dengan tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan
pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, kuantitatif yang dilakukan dengan menyebar
setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien kuesioner dan observasi langsung.
yang berisiko, setelah kontak dengan pasien, dan Populasi target dari penelitian ini yaitu
setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien tenaga kesehatan yang bertugas di instalasi rawat
(WHO, 2009). Five moments for hand hygiene ini inap Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid
sangat penting dilakukan diantaranya sebelum Makassar. Adapun jumlah populasi sebanyak 85
kontak dengan pasien penting dilakukan guna orang. Teknik yang digunakan dalam
melindungi pasien dari kuman yang kita bawa dari pengambilan jumlah sampel yaitu total sampling.
luar, sedangkan sebelum melakukan tindakan Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga
aseptik, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh kesehatan yang bertugas di instalasi rawat inap
pasien yang berisiko, setelah kontak dengan Rumah Sakit Tadjuddin Chalid Makassar yang
pasien, dan setelah bersentuhan dengan berinteraksi langsung dengan pasien dan
lingkungan pasien juga penting dilakukan guna berpotensi sebagai perantara dalam kejadian
melindungi diri kita dan lingkungan agar terhindar infeksi rumah sakit yaitu sebanyak 85 orang.
dari kuman.3 Pengumpulan data dilakukan dengan cara
Pada penelitian yang dilakukan oleh Indah menggabungkan dari berbagai teknik
Lestari N di RSUP Adam Malik Medan pada pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
tahun 2014 didapatkan hasil bahwa sebesar (observasi, dokumentasi dan penyebaran
37,21% kepatuhan petugas kesehatan pada kuisioner). Pengolahan data dilakukan dengan
momen sebelum kontak dengan pasien, 30,47% data dari lapangan dikumpulkan, kemudian
sebelum tindakan aseptik, 46,53% setelah terpapar diperiksa, dan diteliti kelengkapannya, serta
cairan tubuh pasien yang berisiko, 45,60% setelah diolah menggunakan software SPSS.
kontak dengan pasien dan 21,27% setelah
menyentuh lingkungan sekitar pasien (Indah
Lestari N, 2014).4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data satu tahun terakhir yang Karakteristik Umum Responden
dilaporkan oleh komite Pencegahan dan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) di distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di
Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Tadjuddin
ditemukan kasus infeksi rumah sakit jenis plebitis Chalid Kota Makassar Tahun 2018 yang tertinggi
pada tahun 2017 sebanyak 12 orang. Dari hasil adalah perempuan yaitu sebanyak 74 orang
observasi yang telah dilakukan terhadap 8 orang (87,1%) dan terendah adalah laki-laki yaitu
tenaga kesehatan di instalasi rawat inap terdapat 6 sebanyak 11 orang (12,9%).
orang tenaga kesehatan yang melakukan cuci Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
tangan sebelum kontak langsung dengan pasien, 3 distribusi responden berdasarkan profesi di
orang tenaga kesehatan yang melakukan cuci Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Tadjuddin
tangan setelah bersentuhan denan cairan tubuh Chalid Kota Makassar Tahun 2018 adalah dokter
pasien yang beresiko, 8 orang tenaga kesehatan sebanyak 11 orang (12,9%), perawat sebanyak 74
yang melakukan cuci tangan setelah kontak orang (87,1%) dan bidan 15 orang (17,6%).
dengan pasien. Karena rendahnya angka Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
kepatuhan five moment for hand hygiene pada distrubusi responden berdasarkan unit perawatan
tenaga kesehatan, maka peneliti merasa perlu di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr.
untuk meneliti tentang gambaran penerapan Tadjuddin Chalid Kota Makassar Tahun 2018
Standar Prosedur Operasional (SPO) hand yang tertinggi adalah mawar yaitu sebanyak 20
hygiene pada tenaga kesehatan di instalasi rawat orang (23,5%) dan terendah adalah anggrek yaitu
sebanyak 8 orang (9,4%).
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),
79
26-27 Juli 2019
Prosiding Seminar Nasional 2019
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 2, 2019, ISSN: 2622-0520
cuci tangan yang dilakukan petugas kesehatan Tabel 3. Distribusi Responden yang mengikuti
sebelum melakukan tindakan aseptic sebesar SOP Berdasarkan Setelah Kontak
69,5%, hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan Dengan Pasien di Rawat Inap
petugas kesehatan masih rendah. Adapun alasan Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid
ditemukan peneliti Kota Makassar
Bahwa sebelum melakukan tindakan aseptik
perawat dan bidan biasanya mengabaikan cuci Setelah Kontak Dengan
N %
tangan sebelum dan sesudah menggunakan sarung Pasien
tangan karena mereka beranggapan bahwa dengan Patuh 81 95.3
menggunakan sarung tangan maka tangan mereka Tidak Patuh 4 4.7
akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, Total 85 100
serta pemakaian sarung tangan yang berulang dari Sumber: Data Primer
satu pasien ke pasien lainnya dimana jika hal ini Hasil penelitian menunjukkan terdapat
terjadi akan membahayakan pasien. 95.3% tenaga kesehatan mengikuti prosedur SOP.
Pada indikasi sebelum melakukan tindakan Artinya tingkat kepatuhan dalam penerapan SOP
aseptik tenaga kesehatan selalu menggunakan hand higiene setelah kontak dengan pasien sudah
sarung tangan dan tidak melakukan cuci tangan bagus.
sebelum menggunakan sarung tangan, hal ini bila
dikaitkan dengan alasan mengapa tidak mencuci Setelah Kontak Dengan Lingkungan Pasien
tangan sejalan dengan pendapat Alvarado (2000) Setelah bersentuhan dengan lingkungan
yang dikutip oleh Tietjen (2004) mengenai sekitar dalam penelitian ini adalah membersihkan
“mengapa tenaga kesehatan tidak mencuci tangan kedua tangan dengan cara cuci tangan setelah
mereka” salah satu alasannya adalah tindakan cuci kontak dengan furniture yang ada di lingkungan
tangan tidak perlu ketika sarung tangan dipakai. sekitar pasien. Ketidakpatuhan yang terjadi
Bagaimanapun, sarung tangan tidak memberikan dikarenakan tenaga kesehatan menganggap tidak
perlindungan penuh terhadap kontaminasi tangan adanya kuman berbahaya karena tidak menyentuh
dan sarung tangan tidak dapat menggantikan pasien ataupun terkena cairan tubuh pasien.
perlunya cuci tangan, maka tenaga kesehatan Padahal kuman juga melekat di lingkungan pasien
harus mencuci tangan sebelum memakai sarung seperti tempat tidur, laken, tiang infus, linen
tangan dan sesudah melepasnya (Tietjen, dkk, kotor, dsb.
2004), sarung tangan juga harus diganti untuk Tabel 4. Distribusi Responden yang
setiap pasien (Nicholls & Wilson, 2001). mengikuti SOP Berdasarkan Setelah
Kontak Dengan Lingkungan di
Rawat Inap Rumah Sakit Dr.
Setelah Kontak Dengan Pasien Tadjuddin Chalid Kota Makassar
Setelah kontak dengan pasien dalam Setelah Kontak Dengan
penelitian ini adalah membersihkan kedua tangan N %
Lingkungan
dengan cara cuci tangan setelah bersentuhan Patuh 82 96.5
dengan pasien. Adanya ketidakpatuhan cuci Tidak Patuh 3 3.5
tangan pada saat setelah kontak dengan pasien
Total 85 100
dikarenakan dokter atau tenaga kesehatan lainnya
beranggapan bahwa pada saat masuk ke kamar Sumber: Data Primer
pasien mereka hanya sekedar mengecek kondisi Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pasien saja dan tidak banyak menyentuh atau 96.5% tenaga kesehatan mengikuti penerapan
memegang barang sekitar pasien atau pasien itu prosedur SOP hand higiene berdasarkan setelah
sendiri sehingga mereka berpikir bahwa tangan kontak dengan lingkungan. Artinya kepatuhan
mereka tidak kotor dan tidak perlu untuk dicuci tenaga kesehatan sudah bagus.
dan juga adanya faktor malas untuk mencuci Dari 4 variabel yang diteliti dengan
tangan sehingga mereka tidak mencuci tangannya. peneiliatan diskriptif menggambarkan bahawa
tingkat kepetuhan yang terendah adalah sebelum
melakukan tindakan akseptic dan kepatuhan yang
tertinggi adalah 100%. sebelum kontak dengan
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),
81
26-27 Juli 2019
Prosiding Seminar Nasional 2019
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 2, 2019, ISSN: 2622-0520
pasien . Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Kesehatan Universitas Islam Negeri
Suryoputri (2011) yang memaparkan bahwa Syarif Hidayatullah: Jakarta.
kepatuhan cuci tangan terendah terjadi pada 2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
indikasi sebelum kontak dengan pasien. Pedoman Manajerial Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Dan
KESIMPULAN DAN SARAN Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
1. Penerapan hand hygiene pada tenaga Departemen Kesehatan RI; 2011.
kesehatan berdasarkan sebelum kontak 3. Baharuddin A, et al, 2018. Sociodemographic
dengan pasien yaitu sebanyak 85 orang The Characteristic Of Slum And Urban
(100%) yang mematuhi prosedur SOP Area” Custumer Behavior Depot And
2. Penerapan hand hygiene pada tenaga Identification Of Escherchia coli With
kesehatan berdasarkan sebelum melakukan RT-PCR By Gen EF-Tu . Publish at : The
tindakan aseptik yaitu sebanyak 58 orang Indian Journal Of Publish Health &
(68,2%) yang mematuhi prosedur SOP. Development (scopus) Vol 9 No 11
3. Penerapan hand hygiene pada tenaga November 2018, ISSN-0976-
kesehatan berdasarkan setelah kontak dengan 0245.Available at: http://www.ijphrd.com.
pasien yaitu sebanyak 81 orang (95,3%) sudah 4. WHO. 2009.Who Guidelines On Hand
patuh, sedangkan berdasarkan hasil observasi Hygiene In Health Care, First Global
hand hygiene dengan handwash menunjukkan Patient Safety Challenge Clean Care Is
bahwa 79 orang (92,9%) yang patuh dan hasil Safe Care.
observasi hand hygiene dengan handrub 5. Fauzia, Neila., Dkk. Kepatuhan Standar
menunjukkan bahwa 2 orang (2,4%) yang Prosedur Operasional Hand Hygiene
patuh. Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap
4. Penerapan hand hygiene pada tenaga Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran
kesehatan berdasarkan setelah kontak dengan Brawijaya. 2014; 28(1).
lingkungan yaitu 96,5% yang mematuhi 6. Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid, 2017.
prosedur SOP . Profil RS Dr. Tadjuddin Chalid 2017.
SARAN 7. Marfu’ah, Siti., & Liena, Sofiana. Analisis
Penelitian ini menyarankan pada tenaga Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene
kesehatan meningkatkan kesadaran dalam Perawat Dalam Pencegahan Infeksi
kepatuhan melakukan cuci tangan perlu Nosokomial. Jurnal Kesehatan
ditingkatkan agar pelaksanaan cuci tangan Masyarakat. 2018; 12(1).
menjadi budaya kerja yang diterapkan baik. 8. Ningsih, Shely Silfia Ratna, dkk. Gambaran
Menyadari pentingnya mencuci tangan untuk Pelaksanaan Kegiatan Kebersihan Tangan
mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial Oleh Petugas Kesehatan Di Rumah Sakit
pada pasien demi meningkatkan mutu pelayanan Dustira Cimahi. Jurnal Pendidikan
dan mengurangi masa rawat pasien yang mungkin Keperawatan Indonesia. 2017; 3(1).
bertambah bila terjadi infeksi nosokomial. 9. Baharuddin A, 2017 Kualitas Air Minum Isi
Ulang Pada Depot Di Wilayah Kerja
DAFTAR PUSTAKA Puskesmas Dahlia Kota Makassar.
1. Ferdinah, Rahfita. Gambaran Perilaku Hand Publish At hygiene Jurnal Kesehatan
Hygiene Dan Determinannya Pada lingkungan 3 (2) 62-68. . Avalaible of
Perawat Di Ruang Rawat Inap Gedung X http: //journal.uin-alauddin.ac.id
Rumah Sakit Y Jakarta Tahun 2017.
Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),
82
26-27 Juli 2019